Kenapa lagi sih kamu ?  tanyaku dengan nada sinis kepada Amanda.
Maaf kak
.. aku jarang latihan..
Udah berkali2 kamu ga bisa ngikutin.. nadanya melenceng semua
 jangan 
dikira bisa tanpa latihan kamu bisa main saksofon dengan bagus 
lanjutku.
Amanda hanya terdiam. matanya memandang ke lantai, seakan2 menghitung 
jumlah lantai keramik, atau sekedar mengira2 luas karpet yang 
melapisinya. Aku sebal. Sebagai seorang guru musik, hal yang paling 
menyebalkan adalah ketika muridmu tidak berlatih sama sekali. Ditambah 
lagi, ketika aku sedang pusing mengerjakan tesis s2ku, dimana mengajar 
saksofon adalah satu2nya hiburanku, murid yang satu ini membuat hatiku 
kesal.
Amanda, 19 tahun, seorang mahasiswi yang kebetulan satu universitas 
dengan tempatku mengambil kuliah s2, menurutku sangat berbakat bermain 
saksofon. Tapi dia jarang sekali latihan. Terdengar dari nadanya yang 
melenceng, dan tiupannya yang tidak statis, pertanda dia jarang 
menyentuh alat musik itu.
Sebagai mahasiswa S2 yang membiayai kuliahnya sendiri, bermain musik dan
 mengajar musik adalah tulang punggung utama yang membiayai kuliahku. 
Ayahku tidak bisa membiayai lagi kuliahku karena beliau sudah lama 
meninggal. Uang yang ibuku berikan setiap bulannya hanya cukup untuk 
membayar kos saja. Uang untuk kuliah, juga disokong oleh beasiswa. 
Tetapi beasiswanya tidak penuh. Itulah mengapa aku menggunakan bakatku 
dalam bermain alat tiup saksofon untuk mencari uang, mengajar maupun 
bermain di acara2 musik.
Dari yang kulihat lewat situs pertemanan facebook, Amanda tampak senang 
sekali bermain dengan teman2nya entah itu nongkrong di kafe, jalan2 ke 
mall, maupun berkunjung ke Bandung dengan teman2nya. Itu tidak masalah 
sebenarnya, tetapi jika dia meninggalkan latihan saksofonnya, itu 
masalah buatku. Ada orang yang bilang kalo muridnya ngaco, berarti 
gurunya yang ga bener. Itu membuatku menjadi gemas ketika Amanda selalu 
membuat kesalahan ketika bermain.
udah ya, hari ini sampai disini saja aku membereskan saksofonku dan buku musik ku. tapi kak
 amanda memotong ucapanku
tapi kenapa
 pokoknya minggu depan saya tes lagi yang tadi ya, jangan 
sampe ga bisa kayak sekarang. Aku segera bergegas keluar, memakai 
jaket, mengisi absen guru di meja resepsionis, dan keluar untuk 
menyalakan mesin motorku. Sudah mau maghrib rupanya.
Amanda menyusulku keluar.
Kak
 maafin aku ya
. Aku emang lagi banyak kegiatan akhir2 ini, jarang 
latihan
. Ucapnya. yaudah
 minggu depan perbaikin oke aku memakai 
helmku.
saya pulang dulu ya aku mengendarai motorku menjauhi tempat les itu. 
Dari spion aku bisa melihat Amanda masuk ke dalam city car nya.
Pertemuanku dengan Amanda bermula ketika aku mengisi acara yang diadakan
 oleh BEM kampusnya. Dia menjadi panitia, LO band yang beranggotakan 
diantaranya aku sendiri. Berawal dari ngobrol2 Amanda rupanya bermain 
saksofon juga dan dia ingin belajar dariku. Karena aku mengajar di salah
 satu sekolah musik yang mentereng di Jakarta, kusuruh saja dia daftar, 
dan dia pada akhirnya mendaftar untuk menjadi muridku.
