Perkenalkan namaku Firdaus, aku mau menceritakan kejadian yang benar-benar pernah aku alami. Percaya gak? 
Aku punya pacar bernama Resty yang kuliah di salah satu perguruan tinggi
 Surabaya. Resty mempunyai body yang bisa dibilang ideal, dengan tinggi 
sekitar 158cm, kulit putih, rambut panjang sepunggung, payudara 
proposional bulat dan mancung. Aku mau menceritakan kejadian beberapa 
tahun lalu, tepatnya tahun 2010. 
Waktu itu aku dan Resty telah pacaran selama 1 tahun lebih, Resty 
memiliki nafsu seks yang lumayan besar dan tentu saja aku senang karena 
aku juga memiliki libido yang tinggi juga.
 **** 
Seperti biasa aku menjemput Resty kuliah, dan mengantar pulang ke 
kosnya. Teras kosannya lumayan luas, dan ada beberapa sofa yang memang 
disediakan. oleh pemilik kos. Setelah memasukkan motor dan mengunci 
pagar, aku langsung rebahan di sofa karena Surabaya siang itu panas 
sekali. Sedangkan Resty langsung masuk ke kamarnya buat ganti baju. Gak 
lama kemudian dia keluar dan langsung duduk di sofa. Karena aku sedang 
rebahan jadi dia duduk sambil memangku kedua kakiku. Siang itu Resty 
memakai daster pendek, belahan rendah dengan dua utas tali yang nyangkut
 dipundakknya. Dari posisiku tiduran aku bisa melihat sisi kiri susunya 
yang mulus membuatku sedikit horny, akupun mengubah posisiku jadi duduk 
disampingnya. Sambil terus ngobrol, aku elus-elus pinggiran susunya. Dia
 pun gak mau kalah langsung mengelus kontolku pelan-pelan. Semakin lama 
semakin horny, tanganku sudah masuk ke bawah ketiaknya dan meremas-remas
 susu sebelah kanan. Resty sedkit gak nyaman karena posisi kita lagi di 
teras kossannya. "Udah sayang, nanti ketahuan mbak2 kos" ucap Resty, 
tapi sambil terus mengusap kontolku dari luar celana. Karena kos waktu 
itu lumayan sepi aku jadi semakin cuek, aku buka resletingku dan ku 
keluarkan kontolku yang udah ngaceng. "Gila kamu yang, kalo ada mbak2 
kos lewat gimana?" ucapnya sambil sedikit cekikikan dan sedikit panik, 
kontolku langsung ditutupi pake kedua tangannya. "Yang, emut dong yang."
 pintaku sambil sedikit memaksa aku tarik kepalanya ke arah 
selangkanganku. Resty membungkukkan badannya dan mulai menciumi kepala 
kontolku. Aku merasakan sensasi yang sedikit aneh, disepong pacar di 
tempat terbuka. Jilatan dan kuluman Resty mebuat aku lupa daratan. 
Daster bagian belakang Resty aku angkat sedikit ke atas, dan kumasukkan 
tangan kananku ke dalam CD nya sambil elus-elus pantatnya lalu menuju ke
 arah memeknya yang sudah banjir. Aku gesek pelan-elan itilnya. 
"Sssshh... Sayaangg, kita ke hotel aja yuk?" Ucapnya sambil menahan 
desahannya. "Masukin di sini aja yang, mumpung sepi" jawabku sambil 
terus menggesek itilnya. "Gak mau sayang" sahutnya sambil mendesah-desah
 kecil. Karena sudah kepalang horny, aku langsung tarik cd nya ke bawah 
sampai lepas kemudian aku sandarkan tubuh Resty ke sofa, dan ku 
kangkangkan kedua kakinya. "Cepetan yang, keburu ada orang" ucap Resty 
dengan mata sayu yang menandakan dia sangat horny. Aku mulai memasukkan 
kontolku ke dalam memeknya, sambil sedikit clingak celinguk takut ada 
orang. "Aaaahhh... kok basah banget ya yang?" ucapnya pelan. "Ya gak tau
 yang.. Kamu horny banget ya?". jawabku sambil mempercepat genjotanku. 
"Sssshhh... agak cepet yang aaahh.. aaa..hhh". bisik Resty sambil 
menutup mulutnya menahan desahan. Semakin kuat sodokanku ke memek Resty,
 semakin membuatnya mendesah. 
