Kehidupan malam baru saja berangkat menanjak gulita. Suasana desa 
Baturan terasa lenggang. Angin berembus menyelusup celah-celah rumah Ibu
 Norma yang hanya ditemani anak lelaki semata wayangnya. Pikirannya 
gelisah menanti pagi. Pagi yang kelam sekelam mimpinya kemarin malam. 
Suami yang sangat dicintainya, yang telah menghidupinya dengan segala 
kemewahan dunia dan kemanjaan birahi, terkena skandal "Desa Gate".
-----3-----
Kasus korupsi penyalahgunaan subsidi kesejahteraan masyarakat desa. 
Sebagai kepala desa, suami ibu Norma bertanggung jawab atas lancarnya 
dana tersebut di terima masyarakat prasejahtera. Rupanya nasib 
menentukan lain. Masyarakat sekarang mulai kritis dan penegakkan hukum 
sangat diperhatikan aparat pemerintah. Masyarakat sangat antipati 
melihat kebobrokan aparat desanya. Maka dijebloskanlah suami ibu Norma 
ke penjara. Segala perbuatannya selama sekian tahun diam-diam diintip 
oleh aparat pemerintah yang bernaung dalam badan yang bernama PKKN 
"Pemberantas Korupsi Kolusi dan Nepotisme". Bukti-bukti yang telah 
dikumpulkan, meja pengadilan telah siap membeberkan dalil-dalil 
pembenaran atas kasus suami ibu Norma. Bila terbukti hukumnya MATI.
-----3-----
Dengan berdandan seadanya dan pikiran yang masih gundah. Ibu Norma 
melangkah masuk menemui suaminya. Penjagaan sangat ketat. Empat orang 
polisi mendampingi percakapan ibu Norma dan suaminya. Ibu Norma menjauh 
memandangi jendela yang terkurung besi kokoh. Saat suaminya berusaha 
membuka percakapan dengan anaknya.
"Bapak kapan pulang" dengan tatapan lugu anaknya bertanya pada bapaknya.
 Deg jantungnya serasa disetrum berpuluh-puluh watt listrik tegangan 
tinggi. Jantungnya serasa hangus dan jiwanya serasa terbang mendengar 
pertanyaan anaknya. Tidak tahukah anaknya, besok bapaknya akan dihukum 
mati. Vonis sudah keluar, segala banding sudah tidak berguna. Masyarakat
 dan pemerintah begitu bersatu menentang segala bentuk ketidaksenonohan 
oknum pemerintah.
-----3-----
Ibu Norma segera merangkul anaknya seraya melangkah keluar. Besok pukul 
12.00 siang eksekusi mati atas diri suami ibu Norma akan dijalankan. 
Permintaan terakhir suaminya, meminta persetubuhan dengan istrinya. 
Didalam ruang yang tertutup dengan lampu yang temaram, ibu Norma dan 
suaminya bugil saling menatap tubuh satu persatu. Dirabanya dada 
suaminya yang bidang. Suaminya memagut bibir ibu Norma dan meremas buah 
dadanya yang masih kencang. Dihisapnya puting susu ibu Norma.
"Ahh.." desahan napas ibu Norma memantul setiap dinding ruang 3x4 
tersebut. Desiran darah dan birahinya memuncak, menghilangkan kekalutan 
pikirannya. Puting susu ibu Norma mengeras pertanda birahinya memuncak. 
Kemaluan suaminya menegang siap memasuki vagina ibu Norma yang telah 
sekian lama tidak tersentuh senjata tumpul. Dalam kondisi masih berdiri,
 BLESS.. sedikit kesat kemaluan suaminya menerobos dinding vaginanya.
"Ahh.. trus pak..ahh..masukkan yang dalam..ahh.." dengan suara sedikit 
serak mengandung birahi, ibu Norma sangat menikmati vaginanya diterjang 
dan dimaju mundurkan oleh suaminya.
-----3-----
Dinding-dinding vaginanya mencengkeram batang kemaluan suaminya. 
