Heru adalah seorang pengusaha berusia 36 tahun, yang cukup sukses. Walau
sudah dikaruniai anak dan istri yang cantik, Heru masih tidak bisa
menghilangkan kebiasaan-nya untuk bermain perempuan.
Bginya hubungan sex dengan wanita yang berbeda memberikan kenikmatan
yang berbeda pula. Berbagai macam hal berbau postitusi sudah sering ia
datangi mulai dari lokalisasi, tempat pijat bahkan lewat media online.
Dalam hubungan sex Heru memang cukup handal, tidak jarang para wanita
penjajak seks yang justru menikmati permainan Heru. Karena Heru memang
tidak pernah terburu-buru, dan lebih menikmati hubungan sex yang
mengalir. Apalagi Heru memang selalu berpenampilan menarik, membuatnya
digilai para wanita penyuka pria matang.
Saat ini Heru sedang dalam perjalanan bisnis ke luar kota bersama Pak
Andi orang kepercayaan sekaligus karyawan paling jempolan di perusahaan
Heru. Pak Andi adalah pria paruh baya bertubuh gemuk dengan rambut yang
mulai memutih. Walaupun sudah berumur, Pak Andi juga memiliki hoby
yang sama dengan Heru dalam hal perempuan, hal itu juga yang menjadikan
keduanya begitu klop
Dan kali ini, keduanya tengah dalam perjalanan menaiki mobil ke luar
kota, untuk melakukan negosiasi dengan kostumer. Tentu saja seperti
biasa Pak Andi lah yang di tugaskan untuk mengatur masalah perempuan.
Gimana Pak selimutnya sudah siap nih
tinggal dikirim ke hotel saja.. ujar Pak Andi yang tengah menyetir di samping Heru
Wah
cocok kalau begitu
atur saja
saya terima beres saja..
Tapi agak mahal nih pak
.. tapi dijamin puas deh
kata maminya sih gitu Tambah Pak Andi sambil mengancungkan ibu jari
Aman
yang penting proyek ini goal
soal bayaran gak jadi masalah Pak..
Hahahah
.oke kalau begitu.. nanti saya hubungi lagi maminya
Balas pria paruhbaya berperut buncit tersebut.
Ternyata perjalanan cukup lancar, tepat sebelum makan siang mereka pun
sudah sampai di tujuan. Sambil makan siang dengan santai mereka pun
mulai melakukan negosiasi dengan kostumer. Dan seperti yang sudah
diperkirakan sebelumnya, negosiasi pun berjalan dengan mulus.
Setelah menyerahkan beberapa kelengkapan dokumen. Kedua rekan tersebut
pun bergegas ke hotel yang sudah dibooking sebelumnya. Setelah sampai di
kamar masing-masing Heru pun segera mandi dan berganti dengan pakaian
yang lebih santai. aku pun untuk mengabari istrinya sambil membaca
email. Dan tak lama kemudian bel kamar pun berbunyi.
Dari kaca intip pintu terlihat Pak Andi tengah berdiri di balik pintu.
Dengan cepat Heru pun membukakan pintu untuknya, dan melihat dua remaja
yang terlihat masih sangat belia berdiri di samping Pak Andi.
Pak
ini sudah datang
Heru pun sempat syok saat melihat dua remaja berwajah imut tersebut,
dapat ia perkirakan usia mereka yang masih kurang dari 16 tahun.
Cindy..Om..
Nina..
Mereka pun berkenalan,Gila sungguh gila.. aku sama sekali belum pernah
merasakan wanita semuda mereka Batin Heru bersemangat saat ia
merasakan lembutnya tangan keduanya ketika bersalaman.
Silahkan di pilih Pak
biar Pak bos yang milih.
Saya sisanya saja
.heee Ujar Pak Andi sambil mengelus perut buncitnya.
Heru pun langsung dihadapkan dengan pilihan sulit. Si cantik Cindy
dengan penampilan yang lebih dewasa karena memakai make up dan baju yang
lebih menantang dan terbuka, memperlihatkan kemulusan kulit putihnya.
Sedangkan yang satunya Nina, dengan penampilan lebih kalem dan manis.
Dan dari penampilannya pasti tidak ada yang mengira kalau dia adalah
wanita panggilan. Tubuhnya lebih imut, dan payudaranya terlihat
menggemaskan dibalik kaus yang ia kenakan.
