Heru adalah seorang pengusaha berusia 36 tahun, yang cukup sukses. Walau
 sudah dikaruniai anak dan istri yang cantik, Heru masih tidak bisa 
menghilangkan kebiasaan-nya untuk bermain perempuan. 
Bginya hubungan sex dengan wanita yang berbeda memberikan kenikmatan 
yang berbeda pula. Berbagai macam hal berbau postitusi sudah sering ia 
datangi mulai dari lokalisasi, tempat pijat bahkan lewat media online. 
Dalam hubungan sex Heru memang cukup handal, tidak jarang para wanita 
penjajak seks yang justru menikmati permainan Heru. Karena Heru memang 
tidak pernah terburu-buru, dan lebih menikmati hubungan sex yang 
mengalir. Apalagi Heru memang selalu berpenampilan menarik, membuatnya 
digilai para wanita penyuka pria matang.
Saat ini Heru sedang dalam perjalanan bisnis ke luar kota bersama Pak 
Andi orang kepercayaan sekaligus karyawan paling jempolan di perusahaan 
Heru.  Pak Andi adalah pria paruh baya bertubuh gemuk dengan rambut yang
 mulai memutih.  Walaupun sudah berumur, Pak Andi juga memiliki hoby 
yang sama dengan Heru dalam hal perempuan, hal itu juga yang menjadikan 
keduanya begitu klop
Dan kali ini, keduanya tengah dalam perjalanan menaiki mobil ke luar 
kota, untuk melakukan negosiasi dengan kostumer. Tentu saja seperti 
biasa Pak Andi lah yang di tugaskan untuk mengatur masalah perempuan.
Gimana Pak selimutnya sudah siap nih
 tinggal dikirim ke hotel saja.. ujar Pak Andi yang tengah menyetir di samping Heru
Wah
 cocok kalau begitu
  atur saja
 saya terima beres saja.. 
Tapi agak mahal nih pak
.. tapi dijamin puas deh
kata maminya sih gitu Tambah Pak Andi sambil mengancungkan ibu jari
Aman
 yang penting proyek ini goal
 soal bayaran gak jadi masalah Pak.. 
Hahahah
.oke kalau begitu.. nanti saya hubungi lagi maminya
  Balas pria paruhbaya berperut buncit tersebut.
Ternyata perjalanan cukup lancar, tepat sebelum makan siang mereka pun 
sudah sampai di tujuan.  Sambil makan siang dengan santai mereka pun 
mulai melakukan negosiasi dengan kostumer.  Dan seperti yang sudah 
diperkirakan sebelumnya, negosiasi pun berjalan dengan mulus.
Setelah menyerahkan beberapa kelengkapan dokumen. Kedua rekan tersebut  
pun bergegas ke hotel yang sudah dibooking sebelumnya. Setelah sampai di
 kamar masing-masing Heru pun segera mandi dan berganti dengan pakaian 
yang lebih santai. aku pun untuk mengabari istrinya sambil membaca 
email. Dan tak lama kemudian bel kamar pun berbunyi.
Dari kaca intip pintu terlihat Pak Andi tengah berdiri di balik pintu.  
Dengan cepat Heru pun membukakan pintu untuknya, dan melihat dua remaja 
yang terlihat masih sangat belia berdiri di samping Pak Andi.
Pak
 ini sudah datang
 
Heru pun  sempat syok saat melihat dua remaja berwajah imut tersebut, 
dapat ia perkirakan usia mereka yang masih kurang dari 16 tahun.  
Cindy..Om.. 
Nina.. 
Mereka  pun berkenalan,Gila sungguh gila.. aku sama sekali belum pernah
 merasakan wanita semuda mereka Batin Heru bersemangat saat ia 
merasakan lembutnya tangan keduanya ketika bersalaman.
Silahkan di pilih Pak
 biar Pak bos yang milih. 
 Saya sisanya saja
.heee Ujar Pak Andi sambil mengelus perut buncitnya.
