Sudah satu bulan aku pulang pergi ke rumah sakit, karena istriku sedang 
 sakit dan mengharuskanya dirawat disana. Aku tinggal di rumah bersama 
satu pembantu dan Rita anak tiriku yang baru saja menginjak kelas satu 
SMA.
Sore itu aku baru pulang dari kantor dan berencana hendak ke rumah sakit
 untuk menengok istriku, kulihat jam diruang tengah menunjukkan pukul 
18.00 wib, tidak ada salahnya aku beristirahat sebentar melepas penat, 
aku lalu menuju ke teras depan untuk duduk di sebuah kursi kayu jati 
dengan ukiran khasnya, sebuah kursi yang kubeli dari seorang kolektor, 
saat asyik membaca koran aku tidak mengetahui jika Rita sudah pulang 
dari les sorenya.
"Sore pak, ini Rita buatkan teh buat bapak" sambil Rita memberikan secangkir teh kepadaku.
"Makasih Ta..."jawabku padanya.
"Bibi kemana Ta..?"tanyaku padanya, karena saat aku pulang pembantuku 
yang biasanya membukakan pintu pagar untukku tampak tidak kelihatan, 
terpaksa aku harus turun dari mobil untuk membukanya sendiri.
Rumahku memang termasuk di kawasan elit,  disekeliling rumahku terdapat 
tembok setinggi kurang lebih 5 meter, membuat siapapun yang melintas 
tidak bisa melihat aktivitas pemilik rumah.
"Tadi katanya mau nengok saudaranya yang sakit "jawabnya.
"Kapan baliknya, Ta ?" tanyaku kepada Rita.
"Besok katanya pak, tadi bibi udah minta izin ke Rita." jawab Rita
Sore itu Rita nampak sexy sekali, mengenakan bawahan rok pendek berwarna
 putih dan kaos ketat berbahan tipis, sehingga tampak lekuk tubuhnya 
membuat libidoku menjadi naik, apalagi aku sudah lama tidak mendapatkan 
kenikamatan dari istriku.
"Pak kelihatannya bapak tampak lelah sekali" kata Rita.
"Iya Ta" jawabku.
"Rita pijitin ya pak..."
Lalu Rita tanpa di komando sudah memijit kepalaku.
"Oh..." aku sedikit mendesah menikmati pijitannya, "pijitan kamu enak sekali Ta" pujiku.
"Masa sih pak?" jawabnya sambil malu-malu sembari meneruskan pijitannya.
Aku dipijit Rita dari belakang dan jemari tangannya membuat aku semakin 
ingin menerkamnnya dan tiba-tiba posisi Rita berganti memijatku dari 
depan sehingga dua gundukan payudaranya tampak jelas terlihat, sesekali 
tubuh Rita menempel ke tubuhku dan kontolku pun semakin keras mengacung 
ke depan akibat perbuatanya.
Aku mencoba untuk tenang dan memejamkan mata, tapi ketika tangan Rita 
mulai memijat bahuku dan membuat tubuhnya sangat rapat sekali dengan 
tubuhku, membuat fikiranku semakin kalut.
Saat Rita memijat tak sengaja kontolku pun ikut mengeras, mengelembung dibalik celana yang aku pakai.
"Ah.....burung bapak nyenggol lutut Rita nih," candanya padaku.
"Kalau nyenggol memangnya kenapa Ta...?" tanyaku, seolah memancing 
dirinya, nafsu sudah mulai menguasai diriku perkataanku kepada Rita 
sudah tidak pantas diucapkan seorang ayah kepada anaknya.
"Akh....bapak...Rita hentiin nih mijitnya !" katanya sembari menatapku dengan manja.
"Jangan dong sayang, Rita enggak kasihan sama bapak ?" Lalu kutarik 
pinggul Rita, dan secara langsung tubuh Rita tertarik ke pangkuanku.
Namun ketika Rita mencoba untuk bangkit, aku malah mendekapnya.
"pak...ah...pak ...jangan...dong..!!" katanya mencoba melawanku.
Tapi apa boleh buat posisi Rita sudah dalam pangkuanku dengan kondisi 
berhadapan dan kedua kakinya tepat berada dalam sanggaan pahaku. 
Sementara bawahan pendeknya sudah sedikit tersingkap, tanpa kesulitan 
aku geser celana dalamku dan kuposisikan kontolku menempel tepat 
dibagian memeknya.
Lalu kutekan pinggul Rita dan pinggulku aku gesek-gesekan ke arah 
pinggulnya, terasa gundukan daging memek Rita terkena benggolan kontolku
 yang besar.
"pak...ah...pak...ja...jangan...pak...!"
