Sebelum memulai kisahku, aku ingin memperkenalkan diriku dulu, namaku 
Nadine, umur 25 tahun, bagian marketing di sebuah perusahaan asing di 
Indonesia. Tubuhku termasuk tinggi, 172 cm, ditunjang dengan bentuk 
tubuh yang pas hasil dari menjaga tubuh secara rutin dengan senam. 
Rambutku panjang sedada agak bergelombang, biasa kuikat bila sedang 
bekerja. Hari itu aku pulang agak cepat karena ada beberapa klien yang 
mengubah jadwal appointmentnya, meminta pak supir untuk langsung menuju 
rumah sahabatku Sandra. Sesampainya di sana aku turun di depan pagar dan
 kupikir supirku suruh pulang siapa tahu ibuku ada keperluan dan 
pastinya aku tidak bakalan bisa pulang cepat. Sekian lama tak berjumpa 
pasti Sandra akan menahanku lama di sini. Semenjak suaminya tugas di 
kota G, Sandra kerap mengundang kami, hanya aku dan Dian sahabat 
karibnya untuk sering dimintanya ke rumahnya bahkan menginap. Dian, 
kutahu telah sering menginap di sini. Sedangkan aku baru kedua kali ini 
mendapat kesempatan datang disebabkan jauhnya tempat tinggal kami. Kerap
 tetangga Sandra yang rata-rata masih muda seumuran datang berkunjung ke
 rumahnya pada akhir minggu. Ada beberapa kawan Sandra yang kukenal 
yaitu Tina dan Tamara. Mereka mempunyai hobi bergosip terkadang omongan 
mereka menjurus ke hal-hal urusan kamar tidur kalau sudah begitu 
ramailah suasana. Keduanya yang kuketahui bernasib sama dengan Sandra 
sering ditinggal suani ke luar kota bahkan sampai berbulan-bulan. Pada 
satu hari saat aku pertama kali datang tanpa sengaja aku mendengar 
ocehan mereka saat melintas ruang tamu tempat mereka ngobrol
aEsSand, apa kamu ngga kesepian tanpa suami.aEt (Sand yang dimaksudkan itu adalah Sandra)
aEsKadang-kadang sunyi juga tapi aku sentiasa sibukan diri dengan 
pekerjaan. jadinya bisa lupa jauh dari suami,aEt aku mendengar jawaban 
Sandra.
aEsKalau kesepian kamu boleh ikut kami. Kami berdua sering mengadakan 
acara kecil secara rahasia di rumah Tamara. Kamu bisa ikut kalau 
mau.aEtujar Tina
aEsAcara apaan sih?aEt
aEsitu tu, ketemu dan kenalan dengan pejantan muda.aEt aku terdengar suara salah satu dan disambut tertawa cekikikan yang lain.
aEsPaling besar usia 16-17 an tahun loh, boleh pilih, ada Melayu, Cina, India.aEt ujar Tamara ngoceh tanpa malu-malu lagi.
aEsBetul kata Tamara. aku suka si Kikan, orangnya kurus tinggi dan 
barangnya besar dan panjang, bikin gua ketagihanaEt sahut Tina
aEsKalau gua sih sukanya si Aliong, bocah Cina itu putih kulitnya dan 
kepala burungnya yang merah walau ukuran barangnya belum setanding 
dengan milik Kikan.aEt
aEsAhh.. edan kalian berdua,aEt kata Sandra.
aEsNgga papa dibilang edan Sand, ketimbang gua harus nahanin napsu, bisa-bisa benar-benar jadi edanaEs
Aku dengar riuh tertawa mereka semua bila membicarakan lelaki-lelaki 
muda. Aku pikir lelaki-lelaki ini pasti lelaki bayaran. Kata orang, 
gigolo atau brondong. Aku pernah dengar-dengar tentang aktivitas para 
istri kesepian yang menggunakan jasa gigolo untuk melampiaskan hasrat 
seks mereka.
aEsSand, lu boleh cobain Aliong atau Kikan, atau juga Ipung anak India 
satu itu memang paling hebat. Menjerit melolong gua dibuatnya hari itu. 
