Aku dikenal sebagai istri seorang ustad. Usiaku 37, waktu menikah dengan pak ustad umurku
masih 15 thn. Anakku 2 orang, laki dan perempuaan. Aku rajin merawat tubuhku, dengan tinggi 168 cm serta
dikarunia kulit putih, banyak orang yang menyangka bahwa usiaku masih relatif muda. Yah...diusia ini cobaan
datang menerpa, suamiku terserang penyakit paru2 yang menyebabkan separuh paru2 tdk bekerja.
Akibatnya setiap kami berhubungan intim aku tidak mendapatkan orgasme. Setiap hari aku merindukan
datangnya
 orgasme, hal itu membuat birahiku meninggi segala cara kutempuh agar 
mendapatkan hal yang kurindukan. Tapi apa daya, kenikmatan yang ku 
peroleh jauh berkurang. Melampiaskan frustasiku aku jadi lebih merawat 
diriku, setiap hari aku luluran dan merawat kewanitaanku denga jamu2an 
tradisional. tak lupa selembar sirih selalu kuusapkan pada bagian 
kewanitaanku. Kemana aku pergi aku selalu memakai jilbab dan jubah 
sebagai simbol bahwa aku wanita muslimah. Aku aktif disetiap kegiatan 
pengajian dikampung hingga
tingkat kelurahan.
Seperti
 malam yang biasanya, aku meladeni suami tercinta, setelah kami 
melakukan sholat tahajud suamiku membuka mukenah putih yang biasa 
kupakai. Setelah mukena dilucuti aku hanya mengenakan bh saja,tanganku 
pun menggapai sarung suamiku. Kurasakan otot itu semakin membesar dengan
 telaten kukulum kontol suamiku. “ssshhhhh....sayang anget, sayang” 
desah suamiku, aku pun semakin bersemangat, kujilat bijinya hingga 
sampai ujung anusnya. Dan suamiku menarik tubuhhku ke ranjang kami. 
Dengan lembut, kumisnya menjelajah ke payudaraku yang berukuran 34D, 
“Ah.....pa......aku geli” segera tangannya menelusup diantara kedua 
pahaku, diusapkan tangannya ke vagina dan
 kelentitku. Birahiku menjadi semakin meninggi, badanku menggigil 
menerima deraan birahi. Disaat lendirku mulai membanjiri liangku, 
suamiku menurunkan wajahnya menyusuri perutku dan turun menjilati 
kelentitku. Ribuan volt seakan melewati kelentitku dan merambah setiap 
inci bagian tubuhku. Aku meremas sprei, kepala mendongak menyambut 
kenikmatan itu, suamiku bersimpuh tepat ditengah selangkanganku. 
Berlahan ia mendorongkontolnya memasuki vaginaku, ukuran penisnya memang standart,
 tp krn aku rajin senam otot2 kewanitaanku menjadi sempit, kurasakan 
kepala kontolnya mulai memenuhi liangku, berlahan semua batang kontol 
itu masuk mentok ke dalam liangku. Begitu mentok, ditariknya lembut 
keluar, membuat tubuhku beringsut dan melengkung mengejar kenikmatan 
itu.begitu berulang selama 1 menit berlalu .”Ah....mama...kok udah 
keluar banyak?” tanya suamiku”papa.....puasin aku pa” rengekku. Cairan 
cintaku semakin menjadi birahiku meninggi, tapi tiba....aku merasakan 
kedutan dan cairan panas memenuhi ronggaku, lalu suamiku ambruk diatas 
badanku.”ahhhhh...ma...aku nyampek” kegesekkan pantatku agar kontolnya 
tetap menggesek liangku. Tapi apa lancur, kontolnya semakin mengkerut 
dan “plop” cairan sperma meleleh keluar dari vaginaku.
 “ Mama udah nyampek?” aku hanya mengangguk kecil, suamiku tersenyum dan
 memindah badannya kemudian tak lama terdengar dengkuran. Aku seolah 
masih tak percaya, aku belum merasakan apa2, birahiku masih terasa 
ditubuhku. Masih kurasakan gatalnya liang vaginaku merambat sampe pangkal pahaku. Kugosok labia mayoraku untuk mengurangi rasa gatalnya.
Aku
 pun bangkit dan kekamar mandi, kuambil sabun untuk mencuci kemaluanku. 
Tampak kelentitku masih mengeras, aku iseng lalu kugosok memutar, rasa 
licin dari sabun melancarkan jariku, rasanya badanku semakin merinding, 
aku duduk dan bersandar ditoilet. Kakiku kubuka lebar, aku membayangkan 
suamiku mengusap2 kemaluanku. Kumasukan 1 jariku kedalam vaginaku, aku menemukan rangsangan yang luar biasa setiap kali jariku keluar masuk kevaginaku, kumasukkan lagi jariku. Dengan dua jari aku menggosok2 vaginaku kearah
 bukit kemaluan, badanku bergetar menahan rasa ingin kencing, dan ketika
 jariku semakin cepat nafasku mulai tersenggal2, tiba2 bak tersengat 
listrik badanku menegang dan tanganku terjepit oleh kedua pahaku. 
“arrgggghhhh...” aku mengerang menyambut kedutan2 dipangkal kemaluanku.
Setelah
 mereda kucabut jariku dari kemaluanku, tampak genangan kuning terlihat 
dilantai kamar mandiku. Keringatku bercucuran kuseka dengan handuk, 
akupun mencuci mukaku dan kembali ke tempat tidur.
Ditempat
 tidur pun aku tidak sanggup memejamkan mataku. Aku memutuskan mengambil
 minuman didapur. Rumahku yang besar ini tampak sepi, anak2ku masuk ke 
ponpes semua. Aku tinggal ditemani oleh pembantu dari madura, namanya 
cici. Wajahnya sih biasa2 saja cm bodynya bahenol, dia lebih suka 
memakai krudung daripada jilbab kurung seperti biasa ku pakai. Malam itu
 kulihat lampu garasi sudah dimatikan, kulihat pintu kamar cici masih 
terkunci. Sayup2 aku mendengar erangan cici, dengan mengendap2 ku dekati
 jendela nakonya yang terbuka. Dengan hati2 tanganku mulai menyibak 
kelambu.”degh...” aku seolah tak percaya, ternyata cici sedang bermain 
sek dengan narto tukang becak diujung jalan. Tampak cici mngambil posisi
 dogy style, payudaranya tampak mengantung bulat dan putingnya mengacung
 kebawah. Sentakan Narto dipantatnya membuat cici bergoyang2 ke dua 
susunya berputar kencang, tmpak satu jari narto masuk kedalam anus cici.