Heru pun langsung  dihadapkan dengan pilihan sulit.  Si cantik Cindy 
dengan penampilan yang lebih dewasa karena memakai make up dan baju yang
 lebih menantang dan terbuka, memperlihatkan kemulusan kulit putihnya. 
Sedangkan yang satunya Nina, dengan penampilan lebih kalem dan manis.  
Dan dari penampilannya pasti tidak ada yang mengira kalau dia adalah 
wanita panggilan.  Tubuhnya lebih imut, dan payudaranya terlihat 
menggemaskan dibalik kaus yang ia kenakan.
Jangan bengong Pak
 atau mau dua-duanya saja.. ? saya mah gampang
 Ujar Pak Andi cengengesan.
Jujur saja ke imutan Nina yang sangat manis, langsung mencuri perhatian 
Heru. Namun ia takut kalau Nina akan bersikap pasif,  dibandingkan Cindy
 yang terlihat lebih centil.  Berkali-kali pria beranak dua tersebut 
menatap sekujur tubuh dua remaja belia di depannya. Ini benar-benar 
pilihan yang sulit untuk Heru. 
Okeh aku pilih Nina.. Ucap Heru yang semakin penasaran dengan remaja manis tersebut.
Nah
 gitu aja lama
 Ayo Cindy sayang.. Ujar Pak Andi Sambil 
cengengesan dan  langsung merangkul Cindy lalu memboyongnnya masuk ke 
kamar sebelah, meninggalkan Heru dan Nina.
Ayo kita masuk.. Ajak Heru kepada Nina yang masih terlihat canggung.
Sesampainya di dalam kamar hotel, Heru pun mempersilahkan Nina untuk 
duduk di pinggir tempat tidur dan memberikannya sekaleng softdrink 
dingin.
Sudah makan..? Tanya Heru ikut duduk di samping nina dan mencoba membuka obrolan.
Sudah
 Jawab Nina yang tertunduk sambil memegangi kaleng softdrink yang masih tersegel.
Heru pun tersenyum, melihat Nina yang yang terlihat canggung. Apes
 gue
 udah tau bakalan gini jadinya kalau pilih yang innocent, tapi masih aja
 gue ulangin, aduhh Maki Heru mengutuk kebiasaan dirinya. 
Udah gak usah takut, kamu santai-santai saja di sini sampai besok, Om 
lagi males gituan kok.. Om cuman nemenin temen Om yang tadi aja
 Ujar 
Heru patah semangat dan mulai kembali sibuk dengan laptopnya.
Heru memang bukanlah tipe hidung belang yang suka memaksakan kehendak. 
Dia tidak menginginkan permainan sex yang searah. Walau ke imutan Nina 
sungguh membuat birahinya berkobar-kobar saat ini.
Ma..maksud Om..? Tanya Nina yang paham maksud Heru.
Udah
 Om lagi males maen
 tenang saja
 Om gak akan lapor mami kamu..
Tapi Om udah bayar
 Nina mau kok
 maaf nina masih baru jadi masih 
bingung mau gimana..  Om mau sekarang? Nina mandi dulu deh yah.. Ujar 
remaja imut tersebut kelabakan dan merasa tidak enak hati kepada sikap 
baik pria yang telah menyewanya.
Hhaha
 udah-udah jangan ketakutan gitu
 sini duduk temenin Om kerja aja
 yah?  Ujar Heru sambil memberikan tanda agar Nina duduk di 
pangkuannya.
Dengan wajah bingung remaja mungil tersebut pun menghampiri Heru dan 
duduk dipangkuan pria bertubuh besar dan tegap tersebut. Kerja yah Om?
 Tanya Nina polos sambil mengintip monitor laptop.
Iya
 kamu umur berapa? Tanya Heru yang mulai kehilangan kosentrasi karena aroma tubuh remaja belia dipangkuannya.
15 tahun Om.. Jawab Nina.
