Satu weekend pagi, aku dapet call dari satu om yang minta ditemeni. Aku 
ok in aja ajakannya. Katanya mo maen di apartmentnya. Pada harinya aku 
dijemput tu om. Aku si biasa jalan tanpa riasan apa2, rambutku memang 
gak panjang jadi mudah dirapikan hanya dengan sisir. Aku hanya 
mengenakan tank top dan celana pendek ketat aja. "Wah kamu sexy banget 
Nez". "Om suka gak". "Banget, masi abg dah sexy kaya gini". "Sexy apanya
 om, Inez kurus gini". "bukan kurus Nez, langsing, makanya sexy 
jadinya".
Sampai di apartmennya kuliat ada makanan ringan di meja makan. “Mo makan
 kamu Nez”. Aku hanya ngangguk. Dia mengambilkan roti dan jus jeruk buat
 aku. Selagi kumakan dia duduk kesebelahku sambil mengelus rambutku. aku
 yang lagi menyuap roti menjadi gak concern ma makananku, aku malah 
mengelinjang ketika kemudian jarinya mengelus leherku. Rambutku gak 
panjang jadi leherku dengan mudahnya dia elus2, rasa ser mulai merebak 
ke seluruh tubuhku. Dia memandangi dadaku, tank topku belahannya rendah 
jadi dia bisa ngintip kedalam tank topku, kerna  aku gak mengenakan bra.
 “Imut tapi mulus banget ya Nez, jadi pengen ngeraba ni aku, kamu buruan
 dong makannya, dah gak sabar ni 
aku”. Aku sengaja memperlambat makanku, “keseretan om kalo makan roti 
cepet2”. "Aku dah gak sabar ni mo maen ma kamu”. To the point banget 
dianya. 
Akhirnya aku sudah menyelesaikan makanku dengan minum segelas jus jeruk.
 Dia meraih pundakku dan menarikku mendekati tubuhnya, dia langsung 
melumat bibirku dengan penuh napsu. Aku segera membalas lumatan bibirnya
 pada bibirku. “Nez aku pengen ngerasain kamu emut deh”, kayanya dia dah
 gak bisa nahan napsunya lagi, padahal baru juga selesai cipokan 
beberapa menit. Aku membuka ikat pinggangnya, kemudian kancing 
celananya, dia duduk ngelonjor di kursi sehingga mempermudah aku 
menurunkan celana panjangnya. Tampak cd warna abu yang sangat 
menggembung, pasti besar tu barang yang tersembunyi didalamnya. Aku pun 
menurunkan cdnya, wow, aku terlonjak kaget ketika 
kontolnya meloncat keluar. “Ih, gede banget om, panjang lagi, kaya monas
 aja tu. apa muat tu kalo dimasukin ke memek Inez, bisa sobek kali om”. 
“Bayi ja bisa keluar dari situ Nez, ya gak lah”. “Gak apa om”. “Gak 
bakal sobeklah memek kamu, nikmat lagi kemasukan yang gede kan Nez”.
