Malamnya kutelepon Angela. Kami setuju untuk pergi ke mall untuk 
berjalan-jalan. Angela mengenakan terusan model babydoll dengan panjang 
sampai 10 cm di atas lutut. Bahannya halus dan lembut. Pantyhose 
berwarna putih, ultra sheer, ditambah dengan sepatu tali berwarna putih 
yang melingkar sampai ke pertengahan betisnya, membangunkan penisku yang
 sedang tidur. Rambutnya terurai rapi, make up berwarna natural dan 
tipis, lipstick merah muda yang paling muda dengan wet look. Ketika 
masuk ke dalam mobil, dia menyapaku dengan manis dan manja.
"Sabar ya Ko Indra sayang.."
Angela mengatakan hal itu seolah-olah ia mengetahui apa yang sedang 
kupikirkan saat ini, yaitu berhubungan sex dengannya saat ini juga. 
Dengan tampang kecewa yang kubuat komikal aku mengeluh. Namun hal ini 
mengundang tawa bahak dari Angela.
"Apa tidak ada yang tahu kalau kita pergi bersama?" tanyaku.
"Tidak ada, aku cuma bilang mau bantu-bantu temanku yang mau married, 
jadi aku punya alasan untuk pulang sampai malam." jawab Angela sambil 
tersenyum manis.
"Angela, kamu benar-benar cantik, manis dan seksi sekali."
"Ko Indra bisa aja, kan aku dandan seperti ini cuma untuk Ko Indra."
"Memangnya kamu tidak pernah dandan untuk cowok kamu?"
"Cowok yang mana ya?"
"Kemarin katanya sudah punya?"
"Oh yang itu.. Sudah putus tuh.."
"Kapan?"
"Tadi malam." Angela menjawab dengan tenang.
"Boleh tahu kenapa?"
"Ko Indra lucu deh, pake acara nanya segala."
Aku menduga bahwa akulah yang menjadi alasan dari putusnya hubungan antara Angela dengan pacarnya.
"Gara-gara aku ya?"
Tiba-tiba saja Angela mencium pipi kiriku.
"Cuma Ko Indra yang bisa membahagiakanku."
Rasanya jantungku hendak meloncat keluar mendengar pernyataannya. 
Kuelus-elus pahanya yang dengan manis terbungkus oleh ultra sheer 
pantyhose berwarna putih sambil tersenyum manis.
Setelah beberapa saat, kami tiba di Plaza Senayan. Sambil bergandengan 
tangan kami memasuki pintu samping Plaza. Kami masuk ke Metro dan 
langsung menuju ke bagian pakaian dalam. Angela melihatku dengan 
senyumnya yang nakal. Kami mulai dari lantai dasar yang banyak menjual 
sepatu-sepatu wanita. Aku menyodorkan beberapa pasang sepatu tali yang 
sexy dan bagus. Ternyata Angela juga menyukainya dan aku membeli 2 
pasang sepatu tali yang ber-hak tinggi dan sedang untuk Angela. Kemudian
 kami naik ke lantai atas untuk melihat-lihat stocking dan pantyhose 
yang dipajang pada counternya dan sibuk membahasnya. Akhirnya kami 
memutuskan untuk membeli semua merk yang ada dalam beberapa warna. Namun
 kali ini Angela yang memaksa untuk membayar. Setelah itu kami makan 
siang di sebuah cafe di lantai atas.
Aku sengaja memilih tempat yang terletak disudut ruangan. Kami duduk di 
sofa yang menempel pada kedua sisi ruangan. Kami memesan dua piring 
spagheti, dan jus untuk makan siang kami. Setelah pelayan yang mencatat 
pesanan kami pergi, aku sibuk memeriksa sekeliling kami. Suasana masih 
sepi dan tidak ada yang memperhatikan kami, yang terpenting adalah 
taplak meja yang panjangnya sampai ke lantai. Benar-benar cocok untuk 
melaksanakan rencanaku. Dengan sekejap aku masuk ke bawah meja.
"Ko Indra.." Angela berusaha menyingkap kain yang menutupiku.
"Ssst.. Jangan keras-keras, nanti ketahuan.." Bisikku.
"Mau ngapain sih?"
"Ada deh.." Jawabku dengan senyum nakal.
