Dua hari kemudian
Aku kembali ke rumah Sandra kali ini aku tidak lagi menyelinap masuk ke 
dalam rumahnya secara diam-diam. Tak lama setelah kupencet bel Sandra 
muncul dari balik pintu menyambutku dengan kecupan hangat di pipiku.
aEsNad..sayang!!!kemana saja sih kok ngga pernah kesini nengokin 
aku,..?aEt cecarnya manja. Memang di antara kami bertiga Sandra yang 
paling manja.
Sandra menarikku ruang keluarga lalu kami berdua duduk di sofa
aEsSorry ya Sand aku sibuk sekali akhir-akhir ini, lagian aku takut nganggu rumah tangga kamu sama DiditaEt
aEsuhhh..kamu ngga tahu aku kesepian banget soalnya Didit kerap berangkat dalam waktu yang panjangaEt
aEsBukannya Dian sering kemari, bahkan katanya di telpon dia sering kamu minta nginep nemenin kamuaEt
aEsitu dia, sebenarnya dian sudah tinggal bersamaku di sini, cuma tiga 
hari yang lalu ia harus berangkat ke Singapore selama tiga minggu karena
 ada pekerjaan kantornya, jadinya aku sendirian di rumahaEt
aEsmaksudmu aku mau kamu tahan di sini selama Dian ngga ada?aEt
aEsemang iya sih tapi apa kamu tega biarin aku sendirian? Dan emang kamu ngga kangen sama aku?aEt
aEsIya..iya tuan putriaEt
aEsCup! Trims ya nad kamu sama Dian memang sahabatku yg paling kusayangaEt ujarnya kesenangan sambil mengecup pipiku.
Sejak dulu aku memang tak bisa menolak permintaan sahabatku yang satu 
ini. Selalu saja aku berhasil ia paksa menuruti kemanjaan-kemanjaannya. 
Kami bertiga begitu menyayangi satu dengan yang lain.
aEsSandaE|pakaianmu awut-awutan gitu? Kamu baru bangun jam segini? dasar
 putri malasaEt Sandra saat itu mengenakan gaun tidur pajang mirip 
kimono, mungkin karena ia banyak bergerak talinya terlepas dan jatuh ke 
lantai hingga gaun tidur itu tersingkap ke samping.
Sandra segera merapikan bajunya meski kejadian itu terlihat wajar dan 
berlangsung cepat namun aku sempat melihat bagian-bagian tubuh Sandra 
yang terbuka tadi. Terlihat bercak-bercak merah gigitan di seputar 
payudaranya yang putih bersih. Deg..hatiku kembali di jalari perasaan 
aneh seperti beberapa hari yang lalu. Apakah mereka baru saja melakukan 
hal itu lagi pikirku.
aEsAda apa Nad? Kok bengong gitu?aEt Sandra memperhatikan kebengonganku.
Sejenak alam pikiranku masih dipengaruhi kejadian tsb hingga aku tak segera menjawab Sandra.
aEsohh.. uhh..tidak a.pa apaaEt aku tergagap
Kebodohanku barusan itu mengundang tanya tentu saja Sandra dapat melihat
 kejanggalan dari sikapku barusan . Seperti halnya diriku mengerti akan 
dirinya begitupun sebaliknya. Pergaulan yang demikian erat dan mendalam 
sudah barang tentu sulit untuk menyembunyikan rahasia diantara kami. 
Senyum Sandra membuatku makin salah tingkah. Hingga ia membuka kembali 
percakapan.
aEsSini ada yang ingin aku beritahukan kekamu, NadaEt
Ia menatap mataku sambil menghela napas dalam-dalam. Wajahnya tersirat kepasrahan.
aEsAda apa Sand, nampaknya serius sekali?aEt
aEsNad sayang sebenarnya sudah lama aku mempertimbangkan untuk 
mengatakan hal ini kapadamu, hanya saja tadinya aku masih ragu takut 
kalau kamu malah tidak suka dan membencikuaEt
Deg..hatiku berdebar apakah Sandra bermaksud membuka aib perselingkuhannya padaku.
aEsaku tahu hari itu kamu datang ke sini dan melihat apa yang aku lakukan dengan si AlfiaEt
aEsa..aa..pa kamu tahu Sand?aEt aku terkejut bagaimana mungkin ia 
mengetahui jika kehadiranku kala itu. Seingatku aku tak membuat mereka 
terganggu.
aEsIya Sand, maaf saat itu aku tak sengaja memergoki kalianaEt
aEsNgga pa pa, aku pikir suatu saat cepat atau lambat kamu akan tahu 
juga. Aku sempat mendengar suara langkahmu saat menaiki tangga, mungkin 
kamu lupa tangga rumahku terbuat dari kayuaEt
aEsJadi kamu sengaja membiarkan aku menyaksikan semua. Kenapa kamu tak 
cegah aku saat itu? Apa kamu ngga kuatir aku mengatakannya pada 
Didit?aEt
aEsAku percaya kamu tak akan melakukan hal itu apa lagi terhadap aku. 
