Aku duduk di kelas 3 SMU saat ini. Namaku Nia, lengkapnya Lavenia, aku 
sangat terkenal di sekolah, teman-teman kagum akan kecantikanku, apalagi
 cowok-cowok, yang sering mengusilli aku dengan menggoda, aku sih cuek 
saja, soalnya aku juga senang sih. Aku punya sebuah "geng" di sekolah, 
Manda dan Lea adalah teman-teman dekatku. Kemanapun aku pergi mereka 
seperti biasanya selalu ada.
Tahun ajaran baru kali ini sudah tiba, banyak adik-adik kelas baru yang 
baru masuk kelas 1. Sherry Andhina, nama gadis itu, ia baru duduk di 
kelas 1, tetapi ia sudah terkenal di sekolah ini. Bahkan ia bisa 
menyaingiku. Memang dia cantik, lebih cantik dari aku, kulitnya putih 
bersih terawat, dengan wajah agak kebule-bulean dan rambut sebahu, 
tubuhnya juga bagus, sintal, dan sexy. Baru 2 bulan bersekolah, nama 
Sherry sering jadi bahan pembicaraan cowok-cowok kelas 3 di kantin, ada 
yang naksir berat, bahkan kadang-kadang mereka suka berbagi fantasi seks
 mereka tentang Shery. Sherry tidak seperti aku, ia gadis pendiam yang 
nggak banyak tingkah. Mungkin itu yang membuat kaum cowok tergila-gila 
padanya.
Semakin hari Sherry semakin terkenal, keegoisanku muncul ketika kini aku
 bukan lagi jadi bahan pembicaraan cowok-cowok. Kekesalanku pun memuncak
 kepada Sherry, akhirnya aku, Manda dan Lea merencanakan sesuatu, 
sesuatu untuk Sherry. Seperti aku, Sherry juga anggota cheerleaders 
sekolah, siang itu aku menjalankan rencanaku, aku bohongi Sherry untuk 
tidak langsung pulang sekolah nantinya, karena akan ada latihan cheers 
yang mendadak, ia menolak, namun dengan segala upaya aku membujuknya 
sampai ia mau.
Sore itu, sekolah sudah sepi, tersisa aku, Manda, Lea, Sherry dan 4 orang penjaga sekolah. Aku pun mulai menjalankan rencana ku.
"Kak, sampai kapan Sherry mesti nunggu disini?"
"Udah tunggu aja, sebentar lagi!!"
Sherry mulai kelihatan cemas, ia mulai curiga terhadapku.
"Sudah beres Non" Tejo si penjaga sekolah melapor padaku.
"Oke" jawabku.
Rencana ini sudah kusiapkan dengan matang, sampai aku membayar 4 penjaga
 sekolah untuk mau bekerja sama denganku, bukan hal yang berat bagiku, 
aku anak orang kaya.
"Ya udah, ikut gue sekarang!!" perintahku untuk Sherry.
Dengan ragu-ragu, Sherry mengikuti aku, Lea dan Manda. Kubawa ia ke 
ruang olahraga sekolah, tempat dimana kita biasa latihan cheerleaders.
Sherry menangis karena bentakan dari aku, Manda dan Lea, ia terlihat 
ketakutan, tetapi kami terus menekannya secara psikologis, sampai ia 
menagis.
"Sherry salah apa Kak?" ia menangis terisak-isak.
"Lo baru masuk sekolah 2 bulan aja udah banyak lagak, lo mau nyaingin kita-kita yang senior? hormatin dong!!" bentakku
"Nggak kok Kak, Sherry nggak begitu"
"Nggak apaan? Nggak usah ngebantah deh, Lo mau nyaingin kita-kita kan?!" Lea menambahkan bentakanku.
Setelah puas membentak-bentak Sherry, aku memberi tanda kepada Manda. 
Tak lama kemudian 4 penjaga sekolah yang sudah kuajak bekerjasama itu 
masuk ke ruang olahraga, mereka adalah Tejo, Andre, Lodi dan Seto. Dari 
tadi mereka sudah kusuruh menuggu di luar. Sherry saat itu terkejut dan 
sangat ketakutan.