Kurapikan kain penutup meja itu sehingga menutupi seluruh bagian 
pinggang Angela. Kemudian kubuka kedua kaki Angela yang menutupi 
selangkangannya. Lalu aku belai-belai vaginanya yang terbalut oleh 
pantyhose putih yang seksi.
"Ko Indra.. Jangan di sini nanti ada yang melihat.." Bisiknya.
Aku mengacuhkan bisikannya, karena aku merasakan bahwa Angela tidak 
memakai celana dalam dan pantyhose yang dikenakannya adalah yang 'sheer 
to waist'. Langsung saja kukulum vaginanya sambil membelai-belai kakinya
 yang panjang dan lembut.
"Ko Indra.."
Aku dapat merasakan sensasi nikmat yang menghanyutkan bersamaan dengan 
perasaan takut begitu pula dengan Angela. Kujilati seluruh bagian dari 
selangkangan Angela. Tidak lama kemudian aku dapat merasakan cairan 
manis yang khas mengalir dari vaginanya dan bercampur dengan kulumanku 
yang basah. Aku menjadi semakin bersemangat dan horny. Kupercepat 
kuluman dan tarian erotis lidahku. Sensasi yang menggelitik dan eksotis 
membuat tubuh Angela bergetar-getar. Aku yakin Angela pasti sedang 
berusaha keras untuk menahan ekspresinya dan menahan desahannya. Penisku
 meronta-ronta untuk keluar dari dekapan celana dalamku. Aku terus 
melahap Angela dengan penuh nafsu, dan tanganku tidak henti-hentinya 
membelai dan mengelus-elus kakinya.
"Silahkan Minumnya." Terdengar suara dari seorang pelayan wanita yang mengantarkan minuman.
"Terima kasih.." jawab Angela dengan suara yang sedikit bergetar.
Aku dapat merasakan Angela sedang menyedot jus yang baru saja di antar. 
Tangan kanannya menyelinap masuk ke dalam taplak meja dan 
mengelus-ngelus kepalaku. Tidak lama kemudian terdengar lagi suara dari 
pelayan wanita yang sama, membawakan pesanan kami. Setelah meletakan 
pesanan kami, pelayan itu meninggalkan Angela.
"Sayang ayo dimakan dulu." Bisikku dari bawah.
Angela dengan kikuk mencoba memakan spagheti yang telah kami pesan. Dia 
berusaha untuk tenang dan mencoba menikmati makanannya. Aku tahu dengan 
pasti sensasi yang dihasilkan oleh vaginanya (dengan pertolongan lidahku
 yang nakal) telah mengambil alih kesadarannya. Tiba-tiba saja terdengar
 suara langkah kaki yang mendekat, bersamaan dengan itu pula kedua kaki 
Angela menjepit kepalaku dengan kencang. Akhirnya aku merasakan 
otot-otot pinggul dan kakinya berkontraksi dengan keras. Cairan 
orgasmenya mengalir makin banyak, kulahap semua sampai tak tersisa. 
Badan Angela sedikit berguncang dan mengeluarkan suara seperti tersedak.
"Apa Ibu tidak apa-apa?"
"Oh.. Tidak.. Cuma sedikit tersedak.." Jawabnya dengan gugup.
Tidak kusangka Angela masih dapat berbicara menutupi keadaannya yang 
sedang orgasme. Setelah beberapa saat, Angela mulai mengendorkan jepitan
 kakinya, otot-otot pinggulnyapun mulai rileks. Aku mengintip dari 
belakang kain untuk melihat keadaan dan langsung aku keluar dari kolong 
meja dan duduk di sebelahnya.
"Batuk ya?" tanyaku.
"Ko Indra! Hampir saja tadi ketahuan!" Serunya sambil mencubit kecil pahak
"Tapi seru kan?" jawabku sambil tertawa kecil.
"Iya.. Tapi sekarang waktunya pembalasan!"
Dengan cepat Angela memeriksa keadaan dan langsung turun ke bawah meja. 
Dengan cekatan Angela membuka resleting celanaku dan membebaskan penisku
 dari kurungan celana dalamku. Langsung saja penisku berdiri dengan 
tegak. Tanpa mengulur waktu Angela mulai menjilati ujungkepala penisku, 
menikmati cairan pra orgasme yang telah membasahi kepala penisku. 