Aku tahu kamu menyayangi aku seperti halnya diriku terhadap dirimu.aEt
aEsTentu saja Sand kamu tahu ituaEt
aEsUntuk itulah aku ingin mengatakan semuanya sekarang kepadamuaEt
Sandra lalu menceritakan suatu kisah yang sungguh luar biasa buat 
kudengar. Tak pernah terbayangkan olehku sahabatku Sandra telah 
menyerahkan kegadisannya untuk direngut Alfi yang kala itu belum genap 
berusia 17 tahun. Lebih gilanya lagi hal itu dilakukan atas permintaan 
sang calon suaminya, Didit. Bahkan hal itu berlangsung di hadapannya!
Jadi meleset dugaanku selama ini, Sandra ternyata tidaklah menghianati 
cinta Didit. Malahan Alfi merupakan penentu utuhnya rumah tangga mereka.
 Sebab Didit kerap harus meninggalkan Sandra demi kariernya. Dengan 
adanya Alfi memungkinan Sandra tidak berpikir berselingkuh dengan pria 
lain. Anak itu sungguh perkasa Sandra tidak harus kehilangan akan nafkah
 batin dari Didit. Malam-malam Sandra selalu diisi dengan persetubuhan 
panas dengan sang Alfi kecil. Kondisi ini mereka lakukan nyaris hampir 
setiap hari sejak mereka menikah. Sedangkan Didit ketimbang bersetubuh 
langsung dengan Sandra istrinya, ternyata ia mencapai kepuasan lebih 
dasyat hanya bermasturbasi di sofa menonton persetubuhan istrinya dengan
 anak itu.
Aku mendengarkan sambil melongo dengan takjub dan sulit dipercaya 
apabila aku tak mendengarkan langsung dari mulut Sandra. Birahiku 
menjalar naik keseluruh tubuhku sepanjang mendengarkan ceritanya
aEsbener-benar tak pernah kusangka apa yang terjadi pada rumah tanggamu 
Sand. Anak itu bahkan yang merengut kegadisanmu bukan Didit, sungguh 
aneh Sand jika suamimu tidak sampai cemburuaEt ujarku masih termagu-magu
aEsBukan hanya aku saja yang sudah ia perawaniaEt
aEsEmang ada gadis lain? Ten..tentunya kamu tidak bermaksud mengatakan 
aE|.aEt aku tak dapat menyelesaikan kalimatku. Tidak mungkinaE| 
mustahilaE|. Dian!
aEsiya si Dian, Nadine sayang, malah Dian sendiri yang mau suka rela diperawani Alfi.aEt
Ternyata penis berkulup itu sudah menambah satu korban lagi dan 
lagi-lagi korbannya juga sahabat baikku. Begitu banyak kejadian yang tak
 ku duga selama ini Dian aku tahu sekali sifatnya ia yang paling sering 
mencampakan pria, jika ada cowo yang berani menyentuhnya walau itu hanya
 merangkul pasti akan didepaknya jadi jangan harap bisa berhasil 
mendapatkan cintanya. Ia mengenal hubungan seks untuk pertama kali dari 
Alfi . Awalnya hanya melihat anak itu masturbasi malah keterusan. Sejak 
Alfi berhasil merengut keperawanan Sandra dan Dian, keduanya menjadi 
begitu tergila-gila bahkan ketagihan berhubungan seks dengan Alfi. Anak 
itupun demikian, ia tak pernah seharipun melewati hari-harinya tanpa 
ngentot kedua sahabatku yang cantik itu. Semakin lama hubungan batin 
yang aneh diantara mereka bertiga semakin kuat dan tak terpisahkan lagi.