BLEP..BLEPP..SRETT..SRETT.. bunyi kemaluan dan vagina yang sangat 
klasik. Dinding-dinding vaginanya sedikit demi sedikit mengeluarkan 
cairan pertanda kepuasan duniawai telah direngkuh. Matanya memejam 
merasakan sensasi yang luar biasa. Otot-otot vagina mulai mengendur dan 
cairannya membahasi lubang vaginanya. Suaminya semakin cepat memainkan 
kemaluannya. Maju mundur maju mundur, pantatnya bergoyang.
"Ahh..aku mau keluar.. bu.." semakin keras goyangan badan suaminya. 
Desiran nafsu birahi ibu Norma kembali memuncak. Otot-otot vagina ibu 
Norma mulai berkedut-kedut mencekram lebih kuat kemaluan suaminya.
"Ahh..keluar pak..keluar sama-sama.. ahh.." Crot-crort..crroott.. 
semburan sperma suaminya bercampur dengan cairan ibu Norma, Banjir
Lubang vaginanya basah oleh cairannya dan sperma suaminya. Satu dua 
menetes sperma suaminya keluar dari celah-celah lubang vaginanya. 
Dirangkulnya suaminya, seraya menangis.
-----3-----
Enam bulan telah berlalu. Kematian suaminya masih menyisakan kesedihan 
yang mendalam. Rumah yang jauh dari keramaian serta hanya ditemani oleh 
anak semata wayangnya, benar-benar membuat stress pikiran ibu Norma. 
Pikirannya kembali menerawang saat ibu dan anak tersebut menonton TV. 
Ibu Norma membayangkan saat-saat percintaannya dengan suaminya. Begitu 
romantis dan indahnya hidup saat itu. Airmatanya tak kuasa menerobos 
celah-celah kelopak matanya.
"Ibu, jangan menangis ya.." dengan lugu, seorang anak berumur delapan tahun menghapus airmatanya.
"Tidak, nak.. Ibu hanya kangen dengan bapakmu" matanya sembab memandang 
anaknya. Diusapnya rambut anaknya dengan kasih sayang. Diciumnya rambut 
anaknya, pipi dan bibir anaknya. Anak kecil yang lugu itu membalas 
ciuman ibunya dengan kasih sayang. Ibu Norma seperti menemukan gairah 
hidup, semangat membara.
-----3-----
Desiran darahnya perlahan-lahan berusaha naik, menguasai saraf-saraf 
birahinya. Ibu Norma benar-benar terlena dengan keadaan itu. Dilumatnya 
bibir anaknya dengan sedikit nakal. Seolah-olah roh suaminya masuk 
kedalam raga anaknya. Anak kecil berumur delapan tahun, pandai 
memberikan rangsangan birahi kepada ibunya. Diremasnya susu ibu yang 
masih terbalut pakaian. Satu persatu dibukanya kancing pakaian ibunya. 
Ibu Norma membiarkan kenakalan tangan anaknya. Pikirannya berkecamuk 
antara dua sisi black and white.
-----3-----
Antara birahi dan sayang bedanya sangat tipis. Saat sekujur tubuh telah 
dirasuki saraf-saraf nakal birahi, saat itulah nafsu akan muncul. 
Lumatan bibir kedua anak manusia yang dibatasi oleh status hidup, Ibu 
dan Anak makin menjadi-jadi. Ibu Norma begitu agresif melumat bibir 
anaknya. Dengan pakaian yang telah terbuka dan susu yang menggantung, 
ibu Norma membuat kemaluan anaknya menjadi keras. Perlahan-lahan 
dibukanya celana pendek anaknya. Kemaluan kecil tersebut tidak malu-malu
 lagi mendongak ke atas. Sepertinya kemaluan kecil tersebut masih 
bingung menunggu intruksi dari ibunya. Dengan lembut tangan ibu Norma 
meremas kemaluan kecil anaknya.