Ketika lagi enak-enaknya, tiba-tiba ada suara gerbang dibuka gemboknya. 
Resty langsung menurunkan kakinya dari sofa dan aku langsung mencabut 
kontolku dan ku masukkan ke dalam celana. "Tuh kan, untung kamu yang gak
 ketahuan. haha" tawa Resty. "Sialan ganggu aja, siapa sih yang dateng?"
 ucapku kesal. "Kayaknya itu Ela sama cowoknya" jawab Resty sambil 
berjalan ke arah gerbang buat memastikan siapa yang datang. Aku baru 
ingat Resty gak pake cd, soalnya gak sempet gara-gara keburu panik. 
"Yang... Yangg...!" teriakku ke arah Resty sambil ngasih kode ke arah 
selangkangannya. "Gak apa-apa yang, cuma ke gerbang aja kok" jawabnya 
sambil balik ke arahku dan kembali duduk disebelah kananku. Kemudian Ela
 dan pacarnya juga ikut duduk bareng sama kita. Pacar Ela duduk di kursi
 tepat di depan aku dan Resty. Aku jadi sedikit khawatir, karena 
posisinya sedikit agak jauh ke depan, jadi dia bisa melihat ke arah 
selangkangan Resty tanpa ketahuan. Sedangkan pacarku sedang gak pake cd,
 dan dasternya pendek sampe separuh pahanya gak ketutup. "Yang kamu kalo
 duduk ati2, kan gak pake cd" bisikku ke Resty. "Iya, tenang aja" 
jawabnya santai. "Kamu masuk dulu gih, ganti baju" ucapku pelan. "Gak ah
 yang... bentar lagi sekalian aku mau mandi" tolaknya, sambil mengikat 
rambutnya. Aku lihat pacarnya Ela yang bernama Tito sempat melirik ke 
arak ketek pacarku sambil tetap ngobrol. 
Waktu lagi asik-asiknya ngobrol sama mereka aku sempat lupa kalo pacarku
 yang gak pake cd. Dan posisi duduk Resty waktu itu lagi main Hp 
bersandar di sofa, dan kedua kakinya lurus ke depan agak melebar tapi 
cuma sedikit. "Jangan-jangan dari tadi Tito curi-curi pandang ke 
selangkangan pacarku" batinku dalam hati. Aku pun berjalan ke arah Tito 
pura-pura cari tukang bakso lewat, padahal cuma untuk memastikan 
selangkangan pacarku kelihatan apa tidak. Ketika aku berbalik dan 
kulihat ke arah selangkangan pacarku ternyata aman. Gak kelihatan sama 
sekali. Aku kembali duduk di sebelah pacarku. "Yang aku mandi bentar ya?
 Lengket semua nih. Panas" pamitnya sambil melangkah masuk ke dalam kos.
 "Cepetan mandinya, aku laper" balasku ke Resty. "Yoooo...." sahutnya 
dari dalam rumah. Gak lama kemudian Ela dan Tito juga masuk ke dalam, 
sebenarnya cowok gak boleh masuk ke kos. Cuma waktu itu Tito dapat ijin 
buat bantu Ela pindah kamar. 
Hampir satu jam Resty mandi gak kelar-kelar. Karena bosan nunggu, aku 
iseng masuk ke dalam sekalian mau lihat Ela pindah ke kamar sebelah 
mana. "Tapi kok sepi? pada kemana?" pikirku. Aku cek ke kamar mandi ada 
orangnya. Lalu aku ketok-ketok ternyata yang jawab Ela. "Resty pasti 
udah di kamarnya" tebakku dalam hati, akupun berjalan ke arah kamarnya. 
Waktu udah dekat pintu kamar pacarku, aku mendengar suara desahan. Aku 
heran kenapa pacarku nekat banget masturbasi dengan pinu kamar sedikit 
terbuka? Dengan mengendap-endap aku berniat mengagetkannya supaya kapok.
 Tapi waktu aku mengintip ke dalam, aku kaget setengah mati. Ternyata 
Resty bukan masturbasi, tapi sedang disodok kontolnya Tito. Aku masih 
gak percaya sama apa yang aku lihat. Mereka dalam posisi doggy, 
menghadap ke arah ranjang. Aku gak bisa melihat wajah Resty, tapi aku 
tau dia sedang keenakan dengan mendengar erangan-erangannya yang sedikit
 ditahan. "Burungmu besar banget mas... aaahhh... aahhh..." desah Resty.
