Malem sabtu kemaren aku iseng ja browsing ke mal. Karena dah laper, aku 
menuju salah satu resto yang ada di mal. Didepan resto itu pandanganku 
tertuju pada seorang abege, amoy lagi, sedang membungkuk di pegangan 
pinggir lantai, memandang ke bawah. Dia pake t shirt ketat dan celana 
pendek saja. Dari samping gak keliatan toketnya besar gak, tapi pahanya 
mulus banget, putih lagi, maklum deh amoy. aku tertarik untuk mendekati.
 Aku ikutan membungkuk di dipegangan itu, "ngeliatin apa si". Dia 
menoleh, woo cantik nian, matanya sipit, hidungnya mancung dan bibirnya 
mungil memberikan senyum manisnya kepada aq. "Nunggu temen, om". 
"Mangnya janjian ya". "Iya katanya mo nonton, tapi dah jam segini gak 
nongol juga, kesel deh Memey". "O namanya Memey toh, kenalin", kataku 
memperkanalkan diri sambil mengulurkan tangan. Dia menjabat tanganku. 
"Iya om, aku Memey". Tangannya tak kulepaskan malah dengan jari 
telunjukku kukilik telapak tangannya yang sedang kujabat itu. "Ih, si om
 iseng deh", katanya sambil tetap tersenyum. Karena dia menghadap ke 
aku, aku bisa melihat bentuk toketnya, masih imut, mungkin umurnya masi 
muda. "Sekolahnya kelas berapa". "Kelas 1 om". "Wah abege banget. Dah 
temennya gak dateng kali, ikutan makan yuk, aku laper nih", kataku 
sambil menggandeng tangannya menuju ke resto. Dia ngikut aja. Sambil 
makan, dia kuguyoni. "Nunggu temen cowok ya". enggak kok om, cewek". 
"Kok nonton ma cewek, mana asik?" "Kan cuma mo nonton om, mangnya di 
bioskop mo ngapain pake asik segala". "Ya nonton sembari....", kataku 
sambil memutuskan ucapanku, aku pengen liat reaksinya gimana. "Sembari 
apaan om", aku berhasil membuatnya penasaran. "Sembari ngapain ya kalo 
dibioskop". "Ya nonton lah om, emangnya om kalo nonton sembari ngapain".
 "Tergantung temen nontonnya". "Kok tergantung temen nonton, kan ke 
bioskop mo liat filmnya". "Iya, tapi kalo ditemeni abege secantik Memey,
 jadi gak merhatiin filmnya deh". "abis merhatiin apa?" "Ya merhatiin 
kamu lah, abis kamu cantik banget". "Ih om gombal deh, Memey biasa aja 
kok". "Temen kamu gak dateng, trus nonton ma aku mau gak?" "Tapi nonton 
ya om, gak yang lain". "Tapi nontonnya ditempatku". "Kok ditempat om". 
"Biar private nontonnya, berdua aja, mau gak". "Mangnya mo ngapain om 
berdua aja". "Ya bisa sembari ngobrol, makan minum". "Kan sekarang dah 
makan minum, mangnya om masi laper". "Ya enggak makan berat kaya gini, 
makanan ringan lah". "Kapuk kali ringan". "Mau gak nonton ditempatku". 
"Mangnya om punya film apa?" "Filmnya asik lah pokoknya, mau ya". "Rumah
 om jauh gak?" "Napa, besok kan libur skolah kan, pulang maleman gak apa
 kan, ato pulang pagi aja sekalian biar gak masuk angin". "Maunya, ntar 
gak masuk angin tapi kemasukan yang laen lagi". "Mangnya perna kemasukan
 yang laen?" Dia diem aja. "Ma cowoknya ya". "Gak tau ah, om kok nanya 
gituan sih". "Kan tadi kamu yang bilang kemasukan yang laen. dah pernah 
ya kemasukan yang laen, nikmat kan?" Dia diem aja lagi. "Nikmat kan kalo
 kemasukan". "Gak tau ah". Aku membayar makanannya dan mengajaknya 
keluar resto. "Ketempatku ya". "Tapi jangan dimsukin ya om". "Napa, kan 
enak kalo dimasukin". "ak ah, takut". "Udah pernah aja kok takut si". 
