Namaku Idan. Umurku 33 tahun. Sementara isteriku, Santi, 26 tahun.
Pengalaman pertamaku merealisasikan fantasiku bercinta dengan Andin 
membuat aku terus terbayang bayang. Pengalaman tak terlupakan dan 
kenikmatan yang luar biasa. Tapi diam diam aku khawatir Andin trauma. 
Bagaimanapun dia masih kecil. Takut itu terjadi pagi itu sebelum 
berangkat kerja aku segera bertanya padanya.
Din, ga apa apa kan semalem? Andin ga sakit? tanyaku.
Andin tersenyum. Nggak kok Om, Andin Cuma kaget aja tapi ngga apa apa. Andin ngga sakit.
syukurlah... ucapku lega.
Kalau enak? tanyaku mulai nakal.
hehehe... geli geli gitu Om, ucap Andin manja.
Sehabis itu aku memberi Andin uang Rp 200 ribu buat jajan. Dan Andin pun senang sekali, tak lupa mengucapkan terima kasih.
Setelah pamit ke Marni untuk jaga rumah aku pun berbegas pergi ke 
kantor. Mobil Chevrolet Captiva yang baru aku beli sebulan lalu segera 
aku nyalakan. Aku pun melesat menembus jalan Dago untuk menuju kantorku 
di kawasan Asia Afrika. 
Setibanya di kantor aku sejenak merebahkan diri di kursi. Kerjaanku di 
sebuah bank nasional sudah sudah memiliki posisi yang baik sehingga 
akupun memiliki ruangan yang besar dan nyaman sesuai posisiku. Sambil 
merebahkan diri, pikiranku melayang. Aku ingat Santi isteriku yang besok
 sudah pulang dinas. Lalu aku juga ingat petualangan pertamaku dengan 
Andin.
Keberhasilanku merealisasikan fantasiku dengan Andin membuat aku 
memiliki keberanian untuk merealisasikan fantasiku yang lain. Aku jadi 
teringat Lia, OB kantorku yang cantik dan pakai kerudung. Umurnya masih 
16 tahun. Biar pun agak pendek dan tubuhnya agak berisi, tapi dia cantik
 sekali. Bukan berisi gendut tapi bohay dan seksi. Kulitnya putih 
sekali. Kalau sudah tersenyum terlihat giginya yang putih dan rapi.
Lia memang sering kupanggil untuk minta tolong ini itu atau beli ini 
itu. Dengan senang hati dia selalu membantuku. Tak lupa sehabis minta 
tolong aku selalu memberikan uang buatnya. Dia suka menolak tapi selalu 
kupaksa untuk menerima, dan dia biasanya kemudian menerima dengan 
senang.
Pagi itu aku jadi berfantasi gimana nikmatnya kalau aku bercinta dengan 
Lia. Ah, tapi apa mungkin? Dia kan pakai kerudung, pikirku. Tapi kenapa 
tidak dicoba, kan selama ini aku sudah sangat baik padanya. 
Lia bisa ke ruangan saya sekarang? Minta tolong. Aku segera SMS Lia
Baik Pak tak lama kemudian Lia menjawab.
Sepuluh menit kemudian pintu ruang kerjaku diketuk dari luar.
Masuk, ucapku.
Lia pun masuk. Perempuan ini memang cantik sekali. Hari ini dia 
mengenakan seragam OB. Celana panjang hitam, kemeja putih dan kerudung 
putih.
Lia masih sibuk ga? tanyaku.
Nggak kok Pak, udah pada selesai kerjaan Lia. Ada yang bisa saya bantu Pak? Mau dibeliin sarapan?
Nggak kok Lia aku udah sarapan. Syukur deh kalau udah selesai. Boleh kan aku ngajak ngobrol ngobrol kamu? tanyaku.
Lia tersenyum. boleh Pak... Bapak ngga sibuk Pak?
Istirahat sebentar Lia. Nanti deh sejaman lagi baru kerja. Di luar gimana teman teman pada kerja?
Iya Pak pada sibuk semua masing masing.
Eh Lia, kalau menurut kamu bapak baik ga?
baik banget Pak. Bapak paling baik di kantor ini mah...
hehehe... biasa aja kamu. Kamu juga baik... dan cantik banget...
ah bapak yang bisa aja.... Lia tersipu malu.
iya bener sih... kalau rambut kamu segimana sih?
sebahu Pak.. kok jadi nanya rambut Pak?
Abis sendainya aku bisa liat pasti makin cantik... jawabku mulai merayu.r
kira kira bisa ga aku liat rambutnya Lia?
Ya ga bisa Pak, kan Lia pake kerudung...
ya maksudnya kerudung kamu dibuka gitu... ucapku pelan.
Lia terdiam. kok ingin liat rambut Lia sih pak? Kan ngga boleh...
aku ingin melihat cantukmu Lia... ucapku pelan merayu.
Lia terdiam lagi. Iya deh Pak, lia hanya buka kerudung di rumah dan ama Bapak sekarang... karena Bapak baik... ucapnya lirih.
makasih Lia.. ucapku pendek. Dan di dalam hati aku mengucapkan... horeeeee.....
Tak lama kemudian tangan gemulai Lia mulai membuka pin yang menempel di 
kerudungnya. Aku dibuat deg degan, padahal belum apa apa. Sesaat 
kemudian kerudung itu pun mulai terbuka. Dan Lia meletakkan kerudungnya 
di pangkuannya.
Ah, anak ini memang cantik sekali.  Rambutnya lurus tebal sebahu. 
Mukanya yang biasa tertutup sebagian oleh kerudung kini terbuka 
seluruhnya. Cantiknya, anggunnya, sunggu sempurna.
Ingin rasanya aku membelai rambutnya, tapi takut dia kaget dan menolak. 
kamu memang cantik sekali Lia.... ucapku sedikit berbisik. Lia Cuma 
tersenyum tersipu. Aku makin dibuat deg degan saja. 
Aku bangkit dari tempat dudukku dan menghampiri lia. Sumpah aku benar benar ga tahan, dan aku akan nekat saja, pikirku. 
lia... bisa pegangin kontol bapak ga? ucapku berdiri di samping Lia 
sambil membuka resleting dan mengeluarkan kontolku yang sudah tegang 
karena membayangkan Lia.
Lia dibuat kaget alang kepalang. Mmm...ma.. maaf pak... ini tidak 
boleh, Lia tidak bisa Pak, ucap Lia terbata bata. Lia keluar ya Pak, 
ucap Lia sambil segera pergi keluar. Aku sendiri segera memasukkan 
kembali kontolku dan segera menutup resleting dan memperbaiki posisi 
celanaku. Aku pun kembali duduk di kursi dengan nafas sedikit terengah. 
Nafsuku tak tersalurkan.
Sekitar 15 menit kemudian hpku berbunyi tanda SMS masuk. Rupanya dari 
Lia. Segera kubaca. Maafin Lia ya pak.. sekarang Lia lagi nangis di 
dapur.
Akupun dibuat tak enak hati. Meskipun aku nafsu, tentu semuanya harus 
atas dasar kerelaan. Aku jadi merasa bersalah telah membuat Lia terkaget
 kaget.
maafin bapak juga Lia, kamu tidak bersalah. Lalu kenapa kamu menangis? 
Lia menangis karena bingung Pak. Lia tau itu tidak boleh, tapi Lia jg sedih tidak bisa menyenangkan Bapak.
Sudahlah Lia ga usah dipikirkan, kamu tidak salah. Begitu SMS-ku singkat.
No comments:
Post a Comment