Pantes masih imut banget
  Kamu sekolah? Ujar Heru mulai meletakan 
laptop di atas kasur dan mulai mencari celah terhadap remaja belia di 
pangkuannya.
Iya
 SMP.. 
Orang tua kamu tau kamu di sini? Tambah Heru mulai mengelus lembut paha Nina yang masih mengenakan celana jeans ketat.
Papah udah meninggal Om.. Mamah Nina jadi TKW ke ******  Jawab Nina polos
Oh
 Papah kamu sakit? 
Iya Om.. aku juga belum pernah ngeliat papah, soalnya papah meninggal pas Nina bayi Jawab Nina murung.
Heru pun mengambil kesempatan untuk mengusap pipi lembut remaja belia 
tesebut. maafin Om yah.. kamu jadi ingat papah kamu
 Hibur Heru 
Iya gak apa-apa
 Jawab Nina sambil mengangguk dengan imutnya, membuat 
Heru semakin harus berusaha sabar menahan birahi yang kian bergegejolak.
Hmm
 kamu masih baru yah nemenin orang kaya gini?  
Iya Om
 jadi aku masih bingung mau ngapain
 biasanya sih langsung aja mereka minta main
 Jawab remaja tersebut polos.
masih malu yah
? Hee ledek Heru sambil mencolek pipi Nina.
Nina pun mengangguk, dan merasakan sesuatu mulai mengeras dan mulai 
menyundul-nyundul pantatnya yang berada di pangkuan Heru. Walau Heru 
berusaha bertahan bagaimanapun, lembutnya pantat Nina yang sedari tadi 
menekan selangkangan Heru, membuat penis Heru mulai bereaksi.
Om
 itunya berdiri yah? Tanya Nina dengan polosnya.
Eh
Iya maaf
 gak apa-apa kan? Ujar Heru mulai melingkarkan tangannya di tubuh mungil Nina.
Gak apa-apa kok
 Om mau sekarang? Jawab Nina yang hendak bangkit dari pangkuan Heru.
Dengan sigap Heru pun menahan tubuh Nina agar tetap di pangkuannya Tadi kan Om bilang lagi belum mau..
Tapi punya Om udah keras nih.. Ucap Nina lugu sambil 
menggoyang-goyangkan pantatnya untuk memastikan apa yang sedari tadi 
menyundul-nyundul pantatnya.
Kamu udah pinter nih kayanya
 Ledek Heru..
Ih apaan sih Om.. Balas Nina sambil menepuk pelan tangan kekar Heru yang melingkar di perutnya.
Hahahaha
 jangan malu-malu kalo sama om
 ini nya udah sering di masukin
 yah? Ujar Heru sambil mengelus selangkangan Nina dari luar celana 
jeans.
Iiiiihh
 Om mulai resek deh
 Ujar Nina sambil menepuk tangan Heru yang
 mengusap selangkangannya, tanpa berani menyingkirkan tangan tersebut.
Emang kamu gak suka memeknya di masukin kontol? Bisik Heru yang mulai berkata fulgar sambil terus mengusap selangkangan Nina.
Sakit tau Om
 malah kadang sampai seminggu punya aku perihnya gak 
ilang-ilang Ujar Nina polos, membuat Heru membayangkan lubang vagina 
Nina yang sempit dimasuki penis-penis para pelanggannya. Bahkan ada 
sedikit penyesalan karena tidak sempat mencicipi keperawanan Nina.
Perlahan-lahan tangan Heru pun mulai mengelus payudara mungil Nina yang 
masih tertutup kaos dan Bh. berarti Ininya juga udah sering di pegang 
cowok dong? Tanya Heru membuat wajah Nina mulai berubah merah padam.
I..iya
 Om..  bukan di pegang lagi, tapi diremes sama diisep
 sakit 
banget.. mereka suka ngeremes nenen aku seenaknya aja
 Ucap Nina dengan
 ekspesi menggemaskan, seperti sedang mengadukan suatu hal kepada orang 
tuanya. Hal tersebut trentu saja membuat Heru tidak kuasa menahan 
biarahinya. Elusan tangan Heru mulai berubah menjadi remasan lembut di 
payudara mungil Nina.  Sedangkan remaja belia tersebut hanya terdiam 
sambil menatap kedua payudaranya yang sedang diremas oleh tangan Heru.