"He.. he.. he.. ini dia Non Sherry yang ngetop itu" Seto berujar sambil tersenyum menyeringai.
"Cantik banget, sexy lagi.." tambah tejo.
Sherry gemetaran ia terlihat sangat takut.
"Sikat aja tuh!!" perintahku pada 4 pria itu.
"Oke, sip bos!! He.. he.. he.." Tejo menyeringai.
Manda yang dari tadi diam mulai menyiapkan sebuah kamera handycam yang 
memang bagian dari rencanaku. Seto mencengkram tangan kanan Sherry, 
sementara Lodi mencengkram tangan kirinya. Tubuh Sherry mereka seret ke 
atas sebuah meja sekolah. Sherry terlihat sangat ketakutan ia pun 
menangis sambil menjerit-jerit minta tolong.
"Gue duluan ya" Tejo mendekati Sherry.
Aku hanya tersenyum melihat keadaan Sherry sekarang, aku puas melihat ia ketakutan.
"Mau apa Pak? Tolong saya, ampun Pak?" Sherry memohon ampun.
Tapi Tejo sudah tidak perduli lagi dengan permohonan Sherry, ia sudah 
dibakar oleh nafsu. Perlahan Tejo mendaratkan tangannya menyentuh 
payudara Sherry, Sherry menjerit ketakutan. Tanpa menghiraukan teriakan 
Sherry, Tejo meremas-remas payudara Sherry perlahan-lahan.
"Yang kenceng Jo!!" perintahku.
Tejo mengeraskan cengkramannya di buah dada Sherry. Sherry berteriak, ia
 nampak kesakitan, dan aku pun sangat menikmati ekspresi wajah Sherry 
saat itu. Dipenuhi nafsu yang membara, Tejo membuka seragam SMU sherry 
kancing demi kancing sampai payudara Sherry yang tertutup BH terlihat.
"Gila!! Seksi banget nih toket, putih banget!!" sahut Tejo sambil tertawa gembira.
Perlahan Tejo menyentuh kulit payudara Sherry, Sherry pun terlihat gemetaran.
"Tolong jangan Pak!!" sahut Sherry memelas.
Seluruh orang di ruangan ini sudah tidak sabar lagi menyuruh Tejo 
menanggalkan penutup payudara Sherry itu. Tejo pun akhirnya melepas BH 
yang menutupi keindahan payudara Sherry itu. Aku tergelak menahan ludah,
 payudara Sherry indah sekali, mulus, bersih dengan puting yang merah 
muda merekah, seksi sekali pikirku.
"Abisin aja Pak!!" Lea meminta Tejo dengan wajah cemburu, ia sepertinya iri pada keindahan payudara Sherry.
"Ok Sherry sayang, tenang aja ya? Nggak sakit kok, dijamin nikmat deh.."
 Tejo berseloroh, ia terlihat bernafsu sekali seperti halnya Lodi dan 
Seto yang masih memegangi tangan Sherry supaya ia tidak melawan, 
sementara Andre berdiri dibelakangku sambil memperhatikan dengan 
nafsunya.
"Jangan Pak!! ampun Kak!! tolong Sherry.." Sherry memohon dengan wajah pasrah, namun aku tidak perduli.
Sama sepertiku, Tejo juga tidak perduli dengan permintaan Sherry. Tejo 
mulai memainkan tangannya di payudara Sherry, ia mulai meremas 
perlahan-lahan sambil sesekali mengelus dan menekan-nekan puting 
payudara Sherry dengan jarinya. Lodi dan Seto tidak ketinggalan, mereka 
menikmati mulusnya kulit lengan Sherry dengan mengelusnya dan terkadang 
mencium dan menjilatinya, aku pun mulai merasa panas.
"Ah.. cukup Pak.. ampun Kak.." Sherry mulai mendesah.
Tejo kian bernafsu, ia memutar-mutar jarinya di sekitar puting payudara 
Sherry, akupun bisa membayangkan apa yang dirasakan Sherry ketika bagian
 sensitifnya dirangsang, ia pasti merasa kenikmatan.
