Suatu hari di saat libur kuliah kemarin, saya berjalan-jalan dengan 
Anggie di Pondok Indah Mall. Pada saat kami melintasi stand POLO di 
lantai dasar untuk pulang, saya sangat terkejut karena saya bertemu 
dengan seorang cewek yang sepertinya pernah saya kenal. Lumayan lama 
saya amati, ternyata cewek itu adalah Sonya.
Saya pun hanya bisa berpura-pura lupa saja saat kami berpapasan. Perlu 
saya ceritakan kilas balik disini bahwa Sonya adalah cewek yang paling 
ngetop di SMA saya di Bandung dulu. Saat masih kelas 2, banyak sekali 
cowok di sekolah saya yang mengejar Sonya (termasuk saya juga sihh..) 
Tapi pas SMA dulu, siapa sih saya ini. Semua orang tahu kalau saya ini 
hanya anak kost di Bandung. Nilai rapor yang lumayan kurang membuat saya
 jadi cowok yang dipandang. Sedangkan Sonya, dia anak seorang pengusaha 
di Bandung. Cewek Bandung asli. Cantik abis, dan rumahnya besar. Pernah 
suatu hari kami belajar bersama di rumahnya. Singkat kata masih ada 
perasaan segan pada Sonya karena masa lalu.
Tapi tanpa saya sangka ternyata Sonya yang duluan menegur saya. "Hai..! 
Apa kabar loe?" Kami pun berbicara sesaat. Tampak ada keraguan Sonya 
untuk banyak bertanya pada saya, karena di samping saya ada Anggie. 
Sonya sendiri saat itu datang bersama adiknya. Perempuan juga dan masih 
sekolah di sebuah SMA Negeri di Jakarta Selatan. Dari cerita-cerita 
Sonya, akhirnya saya tahu bahwa dia sekarang kuliah di PTS yang terkenal
 di Jakarta. Saya sendiri saat ini juga masih kuliah di PTN di Bandung, 
sedangkan Anggie baru masuk kuliah di PTS yang kebetulan sama dengan 
Sonya. Dari percakapan kami, tampak ada rasa kagum Sonya pada saya. 
Kuliah di PTN "top", lebih dewasa, yah.. pokoknya berbeda jauh dengan 
pandangannya terhadap saya saat masih SMA dulu. Nampak sekali di 
wajahnya kalau ia menyesal mengapa dulu pernah meremehkan saya.
Pikiran saya saat itu, kapan lagi saya bisa ngajak tiga cewek 
cantik-cantik untuk jalan-jalan. Kalau di kampusku di Bandung, ceweknya 
boro-boro ada yang cantik, yang menarik pun tidak ada. "Oke, dari sini 
mau kemana Son..?" tanyaku.
"Mau pulang.. boleh nebeng nggak? Soalnya mobil gue lagi di bengkel. 
Kita tadi ke sini pake taksi." Dengan persetujuan Anggie saya pun 
langsung mengiyakan. Kami pun langsung berjalan ke arah parkiran Barat 
PI Mall.
Di mobil, Anggie duduk di depan, sedangkan Sonya dan adiknya duduk di 
belakang. Dalam perjalanan sesekali saya memegang tangan atau bahu 
Anggie. Anggie pun hanya tersenyum. "Akh.. genit loe..!" Tiba-tiba dari 
belakang Sonya nyeletuk, "Mau juga dong gue.." Wah, saya pikir-pikir 
inilah kesempatan saya menebus sakit hati saya di masa lalu. Tiga tahun 
saat SMA segala daya upaya dilakukan, namun tanpa hasil, sekarang.. "The
 Past Dream Comes True!"
"Oke Kalo gitu kita ke rumah gue dulu yaa.." Saat itu saya tahu bahwa 
kedua orang tuaku sedang ke luar. Di rumah hanya ada adik perempuan saya
 dan pembantu saja. Itu pun sorenya adik saya akan berangkat les, jadi 
tinggal pembantu saja yang ada di rumah.
Sampai di rumah saya, saya melihat adik saya sudah bersiap-siap pergi 
les dan akan diantar oleh sopir di rumah (maklum masih kecil, belum bisa
 nyetir). Saya pun lekas turun untuk sekedar say good bye pada adik 
perempuan saya yang sangat manja itu. "Bang, bawa cewek kok sampe 3 ekor
 sihh..?" godanya. Saya hanya bisa tersenyum sambil pura-pura tidak 
mendengar perkataan adik saya.
Singkat cerita kami pun langsung masuk ke rumah saya. Setelah minum kami
 berbicara di ruang tamu sambil menonton televisi. Saat itu kami 
menonton sebuah film di channel HBO. Meskipun sangat jarang ada 
adegan-adegan berbahaya di HBO (lain dengan TF1 atau Televisi Perancis 
lainnya), namun saat itu ada adegan ciuman yang lumayan lama.