Harum tubuh Nina yang khas, membuat Heru mulai menciumi leher Nina. 
Membuat Remaja mungil tersebut, bergidik menahan geli akibat kumis Heru 
yang menusuk-nusuk kulit lehernya.
Heru yang semakin terbawa hawa nafsu untuk menikmati tubuh mungil 
tersebut, mulai memposisikan tubuh Nina agar terlentang di atas kasur. 
Dipandanginya wajah polos Nina sekali lagi. Sayang
 Om gak tahan
 kita 
main sekarang yuk? Tanya Heru lembut.
Nina pun hanya mengangguk kecil menatap wajah pria bertubuh besar yang 
kini siap meniban tubuhnya. Dan tanpa menunggu lagi Heru mulai 
mendekatkan wajahnya dan mulai melumat bibir mungil Nina. Walaupun Nina 
belum bisa mengimpangi ciuman Heru, namun wangi nafas dari mulut Nina 
membuat Heru begitu terbuai.
Setelah cukup lama melumat bibir lembut remaja belia tersebut, Heru pun 
menarik kepalanya dan kembali menatap wajah Nina yang terlihat pasrah 
dengan bibir yang belepotan air liur Heru. Kamu buka baju dulu yah 
sayang? 
Setelah Nina kembali mengangguk pasrah, Heru  pun mulai membantu remaja 
belia tersebut melepaskan kaos dan celana jeans yang ia kenakan. Kini 
tinggalah sebuah BH dan celana dalam bermotif lucu yang menutupi tubuh 
setengah telanjang Nina.
Sembari membiarkan Nina sibuk membuka BH kecil yang ia kenakan, Heru pun
 menikmati menatap tubuh belia Nina yang  mulus tanpa cacat sedikitpun.
URL=http://imgbox.com/fwwHJ6cL]
![[IMG]](https://www.gambar123.com/mantap_53335.jsp?id=7e7fd25536aHR0cDovLzEudC5pbWdib3guY29tL2Z3d0hKNmNMLmpwZw%3D%3D&hash=9d9c0e5534de8fd83afaaa5b6769251a5effbf32)
[/URL]
Dan akhirnya terpampanglah payudara Nina yang masih imut dengan putting 
yang masih mungil khas remaja belia. Belum sempat Nina melepaskan celana
 dalamnya, Heru langsung menyerang dengan meremasnya dan menghisap gemas
 putting mungil Nina. Membuat Nina meringis kesakitan karena remasan dan
 isapan Heru yang kasar. Akkhh
.. issshhh
 Rintih Nina sambil meremas 
kasur, menahan rasa sakit di payudaranya. Karena sesekali gigi Heru 
mengigit gemas putting mungilnya. 
Eh.. maaf sayang
 sakit yah..? Heru pun menghentikan aksinya dan menatap wajah Nina yang meringis kesakitan.
I..ya
 dikit.. tapi gak apa-apa kok Om aku udah biasa..  Balas Nina tidak ingin Pria dihadapannya kecewa.
Maaf sayang
 tadi Om gemes.. Sakit banget yah..? Tanya Heru sambil mengusap lembut putting Nina dengan telunjuknya.
Belum sempat Nina membalas ucapan Heru, bibir mungil Nina kembali 
dilumat Heru dengan ganas. Kembali tangan Heru mulai bermain dengan 
payudara Nina, namun kali ini remasan Heru lebih lembut.  Membuat Nina 
kembali terbujur pasrah menerima lumatan bibir Heru dan remasan yang 
diselingi usapan di putting payudaranya.
Tangan Heru yang satunya pun tidak tinggal diam, perlahan lahan tangan 
tersebut mulai membelai perut rata Nina dan terus turun ke arah 
selangkangan Nina yang masih tertutup celana dalam.
