Setelah kejadianku dengan rofi siang itu,hubunganku dengan rofi semakin 
dekat,walau sampai saat ini hbunganku dengan rofi masih aman,hal itu 
yang membuatku sedikit resah dan pusing "gimana kalau dewi tahu 
semuanya,bisa perang dunia kelima," pikirku.
Rofi yang biasanya terlihat kalem dan pendiam sekarang mulai berani,ntah
 itu dalam berpakaian atau sikapnya,tak jarang dia memakai bh dengan 
warna mencolok tanpa tanktop hingga kelihatan dari luar baju seragamnya,
Hari itu badanku terasa meriang,kepala juga pusing,mungkin masuk angin 
karena tadi malam ku main kerumah dewi dan pulangnya 
kehujanan,sebenarnya dari pgi aku udah ngerasa gak enak badan tapi gak 
terlalu ku rasain,bentar lagi juga sembuh pikirku,tapi bukanya sembuh 
tapi makin berat kepalaku terpaksa ku ijin untuk istirahat di UKS untuk 
sejenak istirahat dan cari obat.
Saat ku keluar kelas terlihat kelas dewi sedang ada pelajaran 
olahraga,dewi melihatku dia terlihat resah,begitu juga dengan 
rofi,sampai di UKS langsung ku tidur karena gak kuat menahan pusing yang
 ku rasakan,aku terbangun setengah kaget karena merasa ada yang membuka 
kancing bajuku ternyata itu rofi,dia tersenyum terus membuka bajuku dan 
mengoleskan minyak kayu putih di dadaku,
"Kamu masuk angin,biasa di kerokin gak?"Tanya rofi di saat mengolesi 
minyak di dadaku,ternyata hari ini jadwal rofi jaga UKS dia yang bawa 
kunci kotak obat,
"Gak usah di kerokin,ntar juga sembuh kok,cuma kurang istirahat aja" jawabku.
Rofi lalu memijit kepalaku katanya biar pusingnya dikit berkurang,tapi 
bagiku malah bikin nambah pusing,tak lama dewi pun datang,jantungku 
berdegup kencang secara dewi orangnya cemburuan banget,apalagi sekarang 
aku bersama rofi objek yang selalu ku pakai untuk memanas-manasi dewi 
saat bcanda,
"Bebie knapa??sakit kok dipaksa masuk sih?" Tanya dewi seraya mencoba 
menghindarkan tangan rofi yang saat itu memijit kepalaku,rofi mungkin 
tau dia pun mundur duduk di sebelah tempat tidur.
"Gak papa bie,cuma pusing dikit aja,nie tadi dikasih obat rofi udah agak mendingan"
"Dikasih obat atau gara2 di pijitin rofi??dimas suka ngomongin kamu lho 
rof?" Kata dewi sambil menatap rofi,rofi hanya tersenyum "cuma suka 
ngomongin kan wik?yang penting jgan ampe suka orangnya" lanjut rofi, 
"DIIIAArRRR" kaya disamber gledek saat ku denger rofi bilang gitu,semoga
 dewi gak curiga,ku hanya pura2 tertidur,
"Wik kamu ngapain disini?blum jam istirahat lho,yang tugas jaga kan rofi
 hari ini?balik ke kelas!" Suruh seorang guru saat tau dewi ada di UKS, 
"bu boleh gak saya gantikan rofi hari ini?"
"Udah kamu balik ke kelas,tidak ada ganti-gantian tugas" kata guru tegas,dewi pun menurut
"Cepet sembuh ya bie?"Bisik dewi saat mninggalkanku.aku hanya tersenyum. 
"Terus rofi kalau sudah ngasih obat dimas langsung balik ke kelas juga,biar dimas istirahat sendiri saja" imbuh guruku 
"Baik bu" jawab rofi singkat.