Melihat suasana yang panas itu, Andre akhirnya turun tangan, pria hitam 
bertubuh gendut itu maju mendekati Sherry. Andre dan Tejo saling berbagi
 payudara Sherry, kiri dan kanan, dengan nafsu mereka mulai memainkan 
lidah mereka menyapu kulit payudara Sherry dan menjalar dengan liar di 
sekitar puting payudara Sherry, kadang mereka melakukan hisapan dan 
gigitan kecil di puting payudara Sherry. Sherry mendesah sambil 
ketakutan, terlihat ia baru pertama kali diperlakukan seperti itu. Manda
 pun beraksi merekam seluruh kejadian yang menimpa payudara Sherry 
dengan seksama melalui handy cam-nya.
Tejo menurunkan ciuman dan jilatannya ke perut Sherry yang juga indah 
dan mulus, aku cukup terkejut melihat pusar Sherry yang ditindik itu, 
terlihat seksi. Setelah puas mencium dan menjilati daerah pusar Shery. 
Tejo berhenti dan menyuruh Andre yang sedang menikmati puting payudara 
Sherry berhenti. Tejo lalu mulai menyingkap rok sekolah Sherry, sambil 
mengelus paha Sherry. Ia memainkan jarinya menelusuri halusnya paha 
Sherry yang mulus dan putih itu. Tangan Tejo perlahan naik menyentuh 
selangkangan Sherry yang ditutup celana dalam pink itu.
"Jangan Pak!! Ampun!!" Sherry memohon pada Tejo. Andre pun ikut mendekat ke Tejo.
"Wah, Celana dalam Non Sherry lucu sekali.." ejek Andre.
Tejo yang sudah sangat nafsu perlahan membuka celana dalam Sherry. Tak 
berapa lama kemudian, Celana dalam itu sudah terlepas dari tempatnya.
"Wow Non Sherry!! Vaginanya indah banget!!" Tejo tampak bersemangat.
Vagina Sherry memang terlihat terawat, daerah selangkangannya putih, 
bersih, dan Sherry sepertinya tidak suka dengan rambut-rambut yang 
tumbuh di sekitar vaginanya, ia membiarkan vaginanya tertampang mulus 
tanpa rambut kemaluan. Perlahan tangan Tejo dan Andre menjelajahi paha, 
dan sekitar selangkangan Sherry. Sherry hanya bisa menggeliat kesana 
kemari menghadapi rangsangan itu.
Tak lama kemudian tangan Tejo dan Andre, tiba di bagian vital Sherry. 
Dengan nafsu membara, Andre membuka bibir vagina Sherry, sementara Tejo 
memasukkan jarinya kedalam liang vagina Sherry. Perlahan jari tangan 
Tejo menyolok-nyolok vagina Sherry, dan makin lama gerakannya makin 
cepat. Tubuh Sherry nampak menegang, sambil mendongakkan wajahnya, 
Sherry mendesah perlahan.
Tejo dengan pandai memainkan kecepatan jarinya menyolok-nyolok vagina 
Sherry, sementara aku dan teman-temanku memperhatikan kejadian itu. 
Setelah hampir 2 menit jari Tejo menembus liang vagina Sherry, dari 
bibir vagina Sherry kulihat cairan kewanitaan yang keluar, rupanya 
Sherry terangsang.
"Wah Non, terangsang nih? Enak ya? Mau lebih cepat?"
"Jangan Pak, tolong!!" Sherry memohon.
Tejo tidak mempedulikan permohonan Sherry, Jarinya keluar masuk vagina Sherry dengan cepat.
"Ahh.. stop Pak!! Tolong..!" Sherry kelihatan sangat terangsang, namun ia berusaha melawan.
"Ahh..!" Sherry vaginiak pelan, sepertinya ia hampir mencapai orgasme sambil menahan kesakitan di lubang vaginanya.
"Payah lo!! Baru segitu aja udah mau orgasme.. cuih.. " aku meledek 
Sherry, aku membayangkan jika aku dalam posisi Sherry, pasti aku akan 
lebih lama lagi orgasme.
"Dasar perek amatir, baru gitu aja udah mau orgasme!!" Lea ikut mengejek.
