Halo, perkenalkan nama gue Roni umur gue 22 tahun. Gue lahir di keluarga
 yang sedang  sedang aja, gak terlalu miskin gak terlalu kaya. Bokap 
nyokap gue tinggal di Jakarta karena mereka kerja disana, tapi gue 
tinggal di salah satu kota di daerah Jawa Tengah. Gue salah satu lulusan
 fgueltas Biologi di salah satu universitas tempat gue tinggal tapi gue 
memilih untuk tidak bekerja dahulu. Gue pengen santai bentar di rumah 
tempat gue tinggal dan bersama pembantu kesayangan gue, Ine (mengapa 
kesayangan gue? Nanti gue ceritain heheh).
Pada saat itu, gue ditelpon oleh orangtua gue. Mereka bilang, gue harus 
ketempat sodara bokap gue yang ada di salah satu desa yang letaknya 
lumayan jauh sih dari rumah gue. Mereka bilang, sodara bokap gue dan 
istrinya bakalan kerja di luar negeri jadi TKW dan gue harus menetap di 
rumahnya dulu dan merawat anaknya sampai saudaranya yang lain datang. 
Duhh males banget gue harus ke sana, jauh, ga ada internet pula ucapku
 dalam hati. Tapi gue tetap menjalaninya, kalo gak, ntar ga dapet duit 
jajan gak bisa eksperimen lagi hahaha.
Gue pun langsung mengemasi barang  barang, mulai dari pakaian, laptop, 
hdd (jujur aja banyak bokepnya haha), modem, kamera, dan beberapa 
peralatan pribadi (yes everybody, peralatan pribadi). Tak lupa gue juga 
berpamitan mesra dengan pembantu kesayanganku (biasanya sih pamitannya 
ML) tapi kali ini engga dulu, soalnya jalan kesana kalo udah pas jam 
pulang kantor macet banget.
Setelah 2 jam perjalanan, gue pun tiba disana. Gue pun mengetuk ngetuk 
pintunya, setelah sekian lama mengetuk keluarlah si Ina salah satu 
saudargue yang merupakan anak dari sepupu ayahku yang menjadi TKI itu. 
Pertama kali gue ketemu dia, dia masih kecil gitu (udah beberapa tahun 
yang lalu sih hahaha). Tapi sekarang udah beranjak dewasa dan kutaksir 
sekarang sudah 14 tahun.
Eh mas roni, masuk mas suara yang lembut tersebut mengajakku masuk ke 
rumah yang tidak terlalu besar dan jauh dari kampong mana pun.
(Sedikit gambaran, rumahnya ini terletak di kaki gunung dan dikelilingi 
sawah  sawah dan hutan. Rumahna cukup jauh dari kampong penduduk, hal 
itu dikarenakan ayahnya si Ina ini punya sawah yang cukup gede disini 
dan males pindah)
Lalu gue pun menurunkan barang  barangku dan meletakkannya di salah 
satu kamar yang ditunjuk Ina. Tanpa berlama  lama, gue pun 
mempersiapkan baju ganti dan alat2 mandiku untuk bergegas mandi (maklum 
orangnya rajin mandi). Saat masuk kamar mandinya, gue pun heran. Kamar 
mandi tersebut hanya ditutupi oleh anyaman bambu bambu dan banyak sekat
  sekat yang bolong. Saat gue sedang mandi, gue melihat Ina sedang 
menyuci piring. Gue bisa melihatnya dengan leluasa dari salah satu 
bolongan di kamar mandi yang cukup besar. Wah dia pake rok nih, celana 
dalemnya robek  robek lagi nih. Manteeppp gumamku dalam hati. MEmang 
pada saat itu Ina sedang menggunakan rok dan baju yang ketat (gue 
mengira dia tidak pakai bra, karena putingnya jelas keliatan njeplak di 
bajunya). Tak terasa kontolku sudah mulai tegang setelah melihat 
pemandangan itu. Jujur aja, gue suka banget liat cewe  cewe kampong 
yang kulitnya hitam, rambutnya panjang, dan pakai pakaian ketat gitu. 
Ahhh serasa pengen diewe tanpa berhenti. Dengan makin tegangnya 
kontolku, gue pun terus melanjutkan mandi. Setiap mandi, gue selalu 
mengoleskan minyak ramuan dari Ine, minyak ramuan ini memberikan kasiat 
membuat kontolku makin hitam, gendut, dan panjang. Hal itu sudah 
terbukti ketika Ine memberikan minyak tersebut kepadgue 3 tahun silam. 