Dengan lihai tangan Heru mulai menyusup ke dalam celana dalam Nina. Dan 
Sett
 tiba-tiba Heru menghentika semua aksinya. Ke..kenapa Om? Tanya 
Nina heran dengan Heru yang tiba-tiba menghentikan cumbuannya.
Sayang
 kecil-kecil ternyata jembut kamu lebat juga yah.. Ledek Heru.
Iiih
Malu tau.. Rengek Nina sambil tangan mungilnya memukul pelan dada bidang Heru.
Dengan cepat Heru pun langsung bangkit dan duduk di hadapan selangkangan
 Nina. Membuat Nina menjadi kebingungan. Om mau ngapain? Tanya Nina 
polos.
Tanpa menjawab pertanyaan Nina, Heru mulai meraih pinggir celana dalam 
Nina dan mulai melorotkannya. Perlahan namun pasti bulu-bulu kehitaman 
mulai mengintip dari balik celana dalam yang diloloskan Heru dengan 
perlahan. Om
 jangan kaget yah bulu itu aku gondrong  Jerit Nina 
sambil menutup wajahnya dengan tangan untuk menahan rasa malu. 
Heru pun terpesona ketika celana dalam Nina yang terlepas, 
memperlihatkan sebuah vagina yang gemuk dengan bulu kemaluan yang cukup 
lebat. Om
 ja
jangan  jijik
  Ucap Nina panik ketika Heru mulai 
membenamkan wajahnya di selangkangan Nina yang mengangkang.
Awhh
. Om
.Jorok tau
. Awhh
.gelii
 memek Nina geli.. wajah Panik Nina
 perlahan berubah menjadi desahan ketika lidah Heru mulai bermain di 
vaginanya.
Vagina Nina ternyata memang sangat rapat, bahkan Heru yang hendak 
menjilat klitoris Nina, membutuhkan bantuan kedua tangannya untuk 
membuka bibir vagina Nina yang gemuk.
Semenara Nina, terus menggeliat merasakan rasa yang bercampur di 
vaginanya, antara rasa geli, ngilu, dan juga nikmat. Vagina mungilnya 
pun semakin basah, dan semakin beraroma menggairahkan.
Setelah puas menjilati vagina mungil Nina, Heru pun sudah tidak kuasa 
lagi menahan hasrat untuk merasakan vagina tersebut menjepit penisnya. 
Denan cepat Heru langsung membuka celananya, membuat penis besarnya yang
 sudah ereksi maksimal mengacung kearah selangkangan Nina. 
Om
 tititnya gede banget
 jerit Nina ketakutan. Nina  memang belum 
pernah melihat penis sebesar dan sepanjang milik Heru. Membuatnya 
khawatir kalau penis tersebut tidak akan muat di vaginanya yang mungil.
Tahan yah sayang
 Om pelan-pelan kok.. Bujuk Heru yang mulai mengarahkan kepala penisnya ke bibir vagina Nina.
Om
Om
. Muat gak?... punya Om gede banget.. Ujar Nina ketakutan saat 
merasakan kepala penis Heru yang besar mulai menyentuh bibir vaginanya.
Sebenarnya, Heru pun tidak yakin kalau penis besarnya akan bisa masuk ke
 lubang vagina Nina yang terlihat sangat mungil dan rapat. Namun rasa 
penasaran dan birahi sudah menguasainya. Dengan perlahan Heru mulai 
menggerakan pinggulnya dan kepala Penisnya mulai mendesak bibir vagina 
Nina yang gemuk. 
Om
Om..pelan pelan
Awwhh
.  Jerit Nina ketika merasakan sesuatu yang besar tengah berusaha merobek vaginanya.
Tahan sedikit yah
ini sudah mau masuk kok
 Ujar Heru terus berusaha memaksakan penis besarnya menerobos vagina Nina.