Nikmat ngga ketolongan, gila banget dehaEt
aEsMereka itu kan tidak disunat, apa kalian ngga jijik dan geli?aEt aku 
dengar suara Sandra bertanya. berminat jugakah Sandra, aku bertanya 
dalam hati.
aEsKamu belum coba aja, Sand. Malah yang tak bersunat itulah yang membuat aku ketagihan.aEt
Aku naik ke atas karena tak kuasa mendengar cerita-cerita seks para 
istri kesepian itu. Biarkanlah Sandra ngalur ngidul dengan 
kawan-kawannya itu. Tak mungkin aku yang lajang ikut-ikutan nimbrung 
obrolan bersama mereka yang sudah menikah. Kesunyiaan Sandra akan terisi
 dengan kedatangan kawan-kawannya, dan biarkanlah mereka dengan cerita 
orang dewasa. Lebih baik aku menunggu mereka pulang. Siangnya aku 
diperkenalkan Sandra dengan Alfi, anak asuh mereka yang tadinya adalah 
loper koran yang sering mengantar koran ke rumah Didit. Alfi baru pulang
 dari sekolah. Anak itu baru berusia 16 tahunan. Aku cepat akrab dengan 
Alfi dan menyukainya karena tingkah lakunya yang sopan dan ramah. Sandra
 memang memberi kami berdua serep kunci rumahnya, ia ingin kami leluasa 
memakai sekaligus mengawasi rumahnya saat ia berangkat menyusul suaminya
 di kota G. Aku masuk ke dalam rumah dengan kunci tersebut aku ingin 
memberinya kejutan seperti saat-saat kami masih kuliah dulu.
Suasana rumah terasa sepi, aku melirik jam tanganku, pantasaE|baru pukul
 setengah sebelas lewat sekarang ini, masih agak pagi. Aku lalu menuju 
ke tingkat atas. Saat tiba di depan kamar Sandra aku terdengar suara 
orang bercakap mesra. Melalui pintu kamar yang sedikit terbuka sehingga 
aku dapat mengintip dari celah pintu ke dalam kamar Sandra. Bukan main 
kagetnya aku melihat pemandangan di sana. Aku melihat Sandra tidak 
sendirian melainkan bersama seorang pria yang tak lain adalah Alfi. Dan 
yang membuat aku benar-benar terperanjat bila melihat Sandra yang hanya 
berpakaian baju tidur tipis transparan sedang membuka kancing resleting 
celana Alfi. Anak itu sudah tidak berbaju. Sandra duduk di pinggir 
ranjang sementara anak itu berdiri di hadapannya. Apa yang sedang mereka
 lakukan. Apakah Sandra telah berselingkuh sepeninggal suaminya keluar 
kota seperti yang dilakukan oleh kedua tetangganya Tina dan Tamara? Dan 
yang lebih membuatku tak habis berpikir Sandra melakukannya dengan Alfi 
yang merupakan anak asuh mereka yang masih anak ABG. Apa yang membuat 
hal ini terjadi padahal usia perkawinan mereka belum genap satu tahun. 
Selama ini sudah tak ada rahasia diantara kami bertiga. Apabila salah 
satu dari kami mempunyai problem yang lain membantu mencarikan 
solusinya. Apakah untuk hal yang satu ini ia malu mengatakannya padaku 
karena menyangkut masalah tempat tidur dengan sang suami? Entahlah, yang
 jelas apa yang terpampang di depan mataku saat ini sungguh membuat 
nafasku sesak. Suatu perasaan aE~menggelitikaE? mulai menerpakuaE|turun 
ke ke bawah ke antara kedua kaki kuaE|aku tahu kalau kemaluanku mulai 
melembab menyaksikan pemandangan itu. aku baru menyadari kalau celana 
dalamku ternyata sangat basah. Kulihat tanpa disuruh Alfi menarik lepas 
celana dalamnya sendiri. Sekarang ia berdiri telanjang bulat di hadapan 
Sandra. Sejak masih sekolah dulu memang aku sudah biasa melihat Sandra 
telanjang jika bersama aku dan Dian begitupun sebaliknya ketika sehabis 
olahraga sepulang sekolah kami bertiga selalu mandi di bareng di rumah 
Dian atau rumahku. Dan menjadi kebiasaan kami mandi telanjang 
beramai-ramai. namun kali ini cukup aneh bagiku menyaksikan seorang anak
 laki-laki berbugil di hadapan sahabatku Sandra.
