Kuliah sudah tidak banyak lagi. Tidak setiap hari ada kuliah. Di 
semester 6 aku memiliki banyak waktu. Saat itu aku mencoba mewujudkan 
keinginan yang lama terpendam. Keinginan itu adalah memiliki usaha 
kecil-kecilan. 
Joint berdua dengan temanku, kami membuka usaha photobox dan jualan 
pulsa di mall yang cukup ramai. Kami bergantian jaga. Pada awalnya 
pendapatan masih kurang memadai, maklumlah usaha baru. Namun semua 
temanku di kampus sudah tahu aku punya usaha photobox. Jadi banyak juga 
mereka yang datang untuk membuat pasfoto.
Namun yang aku suka dari usaha ini meski hasilnya tidak terlalu besar 
adalah banyak abg-abg yang minta difoto dengan berbagai gaya. Saya dan 
temanku memang cukup menguasai soal mengedit foto, jadi photobox ku 
makin disukai para abg.
Selain itu aku juga hobby fotografi, sehingga usaha ini seolah 
menyalurkan hobbyku. Sebetulnya aku bercita-cita punya studio foto 
sendiri. Namun usaha seperti itu memerlukan modal yang sangat besar. 
Selain itu aku belum mempunyai pasarnya.
Banyak cewek-cewek di tataran usia SMP atau kelas 5 atau 6 SD menjadi 
langganan. Mereka sering berfoto untuk mengubah statusnya di baik di FB,
 maupun di berbagai media sosial lainnya. Kalau pun tidak berfoto mereka
 membeli pulsa ke counter ku. Anak-anak ini suka jalan-jalan ke mall, 
meski hanya untuk ngisi pulsa 10 ribu. Aku memang menyediakan beberapa 
kursi untuk mereka duduk beristirahat jika lelah berkeliling mall.
Suatu hari ketika aku baru membuka counter kira-kira jam 10, muncul 
langganan kecilku. Dia adalah Anita. Kutanya kenapa tidak sekolah. Dia 
bilang bete. Aku jadi bingung anak sekecil kelas 6 SD sudah bisa 
merasa bete. Ternyata itu disebabkan pacarnya yang kelas 2 SMP jalan 
sama cewek lain.
Alamak kelas 6 SD sudah pacaran. Ngapain aja kalau pacaran, ini membuat 
aku jadi penasaran, sehingga aku usahakan dia duduk berlama-lama di 
counterku. Dengan teknik yang sebagian kudapat dari pelajaran dikampus 
soal trik menggali informasi. Terungkap juga bahwa Anita jika pacaran 
sudah melakukan ciuman di mulut dan pacarnya juga meremas-remas 
teteknya. Aku jadi penasaran pula. Jadi ingin tahu sebesar apa sih tetek
 Anita yang baru kelas 6 SD. Dari balik bajunya yang berlapis jaket, 
tidak begitu terlihat tonjolan di dadanya. Namun setelah lama aku 
berusaha mengamati, ternyata memang ada juga sedikit tonjolan di 
dadanya.
Pikiran gilaku kumat, aku jadi ingin memiliki foto Anita telanjang dada.
 Otakku langsung berproses menyusun strategi membujuk anak kecil ini 
agar mau aku foto dengan telanjang dada. Penasaran juga ingin liat tetek
 nya.
Nit pulsa kamu ada berapa, tanyaku.
 Ah tinggal 2 ribu kak, kenapa, tanyanya polos.
Mau gak kakak kasi gratis pulsa 50 ribu, kataku.
Ih mau dong, kakak kok baik banget mau ngasi pulsa banyak gitu, katanya bertanya.
Ya tapi ada syaratnya, kataku
Apa syaratnya,  tanyanya ingin tahu dengan mimik yang genit.
Anita meski masih kanak-kanak tetapi sudah berpenampilan genit.
 Kakak mau foto kamu di photo box, kataku.