"Sok tau, kata siapa Mey-Mey dah perna kemasukan". "Ya nebak aja, udah 
pernah kan, kayanya si udah". "Gak tau ah". Aku menggandengnya ke 
baemnet menuju ke mobilku. Dia tidak menolak waktu kuajak masuk mobil, 
kemudian mobil meluncur meninggalkan basement mal menju ke apartmenku. 
"Kok ke apartmen? Om tinggak disini ya". "Iyalah". Dari basement 
apartment, dia kugandeng ke lift dan lift meluncur menuju lantai 35. Dia
 nurut saja ketika kugandeng keluar lift menuju ke apartmentku.
Dia duduk di sofa, aku duduk disebelahnya. "Mey, kamu tu sebenarnya mo 
ketemu siapa si di mal?" "Temen, om, kan Memey dah bilang tadi". "Tapi 
gak buat nonton kan", sambil menatap matanya yang sipit. "Kok om tau 
si". "Ya tau lah, ngapain juga cewek abege secantik kamu sendirian 
gelisah di mal, pasti ada yang ditunggu dan pasti gak buat perginonton. 
Mo ngapain sih, jujur deh ma aku, kamu gak bisa boong kok". "Bener kok 
om, Memey nunggu temen". "Tapi gak buat nonton kan". "Iya juga seh, om 
pinter banget si nebaknya". "abis nungguin sapa". "Nungguin temen om, 
Memey mo dikenalin ma om om". "Kan akhirnya kenalan ma aku". "Ya sih om,
 makanya Memey mau om ajak ke apartment om". "Mangnya kamu sering ya 
maen ma om om". "Blon perna kok om". "Biasanya maennya ma siapa". "Ma 
cowok Memey om". "Sering?" "Sering juga om, ampir tiap malming kita 
maen, abis nikmat seh". "Besok maen lagi ma cowok kamu". "enggak om, dia
 lagi tugas kluar kota". "O cowok kamu dah kerja toh, bedanya jauh dong 
ma kamu". "Iya om, dia dah lulus skolanya, jadi dah kerja, 19 taonan lah
 bedanya". "Pantes kamu jadi cepet matengnya". "Mangnya Memey mangga, 
pake mateng segala". "Trus napa kamu dikenalin ma om om". "Kata temen 
Memey lebi nikmat maen ma om om katimbang ma cowok ndiri, makanya Memey 
jadi penasaran, pengen nyobain, kaya apa si nikmatnya". "Jadi mau ya 
maen ma aku". "Ya maulah om, kalo gak mau ngapain juga Memey ikut ma om 
ke apartment. Katanya om mo muterin film, film bokep ya om". "Aku gak 
ada film kok". "abis mo langsung maen ya om". "Kamu mijitin aku dulu 
ya". "Memey gak bisa mijit kok om". "Gak apa, aku tu pengen dielus2 ma 
kamu kok, bisa kan ngelus2". Dia tersenyum, manis sekali. Aku masuk ke 
kamarku duluan. Dikamar aku mengganti pakean dengan celana pendek dan 
kaos, kemudian aku memanggil Memey masuk.
Aku berbaring telungkup di ranjang dan dia mulai memijit kakinya, mulai 
dari telapak kaki sampai ke paha. "Om suka olahraga ya, ototnya kenceng 
gini", katanya. "Iya Mey, suka fitnes, mau ikutan?" "Boleh, kapan om 
fitnes, Memey ikutan ya", jawabku. "Semua otot kan mesti kenceng Mey, 
kalo gak kenceng mana bisa dipake". "Dipake ngapain om". Aku hanya 
tersenyum tidak menjawab pertanyaannya yang terakhir. Dia sengaja 
memijat bagian paha sebelah dalam,.  Aduh Mey enak tapi geli, tu bisa 
mijit, katanya gak bisa. suka mijitin cowok kamu ya Mey". "He eh, dia 
yang ngajarin mijit om", sahutnya. Aku mengangkangkan pahaku dan 
sesekali disenggolnya selangkanganku, ada sesuatu yang keras didalamnya.
