Semalam nggak terkejut ya melihatku..? aku mencoba menyelidiki.
Wajahnya memerah dan tersenyum. Wahh.., serasa jantungku copot melihat 
dan menikmati senyum Sari pagi ini yang berbeda. Aku rasanya dapat 
tanda-tanda nih, sombongnya hatiku.
Rumah kost kami memang tertutup oleh pagar tinggi tetangga sekeliling. 
Kamarku berada di pojok dekat gudang, lalu di samping gudang ada halaman
 kecil kira-kira 30 meter persegi, tempat terbuka dan tempat untuk 
menjemur pakaian. Tanah ibu kostku in cukup luas, kira-kira hampir 50 X 
100 m. Ada banyak pohon di samping rumah, di samping belakang juga. Di 
depan kamarku ada pohon mangga besar yang cukup rindang.
Rasanya nasib baik berpihak padaku. Sejak saat itu, kalau aku berpapasan
 dengan Sari atau berbicara, aku dapat menangkap gejolak nafsu di 
dadanya juga. Kami makin akrab. Ketika kami berbelanja kebutuhan Puasa 
di supermarket, kukatakan terus terang saja kalau aku sangat 
menginginkannya. Sari diam saja dan memerah lagi, dapat kulihat walau 
tertunduk.
Aku mengajaknya menikmati malam Minggu tengah malam kalau dia mau. Aku 
akan menunggu di halaman dekat kamarku, kebetulan semua teman-teman 
kostku pulang kampung. Yang satu ke Solo, istrinya di sana, tiap Sabtu 
pasti pulang. Yang satunya pulang ke Temanggung, persiapan Puasa di 
rumah.
Aku harus siapkan semuanya. Kusiapkan tempat tidurku dengan sprei baru 
dan sarung bantal baru. Aku mulai menata halaman samping, tapi tidak 
begitu ketahuan. Ahh, aku ingin menikmati tubuh Sari di halaman, di 
meja, di rumput dan di kamarku ini. Betapa menggairahkan, seolah aku 
sudah mendapat jawaban pasti.
Sabtu malam, malam semakin larut. Aku tidur seperti biasanya. Juga semua
 keluarga ibu kost. Aku memang sudah nekat kalau seandainya ketahuan. 
Aku sudah tutupi dengan beberapa pakaian yang sengaja kucuci Sabtu sore 
dan kuletakkan di depan kamarku sebagai penghalang pandangan. Tidak 
lupa, aku sudah menelan beberapa obat kuat/perangsang seperti yang 
diiklankan.
Tengah malam hampir jam setengah satu aku keluar. Tidak kulihat Sari mau
 menanggapi. Kamarnya tetap saja gelap. Seperti biasa, aku mulai 
melepasi bajuku sampai telanjang, tangan kiriku memegangi tiang jemuran 
dan tangan kananku mengocok penisku. Sambil kusebut nama Sari, 
kupejamkan mataku, kubayangkan sedang menikmati tubuh Sari. Sungguh 
mujur aku waktu itu. Di tengah imajinasiku, dengan tidak kuketahui 
kedatangannya, Sari telah ada di belakangku.
Tanpa malu dan sungkan dipeluknya aku, sementara tanganku masih terus 
mengocok penisku. Diciuminya punggungku, sesekali digigitnya, lalu 
tangannya meraih penisku yang menegang kuat.
Sari.. Sari.. achh.. achh.. nikmatnya..! desahku menikmati sensasi di 
sekujur penisku dan tubuhku yang terangkat tergelincang karena kocokan 
tangan Sari.
Uhh.. achh.. Sari, Sari.. ohhh.. aku mau keluar.. ohh.. desahku lagi sambil tetap berdiri.
Kemudian kulihat Sari bergerak ke depanku dan berlutut, lalu dimasukkannya penisku ke mulutnya.
Oohhh Sari
 Uhh Sariii.., Saarrii
 Nikmat sekali..! desahku ketika mulutnya mengulumi penisku kuat-kuat.
Akhirnya aku tidak dapat menahannya lagi, crott.. crot.. crot.., spemaku
 memenuhi mulut Sari, membasai penisku dan ditelannya. Ahh anak ini 
sudah punya pengalaman rupanya, pikirku.
Lalu Sari berdiri dengan mulut yang masih menyisakan spermaku, aku 
memeluknya dan menciuminya. Ahh.., kesampaian benar cita-citaku 
menikmati tubuhnya yang putih, lembut, sintal dan buah dadanya yang 
menantang.
Kulumati bibirnya, kusapu wajahnya dengan mulutku. Kulihat dia memakai 
daster yang cukup tipis. BH dan celana dalamnya kelihatan menerawang 
jelas. Sambil terus kuciumi Sari, tanganku berkeliaran merayapi 
punggung, dada dan pantatnya. Ahh.. aku ingin menyetubuhi dari belakang 
karena sepertinya pantatnya sangat bagus. Aku segera melepaskan tali 
telami dasternya di atas pundak, kubiarkan jatuh di rumput.
Ahh.., betapa manis pemandangan yang kulihat. Tubuh sintal Sari yang 
hanya dibalut dengan BH dan celana dalam. Wahhh.., membuat penisku 
mengeras lagi. Kulumati lagi bibirnya, aku menelusuri lehernya.