Ah gak masalah, kalau cuma itu, tantangnya.
Tapi bukan foto biasa, kataku.
Foto yang gimana sih, ujarnya dengan wajah polos.
Aku lalu berbicara setengah berbisik bahwa aku ingin membuat foto dia 
bertelanjang dada. Dia tidak perlu membuka bajunya hanya mengangkat 
saja. Kalau dia keberatan aku tidak menyertakan wajahnya . Jadi hanya 
bagian dadanya saja.
Ih malu dong, katanya.
Pacarmu sudah ngliat juga kan, kataku.
Udah sih, katanya.
lha itu kamu gak malu, sanggahku.
Iya itu kan pacar kak, katanya membela diri.
Tapi dia sekarang kan sudah jadi pacar orang lain, bukan pacarmu lagi, ujar ku.
Iya sih, ih gimana ya.... ujarnya agak bingung.
Ya kalau gak mau ya nggak apa-apa, kataku.
Iya sih tapi aku pengen isi pulsa untuk paket Bbku. katanya.
Ya terserah deh, kataku.
 Gimana yaa, tapi kan foto dada doang ya kak, katanya.
Iya lah, mang kamu mau yang gimana, tanya ku.
Untuk apa sih kak fotonya, nanti disebarin,  katanya.
Untuk koleksi aja, gak lah untuk apa disebarin. Kalau pun disebarin kan gak ada tampangnya, kataku.
Ok deh, tapi bener ya pulsa gocap, katanya.
Aku lalu mengarahkan dia masuk ke dalam photobox. Aku lalu duduk di 
depan komputer yang terhubung dengan kamera di dalam box. Aku beri 
instruksi untuk memulai. Di layar computer terlihatlah teteknya yang 
baru tumbuh dengan puting berwarna coklat muda dan masih kecil. Aku 
segera mengambil beberapa shoot. Dia sudah buru-buru mau menutup lagi 
tetapi aku cegah dengan menginstruksikan memiringkan badannya ke kiri 
dan kanan. Ada sekitar 15 shoot aku ambil tanpa sepengetahuan dia. Lalu 
aku buru buru mengedit sehingga tidak terlihat wajahnya itu pun hanya 3 
foto dengan posisi yang berbeda.
Setelah keluar dari box dia melihat hasil fotonya yang memang tidak ada 
wajahnya. Padahal aku mengambilnya tadi komplit dengan wajahnya. Dia 
akhirnya tidak merasa khawatir dan aku pun mengisi pulsa seperti yang 
aku janjikan.
Tanpa diduga aku punya kesempatan memainkan Hpnya, karena ketika itu dia
 ingin mengganti profil picturenya, Hpnya hang. Dia tinggalkan sebentar 
Hpnya ditanganku untuk diperbaiki dan dia ke wc karena kebelet pipis. 
Kesempatan itu aku melihat foto dan film yang tersimpan. Aku terkesiap 
juga karena ada 2 bokep di dalam filenya. 
Setelah kembali dari WC, Hpnya sudah bisa aku normalkan kembali. 
Menjelang jam pulang sekolah dia minta izin mau pulang kerumah. Aku 
termenung menemukan fakta anak kelas 6 SD yang mungkin belum genap 12 
tahun usianya sudah berpacaran dan pegang-pegang tetek dan di hpnya ada 
bokep pula.
Sebulan kemudian dia datang lagi dan menawarkan lagi di foto dan imbalan
 pulsa 50 ribu. Aku bilang kalau foto tetek lagi aku sudah gak perlu, 
lalu kutawarkan kalau mau foto memeknya, tentunya aku menjanjikan tidak 
terlihat wajah. Dia mau demi pulsa 50 ribu. Sebelum shoot aku seting 
kameranya agar zoom out, sehingga aku bisa mengambil full body.
Dari layar komputerku terlihat memek yang masih gundul dan membusung. 
