Aku kenal Sarah ketika pulang dari rumah Oom Dhar. Perjalanan Jakarta  
Semarang kami tempuh dengan naik pesawat. Tak ada yang istimewa dari 
perjalanan itu selain aku bisa berkenalan dengan salah seorang 
pramugarinya yang sexy. Namanya Sarah, tubuhnya sedikit kurus tapi buah 
dadanya montok banget. Sebenarnya kulit tubuhnya agak gelap, tapi tak 
apalah, kesannya kayak cewek latin. Aku berpura-pura pergi ke toilet, 
tapi sebenarnya menemui cewek pramugari itu. Langsung saja aku ajak 
cewek itu berkenalan dan sok ramah tamah memberikan nomor HP. Dari 
situah aku tahu bahwa Sarah yang berumur 28 tahun itu sudah menjanda 
tanpa anak. Dan akupun jadi tahu kalau Sarah hidup sendiri di sebuah 
rumah di daerah Bintaro.
Ketika pesawatnya mendarat segera aku berpura-pura tidak bisa melepas 
sabuk pengamannya. Dengan senyum penuh pengertian Sarah datang membantu,
 tentu saja diiringi dengan ledekan keluargaku.
Mbak bisa bantu lepaskan sabuk pengaman saya. pintaku.
Oh iya, tentu saja. Penerbangan pertama yah? kata Sarah ramah.
Iya, begitulah. jawabku.
Yah.. begitulah.. ledek Ingrid adikku yang kemudian segera aku pelototi.
Keluarga segera turun lebih dulu seakan memberikan kesempatan padaku. 
Itulah yang aku suka dari keluargaku, selalu pengertian. Sehingga akupun
 memiliki kesempatan ketiga,
Geni abang napsu abang, manjingo ing jabang bayine Dony Bara. Geni 
abang napsu abang, manjingo ing jabang bayine wanito ing netro. Geni 
abang napsu abang, lebur dadi siji ing lebur jiwo. Leburen jiwane 
manungal ing jabang bayine Dony Bara. Lebur.. lebur.. lebur..
Mbak Sarah..
Sarah yang masih sibuk melepaskan sabuk pengamanku yang segaja aku 
belitkan sebelumnya. Dan fuuhh.. tepat ketika dia memandangku.
Apa kita bisa ketemuan habis ini? tanyaku kemudian.
Oh.. ah.. iya. jawabnya sedikit linglung.
Dimana? tanyaku lagi.
Dengan terburu-buru Sarah menyelipkan selembar kartu nama ke saku hemku dengan berbisik,
Jam tujuh.
Lalu segera berlalu dengan kerlingan matanya yang indah. Dan akupun segera berlalu menyusul keluargaku yang telah menunggu.
Jam tujuh malam. Aku sudah berada di depan rumah mungil bercat hijau 
itu. Aku ketuk pintunya perlahan. Sarah membukakan pintunya dengan 
senyum merekah.
Hai Don, aku tak sabar menunggumu.
Aku segera masuk ke dalam ruang tamunya yang tak begitu luas tapi 
tertata apik. Tapi aku lebih tertarik pada Sarah yang sexy. Apalagi 
Sarah langsung saja menarikku ke dalam kamarnya yang hangat.
Aku sangat tersanjung dengan penyambutanmu, Sarah. kataku kemudian duduk di daybed dekat jendela kamar.
Bagaimana menurutmu dengan penampilanku, Don?
Lingerin itu sangat cantik kau kenakan. Aku bisa melihat tubuhmu yang 
indah. kataku memandangi Sarah yang membelai setiap lekuk tubuhnya dari
 wajah sampai pahanya yang terbalut lingerin merah menyala yang cool 
tipis.
Laluu..? desahnya menggugah birahiku.
Aku bisa memandangi dadamu yang kencang dan montok itu hingga menjadi 
gila. kataku memandangi Sarah yang meremas-remas kedua buah dadanya 
yang bersembunyi di balik lingerin yang membuat Sarah nampak semakin 
adult itu.
