Aku ada kenalan om2, tinggal deket aku kos, sering si ngajak aku ngobrol
 kalo pas amprokan didepan kosku atau didepan rumahnya. Makin lama makin
 akrab sehingga tu om sering ngajak ku jalan, sekedar jajan atau nonton.
 Ku iyain aja ajakannya, lumayan kan ditraktir gitu, cuma ya karena dah 
makin akrab, kalo becanda si om makin vulgar, walaupun dia blon perna 
ngajakin aku bermesum ria. Dia tinggal sendiri dirumahnya, aku gak perna
 nanya dia dah kluarga atau belum, bukan urusanku kan, yang penting bisa
 hepi2 ma si om lah. 
Sampe satu saat, si om ngajakin aku nemenin dia kluar kota. Dia ada 
kerjaan ke kota itu, karena deket katanya mo pulang hari, dia bilang 
suka bete kalo nyopir ndirian. Wah seneng banget aku diajak kluar kota 
berdua aja, cuma aku malu aja mo terus terang pake acara mesum gak, kalo
 diajak ya aku gak bakal nolak lah. Dia ngajakin aku ngobrol ja 
sepanjang jalan sambil becanda2, aku sering tertawa geli mendengarkan 
guyonannya yang makin lama makin vulgar. "Om gak nginep kan", sengaja 
aku mancing2. "Kalo nginep kamu mau mangnya". Aku diem tersipu malu. 
"Kalo mau ya ayuk, aku juga dah lama banget pengen gelutin kamu Nez", 
dia menjawab terus terang. "Kok Inez om, kan banyak abege yang lebi 
sexy". "Kamu imut Nez, itu yang lebi napsuin dari yang laen. Mau kan ma 
aku". "Ya maulah, om ganteng gini". "Kalo tau dah aku gelutin kamu dari 
dulu". "Kita sekarang kemana om". "Ya ketempat yang asik dong". "Katanya
 mo ngurus kerjaan, mangnya mo kemana om". "Ini juga soal kerjaan kan, 
mo ngerjain kamu kan", jawabnya sambil tertawa. "Kita ke resort air 
panas alam ja yuk, deket2 sini kok, bisa berendem di aer panas yang 
alami, asik kan". "Cuman mo brendem ja ya om". "brendem dulu, abis itu 
baru ..." jawab si om sambil tertawa.
Sesampainya di resort, si om ke front office, cek innya cepet. Mobil 
meluncur menuju ke cottage yang ditentukan. Kamarnya besar dengan tempat
 tidur besar, ada seperangkat sofa, tv, lemari es, dispenser air panas 
dan dingin, serta meja rias dan kaca yang besar. Kamar mandinya juga 
besar karena ada kolam kecil untuk berendem air panas alam, hanya 
warnanya sudah kusam karena katanya air panas alam mengandung belerang 
sehingga memudarkan warna porselen sehingga warnanya kekuning coklatan 
gitu, gak bisa ilang walau disikat tiap ari. Di kamar mandi ada juga 
shower, wc dan meja rias serta kaca yang juga besar. Ada sepasang kimono
 digantung dibalik pintu kamar mandi, aku melepas baju luarku dan 
mengenakan kimono tadi. Pakean kotor kumasukkan ke kantong plastik yang 
sebenarnya untuk laundry. "wah dah siap neh". "Ngantuk om", memang dah 
sore ketika itu. "Ya udah kamu bo2 dulu ja biar seger ya". 