Belahannnya masih rapat. Aku mengambil beberapa shoot dengan posisi dia 
berdiri. Kontolku tegang jadinya melihat tampilan memek anak kecil ini. 
Aku segera mengedit dan menampilkan foto memek saja. Anita puas dan 
senang mendapat pulsa 50 ribu.
Kemudian dia jadi langganan, karena belum sebulan dia sudah datang lagi 
mengharap pulsa 50rb lagi. Aku agak jugal mahal, karena kukatakan kalau 
posenya seperti yang lalu, aku gak mau, dia kuminta untuk berpose 
mengangkangkan kakinya, membuka belahan memeknya, nungging dan beberapa 
pose lainnya. Dia tidak lama berpikir lalu setuju. 
Kamera di dalam photobox kembali beraksi dan arahan gaya aku sebutkan 
dari luar. Aku kali ini mendapat banyak frame. Mungkin ada sekitar 30 
frame dengan berbagai gaya yang semua berfokus pada memek gundulnya.
Akhirnya aku puas juga dengan modal tidak seberapa aku mendapatkan foto bugil anak di bawah umur.
Seminggu kemudian Anita datang lagi. Dia membawa teman sebayanya. Anita 
lalu bercerita bahwa temannya itu mau difoto seperti dirinya dengan 
imbalan pulsa 50 ribu. Aku berpikir sejenak lalu mengajukan syarat. Aku 
mau memberinya pulsa 50 ribu tapi yang terbuka sekaligus adalah tetek 
dan memeknya. Temennya yang bertampang imuts dan lebih cantik dari Anita
 kemudian mengangguk. 
Mereka berdua lalu masuk ke dalam box. Anita kuminta mengajari bagaimana
 berpose didepan kamera. Beberapa shoot aku ambil sekitar 20 shoot 
dengan berbagai gaya. Temannya yang bernama Chintya adalah keturunan 
Cina, sehingga kulitnya putih. Teteknya besarnya sama dengan Anita, dan 
pepeknya juga belum berjembut, alias masih gundul. Dari dalam box Anita 
mengatakan bahwa dia mau juga pulsa 50 ribu. Aku kemudian menyuruh 
mereka berdua bugil dan bergaya bermacam gaya. Ada sekitar satu jam 
mereka berada di dalam box sehingga aku puas mengambil pose-pose mereka.
Aku kemudian mendapat 10 cewek sebaya Anita, dan ada juga yang sudah SMP
 tapi jembutnya masih sedikit. Mereka sering nongkrong di counterku 
sehingga, omzetku kini lumayan besar. Tapi ya itu pengeluaran juga ikut 
besar membiayai hobby ku.
Teman ku yang joint usaha denganku tidak mengetahui tingkahku. Ini tetap
 menjadi rahasia. Bahaya juga kalau dia sampai tahu, nanti bisa bocor.
Foto Anita sudah kumiliki dari berbagai sudut dan gaya. Tapi dia masih 
juga menginginkan pulsa gratis. Aku tentu saja sudah tidak memerlukan 
lagi fotonya, tapi dia terus merengek-rengek. Tanduk di kepalaku muncul.
 Aku menawarkan mencumbuinya tanpa melakukan penetrasi. Jadi 
keperawanannya dijamin tetap utuh. Mulanya takut, tapi desakan 
iming-iming pulsa yang kunaikkan menjadi 100 ribu menggoda.
Dia kemudian setuju. Persoalan selanjutnya tidaklah mudah, karena aku 
bingung mau dibawa kemana, anak sekecil 6 SD ini . Kalau masuk hotel, 
tentunya sangat berbahaya, bisa-bisa polisi menggerebek dan menangkap ku
 dengan tuduhan mencabuli anak di bawah umur. 
Ide kemudian muncul dengan membawa ke tempat semacam water boom yang 
memiliki kamar bilas dan ganti keluarga. Di tempat itu akhirnya Anita 
aku gandeng.
