Debby, waktu itu berumur 20 tahun. 3 tahun lebih tua dari  aku. Aku 
mengenalnya dari pacarku, meski ia lebih tua dari aku, namun tubuhnya 
yang lebih mungil dari aku. Mungkin setinggi 162cm. Pertama kali aku 
bertemu dengannya, dia termasuk orang yang memiliki berat badan sedikit 
berlebih, tentunya bila dibandingkan denganku karena aku merupakan anak 
yang berbadan besar dan sehat. Pertama kali kenal, Debby memiliki berat 
badan mungkin sekitar 65 kg. ya tergolong besar. Tapi ia juga pernah 
menjadi kurus ideal (tidak terlalu kurus dan tidak terlalu gemuk) bahkan
 bodynya yang begitu indah bagaikan lukisan yang diukir sedimikian rupa,
 hanya saja pantatnya yang menungging kerap membuat beberapa cowok 
membayangkan memainkannya dari belakang.
  Well buat kalian yang minder akan berat badan kalian, mungkin kalian 
bias mengikuti debby. Di kala ia memiliki bobot berlebih, ia selalu 
tetap tersenyum dan tetap percaya pada dirinya, bahkan senyumnya selalu 
mengembang. Benar-benar orang yang ceria sekali. Berbalik terbalik dari 
aku dan pacarku Nia yang terkesan introvert dan kadang tidak bangga 
dengan berat badan kami. Meski Nia merupakan cewek yang berbadan kurus, 
tingginya hampir sama denganku. 
 Semua bermula ketika aku dan Nia memiliki suatu masalah, sehingga kami 
tidak bertemu di hari itu, padahal biasanya kami hampir bertemu setiap 
hari di rumahku, aku memang tinggal sendiri karena orang tuaku memberiku
 rumah atas slamat bahwa aku itu bukan homo dan akhirnya punya pacar  
seorang cewek. Aku tidak begitu mengerti jalan pikiran orang tuaku, 
namun aku senang-senang saja karena aku bias bebas di rumah itu. Suatu 
siang setelah aku selesai mengikuti tonti dan tengah bersantai di rumah.
 Kudengar ada yang mengetuk gerbang di depan, aku pun pergi ke depan 
untuk melihat siapa yang datang. Ketika aku hendak menyambut tamu yang 
ternyata sudah kukenal. Debby. 
 Hi Bun.. Gi apa nih?? Debby mencoba membuka gerbang tapi apa daya 
tangannya tidak sampai untuk mengaitkan kuncinya. Bukannya menjawab 
pertanyaannya aku malah menyindirnya  Eh ada anak-anak mau buka 
gerbang, kasian amat ga nyampe. Makanya tinggi dikit napa?! sambil 
lepas tawaku. eh sialan lu malah ngejek, bukain napa sih. Jawabnya 
dengan muka yang di buat-buat manyun tapi tetap ada singgungan senyum 
serta lesung pipinya.  iye iya, ku bukain. Napa Deb kesini? 
Jarang-jarang kamu main kesini klo ga ada Nia? tanyaku meski dalam hati
 aku agak curiga karena pertengkaranku dengan Nia sesungguhnya diawali 
dari kecerobohanku dengan adek kelasku. 
Eh gw duluan yang Tanya, malah balik tanya. Lu lagi apa nih? tanyanya 
lagi seraya kami masuk ke dalam rumah dan aku kembali dengan laptopku. 
Nah udah liat kan aku lagi ngapain, nge-game. Biasa senengan 
(kesukaan)ku sih mau nyoba ngejar level 80, ga naik-naik levelku 
Hemmmm, ngeganggu ya? Gw mau curhat nih, ganggu lu kagak? 
Tentu saja tidak mungkin aku menjawab ntar an ah, ataupun menolaknya. 