 “Plak, plak.....suara benturan paha narto dengan pantat 
cici.”Ahhhhh....mas aku mau nyampe” cici tersungkur diranjangnya, 
tangannya menarik sprei dan nafasnya menderu2. Narto semakin mempercepat
 sodokkannya. Aku tanpa sadar mulai mengusap kemaluaanku dibalik 
kimonoku. “masssssss cici nggak kuat.....” tiba2 cici membuang pantatnya
 kesamping sehingga kontol narto yang
 belepotan peju terlepas,” hei....dasar wanita nakal....makan nih 
kontol” dijambaknya rambut cici dimasukkan kontolnya kedalam mulut cici.
 Dengan telaten cici mulai mengulum kontol narto “mmmmm...mas nakal” 
narto menempati posisi ditengah selangkangan cici. Dengan tanganya 
memegang kontol ditempelkan kontol besar dengan
 ujung jamur itu ke kelentit cici. “auhhhh...geli mas>>>aku 
ngak tahan....” “ ngak tahan apa, CI?” narto semakin cepat menggosokan kontolnya,
 aku tanpa sadar meraba puting susuku melihat cici bak tersetrum 
listrik. Tubuhnya kelojotan sehingga spreinya semakin 
berantakkan.”Masss....masukin....””bilang kamu mau kontolku” bentak 
narto sambil memelintir susu cici”Iya mas...aku mau kontol....” akhirnya
 jamur itu menerobos masuk ke liang cici, tampak cici mengangkat pahanya
 tinggi2 sehingga aku bisa melihat kontol yang terjepit rapat oleh 
vagina cici. Tiap kali keluar vagina, tampak labia mayora cici menempel kekontolnya narto.
 Kedua susunya bergoyang2 dan cici menggigit bibirnya. Memekku semakin 
basah, birahiku semakin meninggi. Tanpa sadar tanganku mulai menggosoki 
kemaluan dan susuku. Rasa hangat menerpa tubuhku kepalaku seolah 
berputar. Sekarang kedua tangan narto mulai mencengkram payudara cici 
dan memlintir putingnya. Sekali2 tangan itu pindah menggosok klitoris 
cici, tampak klitoris itu smakin membengkak dan memerah. “uhhhhhh 
mas...aku ngak tahan mas” ceracau cici tiap kali narto menggosokkan klitorisnya.
Aku
 Cuma bisa mengambil nafas pendek sambil memutar2 klitorisku. Tak lama 
kemudiaan cici mulai menggeram “ mas aku mau nyampe”,” barengan ci....” 
cici mengelinjang keras pantatnya bergerak kesamping tapi kali ini narto
 sigap. Di cengkramnya bokong cici dengan satu tangan sambil mengejan 
masih sempat tangan kanannya menarik kelentit cici dengan keras dan 
panjang. “serrrrrr....ahhhhhh..........duhhhhhh enak’eeee” cici 
menyemprotkan pipisnya yg tumpah di paha narto, tanpa jijik narto 
menjilati tangannya yang belepotan dengan pipis ” sedap, ci......wangi “
 muka cici tampak memerah. Aku tanpa terasa kembali dilanda orgasme 
kembali kujepit tanganku dengan pahaku. Kutahan suara teriakkanku 
walaupun sebenarnya aku ingin berteriak.untuk kedua kalinya aku lemas 
dengan menyeret langkahku aku kembali mengambil minuman dikulkas. Sambil
 bersandar lemas dikursi meja makan......... Oh...orgasme aku 
rindu....pikiranku berkecamuk ingin rasanya aku berselingkuh..... Sayup2
 terdengar adzan subuh, aku bergegas mengamil mukena dan membangunkan 
suami tercinta.
Aku bersama 
suamiku pergi ke masjid, kulihat kamar cici waktu aku melewati garasi. 
Lampunya tampak padam, aku pun pergi ke masjid melalui pintu garasi. 
Saat dijalan tidak kulihat becak narto mungkin dia sudah pergi. Setelah 
mengalami berbagai hal yang mendebarkan aku menjadi amat lelah, badanku 
menjadi meriang.” Ma.....badan kamu kok anget?” kata suamiku sambil 
meraba keningku. Aku hanya tersenyum”Mama istirahat aja, aku ada perlu 
pagi ini. Mungkin entar sampai sore” aku hanya mengangguk kecil. Lalu 
setelah sekian lama aku tertidur aku dibangunkan oleh adzan ashar, 
bergegas aku melangkah ke kamar mandi.
Aku
 ingat aku belum sholat dhuhur, setelah aku mandi aku tergesa2 memakai 
mukenaku, tanpa memakai dalaman. Setelah aku menunaikan sholat aku 
berdiri didepan cermin, ku buka mukena atasku. Aku pun melihat rambutku 
tergerai sepundak, urat2 hijau menjalar dari leher hingga dadaku. 
Terpampang tubuhku bugil, kuamati kedua bongkah payudaraku yang msh 
membulat dengan puting yang mengacung. Puting2 itu telah membesar krn 
aku memberikan asi pada dua anak2ku. Kulihat kulitku yang putih mulai 
memerah karena dingin, aku mengelus lembut kedua payudaraku. Masih 
teringat adegan panas cici tadi malam. Wajahku mulai memanas diterpa 
birahi, kudongakkan wajah tiap kali aku menarik puting2ku. Bagian 
bawahku mulai terasa lembab, aku mulai duduk ditepi ranjang. Kutarik 
mukenaku keatas, kubuka lebar kedua pahaku. Aku mulai mengelus 
kelentitku, berlahan rasa geli mulai menjalar memasuki dadaku. Listrik 
birahi itu mulai merambat kepunggungku dan tulangku merambatkan strom ke
 tengkukku sehingga merinding. Kutundukkan kepalaku untuk melihat 
kewanitaanku yang mulai basah. Aku semakinterangsang melihat sebagian lendirku tampak berkilat2 membasahi sebagian kewanitaanku. 
Berlahan kuturunkan jari2ku kearah lubang vaginaku, kudapati daging kecil di dekat bibir vaginaku.