Ternyata memang sulit, bahkan dalam keadaan sudah basah. Dan dengan 
penis yang sudah sangat mengeras. Heru merasa kesulitan menembus bibir 
vagina Nina. Awh
 Awhh
.Om
. Sak
.sakiit
Awwhh Jerit Nina ketika 
kepala penis Heru mulai masuk ke dalam lubang vaginanya.
Heru berusaha menahan birahi dan memasukan penisnya secara perlahan. 
Erangan dan jeritan Nina mengiringi kepala penis Heru yang mulai 
tertelan lubang sempit Nina yang terasa seret dan hangat.
Walau terus memaksa masuk, penis Heru seperti tertahan oleh dinding 
vagina Nina yang sangat sempit. Semakin Heru memaksa masuk semakin 
sempit pula dinding vagina tersebut. 
AAAAAAAAAWWWW
.. Om
udah
UDAAAH
. PERIIIHH
..PERIIIHH
.. AWWWHHHH Jerit Nina sekuat ternaga sambil mengremas kencang kasur.
Melihat Nina yang semakin kesakitan, Heru pun kembali mencabut penisnya.
 Di usap nya perlahan rambut remaja belia yang kini berlinang air mata 
menahan perih. Sempit banget
 Kamu harus rileks sayang
. Biar gak sakit
 yah
 Om kepingin banget nih.. Rayu Heru yang sudah tidak bisa mundur 
lagi.
hiks
.hiks
ta
tapi pelan-pelan yah Om
hiks-hiks
 Ucap Nina yang sadar 
akah keharusannya melayani nafsu pria yang telah membayarnya mahal 
tersebut.
Sementara Heru sendiri tidak habis fikir bagai mana vagina Nina bisa 
begitu sempit hingga seperti perawan. Setelah melihat Nina terlihat 
sudah  sedikit tenang, Heru kembali mencumbu gadis belia tersebut dengan
 kecupan bibir lembut dan mulai memberikan rangsangan pada payudara 
mungil Nina. Sementara tangan Heru yang satunya mulai membelai lembut 
bibir vagina Nina, dan menggelitik klitoris gadis belia tersebut.
Seolah tidak mau buru-buru seperti sebelumnya, Heru mulai memasikan jari
 tengahnya ke dalam lubang vagina Nina yang mulai kembali basah. Kocokan
 demi kocokan jari Heru membuat birahi remaja belia itu kembali bangkit 
dan vaginanya semakin dibanjiri cairan.  
Setelah merasa vagina Nina semakin basah, Heru mulai memasukan satu jari
 lagi untuk membelah lubang sempit di selangkangan Nina. Dengan perlahan
 Heru mulai mengocokan dua jarinya di lubang kewanitaan Nina. Membuat 
desahan demi desahan mulai keluar dari bibir mungil Nina. 
Emmhh
..Om
 Coba masukin sekarang
. Aawwhh Ucap Nina diselingi desahan.
Tahan yah sayang
 Ucap Heru sambil mulai mencoba memasukan kepala penis besarnya ke vagina Nina.
Aaakkhh
.  Nina pun kembali meringis merasakan penis besar Heru mulai menerobos masuk.
Tapi kali ini perlahan namun pasti, vagina mungil tersebut mulai menelan
 batang penis Heru. Sleeepp
 Akhirnya Heru berhasil memaksakan penis 
besarnya masuk seutuhnya.
Aaaawwhh
.. Om
. Ahh.. Desah Nina tidak karuan saat vaginanya di penuhi batang keras Heru. 
Heru pun membiarkan sejenak, agar vagina Nina terbiasa dengan penis 
besarnnya, sembari merasakan nikmat kerika penisnya seperti diremas 
dinding vagina Nina yang basah dan sangat sempit.
Setelah membiarkan penisnya berdiam beberapa saat di vagina Nina. Heru 
pun mulai menggerakan pinggulnya perlahan. Gila nikmat banget memek 
anak kecil emang sempit banget Batin Heru ketika merasakan gesekan 
dinding vagina Nina yang seperti meremas penisnya.
