Ada om yang kontak aku, katanya dia mo garap aku berdua temennya.  
“Keroyokan lagi ya om”. “Gak lah, aku mau nikmatin kamu sendiri aja Nez,
 bis tu baru giliran temenku”. “iya deh om”. asik juga tu digilir 2 om 
lagi. Jadi gak sabar aku nunggu waktu yang dah dia tentuin. aku ini 
sebenernya biasa2 aja, gak da yang istimewa dibadanku. Heran juga napa 
tu 2 om pengen banget ngegilir aku. Sedikit gambaran fisik tentang 
diriku, umur saat ini masi kepala 1, cuma DO kelas 10, berkulit putih, 
berambut lurus sepundak, dengan toket yang sekal, gak besar si malah 
bisa dibilang imut, tinggi 155 cm, berat 45 kg, dengan perut rata dan 
pinggang kecil namun sintal. Pinggul serasi dengan bentuk badan dan 
kedua bongkahan pantatku yang indah. 
Dah deket waktunya aku dah siap2, aku merapikan wajahku dan memilih gaun
 yang agak ketat melekat di tubuhku sehingga bentuk lekukan tubuhku 
terlihat dengan jelas. Toketku yang imut kelihatan sedikit menonjol. 
Sambil mematut-matutkan diri di muka cermin aku memperhatikan penampilan
 keseluruhan bentuk tubuhku. Kudapati bentuk keseluruhan tubuhku ramping
 dan seimbang. Toketku yang imut tapi kelihatan kenyal. Demikian pula 
bentuk pantatku kelihatan agak menonjol. Ditambah lagi kulitku yang 
memang putih bersih membuat bentuk keseluruhan tubuhku menarik untuk 
diliat. Mungkin itu yang mebuat ke 2 om itu napsu banget pengen 
ngentotin aku malem ini. 
Om A (sebut aja gitu deh, untuk membedakan dengan om satunya, om B) 
menjemputku sesuai waktu yang dijanjikan, pake cipika cipiki dulu lagi. 
“Wah kamu cantik banget Nez, mana sexy lagi”. “Ah om bisa aja, sexy dari
 Hongkong”. “Iya Nez, kamu biar imut tapi sexy banget deh, dah siap kan,
 yuk brangkat”. Dia menggandeng aku ke mobilnya, membukakan pintu 
mobilnya untuk aku. “Kita kemana om”. “Ke rumahku aja ya, gak apa kan, 
kosong kok rumahnya”. “Asal gak ganggu keluarga aja om”. “Keluargaku gak
 disini kok Nez, aku bujang disini, temenku juga”, jawabnya sambil 
tertawa. 
Sampe dirumahnya, om B menjemput di pintu, dia juga cipika cipiki ma 
aku, mesra banget ni 2 om malem ini ke aku. Kita bertiga langsung santap
 amlem, om A dah siapkan makan malem yang berlebih lauknya, sampe aku 
bingung mo makan yang mana. Mereka meladeni aku, mengambilkan aku nasi 
dan lauk pauknya, mengambilkan aku minum, wah pokoknya aku diistimewakan
 deh malem ni. Seperti biasa lelaki suka ngegombal, mereka juga 
ngegombal terus sepanjang acara makan malem. Biar itu gombal banget tapi
 aku seneng ja, serasa disanjung gitu. Itu bodonya prempuan kali ya, dah
 tau digombali masi juga ngerasa disanjung.
Setelah makan malam kita duduk di taman belakang rumah om A, tajir 
banget deh si om, rumah besar mewah masi ada taman luas lagi 
diblakangnya. Mereka ngobrol santai sambil menghabiskan beberapa kaleng 
bir. Aku gak biasa minum alkohol, jadi om A menyiapkan minuman kaleng 
macem2 buat aku. “Bisnya aku gak tau kamu suka minuman apa, jadi kubeli 
ja macem2 minuman buat kamu nez”. “Makasi om, perhatian banget si om ke 
aku”. Mereka terus ja ngegombali aku, aku cuma senyum2 seneng aja. Malem
 makin larut dan hawa pelan2 mulai terasa dingin. 