Lidahnya yang lembut dan hangat menari-nari indah, diselingi dengan 
kuluman yang dalam. Gerakan Angela sangat agresif seakan-akan ingin 
membuatk meledak saat itu juga. Aku tentu saja tenggelam dalam 
kenikmatan eksotis dan erotis yang diberikan oleh Angela.
Seperti halnya Angela, aku tidak dapat berkonsentrasi menikmati 
makananku. Untung saja porsinya sedikit. Seluruh badanku dipenuhi oleh 
listrik-listrik kecil yang semuanya menyerbu pusat saraf sensorikku. 
Tinggal suapan terakhir, oral yang diberikan oleh Angela membawaku ke 
puncak kenikmatan duniawi, yaitu orgasme. Badanku ikut bergetar dan 
menimbulkan suara. Aku berhasil menahan desahan nikmatku dalam-dalam. 
Seorang pelayan wanita datang untuk menawarkan tambahan minuman atau 
makanan.
"Tidak.. Sudah cukup.." dengan seluruh kesadaran yang tersisa aku menjawab.
Gelombang demi gelombang orgasme melanda penisku. Dengan setia Angela 
menampung semua itu di dalam mulutnya dan kemudian menelan madu murni 
yang keluar dari penisku. Setelah reda, dia masih saja menjilati dan 
menghisap penisku sampai kering, sampai semua madu yang melekat di 
penisku dihabiskannya, baru penisku yang masih setengah berdiri disimpan
 kembali ke dalam celanaku.
Aku memberinya isyarat untuk keluar. Dengan Senyum nakal yang manis, Angela berkata:
"Benar nih nggak mau tambah lagi?"
Kami tertawa terbahak-bahak sambil berpelukan. Setelah menghabiskan minuman kami, aku memanggil pelayan dan meminta bon
Setelah membayar, kami berdiri, menenteng belanjaan kami, pada saat itu juga manajer cafe datang menghampiri kami.
"Terima kasih atas kedatangannya. Apakah rasa makanannya cocok?"
Dengan spontan kujawab, "Dessertnya enak sekali."
"Appetizernya juga enak." sambung Angela.
Dengan senyum nakal kami meninggalkan manajer yang sedang kebingungan 
karena jelas-jelas kami tidak memesan makanan pembuka maupun pencuci 
mulut.
Petualangan yang menegangkan di cafe tersebut ternyata makin 
membangkitkan nafsu horny kami. Akhirnya kami memutuskan untuk nonton 
film di bioskop. Ternyata cara ini tidak banyak membantu. Film tidak 
kami gubris sama sekali selama hampir satu setengah jam kami bercumbu 
dengan liar. Leher dan kuping tidak luput dari kuluman kami. Jari-jari 
mungil Angela berkelana ke selangkanganku dan masuk ke dalam celanaku 
dan bermain-main dengan penisku. Jarinya yang halus dan lembut 
membelai-belai kejantananku, kadang-kadang membuat lingkaran-lingkaran 
kecil pada ujung kepala penisku. Benar-benar kenikmatan tiada tara. 
Tanganku tidak dapat menjangkau selangkangannya karena posisi duduk yang
 tidak memungkinkan.
Setelah film selesai, kami masuk ke kamar kecil untuk merapikan diri. 
Aku tidak mengalami orgasme, meskipun demikian itu merupakan pengalaman 
yang tak terlupakan. Aku juga yakin pasangan yang duduk tidak jauh dari 
kami juga melakukan hal yang sama karena kami.
Setelah itu kami langsung menuju ke sebuah hotel yang telah kubooking 
pada waktu pagi tadi. Ketika pintu kamar ditutup dan dikunci, aku 
langsung menarik lengan Angela dan memeluknya dengan erat. Barang-barang
 belanjaan kami jatuh berceceran di lantai. Ku kulum bibir dan lidahnya 
yang lembut dan hangat. Aku tidak tahu Darimana asalnya french kiss, 
namun aku yakin orang pertama yang menemukannya akan langsung horny 
melihat adegan french kiss kami yang dipenuhi dengan hasrat dan nafsu.
