Aku kos deket banget ma skolah aku, jadi kalo skola gak usah pake biaya 
angkot lagi, pergi pulang jalan kaki aja. Cuma karena dananya suka seret
 aku dah beberapa kali telat bayar uang kos. Awalnya om kosnya toleransi
 ke aku, tapi kerna keseringan dia mulai kesel, palagi yang terakhir ini
 dah lewat seminggu ku blon juga ada dana buat ngelunasi uang kos aku. 
Si omnya jadi uring2an, terus dia ngomong aja blak blakan ke aku : "Nez,
 kalo kamu gak da dananya, ngentot yuk ma om semaleman, nti gak usah 
bayar deh uang kos bulan lalu dan bulan ini, mau gak". Aku jadi tersipu 
mendengar tawaran vulgarnya, jadi terpana gak bisa jawab. "Kalo mau nti 
malem ya, om tunggu". Ku jadi bimbang, dalem hati mau aja dibebasin uang
 kos 2 bulan tapi kok kudu mau dientot ma si om ya. Kupikir2, katimbang 
diusir keluar kos ya kuterima aja deh tawaran vulgarnya, dia mau 
semaleman, pasti kuat tu ngentotnya. Ya dobel asik kan jadinya aku, asik
 kerna bebas uang kos 2 bulan dan asik kerna dapet nikmat, yang kedua si
 semoga judulnya. Si om memang tinggal sendirian di kamar yang paling 
besar di rumah kos itu, gak tau deh ada keluarganya pa enggak, aku gak 
perna liat ada yg ngaku istri atau anaknya, tapi ya bukan urusankulah. 
Malemnya, kusamperin kamarnya, ku ketok pintunya. Si om cuma pake sarung
 aja bukain ku pintu. "Masuk nez, kirain gak jadi". "Ya jadilah om, kalo
 gak inez mo bayar uang kosnya dari mana. Mangnya o kuat ya semaleman". 
"Nti dibuktiin Nez, sampe kamu lemes". "Wah asik tu om". dia meraih 
tangannya dan diletakkan di selangkangannya, trus ditekannya disitu 
sehingga walaupun aku reflex narik tanganku, karena dia tekan keras 
makanya tanganku tetep diselangkangan. Kerasa si ada sesuatu yang keras 
dan besar dibalik sarungnyanya. “Diremes dong Nez”, katanya sambil terus
 menekan tanganku diselangkangannya. aku mulai menggenggam barang besar 
itu, kuremas pelan. “Na gitu dong, ntar aku bagi kenikmatan ma kamu deh,
 kamu dah perna maen ma lelaki kan?” Aku tanpa sadar menggangguk. 
Sementara aku mengelus selangkangannya, dia mulai meremas pelan toketku.
 “kecil ya om”. “kamu orangnya imut ya toket kamu imut tapi kenceng 
banget” Dia mulai meremasnya pelan dari luar tank topku. Dia mencium 
bibirku lembut sekali sehingga aku makin terbuai, napsuku mulai memuncak
 karena ulahnya. “Mandi dulu yu Nez, aku gerah ni”.
Aku heran, kok aku nurut ja waktu dia pengen ke kamar mandi. aku diajak 
dia ke kamar mandi. Kamar mandi itu bersih banget, kayanya dijaga 
kebersihannya ma si om. Pasti tiap ari dibersihin ma pembantu yang kerja
 dirumah kos itu. Gak tau deh pembantunya sekalian dientot gak dikamar 
mandi waktu bersiin kamarnya. Sesampai di kamar mandi, dia langsung 
mencium tengkukku, membuatku merinding. Kayanya kalo kaya gini mah gak 
bakalan ada acara mandi ni. Dipeluknya aku dari belakang sambil 
ciumannya berlanjut ke belakang telingaku hingga leher. Kedua tangannya 
mulai meraba-raba toketku yang masih terbungkus pakean. “Om nakal ih”. 
“Tapi kamu suka kan”. tanganku meraba ke belakang mencari pegangan di 
antara kedua kakinya. Kembali teraba sesuatu yang besar dan sangat 
keras, kuremas dengan gemes barang itu. “Na gitu dong, kan enak 
jadinya”. Dia juga meraba kancing celpenku, dilepasnya kancingnya, 
diturunkan ritsluitingnya dan diturunkan celpenku sehingga aku hanya ber
 cd ria.