Dia segera menekan kepalaku mendekati kontolnya yang menjulang dengan 
kerasnya, aku langsung menggenggam kontolnya dengan tangan kananku, lalu
 mulai mengocok. Genggaman tanganku di kontolnyanya tak bisa 
mempertemukan ibu jari dan telunjukku saking besarnya tu barang. “Besar 
sekali 
om, sampe gak muat di genggaman Inez, keras banget lagi”. Kemudian tanpa
 ragu-ragu, aku mulai menjilati palkonnya, lubang kencingnya, seluruh 
palkonnya, turun ke leher kontolnya yang terbuka karena dia disunat. Aku
 membuka mulutku lebar-lebar dan memasukkan palkonnya dan mulai 
mengemutnya. “Ssshhh… enak banget Nez..” desisnya keenakan sambil 
memegang kepalaku dan 
menggerakannya maju mundur. Palkonnya yang juga besar dalam mulutku 
membuat aku agak kerepotan mengemutnya. Pipiku sampe kempot kerna aku 
mengemutnya dengan keras. Aroma kontolnya membuat napsuku naik. Sambil 
melumat palkon, tangan kananku mengocok kontolnya. kadang kembali aku 
menjilati lubang kencingnya dan sepanjang kontolnya. Dia mulai 
blingsatan 
duduknya. Tangannya menjambak rambutku, dan memaksaku memasukkan 
palkonnya lebih dalam lagi, kemudian menekannya kepalaku dengan gerakan 
naik turun. Aku menjadi megap-megap karena palkonnya betul-betul 
memenuhi mulutku. Baiknya aku gak sampe tersedak karenanya kerna aku 
menggengam kontolnya pada leher nya sehingga gak bisa ditekan masuk 
lebih dalam kedalam 
mulutku walaupun dia menekan kepalaku kebawah dengan keras.
Dia menjadi makin horny, tangan kirinya bergerak ke bawah badanku dan 
menyasar toketku. Dengan mudah toketku diraihnya. Langsung menyusup 
kedalam tanktopku dan meremas isinya. Aku merasakan jemarinya menjamah 
dan langsung meremas-remas toketku yang tanpa pelindung. Sensasinya luar
 biasa. Napsuku langsung naik tinggi. aku mulai melenguh ketika merasa 
dia memilin pentilku. “Kamu gak pake bra ya Nez”. “Tadi buru2 om waktu 
om jemput, makanya gak dandan juga biar om gak nunggu kelamaan”. “Kamu 
gak dandan aja dah cantik gini Nez”, dengan gemasnya dia meremas 
toketku. “Segini pas gedenya Nez, ketutup semua ma tanganku”. “Panya 
yang ketutup om”. “Toket kamu lah, apalagi. Pentil kamu imut ya Nez, 
kaya pentil abg aja”. “Inez kan masi abg om, masi skolah kan”. Rasa 
gatal di areola toketku langsung bereaksi dan menebarkan sensasi nikmat 
yang sangat. Tubuhku menggeliat-geliat tanpa bisa ditahan sehingga aku 
melepaskan emutanku pada palkon gedenya. Melihat aku menggeliat-geliat 
keenakan dan mendesah-desah dia semakin aktif meremas-
remas sepasang tokedku sambil memainkan pentilku sekaligus. Aku semakin 
belingsatan karena didera gelombang napsu yang semakin memuncak. 
“Lanjutin dikamar ja yuk om”. “Kamu dah pengen maen ya Nez”. Aku bangun,
 dia juga, kontolnya yang masi sangat keras itu terangguk mengikuti 
gerak langkahnya menuju ke kamar.
Baru ja menutup pintu kamar dia sudah meraih pinggangku kedalam 
pelukannya, dan bibirnya melumat bibirku penuh nafsu. Beberapa saat aku 
gelagepan, tapi langsung bisa mengimbangi. Tangannya bergerak turun dan 
meremas-remas bongkahan pantatku, walaupun gak besar tapi pantatku 
membulat indah. Dia mendudukkanku di pinggir ranjang, lalu melepaskan 
tank topku keatas, segera 
aku mengangkat kedua tanganku keatas juga untuk mempermudah dia 
melepaskan tanktopku. Dia berlutut didepanku. Kedua tangannya langsung 
meraup kedua toket imutku dan meremas-remasnya dengan penuh nafsu. 
Gerakan memutar-mutar dari pangkal toket kemudian mengerucut ke 
pentilku, 
sambil diremas-remas. Aku langsung memejamkan mata dan mengeluarkan 
lenguhan tertahan. Pentilku yang super sensitif tak lepas dari 
rangsangannya. Dipilin dan ditarik-tarik. Lalu dia mulai menjilatinya, 
dan ditengahi oleh hisapan-hisapan dalam mulutnya. “enak banget om”. 