Sekarang kontolku makin hitam, gendut, dan kalo ngaceng panjangnya bisa 
18cm dengan diameter 6cm. Jujur aja, gue juga seneng mainin kontolku 
sendiri (tapi gue juga doyan ngewe). Seusai mandi gue pun hendak 
berpakaian, namun apesnya sempak ku jatuh dan basah. Akhirnya gue hanya 
melilitkan handuk disekujur tubuhku, namun kontolku yang masih ngaceng 
membuat tonjolan di handuk tersebut. Dengan cuek gue pun ke kamar 
melewati Ina yang sedang masak di dapur.
Seusai mandi, gue pun melguekan ritual yang kedua dengan kontolku. Gue 
mulai mengeluarkan barang  barangku yang lainnya, diantaranya ada 
suntikan, beberapa cairan, krim penis. Gue pun rebahan di kasur dan 
mulai mengolesi kontolku dengan krim kontol yang membuat kontolku 
semakin perkasa. Gue pun mengurutnya sesuai dengan anjuran salah satu 
mak erot langgananku (dia bilang sih ini krim paling mujarab untuk 
memperkasa kontol yang belum sunat, tapi emang terbukti kok haha. Btw 
gue ini udah 22 tahun dan belum sunat, tapi gue seneng liat kontolku 
bentuknya gini). Setelah kuurut semua bagian kontolku, gue pun mulai 
menyuntikkan cairan di pangkal kontolku. Fungsinya untuk memperkental 
sperma. Am I Crazy? Oke gue jelasin dulu sedikit background gue, 
sebenernya gue ini masih normal masih doyan cewe dan ngewe sama cewe. 
Tapi gue juga hypersex terhadap diri sendiri, hal yang paling gue 
favoritin adalh kontol gue. Singkat aja ceritanya ya, nanti intinya gak 
tersampaikan haha.
Saat gue sedang menyuntikan untuk kedua kalinya, tak sengaja Ina pun 
masuk ke kamarku. Ia pun melongo liat kontol gemukku. Lalu ia pun keluar
 dari kamarku dengan langkah yang cepat sambil berkata mas, ayo makan, 
makanannya dah siap. Namun karena efek dari suntikan ini, kontolku 
belum bisa tidur selama 20 menit. Tapi gue dah laper banget, yaudah deh 
gue pake celana khusus dimana yg bagian tengah buat kontol itu bolong 
(kaya yg dipake artis JAV cowo). Namun itu aja belom cukup, kontolku yg 
perkasa masih nyembul. Peduli setan, gue pun makan bersama Ina. Kulihat 
Ina agak risih liat kontolku, dia pun bertanya 
mas, burungnya bengkak to? Tadi kok disuntik segala? Apa lagi flu burung mas? Tanyanya dengan polos. 
Dalam hati wah ini kesempatan nih. Gue pun menjawab
 Engga kok, burung mas roni emang gede. Tadi disuntik biar sehat 
burungnya. Ina mau liat?  Ina pun langsung menuduk malu dan melanjutkan
 makan. 
Tak lama kemudian Ina pun berkata Bener mas? Boleh kalo gue liat sama 
pegang burungnya? Soalnya gue liat burung temen  temenku disini ga 
segede mas roni. Katanya dengan muka yang polos. 
Gue pun menjawab dengan tertawa boleh aja kok Ina, kamu boleh liat dan megang burungnya mas Roni. 
Seusai makan pun kami pun pergi ke kamar Ina. Ku lihat ternyata kamar 
Ina rapi sekali, tetapi ia tidur di kasur yang ada di lantai kamarnya. 
Tidak seperti ranjang yg ditempatku. Saat gue melihat kasur itu (wah 
asik nih buat maen, ini kasur kesukaan gue nih buat ngewe). Meski dingin
 , Ina suka tidur dibawah seperti itu. Tanpa pikir panjang gue pun mulai
 rebahan dan membuka celangue. Ina melongo melihat kontol superku. Lalu 
ia memegangnya dan mencoba untuk membuka kulupnya sampai habis. 
Dia bertanya Gak sunat mas?
 Gue pun menjawab KAlo sunat gak segede ini na. Jawabku membodohinya. 
Setelah puas melihat dan memegang ia pun pergi ke kamar tamu. Yah 
kentang deh, belom ada 5 menit gumamku kesal. Kemudian gue pun menyusul
 Ina ke ruangan tamu, ku lihat Ina sedang membaca sebuah buku. 