Jangan bengong Pak
atau mau dua-duanya saja.. ? saya mah gampang
Ujar Pak Andi cengengesan.
Jujur saja ke imutan Nina yang sangat manis, langsung mencuri perhatian
Heru. Namun ia takut kalau Nina akan bersikap pasif, dibandingkan Cindy
yang terlihat lebih centil. Berkali-kali pria beranak dua tersebut
menatap sekujur tubuh dua remaja belia di depannya. Ini benar-benar
pilihan yang sulit untuk Heru.
Okeh aku pilih Nina.. Ucap Heru yang semakin penasaran dengan remaja manis tersebut.
Nah
gitu aja lama
Ayo Cindy sayang.. Ujar Pak Andi Sambil
cengengesan dan langsung merangkul Cindy lalu memboyongnnya masuk ke
kamar sebelah, meninggalkan Heru dan Nina.
Ayo kita masuk.. Ajak Heru kepada Nina yang masih terlihat canggung.
Sesampainya di dalam kamar hotel, Heru pun mempersilahkan Nina untuk
duduk di pinggir tempat tidur dan memberikannya sekaleng softdrink
dingin.
Sudah makan..? Tanya Heru ikut duduk di samping nina dan mencoba membuka obrolan.
Sudah
Jawab Nina yang tertunduk sambil memegangi kaleng softdrink yang masih tersegel.
Heru pun tersenyum, melihat Nina yang yang terlihat canggung. Apes
gue
udah tau bakalan gini jadinya kalau pilih yang innocent, tapi masih aja
gue ulangin, aduhh Maki Heru mengutuk kebiasaan dirinya.
Udah gak usah takut, kamu santai-santai saja di sini sampai besok, Om
lagi males gituan kok.. Om cuman nemenin temen Om yang tadi aja
Ujar
Heru patah semangat dan mulai kembali sibuk dengan laptopnya.
Heru memang bukanlah tipe hidung belang yang suka memaksakan kehendak.
Dia tidak menginginkan permainan sex yang searah. Walau ke imutan Nina
sungguh membuat birahinya berkobar-kobar saat ini.
Ma..maksud Om..? Tanya Nina yang paham maksud Heru.
Udah
Om lagi males maen
tenang saja
Om gak akan lapor mami kamu..
Tapi Om udah bayar
Nina mau kok
maaf nina masih baru jadi masih
bingung mau gimana.. Om mau sekarang? Nina mandi dulu deh yah.. Ujar
remaja imut tersebut kelabakan dan merasa tidak enak hati kepada sikap
baik pria yang telah menyewanya.
Hhaha
udah-udah jangan ketakutan gitu
sini duduk temenin Om kerja aja
yah? Ujar Heru sambil memberikan tanda agar Nina duduk di
pangkuannya.
Dengan wajah bingung remaja mungil tersebut pun menghampiri Heru dan
duduk dipangkuan pria bertubuh besar dan tegap tersebut. Kerja yah Om?
Tanya Nina polos sambil mengintip monitor laptop.
Iya
kamu umur berapa? Tanya Heru yang mulai kehilangan kosentrasi karena aroma tubuh remaja belia dipangkuannya.
15 tahun Om.. Jawab Nina.
Pantes masih imut banget
Kamu sekolah? Ujar Heru mulai meletakan
laptop di atas kasur dan mulai mencari celah terhadap remaja belia di
pangkuannya.
Iya
SMP..
Orang tua kamu tau kamu di sini? Tambah Heru mulai mengelus lembut paha Nina yang masih mengenakan celana jeans ketat.
Papah udah meninggal Om.. Mamah Nina jadi TKW ke ****** Jawab Nina polos
Oh
Papah kamu sakit?
Iya Om.. aku juga belum pernah ngeliat papah, soalnya papah meninggal pas Nina bayi Jawab Nina murung.
Heru pun mengambil kesempatan untuk mengusap pipi lembut remaja belia
tesebut. maafin Om yah.. kamu jadi ingat papah kamu
Hibur Heru
Iya gak apa-apa
Jawab Nina sambil mengangguk dengan imutnya, membuat
Heru semakin harus berusaha sabar menahan birahi yang kian bergegejolak.
Hmm
kamu masih baru yah nemenin orang kaya gini?
Iya Om
jadi aku masih bingung mau ngapain
biasanya sih langsung aja mereka minta main
Jawab remaja tersebut polos.
masih malu yah
? Hee ledek Heru sambil mencolek pipi Nina.