Sensasi lidahnya yang kasar ditambah dengan gigitan-gigitan kecil di 
pentilku, membuat sensasi gatal yang 
menyenangkan menyebar keseluruh tubuh.
Memekku sudah mulai basah dan berkedut-kedut. Seperti bisa membaca 
tuntutan memekku, jemarinya mulai menjamah selangkanganku dari luar 
celpenku. Digosok2nya selangkanganku sepanjang alur memekku sembari 
mulutnya terus saja menggarap toketku. Kerna celpenku tipis, kerasa juga
 jari 
tengahnya yang langsung menekan gundukan memekku dan menggeseknya 
kuat-kuat. Tubuhku agak melengkung kebelakang oleh sensasi kenikmatan 
yang menjadi-jadi, “oooomm….” lenguhku dan aku mencapai orgasme 
pertamaku hari ini. Setelah kelojotan kecil, aku menarik napas panjang. 
“Om, enak banget,” bisikku di telinganya. “Ini baru pemanasan Sayang” 
bisiknya juga sambil meloloskan celpenku. CDku yang tipis dan sudah 
basah kuyup oleh lendir orgasmeku yang membanjir dari memekku menjadi 
giliran berikutnya untuk dilepas. 
Aku ditelentangkan di ranjang, kakiku menjuntai kelantai dan pantatku 
berada di bibir ranjang. Dia mengambil posisi berjongkok di depanku, di 
tengah-tengah pahaku yang dipentangkan lebar olehnya. Dia mengangkat 
pahaku lebih tinggi sehingga pantatku agak tarangkat dan memekku lebih 
terekspos. Dia memandangi gundukan putih memekku yang berjembut alus 
dengan penuh nafsu. Tanpa tedeng aling-aling dia langsung melumat bibir 
memekku dengan semangat. “Oooommm..” jeritku kecil. lidahnya mulai 
menyelusup ke dalam memekku yang sudah basah kuyup itu, sambil 
menggerakkan lidahnya naik turun dengan cepat sepanjang alur memekku. 
lenguhku menjadi lebih heboh lagi, 
karena rasa gatal yang sudah sempat terpuaskan tadi, muncul kembali 
dengan lebih dahsyat. Rasanya ada yang berusaha hendak keluar dari 
memekku dan rasa itu berkumpul, bergetar, mengirimkan gelombang 
kenikmatan ke sekujur tubuhku. Aku menekan kepalanya semakin erat ke 
selangkanganku. Sambil menjilati itilku yang makin menonjol, jari 
tengahnya juga aktif mengocok lubang memekku. Suara becek berkecipakan, 
ditingkahi oleh lenguhanku yang dibanjiri oleh sensasi birahi yang 
semakin memuncak. Aku mendesah keenakan. Kepalaku menggeleng ke kiri dan
 ke kanan. Punggungku semakin melengkung. Tidak sampai 5 menit kemudian,
 “Om, Inez mo pipis lagi om”, kataku terbata-bata. Dia makin cepat 
mengocok lubang memekku yang semakin banjir. Dan…”Ooooh”, jeritan 
orgasmeku keluar seiring banjir cairan orgasme dari memekku. 
Tidak ingin membiarkan aku istirahat, ketika aku mencapai orgasme, dia 
malah semakin kencang mengocok dan melumat itilku. “Aaaahhh…oooommm”, 
rengekku yang kembali dilanda gelombang orgasme yang berturutan. 
Pantatku sampai terangkat dan kelonjotan karena sensasi orgasme yang 
bertubi-tubi. Baru dia melepaskan rangsangannya. Aku berusaha mengatur 
nafasku yang memburu 
baru menjawab “Om pinter banget, blon apa2 Inez dah 3 kali nyampe om, 
ampe lemes deh rasanya”. “Jangan lemes dulu Nez, ni kan baru 
pendahuluan, blon menu utamanya”.