Nampak Sandra tersenyum melihat benda pada selangkangan anak itu 
aE|batang kemaluan Alfi! GilaaE|. ia memegangnya! Benda itu berwarna 
gelap hitam menegang keras. Kepala kemaluannya berwarna merah gelap 
masih ditutupi kulit kulup. Sandra nampak begitu suka melihat kemaluan 
Alfi yang besar dan panjang itu. Batang Alfi yang berkepala bulat besar 
itu terhangguk-hangguk. Kepala pelirnya yang hitam memang besar luar 
biasa mirip sebuah tomat berukuran sedang. Sekarang penis itu hanya 
beberapa inci di hadapan muka Sandra. Sandra tersenyum melihat penis 
Alfi yang terhangguk-hangguk di hadapannya. Ia memegang batang besar itu
 dan mengurutnya lembut. Kepalanya mulai kelihatan bila Sandra menolak 
kulit kulup ke pangkal. Kepala bulat itu licin berkilat terkena cahaya 
lampu. Sandra menempelkan batang hidungnya yang putih dan mancung ke 
kepala penis yang licin itu. Ia kemudian menarik nafas dalam-dalam 
menghirup bau kepala pelir Alfi. Alfi hanya tersenyum melihat Sandra 
menikmati aroma kepala pelirnya. Tangan kiri Sandra memegang dan 
mengocok pelan batang pelir Alfi. Kepala penisnya yang berwarna merah 
itu hanya sepertiga saja kelihatan. Aku jadi teringat obrolan Sandra dan
 kawan-kawannya tempo hari kala itu ia mengatakan kalau ia merasa dia 
jijik dan geli dengan alat kelamin pria yang tak bersunat. Tapi sekarang
 dia sendiri malah membelai mesra dan sedang menghidup aroma kepala 
pelir yang tak bersunat. Bahkan menciuminya dengan penuh gairah. Sandra 
mengurut kemaluan Alfi dengan perlahan-lahan. Alfi tersenyum puas 
melihat Sandra mengurut kemaluannya. Tangan lembut Sandra bermain-main 
dengan kulit kulup. Didorong dan ditarik hingga kepala merah gelap itu 
terbuka dan tertutup. Lama juga Sandra bermain sorong tarik kulit kulup 
Alfi. Aku lihat kemaluan besar dan berkepala tomat itu makin tegang. 
Bagiku bentuk zakar Alfi amat hoboh, tapi Sandra melihatnya dengan penuh
 gairah dan bernafsu. Aku cukup banyak tahu soal anatomi alat repreduksi
 laki-laki dari situs-situs porno di internet saat aku iseng 
mengaksesnya dengan teman di kantor.
Dari dulu lagi aku rasa geli melihat batang pelir yang tak berkhitan. 
Kulit kulup yang menutupi kepala pelir sama sekali tidak cantik. Tapi 
agaknya pandangan setiap wanita berbeda. Wajah Sandra yang bersinar 
penuh gairah membuktikannya. Dengan nafsu yang membara dia medorong dan 
menarik kulup di kepala pelir. Kulit lebihan di kepala licin 
diremas-remas penuh nafsu. Ternyata selera Sandra sama saja dengan 
selera Tina dan Tammi yang menyukai zakar tak bersunat. Aku lihat Sandra
 tidak hanya memberi perhatian kepada batang zakar Alfi. Biji testis 
yang berwarna hitam itu ikut diremas-remasnya. Penis epal yang licin dan
 lembab itu dicium penuh gairah oleh Sandra. Aku dapat melihat Sandra 
meresapi dalam-dalam aroma kepala zakar Alfi. Lama sekali Sandra mencium
 kepala licin dan bongkok seperti pisang tanduk itu. Telur Alfi yang 
berkedut dan berbulu keriting itupun dicium Sandra penuh rakus. Badan 
dan paha Sandra bergetar dan berombak. Terangkat-angkat badannya 
menikmati aroma zakar Alfi. Seterusnya Sandra menghisap-hisap kepala 
kemaluan Alfi dengan penuh nafsu. Terlihat lidah Sandra bermain-main di 
sekitar kepala zakar Alfi. Lidah Sandra yang kasar dan basah itu 
menari-nari di kepala licin. Kepala tomat itu menjadi sasaran belaian 
mulut Sandra. Bibir Sandra yang merah basah itu mencucup penuh mesra 
kepala hitam kemerahan milik Alfi. Kembung kedua pipi Sandra bila kepala
 tomat itu menhujam ke dalam mulut Sandra. sekali sekala Sandra menjilat
 dan mengulum batang dan bijinya. Selepas puas menghisap kepala merah 
milik anak asuhnya itu, Sandra berdiri. Alfi membuka satu persatu 
kancing baju tidur yang dipakai Sandra hingga baju itu terlepas jatuh ke
 lantai lalu menarik ke bawah celana dalam Sandra. Kini tiada sehelai 
benangpun menutupi tubuh keduanya. Sandra sememangnya tidak memakai bra 
hingga nampak jelas gunung kembarnya dan bukit kemaluannya yang berbulu 
hitam yang dipangkas rapi. Kulitnya yang putih halus masih terawat dan 
kemaluannya yang dirawat rapi memang cantik. Sandra berdiri tegak. 