 Aku mulai merasakan daging itu semakin mengeras, aku pun roboh 
diranjangku. Aku membuka lebar2 pahaku dan mulai mengangkat tinggi2 
pantatku. Semakin lama gelombang birahi yang kumainkan semakin meninggi,
 akupun semakin begelinjang2 mengikuti irama jariku dalam vagianaku, tak
 ketinggalan putingku juga kumainkan. Rasa ingin pipis menyerang 
kemaluanku rasanya aku tidak mampu lagi menahannya, 
tiba”srrrrttttt....ahhhhhhhhhh” keluarlah maniku membasahi mukena dan 
spreiku. Aku menikmati detik2 orgasmeku, nafasku tersenggal2 kurasakan jari2ku diurut oleh vaginaku. Aku
 terdiam untuk beberapa saat, sampai aku mendengar ada langkah kaki 
mendekat, aku pun bergegas bangun dan menutup pintu. Sambil kutengok 
sekelebat bayangan tampak menuruni tangga, kukira itu adalah cici. Aku 
turun dari tangga dan menuju dapur, kudapati dapur dalam keadaan 
kosong.”Ci...cici...” kupanggil cic i”ya...nya...ada apa?” tampak cici 
masih mengenakan balutan handuk dikepala. “ kamu tadi bersih2 dikamar 
atas?” “blom, nya....rencana nanti setelah magrib” aku terhenyak 
memikirkan bayangan tadi.”oh...ya,nya. Itu Den rendy lg nunggu bapak 
dari tadi” randy adalah tetanggaku yang sering konsultasi ke suamiku 
perihal agama. Umurnya 33 tahun dia sering memanggilku mbak, kupikir 
karena usia kami tidak terpaut jauh. Sosoknya yang ganteng didukung 
bodinya yang tegap berotot menjadikan randy sebagai buah bibir dari ibu2
 komplekku. Banyak diantara mereka yang menjodohkan anaknya sama rendy, 
entah kenapa dia selalu menolak. Pekerjaannya di bank juga sudah cukup 
mapan. Aku berjalan kedepan menemui rendy, kulihat dia lagi melihat 
hpnya”assalamualaikum.....” aku mengucapkan salam”walaikum 
salam....ehh...mbak. katanya cici mbak dewi lagi sakit?” kulihat rendy 
menjadi salah tingkah.”udah baikan....thank ya”aku duduk didepan 
rendy”kamu ada perlu sama pak ustad, Ren””iya mbak””mungkin bentar lagi 
beliau datang” lalu terdengar bunyi klakson, akupun segera keluar 
membuka pintu.”assalammualaikum, ma” aku mencium tanggan suamiku.”Itu 
pa, ada yang nunggu””sapa””rendy” suamiku bergegas ke ruang tamu, akupun
 pergi menyiapkan makanan. “Ma...aku pamit keluar sama rendy” aku 
bergegas ke depan, rendy tersenyum menundukkan kepalanya,”pamit dulu, 
mbak”. ”iya ati2 dijalan”,”assalamualaikum, ma...”. mereka pun dengan 
berboncengan meninggalkan rumah. Aku melihat ada hp yang tergeletak 
disofa, kupegang hp itu ternyata itu hp rendy, aku berniat untuk 
meletakkan diatas meja. Tanpa sengaja aku melihat ada foto wanitadi hp 
itu, Kuurungkan niatku untu menaruh hp itu. Kubuka hp itu dan kudapati 
gambar wanita itu, semakin kubuka aku semakin terkejut. Ada beberapa 
foto diriku dalam setiap kegiatan yang aku ikuti, aku semakin berdebar2 
melihat kedalam hp rendy. Sampai pada gambar aku melakukan masturbasi, 
aku menggigil sendiri. Rasa maluku membuat aku ingin membanting hp 
tersebut, kuurungkan niatku dan aku mengambil hp kuletakkan disaku 
dasterku.
Hp
 rendy berdering”Halo, mbak dewi....hpku ketinggalan di sana?”,”iya, dek
 rendy aku pingin ngobrol sehubungan dengan isi hpmu”aku berkata dengan 
perasaan marah .”Maafkan aku mbak, besok kita bicarakan”.”baik mbak 
tunggu” aku menutup pembicaraan. Sungguh aku menjadi marah, bingung dan 
resah bagaimana mungkin rendy mengetahui semua itu. Aku berfikir nanti 
klu rendy menyebarkan fotoku atau tidak sengaja membicarakan hal itu, 
tentu akan menjadi aib keluargaku. Semalam aku kembali tidak bisa 
memejamkan mata. Aku menyesali kenikmatan sesaat itu. 
Tit.....tit..tit....hp rendy menerima sms, kubuka sms itu ternyata dari 
rendy. “mbak aku dengan sebenar2nya minta maaf, pabila perbuatanku telah
 lancing membuat mbak jadi marah.” Begitu sms yang kutrima, aku malas 
membalas sms itu. Aku tertidur sampe paginya. Pagi itu seusai menunaikan
 sholat subuh, aku melakukan aktifitas memasak sarapan untuk suamiku. 
“Ma.....mama...aku ada berita baik” suamiku datang dengan senyum 
mengembang.”aku tadi ditelepon oleh temenku Soleh, yang punya pesantren 
itu, ma. Katanya aku suruh bantu2 di pesantren krn pak mentri mau datang
 ke pesantren”, “kapan berangkatnya, pa?” aku cemas suamiku bakal lama 
tinggal dipesantren.”Hari ini juga,Aku mungkin seminggu disana, ma” 
kecemasanku semakin menjadi2. Dengan berat hati aku melepaskan kepergian
 suamiku. Setelah suamiku pergi aku teringat akan rendy, aku sungguh 
tidak ingin rendy kerumah. Kutelepon no hpnya dengan menggunakan hp nya 
yang ketinggalan, cm nada panggil yang kudengar. Kesal juga rasanya, aku
 memutuskan untuk menunggunya. Seharian kutunggu tidak Nampak batang 
hidungnya, sampe malam pun aku lelah menunggu akhirnya aku putuskan 
untuk sholat tahajud setelah kuapastikan bahwa rumah dalam keadaan 
terkunci. Aku kembali tertidur setelah sholat tahajud.
Pagi
 harinya aku menelepon hp rendy, sama seperti kemarin dia tidak menjawab
 panggilanku. Penasaran aku pergi kerumah rendy, saat kutanyakan mama 
nya, mamanya menjawab klu rendy 2hari ini belum pulang karena tugas 
kantornya. Aku kembali dan merasa lega, sekembalinya dirumah aku merasa 
demam dan tidak enak badan. Pikiran gambar pornoku di hp rendy benar2 
mempengaruhi moodku. Malam hari dengan ditemani cici aku tidur2an 
diruang tv. Aku mengenakan balutan jubah agar dapat mengusir rasa 
dingin. Untuk sesaat aku terlena dalam mimpi. Dalam mimpiku aku 
mendapati suamiku telah pulang. Suamiku datang dan tanpa salam mengulum 
lembut bibirku rasa rindu yang menyerang membuatku semakin agresif. 
Kuladeni belitan lidah suamiku, aku semakin terlena dengan permainannya 
manakala tangannya turun dan membelai susuku.