Ooohh.. laluu.. desahnya memacu libidoku.
Aku bissa memandangi perutmu yang langsing hingga aku makin bergairah 
padamu.. kataku sambil memandangi Sarah yang membelai perutnya yang 
langsing terbuka tanpa terbalut kain apapun hingga membuat jantungku 
berdetak keras.
Laluu.. Doonn.. desahnya membuat nafasku tersengal.
Aku bisa memandangi pahamu yang sekal sampai aku merasa ingin selalu 
membelainyaa.. kataku sambil memandangi Sarah yang mengelus pahanya 
yang terbalut stoking tipis di atas kursi.
Lalu.. apalagi Donn.. desahnya semakin panjang.
Aku.. bisa memandangi bokongmu yang padat dan kenyal sampai.. membuat 
air liurku bagai menetes. kataku sambil memandangi Sarah yang meremas 
kedua bokongnya yang sengaja menungging memancing gairahku yang semakin 
membakar.
Teruss.. apalagi Doonnyy.. erang Sarah.
Aku bisa..
Bissa apaa.. sayaanng.. desah Sarah sambil membuka resleting lingerinnya yang melingkar menutupi bagian kemaluannya.
Aku.. bisa.. memandangi pussymu.. yang ingin aku korek dengan nagakuu..
 manis.. kataku sambil melucuti kaos dan celana jeansku.
Segara saja aku menyergapnya, dan kami bercumbu dengan penuh gairah. 
Kami berciuman, beradu lidah dan bergantian mengisapnya. Kuciumi semua 
permukaan wajahnya dan kujilati semua lekuk wajahnya. Hingga lidah Sarah
 menjulur menjilat lidahku lalu menghisapnya kuat-kuat.
Aaacchh.. Sarf.. ummhh.. desahku dengan nafas tersendat-sendat menahan gemuruhnya kawah birahi yang seakan ingin meluap.
Tanganku tak diam. Membelai kelangsingan perutnya, punggungnya, dan 
meremas-remas bokong Sarah yang padat. Kemudian tanganku membelai 
vaginanya yang menyembul dari lingerinnya yang melekat ketat di 
tubuhnya. Jari manis dan telunjukku merenggangkan pinggiran vagina 
Sarah. Lalu jari tengahku menekan-nekan klitorisnya dengan penuh sampai 
membuatnya mendengus manja.
Oooh.. sshh.. terus.. say.. iya.. enak disitu.. uuhh..!
Lendir kenikmatan Sarah membasah di jari-jariku. Gerakannya menggila 
meremas-remas rambut dikepalaku yang serasa mau rontok saja. Lalu jemari
 Sarah menurun membelai-belai punggungku dan cumbuannya beralih pada 
dadaku yang berbulu kemudian menciumi kedua puting susuku yang kecil dan
 dihisapnya penuh perasaan.
Aaahh.. pekikku penuh dengan perasaan yang sebelumnya tak pernah ada.
Baru kali ini puting susuku dihisap oleh cewek dan rasanya.. geli dan 
nikmat banget. Sekali kesempatan aku buka resleting lingerinnya dan 
Sarahpun menarik perlahan lingerin itu seiring cumbuannya pada daerah 
sekitar perutku. Darahku bagai berhenti mengalir ketika Sarah menghisap 
pusarku lalu menjilati lubangnya dengan lidahnya.
Aachh.. Sarf.. kamu pintar sayang.. mulutku menceracau tak karuan.
Ssst.. tenanglah say.. aku akan menikmatkanmu.. ujarnya sambil merosot
 CDku. Dan dengan sigap disepongnya penisku yang sudah penuh dengan 
tegangan tinggi itu.
Ssooff.. ahh.. enak say.. sambil mainkan buahnya say.. aduh nikmatnya.. ohh.. erangku penuh emosi birahi.