Mereka mengajak aku masuk ke rumah. aku masuk ke kamar mandi untuk 
menukan gaunku dengan baju tidur nylon yang tipis tanpa BH sehingga 
toketku terlihat membayang di balik baju tidur itu. Aku sengaja membawa 
baju tidur sexy untuk ngeramein aja. Ketika aku keluar, ke 2 om agak 
terhenyak untuk beberapa saat. Akan tetapi mereka segera dapat menguasai
 dirinya kembali dan om A kedipin mata ke om B, om B segera menyingkir 
ke lantai atas.
om A mengajakku segera masuk ke kamar tidur. Dikamar dia langsung 
melingkarkan tangan di dadaku dan menyentuh toketku dari luar daster. 
aku segera merebahkan diri bertelungkup di atas tempat tidur. Kemudian 
om A menarik tanganku dan meletakkannya di atas pangkuannya. Sementara 
itu bibirnya mulai menyusur leher dan belakang telingaku yang paling 
sensitif. Aku langsung ditariknya, pelukannya dan tangannya yang satu 
langsung mendekap toketku yang sebelah kanan, sedangkan tangannya yang 
satu mengelus-elus punggungku sambil mulutnya melumat bibirku dengan 
gemas. Tangan om 
A yang berada di toketku disisipkan pada belahan daster yang terbuka dan
 mulai memelintir dengan halus ujung pentilku yang telah mengeras. om A 
mendorongku perlahan-lahan sehingga telentang di ranjang. Jemarinya 
mulai meremas-remas toketku dan memilin-milin pentilnya. Saat itu aku 
masih belum total terhanyut tetapi ternyata om A jagoan juga dan dalam 
waktu mungkin kurang dari 10 menit aku mulai mengeluarkan suara mendesis
 yang tak bisa kutahan. Kulihat dia tersenyum dan menghentikan 
aktivitasnya. 
Kini om A berusaha membuka baju tidurku belum selesai berpikir beberapa 
saat kemudian aku merasakan tarikan lembut di pahaku dan merasakan hawa 
dingin AC di kulit pahaku yang berarti celana dalamku telah dilepas. om A
 menelanjangi diriku dengan seenaknya sampai aku benar-benar dalam 
keadaan bertelanjang bulat tanpa ada lagi sehelai benang pun yang 
menutupi tubuhku. Secara reflek, dalam keadaan terangsang, aku 
mengusap-usap kont0l om A yang telah tegang dari luar celananya. Bagian 
bawah celana om A terlihat menggembung besar. Kemudian om A menarik 
tanganku ke arah resluiting celananya yang telah terbuka dan menyusupkan
 tanganku memegang kont0l om A yang telah tegang itu. Jilatan-jilatan om
 A di bagian tubuhku yang sensitif membuatku bergelinjang dengan dahsyat
 menahan arus birahi. 
Setelah beberapa saat mengelusnya, kemudian om A berdiri di hadapanku 
dan membuka celananya sehingga kontolnya tiba-tiba melonjak keluar. Kini
 om A berada dalam keadaan bertelanjang bulat. kont0l om A yang sangat 
besar dan panjang itu. Batang kontolnya kurang lebih berdiameter 5 cm 
dikelilingi oleh urat-urat yang melingkar dan pada ujung kepalanya yang 
sangat besar, panjangnya mungkin kurang lebih 18 cm, pada bagian 
pangkalnya ditumbuhi dengan rambut keriting yang lebat. Kulitnya agak 
tebal, terus ada urat besar di sisi kiri dan kanan yang terlihat seperti
 ada cacing di dalam kulitnya. Kepala kont0lnya tampak kompak, penuh dan
 agak berkerut-kerut. Garis lubangnya tampak seperti luka irisan di 
kepala kont0lnya. 
Kemudian dia menyodorkan kont0lnya ke hadapan wajahku. aku segera 
menggenggam kontolnya dan terasa hangat dalam telapak tanganku. Aku 
memegangnya perlahan, terasa ada sedikit kedutan terutama dibagian 
uratnya. Lingkaran genggamanku tampak tak tersisa memenuhi lingkaran 
batangnya. "Gede banget om, blon perna Inez liat kont0l segede ini". 