aEsAlfi itu begitu jantan meski ia masih di bawah umur, kemampuannya di 
atas ranjang melebihi pria dewasa sekalipun.aEt ujar Sandra memuji anak 
itu
Aku hanya termagu mendengar cerita Sandra. Ini bukanlah hanya 
angan-angan seorang istri yang kesepian namun hal ini sebuah realita 
yang sudah terjadi meski terdengar sangat aneh.
aEsApa kalian tidak takut atau jangan-jangan sudah pernah hamil,aEt
aEsaku malah berharap Alfi bisa membuahi rahimku begitu juga dengan 
Dian, namun sampai saat ini tak satupun dari kami berdua berhasil ia 
buahi. Sebetulnya aneh juga padahal kami sudah berhubungan ratusan kali 
selama enam bulan ini dan kami tak pernah mempergunakan kondom atau 
pengaman lainnyaaEt
Geli juga aku membayangkan kehamilan mereka diperoleh dari seorang ABG 
kurus seperti Alfi. Kupikir benih anak seusia Alfi belumlah matang betul
 untuk membuat kehamilan pada seorang wanita dewasa. Kalaupun itu 
terjadi itu merupakan satu kebetulan.
aEsNad..aEt
Suara Sandra memecah keheningan barusan
aEsYa..aEt
aEsAlfi bilang ia menginginkan kamu NadaEt
Aku kaget sekali mendengar ucapan Sandra
aEsmaksuddd..mu aE|.anak itu mempunyaiaE|. hasrat padaku?aEt
Sandra mengangguk
aEsKupikir kamu juga menginginkan anak itu gituin kamu kan?aEt
aEsNgaE|gak lahaEt
aEsngaku saja ..aku yakin kamu mau kan?aEt
aEsNgaco akhaEt
aEsLihat ni kalau kau tak percaya,aEt Sandra menyerahkan satu benda kepadaku.
Aku meneliti benda yang diserahkan Alfi. Itu celana dalam wanita. Aku 
terkejut begitu mengenali celana dalam satin lembut warna krem itu 
adalah milikku.
aEsItu milikku SandaEt
aEskutemukan di bawah bantalnya pagi iniaEt
aEsUntuk apa anak itu menyimpan celana dalam kotorku?aEt
aEsBiasanya ia bermasturbasi sambil membayangkan sedang bersetubuh dengan pemilik celana dalam tersebut.aEt jelas Sandra lagi
Aku agak jengah mendengar penuturan Sandra yang demikian vulgar.
aEsTapi aku tetap ngga mau begituan sama anak bau kencur gitu Sand,aEt 
akal sehatku masih berusaha bertahan meski desakan didalam dadaku 
menggelora ditambah lagi bagian kewanitaanku berdenyut-denyut simultan 
tak kumengerti.
aEsTerserah kamu kalau tak mau. Tapi kalaupun kamu melakukannya kamu tak
 akan menyesal lo.aEt tambah Sandra sambil tersenyum menggodaku, 
sepertinya ia tahu kegelisahanku,
aEsSandaE|aEt
aEsMmm?aEt
aEsEnggaE|aEtada sesuatu pada kerongkongan yang megganjal suaraku
aEsKenapa Nad?aEt
aEsAh..ngga jadiaEt
aEsLoh.. kamu malu mengatakan padaku. Hmmm..Aku tahu kamu sebenarnya juga kepingin digituin sama dia, khan?aEt
aEsSudahaE|sini ikut aku, kamu ngga boleh nolak sekarangaEt Sandra 
dengan cepat mengalahkan reaksiku sadari mengamit lenganku dan menarikku
 menuju kamarnya. Aku tahu apa maksud sahabatku itu.
aEsAaargg Sandraaaa kamu mau apaa?aEt
aEsAku mau kamu dikawinin si Alfi sekarang..aEt
aEsSannndaE|.Argg..akuu ngga mauuu!aEt
Mulutku mengatakan tidak mau namun langkahku tetap mengikuti tarikan 
Sandra menuju ke kamarnya. Benar saja dugaanku di dalam kamar Sandra 
nampak Alfi tanpa busana sedang duduk di kasur. Meski sepertinya ia 
terkejut namun di wajahnya terpancar kegirangan. Mungkin ia tadinya 
berharap Sandra masuk untuk kembali bercinta dengannya namun tak 
diduganya ia malah mendapatkan bonus.
aEskak SandraaE|..?aEt
aEsFi ..kakak mau pergi ke mall sebentar. Kakak ingin kamu nerusin yang 
kita lakuin tadi pagi tapi kali ini kamu sama kak NadineaEt
aEsSanddd.. kamu udah gilaaaaE| masa aku haruss..aEt aku protes, spontan rasa maluku muncul
Perkataanku tak sempat selasai karena Sandra menyergap bibirku dengan 
ciuman panas. Aku tak sempat menghindar, ciuman itu demikian bernafsu. 