Dia langsung melepas semua sisa pakean yang nempel dibadannya. kontolnya
 yang sudah ngaceng dari tadi langsung mengacung tegak di hadapanku. 
Kedua tangannya langsung mengangkangkan pahaku lebar2. Sambil setengah 
membungkuk, pantatnya semakin ditekan lagi ke arah selangkanganku. 
Sekejap saja, palkonnya sudah mencium bibir memekku dan mulai menyeruak 
masuk. Cairan pelumas memekku memudahkan kontolnya untuk melesak masuk. 
Palkon dan kontolnya masuk sebagian ke memekku yang sudah basah kuyup. 
aku agak tersedak karena sensasi benda asing yang sangat menyesaki 
dinding memekku. “besar banget om, rasanya memek Inez penuh banget deh 
keisi kontolnya om”. Dia mulai menggerakkan kontolnya keluar masuk 
dengan teratur. Semakin lama semakin cepat. Karena memekku sempit, 
banyak cairan memekku yang ikut keluar ketika dia menarik kontolnya. 
Itupun kontolnya baru masuk setengahnya. Dia tidak mau memaksa langsung 
membenamkan seluruh kontolnya, karena dia ingin aku terbiasa dulu dan 
ikut menikmatinya.
Seiring semakin lancarnya gerak masuk-keluar kontolnya dalam memek ku, 
semakin keras lenguhan birahiku. Kepalaku menggeleng-geleng tak 
terkontrol. Dia sudah menancapkan kontolnya semuanya, terasa sampe 
mentok didasar memekku yang paling dalem deh kalo dia amblesin semuanya.
 “sempit banget memek kamu Nez, kontolku serasa diperet-peret”. kedua 
toketku walaupun kecil bergerak juga naik turun karena goyangannya yang 
dahsyat. Aku melenguh hebat ketika rasa gatal di memekku digaruk-garuk 
oleh kontolnya, sehingga meledak tanpa bisa dibendung. Orgasmeku kali 
ini lebih hebat dari yang sebelum-sebelumnya.
Dengan masih membiarkan kontolnya di dalam memekku, dia mengangkat 
badanku dan menggesernya ketengah ranjang, agak susah memang sehingga 
kontolnya tercabut dari memekku, masi keras dan berlumuran cairan 
memekku. Aku dibaringkan ditengah ranjang. Dengan posisi yang lebih 
nyaman ini, dia semakin ganas mengocok dan mengobel-ngobel memekku. 
Gerakan naik turun pantatnya, diselingi gerakan memutar-mutar, membuat 
aku memasuki fase birahi yang lebih tinggi lagi. “Om, nikmat banget om, 
aaaah”, lenguhku penuh napsu. Toketku terus aja dikerjain abis oleh dia 
sehingga tampak bercak2 merah disana sini. Selama 10 menit, aku 
mengalami dua orgasme lagi, yang kucapainya nyaris 
tanpa jeda karena dia tetap menggenjot dengan kecepatan tinggi ketika aku nyampe.
“Om, Inez lemes banget om, dah 6 x klimax om blon juga mo kluar yah”, 
kataku tersengal-sengal. Dia menghentikan goyangannya, dan menarik 
keluar kontolnya. Aku memanfaatkan waktu itu untuk memejamkan mata dan 
menarik nafas dalam-dalam. Kepalaku terasa ringan karena sensasi orgasme
 yang bertubi-tubi. Rasa nikmat masih meliputi seluruh tubuhku. 