Gak lama aku dah terlena diranjang. waktu terbangun hari dah gelap, si 
om gak da dikamar tidur, rupanya dia lagi berendem sendirian. Aku 
terkejut melihat si om yang buluan gitu, "he he da gorila lagi 
berendem". "Dah buka kimononya, ikutan berendem yuk". "Gak ah", aku 
keluar dari kamar mandi, duduk disofa sembari ngidupin tv. Si om nyusul 
hanya dengan bersarung anduk, dia duduk disebelahku. "Kok malu2 si Nez, 
katanya pengen". Dengan cepat kedua tangannya yang penuh dengan bulu 
tersebut memelukku dan mendekap ke tubuhnya. Si om memegang kedua 
lenganku bagian atas dekat bahu, sambil mendorong badanku hingga 
tersandar pada sofa. Tangan kanannya dengan cepat mulai mengurai ikatan 
kimono yang kupake. Aku hanya bisa menggeliat-geliat kegelian karena 
sembari membuka ikatan kimononya si om ngegelitikin pinggangku. Sebentar
 saja kimononya telah terbuka, sehingga kelihatan tokedku yang masi 
ditutupi dengan BH yang berwarna putih bergerak naik turun mengikuti 
irama nafasku. Perutku yang rata dan mulus itu terlihat sangat mulus dan
 merangsang. Tangan kanan si om bergerak ke belakang badanku dan membuka
 pengait BH. Kemudian dia menarik lepas BH tersebut dan sekarang 
terpampang kedua tokedku yang imut dengan pentilnya yang coklat muda 
agak tegang naik turun dengan cepat karena nafasku yang tidak teratur. 
Si om mulai mencium belakang telingaku dan lidahnya bermain-main di 
dalam kupingku. Hal ini menimbulkan perasaan yang sangat geli, yang 
menyebabkan badanku menggeliat-geliat dan tak terasa aku mulai 
terangsang juga oleh permainan si om. Mulut si om berpindah dan melumat 
bibirku dengan ganas, lidahnya bergerak-gerak menerobos ke dalam mulutku
 dan menggelitik-gelitik lidahku. “aahh…, hmm…, hhmm”, terdengar suara 
menggumam dari mulutku yang tersumbat oleh mulut si om. Badanku yang 
tadinya tegang mulai agak melemas, mulut si om sekarang berpindah dan 
mulai menjilat dari dagu turun ke leher, kepalaku tengadah ke atas dan 
badanku melengkung ke depan, ke arah si om, tokedku menantang ke arah si
 om. Si om langsung bereaksi, tangan kanannya memegangi bagian bawah 
tokedku, menciumi dan mengisap-isap kedua pentilnya secara bergantian. 
Mulanya toked kanan menjadi sasaran mulut si om. Tokedku hampir masuk 
semuanya ke dalam mulut si om yang mulai mengisap-isapnya dengan lahap. 
Lidahnya bermain-main pada pentilku yang segera bereaksi menjadi keras. 
Terasa sesak napasku menerima permainan si om yang lihai itu. Badanku 
terasa makin lemas dan dari mulutnya terus terdengar erangan, “Sssshh…, 
ssssshh…, aahh…, aahh…, ssshh…, sssshh, teeruussiinn om”, mulut si om 
terus berpindah-pindah dari toked kiri, ke kanan, mengisap-isap dan 
mejilat-jilat kedua pentilku secara bergantian selama kurang lebih lima 
menit. Aku benar-benar telah lemas menerima perlakuan ini. Mataku 
terpejam dan kedua pentilku telah benar-benar mengeras.
Dalam keadaan terlena itu tiba-tiba badanku tersentak, karena aku 
merasakan tangan si om mulai mengelus-elus pahaku yang terbuka. Aku 
hanya bisa mengerang, “tteeerruusiin om”. Aktivitas tangan si om makin 
ditingkatkan, terus bermain-main di pahaku dan secara perlahan-lahan 
merambat ke atas dan, tiba-tiba jarinya menyentuh bibir memekku. Segera 
badanku tersentak dan melenguh “aahh…”, mula-mula hanya ujung jari 
telunjuk si om yang mengelus-elus bibir memekku yang tertutup CD, akan 
tetapi tak lama kemudian tangan kanan si om menarik CDku sehingga lepas.