Sebenarnya Amanda menyenangkan, senang melucu dan mudah akrab. Tetapi 
kekurangannya ya itu, malas berlatih, entah hari2nya dihabiskan oleh apa
 selain kuliah. Apakah itu main, pacaran, aku tidak terlalu tahu, karena
 obrolan antara aku dan Amanda hanya berkisar musik, lokal maupun musik 
global.
Aku kembali ke kosanku, kunyalakan laptop hasil tabungan sendiri itu. 
Sebenarnya aku bukan dari keluarga yang kurang mampu, hanya saja ayahku 
orangnya disiplin dan tidak memanjakan anaknya. Waktu aku kuliah s1 di 
bandung dulu, ketika mampu mencari uang sendiri, aku sudah mulai 
meringankan beban orang tuaku dengan tidak meminta uang jajan. Ketika 
sebelum aku lulus s1, ayahku meninggal dan wasiat terakhirnya adalah 
agar aku terus meneruskan sekolah. Kujalani pesan ayahku, dan nyatanya, 
walaupun hanya dari mengajar dan bermain musik, aku bisa menabung, 
membayar uang kuliah, dan menyicil motor, walaupun uang untuk kos masih 
dibantu oleh ibuku.
Sedangkan Amanda, bisa dilihat hidupnya amat mudah. Orang tua yang kaya,
 dan memanjakan anaknya, terlihat dari saksofonnya yang terlihat baru 
dan kinclong, beda dengan saksofon tua ku yang hasil nabung sendiri itu.
 Naik mobil kemana, jalan2, pacarnya pun aku kenal, walau hanya sebatas 
tahu sama tahu saja. Anak orang kaya juga. Kehidupan mereka berbeda jauh
 denganku. Tampaknya apa2 saja yang mereka inginkan mudah didapat.
-----------------------------minggu depan------------------------------------------------
Jam 4 sore. Aku menunggu hujan reda di kosanku. Jam 5 harusnya aku sudah
 di sekolah musik itu. Tapi karena aku memakai motor, maka aku hanya 
bisa menunggu. Waktu terus berlalu.
Hujan tidak reda. Maghrib sudah tiba, dan aku sudah menelpon ke sekolah 
musik itu untuk membatalkan les hari ini. Aku tidur2an di kasurku, malas
 untuk keluar kemana2 lagi.
Tiba2 handphoneku berbunyi. Aku melihat layar handphoneku. Ternyata nomor Amanda.
Halo kak
. Amanda mengawali pembicaraan
Eh kamu, ada apa ? udah tau kan lesnya ga jadi ?  jawabku
Aku ada di depan kosan kakak lanjutnya
Eh
. Ngapain ?  aku heran. Amanda memutus telponnya. Aku bergegas 
keluar dari kamar kosanku, dan kulihat Amanda dengan basah kuyup 
terguyur air hujan, berdiri di depan gerbang kosanku. Tanpa pikir 
panjang aku mengambil payung, lari dan membuka pintu gerbang.
Lho kamu kenapa ? kok kehujanan ? mobil kamu mana ?  tanyaku bertubi2.
 Amanda hanya diam saja. DIa menggigil menahan dingin, sekilas kulihat 
matanya memerah dan ada bekas tangisan.
Untung saja tidak ada orang yang lihat, jadi Amanda bisa masuk ke 
kamarku. Karena kamar mandinya ada di dalam kamar, kusuruh Amanda untuk 
mandi. Tak lupa kuberikan t shirt ku yang ukurannya agak kecil dan 
celana pendek, juga handuk yang biasa kupakai.
Aku agak khawatir sebenarnya. Karena di kosan ini tidak boleh membawa 
tamu perempuan ke dalam kamar. Aku tidak tahu apa yang bakal terjadi 
kalau orang2 kosan mengira aku dan Amanda melakukan hal2 yang tidak 
senonoh. Aku hanya diam menatap pintu kamar mandi. Suara air mengalir 
dari shower bisa kudengar dengan jelas.
Tak berapa lama Amanda keluar, dengan memakai baju yang tadi kusiapkan. 