Di kamar bilas memang tidak ada bed. Yang ada hanya kursi panjang. Di 
situlah aku telanjangi Anita. Selama ini aku hanya puas memandanginya, 
sekarang aku menjamah. Teteknya yang baru tumbuh dengan puting yang 
masih kecil. Tanganku meremas-remas terasa sangat mengkal. Putingnya 
masih terlalu kecil sehingga agak sulit memelintirnya. Puas bermain dan 
menciumi teteknya, tanganku beralih ke belahan memeknya. Memek yang 
masih polos, seperti memek anak bayi, ketika kuraba belahannya, agak 
berlendir. Anita ternyata naik juga nafsu birahinya. Sambil membelai 
memeknya aku menguncup bibirnya. Dia sudah cukup lihai berciuman bibir, 
bahkan lidahnya dia julurkan masuk kedalam mulutku. Terasa Anita ganas 
juga menciumi bibirku. Sementara itu jari tengahku aktif mencari 
clitorisnya. Saat kutemukan dia menggelinjang, geli katanya.
Aku penasaran dengan bentuk dan model memek anak di bawah umur, aku 
turun ke bawah dan mengangkangkan kakinya. Awalnya Anita menutup 
memeknya dengan tangan, malu katanya, Tapi setelah aku bujuk akhirnya 
dia mau mengalihkan tangannya dari memek. Kuciumi sekitar memeknya. 
Anita merasa kegelian, aku minta dia menahan rasa geli itu. Dia 
menggelinjang-gelinjang menahan rasa geli, tetapi pahanya aku tahan 
sehingga akhirnya mulutku bisa menguncup belahan memeknya. Lidahku 
bermain di belahan memeknya dan terasa cairan vaginanya makin banyak dan
 Anita sudah mulai anteng. Aku mendengar dia mendesis nikmat. Ujung 
lidahku menemukan tonjolan penutup clitorisnya. Bagian itulah kemudian 
menjadi konsetrasi jilatanku. Dia makin mendesis-desis. Cukup lama aku 
mainkan itilnya, kepalaku sampai terasa pegal. Mungkin ada sekitar 15 
menit barulah dia mencapai orgasme. Terasa sekali sekujur memeknya yang 
masih gundul itu berkedut-kedut dan dari belahannya keluar cairan agak 
kental makin banyak.
Anita baru mengalami orgasme pertama kali seumur hidupnya, sehingga dia 
merasa heran, adanya kenikmatan yang belum pernah dia ketahui. Anita 
mengaku badannya agak lemas. Sementara itu penisku sudah menegang 100%. 
Inginnya sih dimasukkan ke dalam memek, tetapi kali ini tidak mungkin, 
karena di hadapanku adalah anak dibawah umur yang masih perawan, dan 
janjiku adalah tidak merusak perawannya. Dia kusuruh mengocok penisku 
dengan cairan sabun cair. Rasanya nikmat sekali meski pada awalnya 
pegangannya kurang mantap, setelah aku ajari dia kemudian memberi 
kocokan yang nikmat sekali sampai spermaku muncrat.
Lega rasanya meski aku tidak sampai menyetubuhinya. Kami mengenakan 
pakaian renang dan keluar untuk bermain, Sekitar 2 jam kami kembali ke 
kamar ganti, kontolku sudah ngaceng lagi. Aku kembali menelanjangi Anita
 sambil kami mandi di air pancuran. Aku kembali mengoral dia. Kali itu 
dia lebih cepat mendapatkan orgasme. Dia kemudian mengatakan, Kak aku 
ingin nyobain ngisep punya kakak, gimana sih rasanya kayak di film-film 
bokep.