Lidah Sandra menerobos rongga mulutku dan menari-nari disana. Aku serasa
 melayang ke awan di buatnya. Belum pernah Sandra dan aku melakukan ini 
juga terhadap Dian. Dua menit kami bercumbu dengan panas hingga akhirnya
 Sandra melepaskan ciumannya. Sandra tahu aku sudah menyerah pasrah
aEsKamu maukan manis?aEt ia kembali meminta kesediaanku secara suka rela.
aEsSanddaE| aku masih perawanaEt
aEsBiar Alfi membuatmu tidak perawan lagiaEt ujarnya sambil membelai rambutku.
Aku tak dapat berkata-kata lagi sepertinya aku memang harus menuruti apa
 kata hatiku sendiri. Memang aku sudah terlalu terangsang akibat 
menonton langsung ataupun mendengarkan cerita tentang hubungan mereka. 
Hasrat liar dalam diriku memang menginginkannya, hanya saja tadinya aku 
ragu untuk melakukannya dengan anak sekecil itu. Kini keraguan itu 
sirna, yang tertinggal hanyalah gejolak birahi yang menggebu untuk 
disalurkan. Tak ada waktu untuk mencari-cari pria lain yang macho 
ataupun tampan, saat ini hanya ada Alfi yang sudah siap menggauli aku di
 ranjang Sandra. Ia mendorong tubuhku ke sofa perlahan kancing blusku di
 lepasinya satu demi satu hingga nampak bra yang kupakai lau rokkupun 
dilucutinya hingga hanya tersisa celana dalamku, lalu jemarinya memberi 
kode ke Alfi untuk mendekat. Anak itu melompat dari kasur ternyata 
Sandra sengaja tidak melepas penutup terakhir diriku ia ingin Alfi 
sendiri yang membuka hadiah utamanya
aEsNad..aku tinggal kalian berdua ya biar kali pertama ini bisa kalian nikmati berdua saja tanpa gangguan orang lain.aEt
Sandra pergi setelah membuka jalan bagi aku sahabatnya untuk merasakan pula apa yang pernah ia dan Dian rasakan dulu.
Sepeninggal Sandra, Alfi mulai agresif menggauliku. Meski belum dewasa 
namun Alfi sangat berpengalaman ia seolah tahu apa yang aku butuhkan. 
Tanpa bicara ia mulai membelai belai pipiku yang halus dan memberikan 
hawa nafasnya ke tengkukku. Rasa geli dan hangat mulai menjalariku. Aku 
semakin membiarkannya melakukan itu dan suatu kesempatan dengan 
keberaniannya ia pun mencium bibirku. Aku terkejut dan melepaskan 
kulumannya pada bibirku. Kulumannya terlepas, namun anehnya aku tidak 
berusaha menjauh dari pelukannya. Aku kemudian melengoskan wajahku ke 
arah lain padahal aku melakukan itu semua adalah untuk menghindarkan 
kesan aku amat butuh saat itu. Tampak Alfi bukanlah bocah laki laki 
kemaren sore yang bisa aku bikin semaunya. Tanpa di suruh dia lalu 
meraih wajahku dan kembali mengulum bibirku beberapa saat.
aEsSudah ahhh Fii, aku gak bisa bernafas nihaEt kataku berusaha melepaskan kulumannya.