Ciumannya kembali ke pundakku, tanktopku ditariknya ketas, aku 
membantunya dengan mengangkat tanganku ketas juga sehingga terlepaslah 
tanktop dari tubuhku. dengan gigitan lembut diturunkan tali bra-ku 
hingga turun ke lengan, begitu pula yang satunya, tak lama kemudian 
lepaslah bra dari tubuhku. sepertinya dia sangat terlatih untuk 
menelanjangi perempuan dengan perlahan, sehingga aku makin terangsang 
dibuatnya. Aku didudukkan di pinggiran bak mandi, dia berlutut di 
depanku, dicium dan dijilatinya betis dan pahaku hingga aku dibuat 
kelojotan. Perlahan dia menarik turun cdku hingga terlepas dari 
tempatnya, kepalanya langsung membenam di antara kedua pahaku, kurasakan
 jilatan di sekitar selangkangan dan daerah anus. jilatannya semakin 
ganas di daerah memekku, kurasakan jilatan di bibir memekku. Lidahnya 
terasa menari-nari di bibir memekku, kupegang kepalanya dan kubenamkan 
lebih dalam ke memekku. Jilatan lidahnya makin mengganas, sehingga aku 
dibuat makin kelojotan.
“Om curang, Inez dah dibukain bajunya, om ndiri belon”. Dia cuma senyum 
aja dan langsung melepaskan sarungnya, semuanya. aku terkaget2 melihat 
kon tolnya yang luar biasa besar, panjang dan kayaknya dah keras banget.
 Dia berdiri di hadapanku, kon tol XL nya (bukan opsel lo, tapi extra 
large) hanya berjarak beberapa centimeter dari memekku. kembali dia 
mencium bibirku, lidahnya bermain2 di mulutku membelit2 lidahku, 
sementara jari tangannya bermain di liang memekku. Ciumannya berpindah 
ke leherku, terus turun menyusuri dada dan sampe ke pentilku.
Aku benar-benar dibuat terbakar, napasku sudah tidak karuan, kombinasi 
antara permainan lidah di pentil dan permainan jari di memekku. “Om, 
Inez dah pengen om”, rengekku sambil mendorong tubuh atletisnya. Dia 
mengusap-usapkan palkonnya di bibir memekku yang sudah basah. Perlahan 
didorongnya kon tol besarnya masuk ke liang memekku, memekku terasa 
sangat melar supaya bisa menampung kon tolnya yang besar banget, terasa 
sekali desakan benda tumpul besar itu mencoba untuk menerobos memekku. 
Makin dalam masuknya kurasakan kon tolnya seolah makin membesar, memekku
 terasa penuh ketika dia melesakkan seluruhnya ke dalam. “Aagh.. om.. 
ennak …”, erangku sambil memandang ke wajah nya yang ganteng dan macho. 
“Pelan ya om, gede banget si..” pintaku sambil mencengkeramkan otot 
memekku pada kon tolnya. “Mang biasanya yang masuk kecil ya Nez, memek 
kamu cengkeramannya kerasa banget deh Nez, baru sekali ni aku ngerasain 
memek seperet memek kamu”. “Om punya gede banget si”. “Tapi kamu suka 
kan”. “Banget om”. tangan kanannya meremas toketku sedang tangan kirinya
 meremas pantatku sambil menahan gerakan tubuhku. Kurasakan kon tolnya 
pelan-pelan ditarik keluar, dan dimasukkan lagi saat setengah batangnya 
keluar, begitu seterusnya, makin lama makin cepat. “Oohh..om… 
nikmatnya”, desahku, menerima kocokan kon tolnya di memekku. Dia dengan 
irama yang teratur memompa memekku sambil mempermainkan lidahnya di 
leher dan bibirku. Aku tak bisa lagi mengontrol gerakanku, desahanku 
semakin berisik terdengar.