Ditariknya
 putingku yang menyebabkan aku mendesah. Lidahnya turun menyusuri setiap
 jengkal leherku akupun semakin memeluk kepala suamiku, disaat lidahnya 
memainkan putingku dan giginya menarik lembut putingku”sssshhhhhhhh....papa.......”
 suamiku hanya mendongakkan kepalanya dan menatapku kembali bibirnya 
memangut bibirku. Kudapaati area wanitaku semakin basah, diturunkan 
tangan kasar suamiku kearah memekku. Ketika jarinya mengusap kelentitku 
aku mulai melengkungkan tubuhku, rasanya juataan volt listrik menyetrum 
semau tubuhku. Kemudian kepala suamiku berlahan menyusuri perutku, 
dengan lidahnya suamiku mengaduk2 pusarku, aku menggelinjang2 kegilian. 
Kuremas dan kujambak rambut suamiku, berlahan lidahnya menyusuri perutku
 turun kepahaku menjilati bagiaan dalam kewanitaan. Labia mayoraku 
ditarik dan kelentitku menikmati sapuan lidahnya. Ohh......aku menjadi 
tersadar bukankah suamiku tidak melakukan oral sek selama kami menikah, 
aku menjadi sadar bahwa aku bermimpi. Rasa dan jilatan dikemaluanku 
begitu nyata aku segera membuka mataku.”atafirrullah, rendy...!” aku 
terkejut bahwa yang menggauliku ternyata rendy. Aku menjadi panik 
kudapati tubuhku telah separuh bugil, kusilangkan tanganku untuk 
menutupi susu dan kemaluanku. Kudapati matahari pagi memasuki rumahku, 
aku telah tertidur lama. “tenang mbak, cici telah pergi belanja”ujar 
rendy sambil tangannya kembali memeluk tubuhku, diturunkannya kepalanya 
menciumi setiap inchi payudaraku. Aaku yang sudah sangat basah benar 
dikuasai nafsuku, hanya kebangaan sebagai ustadzah masih menyisakan 
perlawanan terhadap rendy. Tangannya yang terjepit diantara pahaku 
mulaii mengorek2 kemaluaanku, terpaan birahi yang tidak terhindarkan 
datang. Secara berlahan perlawanan pahaku mulai mengendur, dan rendy tau
 itu. Dimasukkan jari2nya kedalam vaginaku, kini jari2 itu mulai 
mengaduk2 semua rongga vaginaku. Disaat semua gairah itu meresap kedalam
 pembuluh darahku tiba2, ting...tong...assalamualikum.......belku 
berbunyi. Aku melompat bersamaan rendy juga terkejut melompat 
kebelakang. Kulihat dari ruang tamu, ada jamaah ibu2 berdiri di depan 
pagarku. Aku segera merapikan pakaianku. Dengan tergesa kukenakan jilbab
 secara sembarangan”maaf...ibu2 saya baru bangun....silakan masuk” 
akupun bergegas masuk kamarku tak lagi kulihat rendy ada di ruang tv. 
Setelah mencuci muka aku segera menemui ibu2 pengajian. Rupanya si cici 
menyebarkan kabar klu aku sakit kemudian ibu secara berkelompok datang 
ke tempatku. Kulihat sekelebat bayangan rendy ada diatas, mungkin dia 
berusaha menggambil hpnya tapi hp itu kupegang. 
Pagi
 itu ibu2 berinisiatif mengantarkan aku kedokter, setelah menunggu cici 
aku pun bergegas keatas untuk mengganti pakaian. Kusangka rendy akan 
menungguku ternyata, dia sudah pergi. Aku pun ke dokter dengan perasaan 
tenang. Pulang berobat aku menyuruh cici agar selalu menemani aku, aku 
tidak ingin kecolongan lagi. Bahkan aku memakai celana jin didalam 
jubahku. 3 hari telah berlalu ,tiba2 aku didatangi oleh rendy, kutrima 
ia di ruang tamu.”plak...”aku menampar keras pipinya hingga tanganku 
kesemutan.”rendy kamu udah melampaui batas kesusilaan” aku membentak 
dia, rendy hanya bisa menunduk.” Apakah kau berniat menghancurkan rumah 
tanggaku?”.”Mbak dengarkan aku” rendy berlutut didepanku, aku pun 
mendudukan diriku disofa.”sudah lama aku mencintaimu, mbak” kata2 rendy 
benar2 mengejutkan aku.”aku bersedia menuruti apa syarat dr, mbak”tampak
 matanya sebab, aku percaya akan ketulusan dirinya.”aku hanya ingin dek 
rendy menghapus foto2 dan melupakan kejadiaan yg kita alami”.”baik mbak,
 untuk hpku biarlah mbak dewi simpan. Aku hanya akan mengambil sim 
cardnya” kuulurkan hp ketangan rendy, dengan cepat dibongkarnya hp 
tersebut. Lalu hp itu sudah berpindah tangan kediriku, dengan senyum 
yang dipaksakan rendy pun pamit. Tak terasa waktu sudah berjalan bulan, 
aku tak pernah sekalipun melihat rendy. Pernah aku bertanya pada 
mamanya, katanya sekarang dia kos agar dekat dengan kantor. Suamiku juga
 lagi sibuk mengurus pesantren, dengan limpahan materi yang ada tidak 
juga menutup kebutuhan sekku. Tiap hari aku beronani, klo malam aku 
menonton cici dengan narto. Aku benar2 kesepian ditengah rahmat yang 
kutrima. Kondisi suamiku yang kepayahan sering kali menjadi kendala kami
 untuk bercinta. Pagi itu selepas mengantar suamiku berangkat, aku 
menerima telepon.”Halo assalamualiakum betul ini sy bicarakan dengan 
mbak dewi?” terdengar nada seorang laki diseberang telpon.”wa alaikum 
salam, benar sy dewi, sy bicara dengan siapa?” aku benar2 tdk mengenali 
suaranya. “ saya anton, mbak. Saya temennya rendy, bisa kita bertemu? 
Saya sdh ada dikomplek mbak.” Deg, hatiku bergetar begitu nama rendy 
disebutkan “i...iya ndak papa, saya ada dirumah kok” aku sedikit gugup. “
 baik mbak saya akan segera datang, assalamualaikum” anton menyudahi 
pembicaraannya “ wa alaikum salam” aku hanya bisa termangun.