Aku semula memang ingin meminta dia mengoral kontolku, eh sekarang dia 
sudah mendahului. Aku langsung berbaring dan menyilakan dia melakukan 
oral. Pada awalnya dia agak ragu. Aku mengajari nya sampai dia mampu 
mengoral tanpa terkena gigi. Mulutnya yang kecil kewalahan menghisap 
batang penis dewasa. Rasanya lumayan sedap juga. Bukan hisapannya yang 
nikmat, tetapi sensasinya yang luar biasa melihat anak-anak menghisap 
penisku. Lama-lama dia bosan dan ingin menyudahi, tetapi aku cegah 
karena aku hampir mencapai ejakulasi. Kutarik kepalanya menjauh dari 
penisku, lalu kukocok sendiri sampai akhirnya muncrat.
Sebelum kami berpakaian aku menyempatkan foto-foto Anita dalam keadaan 
telanjang. Aku juga mengambil foto memeknya dan membukanya untuk melihat
 selaput daranya. Terlihat selaput dara yang berwarnya putih agak bening
 di dalam lubang memeknya yang masih kecil. Aku tidak bisa berlama-lama 
membelek lubang memeknya karena dia mengeluh sakit dan perih. Tapi 
lumayanlah aku mendapat banyak foto setengah makro di lubang memeknya.
Acara kamar bilas itu berulang sekitar 3 kali. Aku jadi berpikir, kalau 
begitu terus-terusan aku bisa bangkrut karena biayanya agak berat bagi 
kantong mahasiswa. Sementara itu aku menunda dan menolak keinginannya. 
Aku kembali fokus ke usahaku. Aku mengembangkan booth sehingga sekarang 
ada es teh manis yang dijual digelas plastik, lalu buble tea. Aku 
kemudian juga memiliki gerai baso dengan cara waralaba. Aku dapat 
pinjaman dari saudaraku yang mengetahui aku cukup gigih melakukan usaha.
 Dengan berbagai usaha itu pendapatanku sudah cukup lumayan juga.
Aku pun sekarang tinggal di apartemen, meski ukuran studio. Yah cukuplah
 untuk ukuran mahasiswa. Aku tentu memilih apartemen yang bebas, karena 
aku berencana akan membawa cewe-cewe untuk bercumbu.
Meski sudah ada beberapa usaha, aku tetap nongkrong di photobox. Peminat
 pulsa gratis 50 ribu sudah berkembang, tidak hanya anak-anak sebaya 
Anita tetapi sampai ABG SMA. Paling tidak aku sudah punya koleksi 
sekitar 20 orang. 
Aku tidak menyangka akan berkembang sebanyak itu, karena penyebaran 
hanya dari mulut ke mulut. Kecuali Anita, teman-teman lainnya hanya 
terbatas aku foto di photobox saja. Dengan Anita aku sudah bebas 
bercumbu meski pun masih terbatas. Dia pun tidak lagi menuntut pulsa 100
 rb. Dia kalau bolos sekolah sering mendatangiku di apartemenku. Seperti
 biasa aku akan bercumbu habis-habisan dengan dia. Pernah suatu kali aku
 hampir saja menjebol keperawanannya. Tapi ketika kepala penisku sudah 
masuk dia mengeluh memeknya perih dan aku pun sudah memuncak sehingga 
urung meneruskan masuk menjebol keperawanannya.
****
Dalam seminggu ada sekitar 2 atau 3 orang datang ke counterku jika aku 
sedang bertugas di sana. Meskipun tidak membujukku untuk memberi pulsa 
gratis, tetapi mereka senang nongkrong, bahkan membantuku melayani 
konsumen. Jika Sabtu-Minggu mereka biasanya nongkrong sampai 5 orang. 
Akhirnya mereka jadi saling mengenal satu sama lain. Mereka pun sudah 
saling pengertian bahwa setiap orang sudah kufoto telanjang.