Sonya pun nyeletuk lagi, "Loe jago cipokan nggak..?" Saya pun kaget 
setengah mati, dan perasaan saya ke Anggie saat itu sangat tidak enak.
"Jago dong.. tanya aja ke si Anggie.."
"Jago ke si Anggie sih belum tentu jago kalo ama saya," balasnya.
Si Anggie pun agak panas, "Oke kita buktikan, kalau perlu bukan sekedar 
cipokan tapi lebih.." Saya pun pura-pura cool saja, tapi dalam hati 
bahagianya setengah mati.
"Loe juga ikut aja Vit..!" ajak saya pada adiknya Sonya, Vita.
Kami pun lalu naik ke atas kamar tidur saya. Sampai di kamar saya, Sonya
 mengeluh, "Ini mah hanya cukup buat elo ama Anggie, khan ada empat 
orang nih, artinya harus double bed," katanya mengomentari kamar tidur 
saya yang hanya single bed. Kami berpindah ke kamar tidur orang tuaku. 
Sebenarnya bisa sih kami bermain di kamar adik saya, tapi takut aja saya
 kalau tiba-tiba adik saya cepet balik ke rumah.
Sampai di situ mereka pun langsung mempreteli baju dan celana saya. 
Tampak Anggie dan Sonya paling agresif, sedangkan Vita masih malu-malu 
dengan hanya tersenyum melihat saya seperti laki-laki yang tak berdaya. 
Saya pun dalam sekejap telanjang bulat di hadapan mereka bertiga yang 
masih berpakaian lengkap. Anggie masih memakai tangtop, Sonya dengan 
baju ketat, dan Vita masih dengan T-Shirt. "Uhh, yang anunya gede.." 
goda Sonya melihat barang saya. Saya pun langsung membuat mereka bertiga
 berbaring di tempat tidur. Satu persatu saya buka baju dan bra-nya. 
Namun ada rasa sungkan juga saat membuka baju Vita yang masih beginner. 
"Udah Vit, enjoy aja kayak Mbak," hibur Sonya pada adiknya. Dalam 
sekejap, mereka bertiga juga berada dalam keadaan bugil.
Sonya lalu bangkit memeluk saya sambil membalikkan posisi kami sehingga 
saya berada di bawah. Ia lalu merapatkan bibirnya ke barang saya. Dalam 
sekejap Anggie meraih bibir saya dan melumatnya hingga saya sukar 
mengatur nafas. Perlu diketahui kami sering sekali beradu ciuman dengan 
Anggie sehingga ia tahu betul kelemahan saya dalam berciuman. Melihat 
Vita masih 'nganggur', saya lalu menegakkan badan saya, Vita pun lalu 
memeluk saya dari belakang sambil sesekali mencium daerah leher bagian 
belakang saya. Saya harap pembaca mendapat gambaran bagaimana posisi 
kami saat itu. Anggie memeluk dan mencium saya dari depan, Vita dari 
belakang, dan Sonya di bawah.
Saya pun hanya bisa membalas ciuman Anggie sambil sesekali mencium balik
 Vita, dan tangan saya hanya membelai kepala Sonya yang menghisap barang
 saya. Sesekali posisi kami di tempat tidur bergeser akibat kegelian 
saya saat main dengan 3 cewek sekaligus. Pikir-pikir inilah pengalaman 
pertama saya sekali main dengan banyak wanita pada saat yang bersamaan.
Sekitar 5 menit permainan berlangsung saya merasakan adanya cairan yang 
terpercik ke daerah pusar saya. Ternyata Anggie sudah orgasme pertama. 
Saya pun langsung membalikkan posisi kami sehingga sekarang saya yang 
berada di atas Anggie, sehingga untuk sementara Sonya harus menghentikan
 hisapannya pada barang saya. Langsung saja saya arahkan barang saya ke 
lubang kemaluan Anggie. Tampak Anggie kesakitan, tanpa peduli banyak 
saya langsung menghujamkan kejantanan saya dengan kecepatan tinggi 
sehingga Anggie sesekali berteriak. Saat itu Sonya hanya bisa mencium 
pantat saya dari arah samping, sementara Vita hanya melihat-lihat. "Eh, 
gue udah mau keluar nih Nggie.." kata saya pada Anggie. Angie pun lalu 
memindahkan tangannya yang semula memeluk punggung saya ke arah bahu 
saya. "Keluarin di dalam atau di luar nih say..?" tanya saya. "Di dalem 
aja gihh.." jawabnya sambil menutup mata. Akhirnya, "croott.. crott.. 
crott.." saya mengeluarkan sperma saya lumayan banyak mengakhiri 
permainan saya berdua dengan Anggie.