Rita mencoba meronta tapi sesekali dia tampak sedikit menikmati karena 
dibalik rontannya terkadang ada satu gerakan pinggulnya yang mencoba 
mengimbangi irama gerakanku.
Rita mulai menguarangi gerakannya dan akupun semakin menggila, 
kukeluarkan seluruh kontoku dari balik celanaku, sehingga langsung 
menyembul keluar, lalu aku kulum mulut Rita dengan mesra awalnya dia 
agak kaku tapi lama kelama-an mengikuti juga irama ciumanku.
"sleep...ah...sleeep ah...Rita mendengus ketika lehernya mulai kena oleh serangan bibirku"
"ah...pak ....enak...pak, Rita belum merasakan seperti ini"rintihnya.
Lalu tangan kiriku mulai menelusup ke dalam bawahannya dan aku langsung 
merangsek ke bagian depan celana dalamnnya, terasa mulut memek Rita 
sudah basah, jari-jariku menyisir bagian pinggir celana dalamnya dan aku
 singkapkan sedikit, sehingga aku bisa merasakan lubang memek Rita 
secara bebas tidak tertutup lagi oleh celana dalamnya.
Lalu aku arahkan kontolku mencari lubang kemaluan Rita, dan ketika aku 
tekan aku merasakan ujung kontolku sudah tepat di lubang memeknya dan 
langsung aku tekan.
"Ah...pak...sakit...pak......!!!" Mata Rita tampak terbelalak.
"Bentar sayang bapak masukin ya....."dan napasku makin mendengus.
"Tapi...pak....ah....ah....sa....sakit..pAk....!!! "
Ketika seluruh kontolku masuk merangsek memeknya yang masih sempit 
itu,kontolku merangsek masuk dan aku rasanya begitu sempitnnya memek 
Rita anak tiriku.
"Bapak....aduh...bapak...aduh..pak...ah...ah....!! !" Rita mulai 
menjambak rambuatku,ketika kontolku mengujani memeknya berkali-kali.
"sleep...slepp..sleepp..plok...plokkk" antara pahaku dengan paha Rita saling berbenturan"
"ahhh...aaah...aaaah...bapak, sudah pak.....memek Rita ngilu..!!!!
"Bentar sayang...uh....uhhh , bapak lagi ngrasain enak...!!!"
Aku terus merojok-rojokan kontolku pada Rita, sehingga dia terkadang meringgis menahan sakit tusukan kontolku.
Tubuh Rita sudah mulai agak sedikit lunglai dan tersandar pada tubuhku, 
sedangkan pinggulku masih dengan perkasa mengoyang naik-turun sehingga 
seluruh kontolku keluar masuk ke memek Rita yang baru aku perawani itu.
"Bapak...bapak....sudah ..pak...ah....ah...pak..kenapa jadi begini ..pak..."
Tubuh Rita nampa sudah basah kuyup oleh keringanya yang keluar deras dari pori-pori kulitnya.
"oooh sayang...oh...punya kamu enak sekali...ooohh....!!!!
Lalu aku hentak keras ke atas ketika ujung kontolku sudah terasa akan mengeluarkan spermaku.
"crooot....crooot...croot....ah..ah..."
Aku mendekap Rita dengan erat, memeluk tubuhnya, pinggulku kutekan kuat-kuat ke arah memeknya.
Seluruh spermaku masuk ke dalam memeknya dan Rita pun menjerit histeris.
"ah...paaaaak....ah.."
Kubiarkan kontolku menancap di memek Rita, dan aku merasakan,denyutan 
rongga-rongga memek Rita. Kami terdiam sejenak, sementara Rita masih 
berada dalam dekapanku dengan rambuat yang masih acak-acakan.
"Hmmm..pak...Hmmm" Rita mulai sedikit merajuk.
"Kenapa sayang...enak enggak punya bapak"
"ah...bapak punya Rita sobek nih pak...ah ...bapak jahat".....sambil tangan Rita memukul-mukul ke arah tubuhku.
Lalu Rita merebahkan tubuhnya ke tubuhku dengan manjanya sambil jari-jari manisnya memainkan ujung rambut panjangnya.
"Pak...bapak puas enggak ngentotin Rita"tanyannya padaku.
"Bapak puas sayang...punya Rita enak sekali"
"Mandi bareng yuk sayang....nanti kita jenguk ibu di rumah sakit."
Rita mengangguk kecil dan kami akhirnya untuk pertama kali mandi 
bersama, sebuah hal tabu yang kulakukan dengan Rita anak tiriku.
Setelah mandi aku dan Rita pergi menuju rumah sakit melihat kondisi istriku.
Tamat
      
     
     
No comments:
Post a Comment