Tak
 lama kemudian ada mobil sedan berhenti di depan rumahku, sesosok pemuda
 seumuran rendy turun dr mobil.”assalamualikum.....”, “Waalikum 
salam.....” aku membalas salamnya. “saya anton, mbak” ujarnya”Dewi” aku 
membalas uluran tangannya dengan hanya meletakan tanganku didadaku. “ada
 perlu apa, dek anton? Maaf saya tidak bisa terima tamu lama2 suami saya
 tidak ada dirumah” aku member penegasan agar anton segera memberi kabar
 tentang rendy.”langsung aja, mbak. Kedatanganku kesini untuk 
mengabarkan klu sudah seminggu ini rendy sakit. Sakitnya semakin parah 
karena semua makanan tidak dapat dimakan. Tiap hari ia hanya menyebut 
nama mbak dewi. Akhirnya kuputuskan untuk menemui mbak dewi”Aku menghela
 nafas panjang mendengar ceritanya”lalu apa yang bisa kulakukan? Aku 
juga bukan seorang dokter?”.”setidaknya jenguklah dia, mbak” aku bingung
 harus bagaimana.”klu mbak masih bingung aku bisa meninggalkan alamat 
kontrakan kami” tak lama ia menyodorkan secarik kertas berisi 
alamat.”aku pamit dulu, mbak. Assalamuaikum” “wa alikum salam” aku hanya
 bisa memandangi kepergian anto dari ruang tamuku. Tak lama berselang 
aku menjadi gundah antara rasa kasihan dan gengsi akhirnya aku 
memutuskan untuk pergi kealamat kontrakan rendy. Dengan menaiki taksi 
dan sengaja aku memakai cadar agar tidak dikenali orang akupun meluncur 
ke alamat tersebut.
Aku telah tiba
 disalah satu perumahan elit yang ada dikotaku, didepan pintu gerbang 
aku segera memencet bel. Tak lama kemudian tampak anton membukakan pintu
 gerbang. Rupanya ia sudah mengenali aku walaupun mukaku tertutup 
cadar.”assalamualikum” ”wa alaikumsalam. Mari masuk, mbak. Wah mbak 
tampak cantik walau pake cadar.””terimakasih” jawabku singkat sambil aku
 bergegas masuk krn aku kuatir ada orang yang melihat. Di ruang tamu 
yang mewah itu aku dipersilahkan dulu oleh anton, dia pamit untuk 
mengabari rendy. “Maaf, mbak. Sebelumnya aku minta maaf, rendy tidak 
bisa bangun, bagaimana kalau mbak menjenguk rendy dikamarnya” aku 
termenung sejenak, sebenarnya berat juga untuk melangkah tetapi sudah 
kepalang basah. Akhirnya aku memilih untuk menengok rendy dikamarnya. 
Waktu pertama aku kekamarnya kulihat betapa nyaman kamarnya, bersih dan 
besar. Kulihat diranjang rendy tergolek dengan muka pucat 
”Assalamualikum, dek rendy”. Rendy memalingkan mukanya 
menghadapku”walaikum salam” jawabnya bergetar. Aku hanya berdiri 
mematung melihat keadaan rendy. Tak lama anton datang membawakan minuman
 dan menggeser sofa agar aku bisa duduk disamping ranjang.
Aku
 dipersilahkan minum”Minum dulu mbak,aku permisi dulu ada 
keperluan”,”iya dek makasih” aku meminum minuman yang disusuhkan lalu 
anton pergi keluar tak lama kemudian deru mobil meninggalkan rumah. Kini
 aku sendiri bersama rendy, sampai saat ini aku tidak menyadari ada 
keinginan lain dari rendy.”dek kamu kok bis gini?” tanyaku ke rendy.” 
Aku mencintaimu mbak. Siang malam aku memikirkanmu”. “Kau tahu bahwa itu
 tidak mungkin terjadi”aku bergetar seolah tubuhku mulai dirambati panas
 entah dari mana. “aku tahu mbak, maafkan aku” tangan rendy sudah 
memegang tanganku dengan erat.”Ijinkan aku hanya mencium tanganmu,mbak” 
krn rasa iba kuijinkan rendy menciumi tanganku. rendy mencium punggung 
tanganku dengan lembut.
Ciuman di punggung tangan ku yang juga disertai kecupan kemudian jilatan lidah oleh rendy semakin merembet seiring dengan rembetan syahwat birahiku.
 Bibir rendy mulai mengulum jari-jari lentik ku. Amppuunn… aku tersadar 
diantara birahiku, ternyata minuman itu telah dicampur oleh obat 
perangsang Perasaan ku menjadi merinding dan berdesir, tiba-tiba kini 
datang sebuah sensasi lain yang bertolak belakang terasa sedang 
merambati sanubariku, demikian angin lembut membisik di telingaku. 
Sensasi itu berupa energy yang menggelitik dan membangunkan saraf-saraf 
libidoku. Sebuah rangkaian isyarat dari libidonya yang membangkitkan 
hasrat birahi. Kuluman dan jilatan bibir dan lidah rend langsung menerpa syahwatnya. Aku merasa seakan dibanting dan kemudian dilemparkan ke orbit nikmat syahwat yang tak bisa diucapkan dalam kata.
Bibir
 dan lidah kasar rendy yang mengulum dan mejilati jari-jariku membuat 
aku terbangkit dari lumpuhku. Tubuh dan jiwa ku disentak-sentakkan untuk
 menerima sebuah nalar baru. Seakan bertekuk lutut pada apa yang tak 
mampu aku hindarkan. Aku mendesah dan melenguh panjang, aku telah 
tenggelam dalam hasrat seksual yang sangat tinggi. Sesudah tak terjamah 
oleh lelaki selama 1 bulan dan karena pengaruh obat perangsang aku 
begitu ingin dipuasi.. Rendy sepertinya tanggap pada apa yang kini 
menyergap diriku. Rendy mulai menindih tubuhku untuk kemudian 
mendekatkan wajahnya ke wajah ku. Disingkapkan cadarku tanpa melepaskan 
jilbabku Bibir rendy dengan rakusnya menerkam bibirku. Lidahnya 
diruyakkan ke mulut ku untuk mendapatkan lidah ku.aku merasa demikian 
kehausan pertama aku tidak menyambut lidahnya sampai akhirnya ujung 
lidahnya menyapu ujung atas bibirku menyebabkan gairahku berkobar. Yang 
aku rasakan kini adalah kenikmatan saling pagut dan lumat antara mulutku
 dengan mulut rendy. Desah dan lenguh saling bersahutan keluar dari 
mulut kami. Dengan desah, lenguh dan rintihan itu aku telah mendongkrak 
semangat rendy menjadi berlipat kali. Dia semakin kiprah dengan jilatan dan kecupannya.
 Arus birahi ku spontan menuntun untuk memeluki bahu dan leher rendy dan
 saat itulah rendy mulai membuka jilbab yang aku kenakan. Ketika 
kurasakan gigitan kecil dileherku aku hanya berharap bahwa itu tidak 
akan meninggalkan bekas dikulitku.”mbak aku ingin memberikan cintaku” 
aku hanya membalas dengan menjambak rambutnya.