 Sekarang aku dalam posisi duduk di sofa bertelanjang bulat. Mukaku 
merah merona dengan mata yang terpejam sayu, aku menggigit bibir bawahku
 yang bergetar karena dorongan birahiyang tak terbendung. Melihat 
ekspresi mukaku seperti itu, makin membangkitkan nafsu si om.
Aku terkejut melihat kont0l si om nongol dari belahan anduk yang 
dikenakannya. Benda tersebut hitam besar kelihatan gemuk dengan urat 
yang melingkar, sangat panjang, sampai di atas pusar lelaki tersebut, 
dengan besarnya kurang lebih 6 cm dan kepalanya berbentuk bulat lonjong 
seperti jamur. Tak terasa dari mulutku terdengar jeritan tertahan, 
“Iiihh besarnya”, aku merinding. Aku belum pernah melihat kont0l sebesar
 itu,  “Bisa jebol memek Inez dimasuki kont0l om”, kataku. "ya enggaklah
 Nez, malah nikmat lagi". Aku tak dapat menyembunyikan kekagumanku. Si 
om menatap mukaku yang sedang terpesona dengan mata terbelalak dan mulut
 setengah terbuka itu, “Kamu cantik sekali Nez…”, gumam si om mengagumi 
kecantikanku. "memang bener kata orang abege tu sangat merangsang kalo 
dah telanjang". Kemudian dengan lembut si om menarik tubuhku ke 
pelukannya. Dia kemudian beranjak dari sofa, langsung kedua tangannya 
memegang kedua kakiku, bahkan dengan gemas ia mementangkan kedua belah 
pahaku lebar-lebar.
Matanya benar-benar nanar memandang daerah di sekitar selangkanganku 
yang telah terbuka itu. Nafas laki-laki itu terdengar mendengus-dengus 
memburu. Aku sendiri merasakan badanku amat lemas dan perasaanku mulai 
diliputi oleh suatu sensasi yang mengila, apalagi melihat tubuh si om 
yang besar berbulu dengan kontolnya yang hitam, besar yang pada ujung 
kepalanya membulat mengkilat dengan pangkalnya yang ditumbuhi jembut 
hitam lebat terletak diantara kedua paha yang hitam gempal itu.
Sambil memegang kedua pahaku dan merentangkannya lebar-lebar, si om 
membenamkan kepalanya di antara kedua pahaku. Mulut dan lidahnya 
menjilat-jilat penuh nafsu di sekitar memekku yang yang masih rapat, 
tertutup jembut halus itu. Aku hanya bisa memejamkan mata, “Ooohh…, 
nikmatnya…, ooohh!”, gumamku, sampai-sampai tubuhku bergerak 
menggelinjang-gelinjang kegelian. “Ooooohh…, hhmm!”, terdengar rintihan 
halus, memelas keluar dari mulutku. “Om…, Inez tak tahan lagi…”, aku 
merengek memelas sambil menggigit bibir. Sungguh aku tidak bisa menahan 
lagi, aku telah diliputi nafsu birahi, perasaan nikmat yang melanda di 
sekujur tubuhku akibat serangan-serangan mematikan yang dilancarkan si 
om. Namun rupanya si om tidak peduli, bahkan amat senang melihat aku 
sudah sangat bernapsu itu.
Tangannya yang melingkari pantatku, kini dijulurkan ke atas, menjalar 
melalui perut ke arah dada dan mengelus-elus serta meremas-remas kedua 
tokedku dengan sangat bernafsu. Menghadapi serangan bertubi-tubi yang 
dilancarkan si om, aku benar-benar sangat kewalahan dan memekku telah 
sangat basah kuyup. “Om…, aakkhh…, aakkkhh!”, aku mengerang halus, kedua
 pahaku yang jenjang mulus menjepit kepala si om, kujambak rambut si om 
keras-keras, perasaan dan pikiranku telah diliputi olen nafsu birahi 
yang menuntut untuk dituntaskan. Aku benar-benar telah ditaklukan oleh 
permainan si om yang sangat membangkitkan gairahku.