 "Kamu sangek banget ya, Res? Kok memekmu banjir" goda Tito ke pacarku. 
"Aaaahhssshh... aahh aahhh terusin masss... ssshh" racau Resty keenakan.
Aku spechless, gak tau harus berbuat apa. Pengen rasanya menerobos masuk
 dan menghajar mereka berdua. Tapi aku malah terpaku, dan masih tetap 
mengintip. Kulihat mereka ganti posisi, Resty telentang di ranjang 
sambil membuka kakinya lebar-lebar. Tito mengambil posisi di atas 
pacarku, dan aku lihat tangan Resty meraih kontol Tito yang lumayan 
besar sambil mengurutnya maju mundur. "Ya ampuunn besar banget sih mas? 
sshhh.." desah Resty sambil terus memijat kontol Tito. Pacarku mendesah 
padahal sama sekali gak disentuh sama Tito, dia mendesah cuma dengan 
mengocok kontol Tito. Entah kenapa aku jadi ikut horny. Resty mulai 
mengarahkan kontol itu ke memeknya dan menggosok itilnya dengan kepala 
kontol Tito yang besar itu, disaat yang bersamaan Tito menyodok 
pelan-pelan memasukkan kontolnya ke dalam memek pacarku. Dikit sedikit 
kontol itu masuk, dan pacarku tak henti-hentinya mendesah. "Masukin 
sampe mentok mas... ahh.. aaahhh" seolah ingin teriak. "Aaahh... agak 
cepet mas, keburu Ela kelar mandi. sssshhh... kasihan pacarku juga 
nungguin lama... aassshhh mass aahhh" erang Resty, sambil membusungkan 
dadanya, dan kepalanya mendongak ke atas. Ternyata sambil menikmati 
kontol cowok lain, dia sambil ingat aku. Bukan main. 
Sambil mengintip aku berharap Ela kelar mandi, dan dia melihat kelakuan 
cowoknya. Tito semakin mempercepat genjotannya, sementara pacarku cuma 
bisa mangap-mangap keenakan. "Aaahh aahh aaahh enak banget aaahh aaahhh"
 erangnya. "Aku mau keluar, Res... aahh" desah Tito. "Keluarin di mulut 
mas. ssshhh... enak banget sihhh aaahh" sahut Resty. "Aku keluar dua 
kali asshh haahh" lanjutnya. Tito mendadak mencabut kontolnya dan 
mengarahkan ke mulut pacarku sambil menyemprotkan spermanya. Pacarku pun
 gak mau kalah, langsung mengulum kontol Tito dan menjilati spermanya 
sampe bersih. "Kapan-kapan lagi yuk, Res? Kita ke hotel" bilang Tito ke 
pacarku. Resty cuma jawab "Hhmmpp.. hmmpp.." karena mulutnya penuh 
dengan kontol Tito. 
Aku memutuskan kembali ke depan, hatiku rasanya hancur, tapi disisi lain
 aku horny melihat pacarku keenakan. Beberapa menit kemudian Resty 
kembali menghampiriku di teras. "Mandiku lama ya yang? Aku tadi sambil 
luluran soalnya. Maaf ya sayangg.. hehe" rayunya manja. "Iya nih, aku 
jadi ga ada temennya. Tito juga masuk ke dalem gak keluar-keluar. Mereka
 ngapain sih yang? Ngentot kali ya?" sindirku halus. "Iya kali yang... 
haha" sahut pacaku grogi. "Enak banget mereka ngentot, aku tadi sama 
kamu gak tuntas gara-gara mereka dateng" ucapku pura-pura sebal. "Kita 
lanjut di kamarmu yuk sayang? Aku masih horny nih" godaku ke Resty. 
"Iiihh... ketahuan penjaga kos bisa diusir aku nanti yang..." jawab 
Resty sambil mencubit lenganku. "Emang kamu udah gak pengen yang? 
Jangan-jangan kamu pake tangan ya? pantesan mandinya lama?" godaku 
sambil menahan perihnya hati. #halah "Biarin yang penting enaakk.." 
ejeknya. Beberapa menit kemudian aku pamit pulang. Dan sebulan kemudian 
aku mengakhiri hubunganku sama Resty, karena aku yakin dia masih sering 
melakukannya sama Tito. 
Tamat.
      
     
     
No comments:
Post a Comment