"Gitu ya Nez, kont0l temenku segede ini juga lo". "Wah asik banget malem
 ini. Inez dapet 2 pisang tanduk". 
kuraih kont0l om A itu kedalam mulutku menjilati seluruh permukaannya 
dengan lidahku kemudian kukulum dan hisap sehebat-hebatnya. Kuluman dan 
hisapanku itu membuat kont0l om A yang memang telah berukuran besar 
menjadi bertambah besar lagi. dari kont0l om A yang sedang mengembang 
keras dalam mulutku kurasakan ada semacam aroma yang khas yang 
menimbulkan suatu rasa sensasional dalam diriku membuatku bertambah 
gemas dan semakin menjadi-jadi menghisap kont0l itu lebih hebat lagi 
secara bertubi-tubi. Kuluman dan hisapanku yang bertubi-tubi itu rupanya
 membuat om A tidak tahan lagi.
Dengan keras dia menghentakkan tubuhku dalam posisi telentang di atas 
tempat tidur. Aku segera membuka kedua belah pahaku lebar-lebar. Sambil 
berlutut mendekatkan tubuhnya di antara pahaku, kedua tangannya membuka 
pahaku sehingga slangkanganku terkuak tepat menghadap pinggulnya karena 
ranjangnya tidak terlalu tinggi. Itu juga berarti bahwa sekian saat lagi
 akan ada sesuatu yang akan menempel di permukaan memekku. Benar saja, 
aku merasakan sebuah benda tumpul menempel tepat di permukaan memekku. 
Tidak langsung diselipkan di ujung lubangnya, tetapi hanya 
digesek-gesekkan di seluruh permukaan bibirnya, membuat bibir memekku 
terasa monyong-monyong kesana kemari mengikuti arah gerakan kepala 
kont0lnya. aku merasakan rasa nikmat yang benar-benar bergerak cepat di 
sekujur tubuhku dimulai dari titik gesekan itu. Beberapa saat om A 
melakukan itu, cukup untuk membuat tanganku meraih tangannya dan pahaku 
terangkat menjepit pinggulnya. Aku benar-benar menanti puncak 
permainannya.
om A menghentikan aktivitasnya itu dan menempelkan kepala kont0lnya 
tepat di antara bibir memekku dan terasa bagiku tepat di ambang lubang 
memekku. Aku benar-benar menanti tusukannya. “Oohh,” tak sabar aku 
menunggunya. Tiba-tiba aku merasakan sepasang jemari membuka ke kiri dan
 ke kanan bibir memekku. aku merasakan sebuah benda tumpul dari daging 
mendesak di tengah-tengah bentangan bibir itu. Perlahan-lahan om A mulai
 memasukkan kont0lnya ke memekku. Aku berusaha membantu dengan membuka 
bibir memekku lebar-lebar. Kelihatannya sangat sulit untuk kont0l 
sebesar itu masuk ke dalam lubang memekku yang kecil. Tangan om A yang 
satu memegang pinggulku sambil menariknya ke atas, sehingga pantatku 
agak terangkat dari tempat tidur, sedangkan tangannya yang satu memegang
 batang kontolnya yang diarahkan
masuk ke dalam memekku. Pada saat om A mulai menekan kont0lnya, aku 
menjerit tertahan, “Aduh, sakit om, pelan2 om…” Om A agak menghentikan 
kegiatannya sebentar untuk memberiku kesempatan untuk mengambil nafas, 
kemudian om A melanjutkan kembali usahanya untuk memasukkan kont0lnya. 
Sementara itu batang kont0l om A mulai mendesak masuk dengan mantap. 
Sedikit demi sedikit aku merasakan terisinya ruangan dalam liang 
memekku. Aku menggelinjang ketika merasakan kepala kont0lnya mulai 
melalui liang memekku, diikuti oleh gesekan dari urat-urat batangnya 
setelahnya. Aku hanya mengangkang merasakan desakan pinggul om A sambil 
membuka pahaku lebih lebar lagi. Aku mulai merasakan perasaan penuh di 
memekku dan semakin penuh seiring dengan semakin dalamnya batang itu 
masuk ke dalam memekku. 