Perasaanku
 dan hargdiriku benar kucampakan karena birahiku sudah tak mampu lagi 
aku kontrol.aku sadar rendy sudah sedemikian ahli dalam soal bercumbu. 
Ciuman rendy telah kembali ke bibirku, Ia mulailah perlahan menuju 
bagian tubuh sensitif lainnya. Dibuka kancing depan yang ada di jubahku,
 Perlahan makin turun hingga pada belahan dadaku itu. aku makin 
melayang, antara sadar dan tidak sadar aku membiarkan rendy melepas satu
 persatu kancing bajuku. Saat itu aku memakai jubah terusan, dengan 
mudah jubah itu meluncur jatuh kelantai saat semua kancingnya terlepas. 
Kini nampak payudara ku yang masih terbungkus indah oleh sebuah bra 
berenda-renda hitam. Warna yang kontras dengan warna kulitku yang putih 
bersih. Namun rendy tak mau benda itu menghalangi hasratnya, ia tahu 
segera melepas pengaitnya. Rendy menggigil saat ke dua daging kembar ku 
menyembul dari balik pembungkusnya. aku sendiri sudah terperangkap dalam
 hasrat birahiku sendiri, aku tak kuasa menolak perlakuan rendy, Malah 
aku kini cenderung memberi peluang rendy bertindak lebih jauh. Aku 
menikmati setiap jamahan rendy pada tubuhku Perlahan cumbuan rendy 
berpindah ke dadaku, rendy membuka mulutnya lebar-lebar, lalu perlahan 
dibenamkannya ke salah satu puting susu ku lalu menghisapnya 
kuat.Lidahnya menjilat ke seluruh permukaan bukit kembar ku seolah 
menjilat ice-cream. Kedua puting susu ku dihajar secara bergantian 
hingga mengacung tegak kedua-duanya.
“Oohh… oohhhh… ooohhhhhh ren....” suara rintihan ku tak lagi tertahan. Tubuhku mengelinjang gelinjang karena nikmat akibat perbuatannya.
 Putingku menjadi sangat sensitif, rendy benar-benar berpengalaman 
melakukannya. Aku tak menyadari tubuhku kini sudah terbaring diatas 
kasur, dadaku terlihat naik turun mengiringi nafasku yang mulai tak 
beraturan. Sejak tadi celana dalamku sudah terasa sangat basah oleh 
cairan bening yang terus menerus mengalir keluar dari kemaluannku. 
Sambil terus menyusu tangan rendy mulai mengelus-elus permukaan perut ku
 yang rata. Jemarinya bermain disekitar pusar ku, lambat laun bergerak 
menjelajah semakin ke bawah meraba bagian dalam paha. perlahan menelusup
 ke pangkal paha, dan mulai mengelus gundukan bukit kemaluan ku yang 
masih tertutup celana dalam renda-renda hitam. Lalu jemarinya menemukan 
gundukan itu sudah basah dengan sebuah garis membelah tercetak pada 
permukaan kain celana dalamku. Tangan rendy meremas lembut gundukan ku 
dan menggunakan jari tengahnya mengusap belahan tipis tersebut, perlahan
 ke atas dan kebawah. aku menggigil rangsangan yang tiada henti silih 
berganti. Hingga akhirnya jemari Rendy bergerak ke samping. Jemariku 
berusaha mempertahankan penutup tubuhku yang terakhir ketika aku rasakan
 rendy perlahan berusaha menariknya ke bawah. “Ohhh!! Reenn.. jangannn 
yang ituuu … …” ujar ku lirih. Perlahan rendy melepaskan cumbuannya pada
 dada ku , berangsur kecupan-kecupannya turun semakin ke bawah. Lalu ia 
sampai pada tempat diantara pahaku, Percuma saja aku berusaha merapatkan
 kedua kakiku. Kepala rendy sudah terlebih dulu masuk di antara kedua 
pahaku . rendy berhasil membenamkan wajahnya pada selangkanganku . Walau
 masih tertutup oleh celana dalam, lidahnya menjilati seluruh permukaan 
kain lembut itu. Gundukan itu semakin basah oleh air liur rendy terutama
 pada belahanku. Jemariku tak kuasa lagi mempertahankan celana dalamku 
ketika untuk kedua kalinya rendy menariknya. benda itu akhirnya menyusul
 lepas sehingga kini tubuhku sudah tak tertutup selembar benangpun. 
“mbak..dewi.....cantikkk sekalii….” Bisiknya lirih “rennnn......kamu 
liat apaaa?…..aaa”Dengan ke dua telapak tanganku secara spontan menutup 
selangkanganku karena malu. Wajah rendy hanya beberapa mili dari milikku
 yang paling pribadi. Rendy mengecupi kedua pahaku pelan-pelan hingga ke
 sekitar selangkangan termasuk jemari lentik ku. Lama rendy bermain di 
situ, perlahan jemariku membuka dengan sendirinya. Aku hanya terlentang 
pasrah. Semuanya sudah terlanjur sulit untuk dihentikan lagi. Kini tak 
ada penghalang lagi bagi mulut dan lidah rendy untuk mengeksplorasi 
bagian paling intim milik aku. “Ohhh…” desah ku saat rendy mengecup 
lembut belahan bibir kewanitaanku .
 rendy mengecup lagi.. dua kali…tiga kali..lidahnya disapukan dari dari 
bawah hingga ke atas. Crass..crasss..cairan memancar meleleh keluar dari
 belahan vagiana dan kemaluanku . Dengan penuh ketelatenan dia melahap 
dan menghisap tiap mili vagina ku yang sudah basah itu, lidahnya dengan 
liar menjilati dinding vagina dan sesekali sapuannya menyentuh kelentitku .
 Jilatan lidahnya segera ia pusatkan ke situ, ia memulai menjilat dengan
 lembut. Secara perlahan-lahan sekali, lalu gerakan lidahnya dipercepat 
dan tekanannya makin kuat. Kelincahan lidahnya bergerak memberikan 
sensasi luar biasa bagi ku. Sesekali rendy menggunakan bibirnya untuk 
menghisap kelentiku itu seakan-akan ia berciuman dengan vagina ku.
 dan secara bersamaan lidahnya menggelitik kelentitku yang berada di 
tengah dengan gerakan lidah. Perlahan, kuluman dan jilatan pada 
kelentitku membuatnya mengeras bak sebuah kacang. Aku menunduk untuk 
melihat perlakuannya terhadap selangkanganku aku terpekik pekik-pekik 
kecil dibuatnya. Rasa geli dan sengatan birahi membuat aku semakin tak 
mampu menahan laju gairah Rendy Kedua paha ku mengepit kepala Rendy. 