Dia sedang berusaha mengeringkan rambutnya dengan menggosok2annya dengan
 handuk. Bisa kulihat matanya masih merah.
Kenapa sih kamu ? aku memberanikan diri bertanya
Ceritanya panjang kak
. Katanya sembari duduk disampingku, di pinggir ranjang.
kalo ga mau cerita ga usah dipaksa aku lalu berdiri dan memakai jaket
Saya beli makan ya, kamu diem disini dulu, jangan ikut keluar, soalnya 
di kosan ini ga boleh ada tamu cewek masuk ke dalam kamar  dan jangan 
ribut, nanti dikirain saya nyelundupin kamu ke dalem kataku 
mengingatkan
Aku tidak habis pikir. Apa yang ada di pikiran Amanda sehingga dia nekat
 datang ke kosan guru musiknya. Aku berjalan dengan payung di tengah 
hujan, menuju tukang nasi goreng untuk memesan 2 porsi, dibawa pulang.
Aku kembali ke kamar kosan. Hujan telah reda. Aku membuka kunci kamar, 
dan menemukan Amanda sedang menerima telpon dengan air mata yang 
menetes. Aku segera menutup pintu kamar dan menyiapkan makanan. Amanda 
hanya diam saja, dan dia serta merta menutup telponnya.
Eh
 makan dulu
 aku menegurnya
Amanda hanya diam. Sejenak kami berdua terdiam beberapa saat.
Kak
 ada tisu ? Amanda akhirnya membuka mulut. Aku segera mengambilkan
 tisu dari laci meja belajarku. Amanda mengusap air matanya dan menarik 
nafas panjang.
Maaf ya kak aku ngerepotin Amanda mengambil makanannya dan mulai makan.
Gapapa kok, santai aja Ntar kalo bajunya dah kering saya anter kamu pulang ya jawabku.
Ga usah kak
. Aku mau disini aja pernyataan Amanda membuatku kaget.
Tapi, saya kan udah bilang, kosan disini ga boleh nerima tamu cewek sebenernya  Aku sengaja mempertegas kata2ku.
Aku gak akan ribut kak. Janji jawabnya
Aku hanya menghela nafas sambil ogah2an menyantap nasi gorengku. Apa sih maunya dia, begitu pikirku.
Kalo mau minum ambil tuh gelasnya di rak di deket pintu kamar mandi 
ucapku setelah Amanda menyelesaikan makanannya. Amanda menurut dan 
mengambil gelas, dan menuangkan air dari dalam dispenser. Aku tidak 
menghabiskan makananku, dan menyalakan laptopku. Jujur saja aku bingung 
bagaimana harus menghadapi Amanda. Aku jarang pacaran, ketika kuliah aku
 malah tidak sempat pacaran. Sibuk oleh kuliah dan musik. Apalagi 
sekarang, kuliah, musik, ngajar. Itulah yang menyebabkanku agak canggung
 hanya berdua di kamar dengan seorang perempuan.
Kalau mau baca2 majalah itu ada di rak di atas kasur Aku berkata 
seperti itu karena Amanda terlihat hanya duduk di tepi ranjang dan 
memandang lantai dengan tatapan kosong
Tapi Amanda seakan tidak menggubris ucapanku. Dia masih melamun
Amanda. Kenapa sih ? Aku makin penasaran.
Amanda tampak kaget mendengar pertanyaanku.
Hmmm.... Aku heran kak... apa sih yang dimauin sama laki2 dia membuka dialog
Kenapa gitu ? aku turun dari kursi dan duduk di karpet. Amanda pun turun dari pinggir ranjang dan duduk di hadapanku.
Tadi aku rencananya bolos les kak.... jawab Amanda
Terus ?
Aku jalan2 sama pacarku tadi. Pas jam 5, jam harusnya aku les, aku di 
dalem mobil pacarku, dia lagi nyetir, rencananya mau jalan cari makan 
terus nonton Amanda melanjutkan ceritanya.