Dia mengangkat kaki kananku dan ditumpangkan di pundaknya, kurasakan 
penetrasinya semakin dalam. Kocokannya semakin cepat dan keras, 
diselingi goyangan pantatnya yang meliuk2. Aku makin mendesah dibuatnya,
 keringat sudah membasahi tubuhku, begitu juga dengan dia. Aku hampir 
mencapai puncak kenikmatan ketika dia menghentikan kocokannya, dan 
memintaku untuk berdiri, “Mau dilanjutin di sini atau pindah ke 
ranjang..?” tanyanya terus menjilati pentilku. Tanpa menjawab aku 
langsung membelakanginya dan kubungkukkan badanku, rupanya dia sudah 
tahu mauku, langsung mengarahkan kon tolnya ke memekku. Kuangkat kaki 
kananku dan dia menahan dengan tangannya, sehingga kon tolnya dapat 
masuk dengan mudah. Dengan sedikit bimbingan, melesaklah kon tolnya ke 
memekku, dia langsung menyodok dengan keras, terasa ambles dalem banget 
di memekku, aku terdongak karena kaget. “Aauugghh.., om.., teruss..” 
teriakku larut dalam kenikmatan.
Sodokan demi sodokan kunikmati, dia menurunkan kakiku, dan kurentangkan 
lebar sambil tanganku tertumpu pada pinggir bak mandi, tangannya 
memegang pinggulku dan menariknya saat dia menyodok ke arahku, begitu 
seterusnya. Rasanya sudah tidak tahan lagi, ketika tangannya meremas 
toketku dan mempermainkan pentilku dengan jari tangannya, “Om, Inez .. 
sudah.. nggak tahan..!” desahku, ternyata dia langsung menghentikan 
gerakannya. “Jangan dulu Sayang, kamu belum merasakan yang lebih hebat.”
 katanya, tapi terlambat, aku sudah mencapai puncak kenikmatan terlebih 
dahulu. “Aaughh.., oommm..,” teriakku mengiringi orgasme yang kualami, 
denyutan di memekku terasa terganjal begitu besar. Dia hanya mendesah 
sesaat sambil tangannya tetap meremas toketku yang ikut menegang. “Ayo 
om, om keluarin juga…” pintaku, aku lemas saking nikmatnya orgasme 
barusan.
“Terusin diranjang aja yuk Nez”. Dia mencabut kon tolnya yang masi 
perkasa dari memekku, aku ajak dia ke kamar. dia memintaku nungging di 
pinggir ranjang. Dia menginginkan doggie style, kuturuti permintaannya. 
Sekarang posisiku merangkak di ranjang. Dia berdiri dibelakangku, 
mengatur posisinya untuk memudahkan penetrasi ke memekku. Setelah 
menyapukan kon tolnya yang masih menegang, dengan sekali dorong masuklah
 kon tolnya semua ke memekku. Meskipun sudah dari tadi dikocok oleh kon 
tolnya, kaget juga aku dibuatnya. Dia langsung memacu kocokannya dengan 
cepat, kenikmatan kembali menyelimuti tubuhku. Dia menarik rambutku ke 
belakang sehingga aku terdongak. Berpegangan pada rambutku dia memainkan
 kocokannya, sesekali pantatnya digoyang ke kiri dan ke kanan, atau 
turun naik, sehingga memekku seperti diaduk-aduk kon tolnya. Dia sungguh
 pandai menyenangkan prempuan dengan permainannya yang penuh variasi.
Dia mengangkat badannya tanpa melepas kon tolnya darimas, kini posisi 
dia nelungkup diatas aku, sehingga kon tolnya makin menancap di memekku 
tanpa menurunkan tempo permainannya. Aku sudah tidak tahan diperlakukan 
demikian, dan untuk kedua kalinya aku mengalami orgasme hebat dalam 
waktu yang relatif singkat, sementara dia masih tetap tegar menantang. 
“Masih kuat untuk melanjutkan Nez..?” “Lemes banget om”. “Kamu diatas 
aja ya”. Walaupun lemas aku turuti ja permintaannya. Dia telentang di 
ranjang. kukangkangkan kakiku diatas kon tolnya yang menjulang keras 
kaya tugu monas, ku paskan palkonnya menembus memekku dan kuturunkan 
pelan2. Terasa sekali batang yang besar itu pelan2 terbenam kedalam 
memekku, sampe akhirnya ambles semuanya. terasa sekali kon tolnya yang 
besar mengganjal di dalam. Aku mulai menggoyang pantatku maju mundur 
mengocok kon tolnya dalam memekku. Semakin cepat kugoyang semakin nikmat
 rasanya , maka goyanganku semakin cepat dan tambah tidak beraturan. 