Nina pun mengangguk, dan merasakan sesuatu mulai mengeras dan mulai
menyundul-nyundul pantatnya yang berada di pangkuan Heru. Walau Heru
berusaha bertahan bagaimanapun, lembutnya pantat Nina yang sedari tadi
menekan selangkangan Heru, membuat penis Heru mulai bereaksi.
Om
itunya berdiri yah? Tanya Nina dengan polosnya.
Eh
Iya maaf
gak apa-apa kan? Ujar Heru mulai melingkarkan tangannya di tubuh mungil Nina.
Gak apa-apa kok
Om mau sekarang? Jawab Nina yang hendak bangkit dari pangkuan Heru.
Dengan sigap Heru pun menahan tubuh Nina agar tetap di pangkuannya Tadi kan Om bilang lagi belum mau..
Tapi punya Om udah keras nih.. Ucap Nina lugu sambil
menggoyang-goyangkan pantatnya untuk memastikan apa yang sedari tadi
menyundul-nyundul pantatnya.
Kamu udah pinter nih kayanya
Ledek Heru..
Ih apaan sih Om.. Balas Nina sambil menepuk pelan tangan kekar Heru yang melingkar di perutnya.
Hahahaha
jangan malu-malu kalo sama om
ini nya udah sering di masukin
yah? Ujar Heru sambil mengelus selangkangan Nina dari luar celana
jeans.
Iiiiihh
Om mulai resek deh
Ujar Nina sambil menepuk tangan Heru yang
mengusap selangkangannya, tanpa berani menyingkirkan tangan tersebut.
Emang kamu gak suka memeknya di masukin kontol? Bisik Heru yang mulai berkata fulgar sambil terus mengusap selangkangan Nina.
Sakit tau Om
malah kadang sampai seminggu punya aku perihnya gak
ilang-ilang Ujar Nina polos, membuat Heru membayangkan lubang vagina
Nina yang sempit dimasuki penis-penis para pelanggannya. Bahkan ada
sedikit penyesalan karena tidak sempat mencicipi keperawanan Nina.
Perlahan-lahan tangan Heru pun mulai mengelus payudara mungil Nina yang
masih tertutup kaos dan Bh. berarti Ininya juga udah sering di pegang
cowok dong? Tanya Heru membuat wajah Nina mulai berubah merah padam.
I..iya
Om.. bukan di pegang lagi, tapi diremes sama diisep
sakit
banget.. mereka suka ngeremes nenen aku seenaknya aja
Ucap Nina dengan
ekspesi menggemaskan, seperti sedang mengadukan suatu hal kepada orang
tuanya. Hal tersebut trentu saja membuat Heru tidak kuasa menahan
biarahinya. Elusan tangan Heru mulai berubah menjadi remasan lembut di
payudara mungil Nina. Sedangkan remaja belia tersebut hanya terdiam
sambil menatap kedua payudaranya yang sedang diremas oleh tangan Heru.
Harum tubuh Nina yang khas, membuat Heru mulai menciumi leher Nina.
Membuat Remaja mungil tersebut, bergidik menahan geli akibat kumis Heru
yang menusuk-nusuk kulit lehernya.
Heru yang semakin terbawa hawa nafsu untuk menikmati tubuh mungil
tersebut, mulai memposisikan tubuh Nina agar terlentang di atas kasur.
Dipandanginya wajah polos Nina sekali lagi. Sayang
Om gak tahan
kita
main sekarang yuk? Tanya Heru lembut.
Nina pun hanya mengangguk kecil menatap wajah pria bertubuh besar yang
kini siap meniban tubuhnya. Dan tanpa menunggu lagi Heru mulai
mendekatkan wajahnya dan mulai melumat bibir mungil Nina. Walaupun Nina
belum bisa mengimpangi ciuman Heru, namun wangi nafas dari mulut Nina
membuat Heru begitu terbuai.
Setelah cukup lama melumat bibir lembut remaja belia tersebut, Heru pun
menarik kepalanya dan kembali menatap wajah Nina yang terlihat pasrah
dengan bibir yang belepotan air liur Heru. Kamu buka baju dulu yah
sayang?
Setelah Nina kembali mengangguk pasrah, Heru pun mulai membantu remaja
belia tersebut melepaskan kaos dan celana jeans yang ia kenakan. Kini
tinggalah sebuah BH dan celana dalam bermotif lucu yang menutupi tubuh
setengah telanjang Nina.