Namun apalah dayaku untuk menahan setiap tindakannya. Dia lalu 
melepaskan kulumannya dari bibirku, namun sebelah tangannya sudah 
memasuki blus piyamaku. Dengan perlahan dan pasti jari-jarinya memasuki 
belahan dadaku dan berhenti di puting susuku. Rasa geli, juga nafsu 
mulai melandaku. Aku tak kuat diperlakukan begitu olehnya. Tanganku 
berusaha menahan gerakan jari-jarinya yang sudah berada di dalam bhku 
saat itu, bagaimanapun aku merasa malu. Dengan sebisaku aku berusaha 
menahan setiap gerakan jari-jarinya di permukaan puting susuku. sekuat 
aku menahannya sekuat itu pula ia berusaha memilinnya sehingga usahaku 
menahannya semakin melemah karena deraan nafsu yang sudah mulai 
mempengaruhi setiap sendi tubuhku. Diperlakukan seperti itu, aku semakin
 terjerat oleh percikan birahi yang di kobarkan Alfi. Perlahan dan pasti
 ia berhasil melepas atasan piyama tidurku dan kini hanya tinggal bh 
yang hanya menutupi sebagian kecil di dadaku. Aku semakin terjebak ke 
jurang gairah yang mulai menampakkan wujudnya. Aku pun kini seolah ikut 
menerima perlakuannya saat itu. Rasa hangat yang di pancarkan jari jari 
Alfi di permukaan kulitku sanggup membuatku merelakan dia melepas 
pengait bh yang aku kenakan saat itu.
Bibir anak itu mulai merayap dan menggigit kecil puting susuku secara 
perlahan dan mampu membuatku seolah melayang. Kulit dadaku seakan rela 
menerima semua perlakuannya saat itu. Berulang ulang ia ekspos kedua 
bukit dadaku dengan intensitas yang meninggi. Aku serasa di perlakukan 
utuh sebagai wanita. Dengan kedua tanganku aku raih kepala Alfi, seakan 
tak rela ia menyudahi tindakannya itu. Saat ini aku tak peduli lagi 
siapa Alfi dan apa statusnya, yang penting saat ini bagiku bagaimana 
dahagaku terpuaskan. Merasa aku sudah menerima semua perlakuannya, Alfi 
membisikkan sesuatu padaku.
aEsKakaE|Nadin, di kasur kakak aja kita gituan ya? Alfi pengen perawani di tempat tidur seperti kak Sandra sama kak DianaEt
Anak ini secara terang-terangan menyatakan hasratnya. Ia seakan yakin 
aku akan mau melakukan hubungan yang lebih lagi denganku malam itu. Aku 
juga sadar Alfi, hal ini akan terjadi juga tanpa dapat kuhindari lagi. 
Saat ia meminta pindah ke kamarku, aku terbayang sedikit tentang 
kejadian yang akan terjadi. Apalagi status ku yang masih gadis. Masih 
ada harapan bagiku untuk membatalkan keinginan Alfi saat itu. Akupun 
bangun dari rebahan di sofa berjalan ke arah kasur Sandra dan duduk di 
atas ranjang. Alfi saat itu menutup pintu kamar dan menguncinya. Ia lalu
 duduk di sampingku, diraihnya tanganku dan dibawanya ke bibirnya dan 
diciuminya. Melihat tingkahnya itu, aku seakan terenyuh akan sikapnya 
yang terlihat sabar. Aku yakin tanpa dapat kucegah pasti malam ini ia 
akan melakukan hal yang belum pernah aku lakukan dan ia bakal mengambil 
sesuatu yang berharga yang seharusnya kupersembahkan bagi pria yang 
bakal menjadi suamiku kelak. Aku tahu ini amat bertentangan dengan norma
 agama dan adat ketimuran yang kuanut, apalagi aku termasuk wanita dari 
keluarga yang amat menjunjung tinggi tata krama, namun saat ini seakan 
hilang semua. Perbuatan dan penyelewengan Sandra seakan menjerat diriku 
untuk melakukan perbuatan itu, meski saat itu aku menyadari tidaklah 
benar tindakanku saat ini. Anak itu tentu saja tak pernah menyadari 
perbuatannya saat itu menyalahi hukum dan amat tercela, hanya saja ia 
tak ingin memaksaku melakukan hal itu.
Dengan suara lirih seolah menahan sesuatu dia masih sempat bertanya padaku.
aEsKakak mau..Alfi entot kan?aEt sambil menatap bola mataku dalam dalam.