Sampai akhirnya sebuah orgasme datang menyapaku untuk pertama kali dalam kehidupan ku,
 kudapatkan dari oral sex. “Auuuwwwwwww!!!!…rennnnn!!!!!!!!” aku 
terpekik tak kuasa menahan rasa geli dan nikmat. Otot-otot vaginaku 
mengejang dahsyat, berkontraksi kuat dan berirama, cairan cintaku 
memancar lebih banyak lagi hingga tumpah di sprey.“Inikah yang disebut 
orgasme oral? Begitu dasyat kenikmatan yang kurasakan. Tapi aku 
memperoleh orgasme pertamaku dari jilatan-jilatan lidah dari orang yang 
bukan suamiku” pikirku. Aku benar dibawah pengaruh obat perangsang, 
setelah orgasmepun aku
 masih memiliki gelora seolah tiada habisnya. Masih tersisa rasa maluku 
untuk meminta rendy agar segera memuaskan aku dengan penisnyai. Aku 
masih menikmati sisa2 orgasmeku, rendy segera menindih tubuhku. Ia 
berusaha merentangkan kedua pahaku, namun aku bergeming kusilangkan 
kedua kakiku. Rendy tak juga mau menyerah, dengan telaten dimasukkan 
kontolnya diantara jepitan pahaku. “Rendy… kamu mau apaaa?..”
“mbak
 pernah petting ngga?” bisik Rendy ketelingaku, aku menggeleng, aku 
sungguh tak mengenal istilah tersebut. “Kita cobain yuk” bisiknya 
lagi,“rennnn.....jangan….aku ngga mauu”“ngga pa pa… Rendy Cuma mau 
masukin kepalanya aja trus Rendy cabut lagi” Rendy mengosokan ujung 
penis ke atas dan kebawah pada bibir vagina ku. “ja..ngannn rennn 
..ohhhhh”Rendy dalam posisi yang tepat sehingga aku tak kuasa 
mencegahnya. Leppp!!! Ujung kulup Rendy yang mbdol besar itu lenyap juga
 membelah dan masuk ke belahan liang ku. “ngga sakit lagi kan mbak? 
Rendy masukin lagi ya mbak seperti tadi?”“ngga mau ah” aku masih menahan
 gengsi. “ Rendy janji ngga dalem-dalem” aku mengeliat saat benda itu 
kembali bersarang di kewanitaanku, diiringi geli dan nikmatnya bukan 
kepalang. Setelah masuk Rendy menahannya lebih lama dari tadi. Pinggul 
Rendy mulai bergerak mundur maju mengocok lembut vagina ku. Ia tarik 
mundur sedikit namun tak sampai penisnya lepas tercabut lalu kembali 
melesak masuk lagi sedalam tadi. Memang tak banyak gerakan yang dibuat 
Rendy, namun itu cukup untuk membuat aku menggelinjang nikmat.
Ia gosokan penisnya ke atas dan ke bawah belahan vaginaku menyentuh klitoris lalu
 lalu perlahan bulatan kepala masuk hingga memenuhi pintu vaginaku 
“uhh.. dia masuk lagiii” gumamku lirih. Rendy mengocok dengan cepat. 
Membuatku terbuai dan larut dalam goyangan birahi Rendy. Beberapa menit 
ini aku cukup kelabakan menangani napsu anak ini yang tak kunjung reda. 
Aku harus berusaha menghindari Rendy, aku takut makin terhanyut oleh 
permainan anak itu hingga akhirnya harus menyerahkan milikku yang paling
 berharga. Namun selalu seperti sebelumnya, aku tak bisa. aku tak 
sanggup menolak. Naluri kewanitaanku juga menginginkan belaian-belaian 
dari rendy.Kenikmatan itu begitu memabukkan, membuatku ketagihan, 
Ughh…penis itu kembali menancap vaginaku. Gatal nikmat menjalar cepat 
menyengat selangkanganku akibat ujung sengat Rendy. “Mbak….” “Egg?”
“boleh
 ya mbak, kali ini … Rendy masukan semua titit Rendy kepunya mbak?” aku 
telah menduga sejak awal kalau akhirnya rendy akan meminta hal itu juga.
 “Jangan rennn …, Rendy kan sudah janji . tidak akan melakukan lebih 
dari hanya sebatas petting..” Dengan akal sehatku, aku masih berusaha 
mengendalikan hasrat pada dirikuyang juga menggelora. Aku bukan tidak 
tahu resiko permainan apiku dengan Rendy . Hanya tinggal satu langkah 
lagi akudan Rendy akan melakukan apa yang hanya boleh aku lakukan dengan
 suamiku yang sah. “Rendy ngga mau ingkar janji sama mbak, tapi…kalau 
mbak ijinkan meski hanya sekali ini saja Rendy ingin menjadi laki-laki 
yang ngentot sama ibu, demi cinta Rendy sama mbak” Rendy masih menindih tubuh sintal aku, itupun
 Ia terus menerus memberikan rangsangan terhadap tubuh ku, mulutnya 
menghisap kuat puting sebelah kiri payudara ku karena ia tahu yang 
kirilah yang paling sensitif. Sementara kepala penisnya tetap
 bergerak keluar masuk dalam kelopak vagina ku, ini adalah posisi paling
 aku sukai Ia merasakan kenikmatan ganda. Hampir satu jam lamanya ia 
melakukannya. Entah kenapa Rendy tak kunjung ejakulasi padahal aku sudah
 empat kali memperoleh orgasme. Semakin lama vaginaku semakin sensitive 
terhadap rangsangan. Bahkan orgasme yang terakhir barusan nyaris membuat
 air kecingku ikut memancar keluar bersama cairan cintaku. Rasanya aku 
tak mampu terus menerus melawan kemesraan yang diberikan Rendy padaku
“Rennnn……masuk..kan…semuaaa,
 mbak tak tahann lagiii ohhhh…” akhirnya aku berbisik demikian ke 
telinga Rendy, Rendy bukan main terkejut namun gembira mendengar 
penyerahan terakhir kunya itu, sungguh ia tak menyangka akhirnya aku 
mengijinkannya melakukan penetrasi penuh ke liang senggamaku. “ughhh 
mbakkkk.… Rendy entot sekarang ya?” ujar rendy lirih “Iya rennn..iya.. 
milikii mbak sayangg!!!! Ohhh!!” rintih ku. Tak ada rasa malu yang 
tersisa aku sudah tak peduli lagi terhadap statusku sebagai seorang 
istri ustad. Birahiku sudah sampai pada titik puncak Kini aku hanya butuh penuntasan dari rendy menggumuliku.