Saking tak tahannya aku terduduk kembali di daybed dan Sarah mengikuti 
dengan berjongkok dengan tubuhnya yang sudah bugil itu. Seluruh 
persendiaku terasa mau pecah oleh permainan lidah Sarah yang 
menjilat-jilat ujung penisku yang merah membara dan permainan bibirnya 
ketika tangan Sarah membimbing penisku masuk keluar rongga mulutnya. 
Reflek kutarik dan kumasukkan kembali penisku ke arah mulutnya berulang 
kali. Sedangkan tanganku mulai sibuk mencari-cari payudara Sarah yang 
menggelantung di dadanya. Ah.. eh.. desah Sarah di sela-sela penisku 
merasakan setiap cubitan-cubitan kecil di puting susunya. Ketika aku 
meremas-remasnya, terasa begitu kenyal daging yang tumbuh tak 
proporsional dengan badan Sarah itu.
Permainan lidah Sarah semakin menjadi-jadi hingga membuat nafasku seakan
 tak bisa mengimbangi semangatnya. Sarah terus mengenyot-ngenyot penisku
 dan menekan-nekannya sambil mempermainkan buah zakarku. Mendadak saja 
aku merasakan bahwa magmaku ingin menyembur keluar.
Aduh.. sayy.. aku hampir nyampe.. aku tekan yaa..
Sarah mengeluarkan batang penisku dari mulutnya dan aku segera 
menekannya lalu croot.. croot.. air maniku keluar banyak banget dan 
menyembur ke wajah Sarah, seluruhnya. Cairan putih kental itu nampak 
menjijikkan. Tapi Sarah dengan nikmat menjilatinya. Aku mengelap mukanya
 dengan lingerinnya. Sarah kembali melumat 1/2 bagian penisku lalu 
menghisapnya hingga air maniku habis keluar.
Mmmhh.. ahh.. spermamu enak say.. katanya sambil mengocok ngocok 
penisku di dalam mulutnya. Penisku kembali bangun dan menyodok-nyodok 
rongga mulut Sarah. Makin absolutist muka Sarah nampak memerah nafasnya 
berat dan mendesah-desah.
Shh.. aahh.. ahh.. Doonn aku hampir sampai nih.. katanya sambil mendongak kearahku.
Kamu nungging bell sayang.. kataku. Sarah segera menunging 
membelakangiku. Tanganku berpegangan pada payudara Sarah yang 
menggantung bebas sedangkan Sarah menjadikan pahaku sebagai pegangan. 
Setelah siap segera aku mengambil ancang-ancang menyodokkan penisku 
kearah lubang vaginanya yang licin dan basah.
Sleepp.. bless.. aku langsung memasukkan batang penisku terburu-buru. 
Kepala penisku dengan mudah menembus lorong kawin Sarah yang tak perawan
 lagi itu.
Aachh.. uhh.. pekiknya membakar gairahku. Kutekan penisku agar 
menghunjam lebih dalam lagi. Dan akupun segera menggoyangnya dari 
belakang.
Aduh Donn.. enak terus.. yang cepat say.. shh.. ahh.. oohh..!
Ssuurr.. lendir kenikmatan Sarah menghangat di sekujut penisku. Segera 
kutarik dan kumasukkan kembali batang penisku kearah vaginanya. Sarah 
semakin menceracau ketika aku kembali menggoyangnya dan diapun 
menggoyangkan bokongnya. Tangannya menuntunku meremas-remas payudaranya 
yang semakin besar dan kencang karena bengkak.
Iya.. gitu yang.. remas terus..
Kita kekasur yuk say.. kataku.
Sarahpun menurut dan segera menghempaskan tubuhnya terlentang di kasur. 