Aku tidak pernah tega menolak jadi tempat sampahnya ketika dia mengeluh 
tentang ini- itu dan mungkin karena itu juga dia jadi lebih sering 
curhat padaku, meski sejujuranya kadang lewat sms sering aku tinggal 
tidur. Hahaha
Oke, kamu mau curhat soal apa nih? tanyaku tapi aku enggan menebak 
meski aku berpikir ini perihal cowok. Si Hendra tuh, gw ga nyangka dia 
kaya gitu? loh? Kok hendra? Katanya kamu mau ngirim surat buat Denny, 
kenapa malah Hendra? Emang dia ngapain kamu? 
gw akhirnya milih ngomong langsung, sorry kemarin gw ga bilang sbenernya. Sebenernya gw suka Hendra 
Konstan di waktu itu aku kaget, karena Hendra itu termasuk anak yang 
memiliki omongan besar tapi tidak bias dipegang. Hampir seluruh anak di 
sekolah tau gimana wataknya dia.
tunggu dulu, ini Hendra yang mana nih?  Trus kamu jadi ngirimin dia 
surat itu? tanyaku sambil masih terheran-heran ga salah sasaran kan? 
Atau ada Hendra yang lain?
Ihh, dengerin napa sih. Gw kan udah bilang ngomong langsung , lu kan 
tau hendra suka ngomong sana-sini. Apalagi kalo ada surat, nanti di 
pajang di sekolah gw kan malu ntar
.. WTF! Hendra si Hendra itu??? 
Hendra dari sekolahan ku??? Dalam hati ku, ga nyangka. Yang penting ga 
ada bukti tertulis klo gw suka ama dia, dia kan sok banget 
wah isa cerdas juga ya kamu komentarku lepas begitu saja dan dia sadar
 bahwa ada unsur sinis dalam nadaku. Tapi meski begitu ia tetap saja 
melanjutkan ceritanya
Hendra nerima gw, Bun. Tapi baru jadian sehari udah putus lagi. Emang brengsek tuh anak! 
Loh, napa? Bis jadian kok putus lagi? Ada apaan? Katanya suka aku 
terheran-heran dengan anak ini, setauku selama kami kenal, dia memiliki 
pacar yang dapat bertahan hingga 3 bulan setidaknya. Tapi sama si Hendra
 YoNgepet ini ini malah membuatku penasaran. Ada apa di antara mereka
Lu belum denger dari Nia? tanyanya tapi langsung kujawab dengan 
mengangkat bahu dan mengelengkan kepalaku.terus, kenapa malah batal 
kamu ama dia?
Dia tuh ya Bun, Nafsu sekali ternyata. Masa baru jadian dia udah nyoba nyium gw 
loh ndak masalah to, jadian malah ciuman, aku ama Nia malah ciuman dulu
 baru jadian
emang kecepetan ya? Nda saying tuh berarti.. hahaha aku 
memang tertawa tapi berupaya juga seakan-akan mencoba memahami Debby. 
Tapi malah aku dilempar pake tasnya yang entah isinya apa tapi yang 
jelas sakit di lenganku. Afu! Apaan tuh sakit oi. Protesku karena dia 
mulai main fisik.Ih parah kamu, mainnya pukul-pukulan jangan-jangan si 
Hendra putus gara-gara kamu tonjokin lagi 
Enggalah, seriusan. Emang sebenernya ga masalah ciuman, Cuma tangannya 
itu udah mau grepe-grepe dada gw. Cowok apaan tuh!? Emang pacaran buat 
apaan coba? Nge-sex!? protes Debby lebih jauh. 
Memang harus aku akui si Hendra sudah keburu nafsu dan pengen 
selangkangan. Tapi karena entah datang dari mana aku terkesan ikut 
membela Hendra.Lho kenapa putus coba? Nda dikasih kesempatan lagi? Kamu
 kan emang manis ma seksi
 apa lagi da
 sebelum aku selesaikan 
kalimatku, aku kembali ke pikiran logisku. Wah, aku nekat berkata 
seperti ini. Seharusnya aku lebih membela Debby bukannya Hendra. 
Langsung kebayang bahwa Debby akan berpikir aku sama saja dengan Hendra.
 Tapi waktu kelihat mukanya, ternyata mukanya memerah. Tapi aku tidak 
berani mengartikan perubahan warna mukanya, takut-takut kalau ternyata 
dia marah dan dia tau lanjutan perkataanku tadi.
Kalo lu Bun,
 ada keheningan agak lama yang membuatku keringat dingin,
 aku takut bahwa pertemanku akan rusak, belum lagi dia akan mengadu pada
 si Nia tentang percakapan ini. Namun ketika semua kemungkinan terburuk 
tengah aku putar di kepalaku, Nia melanjutkan perkataannya a.. a apa 
Bun pengen ama gw?