Akkhh
. Om
 E..enak
 memek aku diapain
 kok enak
 eemmpphhh Desah Nina mulai menikmati percumbuan beda generasi tersebut.
Memek kamu sempit banget sayang
. 
Empphh
. Akkhh  iya titit Om juga gede banget
. Terus Om
 enak
Remas tetek kamu sayang
.iya gitu
 remes yang kenceng Perintah Heru agar Nina meremas payudaranya sendiri.
AWwwh
.Om
Dalem bangeeeeettt
..awwwhh Rintih Nina ketika merasakan sodokan Penis Heru yang semakin dalam.
Buka yang lebar paha kamu sayang
. Om mau ngocok lebih cepat
 
Aaaaaawwwh
.. Om
. Ngilu
. Pelan-pelan
.aaaaakkhhh  
Enak banget memek kamu Nina
. Hah
.hah
hah
 Ujar Heru dengan nafas 
yang semakin memburu. Heru bersusah payah berusaha menahan orgasmenya 
lebih lama, vagina Nina yang sempit membuatnya sungguh kewalahan. Namun 
Heru bukanlah orang yang egois, dia ingin remaja belia yang sedang ia 
genjot juga merasakan nikmatnya orgasme.
Sayang bangun
. Gentian kamu yang diatas
 Perintah Heru agar Nina berpindah posisi dengan kemaluan mereka yang masih menyatu.
Aku gak bisa Om
 Jawab Nina ketika kini tubuhnya sudah menindih Heru.
Gerakin pinggul kamu naik turun aja sayang
. Iya
 gitu
 pinter
 aaahh
 
nikmat banget memek kamu
 Ujar Heru mengarahkan agar Nina memompa 
tubuhnya.
Nina semakin bernafsu, dan mulai secara naluri mencari posisi sendiri 
demi mengejar kenikmatan yang seolah-olah tiada berujung tersebut. Kini 
vagina mungilnya telah leluasa dikobok oleh penis besar Heru.  Heru pun 
semakin kewalahan, menahan orgasmenya yang terasa sudah di ujung.  Bagai
 mana tidak, selain merasakan jepitan vagina Nina, pemandangan garis 
belia penuh keringat yang kini sedang naik turun di atas tubuh Heru 
membuat birahi Heru serasa ingin meledak. Ditambah lagi wajah Nina yang 
sedang mengerang keenakan dengan mata yang sayu.
Om
.Aaaahhh
. Om
. Akhhh Jerit Nina dengan tubuh yang mulai gemetar.
Heru yang menyadari kalau remaja belia tersebut hendak mencapai 
orgasmenya, langsung bertindak dengan memeluk tubuh mungil Nina, dan 
mulai mengambil alih dengan gentian menggerakan pinggulnya menyodok 
vagina Nina. Iya
. Lepasin sayang
. Om juga mau keluar
.Hah
hah
hah.. 
Ujar Heru terus mempercepat sodokan penisnya.
AAAANgggghhhhh
 remaja 15 tahun itu pun mendesah panjang, diikuti 
tubuh yang gemetar.  Tanpa memperdulikan vagina Nina yang sensitif 
seusai orgasme, Heru terus menusukan penis mengejar orgasmenya. Membuat 
Nina kembali menjerit-jerit. 
Setelah merasakan orgasme akan sampai, Heru langsung buru-buru 
menggulingkan tubuhnnya berganti posisi dengan Nina, PloooKK dengan 
cepat Heru mencabut penis besarnnya dan Croooott
..crooott
croot  ia 
pun menyembukan spermanya di perut Nina. 
Seketika Heru pun ambruk di samping Nina. Sambil berusaha mengatur 
nafas, Heru membelai pipi Nina yang kini juga masih terengah-engah. 
Makasih yah Sayang.. bisiknya ditengah nafasnya yang tidak beraturan.
Iya Om
 Jawab remaja belia itu polos.