Wednesday 6 June 2018

Sex Pertama - Nikmat Dan Sial

Perkenalkan nama saya Zufi saya orangnya lumayan cantik dan sexi pastinya.
cerita ini terjadi waktu saya masih sekolah kelas 3 sma, di salah satu sma di jawatimur paling ujung timur.
waktu itu saya lupa hari apa, saya masih baru punya hp. jadi sering banget smsan entah itu sama cowok,teman ataupun orang yang saya tidak kenal
singkat cerita saya di ajak teman di smsan tadi anggap saja namanya bejo, dia mengajak saya buat jalan-jalan, akhirnya kami jalan berangkat jam 6 sore
dia rupanya mengajak saya ke pantai, pantainya bagussih menurut saya saya juga sering sebenarnya kesini Nama pantainya PM.
sampai di pantai dia mengajak saya jalan-jalan menelusuri pinggir pantai, cuaca waktu itu cukup mendukung dengan adanya bulan separo
terus waktu itu karena malam dan cukup sepi dia mengajak saya ke sebuah semak-semak yang orang lain tidak bisa melihat, tanpa disangka-sangka saya di cium,
walopun saya sudah sering ciuman dan cukup mahir ciuman karena sekitar lebih dari 30 bibir yang pernah saya cium, tapi rasanya pada waktu itu sangat berbeda, saya sangat terangsang sekali kita berciuman sekitar cuman 5 menit
lalu dia turun menelusuri leherku sambil di jilat-jilat aku benar-benar merasa nikmat sekali lalu dia turun mau menciumi payudaraku tapi tidak bisa karena aku mengunakan baju yang cukup ketat, tanpa berkata apa-apa dia langsung menciumi perutku pusarku bertubi-tubi
lalu dia membuka resliteng celanaku jinsku yang agak kegedean dan dia menurunkan sedikit celanaku,aku waktu itu tidak kuasa menolak karena aku sangat ingin merasakan nikmatnya bercinta,
akhirnya dia menciumi V ku dengan sangat rakus tapi aku juga sangat menikmati ciuman pada V ku, aku benar-benar merasa melayang, tanpa kumerasakan dia rupanya telah menurunkan celanaku sampai aku tak bercelana, dia juga sudah tidak memakai celananya karena dia memakai celana boxer jadi mudah untuk di turunkan.
tanpa meminta persetujuanku dia mau memasukan penisnya yang menurutku kecil, cukup kecil beda dengan yang biasa aku lihat difilem-filem biru,panjang hanya sekitar 12cm dan tidak besar
langsung dia mengasih ludah pada kelaminya itu,mungkin supaya mudah masuknya pada V ku,dia mau memasukan penisnya tidak aku cegah sama sekali walopun dia bukan cowoku, masuknya aku kira mudah seperti di filem-filem rupanya sangat sulit,
tapi akhirnya sedikit-sedikit pas juga masuk ke V ku,bless masuk semua, tidak ada rasa sakit sama skali yang aku rasakan, lalu dia mengenjotku dengan irama yang cukup pelan, aku merasakan sungguh nikmat sekali benar-benar nikmat, aku berfikir kenapa aku tidak dari dulu melakukan sex sperti ini.
aku masih merasakan nikamt sekali dia mempercepat gerakannya penisnya keluar masuk V ku dengan cepat, aku merasa kenikmatan yang teramat sangat, tapi jarak beberapa detik dia mengeluarkan penisnya dan menyemprotlah spermanya di luar, aku dalam hati sangat-sangat kecewa.
tapi mau bagaimana lagi dia tidak bertahan lama. akhirnya hati agak merasa dongkol aku memakai celanaku dan kita jalan-jalan lagi. dia bertanya padaku apa kamu baru pertama ini Sex,aku jawab iya.
lalu aku tanya dia, kamu sudah berapa kali ngesex? dia jawab kamu yang ke 4 katanya, dalam hati aku sakit banget. dalam hati aku berjanji aku akan ngesex ama cowok lain sebanyak 400 karena dia dah ngesek ma cewek 4, bener-bener sakit.
tapi jam sudah menunjukan pukul 08.00 malem sudah benar-benar tidak ada orang. dia mengajaku lagi untuk melakukan itu tadi akusih iya saja karena tadi belum benar-benar merasakan nikmat, dia berlari ke sepeda dan mengambil jas hujan lalu kita kesemak-semak yang tadi dan dia menjadikan jas tadi buat alas kita
tanpa basa-basi dia menelanjangiku di tempat seperti itu sampai aku tidak memakai baju sehelaipun dia buru-buru sekali melepas semua baju dan celananya dan penisnya kau lihat sudah On,dia lalu menciumi payudaraku sampai sakit, dan penisnya langsung dia masukan ke V ku, tanpa pelumas atau ludah sakit sekali rasanya,
dia lalu mengolesi ludah ke penisnya dan bless masuk semua penisnya, dia mnegnjotku sampai aku keenakan sekali,dia di atas dan aku di bawah,
kami saling berciuman sambil dia memajumundurkan pinggulnya, tanpa disangka-sangka ada 2 satpol pp memergoki kami, karena begitu nikmatnya kami tidak tau itu, satpol pp itu dari kejauhan berteriak hei lagi apa kalian,,,
lalu kami beres-beres pakai baju aku pakai baju belum pakai BH langsung pakai celana dalam dan jensku, kali bejo usdah pakai smua aku tinggal celana belum tak kancingin,
lalu satpol pp itu menegur kami dan yang di tanya bejo, dia hanya diam saja lalu satpol pp itu mengajak kami ke pos, lalu aku meng sms temenku untuk menjemputku ke pantai ini jaga-jaga kalau ada apa-apa, di dalam pos kami di tanya status,ktp,sim,kk banyak dah pokonya,dan aku tidak bawa sama skali,
kalo bejo bawa ktp dan sim, lalu bejo bilang ke satpol pp itu untuk damai saja, satpol pp mau damai kalo ngasih 2,6 jt,waduh aku binggung dalam hati, lalu satpol pp bilang sim,ktp,Hp sama motormu kami sita, sebelum kamu membayar uang itu, aku tenag waktu itu dah ada kecerahan, akhirnya temenku yang aku telp/sms tadi datang,dia datang
denagn ceweknya lagi, lalu aku keluar dari kantor satpol pp lalu ikut naik motor temenku tadi tapi aku bilang bejo dulu, akhirnya aku pulang, setengah perjalanan akhirnya aku tenag sekali, aku dah sama sakali tidak kepikiran bejo walopun aku dah nyerahin keperawananku padanya,
dah soal uang tadi aku benar-benar tidak berfikir sama skali,sampai di rumah aku kencing dan pas kencing ada darah mengumpal dikit,mungkin ini darah perawanku,
keesokan harinya bejo kerumahku aku benar-benar tidak ada rasa sama dia, dan tidak ingin ngesek lagi sama dia, akhirnya dia pulang dengan hampa mungkin karena tidak akan aku kasih V ku lagi.
setelah itu aku banyak sekali kenalan cowok dan banyak sekali pengalamku ke dua dan seterusnya lain kali aku ceritakan, bahkan aku Hipersex sampai sekarang, bahkan aku juga menjual diriku sampai aku diusir dari desaku, tapi sebelum diusir ibuku tau dan menyelamatkanku dari malu,
dan pernah juga aku menjual keperawanan adik sepupuku sendiri, lain waktu saya ceritakan, sampai saat ini aku masih ngesex sama 285 cowok masih kurang 100 lebih,
sekarang aku di kota kediri untuk menuntut ilmu dan kepuasan birahi kalo ada yang sudah tau aku silahkan ajak pasti aku mau. untuk cerita lanjutnya besok-besok saja, capek.