 Aku udah mulai terangsang dan ngaceng. Pijatan beralih ke pantat dan 
punggungku. Bagian ini masih tertutup celana pendek dan kaos. "om 
enaknya kaosnya dibuka deh supaya mijetnya bisa tuntas", katanya dan aku
 langsung melepas kaos dan kembali telungkup. Punggungku juga berotot. 
Pijatannya mulai dari bagian bahu. Dia mengambil posisi mengangkangi 
badanku. Setelah bahu dan punggung, kini pijatannya mengarah ke 
bongkahan pantatku. Mulanya dia memijat dari luar celananya, tapi gak 
bisa tuntas. "om, celananya mengganggu nih", katanya. "Dilepas aja ya 
Mey", jawabku sambil langsung melepas celana pendeknya. Sekelebat tampak
 kon tolku menonjol sekali dibalik cd, besar dan panjang dan sudah keras
 sekali. Aku kembali menelungkup. Pijatan mulai mengeksploitir bagian 
pantat dan pangkal paha. Jarinya memijit belahan pantat dan hampir 
menyentuh biji pelerku. Selesai dengan pantat, dia minta aku telentang. 
kon tolku yang besar dan panjang sampai kepalanya nongol dari bagian 
atas cdku. "Ih om, ngaceng ya", katanya manja sambil menduduki kon 
tolku. Terasa sekali kon tol itu mengganjal pantatnya. Dia mulai lagi 
dari bahu, untuk melemaskan bagian itu. Perlahan-lahan lalu turun ke 
bawah kedadaku. Aku tersenyum saja memandangi wajahnya. "Kamu cantik 
sekali Mey", kataku merayu. Dia sengaja menggeser2 pantatnya di kon 
tolku. Pentilku mengeras, dan sesekali dipilinnya. Dia minta aku menarik
 nafas ketika dipilinnya pentilku lalu pelan-pelan menghembuskannya. 
"Mey", lenguhku. "Kenapa om, sakit ya pijitan Memey". "Enggak sakit kok 
Mey, merinding semua badanku". Setelah puas memlintir pentilku dia mulai
 turun ke perut. 
Perutku kencang dan tidak berlemak, kepala kon tolku yang nongol dari 
atas cd seakan mengundangnya untuk meremasnya. Dia juga terangsang 
melihatnya. Dari perut dia mulai menelusur bawah sampai menyentuh kepala
 kon tolku. Aku memejamkan mata sementara dia terus memijit lembut 
dipangkal paha sampai keselangkangan sambil sesekali menyenggol kon 
tolku dengan menggosokkan punggung tangannya kekon tolku. Perlahan 
jarinya diselipkan di karet cdku dan menurunkan cdku perlahan2 sampai 
lepas. Nongollah kon tolku yang berdiri tegak, besar dan panjang dengan 
bulu rambut yang lebat bersambung sampai kepusar dan dada. "Pegang" 
kataku singkat dan diapun menuruti sambil mengusap pelan-pelan. Tanganku
 mulai berkeliaran, membuka t shirtnya, bra kemudian celana pendeknya. 
Tinggal CDnya yang belum kulepas. Dia kubaringkan dan kemudian aku 
melumat bibirnya, dan terus menjilat sampai ke toketnya yang imut dengan
 pentil yang merah coklat. Saat aku mengulum toketnya, dia mulai 
menggelinjang apalagi jariku mulai menerobos CDnya dan dengan lembut 
menggosok bibir no noknya. Dia bergetar sambil berdengus pendek 
"Uh..uuh..uuhh..". CDnya kemudian kulorotkan dan kubuka pahanya 
lebar-lebar. Aku tertegun melihat bibir no noknya yang tipis memerah 
yang diselimuti jembut yang lebat. "Mey, jembut kamu lebat sekali ya. 