Tak membuang waktu Rendy mendekap tubuh sintal ku Mulutnya menyergap kembali putting sebelah kiri ku.
Melumatnya
 untuk meningkatkan rasa nikmat bagi ku sebelum penyatuan itu 
terlaksana. Hingga tak terlalu sukar bagi penis Rendy melakukan 
penetrasi total. Rendy menurunkan pinggulnya dan dengan satu hentakan 
lembut kewanitaanku merengang dan terkoyak“Awww.. Rennnn!!!” pekik ku 
lirih perih saat kontolnya memasukki lorong nikmatku, jemarinya 
mencengram pinggul Rendy. Penis nya terus mendesak masuk perlahan 
menjamahi semua keindahan yang sudah sekian lama didambakannya di dalam 
sana hingga akhirnya berhenti setelah ujungnya yang berkulup menyentuh 
dasar liang cintaku. Penantian Rendy selama ini telah menjadi kenyataan,
 kini aku sudah menyerah secara utuh dalam dekapan eratnya. Kulit ku 
yang halus lembut bersentuhan tanpa penghalang dan batas apapun dengan 
tubuh kasar Rendy. Kemaluan kami bertaut erat menyatu dengan sempurna 
seakan penis Rendy memang tercipta bagi vaginaku begitupun sebaliknya. “Ougghhh..rennnn…pelann pelannn…”
 aku mulai merasakan sengatan nikmat melanda selangkanganku, Rendy 
mengocok lembut daging kejantanannya. Ditariknya sedikit sejauh satu 
senti menghujam lagi perlahan hingga menyentuh dasar rahim lalu dua 
detik ditahannya di sana. Berulang-ulang ia ulangi gerakan 
itu“Ouhh…uuu..rennn” aku mengangkat pinggulku tiap kali kontol Rendy 
ditarik keluar, begitupun bila penis Rendy menekan masuk, aku mengikuti 
arah gerakannya. Vaginaku begitu penuh sesak oleh daging cinta hitam 
milik Rendy. Gatal dan nikmat makin tak tertahankan. Ketika orgasmenya 
datang akupun pun terpekik “rendyyyyyyy!!!!!!!!……Oughhhhh……”
akupun
 mempererat dekapanku, Kedua kakiku melingkar dipinggul Rendy dan 
menekannya. Ini orgasme ku hasil persetubuhan secara penuh dengan Rendy.
 Bola mata ku lenyap hanya tinggal putihnya. Cairan cintaku memancar 
deras, sungguh tak terkira nikmatnya, jauh lebih nikmat dari sebelumnya,
 bahkan berjuta kali jauh lebih nikmat dari petting barusan. Rendy tahu 
apa yang harus ia lakukan saat itu, Ia berusaha menambah sensasi 
kenikmatan orgasme bagi ku. Sambil bertahan ketika vagina ku berkontaksi melumat penisnya, ditekannya
 benda itu sedalam dan selama mungkin pada kemaluan wanita itu. Lalu 
dikerahkannya kekuatan otot kemaluannya untuk membuat denyutan-denyutan 
berirama dan keras, nampaknya ia berhasil. Vaginaku masih
 terus menghisap penisnya hingga satu menit. 
“mbak….dewi…enaakkkkkk!!”Rendypun terpekik dalam sensasi nikmat. Rendy 
menggigil menahan nikmat namun ia tak mau berakhir secepat itu. 
Spermanya seakan ingin meledakan di ujung penisnya namun masih dapat ia 
pertahankan sekuat tenaga. Rendy tetap mengocok penisnya kali ini secara
 cepat. aku terkejut gerakan Rendy kali ini membuatku begitu cepat 
melambung“Ohh.. Rendyiii… kamu kuat sekaliiiii” Nampaknya sesi kali ini 
tidak berlangsung lama, baik Rendy maupun aku tak mampu lagi 
bertahan.“mbak dewi sayaaang…Rendyii sudah mau keluaarrr!!” aku 
mengeratkan jepitan kakiku pada pinggul Rendy mencegahnya untuk mencabut
 penisnya. Segera hanya hitungan detik, orgasme dasyat melanda kami 
berdua. Seketika itu juga Rendy menekan tititnya secara penuh dan 
membentur mulut rahimku. “arrrggghhhhhsss…........Rendyyyyyyyyyy” 
jeritku disusul Vagina ku berkontraksi hebat melumat tiap senti daging 
penis Rendy, menghisapnya dengan segenap cinta dan kepasrahan. aku 
rasakan sekujur tubuhnya menggigil. Kesadaranku sejenak hilang, 
pandangannya nanar,
 serasa jiwanya melayang tinggi, raganya serasa terendam ke dalam 
samudera kenikmatan ragawi yang tak bertepi. Secercah cahaya putih yang 
berpendar di matanya lalu menjadi kabur. Entah berapa lama ia tak 
sadar.Rendy pun mendekap erat tubuhku. “Ouggghhhhh..mbak!!!!!!..Rendy keluarrrrrr!!!!”
 pekiknya merasakan kenikmatan yang datang jauh lebih dasyat dari pada 
sebelumnya. Nampaknya kali ini Rendy tak mampu bertahan lagi. 
Pertahannya runtuh oleh nikmatnya lumatan dasyat vaginaku sungguh 
membuat kejantannya tak berdaya. Penis rendy berdenyut denyut kencang, 
air mani yang tersimpan dalam testisnya selama hampir satu jam ini tak 
tertahankan meletup dari ujung kepundannya dan memancar deras pada tiap 
denyutannya.
Denyutan
 yang menghentak berulang-ulang jauh lebih dering dan keras dari 
biasanya, Rendy seakan-akan ingin mengosongkan seluruh isi testisnya ke 
dalam rahim ku. Orgasme dasyat itu berlangsung sekitar satu setengah 
menit namun bagi ku dan. Setelah orgasme ku mereda dan kesadaran kembali
 pulih, aku berusaha mengatur napasnya. Penis Rendy pun masih menancap 
ketat.“Uhh..rennn…cabut duluu”
 pinta ku lirih ketika aku rasakan kewanitaanku agak ngilu.Rendy 
mencabut perlahan meski ia masih ingin berlama-lama di dalam situ. 
“Plokk…” saat benda itu terlepas sebagian sperma Rendy tumpah ke seprey.
 aku memperhatikan bercak-bercak lendir putih menempel pada penis Rendy.
 Aku tersadar telah melakukan hal terlarang dan telah larut didalamnya. 
Kepalaku menjadi semakin berat, tiba2 gelap telah menutup mataku dalam keadaan bugil aku tidak sadarkan diri didepan mata rendy... 

No comments:
Post a Comment