Di sebelah pintu masuk terdapat sebuah lemari baju dengan kaca yang 
panjang. Posisi kami tepat di depan kaca tersebut. Aku melihat bayangan 
kami yang sedang bercumbu. Benar-benar pemandangan yang sangat erotis 
dan indah. Mulut kami terbuka lebar, bibir saling beradu. Lidahku dengan
 lincah menelusuri bagian luar dari mulut dan dagu Angela. Lidah 
bidadariku pun tidak kalah lincah dan agresifnya. Semua dagu dan 
mulutku, bahkan sampai ke pipi ku basah semua. Setiap kali lidahnya 
menyapu permukaan kulitku, kurasakan api hasrat liarku makin membesar. 
Lidah kami akhirnya bertemu. Angela makin bertambah semangat dan terus 
mendesah nikmat. Tangannya menelusuri seluruh bagian dari punggungku. 
Kubelai kepalanya sambil meremas-remas rambutnya yang lembut, tangan 
kiriku meremas-remas pantatnya yang bulat dan kenyal.
"Kohh.. In.. Dra.."
Tiba-tiba saja Angela menghentikan cumbuannya.
"Aku punya sesuatu untuk Ko Indra."
"Apa itu?" jawabku dengan tergesa-gesa, karena akuingin secepat mungkin bersetubuh dengannya.
"Lepas semua pakaian dan duduk di ranjang."
Aku ikuti permainannya dan melakukan apa yang ia minta. Penisku mencuat 
bagaikan tiang bendera. Angela menghampiriku dan berlutut dihadapanku. 
Bibirnya langsung mengecup kebanggaanku yang telah membuatnya tenggelam 
dalam lembah kenikmatan duniawi yang indah. Lidahnya menjilati kepala 
penisku, tepatnya menjilati cairan bening yang keluar dari celah 
penisku, kemudian mulutnya melahap selurh kepala penisku dan disedotnya 
sampai kering, tidak lupa lidahnya yang lembut dan basah menari-nari 
dengan sensual.
Kubelai rambut dan kepalanya.
"Angela.."
Dia melihatku dan tersenyum, kemudian bangkit dan mengulum bibir dan 
lidahku. Aku masih dapat merasakan aroma memabukan dari cairan pra 
orgasmeku yang bercampur dengan ludahnya.
"Ko Indra duduk di sini dan nikmati pertunjukannya, tapi tidak boleh 
dalam bentuk atau cara apapun merangsang atau menyentuh penis milikku."
Angela mengatakan itu disebelah telinga kiriku, sambil mengelus-elus kejantananku.
"Bagaimana Ko..?" angela menjulurkan lidahnya dan menjilat rahang dan kupingku.
"Ok." jawabku
Dia tersenyum nakal dan genit. Sepertinya aku telah membangkitkan sisi 
nafsunya yang terpendam. Angela mengambil barang-barang belanjaan kami 
dan menaruhnya di depanku. Ia mengambil sebuah pantyhose berwarna hitam 
transparan dan mengeluarkan isinya. Angela menarik bangku meja rias dan 
menaruhnya di hadapanku, kemudian ia duduk menghadap ke kanan, sehingga 
sisi kanan tubuhnya ada di hadapanku. Kaki kanannya diletakan sedikit 
lebih maju dari kaki kirinya. Dengan perlahan ia menunduk dan tangannya 
membelai dan mengelus-elus betisnya yang ramping dan padat.
Terdengar suara gesekan halus yang terjadi karena gesekan antara 
tangannya dengan pantyhose yang ia kenakan. Suara ini bagaikan musik 
eksotis yang luar biasa, hingga cairan beningku kembali menetes keluar. 
Ia melihat ke arahku dan tersenyum manis.
"Apa Ko Indra suka?"
Aku hanya dapat mengagguk. Angela kembali mengelus-elus betis, 
pergelangan kaki, sampai jari-jari kakinya. Benar-benar pemandangan yang
 tidak ada bandingannya. Dia sengaja merangsangku.
Dengan perlahan-lahan dan anggun jari-jari mungilnya menarik simpul tali
 sepatunya yang terletak di tengah-tengah betisnya. Tali tersebut 
diletakan dengan lembut olehnya. Ujung kakinya ia kuncupkan dan 
perlahan-lahan ditarik mundur dari sepatunya. Ujung kakinya di daratkan 
di lantai dan kedua tangannya membelai dan memijat-mijat kecil tumit dan
 telapak kakinya. Kembali ia melihatku sambil tersenyum nakal. Ia 
berbalik ke arah kiri dan hal yang sama ia ulangi sekali lagi untuk kaki
 kirinya.