Sedikit suara lenguhan kudengarkan dari om A ketika seluruh batang itu 
amblas masuk. Rasanya seperti terganjal dan untuk menggerakkan kaki saja
 rasanya agak susah. Sedikit demi sedikit aku mulai merasa nyaman. Saat 
itu seluruh batang kont0l om A telah amblas masuk seluruhnya di dalam 
liang memekku. Tanpa sengaja aku terkejang seperti menahan kencing 
sehingga akibatnya seperti meremas batang kont0l om A. Aku agak 
terlonjak sejenak ketika merasakan kont0l om A itu menerobos ke dalam 
liang memekku dan menyentuh bibir rahimku. Oleh karena itu secara 
refleks aku mengangkat kedua belah pahaku tinggi-tinggi dan menjepit 
pinggang om A erat-erat untuk selanjutnya aku mulai mengoyang-goyangkan 
pinggulku mengikuti alunan gerakan tubuh om A. Tanganku memegangi 
lengannya yang mencengkeram pinggulku. Aku menariknya kembali ketika om A
 menarik kont0lnya dan belum sampai tiga perempat panjangnya kemudian 
menghunjamkannya lagi dengan kuat. Aku nyaris menjerit menahan lonjakan 
rasa nikmat yang disiramkannya secara tiba-tiba itu. Begitulah beberapa 
kali om A melakukan hujaman-hujaman ke dalam liang memekku. Setiap kali 
hujaman seperti menyiramkan rasa nikmat yang amat banyak ke tubuhku. Aku
 begitu terangsang seiring dengan semakin seringnya permukaan dinding 
lubang memekku menerima gesekan-gesekan dari urat-urat batang kont0l om 
A. om A menggenjotku dengan irama gerakan yang konstan tidak cepat dan 
tidak lambat. Tapi anehnya justru bagiku aku semakin bisa merasakan 
setiap milimeter permukaan kulit kont0lnya. Pada tahap ini, seperti 
sebuah tahap ancang-ancang menuju ke sebuah ledakan yang hebat, aku 
merasakan pahaku mulai seperti mati rasa seiring dengan semakin 
membengkaknya rasa nikmat di area selangkanganku. Tubuh kami sebentar 
menyatu kemudian sebentar lagi merenggang diiringi desah nafas kami yang
 semakin lama semakin cepat.
Setelah agak beberapa lama kami bergumul tiba-tiba om A menghentikan 
gerakannya dan mengeluarkan kont0lnya yang masih berdiri dengan tegar 
dari liang memekku. Selanjutnya dia membungkukkan tubuhku ke pinggir 
ranjang aku kini berada dalam posisi menungging. Dalam posisi yang 
sedemikian om A menyodok memekku dari belakang dengan garangnya sehingga
 dengan cepat aku telah mencapai puncak terlebih dahulu. 
Begitu aku sedang mengalami puncak kenikmatan, om A menarik kont0lnya 
dari liang memekku, dia berbaring dan minta aku berada di posisi atas. 
Selanjutnya dengan spontan kuraih kont0lnya dan memandunya ke arah liang
 memekku. Kemudian kutekan tubuhku agak kuat ke tubuh om A dan mulai 
mengayunkan tubuhku turun-naik di atas tubuhnya. Mula-mula secara 
perlahan-lahan akan tetapi lama-kelamaan semakin cepat dan kuat sambil 
berdesah-desah kecil. Sementara itu om A dengan tenang telentang 
menikmati seluruh permainanku sampai tiba-tiba kurasakan suatu 
ketegangan yang amat dahsyat dan dia mulai mengerang-erang kecil. Dengan
 semakin cepat aku menggerakkan tubuhku turun-naik di atas tubuh om A 
dan nafasku pun semakin memburu berpacu dengan hebat menggali seluruh 
kenikmatan tubuh laki-laki yang berada di bawahku. 