Entah kenapa handphone dia ditaruh di dashboard. Aku pinjem, mau main 
game yang ada di hapenya. Dia ngebolehin, tapi entah kenapa aku tiba2 
pingin buka inbox smsnya
Halah. Pasti cowoknya selingkuh, begitu pikirku dalam hati.
Aku ngeliat sms2 mesra kak. Gak cuman satu tapi beberapa cewek
Buset. Pikirku. Jagoan banget tuh cowok.
Aku kurang apa sama dia coba ? bela2in bolos les, bela2in dia, selalu 
aku temenin, kok dia begitu sama aku ? dia mulai menangis lagi. Jijik 
liat sms2 itu, sayang2an segala macem orang pacaran aja Aku 
mengambilkan Amanda tisu lagi karena airmatanya mengalir deras.
Terus gimana ? aku memintanya melanjutkan ceritanya.
Aku marah kak. Tapi dia cuman diem aja ga ngomong apa2. Akhirnya di lampu merah aku keluar dari mobil
Kan ujan jawabku sedikit tidak antusias. Entah mengapa kasus ini 
sangat klasik pada orang2 yang pacaran. Tapi tampaknya Amanda sangat 
terpukul oleh kejadian tersebut.
Biarin aja kak. Aku jalan, ngejauh dari mobil, aku bisa denger sih dia 
nglakson terus..... tapi setelah jauh dari mobilnya, aku bingung mau 
kemana. Tapi aku inget kalo tempat tadi deket sama kosan kakak. Makanya 
aku kesini
Memang dulu Amanda pernah kesini diantar oleh pacarnya, mengambil partitur lagu.
Terus ? kok kamu malah kesini ? ga pulang aja ? tanyaku sambil berusaha meyakinkan dia agar pulang.
Males nanti ditanyain sama orang tua.... kemana si pacar, kok pulang sendiri. Ribet  jawabnya
Lah kalo dicariin gimana ? aku makin bingung
Aku udah bilang sama orang tua aku... mau tidur di rumah temen Tenang aja, mereka percaya kok.....
Aduh. Entah mengapa menurutku Amanda berlebihan dalam menghadapi masalah
 ini. Kenapa gak putusin aja cowok itu, cari taksi, pulang, tidur, besok
 lupa. Tapi dia malah repot2 pergi ke kosanku.
Terus kamu mau ngapain disini ? tanyaku dengan malas
Aku mau nenangin diri dulu kak.....
Eh. Bukannya lebih enak di rumah ? disitu kan bisa nangis bombay di 
depan orang tua. Dijamin bakal ditenangin, abis nangis besoknya lega 
deh. Aku bingung melihat kerapuhannya menghadapi masalah ini.
yaudah lah terserah kataku tapi inget, jangan ribut, jangan keluar kamar, besok pagi saya anterin ke rumah
Iya kak jawabnya...
Jam2 berikutnya diisi dengan obrolan2 yang biasa kami lakukan, soal 
musik, teknik bermain saksofon. Tak lupa aku menyetel musik keras2 dari 
laptop dan menyalakan tv agar suara kami tidak terdengar.
Tanpa terasa sudah jam 11 malam
Aku ngantuk kak.... Kata amanda
Hmm.... kamu tidur di atas aja, saya biar tidur di karpet jawabku sekenanya.
Enggak kak... aku kan tamu. Aku aja yang tidur di karpet malah enak di
 gw. Aku pikir. Aku mengiyakannya dan menggelar selimut cadangan di 
karpet, untuk alas tidur agar agak empuk, dan memberinya selimut tipis 
serta bantal yang berlebih di ranjang. Aku mematikan lampu, dan juga 
naik ke ranjang, bersiap untuk tidur.
Jangan dimimpiin kejadian yang tadi ya.. kataku mengingatkan
Iya kak....
Sepi. Aku hanya menatap langit2 sambil memikirkan caranya besok pagi 
keluar tanpa ketahuan yang jaga kos. Kebetulan aja tadi hujan besar 
sehingga penjaga kos tidak memperhatikan pintu gerbang. Aku agak kesal 
dengan sikap Amanda. Sudah malas latihan, dan tidak berpikir panjang. 