Ehh.., ehhh..! desis Sari menikmati cumbuanku.
Ehh.., ehhh..! sesekali dengan nada agak tinggi ketika tanganku menggapai daerah-daerah sensitifnya.
Kemudian kepalanya mendongak dan buah dadanya kuciumi dari atas. O my 
God, betapa masih padat dan montok buah dada anak ini. Aku mau 
menikmatinya dan membuatnya mendesis-desis malam ini. Tanganku yang 
nakal segera saja melepas kancing BH-nya, kubuang melewati jendela 
kamarku, entah jatuh di mana, mungkin di meja atau di mana, aku tidak 
tahu. Uhhh.., aku segera memandangi buah dada yang indah dan montok ini.
 Wah luar biasa, kuputari kedua bukitnya. Aku tetap berdiri. bergantian 
kukulumi puting susunya. Ahh.., menggairahkan.
Terkadang dia mendesis, terlebih kalau tangan kananku atau kiriku juga 
bermain di putingnya, sementara mulutku menguluminya juga. Tubuhnya 
melonjak-lonjak, sehingga pelukan tangan kanan atau kiriku seolah mau 
lepas. Sari menegang, menggelinjang-gelinjang dalam pelukanku. Lalu aku 
kembali ke atas, kutelusuri lehernya dan mulutku berdiam di sana. 
Tanganku sekarang meraih celana dalamnya, kutarik ke bawah dan kubantu 
melepas dari kakinya. Jadilah kami berdua telanjang bulat.
Kutangkap kedua tangan Sari dan kuajak menjauh sepanjang tangan, kami 
berpandangan penuh nafsu di awal bulan ini. Kami sama-sama melihat dan 
menjelajahi dengan mata tubuh kami masing-masing dan kami sudah saling 
lupa jarak usia di antara kami. Penisku menempel lagi di tubuhnya, enak 
rasanya. Aku memutar tubuhnya, kusandarkan di dadaku dan tangannya 
memeluk leherku.
Kemudian kuremasi buah dadanya dengan tangan kiriku, tangan kananku 
menjangkau vaginanya. Kulihat taman kecil dengan rumput hitam cukup 
lebat di sana, lalu kuraba, kucoba sibakkan sedikit selakangannya. Sari 
tergelincang dan menggeliat-geliat ketika tanganku berhasil menjangkau 
klitorisnya. Seolah dia berputar pada leherku, mulutnya kubiarkan 
menganga menikmati sentuhan di klitorisnya sampai terasa semakin basah.
Kubimbing Sari mendekati meja kecil yang kusiapkan di samping gudang. 
Kusuruh dia membungkuk. Dari belakang, kuremasi kedua buah dadanya. 
Kulepas dan kuciumi punggungnya hingga turun ke pantatnya. 
Selangkangannya semakin membuka saja seiring rabaanku.
Setelah itu aku turun ke bawah selakangannya, dan dengan penuh nafsu 
kujilati vaginanya. Mulutku menjangkau lagi daerah sensitif di vaginanya
 sampai hampir-hampir kepalaku terjepit.
Oohh.., ehh.., aku nggak tahan lagi.., masukkan..! pintanya.
Malam itu, pembaca dapat bayangkan, aku akhirnya dapat memasukkan 
penisku dari belakang. Kumasukkan penisku sampai terisi penuh liang 
senggamanya. Saat penetrasi pertama aku terdiam sebelum kemudian 
kugenjot dan menikmati sensasi orgasme. Aku tidak perduli apakah ada 
yang mendengarkan desahan kami berdua di halaman belakang. Aku hanya 
terus menyodok dan menggenjot sampai kami berdua terpuaskan dalam gairah
 kami masing-masing.
Aku berhasil memuntahkan spermaku ke vaginanya, sementara aku 
mendapatkan sensasi jepitan vagina yang hebat ketika datang orgasmenya. 
Aku dibuatnya puas dengan kenyataan imajinasiku malam Minggu itu. Sabtu 
malam atau minggu dini hari yang benar-benar hebat. Aku bersenggama 
dengan Sari dalam bebrapa posisi. Terakhir, sebelum posisi konvensioal, 
aku melakukan lagi posisi 69 di tempat tidur.
Ahh Sari, dia berada dalam pelukanku sampai Minggu pagi jam 8 dan masih 
tertidur di kamarku. Aku bangun duluan dan agak sedikit kesiangan. 
Ketika melihat ke luar kamar, ohh tidak ada apa-apa. Kulihat kedua cucu 
ibu kostku sedang bermain di halaman. Mereka tidak mengetahui di tempat 
mereka bermain itu telah menjadi bagian sejarah seks hidupku dan Sari.
Pembaca, itulah pengalamanmu dengan Sari di kost. Aku sudah dua malam 
Minggu bersamanya. Betapa hebat di bulan ini. Aku bisa, aku bisa.. dan 
mau terus berburu lagi. Ahh.., hidup memang menggairahkan dengan seks, 
dengan wanita. Hanya, aku harus super selektif memilihnya. Semoga 
pengalamanku ini berguna buat sobat muda.
No comments:
Post a Comment