Tiba-tiba si om melepaskan diri, kemudian bangkit berdiri di depanku 
yang masih terduduk disofa, ditariknya aku ke arah kontolnya. Aku sudah 
tahu apa yang diinginkan si om. tangan si om meraih belakang kepalaku 
dan dibawa mendekati kontolnya. Segera kepala kontolnya telah terjepit 
di antara kedua bibir mungilku, aku membuka mulut selebar-lebarnya, lalu
 mulai mengemut kont0l si om hingga membuat si om melek merem keenakan. 
Benda itu hanya masuk bagian kepala dan sedikit batangnya saja ke dalam 
mulutku yang kecil, itupun sudah terasa penuh benar. Aku hampir sesak 
nafas dibuatnya. Aku menghisap, mengulum serta mempermainkan batang itu 
keluar masuk ke dalam mulutku. Terasa benar kepala kont0l itu bergetar 
hebat setiap kali lidahku menyapunya.
Beberapa saat kemudian si om melepaskan diri, ia berlutut didepan sofa, 
menarik badanku selonjor di sofa, kaki kiriku diangkatnya agak melebar 
ke samping, di pinggir pinggangnya tersebut. Tangan kanan si om 
menggenggam batang kontolnya yang besar itu dan kepala kontolnya yang 
membulat itu digesek-gesekkannya pada itil dan bibir memekku sehingga 
aku merintih-rintih kenikmatan dan badanku tersentak-sentak. Si om terus
 berusaha menekan kontolnya ke dalam memekku yang memang sudah sangat 
basah itu, akan tetapi sangat sempit untuk ukuran kont0l si om yang 
besar itu. Pelahan-lahan kepala kont0l si om menerobos masuk membelah 
bibir memekku. Ketika kepala kont0l si om menempel pada bibir memekku, 
aku merasa geli karena si om memainkan kepala kontolnya pada bibir 
memekku.
tiba-tiba si om menekan pantatnya kuat-kuat ke depan sehingga pinggulnya
 menempel ketat pada pinggulku, jembut lebat pada pangkal kont0l si om 
tersebut mengesek pada kedua pahaku bagian atas dan bibir memekku yang 
makin membuat aku kegelian, sedangkan seluruh batang kontolnya amblas ke
 dalam memekku. Dengan tak kuasa menahan diri, dari mulutku terdengar 
jeritan halus tertahan, “ooooooohh.., aahh, besar banget om, ampe sesek 
memek Inez keiisi kont0l om”, badanku tertekuk ke atas dan kedua 
tanganku mencengkeram dengan kuat pinggang si om. Perasaan sensasi luar 
biasa menguasai diriku, hingga badanku mengejang beberapa detik. Si om 
cukup mengerti keadaanku, ketika dia selesai memasukkan seluruh batang 
kontolnya, dia memberi kesempatan memekku untuk bisa menyesuaikan dengan
 kontolnya yang besar itu. Aku mulai bisa menguasai diri. 
Beberapa saat kemudian si om mulai menggoyangkan pinggulnya, mula-mula 
perlahan, kemudian makin lama semakin cepat. Seterusnya pinggul si om 
itu bergerak dengan kecepatan tinggi diantara kedua pahaku. Aku berusaha
 memegang lengan si om, sementara tubuhku bergetar dan terlonjak dengan 
hebat akibat dorongan dan tarikan kont0l si om tersebut pada memekku, 
gigiku bergemeletuk dan kepalaku menggeleng-geleng ke kiri kanan. “Om…, 
aahh…, ooohh…, ssshh”, sementara si om terus mengentoti aku dengan 
ganas. Aku sungguh tak kuasa untuk tidak merintih setiap kali si om 
menggerakkan tubuhnya, gesekan demi gesekan di dinding liang memekku, 
sungguh membuat aku melayang-layang dalam sensasi kenikmatan yang belum 
pernah aku alami. Setiap kali si om menarik kontolnya keluar, aku merasa
 seakan-akan sebagian dari badanku turut terbawa keluar dari tubuhku dan
 pada gilirannya si om menekan masuk kontolnya ke dalam memekku, maka 
itilku terjepit pada batang kont0l si om dan terdorong masuk kemudian 
tergesek-gesek dengan batang kont0l si om yang berurat itu. Hal ini 
menimbulkan suatu perasaan geli yang dahsyat, yang mengakibatkan seluruh
 badanku menggeliat dan terlonjak, sampai badanku tertekuk ke atas 
menahan sensasi kenikmatan yang tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata.