Tidak berapa lama kemudian aku menjadi terpekik kecil mencapai puncakku 
dan tubuhku langsung terkulai menelungkup di atas tubuh om A. Setelah 
beberapa saat aku tertelungkup di atas tubuh om A, tiba-tiba dia bangkit
 dengan suatu gerakan yang cepat. Kemudian dengan sigap dia 
menelentangkan tubuhku di atas tempat tidur dan mengangkat tinggi-tinggi
 kedua belah pahaku ke atas sehingga liang memekku yang telah basah 
kuyup tersebut menjadi terlihat jelas menganga dengan lebar. Selanjutnya
 om A mengacungkan kont0lnya yang masih berdiri dengan tegang itu ke 
arah liang memekku dan menghunjamkan kembali kont0lnya tersebut ke 
memekku dengan garang. Aku menjadi terhentak bergelinjang kembali ketika
 kont0l om A mulai menerobos dengan buasnya ke dalam memekku dan membuat
 gerakan mundur-maju dalam liang memekku. Aku pun kini semakin hebat 
menggoyang-goyangkan pinggulku mengikuti alunan gerakan turun-naiknya 
kont0l om A yang semakin lama semakin cepat menggenjotkan di atas 
tubuhku. Aku merasakan betapa liang memekku berusaha menghisap dan 
melahap kont0l om A yang teramat besar dan panjang itu. Selama 
pertarungan itu beberapa kali aku terpekik agak keras karena kont0l om A
 tegar dan perkasa itu menghujam lubang memekku. Akhirnya kulihat om A 
tiba juga pada puncaknya. Dengan mimik wajah yang sangat luar biasa dia 
mencapai puncaknya secara bertubi-tubi menyemprotkan seluruh pejunya ke 
dalam memekku dalam waktu yang amat panjang. Sementara itu kont0lnya 
tetap dibenamkannya sedalam-dalamnya di liang memekku sehingga seluruh 
cairan pejunya habis.
Selanjutnya kami terhempas kelelahan ke tempat tidur dengan tubuh yang 
tetap menyatu. Selama kami tergolek, kont0l om A masih tetap terbenam 
dalam tubuhku, dan aku pun memang berusaha menjepitnya erat-erat karena 
tidak ingin segera kehilangan benda tersebut dari dalam tubuhku. Setelah
 beberapa lama kami tergolek melepaskan lelah, om A mulai bangkit dan 
menciumi wajahku dengan lembut yang segera kusambut dengan mengangakan 
mulutku sehingga kini kami terlibat dalam suatu adegan cium yang mesra 
penuh dengan perasaan. Sementara itu tangannya dengan halus 
membelai-belai rambutku. 
Suasana romantis ini akhirnya membuat gairah kami muncul kembali. 
Kulihat kont0l om A mulai kembali menegang tegak sehingga secara serta 
merta om A segera menguakkan kedua belah pahaku membukanya lebar-lebar 
untuk kemudian mulai ngentotin aku kembali. Walaupun baru aja ngecret, 
om A masih tetap saja kelihatan bugar. kontolnya pun masih tetap 
berfungsi dengan baik melakukan tugasnya keluar-masuk liang memekku 
dengan tegar hingga membuatku menjadi agak kewalahan. Aku telah terkapar
 lunglai dengan tidak putus-putusnya mengerang kecil karena 
terus-menerus mencapai puncak berkali-kali namun kont0l om A masih tetap
 tegar bertahan. Suasana ini berakhir dengan tibanya kembali puncak om A
 yang dahsyat, pejunya kembali menyembur2 dalam memekku. Aku benar-benar
 kelelahan dan langsung tergolek di tempat tidur untuk kemudian 
terlelap.
Gak tau aku tertidur berapa lama. aku terbangun karena ada elusan di 
pahaku. Kulihat om B senyum kepadaku, “Masih lemes ya Nez”. Aku jadi 
teringat kalo aku juga kudu muasin om B. Lumayan tidur gak tau brapa 
lama bikin tubuhku rada segeran. “Aku siram badan dulu ya om, biar 
tambah seger”. Aku masuk ke kamar mandi dan membilas badanku dibawah 
shower air hangat, seger rasanya badan tersiram air hangay. aku sekalian
 aja keramas supaya ngantukku bener2 ilang. Cukup lama aku membersihkan 
badanku, setelah selesai, ku lap rambut dengan anduk dan badanku dangan 
anduk laennya. aku membungkus rambutku dengan anduk dan badan ku lilit 
dengan anduk satunya. Aku keluar kamar, kuliat om B sudah menyediakan 
kopi dan teh anget. “Aku gak tau kamu suka minum apa Nez, makanya 
kubuatkan aja teh dan kopi. Blon digulain, kamu yg gulain sendiri ya 
sesuai dengan takaran manis yang kamu suka. Kamu dah manis banget jadi 
jangan pake gula banyak2”. Aku senyum aja mendengar candaannya. “Om lama
 ya nunggunya, om A gak puas2 si, sekarang om A nya mana”. “Dia tidur 
dikamar diatas, kamu minum aja, ni ada biskuit dimakan aja sambil 
dicelupin ke minuman anget, enak kan”. Perhatian banget om B ke aku, 
padahal dia pasti dah naek ke otak nunggu gilirannya ngen totin aku 
berikutnya. Aku makan biskuit dan minum kopi yang dah dia sediain dengan
 santai aja, biar aja dia makin menggebu nunggu aku siap ngeladenin 
napsunya, tapi om B kliatan santai aja, gak kliatan lo gi naek ke otak 
napsunya.