Suatu hari kerja, muncul Riana, dia sudah cukup besar karena memang 
sudah kelas 1 SMA. Dia setengah berbisik mengatakan dia ingin pulsa 
gratis 50 ribu, dengan imbalan foto telanjang lagi di photobox. Aku 
sudah pernah mengambil foto Riana bahkan sudah cukup komplit, karena dia
 sempat dua kali aku foto. Jadi sebetulnya aku tidak membutuhkan dia 
lagi. Secara iseng aku tawarkan pulsa 100 ribu tapi dia harus datang ke 
apartemenku pada waktu yang aku janjikan. Aku katakan imbalan dari pulsa
 100 ribu itu adalah bercumbu di apartemenku.
Tanpa pikir terlalu panjang dia lalu menyetujui, dan kami pun 
menyepakati dia akan datang ke apartemenku pada hari sabtu jam 10 pagi. 
Apartemenku memang apartemen yang hampir seluruhnya didiami oleh 
mahasiswa. Peraturannya tidak terlalu ketat. Aku sering melihat para 
mahasiswa itu membawa cewek atau cowoknya masuk ke unitnya. Satpam yang 
menjaga di lobby sudah paham dengan ulah para mahasiswa.
Pada hari yang dijanjikan kamarku diketuk dan Riana sudah muncul. Di 
depan pintu. Dia langsung duduk di sofa bed. Unit apartemenku tidak 
punya kamar, jadi kamar tamu, kamar tidur dan ruang makan semua menjadi 
satu. 
Riana tingginya sekitar 160, bodynya lumayan montok, rambutnya lurus 
digerai sebahu. Kulitnya tidak terlalu putih, tetapi juga tidak hitam. 
Wajahnya ayu. Dia memilih sekaleng coke dingin ketika menerima tawaranku
 minum.
Aku langsung duduk berdampingan dengan dia dan langsung memeluk 
pundaknya. Tidak ada penolakan, karena mungkin dia sudah menyadari bahwa
 kedatangannya adalah untuk bercumbu denganku. Aku hanya mengenakan 
celana pendek, tanpa celana dalam dan kaus oblong. Aku meremas-remas 
bahunya, Riana diam saja sambil memegang remote TV dan mencari acara 
yang dia suka. Aku mulai menciumi lehernya, rambutnya, kupingnya dan 
terakhir kutarik badannya dan aku mencium bibirnya. Ciumanku itu dibalas
 dengan lumatan bibirnya serta uluran lidahnya masuk ke dalam mulutku. 
Sambil melumat bibirnya aku meremas bongkahan dadanya dari luar bajunya.
 Terasa padat. Tidak puas meremas dari luar tanganku masuk ke dalam 
kausnya dari bawah, melepas pengkait BH di bagian belakang lalu meremas 
bongkahan teteknya. Tidak ada perlawanan, malah ketika kausnya aku buka 
dia membantu dengan mengangkat tangannya ke atas.
Sepasang buah dada sudah terhidang di depanku. Bongkahannya cukup besar 
dengan pentil yang masih kecil. Aku berpindah menguncup kedua pentil 
payudaranya. Riana seperti terengah-engah dengan nafas yang memburu. 
Tangannya mencari batangku dan meremasnya dari luar celana. Lalu 
tangannya masuk ke dalam celana dan langsung menemukan batangku yang 
sudah mengeras sempurna.
Dia melepas celanaku sehingga aku telanjang dibagian bawah. Aku lalu 
mengikutinya dengan membuka kancing dan resleting blue jean. Aku 
sekaligus menarik celana jeans dan celana dalamnya.
Segitiga di selangkangannya hanya ditumbuhi bulu-bulu halus. Riana baru 
berusia 15 tahun, mungkin jembutnya belum tumbuh sempurna. Jari tengahku
 membelai belahan memeknya, Terasa agak basah . Aku mencari itilnya dan 
menguitnya sampai dia berjungkit-jungkit badannya. Tanpa sepengtahuannya
 tanganku yang menguit memeknya aku cium. Baunya agak pesing, dan 
bercampur bau memek yang khas. Aku membisikkan agar dia mencuci dulu, 
biar bersih. Riana hanya mengangguk lalu bangkit menuju kamar mandi. Aku
 pun mengikutinya dari belakang. Dia duduk di toilet dan melepaskan air 
kencingnya dengan suara berdesir. Sementara itu aku yang juga sudah 
bugil, mengambil shower lalu menyabuni penisku. Riana juga menyabuni 
memeknya dan membilasnya dengan semburan air shower.