Dadanya membusung, pinggangnya ramping dan pinggulnya lebar memang 
sempurna sebagai seorang wanita. Buah dadanya yang lumayan besar itu 
bulat tegang dan dengan putingnya warna merah kecoklatan mengacung 
tegak.
Alfi yang sedang berdiri memeluk Sandra. Pipi Sandra diciumnya dan 
bibirnya yang merah basah dikulumnya. Lidah Alfi yang merah menari-nari 
di bibir Sandra yang menggairahkan. Lidah merah itu kemudian menjulur ke
 dalam mulut Sandra. Sandra mengisap lidah Alfi penuh gairah. Alfi 
merangkul leher Sandra dan mulutnya benar-benar beradu dengan mulut 
Sandra. Air liur mereka saling bertukar. Sandra menelan liur Alfi 
sementara Alfi menelan liur Sandra penuh selera. Puas saling berkucupan,
 Alfi mengalihkan perhatiannya ke gunung kembar Sandra. Alfi melumat 
puting Sandra dan mengisapinya bagai seorang bayi kehausan. Sesekali 
puting sebesar chery berwarna pink itu dihisap dan digigit-gigit manja. 
Sandra hanya mampu mengerang. Ulah anak itu membuat badannya bergetar 
dan mengelinjang nikmat.
aEsFiii,GeliiaE| kakak tidaak tahaaaan,aEt terdengar suara Sandra mendesah lirih.
Sandra merebahkan badannya yang sintal itu di tengah tengah kasur tidur 
telentang menunggu tindakan anak itu. Gunung kembar yang membusung 
dengan kedua puting yang tegak mengacung, sementara kedua pahanya dibuka
 lebar. Bulu bulu halus yang terjaga rapi menghiasi bukit kemaluan yang 
membengkak sungguh pemandangan yang mampu menaikan napsu pria yang 
memandangnya. Kulihat kepala anak itu mengambil tempat di antara paha 
putih Sandra. Wajahnya hanya beberapa senti dari kemaluan Sandra yang 
akan menjadi sasaran selanjutnya. Alfi mengusap lembut selangkangan 
Sandra. Jari-jarinya bermain-main di bibir vagina Sandra yang kelihatan 
merekah merah. Bibir kemaluan Sandra masih merapat dengan bibir dalam 
warna merah muda. Dengan jari tangannya Alfi berusaha mencari daging 
kecil yang berada di penjuru atas gua kenikmatan Sandra. Setelah 
ditemukannya lalu ia membenamkan mukanya ke selangkangan Sandra dan 
daging kecil itu dijilati dengan rakusnya.
OuuggghhaE|..Fiii!!!!!!aE|.
Slepp..slepp..clepppaE|Sandra menggerang dan menggelinjang
Terlihat belahan vagina Sandra licin mengkilap di bawah sinar lampu 
karena cairannya mengalir deras dari kemaluannya tanpa terbendung 
seiring nikmat yang dirasakannya. membanjiri permukaan vaginanya itu 
seluruhnya menjadi sasaran mulut Alfi. Bunyi sumbang terdengar saat ia 
menyeruput setiap tetes cairan yang keluar tanpa sisa.