Tejo menghentikan jarinya yang menyolok-nyolok vagina Sherry, nampaknya 
ia belum mau Sherry mencapai puncaknya. Namun aku sudah tak sabar, 
dendam di dadaku terus membara ingin mempermalukan Sherry. Kutarik jari 
Tejo keluar dari vagina Sherry, lalu kudorong tubuhnya menjauhi Sherry.
"Lho Non.. saya belum puas nih.." Tejo terlihat bingung.
"Sabar dulu!! Nanti lo dapat giliran lagi!!" bentakku pada Tejo.
Saat kulihat Sherry dihadapanku, nafsu dan amarahku membara. Aku tak 
tahan lagi, kujongkokkan tubuhku hingga wajahku tepat menghadap vagina 
Sherry. Tertampang jelas keindahan vagina Sherry di mataku, bibir 
vaginanya yang memerah karena gesekan jari Tejo dan cairan yang 
membasahi sekitar selangkangannya membuat aku menahan ludah. Perlahan 
kudekatkan wajahku ke vagina Sherry, dan kucium harum vagina Sherry, Ia 
terlihat sangat merawat daerah vitalnya ini. Dengan penuh nafsu dan 
dendam, perlahan kubasuh vaginanya dengan lidahku.
Semua yang ada disitu spontan terkejut, dan Sherry terlihat sangat kaget.
"Waduuh.. Non Nia ternyata juga mau ngerasain vagina Non Sherry ya?" Andre berseloroh meledek.
"Bilang dong Non dari tadi, kalo gini saya malah jadi tambah horni nih.." Tejo menimpali.
Aku tak perduli dengan ledekan Tejo dan Andre, yang kupikirkan hanya satu, aku ingin membuat Sherry malu di tanganku.
"Aaah.. Kak.. mau apa Kak? Jangan Kak.." Sherry mulai merasa terangsang 
lagi, perlahan kurasa otot selangkangannya menegang. Kubasuh vagina 
Sherry dengan jilatan lidahku, dan kujalari daerah selangkangannya 
dengan ciuman dan jilatan erotis. Kutelusuri bibir vagina Sherry dengan 
lidahku, sambil kubuka liang vaginanya dengan jariku supaya lidahku 
dengan leluasa menjalar di daerah sensitifnya.
Tak berapa lama kutemukan klitoris Sherry, perlahan kujilat dan kuberi 
dia hisapan-hisapan kecil dari mulutku. Semua laki-laki yang ada 
diruangan ini kurasa sangat beruntung menyaksikan dua bunga sekolah ini 
terlibat aktivitas seksual.
"Ahh.. ah.. ah.." Sherry tak sanggup berkata-kata lagi, ia hanya bisa 
berteriak kecil merasakan rangsangan di klitorisnya. Perlahan tubuh 
Sherry menggelinjang kesana kemari, keringatnya makin deras membasahi 
tubuh dan seragam sekolahnya. Sampai akhirnya kurasakan vagina Sherry 
memuncratkan cairan-cairan kewanitaan yang menggairahkan membasahi 
mulutku, tanpa kusadari akupun terangsang dan menghirup cairan 
kewanitaan Sherry dalam-dalam.
Hampir 5 menit kunikmati vagina Sherry, daerah selangkangannya sudah 
sangat basah, sama seperti tubuhnya yang dibanjiri keringat. Sherry 
hanya bisa mendesah pasrah sambil menikmati rangsanganku. Tak berapa 
lama, kurasa otot vaginanya menegang, Sherry agak terhentak, lalu kedua 
tangannya tiba-tiba mencengkram pundakku, ia hampir mencapai puncak. 
Saat itu pula kuhentikan jilatanku, lalu menarik nafas istirahat. Sherry
 terkulai lemas, tubuhnya tergeletak tak berdaya diatas meja sambil 
perlahan mencoba mengumpulkan nafas. Tejo, Seto, Lodi dan Andre hanya 
bisa terpaku menatap aku dan Sherry, sementara Lea dan Manda terlihat 
puas melihat "siksaan"ku terhadap Sherry. Aku berdiri setelah istirahat 
sejenak.
"Gilaa!! Non Nia hebat!! Saya jadi horni banget nih lihat cewek lesbian kayak gitu" Seto angkat bicara.