Sebenernya muncul rasa kasihan yang besar dalam diriku. Dia belum 
dewasa, belum bisa mengambil keputusan dengan matang, dan akibatnya 
seperti ini. Ada di kos2an guru musiknya, dan tidur di lantai. 
Yasudahlah. Mungkin Amanda butuh teman malam ini, begitu pikirku.
Entah kenapa aku tidak bisa tidur malam ini, harus kuakui kehadiran 
Amanda malam ini merusak pikiranku. Bukan jadi buruk, tetapi pikiranku 
menjadi kotor. Aku pernah melakukan seks, sekali2nya waktu baru kuliah 
dulu. Pengalaman itulah yang membuatku sedikit membayang2kan bagaimana 
kalau aku bermain cinta dengan Amanda.
Amanda memang cantik, kulitnya putih dan mukanya manis. Dan fakta2 
itulah yang membuat pikiranku menjadi kotor. Coba kalau dia laki2. pasti
 aku santai2 saja.
Lama aku tidak bisa tidur. Aku sengaja menghadap ke tembok agar tidak 
melihat Amanda. Tiba2.. Jleg. Aku merasa ranjangku dinaiki orang. Aku 
kaget, sedikit terkesiap tapi aku berhasil mehanannya. Rupanya Amanda 
menaiki ranjangku.
Kak... aku tidur sama kakak ya...... katanya dengan nada merajuk. Damn
Aku tidak bisa menolak karena dia sudah naik ke atas ranjang. Ehh... ni
 kalau mau pake selimut. Aku memberikan bagian selimutku pada Amanda. 
Dia tampak agak malu, dan segera mengambil bagian selimutnya, dan tidur 
membelakangiku.
Sial. Apa2an ini. Kenapa dia naik ? apa karena kedinginan ? atau keras ? atau kenapa ?
Aku merasakan gerakan di sebelahku.
Kak... maaf... aku sebenernya masih pengen ngobrol gapapa kan ?
Aku membalik badanku dan mendapati bahwa jarak mukaku dan muka Amanda 
tidak lebih dari 2 jengkal. Matanya yang memerah menatapku penuh harap.
Kamu ya... Dengerin. Kenapa sih mesti gini ? kamu sekarang ada di kamar
 cowok, tidur bareng satu kasur. Ga pantes tau. Apa saya tidur di bawah 
aja ya Aku berusaha bangkit.
Ini yang aku suka dari kakak... tiba2 Amanda berkata seperti itu.
Eh........ Aku heran dan mematung sejenak
Kakak orangnya tegas... gak kayak dia.... egois... udha gitu ga pernah bisa tegas dan ga punya pilihan
Manda... tapi Kata2ku terhenti ketika tangannya menyentuh pipiku lembut.
Aku suka sama kakak pengakuannya membuatku terhenyak. Apakah benar ? 
apa Amanda Cuma terbawa perasaan akibat baru mengalami kekecewaan dalam 
berpacaran ?
Aku mematung. Terdiam. Dalam hati aku mengakui bahwa sosok Amanda yang 
manis membuatku tertarik. Tetapi selama ini aku selalu me-ignore 
perasaan itu karena 1, dia sudah punya pacar, dan 2, aku tidak ada waktu
 untuk perempuan ditengah kesibukan tesis, musik dan ngajar.
Kak tangannya terus mengelus pipiku. Aku pun luluh. Tiba2 kami berdua 
saling memajukan wajah kami masing2. kami menutup mata dan bibir kami 
pun bersentuhan. Kami berciuman dengan pelan dan lembut. Amanda terus 
maju ke dalam pelukanku. Aku meraih pinggangnya, dan menggenggam tangan 
satunya. Telapak kaki kami saling bersentuhan dan saling bertautan.di 
dalam selimut itu. kami berciuman dengan hangat.