Setelah beristirahat sekitar 5 menit, saya lalu menyuruh Sonya tengkurap
 menghadap ke tempat tidur. Sambil meremas payudaranya yang berukuran 
36B, saya lalu memeluk badannya dari arah belakangnya. Tanpa membuang 
waktu lalu saya mengarahkan kemaluan saya ke arah kemaluannya. Terus 
terang pertama-tama agak sulit karena pantat Sonya lumayan padat. Tapi 
akhirnya kejantanan yang panjangnya 18 cm dapat masuk ke lubang 
kemaluannya. Saya pun mengocok kemaluan saya yang sudah seluruhnya masuk
 ke dalam liang senggama Sonya. Tampak sesekali Sonya kesakitan, ia pun 
lalu melingkarkan kedua tangannya ke leher belakang saya, sehingga kami 
merasa sangat nyaman dengan posisi kami saat itu. "Kalo bisa keluarnya 
bersamaan Son..!" kataku pada Sonya, kamipun mengatur irama sehingga 
saat Sonya bilang sebentar lagi ia akan keluar, saya lalu meningkatkan 
akselerasi saya sehingga kami berdua bisa keluar pada saat yang 
bersamaan. Kami pun akhirnya keluar pada saat yang bersamaan. Di hati 
kecil saya, saya berkata, "Akhirnya nih Miss Universe-nya SMA Negeri*** 
(edited) Bandung, udah gue pake." Kami pun saling tersenyum saat kembali
 ke posisi sebelumnya. "Payah nih kirain elo alim, taunya malah gituin 
gue.." kata Sonya ke gue saat itu. Saya hanya tertawa ringan.
Terakhir Vita yang masih tidak percaya dengan pengalaman pertamanya ini.
 Terus terang saya tidak tega gituin Vita yang masih imut dan -ramalan 
saya- pada saatnya nanti Vita akan lebih cantik dari Sonya, kakaknya. 
"Son, adik elo boleh gue gituin nggak?" tanya saya ke Sonya sekalipun 
terus terang saya juga agak kecapaian. "Jangan dong.. mau loe adik loe 
digituin? tapi terserah dia ajalah.." jawab Sonya, dan tanpa diduga, 
Vita lalu mengarahkan mulutnya ke barangku. Pikir-pikir emang mending 
begitu aja deh, tidak tega saya sama nih anak SMA. "Vit, isep sampe 
keluar dahh!" kata saya. Vita pun langsung menghisap kejantanan saya 
sambil sesekali menjilat-jilat biji pelirku. Tampak benar kalau dia 
masih pemula dengan sesekali giginya tanpa sengaja menggigit barangku. 
"Jangan digigit Vit, ntar lepas anu gue. Sampe lepas, ntar Anggie ama 
Mpok (Kakak perempuan) loe ngambek berat.." kata saya. Sonya dan Anggie 
hanya tertawa sambil membaca majalah Femina milik ibu saya. Akhirnya 
sperma saya keluar dan masuk ke dalam mulut Vita seluruhnya. Vita lalu 
menjilat-jilat barang saya sampai kering. "Mmmhh.. anak SMA*** (edited) 
jaman sekarang, masih kelas 2 udah isep anunya cowok.." goda saya pada 
Vita. "Biarin.." jawab Vita agak kesal.
Setelah itu saya merasa sangat kecapaian. Akhirnya kami tidur berempat 
di tempat tidur orang tuaku. Saya di bawah, Anggie di atas, sedangkan 
Sonya memeluk saya dari arah kanan, dan Vita dari arah kiri. (Mmhh.. 
seandainya posisi tidurku bisa begini tiap hari..)
Sekitar jam 9 malam kami terbangun, dan langsung mandi. Saya sempat 
panik kalau-kalau adik saya curiga akan apa yang sudah kami lakukan. 
Tentunya adik saya sudah balik dari tempat lesnya. Setelah mandi dan 
berpakaian rapi lagi, kami keluar dan untungnya adik saya sedang berada 
di kamar tidurnya di atas dan sudah tidur terlelap. Mereka pun saya 
antar pulang ke rumahnya masing-masing dengan aturan mendekati rumah 
mereka, mereka harus mengocok barangku sampai keluar dan menjilatinya. 
Pada saat mengantarkan Anggie yang rumahnya di daerah Kemang nampak 
oke-oke aja, namun pada saat mengantarkan Sonya dan Vita, terus terang 
saya agak 'menderita', soalnya saya harus dikocok dua kali sesuai 
perjanjian kami. Pertama-tama Vita yang mengocok. Setelah keluar, tanpa 
menunggu waktu Sonya langsung melanjutkan mengocok kemaluan saya sampai 
keluar lalu menjilatinya. Benar-benar pengalaman yang menyenangkan bagi 
saya.
TAMAT
No comments:
Post a Comment