Kutatap Sherry yang terkulai lemas dengan pandangan nafsu dan dendam.
Kulebarkan kedua kaki Sherry sampai ia mengangkang. Kutarik pinggulnya 
sampai sisi meja. Kali ini akan aku buat ia orgasme. Kutanggalkan rok 
sekolahku lalu kulepas celana dalamku. Semua pria yang ada disitu 
tergelak menahan ludah, menanti kejadian selanjutnya. Kubuka seragam 
sekolahku karena udara sudah sangat panas, sambil kutanggalkan BH-ku, 
begitu juga dengan Sherry, kubuat ia telanjang bulat.
Posisi kaki Sherry yang mengangkang membuat vaginanya melebar, membuka 
bibir vaginanya, dan itu membuatku terangsang. Kuangkat kaki kiriku 
keatas meja, lalu kudekatkan selangkanganku ke selangkangan Sherry. 
Posisi tubuhku dan Sherry Seperti dua gunting yang berhimpitan pada 
pangkalnya. Dengan nafsu yang membara kugesekkan vaginaku dengan vagina 
Sherry yang masih terkulai lemas itu.
"Hmm.. aah.. cukup Kak.. aah.." Sherry mendesah memohon padaku.
Tanpa perduli pada Sherry, aku yang sudah dibakar nafsu terus melaju. 
Sementara Pria-pria yang ada disana mulai mengeluarkan kemaluan mereka 
kemudian melakukan onani sambil menyaksikan aku dan Sherry. Semakin lama
 semakin kupercepat gesekkan vaginaku, sambil kulihat wajah Sherry yang 
cantik itu dengan nafas memburu, membuatku kian terangsang. Tubuhku dan 
Sherry bergerak seirama, kurasakan keringat mengucur dari tubuhku, serta
 vaginaku kian basah oleh cairan kewanitaanku yang bercampur dengan 
cairan kewanitaan Sherry. Selama hampir 5 menit kupacu tubuh Sherry, dan
 tiap detik pun kurasakan kenikmatan dan rasa dendam yang terbayar.
Di tengah deru nafasku yang saling memacu dengan nafas Sherry, tiba-tiba
 kumerasa sesosok tubuh besar memelukku dari belakang. Ternyata itu 
Andre, pria hitam bertubuh gendut itu sudah telanjang bulat dan memeluk 
tubuhku sambil memainkan jemarinya di puting payudaraku.
"Saya juga ikutan ya Non Nia? Habis Non Nia bener-bener hot sih" 
permintaan Andre kuturuti tanpa menjawab, sebab jarinya yang memilin 
puting payudaraku semakin membuat aku berenang dalam lautan kenikmatan.
Kulirik Sherry yang menarik nafas terengah-engah dan kulihat tubuhnya 
mulai menggelinjang merasakan kenikmatan. Kupercepat gerakanku, sambil 
mencoba untuk mengatur nafas, tiba-tiba sebuah benda kurasa menyentuh 
pantatku lalu menelusup diantara belahannya. Aku mendengar Andre 
melenguh, ternyata benda itu adalah penisnya yang menegang dan berusaha 
meyodok lubang anusku.
"Non Nia, saya nggak tahan lagi nih.." permintaan Andre kupenuhi, kubiarkan penisnya masuk ke lubang anusku.
Dengan sedikit hentakan, penis Andre menerobos masuk anusku. Kurasakan benda itu berukuran besar, memenuhi lubang anusku.
"Aaah.. lobang Non Nia masih rapet banget nih.." Andre mencoba menekan 
pinggulnya untuk memasukkan seluruh batang penisnya. Sambil terus kupacu
 tubuh Sherry, Andre juga mulai memompa penisnya di lubang anusku. Tak 
berhenti, Andre menjelajahi bagian atas tubuhku dengan tangannya.
Kejadian ini berlangsung hampir 7 menit sebelum, Sherry berteriak 
kencang memperoleh puncak kenikmatannya. Tak berapa lama kemudian 
giliranku dan Andre yang mencapai orgasme bersamaan, ditandai semburan 
spermanya di lubang anusku. Aku sangat lelah, tubuhku basah oleh 
keringat, namun aku sangat puas, puas karena dendamku terbayar dan puas 
atas kenikmatan yang kuperoleh tadi. Kubiarkan Sherry beristirahat 
selama kurang lebih 5 menit, sampai akhirnya "penyiksaan" ini dimulai 
lagi.