Aku memberikan handuk untuk mengeringkan selangkangannya dan juga 
selangkanganku. Aki berjalan berpelukan ke arah tempat tidurku yang 
cukup lebar. Riana mendorongku sehingga aku telentang. Sambil duduk dia 
memainkan penisku lalu mengoralnya. Dari gerakan dan caranya mengulum, 
terlihat dia sudah pernah melakukannya dan kelihatannya bukan baru 
sekali, tetapi sudah berkali-kali. Sedotan, kuluman dan jilatannya sudah
 cukup ligat. Aku mengerang-erang menahan rasa nikmat di sekujur 
tubuhku. Dia cukup lama dan bisa bertahan begitu lama mengoral p[enisku 
sampai akhirnya aku tidak mampu bertahan. Aku memberi aba-aba bahwa aku 
akan keluar. Namun dia TERUS peringatanku itu seperti tidak diindahkan 
malah dia mengulum lebih kuat penisku. Tanpa pikir panjang lagi aku 
semportkan sperma di mulutnya. Dia tetap bertahan dan nampaknya spermaku
 malah ditelannya. Setelah tembakan terakhir Aku masih terus dioral. Aku
 tidak tahan rasa geli di kepala penisku sehingga aku memaksa dia 
melepas lumatan mulutnya dari penisku. Dia tidak menyisakan spermaku, 
mulutnya sudah kosong.
Kemampuan ini tidak mungkin dimiliki cewe yang baru mengenal sex, aku 
yakin dia sudah sering melakukannya sehingga dapat menelan seluruh 
spermaku tanpa rasa jijik. Aku tanyakan soal keperawanannya. Dia 
menggeleng. Dan kutanya yang memerawaninya dia apakah cowoknya, dia 
kembali menggeleng. Tapi dia tidak mau mengungkapkan siapa yang 
memerawaninya.
Kami istrihat sebentar. Penisku menyusut dan lemas setelah memuntahkan 
peluru cair yang cukup banyak. Di sela-sela istirahat itu aku membujuk 
Riana untuk kembali aku foto. Dia tidak keberatan malah melakukan akting
 dengan berbagai gaya. Hampir 100 frame aku habiskan sampai aku 
kehabisan gaya yang bagaimana lagi. Rasanya darah mulai mengalir 
memenuhi penisku. Aku pun sudah kehabisan gagasan memfoto. Kami kembali 
berbaraing dan aku mencumbu dia lagi dengan meramas teteknya dan 
mengobel memeknya. 
Setelah bosan menghisap pentilnya aku beralih menjilat pepeknya. Riana 
pasrah saja dan memberiku ruang lebih lega untukku menjilatinya. Memek 
Riana tidak bisa dikatakan imut, meski usianya baru 15 tahun. Bibir 
dalamnya lebih panjang sehingga keluar dari jepitan bibir luar. Aku bisa
 menjewernya dan menarik ke kiri dan kekanan, sehingga terlihatlah 
lubang vaginanya yang basah berwarna merah jambu. Itilnya menonjol 
berwarna merah muda. Aku langsung menjilatinya. Riana menjambaki 
rambutku dan merintih. Akhirnya dia mencapai orgasme dengan mengerang 
panjang sambil menarik kepalaku merapat ke memeknya. Aku agak kesulitan 
bernafas.Memeknya berdenyut-denyut dan terasa makin basah.