Kakiku gemetar melihat bagaimana kelakuan ABG itu terhadap sahabatku. 
Sebagai wanita nomal pemandangan ini telah mematik api gairah dari dalam
 diriku, tanpa dapat kucegah cairan keluar dari dalam selangkanganku 
terasa merembes membasahi celana dalamku. Dalam kamar berhawa dingin itu
 aku lihat manik-manik peluh di badan Sandra. Nafsu dan gairah telah 
membakar tubuh Sandra. Ia hanya mampu melempar kepalanya kiri kanan 
sambil tangannya menarik narik sprey menahan gejolak kenikmatan yang 
dirasainya bila lidah Alfi melingkari kelentitnya. Hingga akhirnya ia 
tak lagi mampu menahan kenikmatan tersebut meledak seiring pekiknya
aEsFiii!!!!!!!
.kakak keluarrrrrraE|ouughhhhhhh!!!!!aEt
Sandra mengangkat pinggulnya sambil menekan kepala Alfi kuat-kuat ke 
selangkangannya. Baru kali ini aku melihat seorang wanita mengalami 
orgasme. Dampaknya yang kuat telah ikut membawa letupan-letupan kecil 
yang nikmat pada kemaluanku. Mendadak vaginaku berkontraksi
aEsOh..uh..uhhhaEt aku merintih lirih
Nikmatnya bukan kepalang hingga nyaris aku mengeluarkan rintihan lebih 
keras. Ketika hal itu terjadi pada diriku. Kakiku tak kuat menopang 
tubuhku untuk berdiri aku jatuh terduduk meresapi denyutan demi denyutan
 pada bagian kewanitanku. Sungguh tak kumengerti kenikmatan itu datang 
hanya dengan menonton adengan mereka berdua tanpa melakukan keintiman. 
Sandra kelihatan lemah dan tubuhnya menjadi tiada daya sama sekali, 
namun kapala Alfi masih terjepit di antara kedua pahanya yang putih dan 
masih terus merangsangnya dengan remasan dan belaian di seluruh daerah 
sensitifnya. Mulut dan lidahnya melakukan hisapan dan jilatan liar pada 
kemaluan Sandra. Sementara tangannya juga meremas gundukan daging kenyal
 yang dibaluti kulit halus dan kencang puting kembar payudara Sandra 
tegak mengacung ke atas.
Aku rasa tenaga Sandra telah pulih semula. Matanya memberi isyarat agar 
Alfi menyetubuhinya. Alfi naik menindih tubuhnya, namun ia tidak segera 
ke sasarannya. Kedua payudara Sandra kembali dijilati dan dihisapinya 
mesra. Sandra hanya mengerang menahan nikmat. Sandra meronta-ronta 
kegelian bila puting susunya terus dihisap oleh Alfi. Terlihat cairan 
nikmat yang hangat makin banyak mengalir keluar membasahi bibir-bibir 
lembut dan paha Sandra.
aEsOughhhhaE|.Kakak sudah tak tahan, setubuhi kakak sekarang Fi!aEt
Tubuh Alfi makin rapat ke Sandra. Sekarang kedua paha Sandra terkangkang
 lebar memberi akses seluasnya hingga posisi kemaluannya terbuka siap 
dimasuki kemaluan anak itu. Mataku tak lepas menatap kejadian saat itu, 
napasku seakan tercekat di kerongkonganku. Meski aku pernah menonton 
film biru namun yang akan kusaksikan kali ini adalah sebuah persetubuhan
 secara nyata, apalagi ini bukan hanya sekedar persetubuhan normal namun
 ini adalah sebuah persetubuhan antara seorang wanita dewasa dengan 
seorang anak laki-laki di bawah umur. Kulihat Alfi memegang batang 
penisnya yang mengacung tegak dan mengarahkan kepala berkulupnya ke 
celah vagina Sandra. Diusapkannya ujung berkulup itu ke permukaan bibir 
vagina Sandra baru kemudian ditekannya kuat. Aku pun penasaran melihat 
pemandangan yang menakjubkan itu, muatkah seluruh batang kemaluan Alfi 
masuk ke dalam vagina Sandra yang kecil dan mungil itu? Aku dapat 
melihat kepala kulup tersebut mulai membelah dan menyelam ke dalam 
lubang vagina Sandra. Perlahan, terus melesak masuk sampai akhirnya 
lenyap dan terbenam seluruhnya di dalam liang rahim Sandra, saat itu 
tubuh Sandra benar-benar telah menyatu dengan tubuh anak itu.
aEsOugghh!!!