Sembari membiarkan Nina sibuk membuka BH kecil yang ia kenakan, Heru pun
menikmati menatap tubuh belia Nina yang mulus tanpa cacat sedikitpun.
URL=http://imgbox.com/fwwHJ6cL]
[/URL]
Dan akhirnya terpampanglah payudara Nina yang masih imut dengan putting
yang masih mungil khas remaja belia. Belum sempat Nina melepaskan celana
dalamnya, Heru langsung menyerang dengan meremasnya dan menghisap gemas
putting mungil Nina. Membuat Nina meringis kesakitan karena remasan dan
isapan Heru yang kasar. Akkhh
.. issshhh
Rintih Nina sambil meremas
kasur, menahan rasa sakit di payudaranya. Karena sesekali gigi Heru
mengigit gemas putting mungilnya.
Eh.. maaf sayang
sakit yah..? Heru pun menghentikan aksinya dan menatap wajah Nina yang meringis kesakitan.
I..ya
dikit.. tapi gak apa-apa kok Om aku udah biasa.. Balas Nina tidak ingin Pria dihadapannya kecewa.
Maaf sayang
tadi Om gemes.. Sakit banget yah..? Tanya Heru sambil mengusap lembut putting Nina dengan telunjuknya.
Belum sempat Nina membalas ucapan Heru, bibir mungil Nina kembali
dilumat Heru dengan ganas. Kembali tangan Heru mulai bermain dengan
payudara Nina, namun kali ini remasan Heru lebih lembut. Membuat Nina
kembali terbujur pasrah menerima lumatan bibir Heru dan remasan yang
diselingi usapan di putting payudaranya.
Tangan Heru yang satunya pun tidak tinggal diam, perlahan lahan tangan
tersebut mulai membelai perut rata Nina dan terus turun ke arah
selangkangan Nina yang masih tertutup celana dalam.
Dengan lihai tangan Heru mulai menyusup ke dalam celana dalam Nina. Dan
Sett
tiba-tiba Heru menghentika semua aksinya. Ke..kenapa Om? Tanya
Nina heran dengan Heru yang tiba-tiba menghentikan cumbuannya.
Sayang
kecil-kecil ternyata jembut kamu lebat juga yah.. Ledek Heru.
Iiih
Malu tau.. Rengek Nina sambil tangan mungilnya memukul pelan dada bidang Heru.
Dengan cepat Heru pun langsung bangkit dan duduk di hadapan selangkangan
Nina. Membuat Nina menjadi kebingungan. Om mau ngapain? Tanya Nina
polos.
Tanpa menjawab pertanyaan Nina, Heru mulai meraih pinggir celana dalam
Nina dan mulai melorotkannya. Perlahan namun pasti bulu-bulu kehitaman
mulai mengintip dari balik celana dalam yang diloloskan Heru dengan
perlahan. Om
jangan kaget yah bulu itu aku gondrong Jerit Nina
sambil menutup wajahnya dengan tangan untuk menahan rasa malu.
Heru pun terpesona ketika celana dalam Nina yang terlepas,
memperlihatkan sebuah vagina yang gemuk dengan bulu kemaluan yang cukup
lebat. Om
ja
jangan jijik
Ucap Nina panik ketika Heru mulai
membenamkan wajahnya di selangkangan Nina yang mengangkang.
Awhh
. Om
.Jorok tau
. Awhh
.gelii
memek Nina geli.. wajah Panik Nina
perlahan berubah menjadi desahan ketika lidah Heru mulai bermain di
vaginanya.
Vagina Nina ternyata memang sangat rapat, bahkan Heru yang hendak
menjilat klitoris Nina, membutuhkan bantuan kedua tangannya untuk
membuka bibir vagina Nina yang gemuk.
Semenara Nina, terus menggeliat merasakan rasa yang bercampur di
vaginanya, antara rasa geli, ngilu, dan juga nikmat. Vagina mungilnya
pun semakin basah, dan semakin beraroma menggairahkan.
Setelah puas menjilati vagina mungil Nina, Heru pun sudah tidak kuasa
lagi menahan hasrat untuk merasakan vagina tersebut menjepit penisnya.
Denan cepat Heru langsung membuka celananya, membuat penis besarnya yang
sudah ereksi maksimal mengacung kearah selangkangan Nina.
Om
tititnya gede banget
jerit Nina ketakutan. Nina memang belum
pernah melihat penis sebesar dan sepanjang milik Heru. Membuatnya
khawatir kalau penis tersebut tidak akan muat di vaginanya yang mungil.