Baca apa Ina? tanyaku
Ini mas buku biologi. aku meski ga sekolah pengen pinter tapi Jawabnya penuh semangat
Gue pun ikut membaca di ruang tamu dan menjelaskan beberapa bagian, 
karena ini memang ahliku haha. Saat itu Ina sedang membaca bagian 
reproduksi manusia. Wah kesempatan bisa maen sama nih anak nih. 
(Sebenernya udah pengen ngewe dia banget pas lagi mandi tadi). Karena 
dia ga ngerti apa  apa, gue bisa bego begoin dia dan ngewe dengan 
gampang. Tapi semua itu salah, setelah ku bego begoin, ternyata dia 
tidak percaya omonganku. Ia diberi pesan oleh orangtuanya jangan percaya
 selain yg ada di buku. Wahh aseeemm, gumamku kesal dalam hati. Namun 
gue pun memiliki rencana lain. Hari sudah malam, meski gue sudah pengen 
ngewe memeknya yang pasti masih rapet itu gue menunda kesempatan itu dan
 mulai melancarkan rencangue.
Begini rencana gue, gue melihat dia lebih percaya apa yang dibuku. Jadi 
gue mulai mengarang beberapa cerita yang berkaitan dengan seks dan 
fantasiku dan gue akan mencetaknya dan memberikan kepadanya. Kuyakin hal
 itu pasti ampuh, karena dia anak yg penurut.
Semalaman pun gue menulis karangan yang gila tersebut.
Keesokan harinya gue pamitan ke Ina untuk pergi ke tukang fotocopy. Tak 
lama kemudian gue pun kembali ke rumah, sesampainya di rumah. Kulihat 
Ina hanya pakai tanktop putih dan rok yang kemaren. Astagaaaa, toket 
item kecilnya bikin nafssuuuu, meski gak gede tapi bentuknya perfek. 
Kontolku pun mulai tegang lagi, tapi gue berusaha meredamnya. 
Sesampainya di rumah gue pun langsung diajak makan olehnya. Matgue bukan
 focus ke makananku, melainkan ke toketnya yang perfek buatku. SAmpai2, 
gue menelan utuh cabai rawit (padahal gue ga demen cabe).
Setelah makan, gue memberikan buku karangan ku yang kubuat semalam tadi 
kepada Ina. Gue berbohong kepadanya kalau ini buku yang gue beli di 
kota.
Ina pun mulai membacanya dan gue kembali ke kamar untuk memanjakan 
kontolku (bukan coli ya). Tak lama kemudian, masuklah Ina sambil membawa
 buku tersebut. Kemudian ia pun bertanya 
Mas coli itu apa ya? Peju itu apa ya mas? Memek apa ya mas? Ngentot apa
 ya mas? Banyak banget istilahnyaTanyanya sambil kebingungan.
Wah sepertinya rencana berjalan mulus nih, gumamku dalam hati. Gue pun 
mulai menjelaskannya satu persatu. Awalnya kujelaskan dari coli. Ina, 
coli itu kalau cowo lagi ngocok burungnya kaya gini nih(sambil ku 
peragakan). Nah coli itu nanti keluar peju. Jelasku.
Ohh peju itu kalo yg diminum cewe bisa buat pinter ya? Tanyanya dengan polos.
Yess rencangue berhasil lagi. Gumamku dalam hati.
Gue pun menjawab Iya, sekarang praktetk yuk. Gue minta 2 cangkir teh apa 2 gelas dong. 
Buat apa mas? Tanyanya. Ku jawab Buat tempat peju na, banyak ntar. 
(pejuku kalo sekali muncrat emang banyak dan kental, mungkin efek obat 
 obatan itu kali ya).
Dia pun segera ke dapur dan mengambil apa yang kuminta.
Gini nih na, lingkarin 2 tangan kamu membentuk O. (harus 2tangan, 
karena 1 tangan mungilnya ga bisa ngocok semua kontol superku). Habis 
itu kamu gerakin maju mundur. JElasku
Tanpa Tanya, Ina pun langsung mengocok kontolku. Awalnya emang kagok, 
tapi lama kelamaan dia sudah terbiasa. Dia masih kewalahan meladeni 
kontolku yg super ini. 30 menit ia mengocok, kontolku belum juga 
muncratin peju (Iya dong, kalo main sama si Ine aja bisa 8 ronde 
sekali.)
Mas mana pejunya? Gak keluar, bohong ya mas. Tanyanya merasa curiga.
Ngga na, ini kalo kontol gede gini lama keluarnya. Karena kontolnya bagus dan pejunya juga bagus. Jawabku ngeles.