Aku pun memandangnya dengan tatapan yang sayu seolah mengiyakan 
keinginannya, namun hanya beberapa saat.Aku kembali menundukkan mukaku 
ada rasa malu jika aku memintanya melakukan itu. Alfi adalah anak laki 
laki yang terlanjur cepat mengalami kedewasaan, ia sudah amat banyak 
pengalaman seolah tahu apa yang harus ia perbuat. Sikap diamku saat itu 
seakan persetujuan untuk perbuatannya selanjutnya. Sambil meraih kedua 
tanganku lalu tubuhku dibawanya ke pelukannya. Kini tubuh kami amat 
dekat, meski saat itu kami masih mengenakan pakaian. Namun karena aku 
tak memakai bra saat itu, seolah mampu membuatnya semakin bernafsu 
padaku. Ketika aku dalam pelukannya, aku merasakan ada rasa damai dan 
hangat yang sudah lama tidak aku rasakan lagi. Ada rasa nyaman dalam 
pelukan tubuh Alfi yang kurus itu, meski aku akui ada juga takut dan 
sedikit keraguan aku rasakan saat itu. Namun hasrat dan gairah seolah 
mampu mengalahkan semua rasa yang ada dalam diriku itu. Aku semakin 
tenggelam dalam sosok tubuh Alfi. Masih dalam pelukan ketat Alfi, akupun
 kembali terpaksa menerima kuluman panasnya di bibirku. Rasa geli karena
 lidahnya yang menjelajah dalam rongga mulutku mampu membuatku terlena 
dan susah untuk bernafas. Dipancing seperti itu, aku mau tidak mau 
membalas kuluman Alfi, hingga membuat lidah kami seakan saling berkait 
dan ludah kami bercampur satu sama lainnya. Dengan lincah tangan Alfipun
 melepas kancing atasan piyamaku hingga terlepas ke lantai. Jari-jarinya
 itu pun memilin dan memutar putingku hingga aku semakin terlonjak 
nafsuku. Puas memainkan lidahnya di bibirku mulutnya turun melata di 
kulit dadaku.
aEsKak, tetek kakak lebih gede dari punya kak Sandra, Alfi suka banget, 
mmhh!aEt celotehnya sambil melumat payudaraku gemas, ya di banding 
Sandra atau Dian, payudaraku memang yang paling besar, 34B.
Kembali aku merasakan geli yang amat sangat diperlakukan begitu. Aku 
hanya bisa meraih kepalanya yang saat itu berada di belahan dadaku. 
Kalung yang kukenakan seolah mengganggu aktifitas mulutnya di dadaku. 
Dengan tangan kirinya ia singkirkan kalungku kearah tengkukku lalu 
kembali ia menyedot bukit dadaku bergantian kiri kanan.
Berbagai rasa kembali menderaku. Aku masih meraih kepalanya seakan tak 
ingin cepat berlalu.aku merasakan rasa basah di organ vitalku saat itu. 
Selama beberapa menit Alfi menggigit gigit dadaku dengan lembut dan 
meninggalkan tanda kemerahan di dadaku yang putih. Aku hanya mampu 
memicingkan mataku dan menuruti perbuatan bocah itu. Tiba tiba ia 
menghentikan aktifitasnya pada dadaku. Aku pun membuka mataku ingin tahu
 apa yang menyebabkan ia menghentikan perbuatannya itu. Ternyata anak 
itu menaiki tubuhku menempatkan tubuhnya di antara ke dua pahaku, 
kupikir sudah saatnya ia akan melakukan eksekusi. Aku memang pernah 
melihat kemaluan Alfi yang aneh itu saat ia dan Sandra bersenggama tempo
 hari. Namun baru kali ini kulihat kedahsyatannya dari dekat. Inilah 
benda yang telah merengut kegadisan kedua sahabatku sekaligus memberikan
 kenikmatan hingga keduanya ketagihan akan seks. Dan sebentar lagi 
adalah giliranku, daging itu sudah sedemikian tegang siap untuk 
melaksanakan tugasnya, yaitu memerawaniku. Batangnya panjang dan besar. 
Rasanya mungkin lebih enam inci panjangnya yang tentunya akan membuatku 
bakal kesakitan untuk pertama kali. Yang menjadi fokus perhatianku ialah
 kepala zakar Alfi karena yang tidak disunat itu. Aneh bila melihat 
penis anak seusia Alfi yang tak disunat. Apalagi daging kepalanya tidak 
muncul keluar daripada kulit kulup sungguhpun dalam keadaan tegang. 