Kuamati wajahnya yang ganteng bersimbah peluh dan terlihat menegang 
dalam kenikmatan, tangannya meremas-remas toketku sambil mempermainkan 
pentilku.
Karena sangat lemas, akhirnya goyanganku terhenti. dia menggoyang 
tubuhku sambil menggerak-gerakkan pinggulnya sehingga memekku tetap 
terkocok dari bawah, dan kembali orgasmeku tidak terbendung lagi untuk 
kesekian kalinya. Dia tetap saja mengocok dari bawah, meski dia tahu aku
 sedang di puncak kenikmatan. Kali ini aku benar-benar lemes, tapi dia 
tidak juga mengentikan gerakannya. Kutelungkupkan tubuhku di atas 
tubuhnya, sehingga kami saling berpelukan. Dia memelukku dan mencium 
bibirku sambil kembali mempermainkan lidahnya, kon tolnya masih keras 
bercokol di memekku, terasa panas sudah. Tidak lama kemudian nafsuku 
bangkit lagi, kuatur posisi kakiku hingga aku dapat menaik-turunkan 
tubuhku supaya kon tolnya bisa kluar masuk lagi di memekku. Meskipun 
kakiku terasa lemas, kupaksakan untuk mengocok kon tolnya yang 
sepertinya makin lama makin mengeras.
Melihatku sudah kecapean, dia memintaku untuk kembali nungging, kemudian
 dia berlutut diebalakangku dan dengan mudahnya dia melesakkan kon 
tolnya ke memekku untuk kesekian kalinya. kali ini kocokannya bervariasi
 antara cepat keras dan pelan. setelah terasa staminaku agak pulih, 
kuimbangi gerakan sodokannya dengan menggoyang-goyangkan pantatku ke 
kiri dan ke kanan atau maju mundur melawan gerakan tubuhnya. tidak lama 
kemudian kurasakan cengkeraman tangannya di pantatku mengencang, 
kurasakan kon tolnya terasa membesar dan diikuti semprotan dan denyutan 
yang begitu kuat dari kon tolnya. Memekku terasa dihantam kuat semprotan
 pejunya hingga aku terbawa melambung mencapai puncak kenikmatan yang ke
 sekian kalinya. Kami orgasme secara bersamaan, tubuhku langsung 
terkulai di ranjang. “Nez, nikmat sekali ngentot ma kamu, memek kamu 
cengkeramannya kuat banget dan denyutannya berasa banget deh”.
Setelah semuanya reda, dia mencabut kon tolnya dan terkapar disebelahku 
yang masih telungkup. Aku langsung telentang di ranjang dan langsung aja
 terlelap. Entah sudah berapa lama tertidur ketika kurasakan sesuatu 
menggelitik memekku. Sambil membuka mata yang masih berat, kulihat 
kepalanya sudah terbenam di selangkanganku yang telah tebuka lebar. 
karena permainan lidahnya sungguh membuatku menggelinjang-gelinjang 
kenikmatan. “Ugh.., shh..!” aku mulai mendesis. Kubenamkan kepalanya 
lebih dalam untuk mendapatkan kenikmatan lebih jauh. Dia menjilatiku 
dengan hebatnya hingga beberapa saat kemudian diangkatnya kakiku hingga 
terpentang dan dia mengganjal pantatku dengan bantal hingga posisi 
memekku sekarang menantang ke atas. Kembali dia menjilati memekku yang 
sudah terpampang nyata. Jilatannya kemudian berpindah ke daerah anusku, 
sambil jarinya mengitik2 itilku. Aku tidak tahu bagaimana menggambarkan 
dengan kata-kata, kuremas-remas sendiri toketku yang ikut menegang. 
Tidak tahan menahan sensasi yang berlebihan, akhirnya aku mencapai 
orgasme duluan. Mulutnya tidak juga beranjak dari memekku, disedotnya 
lendir kenikmatan dari memekku. “Udah om….” pintaku menahan kegelian 
yang melanda selangkanganku.
Lidahnya naik menelusuri perutku dan berhenti di antara kedua toketku 
lalu mendaki hingga mencapai pentilku. sambil meremas toketku dia mulai 
mengulum dan mempermainkan pentilku dengan lidahnya. Kedua kakiku 
dipentangkan dengan lebar dan dia menyapukan palkonnya di bibir memekku 
dan sebentar kemudian langsung kon tolnya ambles kedalam memekku. 