.Fiiii!!!
enak bangetttt!!!aEt Sandra mengerang keenakan 
seiring terbenamnya daging hitam berkulup Alfi ke dalam liang cintanya.
Gila!!! masuk semua pikirku, sungguh beruntung bangsat kecil iniaE| 
betapa tubuh sempurna Sandra kini sudah di nikmatinya secara utuh dan 
hal itu ia peroleh tanpa paksaan. Hal tabu itu betul-betul terpampang di
 hadapanku. Sandra sahabatku yang cantik saat ini merintih dalam 
tindihan seorang ABG. Awalnya aku tak menyangka anak seusia Alfi mampu 
menyetubuhi seorang gadis dewasa dugaanku selama ini ternyata meleset . 
Alfi begitu penuh cinta dan gairah untuk sebuah persetubuhan. Kini ia 
menggerakkan penisnya maju mundur sementara mulutnya terus melumat 
puting susu Sandra dan menghisapinya secara bergantian. Kedua paha 
Sandra yang putih mulus itu menjepit pinggangnya Sandra tersenyum kepada
 Alfi seolah-olah memuji kejantanan Alfi. Kurang lebih 10 minit Alfi 
bergerak maju mundur hingga Sandra kembali menjerit tertahan.
Arggggggg!!!..Fiiiiiiii!!! Kkaakaakkkkk..kaluuu..arrrrrr!!!
aku rasa Sandra telah mengalami orgasme lagi. Orgasme yang begitu kuat 
sampai-sampai ia harus mencengram seprey sedemikian kerasnya hingga 
nyaris robek tertarik. Alfi masih rajin mengocok dengan kuat. 
penisnyanya dengan cepat kelihatan keluar masuk lubang vagina Sandra. 
Hingga satu saat kelihatan badan Alfi menggigil dan pahanya bergetar.
aEsKa..kak manisssaE|Alfi dapetttt..kakk.sekarangggaE|Oughhhh!!aEt 
kulihat anak itu mengenjan sambil menekan dalam-dalam kemaluannya hingga
 bongkahan pantatnya terlihat kempot
Aku kembali kaget ketika itu Alfi tidak mencabut penisnya saat 
berejakulasi. ia melepaskan air maninya di dalam kemaluan Sandra! 
Sa..saaE|Sandra membiarkan anak itu berejakulasi di dalam liang 
senggamanya. Apakah ia tidak takut benih anak itu membuahinya atau 
Sandra sedang tidak dalam keadaan subur. Jika tidak alangkah cerobohnya 
sahabatku ini. Setidaknya ia bisa memerintahkan anak itu memakai kondom!
 Aku dapat melihat mata Sandra yang tadinya terpejam tiba-tiba terbeliak
 menerima pancutan kuat dan hangat menerpa pangkal rahimnya.
aEsOhhh..Alfi sayangaE|.. kamu.. dapettt..aEt
Berkali-kali Alfi memancutkan benihnya memenuhi cekungan liang senggama 
Sandra. Ia membiarkan zakarnya tertancap dalam kemaluan Sandra beberapa 
saat ketika meresapi sisa orgasme hingga tuntas. Sesaat kemudian Alfi 
menarik lepas batang penis yang berselimut berlendir dan kelihatan kulit
 kulupnya mengecut. Seketika itu juga kulihat dengan jelas cairan putih 
dan kental yang tentunya benih anak itu mengalir keluar dari bibir 
vagina Sandra.
aEsBegitu banyakaE|Sandra..Sandra.. bagaimana jika kamu hamil?aEt kataku dalam hati saking menghayatinya adegan itu
Aku lihat daging itu Alfi masih sangat keras. Kepala bulatnya bersinar dengan limpahan spermanya yang masih keluar.