Aku duduk menjauh dari Sherry, kali ini kuputuskan menjadi penonton 
saja. Tongkat komando kini dipegang Lea, ia kini yang memerintah semua 
yang ada disitu. Tejo, Lodi dan Seto mendekati tubuh Sherry yang 
tergeletak tak berdaya. Lea memberi tanda pada Seto yang dijawab dengan 
anggukan kepalanya. Seto memegang pinggul Sherry yang lemas itu kemudian
 memutar tubuhnya. Posisi Sherry kini telungkup dengan memperlihatkan 
bulatan pantatnya yang padat berisi.
"Nah, Non Sherry siap-siap ya!" Seto berujar sambil mengangkat pinggul 
Sherry sampai ia dalam posisi menungging. Sherry cuma bisa menunggu 
siksaan apa lagi yang akan diterimanya dengan pasrah. Meski tubuh Sherry
 tampak lemas, ia masih saja menggairahkan. Seketika saja Sherry 
mendesah pelan, Seto dengan nafsunya meremas bongkahan pantat Sherry 
sambil mengelusnya.
"Hajar aja!!" perintah Lea.
Setelah mendengar perintah Lea, Seto yang sudah menunggu dari tadi 
langsung melesakkan penisnya yang menegang itu ke lubang vagina Sherry. 
Wajah Sherry terlihat terkejut sambil menahan sakit. Ukuran penis Seto 
yang besar memaksa masuk ke lubang vagina Sherry yang rapat itu. Sherry 
berteriak tiap kali Seto mendorong penisnya masuk.
"Vagina Non Sherry rapet banget nih, aahh.." Seto berkata sambil mendorong penisnya lagi memasuki vagina Sherry.
Setelah seluruh penis Seto masuk dalam lubang vagina Sherry, seto 
berhenti sejenak, ia membiarkan Sherry mengambil nafas sejenak. Namun 
Seto tidak membiarkan Sherry berlama-lama, perlahan-lahan ia mulai 
memompa penisnya didalam vagina Sherry. Gerakan Seto makin cepat, deru 
nafas Sherry dan Seto terdengar keras dibarengi gerakan mereka yang 
seirama. Sambil terus memompa penisnya, Seto memainkan tangannya 
menjelajahi pantat dan pinggul Sherry yang basah oleh keringat. Sekali 
lagi Lea memberi tanda, Seto mempercepat lagi gerakannya, membuat tubuh 
Sherry bergerak kian liar. Tejo maju menghampiri Sherry, ia berdiri di 
depan wajahnya. Tejo mengangkat tubuh Sherry sampai ia dalam posisi 
merangkak.
"Aaah.. cukup Pak.. ah.." Sherry memohon pada Tejo.
Dengan senyum mengejek Tejo memaksa Sherry membuka mulutnya. Dengan 
nafsu yang membara ia memaksa penisnya masuk ke bibir mungil Sherry.
"Ayo isep penis saya Non!! isep!!" Paksa Tejo.
Karena ketakutan, Sherry dengan pasrah menerima batangan penis Tejo 
menembus bibirnya. Besarnya penis Tejo nampak memenuhi seluruh mulut 
Sherry. Tak bisa kubayangkan betapa puasnya Tejo, ketika gadis SMU 
secantik Sherry kini sedang mengulum penisnya.
Dari jauh kulihat Sherry menangis, airmata jatuh ke pipinya, ia merasa 
terhina dan jijik. Dendamku benar-benar terbalas, Sherry benar-benar 
menderita. Dibalik semua itu aku juga merasa kasihan padanya. Tejo mulai
 memompa penisnya, melakukan gerakan maju mundur dihadapan wajah Sherry.