Pasti napsu kamu besar ya". Dia diem saja karena sudah sangat terangsang
 akibat jilatanku diselangkangnya. "om", dia mendesah ketika lidahku 
mulai beroperasi ketengah-tengah no noknya. Gerakan refleksnya menarik 
paha keatas dan posisi yang kian membuka menambah leluasa lidahku 
bekerja lebih dalam keno noknya. Cairan no noknya mulai tumpah membuat 
aku tambah ganas, dan mulai menyedot keras it ilnya. Ujung lidahku 
bermain lincah, dalam, menelusuri menggesek permukaan dalam no noknya 
membuat dia tambah bergetar menahan rangsangan kenikmatan. 
"Uh..uuhh..uuuhhh.." erangannya tambah keras dan pahanya menjepit keras 
kepalaku dengan kaki yang melingkar kepunggungku. Aku memutar tubuhku 
pelan sambil terus menyedot no noknya. Posisi 69, dia kusuruh mengulum 
kepala kon tolku yang besar itu. Lidahnya mulai bermain diantara belahan
 kepala kon tolku. Kami berpacu terus dengan posisi 69 sampai 
"oom...uuuuhhhh..", badannya menggelinjang hebat sambil mengerang keras 
dengan suara tertahan karena kepala kon tolku masih terbenam dalam 
mulutnya. Dia dah nyampe dan kulepaskan kon tolku dari mulutnya. 
aku masih telentang dengan kon tolku masih tegak karena belum tuntas. 
Aku menyuruhnya naik keatas perutku. Aku berbaring dengan bantal 3 susun
 dipunggung dan kepala, sambil menyuruh dia duduk diatas kon tolku yang 
sengaja diposisikan kearah pusar. Dia duduk mengangkang dengan bibir no 
nok menempel dikon tolku, dia mulai menggerakan pantatnya maju mundur 
perlahan. "Ah..nikmatnya Mey", gumamku sambil menahan kenikmatan karena 
goyangan pantatnya. Ternyata dia dah pengalaman juga dalam urusan 
perlendiran ini. Beberapa saat kurasa cairan no noknya mulai mengalir 
membasahi kon tolku, dia makin terangsang. Gesekannya makin menggila 
membuat dia tersentak-sentak saking nikmatnya. Aku mulai meremas2 
toketnya yang imut. "Isap ..om" dan aku melengkungkan badanku berusaha 
mengulum toketnya. "Uuuhhh..uuuuhhh.., terussss oom...", pintanya sambil
 bertambah cepat menggesek no noknya kekon tolku. Lebih dari 15 menit 
kemudian dia mengerang tersendat kenikmatan. Aku tau dia akan nyampe 
lagi, "Ayo putar badanmu" dan secepatnya dia berbalik dengan no noknya 
menantang didepan mulutku. Dia menarik pantatnya dan lagi-lagi kusedot 
bibir no noknya sambil sesekali lidah kujulurkan mengilik it ilnya. kon 
tolku terbenam lebih dari separuh dimulutnya, kepalanya turun naik 
mengocok kon tolku dalam mulutnya. Erangan tertahan dan desahan 
kenikmatan mengiringi puncak permainan. Tiba-tiba dia menekan pantatku 
kuat-kuat kemulutnya sambil mendesah panjang dengan kon tolku dimulutku.
 "Oom..ooohh". Akupun demikian, kukepit kepalanya dengan kaki dan 
"creet..creet..creeettt... pejuku ngecret semuanya dimulutnya. "om, 
belum dimasukin udah nikmat gini ya, apalagi kalo dimasukin", desahnya. 
"Kamu mau dimasukin Mey, ", jawabku. "om, Memey laper". "Ya udah, kita 
mandi dulu, terus baru cari makan malem". Dikamar mandi, kita saling 
menyabuni. kon tolku ngaceng lagi, dikocok2 nya kon tolku pelan2. "om 
kon tolnya besar banget sih". Selesai mandi, dia memakai pakaiannya 
kembali. Kemudian aku pergi dengannya ke warung didepan komplex untuk 
cari makan malam. 