Penisku makin bertambah keras dan basah melihat pertunjukan erotis 
angela. Ia berdiri, baju baby doll putihnya ia angkat setinggi pinggang.
 Pantyhose putih transparannya yang sexy membuat mataku berkunang-kunang
 dan penisku meronta-ronta untuk dapat masuk ke dalam vagina Angela dan 
bersetubuh dengannya habis-habisan. Itulah rencana balas dendam ku 
karena angela telah dengan sengaja menggoda dan membuatku demikian 
terangsang.
Angela membelakangiku dan membungkuk sehingga pantatnya tepat di depan 
mataku. Ia turunkan pantyhose putihnya pelan-pelan. Ketika Pantyhosenya 
telah melewati selangkangannya, dengan jelas dapat kulihat vaginanya 
yang berwarna merah muda diseliputi oleh cairan hornynya yang membuatku 
ketagihan, dan mekar Dengan indah. Aku yakin Angela juga merasa 
terangsang dengan pertunjukan solonya. Satu persatu Kakinya diangkat dan
 keluar dari lapisan pantyhosenya. Setelah itu Angela melemparkannya ke 
ranjang di sebelahku.
Ia mengambil Pantyhose berwarna hitam transparan (ultra sheer) dan 
memasukan tangannya ke kaki bagian kanan pantyhose tersebut, ia raih 
ujungnya dan ia tarik ke atas. Angela kembali duduk di ujung bangku. Ia 
masukan ujung kaki kanannya ke dalam pantyhose dan tanganya menarik 
pantyhose itu ke atas mengikuti lekuk tumit dan betisnya sampai lutut. 
Dengan cara yang sama ia lakukan lagi dengan kaki kirinya sambil melihat
 kudengan tatapan penuh dengan nafsu. Pantyhose di tarik ke atas sampai 
ke pinggangnya. Angela merapikan pantyhosenya mulai dari ujung kaki 
sampai ke pangkal pahanya.
Penisku rasanya ingin meledak saat itu juga. Setelah rapi ia mengambil 
sepatu tali hitam dengan tumit tinggi dan memakainya dengan sensual. Ia 
jilat bibirnya untuk menggoda ku. Entah sudah berapa banyak cairan 
kenikmatanku mengalir. Baju babydoll nya ia rapikan kemudian dengan gaya
 seperti seorang peragawati Angela berjalan lenggak-lenggok di 
hadapanku.
Angela memang pernah menjadi model dan masuk TV. Warna hitam 
pantyhosenya tipis sekali sehingga hanya meninggalkan aksen hitam pada 
kakinya yang panjang. Dua pasang, tiga pasang.. Yang ketiga adalah 
sebuah stocking berwarna kulit sangat transparan yang terbuat dari bahan
 yang halus sekali. Saat ini juga, Angela telah telanjang bulat. Penis 
dan selangkanganku sudah basah total. Pikiranku hanya terfokus pada 
Angela bidadariku. Kuperhatikan wajahnya yang cantik dan manis seperti 
sedang menahan sesuatu. Setiap pasang pantyhose yang telah ia pakai 
semuanya meninggalkan bercak basah pada selangkangannya.
Stocking yang ia kenakan tidak dapat menahan cairan manisnya sehingga 
dengan sinar matahari sore aku dapat melihat dengan jelas ujung stocking
 bagian atas berwarna lebih gelap seperti terkena air. Tidak lain dapat 
kusimpulkan cairan itu berasal dari vagina Angela yang sudah sangat 
sensitif dan horny.
"Angela.."
Ia datang menghampiriku. Langsung kudekap dan kutidurkan Angela di atas 
ranjang. Kucumbu dengan penuh nafsu pelampiasan dan tangan kiriku 
mendarat di selangkangannya yang sudah banjir. Kuelus-elus bibir-bibir 
vaginanya.
Angela mendesah dan bergetar. Kukonsentrasikan jari tengahku pada 
klitorisnya. Kutekan dengan sedikit kencang dan kugetarkan tanganku. 