Kami melupakan batas antara guru dan murid. Walaupun umur kami tidak 
berbeda jauh, hanya enam tahun, namun rasanya ini seperti affair yang 
aneh antara guru dan murid. Walaupun guru dan muridnya hanya di sekolah 
musik saja. Kami berciuman sangat lama. Entah kenapa kami berdua tidak 
berciuman dengan nafsu dan tergesa2.
Tangan kiriku yang menyentuh pinggang Amanda, tiba2 mulai nakal. 
Tanganku masuk ke dalam t shirt yang dia pakai. Menyentuh kulit 
halusnya. Amanda tidak berontak. Dia malah terus menciumiku. Amanda pun 
tidak protes ketika tanganku masuk kedalam celana pendeknya dan memegang
 pantatnya. Damn. Rupanya dia tidak memakai celana dalam dan BH.
Aku melepaskan ciumanku, dan mulai menciumi telinga dan lehernya.
Ahh... Kak...  Amanda tampak menikmati perbuatanku. Tanganku terus 
bermain mencoba membuka celana pendeknya. Amanda tidak berontak, kakinya
 malah beringsut membantuku melepas celana pendek itu. Pada akhirnya aku
 melempar celana itu ke lantai. Aku mulai menyentuh pahanya yang sangat 
mulus. Aku memeluknya erat, menempelkan perutnya di perutku.
Kak.....  Amanda memanggilku
Kenapa ? Aku menghentikan ciumanku di leher
Kalau mau itu... pelan2 ya.... aku belum pernah... jawabnya pelan dengan nada pasrah dan tatapan penuh harap.
Apa. Masih perawan ? aku kaget. Kupikir setidaknya dia pernah tidur 
dengan pacarnya. Pantas saja dia tidak bisa menyikapi kelakuan pacarnya 
dengan benar, pengalamannya sangatlah minim. Aku terdiam. Mematung. 
Tidak dapat berpikir dengan jernih.
Amanda... kalau kamu gak mau, jangan.... aku mundur
Gak apa2 kak. Kalau sama kakak aku mau.. Amanda meraih tanganku.
Kamu belum pernah.... jangan dipaksa kalau gak mau.... aku berusaha berpikir jernih.
Amanda terdiam, tetapi dia malah masuk ke pelukanku kembali.
Aku mau.... jawabnya pelan
Aku Cuma minta kakak perlakukan aku dengan lembut
Tapi aku masih bertahan
Kak.... aku mau kasih ke kakak malem ini itu karena aku suka sama 
kakak dari pertama ketemu, tapi kakak tampaknya cuek sama aku.... tapi
 aku makin suka karena tau kakak orangnya tegas, dewasa, 
Amanda, itu cuman perasaan pelarian aja... jawabku
Amanda hanya diam. Tetapi dia menjawab dengan semakin masuk ke dalam pelukanku.
Dia memelukku dengan erat, dan tidak mau melepasku.
Aku mau ngelakuinnya cuman sama kakak amanda tetap gigih. Kami 
berpandangan sangat lama. Hingga akhirnya aku menciumnya kembali. 
Pertahanan akal sehatku runtuh.
Tanganku terus melingkari pinggangnya yang ramping itu. Amanda perlahan2
 bergerak menindih tubuhku. Badannya naik ke atas badanku. Tangannya 
mencoba membuka t shirt ku tapi tampaknya dia agak canggung 
melakukannya. Aku melepaskan tanganku dari pinggangnya dan membantunya 
membuka atasanku. Setelah itu aku berusaha bangkit dan duduk. Amanda 
memegang bahuku dan mencoba maju menciumku.
Aku menahannya dan memegang kedua tangannya. Aku menatap matanya lekat2.
 amanda menatapku malu2. Aku sedikit tegang. Malam ini kedua kalinya aku
 berhubungan seks. Dan ini yang pertama bagi Amanda. Jantungku berdetak 
hebat. Aku menggenggam ujung t shirt yang dia pakai. Pelan2 kutarik 
keatas. Amanda menurut dengan mengangkat tangannya.
Amanda sudah telanjang bulat di pangkuanku. Kedua tangannya disilangkan,
 menutupi buah dadanya yang kecil. Dia sedikit menunduk dan tampak 
sangat malu. Pasti ini pertama kalinya dia telanjang bulat di depan 
laki2.