Anak Kost Cantik Doyan Exe

Walaupun bulan ini penuh dengan kesibukanku, aku termasuk orang yang sangat susah untuk dapat mengontrol keinginan seks atas wanita. Pengalaman ini kualami beberapa hari sebelum bulan-bulan sibukku yang lalu di tempat kost. Di tempat kost kami berlima dan hanya ada satusatunya cewek di kost ini, namanya Mayang. Aku heran ibu kost menerima anak perempuan di kost ini. Oh, rupanya Mayang bekerja di dekat kost sini.

Mayang cukup cantik dan kelihatan sudah matang dengan usianya yang relatif sangat muda, tingginya kira-kira 160 cm. Yang membuatku bergelora adalah tubuhnya yang putih dan kedua buah dadanya yang cukup besar. Ahh, kapan aku bisa mendapatkannya, pikirku. Menikmati tubuhnya, menancapkan penisku ke vaginanya dan menikmati gelora kegadisannya.

Perlu pembaca ketahui, umurku sudah 35 tahun. Belum menikah tapi sudah punya pacar yang jauh di luar kota. Soal hubungan seks, aku baru pernah dua kali melakukannya dengan wanita. Pertama dengan Mbak Anik, teman sekantorku dan dengan Esther. Dengan pacarku, aku belum pernah melakukannya. Swear..! Beneran.