Perkasa sekali si om dalam urusan ranjang, kayanya napsunya tinggi terus
 sehingga kembali dia menggarap memekku dengan kon tolnya yang besar 
panjang keras itu. terasa sekali kon tolnya menyodok-nyodok dinding 
memekku. Tangannya tidak henti meremas dan mengelus kedua toketku, 
sesekali wajahnya dibenamkan di antara kedua toketku. Dia makin kencang 
mengocok memekku. Aku menggelinjang makin tidak karuan, “Uugghh..om, 
nikmatnya….”
Kurasakan kenikmatan yang memuncak, dan kembali aku mengalami orgasme 
beberapa saat kemudian. Tanpa memberiku istirahat, dia membalikkan 
tubuhku, kini aku tertumpu pada lutut dan tanganku, doggy style. Dia 
tetap bertugas di belakang, langsung diambleskan kembali kon tolnya di 
memekku yang telah basah karena cairan orgasmeku, pinggangku dipegangnya
 kemudian dia mengocokku dengan cepat, kurasakan kon tolnya makin dalam 
melesak ke dalam memekku. Dengan terus mengocok, dia mengelus-elus 
punggungku, kemudian tangannya menjelajah ke dadaku, dielus dan 
diremasnya dengan keras kedua toketku, sesekali mempermainkan pentilku, 
kegelian dan kenikmatan bercampur menjadi satu.
Kemudian ditengah permainan dia mengganti posisi lagi. Dia telentang 
diranjang dengan kon tol yang masih mengacung keatas. aku menaiki 
tubuhnya, kuatur tubuhku hingga memekku pas dengan kon tolnya yang sudah
 menunggu, lalu kuturunkan pantatku dan bles. Langsung saja aku 
bergoyang salsa di atasnya. Kini aku pegang kendali, pantatku 
kuputar-putar sehingga memekku terasa diaduk-aduk olehnya. Dia memegangi
 kedua toketku dan meremasnya. Pantatku tidak pernah berhenti bergoyang 
di atasnya, dia belum juga memperlihatkan tanda-tanda akan orgasme. Aku 
mengganti gerakanku, kini turun naik di atasnya, ternyata dia melawan 
gerakanku dengan menaik-turunkan pantatnya berlawanan denganku sehingga 
kon tolnya makin menancap dalam, tangannya tidak pernah melepas 
remasannya dari toketku. Dia terus saja mengocok memekku dari bawah. 
Tidak lama setelah mengocokku dari bawah, kurasakan badannya menegang 
kemudian disusul denyutan keras dimemekku. Begitu keras dan deras 
semprotan pejunya hingga aku tersentak kaget menerima sensasi itu hingga
 aku menyusul orgasme sesaat setelahnya. Begitu nikmat. Tubuhku langsung
 melemas, aku langsung terkulai di atas tubuhnya, “Om, luar biasa 
nikmatnya, Inez lemes banget deh, mas kuat amir si ngentotin Inez”. 
“Terbukti kan kalo aku kuat ngentotin kamunya. Bisnya aku napsu kamu ma 
kamu Nez, makanya kon tolku bawaannya pengen ngaduk memek kamu terus. 
Dah lama sebenernya aku pengen ngentotin kamu Nez, kesampean juga 
akhirnya”. “Istirahat lagi ya om, om masi mo lagi ya”. “So pasti Nez, 
bisa sampe pagi aku ngentotin kamunya”. Napasku masi ngos-ngosan, aku 
dapat merasakan degup jantungnya yang masih kencang, keringat kami sudah
 bercampur menjadi satu. kon tolnya masih tertanam di memekku meskipun 
sudah melemas hingga akhirnya keluar dengan sendirinya.
Aku ke kamar mandi, kuguyurkan air hangat dari shower di sekujur 
tubuhku, kusiram rambutku yang lengket karena kringet. Kemudian aku 
keluar dari kamar mandi, kulihat dia sedang duduk di sofa yang ada 
dikamarnya, kami masih bertelanjang. Aku merasa lapar, segera aku 
ngangetin makanan yang ada buat aku dan kami makan berdua, mesra sekali 
rasanya makan sambil telanjang ditemani lelaki ganteng yang barusan 
menggarap memekku abis2an. Kamarnya memang ada pantry kering dengan 
microwave oven dan oven toaster disitu. “Om, serasa makan ma suami deh”.