Angela mendesah dengan kencang dan dalam hitungan detik seluruh tubuh 
Angela menggeliat hebat dan otot-otot pinggulnya bergetar dengan 
kencang.
"Ko Indra..!" Angela meneriakan namaku.
Gelombang demi gelombang orgasme klitoris Angela membuktikan betapa 
nikmatnya kenikmatan seksual. Setelah hampir satu menit, orgasmenya 
mulai mereda. Ia menatapku dengan penuh kasih. Kumasukan jariku ke dalam
 vaginanya dan mencari titik G spotnya. Badannya kembali menggeliat dan 
desahan yang keluar bagaikan musik erotis di telingaku. Dengan variasi 
tekanan kurangsang daerah G spotnya.
Sampai pada akhirnya meledaklah orgasmenya. Kukulum payudaranya dan 
kuhisap kencang-kencang. Otot-otot dinding vaginanya berkontraksi 
kencang sekali mendorong jariku. Kupertahankan posisiku dan Angela 
meronta-ronta dalam kenikmatan orgasme yang tidak pernah ia bayangkan 
sebelumnya. Cairan yang hangat mengalir keluar dari dalam vaginanya. Aku
 berpindah posisi dan mengulum vaginanya dan madu murni yang keluar dari
 dalam. Lidahku kujulurkan dan merangsang kembali G spotnya. Angela 
kembali bergetar tiada henti. Cairan hangat itu kembali keluar tiada 
habis. Kuhisap dan kutelan semuanya.
Setelah puas, aku mengangkat kedua kakinya yang sudah lemas ke pundakku.
 Kepalaku berada di tengah-tengah kakinya. Kumasukan penisku. Mulutnya 
terbuka lebar namun tidak ada suara. Penisku menemukan surga didalam 
vaginanya. Kutarik keluar dan masuk lagi dengan lembut dan stabil. Ku 
belai dan elus kedua kakinya yang terbungkus stocking yang lembut dan 
seksi. Angela dengan pasrah menikmati percintaan ini. Matanya terpejam 
dan nafasnya pendek dan cepat. Aku juga tidak akan dapat bertahan lama 
setelah semua rangsangan visual yang ia berikan, namun aku mencoba untuk
 bertahan.
Vaginanya yang sudah terlalu sensitif langsung meledak lagi. Aku sudah 
tidak dapat bertahan lebih lama lagi, karena dinding-dinding vaginanya 
meremas-remas penisku. Ku tarik penisku dan memasukannya ke dalam mulut 
Angela. Dengan setia ia menerima semua semburan orgasme ku dan 
menghabiskan madu ku. Badanku bergetar dan mendesah nikmat.
Angela membuka matanya dan menatapku dengan manis. Aku tahu dia pasti 
kelelahan karena mengalami orgasme kuat secara berturut-turut. Setelah 
bersih kukeluarkan penisku, namun Angela menolaknya. Dengan segenap 
tenaganya ia berbalik dan membaringkan aku di atas ranjang. Bidadariku 
terus memberikan oral pada kejantananku yang tetap keras. Lidahnya 
menelusuri seluruh bagian dari batang penisku. Makin lama Angela semakin
 fasih meng-oral seks penisku. Kuganjal kepalaku dengan beberapa buah 
bantal agar dapat melihat pemandangan yang indah ini. Bidadari cantik ku
 benar-benar sangat menikmati dan menyukainya.
Aku tidak ingin sensasi dan waktu ini berlalu. Aku benar-benar laki-laki
 yang beruntung. Menit-menitpun berlalu tanpa terasa. Orgasme kuat 
kembali mengambil alih tubuh dan pikiranku. Kali ini Angela sengaja 
mengumpulkan madu orgasmeku di dalam mulutnya, kemudian ia bermain-main 
dengan penisku dan spermaku. Hasilnya penisku berlumuran madu putihku. 
Sambil tersenyum dan memandangku ia menjilat dan menghisap habis semua 
madu yang berceceran. Meskipun telah berorgasme dan ejakulasi 
berkali-kali kejantananku masih menolak untuk istirahat dan tetap horny.
 Aku tidak mungkin melanjutkannya lagi karena Angela sudah lelah. Dia 
tertidur dengan senyum puas di dadaku.
Bersambung...
No comments:
Post a Comment