Kali ini aku berasa terjebak dalam pilar ice wall dan kemudian di serang
 dengan thunder bolt. Sekian detik aku mencoba memahami maksud 
perkataanya, apakah ini jebakan atau benar-benar ajakan? Aku tidak tau 
harus menjawab apa, tapi yang kuingat waktu itu hanya  kamu terlalu 
berharga untuk Cuma dipermainin gitu Deb.
lalu Bun, yang cukup berharga buat lu lakuin ke gw gimana? tanyanya 
sembari mendekat dan aku mengerti itu nada takut untuk menanyakan 
sesuatu. Aku bias merasakan Boy Jr mulai mengeras, tapi aku merasa bahwa
 aku tidak boleh gegabah karena aku bisa kehilangan dua orang sekaligus.
 
kalau aku sih, well, lets keep it in our mind lah jawabku, karena aku
 benar-benar merasakan bahwa ini adalah sebuah jebakan untukku. Aku 
takut Nia bersepakat untuk mengetesku.
Kenapa gam au ngomong? bisiknya sambil mendekatkan wajahnya.
Aku mulai merasakan hangat napasnya tapi aku tetap takut melangkah. 
Seharusnya aku bisa saja menciumnya detik itu juga, merangkul dan 
membiarkan waktu dan insting pergi membawa kami dalam fantasy.Tapi 
daripada semua itu,logika dan rasa takutku lebih besar, justru sikap 
Debby yang tidak kukenal seperti ini membuat aku lebih berhati-hati. 
Boy. Jr ku sudah semakin keras seakan meminta dilepaskan dan siap untuk 
mencari kepuasan sendiri. Tapi tetap di dalam hatiku bertanya, Apa 
maksudmu dengan semua ini Deb?
Sedetik, dua detik dan terus berlanjut. Dan aku tidak tau harus 
mengambil langkah apa. Di tengah semua situasi seperti ini, di rumah 
berduaan tidak ada yang akan menganggu, tapi kemudian aku sadar. Aku 
harus kehilangan momen ini, aku benar-benar merasa bahwa ini hanyalah 
perangkap yang dipasang oleh Nia dan Debby.
 Sorry Deb, Aku hanya bisa mengucapkan hal itu sambil kemudian berdiri
 dan duduk ke kursi. Bun? bisiknya lirih dan kemudian dia memalingkan 
tubuhnya dariku. Sorry Deb, bisa aja aku nyium kamu, bahkan mungkin 
kebablasan. Tapi aku bukan si Hendra yang main nyosor ama kamu, apalagi 
tanpa ijinmu, kalau kamu nda mau. Mending jangan. And jangan jadiin aku 
pelampiasan Deb. Inget aku itu juga pacarnya Nia, temen baikmu. Aku 
memilih kata-kata yang sebaiknya akan membuatku terkesan baik dan tidak 
berniat menyelingkuhi si Nia, meski seandainya kesempatan itu terulang. 
Aku mungkin akan langsung menerkamnya. Debby diam tanpa mengucapkan 
sepatah katapun, namun dia mendekat dan meletakkan kepalanya di pahaku. 
:Afu!!!! Dalam hatiku aku memaki. Aku meletakkan tanganku di atas kepala
 Debby sambil mengelus kepalanya. Sekarang aku baru sadar, bahwa semua 
ini bukan jebakan tetapi bahwa Debby benar-benar ingin melakukannya. Di 
kala pikiran sedang penuh dengan pikiran malaikat dan iblis yang sedang 
berperang, Antara lebih baik lakukan atau tetap seperti ini
 ternyata 
iblis akhirnya mendapatkan bantuan dari tangan Debby yang meraba 
selangkanganku. Boy Jr ku yang sudah kuupayakan untuk kuredam akhirnya 
memberontak. Tapi sebelum aku sempat menyerang Debby, dia sudah terlebih
 dahulu menciumku.
Uhm.. ciumanku beradu, dan akhirnya aku merangkul dia dan merasakan 
lidahnya yang menari-nari mencumbuku. Tangan Debby merangkul dan 
mengacak-acak rambutku, tapi aku mencoba untuk focus dan tidak terlalu 
terburu-buru. Tanganku menahan lehernya dan yang satu merangkul 
pinggangnya. Aku sengaja tidak meraba yang lain dulu. Aku ingin 
menghargai dia, ingin berlahan dan menikmatinya bersama.