Oouuuuuhh.. Fii masukin lagiiiii, sayang!! rengek Sandra mengemis agar
 Alfi menghujam dirinya lagi. Aku ingat saat bercanda dengan Tamara dan 
Tina tempo hari. Sandra mengatakan kalau dia geli dengan pelir tak 
disunat. Namun Sekarang ia malah ingin segera pelir berkulup Alfi 
mengaduk-aduk lubang kemaluannya. Tiada sedikitpun adengan persetubuhan 
tersebut yang terlewat olehku. Cairan lendirku sendiri semakin banyak 
yang keluar. Terasa celana dalamku telah basah di bagian kemaluanku. Aku
 begitu terangsang melihat adegan mereka barusan.
aEsKak, Alfi ngentot kakak lagi.aEt
Sandra hanya tersenyum seperti memberi izin Alfi melakukan pencabulan 
terhadap dirinya. Sandra tak henti-henti memandang daging kenikmatan 
Alfi yang sedang menuju ke arah kemaluannya yang sudah dibanjiri oleh 
lendir pelincin yang banyak. Dan .. tiba-tiba kepala Sandra terangkat 
sedikit diikuti oleh punggungnya juga terangkat.
Auu.. aahh.. mmmmmm. aku mendengar jeritan dan erangan dari mulutnya 
ketika kepala bulat licin itu memasuki kembali separuh ke dalam lubang 
kemaluannya. Bibir vagina Sandra seperti ikut masuk ke dalam bila kepala
 besar itu mulai menyelam. Kontras sekali warna pelir Alfi dengan warna 
vagina Sandra. Batang bulat hitam berurat terbenam dalam lubang merah di
 celah paha Sandra yang putih mulus.
Mata Sandra terbeliak menerima batang hitam tak bersunat yang berbentuk 
helm itu. Secara terus menerus mengaduk aduk bagian dalam kewanitaannya.
 Kemaluan Sandra mengepit kuat batang Alfi. Sandra sedang sepuas-puasnya
 menikmati batang Alfi yang panjang dan besar itu, ia menjerit penuh 
nikmat tiap kali Alfi menarik dan menolak batangnya keluar masuk. 
Beberapa menit kemudian aku lihat Sandra sekali lagi sedang dilanda 
kenikmatan.
Fiii kamu besar bagettttt.ouuhhhhg Sandra seperti meracau, meminta dengan suara erangan nikmat.
Fiiii tahannn di dalemmmaE| kakakaE| keluarrraE|Oughhhhh!!!!
mmmmmmmgggh,
Alfi menekan penisnya sedalam ia mampu dan menahannya disitu bersamaan 
dengan tubuh sintal Sandra mengejang dan sampai pada puncak kenikmatan 
untuk kali yang kesekian. Kali ini kenikmatan itu berlangsung lama 
sekali. Mungkin Sandra benar-benar puas bila batang kemaluan anak 
asuhnya yang besar dan panjang itu penuh memadati seluruh dinding lubang
 kemaluannya. Persetubuhan itu berjalan lagi. Aku dapat melihat dengan 
jelas batang hitam keluar masuk dalam vagina Sandra yang berwarna merah 
muda. Kontras sekali kulit Alfi yang gelap dengan kulit Sandra yang 
putih. Batang hitam tersebut terlihat berlendiran dan di selaputi buih 
putih. Tedengar bunyi aneh bila Alfi melajukan tikamannya. Bulu-bulu 
dipangkal kemaluan Alfi mengusap-usap bibir kemaluan Sandra yang lembut.
 Pinggul Sandra terlonjak-lonjak mengikuti irama entotan Alfi dan 
kepalanya terlempar kiri kanan kerena sengatan kenikmatan. Paha Sandra 
bergetar dan kakinya menendang-nendang udara. Pahanya yang mulus itu 
mangepit rapat pinggang Alfi. Berkali kali Alfi menghantarkan Sandra ke 
puncak kepuasan sebagai wanita dewasa di atas ranjang Sandra dan 
suaminya. Selain diriku hanya cahaya temaram lampu dan deritan ranjang 
yang menjadi saksi pergumulan dua insan yang tak lama lagi akan mencapai
 klimaksnya. Di dalam kebisuan malam yang dingin dan tenang itu, hanya 
terdengar erangan Sandra dan lenguhan Alfi yang masih berpacu dalam 
birahi.
