Mata Reza terasa berat setelah penerbangan yang cukup lama, apalagi 
ditambah delay karena cuaca yang tidak bersahabat. Kini disuruhnya sopir
 limo untuk tancap gas mengejar jadwal rapat di sebuah hotel berbintang 
di Kuta. Tapi tidak bisa dipungkiri tubuhnya kelewat lelah setelah 
menggarap Dini dan Dea nyaris semalaman. “Titung”… bunyi notifikasi dari
 tablet sekretaris Reza.
“Pak ada E-mail dari Dr Ivan. Ada file yg dipassword, kelihatannya penting sekali” Ada email baru dari dokter kandungan rupanya.
Bergegas meminta tablet dan membuka file attachment di email itu yang 
isinya ternyata hasil USG Dea yg terbaru. Si dokter memberi kabar salah 
satu anak Dea berjenis kelamin laki-laki sedangkan saudara kembarnya 
belum diketahui karena terhalang posisinya.
“YES!! SUKSES BESAR….”
Reza bersorak proyek besarnya akhirnya membuahkan hasil. Dia lupa 
sekretarisnya masih disana. Si sekretaris bingung ada urusan apa bosnya 
itu dengan seorang dokter kandungan.
“Ibu Jenny Hamil ya pak?” tanya Jesika, Sekretaris Reza.
“….OH… ehh ….. bukan-bukan, Dia itu teman saya, dia menang besar di 
Vegas, saya yang kasih dia triknya heheheheheh……” ujar Reza gelagapan, 
sadar kelepasan omong. Hanya segelintir orang yg tahu tentang proyek 
gilanya itu.
“Oo.. gitu pak, saya kira apa….”
Reza kembali bersemangat, rasa kantuknya hilang seketika. Akhirnya.. 
perusahaannya ini ada yang melanjutkan. Reza teringat dia belum 
menentukan nama yang tepat untuk putra kesayangannya itu. Setelah 
menimbang-nimbang lagi Reza menemukan yg tepat
“ALEX… ya Alex, sama seperti Kakeknya..”
Kemudian terpikir bagaimana dengan Saudaranya? Masih belum ketahuan 
jenis kelaminnya sih. Tapi karena sudah ada Alex, Reza tidak butuh dia 
kalau ternyata dia perempuan, kalau Dea mau ngurus ya silahkan kalau 
engga mau ya masukin aja ke pantinya Febri. Untuk Dea? Setelah tugasnya 
kali ini selesai, beri dia biaya sampe kuliah dan selesai sudah, kita 
tidak ada urursan lagi. Kita putus hubungan dan tolong jauh-jauh dari 
Alex. Tidak ada untungnya Alex tahu Ibu kandungnya cuma gadis rendahan 
keponakan orang suruhan ku.
Perjalanan bisnis Reza selama beberapa berjalan lancar dan sukses, kini 
tinggal bersantai di Hotel ini seharian dan pulang besok minggu sore. 
Reza berpikir sepertinya tidak ada yang lebih baik daripada seorang daun
 muda yang dapat dia pakai selama sisa malamnya di bali ini. Tidak ada 
salahnya berpesta kecil, perjalanan bisnisnya sukses dan sebentar lagi 
putranya dari Dea akan lahir. Ayo rayakan!!!
Saat akan menghugungi Lobby untuk layanan “selimut” seperti biasanya. 
Dari balkon Reza melihat kolam renang hotel tampak lebih ramai dari 
hari-hari biasanya. Rupanya kolam sedang disewa untuk pelajaran 
penjaskes sebuah SMA setempat. Sambil duduk di balkon Reza mulai 
mengamati muda-mudi yang berenang-renang dibawah sana dengan swimsuit 
beraneka rupa. Ada yang one piece biasa hingga yang bikini yang 
mengobral. Sekitar 1.5 jam kemudian satu persatu anak mulai pergi, hanya
 menyisakan beberapa siswi yang asik ngerumpi di pinggiran kolam. Reza 
memutuskan untuk mengintai lebih dekat.
Reza duduk di salah satu meja di pinggir kolam dan memesan kentang 
goreng porsi besar. Mata Reza tertuju pada 3 orang siswi yang asik 
ngobrol di pinggiran kolam, dan mereka sepertinya mulai sadar kalau 
sedang dipandangi oleh seorang om-om cabul, mereka mulai tertawa-tawa 
kecil dan melirik-lirik nakal. Reza memberi aba-aba ke mereka untuk ikut
 duduk di tampatnya. Yang tidak lama disanggupi oleh tiga gadis itu.
“Haloo… om… sendirian aja?”
“Iya nih, sepi, temen om pada jalan sama ceweknya sendiri-sendiri..” kata Reza basa-basi
“Aku Rendi… kalian namanya siapa aja?” Kata reza, ngarang
“kenalin.. Ayu OOmm…”
“Dona”
“Silvy Om…”
“Kelas 2?” tanya reza
“satu Om, baru juga 2 bulan masuk…”
“(berarti seumuran Dea nih….)” pikir Reza
Sambil berbasa-basi Reza memperharikan para Daun muda di hadapannya itu,
 secara tampang dan bodi sih sebenarnya OK aja, tapi bagi Reza jadi 
terasa biasa saja, sejak menikmati Dea yang jelita itu standar Reza 
menjadi cukup tinggi. Tidak lama Reza mulai bertanya ke arah yang lebih 
nakal.