Tiba-tiba aku merasa tubuhku 
dimiringkan ke kanan dan kaki kiriku diangkat lebar-lebar. Membuka 
mataku, kulihat dia sedang berusaha memasukkan kontolnya dalam posisi 
menyamping. “Jangan keras-keras ya om” pintaku. Tapi dia gak peduli ma 
permintaanku, kayanya palkonnya juga semakin berdenyut dan minta segera 
dituntaskan. Tanpa tedeng aling-aling dia langsung membenamkan seluruh 
kontolnya. “Aah 
ooommm”, pekik ku kaget. Dalam posisi menyamping begini, kontolnya masuk
 lebih dalam dan lebih mudah menggesek-gesek g-spot ku. Tangan kirinya 
pun lebih mudah meraih tokeku. Sambil meremas toketku, dia menggerakkan 
pinggulnya maju-mundur dengan kecepatan tinggi. Aku terus aja melenguh 
kenikmatan dan menggoyang pinggulku sedapatnya. Rasa gatal yang kembali 
memuncak dan berkumpul di memekku membuat aku semakin histeris ingin 
cepat-cepat dipuaskan. Tiba-tiba dia meremas toketku kuat-kuat, dan 
menekan kuat-kuat kontolnya ke dalam memekku, membuat aku kembali 
mencapai klimaxku. Luar biasa lelaki yang satu ini, dia benar2 bisa 
memberi aku kenikmatan trus2an yang belon pernah kualami selama ini 
dengan om yang laen. 
Aku kelonjotan selama beberapa saat sampai akhirnya tenang setelah badai
 orgasme berlalu. Tiba-tiba aku sadar. ada sesuatu dialam memekku yang 
masih mengganjal dengan kerasnya. Dia blon juga keluar. “Om, kuat amat 
si, gak kluar2, Inez dah lemes banget om”. “Tapi nikmat kan Nez”. 
“Banget om, yuk deh mulai lagi biar om juga nikmat, dah ampe kringeten 
gini”, kataku sambil mengelus pipinya. Dia seneng atas perlakuanku itu. 
Dia memutar tubuhku ke posisi semi doggy. Sambil berbaring miring 
kekanan dia mengangkat paha kiriku. memekku sudah basah kuyup dan warna 
pink-nya semakin terpampang nyata. dia berbaring dibelakangku dan 
langsung membenamkan kontolnya dan langsung 
dikeluarmasukkan RPM tinggi. “Yang cepet om”, desahku lemas. Terdengar 
suara kecipak cairan birahi memekku. gerakan genjotannya semakin cepat 
dan tak karuan. Ujung palkonnya sudah berdenyut-denyut. Dia mendengus 
semakin bernafsu. Aku merasakan kontolnya yang semakin membengkak di 
dalam memekku, Itu membuat aku semakin blingsatan dan mau orgasme lagi. 
dan akhirnya, “oooommm…” lenguhku mencapai klimax lagi, bersamaan dergan
 itu dia meremas kuat-kuat pantatku dan menancapkan dalam-dalam 
kontolnya untuk membanjiri memekku dengan pejunya. Terasa sekali 
semburan hangat dari pejunya ber ulang2 didalem memekku. “Nikmat banget 
Nez memek kamu,” 
lenguhnya penuh kepuasan. Aku lemas banget udahannya. Tapi puasnya juga banget.
Setelah itu dia memeluk aku dari belakang, pahaku dah diturunkan lagi 
menjepit kontolnya yang masi tertancap lemas dalam memekku, keringat 
kami membanjir membasahi tubuh dan menetes di seprei yang dah kusut gak 
keruanan. “Nikmat banget maen ma kamu Nez, memek kamu peret banget deh, 
kerasa banget kedutannya. Blon perna aku ngerasain memek seperet memek 
kamu Nez”. “Inez 
juga nikmat banget om tapi lemesnya juga banget. Om kuat banget si 
maennya, mana kont0l om gede banget lagi, sampe sesek rasanya memek Inez
 dimasukin kont0l om. Kalo om amblesin kerasa banget mentoknya om, 
ngilu2 nikmat gitu”, jawabku. ”Makasi ya sayang”, katanya sambil 
memiringkan kepalaku untuk mencium lembut bibirku. Tangannya masi aja 
mengelus dan sesekali meremas 
toketku. Tak lama kemudian, aku terlelap dalam penuh kenikmatan dan kelelahan.