Aku segera berjongkok di atas perutnya dan mencumbui sekwildanya 
sedangkan naga kecilku ikut-ikutan menusuk-nusuk susu Sarah. Aku 
remas-remas payudara Sarah itu dengan sedikit kasar tapi menggairahkan 
buktinya Sarah menggeliat-geliat merasakan amukan badai cinta. Aku remas
 terus kedua buah dada yang mengeras itu sambil sekali-kali 
menekan-nekan putingnya. Sarah mendesis-desis,
Sayang.. kamu hot banget..
Aku membalas ucapan Sarah dengan ciuman di bibirnya. Mau tak mau tubuh 
kami mendekat hingga naga kecilku menempel diulu hatinya. Kemudian Sarah
 menangkapnya lalu membelainya dengan mesra. Birahiku kembali meluap.
Sarah.. sayang.. payudara kamu kok gede banget sih say.. kataku kemudian.
Penny kamu juga gede Don.. aku suka.. jawab Sarah menggelitiki ujung kepala penisku.
Aachh.. kamu nakal. Aku makan nih ehmm..
Langsung saja aku kulum puting payudara Sarah. Cewek itu melenguh 
menggenggam-genggam penisku. Aku segera membalasnya dengan menghisap 
payudaranya kuat-kuat.
Ohh Donny.. kamu panas banget.. ohh.. desah Sarah sambil meremas 
penisku sampai rasanya ingin remuk. Aku serang payudaranya semakin 
garang. Aku terdengar detak jantungnya yang memburu berpacu dengan 
naluri bercinta kami. Tangan kiriku segera bekerja menyusuri goa 
kemaluan Sarah yang semakin becek aku telusuri lorong-lorong sempitnya, 
aku pelintir juga clitorisnya yang berdenyut-denyut. Tiba-tiba Sarah 
mengerang,
Achh.. uuhh.. Donny.. entotin aku lagi say.. pinta Sarah.
Tapi aku belum puas bermain-main. Segera kuangkat tubuh Sarah, lalu 
kuletakkan bantal dibawah pantatnya. Nampak paha mulus Sarah masih 
terbalut stocking tipis. Terlihat pula goa kenikmatan Sarah yang berbulu
 tipis licin mengkilap. Penisku makin menegang. Sarah mengerang saat 
jari telunjukku menguak kedua dindingnya yang merah. Otot pahanya 
meregang saat kujilati bagian dalamnya dan menusuk-nusuknya.
Aaahh.. sstt.. oohh..! rintih Sarah tiada aku perdulikan aku segera menghisap clitorisnya.
Ouuwww.. ooh.. sshh.. say.. cepet masukin! rintihan kenikmatannya kali ini terdengar nyaris seperti jeritan.
Tiada tega aku mendengarnya maka segera saja aku tekan penisku memasuki 
lubang kawinnya yang menganga. Bless.. masuk! Segera saja aku pompa 
masuk keluar masuk keluar lalu berputar.
Ogghh.. terus sayang.. nikmat sayang.. terus sayangg..
Aku terus memompa sampai rasanya lubang kawin Sarah berdenyut-denyut. 
Dan tak absolutist kemudian kami merasa akan mencapai oragasme lagi.
Ssshhtt.. aahh.. rintih Sarah.
Hoohh.. aahh.. erangku bagai teriakan.
Aku cabut penisku dari vagina Sarah. Lalu kami terlentang diatas kasur 
empuk itu. Bau keringat kami berbaur, demikianpun bau lendir-lendir 
kenikmatan kami. Nafas kami berangsur accustomed kembali.
Don, makasih ya kamu mau capital denganku malam ini.
Makasih juga sama pussymu yang memuaskanku malam ini, Sar.
Malam itulah kali pertama aku capital sex sama cewek yang bukan perawan.
 Rasanya lain banget, tapi Sarah istimewa hingga kemudian aku merasa 
belum saatnya menghapus lebur jiwo dari diri Sarah. Aku ingin 
mengulanginya lain hari.
No comments:
Post a Comment