Hanya sepertiga saja kepala zakarnya yang berwarna merah kelihatan bila 
dalam keadaan keras. Bila dia menarik kulit kulup kepala pelirnya 
berkilat hitam kemerahan macam yang seperti tomat itu terpacak di ujung 
batangnya. Kulit kulupnya seperti mencekik di bagian belakang leher 
takoknya. Kulit kulup yang ditarik itu berkedut-kedut macam simpul 
melingkari batang zakar. Bentuk kepalanya yang heboh dan aneh digilai 
Sandra dan Dian. Pertama kepala pelir Alfi sungguh terlalu besar. Kepala
 yang lebih besar itu berbanding batangnya kelihatan aneh. Kini benda 
itu mengacung tegak diarahkan Alfi tepat di mulut kewanitaanku.
aEsakh FiaE|perihaE|.akh..pelan-pelannn!!!aEt erang ku saat kepala penis Alfi mendesak pelan ke dalam liang vagina ku.
Anak ini sungguh tidak sabaran. Ia main eksekusi saja. Aku menahan 
perutnya dengan kedua telapak tanganku hingga gerakannya terhenti.
Mungkin takut aku akan mengurungkan persetubuhan kami, ia kini berlaku 
lebih sabar . Alfi menahan laju penisnya sejenaknya lalu dengan pelan 
dan lembut ia coba lagi masukan benda itu ke dalam vaginaku. Rasa perih 
makin menjadi dan terasa sakit meski penisnya terus maju pelan.
aEsFiaE|.akhaE|aEt pekikku, Alfi menahan lagi, mendiamkan otot vagina 
aku merekah dan relax supaya ngga tegang. aku memejamkan mata sambil 
tanganku meremas sprey menahan perih. Beberapa saat kemudian ia mulai 
memajukan lagi pantatnya dan mendorong penisnya lagi makin dalam dan 
rupanya vagina aku mulai terbiasa. Perih yang tadi aku rasakan berkurang
aEsFiaE|sakitaE|.aEt erangku tertahan.
Alfi berhenti lagi, rupaya belum setengah dari penis Alfi yang masuk, 
setelah diam sebentar Alfi mulai masuk lagi, kali ini perih dan sakit 
semakin berkurang. Ia lalu mencium bibirku memenangkanku, kubalas 
ciumannya dengan lembut. Begitulah ia melakukan tarik ulur hingga 
akhirnya ujung penisnya menumbuk dan tertahan sesuatu dalam liang 
senggamaku, aku tahu itu selaput daraku, lambang kesucianku sebagai 
seorang gadis perawan yang akan segera hilang.
aEsKak Nadin.. Alfi tak kuat lagiii..aEt erangnya sembari memeluk pinggangku erat
Dengan sekali dorongan kuat Alfi menekan habis sisa batang kemaluannya 
hingga akhirnya masuk penuh ke dalam vaginaku. Aku tersentak dan sedikit
 menjerit merasakan ada sesuatu yang robek
aEsAduhhh!!FiiiiaE|sakiiiit!!aEt aku menjerit lirih.
Nafasku tak teratur merasakan vaginaku penuh oleh batang penis Alfi. Aku
 tahu aku kehilangan keperawananku namun saat itu kemaluan Alfi 
kurasakan berdenyut-denyut lalu crettttaE|.creettt..creettttt! beriring 
setiap denyutnya sesuatu memancar deras menghantam dasar liang vaginaku.
Sungguh aneh, kegadisanku telah direngut oleh seorang ABG yang masih di 
bawah umur, bahkan aku tak berusaha mencegahnya. Setelah ejakulasi tadi 
batang penis anak ini tak kunjung mengecil, benda itu terus-terusan 
berdenyut dan kaku. Alfi mendiamkan beberapa saat, perih masih aku 
rasakan, namun perlahan rasa gatal nikmat mulai muncul dan seperti tahu 
akan itu Alfi mulai menggoyang dan memaju-mundurkan penisnya.
Vaginaku yang basah melicinkan gerakan masuk-keluar penisnya di 
vaginaku. Aku mulai merasa nikmat dengan perlakuan Alfi. aku buka mata 
dan melihat Alfi tersenyum. Alfi mengecup bibirku lalu bilang
aEsKakak sayang vaginanya sempit bangetaE|..kakak ngerasa kan?aEt
aEsiya FiaE|.aEt sahut ku pelan
aEtudah ga sakit kan kak?aEt tanya Alfi, aku mengangguk.
Vaginaku semakin basah oleh lendir cintaku. Pantat Alfi maju-mundur dan 
gerakannya penisnya meluncur lancar dalam kekesatan liang vaginaku. Aku 
yang mulai meregang kegelian dan nikmat semakin menikmati persetubuhan 
pertamaku. Bibirku mulai dan merintih keenakan, desahan-desahan mulai 
keluar dari mulutku. Alfilah yang kini semakin intens bergerak 
memberinya kenikmatan mengocok penisnya di dalam vaginaku. Ia tetap 
telaten meski aku mulai terbiasa, kurasakan penuh di dalam vaginaku. 