Kami berlima di kost ini kamarnya terpisah dari rumah induk ibu kost, sehingga aku dapat menikmati gerak-gerik Mayang dari kamarku yang hanya berjarak tidak sampai 10 meter. Yang gila dan memuncak adalah aku selalu melakukan masturbasi minimal dua hari sekali. Aku paling suka melakukannya di tempat terbuka. Kadang sambil lari pagi, aku mencari tempat untuk melampiaskan imajinasi seksku.

Sambil memanggil nama Mayang, crot crot crot.., muncratlah spermaku, enak dan lega walau masih punya mimpi dan keinginan menikmati tubuh Mayang. Aku juga suka melakukan masturbasi di rumah, di luar kamar di tengah malam atau pagi-pagi sekali sebelum semuanya bangun. Aku keluar kamar dan di bawah terang lampu neon atau terang bulan, kutelanjangi diriku dan mengocok penisku, menyebut-nyebut nama Mayang sebagai imajinasi senggamaku. Bahkan, aku pernah melakukan masturbasi di depan kamar Mayang, kumuntahkan spermaku menetesi pintu kamarnya. Lega rasanya setelah melakukan itu.

Mayang kuamati memang terlihat seperti agak binal. Suka pulang agak malam diantar cowok yang cukup altletis, sepertinya pacarnya. Bahkan beberapa kali kulihat suka pulang pagi-pagi, dan itu adalah pengamatanku sampai kejadian yang menimpaku beberapa hari sebelum bulan itu.

Seperti biasanya, aku melakukan masturbasi di luar kamarku. Hari sudah larut hampir jam satu dini hari. Aku melepas kaos dan celana pendek, lalu celana dalamku. Aku telanjang dengan Tangan kiri memegang tiang dan tangan kanan mengocok penisku sambil kusebut nama Mayang. Tapi tiba-tiba aku terhenti mengocok penisku, karena memang Mayang entah tiba-tiba tengah malam itu baru pulang.

Dia memandangiku dari kejauhan, melihat diriku telanjang dan tidak dengan cepat-cepat membuka kamarnya. Sepertinya kutangkap dia tidak grogi melihatku, tidak juga kutangkap keterkejutannya melihatku. Aku yang terkejut.

Setelah dia masuk kamar, dengan cuek kulanjutkan masturbasiku dan tetap menyebut nama Mayang. Yang kurasakan adalah seolah aku menikmati tubuhnya, bersenggama dengannya, sementara aku tidak tahu apa yang dipikirkannya tentangku di kamarnya. Malam itu aku tidur dengan membawa kekalutan dan keinginan yang lebih dalam.

Paginya, ketika aku bangun, sempat kusapa dia.
"Met pagi.." kataku sambil mataku mencoba menangkap arti lain di matanya. Kami hanya bertatapan.

Ketika makan pagi sebelum berangkat kantor juga begitu.
"Kok semalam sampai larut sih..?" tanyaku.
"Kok tak juga diantar seperti biasanya..?" tanyaku lagi sebelum dia menjawab.
"Iya Mas, aku lembur di kantor, temenku sampai pintu gerbang saja semalam." jawabnya sambil tetap menunduk dan makan pagi.
"Semalam nggak terkejut ya melihatku..?" aku mencoba menyelidiki.
Wajahnya memerah dan tersenyum. Wahh.., serasa jantungku copot melihat dan menikmati senyum Mayang pagi ini yang berbeda. Aku rasanya dapat tanda-tanda nih, sombongnya hatiku.

Rumah kost kami memang tertutup oleh pagar tinggi tetangga sekeliling. Kamarku berada di pojok dekat gudang, lalu di samping gudang ada halaman kecil kira-kira 30 meter persegi, tempat terbuka dan tempat untuk menjemur pakaian. Tanah ibu kostku in cukup luas, kira-kira hampir 50 X 100 m. Ada banyak pohon di samping rumah, di samping belakang juga. Di depan kamarku ada pohon mangga besar yang cukup rindang.

Rasanya nasib baik berpihak padaku. Sejak saat itu, kalau aku berpapasan dengan Mayang atau berbicara, aku dapat menangkap gejolak nafsu di dadanya juga. Kami makin akrab. Ketika kami berbelanja kebutuhan Puasa di supermarket, kukatakan terus terang saja kalau aku sangat menginginkannya. Mayang diam saja dan memerah lagi, dapat kulihat walau tertunduk.