Seraya ciumanku beralih ke pipi, kemudian ke leher dan telinganya, Debby
 menggelinjang ketika aku mencium dan memainkan lidahku di telinga 
kirinya.
Ugh.. desah Debby.
Gerakan tubuh Debby benar-benar khas dan penuh sentakan. Dan aku 
mengerti ternyata dia termasuk orang yang terlalu peka untuk dirangsang.
 Terlalu mudah untuk dirangsang. Hampir semua bagian yang aku sentuh 
membuatnya bergerak kenikmatan, dia liar menarik dan tentunya membuatku 
ingin meng-explorasi semua bagian tubuhnya. Entah mengapa di dalam hati 
aku tertawa penuh kemenangan dan merasa senang akan moment yang ada saat
 ini, Deb, aku
 
iya. Akh
 gpp
 bahkan sebelum aku menyelesaikan perkataanku dia 
mengerti. Dengan tangan kananku aku melepas kaitan bra Debby yang 
mungkin ukurannya 42C, selama ini aku berpikir bahwa dia sudah mencapai D
 size, tanganku menyusup masuk kedalam kaosnya, dan melepas bra dari 
tubuhnya. Tentu saja kaosnya masih terpasang. Dengan berlahan aku 
meletakkan tanganku ke payudaranyadan sengaja putting Debby di tengah 
telapak tangankku dan mulai kuputar sesekali dengan lembut. Wajah Debby 
memerah dan mendongak menikmati ciumanku yang mengarah dari leher menuju
 telinganya kembali. Lidahku kembali bermain di telinga Debby, dan Debby
 mengerakkan kepalanya reflex menahan geli. Sambil menjilati kupingnya 
tanganku mulai merayap menyentuh bulu halus di punggung Debby. Wah, 
benar-benar gadis ini mudah di rangsang. Tiba-tiba Debby memegang mukaku
 dan bibir kami kembali beradu. Memainkan lidah dan bercumbu sepuasnya, 
dan ia melenguh keras. Kami berciuman sambil sengaja ku bombing berdiri 
dan kuarahkan ke dalam kamarku.dengan semangat aku mencium dan 
mengangkatnya. Selangkangannya mulai mengesek penisku yang masih 
tersembunyi di dalam celana. Aku mengangkatnya dan membawanya ke kamar, 
kubaringkan debby di kasurku dan kusetel winamp di laptopku, kini 
kulihat Debby membuka celananya dan bajunya. Dia telanjang bulat di 
hadapanku, di atas kasurku. Ugh aku menelan ludah melihat tubuhnya yang 
indah, dengan payudara 42c yang begitu memukau. Bentuknya yang begitu 
menonjol dan terlihat seksi cocok dengan tubuhnya yang langsing. 
Dibandingkan Nia yang hanya ber cup A, ini sungguh jauh dari yang bisa 
aku bayangkan selama ini.
Bun, lu curang kemudian Debby menungging ke arahku dan menarik bajuku,
 dan melepaskannya kemudian melompat ke arahk dan menciumi ku. Aku 
melepaskan celana ku dan kami sama-sama telanjang. Ughh gadis ini 
sungguh liar pikirku, seberapa besar pengalamannya bersama pria lain? 
Akh persetan pikirku,  kami bercumbu lagi dan menyandarkan dirinya di 
dinding dan mulai menciumi daerah dadanya, sembari aku menciuminya aku 
mulai meraba-raba daerah vaginanya. Ketika aku hendak menciumnya lagi 
tiba-tiba Debby mendorongku dan mengoral. akhhh aku melenguh menahan 
nikmat saat Debby mengoralku. Seakan-akan tubuhku dialiri listrik dan 
kakiku menjadi lemas. Dia menjilati buah zakarku dan seperti men vaccum 
nya. Tangannya sungguh ahli karena dia memijat batang penisku dan 
mempermainkan buah zakar dan dengan nakal memancing-mancing. Tangannya 
yang lembut dan hisapanmulutnya membuatku hanya mampu mendesah Kepala 
penisku pun semakin membesar dan aku benar-benar merasa nikmat. Aku 
menarik Debby ke atas dan ku cium dia di bibir.  Saat Debby tiba-tiba 
memegang penisku dan berniat mengarahkan ke dalam vaginanya. Bentar 
Deb, jangan dulu.. tapi dia mengatakan 
gpp, gw udah pernah kok dulu memang aku merasa dengan keahlian seperti itu, tidak mungkin dia perawan.