Aku memegang dagunya dan mengangkat wajahnya. Tak berapa lama kucium 
bibirnya lembut. Aku menggenggam kedua tangannya dan mulai menciumi 
lehernya, terus sampai ke buah dadanya yang kecil
Aku menciumi putingnya. Kurasakan badannya agak gemetar, entah karena 
geli atau agak takut. Uhh..... Kak... geli..... Amanda mendesah kecil.
 Aku berbisik kepadanya Jangan terlalu berisik ya... nanti bisa gawat 
kalau ketahuan penjaga kos...
Amanda mengangguk pelan. Aku melanjutkan menciumi buah dadanya. Sempat 
kulihat Amanda menggigit bibirnya. Menahan agar dia tidak ribut. 
Ngggh.... mmmhhh... Amanda terus mendesah. Aduh, bagaimana nanti 
ketika kami sampai ke inti permainan ?.
Aku menyuruh amanda untuk turun dari pangkuanku. Aku segera melepaskan 
celanaku. Amanda nampak agak kaget ketika melihat penisku. Ini pertama 
kalinya juga dia melihat penis lelaki langsung. Amanda duduk di 
sampingku. Amanda, kalau kamu emang ga siap, mendingan gak usah.... 
Aku menatap wajahnya yang tampak malu bersemu merah,
 Ga apa2 kak.... udah sampe sini.... dia tersenyum kecil walau aku 
bisa merasakan bahwa dia merasa gugup dan deg2an. Aku memegang lembut 
tangannya dan mencium keningnya. Lalu aku menariknya pelan agar kembali 
duduk di pangkuanku. Amanda duduk membelakangiku. Punggungnya sungguh 
mulus dan bersih. Aku mulai menciumi bahunya, terus sampai keleher. 
Kupeluk erat pinggangnya dan bisa kurasakan tangan Amanda memeluk erat 
leherku. Lama kuciumi bagian belakang leher dan punggungnya. Tak tahan 
lagi, pelan2 kubimbing Amanda untuk berbaring di kasur. Aku memegang 
lututnya dan kulebarkan pahanya.
Aku menindih badannya. Tangan Amanda menahan bahuku. Aku sejenak 
mematung memandangi Amanda. Patutkah kurenggut keperawanan perempuan 
manis ini ? Haruskah dia melakukannya denganku ?
Amanda balik menatapku dan berkata Kak..... pelan2 ya... aku tau pasti sakit pada awalnya
Kalau kamu gak mau, bisa kita hentiin sekarang kok.....  aku menjawabnya.
Amanda menggeleng pelan. Aku siap kak...........
Kepala penisku menyentuh bibir vaginanya yang telah basah. Pelan2 
kugesekkan kepala penisku di bibir vaginanya. Amanda mengejang2 geli. 
Aku memperbaiki posisi dengan menggenggam tangannya. Kurasakan pelan, 
penisku memasuki bibir vaginanya. Sempit sekali. Aku berkonsentrasi 
penuh memasuki vaginanya.
Nggggh.......Ahhh.....  Amanda menahan sakit. Bisa kulihat dia 
menggigit bibirnya dan matanya sedikit berkaca2. Uhhhh..... dia 
menarik napas lega ketika penisku masuk penuh kedalam vaginanya. Aku 
mulai menggerakkan penisku maju mundur dengan pelan. Amanda tampak 
menutup matanya, dan meringis seperti menahan sakit. Aku mencabut 
penisku. Kulihat penisku berlumur darah perawan Amanda.
Sakit? Kalau kamu ga tahan sakitnya ga usah dilanjutin... Aku khawatir
Gapapa kak..... Amanda tersenyum dengan mata agak berkaca2.
Aku menarik nafas panjang, kuputuskan untuk tidak merubah2 posisi 
bercinta kami, terlalu dini untuk kami berdua. Ditambah lagi pengalaman 
kami berdua sangat minim.