Setelah usai orgasmenya dia menarikku keatas sehingga posisiku menindih 
tubuhnya. Kakinya dikangkangkannya dan dia meraih penisku lalu diarahkan
 menuju permukaan lubang vaginanya. Aku perlahan-lahan menekan penisku 
menikam memeknya sampai tenggelam sekuruhnya. Lumayan mencekam juga 
meskipun memeknya banjir. Gerakan maju mundur dengan cepat aku lakukan 
dan Riana kembali merintih. Kakinya dikaitkan ke pinggangku . Gerakanku 
diikuti oleh irama gerakan kakinya merangkul tubuhku.
Sebagai cewek yang masih sangat muda, tetapi Riana sudah mampu 
bekerjasama seperti cewek-cewek yang berpengalaman. Air mukanya terlihat
 bahwa dia sangat menikmati hunjaman penisku ke dalam memeknya. Dia 
mungkin berkonsentrasi menikmati hujaman penisku di memeknya sambil 
terus merintih-rinth seirama dengan gerakan maju mundur penisku. 
Kemudian dia diam tidak bersuara lalu mengerang panjang dan tubuhku 
ditariknya merapat. Penisku merasa gerakan di dalam vaginanya seperti 
denyutan jika aku mencapai ejakulasi.
Kakinya mengendur dari lilitan ke badanku. Aku mulai bergerak lagi dan 
kini gerakanku lebih cepat dan lebih kasar. Aku ingin menikmati 
nikmatnya hubungan sex menurut versiku sendiri. Namun tergangggu oleh 
lilitan yang kuat kaki Riana ketika dia mencapai orgasme kembali. Dalam 
keadaan masih berdenyut aku memaksa memompanya. Dia menggelinjang tidak 
karuan karena katanya pepeknya ngilu. Aku tidak peduli dan terus 
melakukan gerakan kasar sampai akhirnya aku mencapai orgasme dengan 
sebelumnya menarik keluar senjataku dari memeknya. Ketika Senjataku 
keluar Riana sebenarnya mempertahankan agar penisku tetap di dalam, 
tetapi karena aku takut dia hamil maka aku paksa tarik. Meletus maniku 
di perutnya, sementara itu Riana menekan permukaan memeknya dengan kedua
 tangannya sambil mengerang. Rupanya dia mencapai finish beberapa saat 
dibelakangku. Pantas saja dia ingin penisku tetap menghunjam ke 
memeknya.
Stelah permainan itu kami berdua berbaring sambil ngobrol. Aku berhasil 
membongkar rahasia nya. Dia akhirnya bercerita bahwa keperawanannya 
diambil oleh pamannya yang tinggal serumah. Pamannya sudah bekerja, 
tetapi belum menikah. Umurnya sekitar 30 tahun. Dia diperawani sekitar 
setahun yang lalu. Berarti ketika dia masih berusia 14 tahun. Sampai 
sekarang dia masih melakukan hubungan rutin dengan pamannya. Riana meski
 masih sangat muda, tetapi sudah paham mengkonsumsi pil anti hamil, 
menurut dia, pamannya yang memberikan. Pantas saja dia tadi menarikku 
ketika aku akan mencapai orgasme.
Kak gua mungkin hipersex ya, kalau gak main 3 hari aja kepala gua 
pusing,  katanya. Jadi hubungan dengan pamannya tidak selalu karena 
kemauan pamannya, tetapi sering juga karena keinginan si Riana. 
Sebelum dia pulang kami sempat main sekali lagi, aku pada ronde itu 
bersikap pasif, sehingga Riana yang mengambil peran. Dia bermain 
diatasku, oleh karena itu dia berkali-kali pula mencapai orgasme, sempai
 akhirnya dia menyerah tidak mampu lagi. Aku membalikkan tubuhnya dan 
aku ganti mengambil perannya. Sampai aku orgasme dan aku lepaskan di 
dalam. Memang nikmat sekali melampiaskan tembakan sperma kental ke dalam
 memeknya, apalagi kami mencapai puncak bersamaan. ***
      
     
     
No comments:
Post a Comment