 Kini mulut dan vagina Sherry telah dipompa dua batang penis. Keringat 
membasahi seluruh tubuhnya, membuat tubuh Sherry terlihat berkilau 
seksi. Hanya Lodi saja yang belum menikmati Sherry, kini ia naik keatas 
meja, lalu memposisikan dirinya diatas punggung Sherry seolah-olah ia 
sedang menaiki kuda. Lodi meletakkan penisnya diatas punggung Sherry, 
sambil kemudian ia gesekkan. Tangan lodi menjelajah kedua payudara 
Sherry yang tergantung.
Tiga orang itu sekaligus menikmati tubuh Sherry, tak bisa kubayangkan 
perasaan Sherry saat ini. Vagina, mulut, punggung, payudara, hampir 
seluruh bagian tubuhnya dirangsang. Kulihat Seto berejakulasi di dalam 
liang vagina Sherry, sperma yang melimpah keluar dari penis Seto 
mengalir keluar melalui liang vagina Sherry, seketika itu juga Sherry 
bergumam sembari menaikkan pinggulnya, ia berorgasme. Setelah Seto puas 
membasahi vagina Sherry dengan spermanya, giliran Lea menggantikan 
posisi Seto. Dengan liar, Lea menjilati vagina Sherry yang masih basah 
oleh sperma Seto.
Selang berapa menit kemudian Tejo berejakulasi, ia berteriak kencang 
memanggil nama Sherry sembari memuncratkan spermanya di wajah Sherry, 
kulihat Sherry menerima semburan sperma itu di sekitar bibir dan 
pipinya, bahkan ia menelannya, mungkin Sherry sudah pasrah dan memilih 
untuk menikmati kejadian ini.
Setelah Tejo, giliran Lodi berejakulasi diatas punggung Sherry. Sperma 
lodi nampak membasahi kulit punggung Sherry yang putih mulus. Andre yang
 dari tadi diam, bergerak menggantikan Lea yang kini merubah posisi 
Sherry menjadi terlentang, lalu memegangi tangan Sherry keatas.
Penis Andre yang ekstra besar itu menembus vagina Sherry, dan dengan 
liar memompa tubuh Sherry. Sherry yang sudah sangat lelah hanya mendesah
 pelan sambil menikmati. Hampir 10 menit Andre memompa penisnya didalam 
vagina Sherry sampai akhirnya gerakan Andre dipercepat, Sherry 
berteriak, pinggulnya naik, tubuhnya nampak bergetar, ia kembali 
berorgasme. Tidak lama kemudian Andre berejakulasi di luar vagina 
Sherry, ia membiarkan spermanya jatuh membasahi selangkangan Sherry.
Suasana sunyi hanya terdengar desah nafas Sherry yang mencoba mengatur 
kembali nafasnya. Tubuhnya basah oleh keringat, selangkangannya dipenuhi
 sperma, Sherry hanya tergeletak diatas meja itu. Kubayar uang yang 
kujanjikan pada Tejo, Andre, Seto dan Lodi. Mereka lalu pergi 
meninggalkan ruangan ini dengan senyum puas.
"Nah, sekarang kapok kan lo?" bentak Lea kepada Sherry.
"Makanya jangan macam-macam, kalo lo bilang-bilang kejadian ini sama 
siapapun, rekaman video tentang lo bakal gue sebar luas!! Terus lo bisa 
jadi bintang porno terbaru dan terkenal, he.. he.. he.. " ancamku pada 
Sherry.
"Sekarang lo bilang!! Gimana rasanya tadi?! Ayo jawab!!" bentak Lea.
"Kok diem aja?! Ayo jawab tolol!!" bentakku.
"Enak Kak.." jawab Sherry ketakutan.
"Enak?! lo seneng dientot?!" bentak Lea lagi.
"Iya Kak.. enak sekali.. nikmat.." Sherry menjawab.
"Lo mau lagi?!" Manda yang dari tadi diam kini bicara.
"Ma..mau Kak.." jawab Sherry.
Aku, Lea dan Manda saling berpandangan sambil tersenyum. Ya, akhirnya 
Sherry kini menjadi bagian gengku, geng gila seks yang suka sekali 
mencari kenikmatan, haus akan hal-hal berbau seks. Dan si cantik Sherry,
 adik kelasku menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam petulangan seks 
ku selanjutnya.
      
     
     
No comments:
Post a Comment