Aku kembali memasukkan penisku ke lubang vaginanya. Sudah lebih mudah, 
walau masih sempit. Kurasakan dinding vaginanya yang hangat mengapit 
penisku erat.
Mmmhhhh....kak..  Amanda mendesah pelan, dia sudah tidak meringis atau menggigit bibir lagi seperti sekarang.
Aku terus memaju mundurkan penisku dengan pelan namun temponya stabil. 
Uhhh..... Amanda tiba2 mencengkram erat bahuku. Seakan ingin 
mencakarnya. Mmmmhhh Kaki Amanda mencengkram erat pinggangku. Aku tahu
 dia akan orgasme. Terlalu cepat mungkin. Tetapi wajar. Karena ini 
pengalaman pertama bagi Amanda. Dia belum tahu bagaimana mengatur tempo,
 merubah posisi, ditambah lagi malam ini semuanya aku yang 
mengendalikan.
Amanda terus bersuara kecil mengikuti tempo goyanganku. Nggg... mmmmhh....
Tiba2 aku menghentikan gerakanku. Aku tak ingin aku bablas keluar di 
dalam. Kaki amanda kuat mencengkram pinggangku. Malam ini adalah 
pengalaman pertamanya. Wajar jika dia tampak tegang atau gugup. Aku tak 
mau jika ketegangannya mengakibatkan kecelakaan yang tidak diinginkan.
ah.... kenapa kak ? tanyanya polos dengan nafas tidak teratur
Enggak... tadi kamu ngejepit pingganggku terlalu keras... aku takut kalau nanti aku keluar di dalem... jawabku.
oh.... amanda
kamu santai ya sayang.... aku mengelus rambutnya lembut dan dia hanya mengangguk pelan.
Pelan2 aku mengisyaratkan agar Amanda tidur tengkurap. Dari belakang aku
 memposisikan kepala penisku tepat di lubang vaginanya. Pelan2 aku 
masukkan kembali. hmmhhh... aaahhhh... Amanda kembali mendesah ketika 
kumasukkan penisku. Aku memeluk pinggangnya dan membimbingnya naik. Kami
 bercinta dalam posisi doggy style. Tangan Amanda bertumpu pada kasur. 
Aku menggerakkan penisku maju mundur sembari memegang erat pinggangnya. 
Uuuuuh.... Ahhh.....  Amanda tidak bisa menahan lagi suaranya. Entah 
karena kesakitan atau keenakan. Tapi kalaupun kesakitan, dia tidak 
berontak. Amanda terus mengerang. Entah berapa lama kami melakukannya. 
Kak.... aku... ahhh
Aku tau Amanda akan segera orgasme. Tapi aku tidak mencebut penisku. Aku
 malah makin bernafsu menggerakkannya. Tumpuan tangannya semakin lemas. 
Aku secara refleks malah menarik tangannya kebelakang agar posisi 
tubuhnya tetap stabil. Aku merasakan tubuhnya menegang dan vaginanya 
menjepit erat penisku. Aaaaah..... aaaahh..... nggghh.... Amanda 
mengerang tanpa mempedulikan keadaan kamar kosku yang mungkin saja suara
 malam itu bisa bocor ke kamar sebelah. Ngggghh... aaaaaaaaaah. Tak 
berapa lama aku langsung mencabut penisku dan spermaku lalu muncrat 
berantakan di luar vaginanya. Amanda langsung dengan lunglai menjatuhkan
 diri ke kasur. Aku pun merebahkan diri di sebelahnya. Kami berpandangan
 dengan cukup lama dan berpelukan sampai kami tertidur.
Kini, kami bukan murid dan guru lagi. Tapi lebih dari sekedar itu. Kami 
sering menghabiskan waktu bersama di luar les, karena kami sekarang 
menjadi sepasang kekasih. Kejadian malam itu, tidak pernah terulang lagi
 sampai sekarang. Dan kami tidak pernah mengungkitnya lagi. Biarkan 
malam itu ada untuk dikenang saja dalam hati kami masing2.
No comments:
Post a Comment