 “Mau kamu jadi istriku?” “Gombal”. “Serius, kalo kamu mau ntar aku atur
 ke KUA”. “Baru juga kenal dah ngajak nikah”. “Kenalannya kan lengkap, 
pake ngentot segala, jadi sudah kenal kuadrat kan, kamu nikmat kan”. 
“Banget”. “aku juga nikmat, jadi mau nikah ma aku secepatnya. Ntar ya 
kamu tinggal ma aku, bantuin kerjaanku tiap hari tapinya”. “Om tu nyari 
bini pa nyari karyawan si”. “Ya dua2nya sayang, gak papa kan kalo istri 
bantuin juga kerjaan suami. Kamu kan dah biasa kerja, tapi kalo bantu 
aku ya dilapangan gak dirumah terus. Kalo dirumah ya bantu aku meredakan
 napsu aja”, katanya sambil tertawa. “Mau kan”. Aku gak jawab cuma 
senyum aja. Kami sambil bertelanjang makan sambil ngobrol tentang 
kebiasaan masing2 sehari, dia pdkt banget ke aku. Aku si cuek aja, ya 
seneng2 aja ma dia yang bisa bikin aku terkapar terus2an saking 
nikmatnya. Gak kepikir aku jadi bininya trus kudu keliling kesana kemari
 bantuin kerjaannya. Lagian ku kan masi skolah.
Setelah istirahat selesai makan, kembali aku duduk di sofa. Dia rupanya 
dah napsu lagi, dia mulai menciumi leherku sambil meremas-remas toketku.
 ciuman dari leher terus turun ke dada, sekarang dia mengulum pentilku 
di kiri dan kanan. Dia terus aja merangsang aku abis2an. segera dia 
jongkok diantara pahaku, melebarkannya dan lidahnya mulai menjelajah di 
memekku. dipermainkannya memekku dengan lidah dan jari tangannya. Dengan
 kemahiran permainan lidah nya, aku sudah terbakar birahi, kepalanya 
kujepit dengan kedua kakiku supaya lebih merapat diselangkanganku. “Om, 
Inez dah pengen dimasukin lagi om”, rengekku, gak tahan aku dirangsang 
sedemikian hebatnya. Dia menarik aku sehingga pantatku ada dipinggiran 
sofa, segera dia menyapukan kepala palkonnya ke memekku, dan tak lama 
kemudian kon tol besarnya dah ambles lagi dimemekku. Segera dia mengocok
 memekku dengan cepat dan keras, mulutku dibungkam dengan ciuman 
bibirnya. Kocokan kon tolnya bertambah cepat, iramanya susah ditebak 
karena terlalu banyak improvisasi, aku kewalahan mengikuti iramanya.
setengah jalan, dia menghentikan permainan nikmatnya, dia minta aku 
nungging sehingga kembali dia melakukan gaya kesukaannya, dogi. Sodokan 
awal perlahan, tapi selanjutnya makin keras dan cepat. 
Kugoyang-goyangkan pantatku mengikuti irama nya, makin lama makin terasa
 nikmatnya, cukup lama dia mengocokku dengan berbagai variasi gerakan. 
Setelah beberapa lama dengan doggy style, lututku terasa capek. Aku 
merangkak naik ke sofa yang tetap dengan posisi doggy. Kunikmati sodokan
 dari belakang entah sudah berapa lama berlangsung, lututku sudah lemas,
 tapi serangan dari belakang tidak menurun juga, sampe akhirnya 
kurasakan denyutan-denyutan di dinding memekku dan kudengar teriakannya 
pertanda dia orgasme. “Nez, nikmatnya….” terasa sekali semburan dahsyat 
pejunya menghantam memekku kembali sehingga hal ini langsung membuahkan 
orgasmeku untuk kesekian kalinya. Luar biasa nikmatnya hari ini buat 
aku, kenikmatan melanda diriku terus2an. Luar biasa lelaki yang satu 
ini, aku si sangat ngarepin dia bakal sering2 menggarap memekku abis2an.
      
     
     
No comments:
Post a Comment