-----3-----
Berkali-kali diusapnya ujung kemaluan anaknya. Terlihat mata si kecil 
merem melek merasakan sensasi yang sangat luar biasa dan pertama 
baginya. Dengan tanpa disangka-sangka, ibu Norma melepaskan 
pagutan-pagutan dibibir anaknya. Bibirnya kemudian mencium kemaluan 
anaknya. Dari ujung kemaluan kecil tersebut hingga kedua pentol anaknya 
dilumatnya tanpa sisa. Dikulumnya kemaluan tersebut, dihisapnya dengan 
perlahan-lahan, maju-mundur kepala ibu Norma memasukkan kemaluan anaknya
 hingga memenuhi rongga-rongga mulutnya.
-----3-----
Birahi ibu Norma meledek-ledak membakar setiap sendi-sendi tubuhnya. 
Menjalar dari atas menyelusupi setiap tubuhnya hingga memuncak, 
membuatnya kehilangan daya pikir. Dilepasnya seluruh pakaiannya hingga 
tubuhnya polos tanpa ditutupi sehelai benang pun. Kedua susunya 
menggantung bebas menantang seakan ingin memamerkan kepada anaknya. 
Jamah diri ibumu sayang, reguk setiap tubuhku, nikmati nikmati 
kenikmatan duniawi ini bersama ibu. Seakan mengerti atau naluri purbanya
 menuntun, sikecil segera menghisap puting ibunya. Srep srep bunyi 
hisapan mulut anaknya menghisap susu ibunya. Hisapan yang berbeda saat 
sikecil menyusui mencari air susu ibunya.
-----3-----
Hisapan tersebut membuat sekujur tubuh ibu Norma meregang menahan geli. 
Begitu tidak tahan birahinya. Dengan perlahan ibu Norma merebahkan 
badannya di sofa merah tersebut. Kedua pahanya terbuka menantang, 
mempertontonkan lebatnya bulu-bulu kemaluannya. Berkedut-kedut vagina 
ibu Norma pertanda birahinya begitu memuncak. Dituntunnya kemaluan 
anaknya memasuki lubang vaginanya. B l e s.. tiada kata-kata yang dapat 
diucapkan, hanya erangan napas birahi ibu Norma dan bunyi paha keduanya 
beradu menimbulkan bunyi persetubuhan yang khas. Mata anaknya sedikit 
terpejam merasakan sensasi pertama baginya. Otot-otot kemaluannya 
sedikit memerah, menampakkan goresan.
-----3-----
"Ah ah ah" dari mulut anak kecilnya terdengar sembari menggoyangkan badannya. Maju dan mundur.
"Trus trus sayang.. ah.. ohh.." Ibu Norma melenguh memejam matanya. 
Rupanya kenikmatannya telah sampai. Pikirnya, walaupun kemaluan anaknya 
tidak begitu besar khas kemaluan anak-anak, rupanya bisa juga membuat 
dirinya terlena. Cengkeraman dinding vaginanya tidak begitu erat 
mencekram kemaluan anaknya. Dengan bebasnya kemaluan anaknya maju dan 
mundur mengikuti irama persetubuhan kedua orang manusia. 
Bles..bless..bless..
"Ibu.. aku mau piipiiss.." Sambil menarik badannya, sehingga crroott.. croott.. keluar sperma dari ujung kemaluan anaknya.
-----3-----
Muka dan buah dada ibu Norma terciprat oleh sperma anaknya. Anaknya 
hanya mematung memandang kemaluannya yang masih tersisa ceceran sperma. 
Sedikit demi sedikit ceceran spermanya jatuh pada paha ibu Norma. Ibu 
Norma hanya tersenyum melihat sikap anaknya yang terkesan bingung. 
Mungkin dia berpikir akan keluar air kencing, sehingga menarik 
kemaluannya. Padahal kalau di keluarkan didalam sensasinya akan lain. 
Dasar anak-anak, pikir ibu Norma.
-----3-----
TAMAT
      
     
     
No comments:
Post a Comment