Aku terbangun karena terasa lapar, dia hanya senyum2 aja memandangi aku.
 “Kamu cantik banget deh Nez kalo lagi tidur”. Aku kembali senyum 
mendengar sangjungannya. “Inez laper lagi om”. “Iya enersi sarapan dah 
abis dibawa kerja nikmat ya Nez”. “Yang kerja keras kan om, Inez cuma 
nikmati aja kok”. “Kamu puas gak Nez barusan”. “Puas banget, kayanya om 
deh yang muasin Inez”. “Mau lagi gak”. Aku cuma mengangguk, dia mencium 
lembut bibirku. “Ya dah mandi yuk, kita keluar aja ya cari makannya”. 
Dia masuk duluan ke kamar mandi sementara aku masi ja berbaring 
menikmati sisa2 pertempuran barusan. Dia keluar dari kamar mandi dah 
rapi, kemudian giliran aku membersihkan diriku. Seger banget rasanya 
mandi air dingin dibawah shower, cukup lama aku membersihkan diriku dari
 sisa kringet dan cairan lendir serta pejunya disekitar memekku. Selesai
 mandi, aku keluar dengan anduk membungkus badan, dia hanya senyum2 
melihat aku make pakean yang tadi. Dia ngasi blazer buat nutupi 
badanku,, kebesaran si, jadi kaya rok mini buatku. Tapi ok kok 
diliatnya.
Selesai semua dia segera menggandengku meninggalkan apartment menuju ke 
lift, di lift dia masi ja memeluk dan mencium bibirku mesra, dia 
memencet tombol basement. Sampe dibasement, aku digandengnya kembali 
menuju ke parkiran mobilnya. Suka aku diperlakukan mesra gini ma dia. 
“Mo kemana om”. “Ya makanlah, aku tau restoran Sunda yang enak deket 
sini, suka makanan Sunda 
gak”. “Inez ombulnivora kok om”. “apa itu”. “pemakan segala”. “O pantes 
tadi makan punyaku nikmat banget”, candanya, aku mencubit lengannya 
sehingga dia mengeluh. “akit sayang, dah dikasi nikmat malah balesnya 
nyubit”. “Tapi om tadi nikmat juga kan”. “Banget Nez, blon pernah aku 
ngerasa abg senikmat seperti ma kamu barusan”. Sesampainya di resto, 
suasana ramai juga, tapi kami masi kebagian tempat duduk walaupun agak 
dipojokan. Kami makan aja santai sembari bercanda2, hp nya bunyi, ada 
message rupanya. Aku meneruskan aja makanku untuk mengisi kembali 
enersiku yang tadi dia kuras abis2an. “Nez, kamu mau yang lebi nikmat 
lagi gak”. “apa tu om”. “Barusan ada temenku, baru 
dateng dari Belanda, sekarang ada di hotel. Aku dah lama gak ketemu dia,
 bapaknya yang Belanda sedang ibunya orang jawa. Dia ngajak ketemuan. 
Aku bilang lagi ma kamu, dia bilang ajak kamu sekalian”. “trus apa 
hubungannya dengan nikmat tadi”. “aku crita maen ma kamu tadi, dia 
bilang bole gak dia join”. “Maen ma om aja Inez dah kewalahan om, palagi
 maen ma dia juga, bisa gak bisa 
bangun ntar udahannya”. “Sensasinya beda lagi Nez kalo kamu maen ma 2 
lelaki sekaligus, nikmatnya juga jau lebi asik lagi, mau ya Nez”. 
Penasaran juga aku ma rayuannya, akhirnya aku setuju aja. Dek dekan aja 
aku ngebayangin maen ma bule biar ibunya orang sini juga, kata orang kan
 kont0l bule gede banget, gak tau apa lebi besar lagi dari si om punya. 
Selesai makan, mobilnya meluncur ke hotel dimana temennya nginep, satu 
hotel mewah bintang lima.
No comments:
Post a Comment