Selesai makan malam, kita kembali keapartment lagi. aku memutar film 
biru. Dengan 2 bantal besar diatas karpet tebal kami berdua duduk 
berdampingan sambil nonton film. Permainan panas di film itu membuat dia
 mulai bergerak menempel kebadanku dan kemudian rebah diatas pahaku. Aku
 mengulum bibirnya dengan lembut sambil tanganku mulai bergerak dengan 
sentuhan halus ke toketnya yang masih dilapisi bra itu. Dia 
menggelinjang saat aku mulai agresif memainkan pentilnya. "Ayo om..gesek
 lagi ya..!" pintanya bernafsu. Dia mencium tanganku dan menjilati 
jari-jariku. 
Kemudian aku melepaskan tanganku dari ciumannya dan kembali meremas 
toketnya dari balik kaosnya. Tanganku menyusup masuk kebalik branya. 
Kupilin pentilnya secara bergantian. Dia makin menggeliat karena 
napsunya sudah memuncak. Tanganku ditariknya menjauh dari toketnya. 
Dibawa ke arah perutnta. Segera aku mengilik2 pusernya sampai dia 
menggeliat kegelian, "om geli". Tanganku segera menyusup ke bawah 
berusaha merayap terus ke bawah menyelip kedalam cdnya sampai menyentuh 
jembutnya. Jangkauanku kini maksimal, padahal target belum tercapai. Dia
 menaikkan badannya sedikit dan kini jari-jariku bisa mencapai belahan 
no noknya. no noknya sudah basah, sehingga jari tengahku dengan mudah 
menyusup ke dalam dan menemukan it ilnya yang sudah mengeras. Aku lalu 
memainkan jari tengahku. Pinggulnya mengikuti irama sentuhan jari 
tengahku. Dia menggelinjang. 
"om, lepasin pakean Memey, om, semuanya", pintanya. Segera aku 
mengangkat t shirtnya keatas, dia mengangkat tangannya keatas untuk 
mempermudah aku melepas t shirtnya. Kemudian aku melepas pengait bra dan
 menarik celananya bersama cdnya, dia mengangkat pantatnya untuk 
mempermudah aku melepasnya. Setelah dia berbugil ria, segera akupun 
melepas semua yang menempel dibadan. kon tol besarku sudah tegak dengan 
kerasnya. Kami berbaring di karpet ruang tengah dalam keadaan telanjang 
bulat. Dia mengocok2 kon tolku dengan cepat dan keras, sebentar saja 
sudah ngaceng lagi. "om kuat banget ya, tadi baru ngecret udah ngaceng 
lagi", katanya. "Abis dikocok sama kamu sih, kamu juga mau lagi kan 
Mey". "Iya om, Memey kepingin disodok kon tol om". Ketika mengocok2 kon 
tolku dia sudah terangsang juga, no noknya sudah basah, apalagi ketika 
ngocok kon tolku, aku ngitik2 it ilnya. Aku telentang dan dia menaiki 
tubuhku. Dengan posisi setengah merayap, dia menjilati mulai dari bawah 
kon tolku keatas, berputar sejenak di celah kepala kon tolku kemudian 
mulai dengan mengulum lembut sambil mulutnya turun naik mengocok kon 
tolku. "Ooohhhh...ooouuuhhh", giliranku bergumam tidak jelas. Puas 
mengocok kon tolku dengan mulutnya, dia langsung duduk diatas perutku 
dan diarahkan kon tolku kebibir no noknya yang sudah basah. 
"Aaahhhh...!" desahnya sambil mencengkeram dadaku ketika kon tolku 
amblas kedalam no noknya dengan mulus. Kocokan demi kocokan dipadu 
goyangan pantatnya membuat kami berdua sama-sama merem melek dengan 
desahan-desahan panjang berulang-ulang. Dengan kon tol yang masih 
menancap ketat pada no noknya, aku memintanya menurunkan badannya 
kebelakang sambil kedua tangannya bertopang kebelakang, aku menyodokkan 
pantatku kedepan. Luar biasa...kon tolku seolah-olah tertarik kalau 
pantatnya bergerak kebelakang dan seperti mau patah bila dia menyodok 
kedepan, terjepit rapat diantara bibir no noknya. Dengan kepala 
mendongak kebelakang kadang terangkat, dia makin gila menggoyang 
pantatnya, "Uuuhhh...ngghhh..!"erangnya tidak jelas. Cairan pelicin no 
noknya meleleh hangat sampai kebawah kon tolku. 