Dia pun percaya saja, gue pun berniat untuk mengajarinya nyepong.
Na, kalau mau cepet kamu nyepong aja. Pintaku
Nyepong itu kamu ngisep kontol gue sampe keluar pejunya. Jelasku 
Ih gamau ah, jijik, kontol mas gede banget. Tolaknya
Gue pun langsung beralibi Mau pinter ga? Kalau mau pinter harus minum ??? tanya gue seperti memanja anak kecil
Oiya peju. Jawabnya dengan polos. Akhirnya ia pun mulai memasukan 
kontolku ke dalam mulutnya. Tapi sesak, tidak bisa masuk. Ia pun 
tersedak, gue pun menuntunnya perlahan. Perlahan demi perlahan kontolku 
berhasil di kulumnya tetapi tidak semuanya. Mulut kecilnya terus 
mengulum kontolku selama 30menit, hingga akhirnya gue pun ingin ngecrot.
Na gelasnya na, gue mau ngecrot
 Pintgue
Dia pun mengambilkan gelasnya dan kontolku menyemprotkan peju putih nan 
kental yang cukup deras, hingga 1 setengah gelas kugunakan untuk tempat 
pejuku. 
Nah itu namanya peju, banyak kan peju mas Roni? Artinya peju mas roni 
bagus. Liat tuh putih kentel kaya susu. Kamu minum deh.  Katgue
Tanpa babibu akhirnya dia meminum yang setengah gelas dahulu, pada 
awalnya dia mau muntah karena baunya dan rasanya yang amis. (emang peju 
ku amis banget, tapi Ine suka banget. Dia pernah ngocok kontolku sampe 
peju ku ngisi satu botol coca cola yg gede.)
Setelah setengah gelasnya habis, gue pun bekata kepada dia Udah setengah gelas dulu, sisanya ntar. Gimana enak kan?
 
Oke mas, ihh amis ahhh. Tapi enak juga sih. Jawabnya. Kemudian dia pun melanjutkan membaca lagi. 
Ahhh yesss rencangue mau ngentot gadis kampong terlaksana jugaaa, yihaaa.. sorak sorai dalamm hati.
Waktu menunjukkan jam 4 sore, gue pun ingin mandi. Ketika hendak mandi, 
gue tidak menemukan Ina dimanapun. Mungkin dia lagi main kali, pikirku. 
Ketika gue masuk kamar mandi, gue terkejut melihat Ina yang juga sedang 
mandi. Ternyata pintunya tidak dikunci.
Alaamaaaak, meski item langsing gini napsuin banget. Toket itemnya yg 
mancung perfekk, memeknya belom ada jembut brooo
 senang sekali gue 
melihatnya
Ina pun merasa malu lalu menutupi badannya.
Gak usah malu in, nanti juga terbiasa kata gue.
Ia pun mulai melepaskannya dan mulai melanjutkan mandi lagi. Selama 
mandi gue menawarkan untuk saling meyabuni satu sama lain dan diapun 
mau. Giliran ertaama gue menyabuni dia. Bukannya menyabuni, gue malah 
meremas toketnya hingga puas. Giliran kedua ia mulai menyabuni badanku 
dan kontolku yg super. Setelah mandi, gue kembali melguekan ritual 
kontolku. Kali ini, Ina ingin mencoba melguekannya. Ia pun mengurut krim
 kontolku dengan sangat telaten dan nikmat. Mungkin udah terbiasa kali 
ya. Namun saat menyuntikan cairan, gue tidak memperbolehkannya, karena 
takut salah sasaran bosss..
Setelah itu kami pun makan, namun makan malam kali ini ada yg beda. Ina 
menuangkan beberapa sendok peju di makanannya dan ia pun tidak minum air
 putih, melainkan minum pejuku yang tadi keluar. 
Wahhh asikkk, kalimat ngarangku ga sia sia. Di dalam buku itu gue 
menuliskan peju bisa membuat cewe semakin pintar, lebih baik jika 
diminum atau dituangkan ke makanan. Melihat hal tersebut gue ga jijik, 
melainkan tambah horny.
Pejunya enak na? tanygue seusai makan.
Iya mas enak banget, besok lagi ya. Jawabnya. Kemudian ia ke ruang tamu lagi dan membaca buku sesat karanganku.