 Si om terus menngentoti aku dengan cara itu. 
Sementara tangannya yang lain tidak dibiarkan menganggur, dengan terus 
bermain-main pada bagian dadaku dan meremas-remas kedua tokedku secara 
bergantian. aku dapat merasakan pentilnya sudah sangat mengeras. Aku 
bisa melihat bagaimana batang kont0l yang hitam besar itu keluar masuk 
ke dalam liang memekku yang sempit. Aku selalu menahan nafas ketika 
benda itu menusuk ke dalam. Memekku hampir tidak dapat menampung ukuran 
kont0l si om yang super besar itu.
Aku berusaha menggerakkan pinggul, akan tetapi paha, bokong dan kakiku 
mati rasa. tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang aneh di dalam tubuhku. 
Saat itu aku tahu dengan pasti, aku akan mengalami orgasme yang luar 
biasa dahsyatnya. sampe akhirnya terdengar erangan panjang keluar dari 
mulutku, “Ooooh…, ooooooh…, aahhmm…, ssstthh!”. Aku melengkungkan 
punggungku, kedua pahaku mengejang serta menjepit dengan kencang, 
menekuk ibu jari kakiku, membiarkan bokongku naik-turun berkali-kali, 
keseluruhan badanku berkelonjotan, menjerit serak dan akhirnya larut 
dalam orgasme total yang dengan dahsyat melandaku, tubuhku merasakan 
lemas seakan-akan seluruh tulangku copot berantakan. Aku terkulai lemas 
tak berdaya di sofa dengan kedua tanganku terentang dan pahaku 
terkangkang lebar-lebar dimana kont0l hitam besar tetap terjepit di 
dalam liang memekku Selama proses orgasme yang kualami ini berlangsung, 
memberikan suatu kenikmatan yang hebat yang dirasakan oleh si om, dimana
 kontolnya yang masih terbenam dan terjepit di dalam liang memekku dan 
merasakan suatu sensasi luar biasa, batang kontolnya serasa terbungkus 
dengan keras oleh sesuatu yang lembut licin yang terasa mengurut-urut 
seluruh kontolnya, terlebih-lebih pada bagian kepala kontolnya setiap 
terjadi kontraksi pada dinding memekku, yang diakhiri dengan siraman 
cairan panas. Perasaan si om seakan-akan menggila melihat aku tergelatak
 pasrah tak berdaya di hadapannya dengan kedua paha yang halus mulus 
terkangkang dan bibir memek yang mungil itu menjepit dengan ketat batang
 kontolnya yang hitam besar itu.