Tahan yah sayang
Om pelan-pelan kok.. Bujuk Heru yang mulai mengarahkan kepala penisnya ke bibir vagina Nina.
Om
Om
. Muat gak?... punya Om gede banget.. Ujar Nina ketakutan saat
merasakan kepala penis Heru yang besar mulai menyentuh bibir vaginanya.
Sebenarnya, Heru pun tidak yakin kalau penis besarnya akan bisa masuk ke
lubang vagina Nina yang terlihat sangat mungil dan rapat. Namun rasa
penasaran dan birahi sudah menguasainya. Dengan perlahan Heru mulai
menggerakan pinggulnya dan kepala Penisnya mulai mendesak bibir vagina
Nina yang gemuk.
Om
Om..pelan pelan
Awwhh
. Jerit Nina ketika merasakan sesuatu yang besar tengah berusaha merobek vaginanya.
Tahan sedikit yah
ini sudah mau masuk kok
Ujar Heru terus berusaha memaksakan penis besarnya menerobos vagina Nina.
Ternyata memang sulit, bahkan dalam keadaan sudah basah. Dan dengan
penis yang sudah sangat mengeras. Heru merasa kesulitan menembus bibir
vagina Nina. Awh
Awhh
.Om
. Sak
.sakiit
Awwhh Jerit Nina ketika
kepala penis Heru mulai masuk ke dalam lubang vaginanya.
Heru berusaha menahan birahi dan memasukan penisnya secara perlahan.
Erangan dan jeritan Nina mengiringi kepala penis Heru yang mulai
tertelan lubang sempit Nina yang terasa seret dan hangat.
Walau terus memaksa masuk, penis Heru seperti tertahan oleh dinding
vagina Nina yang sangat sempit. Semakin Heru memaksa masuk semakin
sempit pula dinding vagina tersebut.
AAAAAAAAAWWWW
.. Om
udah
UDAAAH
. PERIIIHH
..PERIIIHH
.. AWWWHHHH Jerit Nina sekuat ternaga sambil mengremas kencang kasur.
Melihat Nina yang semakin kesakitan, Heru pun kembali mencabut penisnya.
Di usap nya perlahan rambut remaja belia yang kini berlinang air mata
menahan perih. Sempit banget
Kamu harus rileks sayang
. Biar gak sakit
yah
Om kepingin banget nih.. Rayu Heru yang sudah tidak bisa mundur
lagi.
hiks
.hiks
ta
tapi pelan-pelan yah Om
hiks-hiks
Ucap Nina yang sadar
akah keharusannya melayani nafsu pria yang telah membayarnya mahal
tersebut.
Sementara Heru sendiri tidak habis fikir bagai mana vagina Nina bisa
begitu sempit hingga seperti perawan. Setelah melihat Nina terlihat
sudah sedikit tenang, Heru kembali mencumbu gadis belia tersebut dengan
kecupan bibir lembut dan mulai memberikan rangsangan pada payudara
mungil Nina. Sementara tangan Heru yang satunya mulai membelai lembut
bibir vagina Nina, dan menggelitik klitoris gadis belia tersebut.
Seolah tidak mau buru-buru seperti sebelumnya, Heru mulai memasikan jari
tengahnya ke dalam lubang vagina Nina yang mulai kembali basah. Kocokan
demi kocokan jari Heru membuat birahi remaja belia itu kembali bangkit
dan vaginanya semakin dibanjiri cairan.
Setelah merasa vagina Nina semakin basah, Heru mulai memasukan satu jari
lagi untuk membelah lubang sempit di selangkangan Nina. Dengan perlahan
Heru mulai mengocokan dua jarinya di lubang kewanitaan Nina. Membuat
desahan demi desahan mulai keluar dari bibir mungil Nina.
Emmhh
..Om
Coba masukin sekarang
. Aawwhh Ucap Nina diselingi desahan.
Tahan yah sayang
Ucap Heru sambil mulai mencoba memasukan kepala penis besarnya ke vagina Nina.
Aaakkhh
. Nina pun kembali meringis merasakan penis besar Heru mulai menerobos masuk.
Tapi kali ini perlahan namun pasti, vagina mungil tersebut mulai menelan
batang penis Heru. Sleeepp
Akhirnya Heru berhasil memaksakan penis
besarnya masuk seutuhnya.