Tak lama kemudian ia bertanya, mas toket itu apa sih? Kok ini ada 
tulisan semakin gede toket cewe maka dia akan semakin pintar 
(sebenernya ngakak sendiri liat ini tulisan)
Nih toket itu dada cewe, ni bener nih. Jelasku
Wah toketku cilik mas, gedeinnya gimana? Tanyanya khawatir.
Huehehehe untung saja gue sudah mempersiapkan alat2 pribadiku, gue pun 
mengluarkan vakum pembesar payudara (ini kubawa antisipasi kalo gue lagi
 ngewe sama psk kampong, kalo pake vakum ini air susunya bisa keluar).
Nih gedeinnya di vakum. Jawabku sambil menunjukkan alat vakum itu.
Ina mau deh mas. Jawabnya dengan polos. Wahhh ini pemadangan yang sangat gue gemari.
Yaudah na, kamu ke kamarmu tiduran, telanjang ya. Pintgue. Dia pun 
nurut, saat gue di kamar gue terkesima lagi dengan pemandangan indah 
tersebut. Tanpa babibu lagi gue melepaskan celangue supaya kontolku 
bebas (alibinya sih panas). Kemudian gue pun mulai menjilati toketnya 
dan meremas remas (alibinya pijat sebelum digedein). Kulumat toket kecil
 tersebut dan pentilnya yang hitam, ku remas secara bergantian, ia pun 
mendesah kecil. Kulguekan itu selama 1 jam (yes everybody, im hypersex. 
Apalagi liat body kampung gini, ahhhh) kurasakan memeknya juga sedikit 
basah. Sebenernya udah kepengen bangeet ngewe sama dia, tapi mesti 
ditahan dulu sampai semua rencana berhasil.
Na, awalnya emang sakit tapi lama kelamaan enak kok.katgue
Ina, ga apa kok mas. Ina pengen pinter. Jawabnya
Gue pun langsung memasangkan vakum ke kedua toket item mungilnya. Vakum tersebut langsung menyedot toket Ina hingga meruncing.
Ahhhh sakiiitt Teriak Ina kencang. Ahh sekencang kencangnya triakan juga ga ada yg denger disini. Gumamku dalam hati.
Teriakan itu tak berhenti selama 1 jam lebih. Kulihat toketnya mulai 
memerah dan masih meruncing. Daripada diam gini gue beralibi Na sambil 
minum peju aja Gue menyodorkan kontolku. Tak lama kemudian ia menyepong
 kontolku. Saking enaknya, gue terus memommpa vakum toketnya ina 
sehingga meruncing memenuhi vakum. 1 jam berlalu gue pun merasa ingin 
ejakulasi. Akhirnya gue pun menyemprotkan peju ku ke mulut Ina hingga 
meluber, namun Ina bersikekeh menjilatinya hingga tuntas. Setelah kurasa
 cukup gue mencabut vakum tersebut dan melihat toket Ina sedikit 
meruncing dan membiru. Gue pun membiarkan ia tidur namun telanjang 
dengan alibi biar cepet sembu (sbenarnya sih ga apa) gue pun tidur 
disampingnya menemani Ina. Selama ia tidur gue terus menggerayangi 
toketnya dan terus menghisapnya hingga fajar.
Pagi pun tiba, tiba2 gue terbangun dengan teriakan kesakitan ina. Ketika
 kulihat ternyata dia telah memvakum payudaranya sendiri dan mulai 
mengulum kontolku. 
Bener mas makin gede toket Ina, wah Ina makin pinter dong ucapnya.
Gue pun hanya tersenyum.
KEgiatan ini terus ia ulangi sampai hari  hari berikutnya. Bahkan 
pernah 3 hari berturut turut dia terus memvakum toketnya dan menyepong 
kontolku untuk pejuku..
Akhirnya gue bisa ngentot cewe kampung juga.. Tapi harus kurencanain nih. Tempatnya harus yang pas.
Pada suatu hari kutinggalkan Ina yang kelelahan setelah menyepong 
kontolku semalaman dengan toket yang masih tervakum. Gue mencoba melihat
 sekeliling, pergi ke hutan, dan ke sawah. Namun gue belum menemukan 
tempat yang pas untuk mengeksekusi Ina. Gue pun kembali ke rumah. 
Setibanya di rumah gue pun langsung ke dapur untuk meminum, tiba2 gue 
menginjak sebuah pintu di lantai. Gue peasaran mengapa ada pintu disini,
 dan setelah kuturuni anak tangga, ternyata itu sebuah ruang bawah 
tanah.
ASSSIIIKKKKK, gue nemu tempatnya hehehehehehehe
..
No comments:
Post a Comment