Setelah selesai makan dan minum, aku berbaring diranjang, om B segera 
mengurai anduk yang melilit rambutku, di lapnya lagi rambutku yang masi 
setengah basah, gak bisa sampe kering si, trus disisirinya rambutku pake
 jarinya, mesra banget si ni om yang satu ini. Dia melepaskan anduk yang
 melilit badanku. Dia dengan cepat mencium bibirku, Lidahnya terus 
mendesak masuk ke mulutku. Lidahnya bermain dalam mulutku, menyapu ke 
sana kemari , mengelitik mulutku. Lidahku pun ikut bermain, birahiku 
meninggi lagi. Tangannya mulai meraba toketku, meremas pelan selembut 
mungkin . Tangan satunya merabai pahaku. Memekku mulai terasa basah dan 
aku semakin bernapsu jadinya. Dia kemudian melumat pentilku, lidahnya 
terus bermain di pentilku. Toketku yang satunya mendapat sentuhan , 
rabaan, dan remasan lembut tangan kirinya. Birahiku semakin meningkat . 
Dan sekarang tangannya membuka kakiku lebar , kepalanya mendekati 
slangkanganku . Hidungnya menghirup aroma memekku. Matanya nanar 
menyaksikan memekku, belahannya masih terasa sempit dengan bulu jembut 
halus yang tumbuh subur di bukit memekku . Dengan dua jarinya dia 
membelah bibir memekku dan menemukan itilku yang merah, serta liang 
memekku yang tampak basah. Lidahnya pun menjulur, menjilati memekku 
sehingga aku mengerang, menggeliat, ” aahh enak om…”. Lidahnya terus 
saja menyapu memekku . bergerak cepat di itilku yang terlihat semakin 
tegang. Aku pun terus mengerang nikmat kerna Lidahnya semakin liar 
menyapu memekku.
Dengan cepat dia melepas semua yang masi nempel dibadannya. Kontolnya 
sudah tegang sekali . Dia menyodorkan kont0l jumbonya ke mulutku. Aku 
meraba-raba kontolnya, kucium kepalanya, kujilat, kugesekkan ke pipiku. 
Dia merem-melek karenanya. Kemudian batang kont0lnya kuremes dan 
kuarahkan ke mulutku lalu kukulum. ”aahh Nez, enak…,” erangnya sambil 
meremasi rambutku. Kontolnya bergerak dalam mulut ku , maju mundur . aku
 mencoba memasukkanya seluruh batang kont0lnya hingga menyodok di 
tenggorokan. Aku mengalami kesulitan dengan ukuran kont0lnya, dan hampir
 tersedak untuk beberapa waktu. Dia rupanya dah gak bisa nahan napsunya,
 kont0lnya
dikluarkan dari mulutku.
Dia menaiki aku yang dah telentang diranjang, dia sudah bernafsu segera 
mengarahkan kont0lnya ke memekku. Kepala kontolnya menempel di liang 
memekku. Perlahan- lahan kont0l yang besar itu menyesaki ruang di liang 
memekku. aku mengigit bibirku dan dia terus menekan , hingga kont0lnya 
mentok di dalam memekku. Perlahan dia menarik kont0lnya dari liang 
memekku, aku mengerang, dia juga, “gila , enak bener memek kamu Nez”. 