Guruku pun pergi meninggalkan aku dengan rofi,rofi menutup pintu UKS dia mendekatiku berdiri di samping tempat tidurku,
"Masih pusing dim?" Tanya rofi
"Udah mendingan kok rof,habis kamu pijit tadi agak ilang pusingnya,thanks ya?" Jawbku dengan sedikit tersenyum
Rofi pun ikut tersenyum,tangan yang tadi memegang pinggiran tempat tidur sekarang mencoba memegang tanganku
"Aku sayang ma kamu dim,aku juga bahagia bisa bersamamu sampai saat 
ini,kamu jangan kawatir ?ª£º aku bakal bilang ke dewi,aku sayang ma kamu
 tapi dewi yang bisa bahagiain kamu,dewi juga bahagia sama kamu,aku gak 
mau merusak kebahagia'an kalian," kata dewi sambil memegang erat 
tanganku,
Aku gak bisa berkata apa2,pikiranku berkecamuk memikirkan apa yang di 
katakan rofi tadi,apa dia serius dengan perkataannya tadi?apa yang 
membuat dia berfikir begitu?aku hanya memejamkan mataku,mencoba mencerna
 dalam2 perkataan rofi tadi,tiba2 sebuah kecupan bibir hangat mendarat 
di bibirku,diselingi jilatan kecil mencoba membuka bibirku untuk masuk 
mencari lidahku,rofi memeluk'ku tanganku di bimbingnya untuk memeluk 
tubuhnya.
Bagai kucing lapar yang di kasih ikan aku pun mulai mengimbangi ciuman 
rofi,kami salina menjilat,lidah kami seakan berdansa begantian di 
mulutnya dan mulutku,tanganku yang memeluknya sekarang ku coba untuk 
mengelus punggungnya,kebawah dan kepinggir ke bagian pinggang rofi,rofi 
yang seakan tau arah tanganku selanjutnya melepaskan ciuman membuka 
kancing bajunya hingga terlihat bh salur merah putihnya,tanganya 
memegang tanganku di arahkan ke toketnya,
"Kamu mau ini kan?" Tanya rofi dengan wajah nakal sangat kontras dengan keseharianya yang terlihat sangat alim,
Tanganku langsung menarik bh'nya ke atas memegang kedua toket bulat yang
 kencang dengan puting yang menegang,rofi menggelinjang saat putingnya 
ku jepit dan ku plintir kadang ku tarik-tarik "eeemmmpphh. . ." Lenguhan
 rofi tertahan,tangan yang menjadi penopang tubuhnya lemas dan ambruk ke
 atas tubuhku,toketnya pas menimpa wajahku langsung ku jilat, ku lumat 
habis,kini tanganya mendekap kepalaku sepertinya tak ingin lumatanku 
berhenti,dia mendesis,melenguh sangat menikmati rangsanganku.
Tiba-tiba rofi menjauh dariku,mukanya merah dan tersenyum kepadaku,aku 
hanya bingung melihat kelakuan dia hari ini,rofi mendekat lagi,tanganku 
meraih toketnya lagi tapi ditepisnya "sssstttt..." Rofi memberiku kode 
untuk diam dengan jari tlunjuknya di tempelin ke bibirku,kini tanganya 
mulai meraba kebawah ke arah penisku,dibukanya ikat pinggang dan 
celanaku,tanganya masuk ke celana dalamku dan memegang penisku,ooouuwwhh
 aku sering melakukanya dengan dewi tapi sensasi dengan rofi kali ini 
sangat beda,aku hanya terpejam merasakan sensasi menyebar ke seluruh 
tubuhku.
Aku sedikit tersentak saat kurasakan penisku tiba2 hangat dan basah,ku 
buka mataku ternyata rofi mencoba mengulum penisku,bibir tipisnya 
terlihat sangat seksi ketika mengulum penisku,kelihai'an mengoral udah 
jelas kalah jauh dengan dewi tapi sekali lagi sensasi yang kurasakan 
dengan rofi begitu beda dan kuat,lama kelamaan rofi udah mulai terbiasa 
dengan penisku,bahkan terkadang dia mengocok penisku di sela 
kulumanya,hampir aja aku muncrat di kerjai rofi tapi secepatnya ku tahan
 kuluman rofi.
Aku beranjak turun dari tempat tidur memeluk dan mencium bibir 
rofi,leher rofi juga tak luput dari ciumanku,ciumanku kini kebawah 
mengarah ke toketnya,mengulum putingnya dan sempat ku beri cupangan di 
toketnya,rofi hanya mendesis menggelinjang dan menjjambak 
rambutku,terkadang di tekanya kepalaku seolah ingin toketnya ku kulum 
seluruhnya.