maksudku bukan itu Deb
 tapi ini
 aku memutar badannya dan mengarahkan
 kepalaku ke arah selangkangannya. Ku buka selangkangannya dan kujilati,
  Selangkangan Debby benar-benar berbeda dari Nia. Aku merasa lebih 
enjoy meng-oral Debby karena bulu-bulu di selangkangannya di cukur 
habis, tidak seperti Nia yang bagaikan hutan rimba. Aku menyibak Labia 
Mayora dan menyedot sekitarnya.
arghhh
 Debby melenguh
Lidahku menari-nari dengan bebas, membentuk semua abjad a-z.menghisap 
lubang kencingnya dan memainkan dengan lidahku sampai dia meloncak. 
Bun, geli, akghhh lu itu
 aghhh Suara debby tidak begitu jelas. Aku 
hanya melanjutkan dengan hisapan dan jilatan yang begitu leluasa. Aku 
benar-benar mengoralnya sepuasnya. Sampai tiba-tiba kepalaku dijepit dan
 rambutku di jambak. Dia meraung dan menggelinjang. Setelah beberapa 
menit, mulutku mulai terasa capek. Aku kemudian hendak menggunakan 
jariku untuk mencari G-spot, tapi ketika aku hendak memasukkan jariku, 
aku kaget. Karena ternyata hymen milik Debby masih ada. Bahkan seperti 
belum pernah di tembus apapun. 
Bun, kok lu berhenti sih, masukin please. Gw mau ngerasain lu 
ricaunya, Gila, Debby masih perawan? Tapi aku yakin tadi dia bilang 
bahwa dia udah pernah. Aku naik ke atas debby dan mencium perut kemudian
 ke dadanya dan bibirnya.
Kamu yakin kamu mau ngelanjutin ini?  tanyaku pada Debby untuk lebih 
memastikan, karena aku tidak mau merasa bersalah. Tanpa jawaban lisan 
Debby menarik penisku dan diarahkan ke dalam vaginannya. Aku mencoba 
memasukkannya tapi selalu meleset. Benar-benar, padahal kepalanya sudah 
di atur di Antara labia nya, setelah mengesek-gesekan penisku. Debby 
terus mendesah, dan akhirnya aku coba sekali lagi dan jleb
. Aku merasa 
telah merobek sesuatu. Ugh Bun, mukanya sambil menahan sakit. Aku 
membiarkan kepala penisku diam didalam vaginanya. Ketika aku mulai 
bergerak sedikit Ughh pelan Bun, sakit sekali lagi aku diam dan 
mencoba mengeluarkannya Akh  Pelan-pelan Bun, tempatmu kebesaran 
ricaunya. Aku dalam hati merasa itu pujian karena sebenarnya penisku 
tergolong biasa atau sedikit pendek tertutup leak, hanya saja memang 
diameternya yang terbalut lemak itu kadang memang membuat siapapun 
kesakitan. Sudah kepalang tanggung, akhirnya aku menciumi Debby lagi 
agar dia bisa lebih rilex dan aku dapat memompanya. Pertama-tama aku 
mempompa dengan berlahan dan menikmati setiap gesekan bahkan sengaja 
kuarah-arahkan, dan sengaja kadang-kadang kupercepat dan kuperlambat. 
Debby hanya mendesah, dan merangkulkan tangannya di atas pundakku dan 
melingkarkan kakinya di pinggangku. Kulihat mukanya memerah dan tubuhnya
 berbalut kringat. Matanya membuka dan menutup, dan bibirnya merapat. 
Aku terus memompa penisku keluar masuk vaginanya, bahkan sengaja nyaris 
kukeluarkan hingga kepala dan Debby tanpa sadar menarik nya masuk lagi 
dengan kakinya. Sesekalipun aku memutar-mutar penisku dan ketika aku 
merasa akan orgasme, sengaja aku hentikan untuk mengambil napas dan 
memainkannya dengan jari.