Dia terus mengerakkan kont0lnya dalam memekku. mulutnya langsung melumat
 pentilku lagi sambil terus menggenjot memekku, dia melakukan 
gigitan-gigitan ringan, kadang dijilatinya pentilku yang tampak menonjol
 , mengeras itu . ”aahh om, Inez gak kuat, enak banget,” erangku. Dia 
terus bergerak , kont0lnya keluar masuk liang memekku yang dah basah. 
Tubuhku terus mengeliat saking nikmatnya . Rasa orgasme semakin 
mendekati aku, ”aahh Inez sudah hampir om.. terus.” erangku. om B yang 
sudah pengalaman dalam bercinta , tahu aku segera orgasme , gerakan 
kont0lnya menjadi semakin liar , menghentak hentak dengan ganasnya. dan 
akhirnya tubuhku mengejang. ”aahh Inez keluar om..” erangku, lalu 
tubuhku mengejet beberapa kali . Dia memperlambat gerakan kont0lnya , 
dan merasakan , ada getaran di dalam memekku. Liang memekku semakin 
basah lalu tak lama kemudian dia merasa kont0lnya seperti terendam 
cairan yang hangat. 
Setelah beberapa saat , aku kembali mengerang. Saat dia kembali 
mengerakan kont0lnya dengan cepat dalam liang memekku, cairan orgasme 
itu memperlancar keluar-masuknya kontolnya sehingga otomatis sodokannya 
pun semakin keras. aku terus mengerang selama hampir lima menit , 
sebelum akhirnya dia menyemburkan pejunya dalam memekku. ” ohh .. enak 
banget Nez, ” dia melenguh . Lalu perlahan menarik keluar kont0l 
besarnya, heran aku melihat kont0lnya masi ja ngaceng dengan kerasnya. 
Bersamaan dengan tercabutnya kont0lnya, pejunya yang kental juga meleleh
 keluar dengan deras dari liang memekku.
om B langsung mendorong tubuh aku merangkak di ranjang dan memposisikan 
dirinya di belakang aku. Kupikir dia akan memasuki memek aku dari 
belakang, gak taunya dia melebarkan lubang pantatku dan menekan kepala 
kont0lnya yang besar membelah otot lubang pantatku yang rapat. aku 
menggelinjang jadinya , dia mencengkeram dengan erat pinggulku sampai 
meninggalkan bekas di sana. Lalu dia mulai menekan masuk kontolnya 
membelah lubang pantatku. Pada akhirnya usahanya berhasil dan mendorong 
kepala kont0lnya masuk ke dalam lubang pantatku. Dia terus mendorong 
sampai akhirnya batang kont0lnya masuk ke dalam lubang pantatku 
seluruhnya hingga kantung biji pelernya menghantam itilku. Dengan 
kont0lnya yang sudah seluruhnya tertanam dalam lubang pantatku, dia 
memegangi pinggulku dengan erat dan mulai bergerak mengayun kont0lnya 
keluar masuk. Gerakan mengayunnya membuat suara aneh saat kantung biji 
pelernya menghantam itil dan memekku berulang-ulang. lubang pantatku 
melebar dengan rapat mencengkeram batang kont0lnya. Setiap kali dia 
menarik kont0lnya keluar, lubang pantatku juga tertarik keluar. Mendadak
 dia menyodok kont0lnya dengan sebuah hentakan keras sambil tangannya 
melebarkan bongkahan pantatku agar dia dapat masuk sedalam mungkin. 
Tubuhku terus menggelinjang dibawah enjotan kont0lnya. Dengan sigap dia 
terus memegangi pinggulku dan terus menggenjot lubang pantatku dengan 
ganas, sampai akhirnya dia mencapai orgasmenya sendiri. Dia memuncratkan
 pejunya lagi kemudian jatuh terhempas di atas pantat aku. Pejunya 
muncrat masi banyak juga biar tadi dah muncrat di memekku, sampe meleleh
 keluar dari lubang pantatku. Apalagi ketika dia mencabut kont0lnya, 
pejunya membentuk lelehan panjang turun dari pantatku. dia tergeletak di
 sebelah aku, “Nikmat banget malem ini Nez…”
No comments:
Post a Comment