Aku udah gak tahan,penisku udah menegang sempurna,ku balikan tubuh rofi 
jadi membelakangiku,ku tarik rok abu-abunya sebatas pinggangnya,terlihat
 celana dalam salur senada dengan bh'nya,langsung aja ku selipkan 
penisku tanpa membuka celana dalamnya,ku arahkan ke lubang mekinya, 
"aakhh,oooouuuhhh. . ." Lenguhan rofi saat penisku sdikit demi sdikit 
memasuki mekinya "sleeepphh,sslleeepph" terasa sangat sempit tapi 
licin,kucoba genjot meki rofi,ku pegang pinggang rofi mulai 
menggenjotnya,memasuk keluarkan penisku,
"Aahhh,eemmmphh..." Penisku semakin lancar mengocok meki rofi,rofi 
berpegangan tempat tidur untuk menopang tubuhnya yang menggeliat saat ku
 genjot.
Tanganku gak tinggal diam,merangkul dan meremas2 toket rofi,rofi pun 
mendongak merasakan sodokan dan remasanku tambah liar,tangan yang 
tadinya pegangan kini menjambak rambutku,ditariknya kepalaku ke depan,ku
 cium tengkuk dan lehernya "ssssshhh,,,akhh. . .oouuwwhh" desahan rofi 
makin keras,kucoba menutup mulut rofi karena takut ada yang tau dari 
luar, "jangan keras-keras sayang" bisik'ku pada rofi lalu ku jilat dan 
ku gigit pelan kupingnya. . .rofi menggelinjang,menggigit bibirnya 
mencoba menahan lenguhanya agar tak keluar.
"Sayaaangghh genjotnyaahh maanteepphh,,rooff. . .iiieeehhh ggaakk 
tahaaannhh" kata rofi terbata-bata,badan rofi ambruk ke tempat 
tidur,sekarang posisinya menungging sempurna,ku pegang pinggangnya,aku 
pun mempercepat genjotanku lagi,aku takut kalau ketahuan orang nanti, 
"crep,crep,clep" "plak,plak,plok" bunyi pertempuran kami,rofi menutup 
mulutnya menahan desahanya,nafasnya memburu,denyutan di memeknya 
membuatku gak kuat bertahan lebih lama kulesak'kan dalam-dalam 
penisku,kusemburkan sperma di dalam memek rofi,rofi pun 
mngejang,tanganya meremas sprei dengan mulut terbuka dan mata 
terpejam,terasa semburan hangat di dalam memeknya hingga keluar 
bercampur dengan spermaku merambat lewat pahanya yang mulus.
Kaki rofi sperti kehilangan tulang,dia pun ambruk tapi segera ku tahan 
dengan tanganku,ku lepaskan penisku dari memeknya,ku kecup 
tengkuknya,rofi menggeliat lemas,dia membalikan badanya dan tersenyum 
"udah sembuh blum pusingnya?" Sambil merapikan sragamnya,
"Obatnya manjur juga" kataku sdikit tertawa,
Rofi kmudian memeluk'ku erat,plukan yang penuh sayang,aku bisa merasakan itu,aku pun memeluknya.
"Mkasih ya dim,aku sayang banget ma kamu" 
"Aku jug. . ." Telunjuk rofi menahan perkataanku,
"Kamu harus menyayangi dewi,bahagiain dewi. . ." Rofi mengecup 
bibirku,terlihat air mata menetes di pipinya,dia lalu keluar 
meninggalkanku.
Esok harinya ku dengar rofi pindah sekolah,dia pindah ke kampung karena 
bu sum tidak bisa membiayai sekolahnya di sini,aku sdikit kaget tak tau 
harus merasa senang atau sedih,di laci bangku'ku terdapat selembar 
kertas
"ketika kita mencintai seseorang dan orang itu mendapatkan 
kebahagiaannya bukan dari kita,sakit dan kecewa pasti ada di hati,namun 
di balik sakit itu tersimpan doa yang tulus SEMOGA DIA BAHAGIA 
SELAMANYA,
Terimakasih udah mengajarkan aku cinta,sakit, dan ketulusan. Ttd Rofi"
      
     
     
No comments:
Post a Comment