Gatal dan nikmat, lebih nikmat dibanding saat Alfi menjilat vaginaku 
tadi. Ia mencium bibir sambil meremas dadaku, kami mulai liar, goyangan 
Alfi mulai bisa kuimbangi. Kadang ia menggoyang keras, namun kembali 
lembut payudaraku bergoyang seirama dengan goyangannya.
Alfi mulai mengoceh aEsKakaE|.eeuukkkaE|uuhaE|nikmataE|banget vaginaaE|aE|nyaaE|.eekk!aEt
aEsFiaE|.kakak jugaaE|.akhaE|.ohaE|.eeemmmaE|..penisaE|aE|akhaE|.aohkaE|.aEt ocehku keenakan.
Bocah ini memang amat pintar mengatur tempo persenggamaan. Hujamannya 
amat penuh dengan ketelatenan dan pengalaman. Kuakui Alfi memang perkasa
 meskipun masih di bawah umur.
Pejantan kecil ini melebihi kemampuan laki laki dewasa dalam hal 
bersetubuh. Betapa aku sudah pernah menyaksikan ia membuat Sandra 
sahabatku menggelepar takluk dalam pelukannya. Dan kini aku merasakan 
sendiri bagaimana perkasanya anak ini dalam menaklukan perempuan di atas
 ranjang. Namun rasa nikmat menyengat memutus pikiranku saat itu. Hingga
 kenikmatan itu tak tertahankan lagi menghantarkanku kepada orgasme.
aEtFiaE|FiaE|akhaE|.kakakaE|akhaE|oooaE|eemmpppppaE|mauaE|keluaE|keluaraE|FiaE|akh!!aEt
 aku merasakan ada cairan yang menyembur deras dari dalam vaginaku.
Orgasme itu terasa begitu kuat seakan menarik lepas jiwa dari ragaku aku
 mendekap tubuh Alfi dengan keras sambil menutupkan mataku rapat. Aku 
menggigit bibir bawahku merasakan kenikmatan saat itu. Alfi tahu aku 
orgasme dan ia sendiri dapat merasakan cengkraman bagian kewanitaanku 
pada penisnya. Alfi menjerit keras dan panjang saat mencapai orgasme.
aEskakkk!!..enakkk!!!!aEt
Anak itu membalas dekapanku sambil menghujamkan kemaluannya sedalam 
mungkin ke liang rahimku sambil melepaskan spermanya di dalamnya.
Crettttt!!!!
creettttt!!!! CretttttaE|.Crutttttt!! pancutan demi 
pancutan deras dan hangat menerjang bagian terdalam kemaluanku. Alfi 
bisa kembali orgasme setelah hampir beberapa menit menggauliku. Tiada 
rasa ngilu lagi. malah kurasakan amat nyaman berada di dekapan Alfi. 
Tubuh kecil Alfi masih berada di atas tubuhku tanpa melepaskan 
kemaluannya. Alfipun mencumbuku dengan mesra sambil tangannya 
mengelus-elus seluruh tubuhku yang halus bahu, dada, dan leherku yang 
jenjang yang basah oleh keringat dikecupinya dengan mesra. Tubuhku 
tergolek tak berdaya sesaat, mataku yang terpejam dengan penuh cinta, 
seraya memberikan kecupan hangat. Dibiarkannya aku menikmati sisa-sisa 
kenikmatan orgasme yang hebat. Juga memberi kesempatan menurunnya nafsu 
yang kurasakan.
aEsKak Nadin maafin Alfi ya kakaEt
aEsNgga pa pa Fi..kakak juga sudah bisa menikmati tadi.aEt
Aku merasakan kepuasan bersebadan dengan Alfi meski harus kehilangan 
kesucianku. Aku memandang wajahnya dari bawah dengan pandangkan sendu 
.kami sama-nama sudah letih dan kehabisan tenaga. Seiring waktu kemaluan
 Alfi kembali ke ukuran semula dan terlepas dari jepitan liangku. Saat 
itu barulah Alfi rebah tertidur sambil mendekap tubuhku. Kepalanya 
terkulai di dadaku.
      
     
     
No comments:
Post a Comment