Selepas setengah jam aku lihat Alfi makin melajukan hentakannya. Selama 
setengah jam jugalah Sandra menjerit dan mengerang penuh nikmat. Kepala 
penis kepunyaan Alfi membuat Sandra menjerit histeris. Jeritan nikmat 
ini menyebabkan Alfi makin bergairah. Dayungan Alfi makin laju hingga 
badan Sandra bergoyang-goyang. Hingga akhirnya Alfi merapatkan badannya 
ke badan Sandra dan ditekan paling kuat dan terdengar Alfi mengerang 
kuat.
aEsAakkkhhh
 Kakkkkkk enakkkkk!!aEt
Dari caranya aku rasa Alfi sedang memancutkan maninya ke dalam rahim 
Sandra. Rahim yang merupakan hak suaminya, Didit. Mata Sandra terbeliak 
menerima semburan mani panas kepunyaan Alfi. Pantat Alfi menekan habis 
daging penisnya sedalam mungkin ke celah paling dalam vagina Sandra dan 
saat itu juga sekali lagi Sandra menjerit sungguh kuat.
aEsOughhaE|Fiiii kakakkk juga kuluarrrr!!!!! OghhaE|aEt
Aku kagum pada batang pelir Alfi yang berbentuk pelik tersebut. Benda 
itu mampu memberikan kenikmatan ragawi bagi Sandra hingga berulang  
ulang kali. Sandra memeluk erat tubuh kecil Alfi seperti tidak ingin 
melepaskannya. Sepertinya Sandra ingin batang berkepala tomat tersebut 
terendam selama-lamanya dalam lubang vaginanya. Sandra mau batang Alfi 
melekat dalam kemaluannya macam pelir anjing melekat dalam vagina anjing
 betina bila kawin. Sandra seperti ingin memerah habis hingga ke titik 
mani Alfi yang terakhir. Gerakan Sandra kemudiannya mengendur telentang 
lemah dibawah dekapan tubuh Alfi sambil tersenyum puas kepada Alfi. 
Tiada lagi gerakan dan suara erangan Sandra. Alfi memeluk erat tubuh 
Sandra. Sandra mencium pipi Alfi dengan mesra dan penuh kasih sayang. 
Sandra mengulum bibir tebal Alfi yang hitam itu. Kemaluan Alfi masih 
terendam dalam kemaluan Sandra. Alfi membiarkan saja senjatanya terendam
 dalam terowong nikmat Sandra. Selepas beberapa menit bila tak lagi 
benihnya yang keluar, Alfi menarik perlahan kemaluannya dari lubang 
kemaluan Sandra. Batang yang masih berlendir itu terjuntai separuh 
keras. Lubang vagina Sandra masih ternganga selepas Alfi mencabut keluar
 daging kemaluannya. Cairan putih pekat terlihat meleleh keluar dari 
lubang vagina Sandra membasahi sprey.
Di depan mataku sendiri aku menyaksikan seluruh perselingkuhan sahabat 
baikku dengan seorang bocah ABG. Memang aku benar-benar tidak menyangka 
Sandra telah tega menghianati Didit dengan menyerahkan tubuh dan 
kehormatannya sebagai isteri pada Alfi. Apakah kejantan Alfi yang telah 
membuat sahabatku itu rela digaulinya. Tak dapat kupungkiri Alfi meski 
masih di bawah umur telah membuktikan daging penis berkulup berkepala 
tomat digilai oleh perempuan dewasa yang tak lain adalah ibu angkatnya 
sendiri Sandra. Aku menjinjit kembali menuju ke tingkat bawah. Aku 
putuskan untuk pulang agar mereka berdua tetap tak menyadari 
kedatanganku. Biarlah besok aku kembali lagi ke sini. Aku tak ingin 
Sandra tahu jika aku mengetahui perselingkuhannya dengan Alfi. Hati-hati
 aku keluar melalui pintu depan dan kembali menguncinya dan pergi 
mengunakan taxi. Dalam beberapa minit saja aku telah sampai di rumah 
tubuhku terkulai lemas Ketegangan masih cukup terasa setelah cairanku 
membasahi hampir seluruh celana dalamku. Aku masuk ke kamar dan tidur 
keletihan.
      
     
     
No comments:
Post a Comment