"Hhuuu....huuuu...huuuuuu!" dia kian ganas dan seketika merubah gayanya,
 duduk diatas pangkal pahaku dengan kon tol tetap tertancap dino noknya,
 hanya pantatnya saja yang bergerak maju mundur dengan cepat. kon tolku 
terasa berdenyut-denyut dicengkeram bibir no noknya. 
Bercampur aduk rasa nikmat yang kudapat dari permainan ini. 
"Om....ngghhh..!" dia sudah mendekati puncaknya. "Remes toketnya...om!" 
pintanya sambil menarik tanganku. Kuremas toketnya, kian kuat remasanku 
makin kuat sentakan pantatnya dibarengi dengusan napasnya yang memburu. 
"Aaaaaaahhhhhh..!" dia menyentak dengan histeris beberapa saat dan 
kemudian terdiam, roboh keatas badanku dengan jari tangannya 
mencengkeram kuat kedadaku menimbulkan merah goresan kuku yang panjang. 
"Nikmat ya Mey", kataku tersenyum melihat badannya yang terkulai lemas 
menindih tubuhku. "Aku akan membuatmu lebih puas, sayang!". "Memey 
capek...tapi..om belum ngecret ya", katanya seraya beringsut turun dari 
atas badanku dan telentang pasrah. aku mengambil handuk basah dan me lap
 bibir no noknya dengan lembut. Dia tersenyum sambil mengepitkan 
pahanya. Gantian dia membersihkan kon tolku yang tetap ngacung dengan 
keras. Aku memelukku dan mulai menggeluti tubuhnya lagi. Bibirnya 
kukulum dengan nafsu, turun kebawah kujilati pentilnya. 
Dia menggelinjang pelan, aku meneruskan permainan meraba bibir no 
noknya, menyentuh it ilnya dan kugesek pelan. Kedua pahanyau terbuka 
lagi dan untuk kedua kalinya no noknya basah. Aku gak bisa menguasai 
nafsuku lagi, dengan cepat berlutut diantara kedua pahanya dan mengatur 
posisi kon tolku tepat diatas lubang no noknya, merendahkan badannya dan
 bless....kon tolku langsung menerobos masuk no noknya. "Aaauuhhhh..!" 
dia melenguh panjang ketika aku menekan kuat dan mulai memainkan 
pantatku turun naik. Saat serangan kon tolku kian gencar, matanya seakan
 tinggal putihnya kadang mendelik kadang terpejam dengan desisan panjang
 pendek. 
Kuangkat kaki kirinya kebahuku dan badannya kumiringkan dengan kaki 
kanan tetap lurus. no noknya seakan bertambah terbuka dengan posisi 
demikian. Dengan setengah berlutut, kumasukan kon tolku dalam-dalam 
keliang no noknya, dan kukocok keluar masuk dengan cepat. 
Uuhh..uuhh..uuhh.." dia mendesis berulang-ulang menahan serangan kon 
tolku. Tangan kananku dengan gesit menggosok-gosok it ilnya sambil kon 
tolku tetap keluar masuk liang no noknya, membuat dia menjadi liar dan 
keblingsatan. Kedua bongkahan toket kuremas-remas dan kepalanya 
sebentar-sebentar diangkat dengan mulut kadang ternganga lebar kadang 
mendesis tertahan. 
Puas mengocok dengan posisi demikian, aku mengganti lagi posisi kami. 
Dia ku suruh menelungkup dengan pantat sedikit nungging keatas dan paha 
sedikit mengangkang membuat bibir no noknya kelihatan merekah dan 
menantang. Dengan posisi jongkok kugosok-gosokkan kepala kon tolku mulai
 dari pantat sampai kebibir no noknya, tangannya bergerak cepat 
kebelakang memegang kon tolku dan menuntun ketengah no noknya, "Ayo om."