beberapa menit kemudian si om membalik tubuhku yang telah lemas itu 
hingga sekarang aku setengah tertelungkup di sofa dengan kaki 
mengangkang dan posisi pantatku menungging ke arah si om. Si om ingin 
melakukan doggy style rupanya. Tangan si om kini lebih leluasa 
meremas-remas kedua tokedku yang kini menggantung. Dengan kedua kaki 
setengah tertekuk sambil berdiri, secara perlahan-lahan si om 
menggosok-gosok kepala kontolnya yang telah licin oleh cairan pelumas 
yang keluar dari memekku pada permukaan lubang pantatku yang menimbulkan
 suatu sentakan kejutan, kemudian menempatkan kepala kontolnyanya pada 
bibir memekku dari belakang. Dengan sedikit dorongan, kepala kont0l 
tersebut membelah dan terjepit dengan kuat oleh bibir memeku lagi. Kedua
 tangan si om memegang pinggulku dan mengangkatnya sedikit ke atas dan 
mendorong pantatnya ke depan, sehingga disertai keluhan panjang yang 
keluar dari mulutku, “Oooooooh!”, kont0l si om kembali menerobos masuk 
ke dalam liang memekku. Si om terus menekan pantatnya sehingga perutnya 
yang bebulu lebat itu menempel ketat pada pantatku. Selanjutnya dengan 
ganasnya si om memainkan pinggulnya maju mundur dengan cepat sambil 
mulutnya mendesis-desis keenakan merasakan kontolnya terjepit dan 
tergesek-gesek di dalam lubang memekku yang ketat. kini aku kewalahan 
menghadapi si om yang ganas dan kuat itu. Laki-laki itu benar-benar luar
 biasa tenaganya. Sudah hampir setengah jam ia melakukan aktivitasnya 
dengan tempo permainan yang masih tetap tinggi dan semangat tetap 
menggebu-gebu.
Kemudian si om merubah posisi permainan, dengan duduk disofa dan aku 
ditariknya duduk menghadap sambil mengangkang pada pangkuannya. Si om 
menempatkan kontolnya pada bibir memekku dan mendorongnya sehingga 
kepala kontolnya masuk terjepit dalam liang memekku, sedangkan tangan 
kirinya memeluk pinggulku dan menariknya merapat pada badannya, sehingga
 secara perlahan-lahan tapi pasti kont0l si om menerobos masuk ke dalam 
memekku. Tangan kanan si om memeluk punggungku dan menekannya 
rapat-rapat hingga kini badanku melekat pada badan si om. Kedua tokedku 
terjepit pada dada si om yang berbulu lebat itu dan menimbulkan perasaan
 geli yang amat sangat pada kedua pentilku setiap kali bergesekan dengan
 bulu dada si om. Kepalaku tertengadah ke atas, dengan mataku setengah 
terkatup menahan kenikmatan yang melandaku sehingga dengan bebasnya 
mulut si om bisa melumat bibirku yang agak basah terbuka itu. Aku mulai 
memacu dan terus menggoyang pinggulku, memutar-mutar ke kiri dan ke 
kanan serta melingkar, sehingga kont0l yang besar itu seakan 
mengaduk-aduk dalam memekku sampai terasa di perut. Tak berselang 
kemudian, aku merasakan sesuatu yang sebentar lagi akan kembali 
melandanya, "Terus…, terus om", lenguhku. Dan ketika klimaks itu datang 
lagi, “Aaduuuh…, eeeehm”, aku memekik lirih sambil menjambak rambut 
laki-laki yang memelukku dengan kencang itu. Sekujur tubuhku mengejang, 
terhentak-hentak di atas pangkuan si om. Sungguh hebat rasa kenikmatan 
orgasme kedua yang melanda diriku.
Kemudian kembali laki-laki itu menggendong dan meletakkan aku di pinggir
 ranjang dan kedua kakinya terjulur ke lantai. Si om mengambil posisi 
diantara kedua pahaku yang ditariknya mengangkang, dan dengan tangan 
kanannya menuntun kontolnya ke dalam lubang memekku yang telah siap di 
depannya. Laki-laki itu mendorong kontolnya masuk ke dalam dan menekan 
badannya setengah menindih tubuhkug yang telah pasrah oleh 
kenikmatan-kenikmatan yang diberikan oleh lelaki tersebut. Si om memacu 
keras untuk mencapai klimaks. Desah nafasnya mendengus-dengus sementara 
goyangan pinggulnya pun semakin cepat dan kasar. Peluhnya sudah penuh 
membasahi sekujur tubuhnya dan tubuhku yang terkapar lemas. Si om itu 
terus berpacu diantara kedua pahaku, badanku terlonjak-lonjak mengikuti 
tekanan dan tarikan kon tol lelaki tersebut. Aku benar-benar telah KO 
oleh permainan si om yang perkasa, hanya erangan-erangan halus yang 
keluar dari mulutku , kedua tanganku mencengkeram tepi ranjang. 