Ganti posisi Bun, gentian lu dibawah kata Debby
Aku kemudian telentang dan Debby menaikiku dari atas. Dia mengarahkan 
penisku ke dalam lubang vaginanya. Baru bertama kali ini aku di 
tunggangi sperti ini, Debby tiba-tiba menghentakkan tubuhnya dan 
memutar-mutar pinggulnya, dan aku merasakan sedikit kesakitan karena 
kegilaan Debby dan mengoyangkan pinggulnya. Tapi lebih banyak perasaan 
nikmat, bahkan yang tidak pernah aku rasakan ketika sedang bercinta 
bersama Nia. Debby memutar-mutar pantatnya dan menaik-turunkan sambil 
mempermainkan penisku. Jepitan vaginanya sungguh luar biasa, aku tidak 
percaya bahwa Debby masih perawan karena dia jauh lebih ahli dari Nia 
yang sudah memiliki pengalaman dengan beberapa pria sebelum aku.
aghhh aghhh saying
 aghhhh suara desahan kami saling beradu menikmati percumbuan kami.
Tak lama kemudian kurasakantubuh Debby bergetar dan gerakannya semakin 
cepat dan semakin hebat bahkan denyutan dalam vaginanya makin erat. 
Hampir saja aku tidak tahan. Tiba-tiba aku mendengar suara suara angina.
 
Kamu kentut??!!!! spontan aku berkata
Bukan, gw ga kentut. Itu dari depan,, Jangan ngeledek ah lu itu
 
dengan muka merah padam Debby menjawab
 setelah itu baru aku ketahui 
ternyata ketika Debby mengalami orgasme, selalu mengeluarkan suara 
seperti bunyi kentut.
Posisipun berganti lagi, aku memilih gaya doggy style, tapi Debby sepertinya sudah lelah.
Lu masih belum Bun? Gw capek nih katanya manja. Akhirnya kembali 
dengan gaya misionaris, aku kembali memompanya, aku ingin menikmati 
melihat wajahnya yang memerah dan menikmati ketika aku memompa 
vaginanya.
Bun, lu kok belum keluar-keluar sih? Capek
 Lu bener-bener aghhh aghhh
 akku tak membiarkan dia melanjutkan kata-katanya maka kupompa dengan 
lebih kencang lagi, aku menciumi leher dan payudaranya dan mempermainkan
 kupingnya.
Aku terus memompanya hingga ketika aku mulai merasakan akan orgasme, aku
 berniat menarik penisku keluar. Tapi ketika aku menarik penisku, kaki 
Debby menahanku dan seperti mengantung padaku.  Aku tetap memompanya dan
 akhirnya ber ejakulasi di dalam vaginanya. Aku lega telah menyemburkan 
spermaku, dan karena kelelahan aku berbaring di samping Debby. Tapu 
beberapa menit kemudian aku sadar bahwa aku telah mengeluarkan spermaku 
di dalam vagina Debby, Cilaka 9 bulan pikirku, kemudian Debby menciumku 
dan berkata 
Gpp kok, gw abis mens 2 hari yang lalu, ini masa aman gw, tapi bener ya
 lu hebat. Sekarang gw percaya kata-kata Nia, kagak nyesel gw ngasih 
keperawanan gw ke lu.
Kemudian aku menyadari kata-kata Debby ini, ya aku telah merengut 
keperawananmu sebagai alih ternyata membalas atas perlakuan Nia 
sekaligus rasa bahwa Debby sesungguhnya sayang padaku. Tapi setelah 
kejadian ini aku putus dengan Nia , tentu saja alasan aku putus 
dengannya bukan karena aku telah bercinta dengan Debby tapi dikarenakan 
dia tidak percaya padaku, dan meminta tolong teman sekolahnya untuk 
menggodakan (mencium Rena di depan kostnya) dan Nia melihat dari 
kejauhan dan setelah kejadian ini kami bertengkar dan putus dan tidak 
menghubungi Debby juga. Jujur aku agak takut pada Debby karena bila aku 
jadian sama Debby, mungkin sekarang aku sudah menjadi ayah. Terima kasih
 karena sudah memberiku kenangan indah dan tak terlupakan. 
No comments:
Post a Comment