 Sambil memegang pantatnya, akumendorong masuk kon tolku masuk ke no 
noknya. Dengan pelan kepala kon tolku menerobos masuk. Begitu hampir 
setengah masuk, kusentakkannya agak kuat dan..."blessss..hampir seluruh
 kon tolku tenggelam. "Haahh..!" dia menjerit tertahan dengan kepala 
terangkat. Aku mendiamkan sekian detik untuk merasakan denyutan no 
noknya mencengkeram kon tolku, baru kemudian kukocok maju mundur dengan 
pelan. 
Sembari mengocok, tanganku merayap dari belakang menggapai toketnya dan 
mulai meremasnya. "Ooouuuhhh...oouuuhhh" dia mendesah berkali-kali 
ketika kon tolku mulai membabibuta keluar masuk liang no noknya. 
Punggungnya kadang melengkung kebawah kadang keatas dengan pantat 
bergoyang kiri kanan membuat aku keblingsatan dan makin kencang 
menggempur no noknya. Cairan no noknya makin banyak mengalir 
sampai-sampai turun membasahi biji pelerku. Dia merasakan kegelian dan 
kenikmatan yang amat sangat seakan menjalar keseluruh syaraf ditubuhnya.
 "Ssshhh..sssshhhh..!" dia mulai bergumam tak keruan mengiringi 
genjotanku yang tambah menggila. kon tolku terasa makin keras dan 
membesar, pertanda aku sudah mulai mencapai puncak kenikmatan. Dia pun 
demikian kondisinya, badannya bergetar hebat dan tangannya menggapai 
karuan kiri kanan mencengkeram bantal karpet. 
"Huuuhhh...hhuuuhhhh..om..!" dia bagai kesurupan. 
Aku mencabut kon tolku dengan tiba-tiba, bergerak duduk diatas karpet 
sambil bersandar dikaki sofa dengan kaki menjulur lurus kedepan setengah
 terbuka. Dia kusuruh duduk diatas pangkuanku dan ..blesss..no noknya 
menelan semua kon tolku dan tanpa diminta aku langsung menggenjot cepat.
 
Kami berpelukan rapat, mulut saling berpagutan penuh nafsu, saling 
mengulum sementara pantatnya bergerak histeris memburu puncak kenikmatan
 yang kian dekat. "Aauuhhh..auuuhhh..oom.....aaaahhhhhhh...!" dia sudah 
hampir dipuncak surga dunia dan sesaat kemudian aku mendorong badannya 
terlentang. 
Sekali lagi, dengan sigap aku merubah posisi, tengkurap diatas tubuhnya 
dan menggenjotkan kon tolku sekuat-kuatnya ke no noknya. Bibir kami 
kembali saling mengulum sambil berpelukan. Kaki dan tangannya merangkul 
ketat badanku menahan hentakan-hentakan pantatku yang mendorong kon 
tolku keluar masuk no noknya. Detik demi detik kami rangkuh kenikmatan 
itu bersama-sama....sampai akhirnya, "aaahhhhhhhh....!" dia mengerang 
panjang mencapai puncak dengan kuku jari tangannya menancap kuat 
kepunggungku. "Aaauuuhhhh....Mey !" aku mendesah panjang, kutekan 
kuat-kuat berulangkali pantatkua dengan cepat dan pada hunjaman 
terakhir....blesss....pangkal kon tolku dan bibir no noknya seakan jadi 
satu..dan sesaat kemudian..creetttt..crreeetttt... pejuku berhamburan 
keras memenuhi no noknya. "Ooohh..ooohhhh..!" dia menerima terjanganku 
yang terakhir berbarengan semburan pejuku yang terasa hangat di no 
noknya. Sungguh nikmat rasanya. Aku lemes, demikian pula dia. Tenaga 
terkuras habis dalam pergulatan yang ternyata memakan waktu lebih dari 1
 jam! Akhirnya kami tertidur kelelahan.
      
     
     
No comments:
Post a Comment