telah 1 jam 40 menit si om menggarap aku dan sekarang dia merasa sesuatu
 dorongan yang keras mendesak dari dalam kontolnya yang menimbulkan 
perasaan geli pada ujung kontolnya. Lelaki tersebut mengeram panjang 
dengan suara tertahan, “Agh…,” dan disertai dengan suatu dorongan kuat, 
pinggulnya menekan habis pada pinggulku sehingga biji pelirnya menempel 
ketat pada lubang pantatku dan batang kontolnya yang besar dan panjang 
itu terbenam seluruhnya di dalam liang memekku. Dengan suatu lenguhan 
panjang, “Sssh…, ooooh!”, sambil membuat gerakan-gerakan memutar 
pantatnya, si om merasakan denyutan-denyutan kenikmatan yang diakibatkan
 oleh semprotan pejunya ke dalam memekku.
Ada kurang lebih lima detik si om tertelungkup di atas badanku, dengan 
seluruh tubuhnya bergetar hebat dilanda kenikmatan orgasme yang dahsyat 
itu. Dan pada saat yang bersamaan aku yang telah terkapar lemas tak 
berdaya itu merasakan suatu semprotan hangat dari pancaran cairan kental
 hangat lelaki tersebut yang menyiram ke seluruh rongga memekku. Tubuh 
si om bergetar hebat di atas tubuhku. Setelah kurang lebih 3 menit kami 
memasuki masa tenang dengan posisi tersebut, secara perlahan-lahan si om
 mencabut kontolnya yang telah melemas dan menggeletak disebelahku. "Om,
 kuat banget ya, Inez sampe lemes banget". "Gimana, enakan gak". "Banget
 om, bisnya kont0l om gede panjang gitu sih, sampe penuh deh rasanya 
kalo masuk semuanya ke memek Inez". "Ni baru ronde pertama lo Nez, 
skarang kita mandi dan cari makan yuk". "Lemes om". "Ya udah kamu 
istirahat dulu deh, aku mandi dulu ya, abis itu baru mandiin kamu, trus 
kita makan". Si om bangun menuju kekamar mandi.
Terdengar guyuran shower, tak lama si om keluar dari kamar mandi. Dia 
menarik aku bangun dan menggandengnya ke kamar mandi. Dibawah guyuran 
shower si om dengan mesra menyabuni badanku sampe bersih kemudian 
membilasnya dengan air hangat. "Romantis banget si om", kataku, si om 
lalu memagut bibirku dan menciumku dengan sangat mesra. "Inez seneng deh
 kalo om romantis gini". "Nikmat banget deh ngentotin kamu Nez, memang 
bener abege memang nikmat banget dientotnya". "Mangnya om biasanya 
ngentotin siapa". "Ya ttm akulah, gak da yang abege si". Kami memakai 
pakean kembali, baeknya aku bawa baju ganti. si om menggandeng aku 
menuju ke cafe hotel, karena dah malem gak banyak yang makan di cafe. Si
 om mengambil tempat yang dipojokan, terpisah dari tamu yang laen. Dia 
minta waitressnya memadamkan sebagian lampu disekitar meja sehingga 
suasana temaram dan minta dibawakan lilin. "Om, romantis amir si, candle
 light dinner ni ye, Inez seneng banget deh". Kami kemudian santap 
bersama sembari bercanda2 seperti honeymooners.
      
     
     
No comments:
Post a Comment