“Kalian berarti udah pernah ciuman kan??? Ayo ngaku… ato jangan2 udah ga perawan juga?”
Wajah mereka tampak merah..
“biarin lah om, masih virgin sih berarti kuper, ga gaul.”
“Emang apa sih bangganya jadi virgin di jaman kaya gini….”
“iya om, bener, asal bisa dapat nilai bagus ato HP up to date, apa 
ruginya sih temenin orang tidur sekali-sekali, apalagi yang perkasa kaya
 om kan enak, ga dikasih apa-apa juga ayo….” Kata Silvy genit sambil 
diam-diam memamerkan belahan dadanya yang lebih besar daripada kedua 
temannya.
Ekspektasi Reza agak turun, sepertinya yang ada dihadapannya ini Cuma 
sekawanan ABG lacur. Reza menengok ke kolam lagi, kini hanya ada satu 
anak yang masih berenang sendirian.
“yah kayaknya udah ga ada pilihan yang lain….”
Tiba-tiba seseorang keluar dari air dan duduk di pinggir kolam, tampaknya Gadis itu ingin menangis sambil memegangi HPnya.
“EH, itu siapa ya?”
“Oh itu Gita, temen sekelas kita.”
Reza perhatikan Gita wajahnya manis sekali walaupun badannya agak pendek
 tapi dadanya cukup besar juga untuk ABG seukuran dia.. Reza pun mulai 
penasaran.
“Kalian tahu kenapa dia nangis gitu?”
“itu tadi HPnya ga sengaja diceburin si Silvy…”
“Biarin ajalah, itu HP second lama aja kok, ngapain repot?”
“udah om. Jalan sama kita-kita aja… kami bertiga langsung juga boleh….”
Ternyata selain Lacur mereka juga pembully. Reza mulai mencari akal.
“Gini deh kalian bantuin Om supaya dia mau gabung kesini, klo berhasil nanti om kasih kalian masing-masing 1 jeti, gimana?”
“Boleh tuh…” mereka pikir boleh juga tawarannya, tinggal nyuruh Gita 
menghadap reza udah dapat 1 jeti tanpa susah-susah nemenin tidur.
“Ya udah kalian coba sana. Bilang aja nanti Om bantuin betulin HPnya.”
Dona dan Ayu bergegas menghampiri Gita, sedangkan Silvy tampak sewot dengan Reza.
“Ngapain sih mau-maunya sama Gita? Cakepan juga aku. Si Gita mens juga belum….”
Reza tertawa kecil entah harus percaya atau tidak. Masa sih cewek yang udah mengkal gitu masih belum mens??
Gita tampak dipaksa dan didorong-dorong oleh Dona dan Ayu lalu didudukan di depan Reza.
“Git, ini namanya Om Rendi, dia mau bantuin kamu perbaikan HP mu”
“Perkenalin Saya Rendi..”
“Gi.. Gita” Gita ragu-ragu menyalami Reza.
“Udah ya Om kita cabut dulu…”
“OK… nanti ambil aja titipan om di sekretaris om di belakang situ.”
“Sip Om…. Da dah GITA…..” ketiga gadis itu pergi begitu saja meninggalkan Gita yang terpaku kebingungan.
“Sini Om lihat HP kamu..” Gita menyerahkan HP samsung A3 lawas keluaran tahun kemarin.
“Kayaknya garansinya udah hangus nih.. kapan kamu belinya?”
“Baru dibelikan ayah lusa Om… klo Ayah tahu HP ku rusak pasti marah besar, soalnya Ayah sudah nabungin lama”
“Om bisa bantu perbaikin ato beliin yang baru asal….”
“asal?”
“Kamu temenin Om nginep sampe besok pagi, mau?”
Gita terdiam bingung, namun membayangkan ayahnya yang bakal kecewa dan 
marah sepertinya dia tidak punya pilihan. Gita hanya menjawab dengan 
anggukan kecil. Reza pun tersenyum penuh kemenangan.
Reza mengajak Gita untuk pergi ke kamarnya. Sambil berjalan dirangkulnya
 tubuh Gita yang sedang gemetaran dan basah oleh air kolam. Jantung Gita
 berdebar-debar kencang ketakutan. Reza memperhatikan gadis yang akan 
dia nikmati malam ini dengan teliti. Pakaian swimsuit birunya yang ketat
 mencetak jelas setiap lekukan tubuhnya, dipadukan dengan wajahnya yang 
manis lugu, menciptakan impresi gadis Innocent dan jelita, siap dilahap 
reza sesuka hati. Hal ini mengingatkannya ketika beretemu Dea untuk 
pertama kali.
No comments:
Post a Comment