Aaaawwhh
.. Om
. Ahh.. Desah Nina tidak karuan saat vaginanya di penuhi batang keras Heru.
Heru pun membiarkan sejenak, agar vagina Nina terbiasa dengan penis
besarnnya, sembari merasakan nikmat kerika penisnya seperti diremas
dinding vagina Nina yang basah dan sangat sempit.
Setelah membiarkan penisnya berdiam beberapa saat di vagina Nina. Heru
pun mulai menggerakan pinggulnya perlahan. Gila nikmat banget memek
anak kecil emang sempit banget Batin Heru ketika merasakan gesekan
dinding vagina Nina yang seperti meremas penisnya.
Akkhh
. Om
E..enak
memek aku diapain
kok enak
eemmpphhh Desah Nina mulai menikmati percumbuan beda generasi tersebut.
Memek kamu sempit banget sayang
.
Empphh
. Akkhh iya titit Om juga gede banget
. Terus Om
enak
Remas tetek kamu sayang
.iya gitu
remes yang kenceng Perintah Heru agar Nina meremas payudaranya sendiri.
AWwwh
.Om
Dalem bangeeeeettt
..awwwhh Rintih Nina ketika merasakan sodokan Penis Heru yang semakin dalam.
Buka yang lebar paha kamu sayang
. Om mau ngocok lebih cepat
Aaaaaawwwh
.. Om
. Ngilu
. Pelan-pelan
.aaaaakkhhh
Enak banget memek kamu Nina
. Hah
.hah
hah
Ujar Heru dengan nafas
yang semakin memburu. Heru bersusah payah berusaha menahan orgasmenya
lebih lama, vagina Nina yang sempit membuatnya sungguh kewalahan. Namun
Heru bukanlah orang yang egois, dia ingin remaja belia yang sedang ia
genjot juga merasakan nikmatnya orgasme.
Sayang bangun
. Gentian kamu yang diatas
Perintah Heru agar Nina berpindah posisi dengan kemaluan mereka yang masih menyatu.
Aku gak bisa Om
Jawab Nina ketika kini tubuhnya sudah menindih Heru.
Gerakin pinggul kamu naik turun aja sayang
. Iya
gitu
pinter
aaahh
nikmat banget memek kamu
Ujar Heru mengarahkan agar Nina memompa
tubuhnya.
Nina semakin bernafsu, dan mulai secara naluri mencari posisi sendiri
demi mengejar kenikmatan yang seolah-olah tiada berujung tersebut. Kini
vagina mungilnya telah leluasa dikobok oleh penis besar Heru. Heru pun
semakin kewalahan, menahan orgasmenya yang terasa sudah di ujung. Bagai
mana tidak, selain merasakan jepitan vagina Nina, pemandangan garis
belia penuh keringat yang kini sedang naik turun di atas tubuh Heru
membuat birahi Heru serasa ingin meledak. Ditambah lagi wajah Nina yang
sedang mengerang keenakan dengan mata yang sayu.
Om
.Aaaahhh
. Om
. Akhhh Jerit Nina dengan tubuh yang mulai gemetar.
Heru yang menyadari kalau remaja belia tersebut hendak mencapai
orgasmenya, langsung bertindak dengan memeluk tubuh mungil Nina, dan
mulai mengambil alih dengan gentian menggerakan pinggulnya menyodok
vagina Nina. Iya
. Lepasin sayang
. Om juga mau keluar
.Hah
hah
hah..
Ujar Heru terus mempercepat sodokan penisnya.
AAAANgggghhhhh
remaja 15 tahun itu pun mendesah panjang, diikuti
tubuh yang gemetar. Tanpa memperdulikan vagina Nina yang sensitif
seusai orgasme, Heru terus menusukan penis mengejar orgasmenya. Membuat
Nina kembali menjerit-jerit.
Setelah merasakan orgasme akan sampai, Heru langsung buru-buru
menggulingkan tubuhnnya berganti posisi dengan Nina, PloooKK dengan
cepat Heru mencabut penis besarnnya dan Croooott
..crooott
croot ia
pun menyembukan spermanya di perut Nina.
Seketika Heru pun ambruk di samping Nina. Sambil berusaha mengatur
nafas, Heru membelai pipi Nina yang kini juga masih terengah-engah.
Makasih yah Sayang.. bisiknya ditengah nafasnya yang tidak beraturan.
Iya Om
Jawab remaja belia itu polos.