Aku mengajaknya menikmati malam Minggu tengah malam kalau dia mau. Aku akan menunggu di halaman dekat kamarku, kebetulan semua teman-teman kostku pulang kampung. Yang satu ke Solo, istrinya di sana, tiap Sabtu pasti pulang. Yang satunya pulang ke Temanggung, persiapan Puasa di rumah.

Aku harus siapkan semuanya. Kusiapkan tempat tidurku dengan sprei baru dan sarung bantal baru. Aku mulai menata halaman samping, tapi tidak begitu ketahuan. Ahh, aku ingin menikmati tubuh Mayang di halaman, di meja, di rumput dan di kamarku ini. Betapa menggairahkan, seolah aku sudah mendapat jawaban pasti.

Sabtu malam, malam semakin larut. Aku tidur seperti biasanya. Juga semua keluarga ibu kost. Aku memang sudah nekat kalau seandainya ketahuan. Aku sudah tutupi dengan beberapa pakaian yang sengaja kucuci Sabtu sore dan kuletakkan di depan kamarku sebagai penghalang pandangan. Tidak lupa, aku sudah menelan beberapa obat kuat/perangsang seperti yang diiklankan.

Tengah malam hampir jam setengah satu aku keluar. Tidak kulihat Mayang mau menanggapi. Kamarnya tetap saja gelap. Seperti biasa, aku mulai melepasi bajuku sampai telanjang, tangan kiriku memegangi tiang jemuran dan tangan kananku mengocok penisku. Sambil kusebut nama Mayang, kupejamkan mataku, kubayangkan sedang menikmati tubuh Mayang. Sungguh mujur aku waktu itu. Di tengah imajinasiku, dengan tidak kuketahui kedatangannya, Mayang telah ada di belakangku.

Tanpa malu dan sungkan dipeluknya aku, sementara tanganku masih terus mengocok penisku.
Diciuminya punggungku, sesekali digigitnya, lalu tangannya meraih penisku yang menegang kuat.
"Mayang.. Mayang.. achh.. achh.. nikmatnya..!" desahku menikmati sensasi di sekujur penisku dan tubuhku yang terangkat tergelincang karena kocokan tangan Mayang.
"Uhh.. achh.. Mayang, Mayang.. ohhh.. aku mau keluar.. ohh.." desahku lagi sambil tetap berdiri.

Kemudian kulihat Mayang bergerak ke depanku dan berlutut, lalu dimasukkannya penisku ke mulutnya.
"Oohhh Mayang… Uhh Mayangii.., Saarrii… Nikmat sekali..!" desahku ketika mulutnya mengulumi penisku kuat-kuat.
Akhirnya aku tidak dapat menahannya lagi, crott.. crot.. crot.., spemaku memenuhi mulut Mayang, membasai penisku dan ditelannya. Ahh anak ini sudah punya pengalaman rupanya, pikirku.

Lalu Mayang berdiri dengan mulut yang masih menyisakan spermaku, aku memeluknya dan menciuminya. Ahh.., kesampaian benar cita-citaku menikmati tubuhnya yang putih, lembut, sintal dan buah dadanya yang menantang.

Kulumati bibirnya, kusapu wajahnya dengan mulutku. Kulihat dia memakai daster yang cukup tipis. BH dan celana dalamnya kelihatan menerawang jelas. Sambil terus kuciumi Mayang, tanganku berkeliaran merayapi punggung, dada dan pantatnya. Ahh.. aku ingin menyetubuhi dari belakang karena sepertinya pantatnya sangat bagus. Aku segera melepaskan tali telami dasternya di atas pundak, kubiarkan jatuh di rumput.

Ahh.., betapa manis pemandangan yang kulihat. Tubuh sintal Mayang yang hanya dibalut dengan BH dan celana dalam. Wahhh.., membuat penisku mengeras lagi. Kulumati lagi bibirnya, aku menelusuri lehernya.
"Ehh.., ehhh..!" desis Mayang menikmati cumbuanku.
"Ehh.., ehhh..!" sesekali dengan nada agak tinggi ketika tanganku menggapai daerah-daerah sensitifnya.

Kemudian kepalanya mendongak dan buah dadanya kuciumi dari atas. O my God, betapa masih padat dan montok buah dada anak ini. Aku mau menikmatinya dan membuatnya mendesis-desis malam ini. Tanganku yang nakal segera saja melepas kancing BH-nya, kubuang melewati jendela kamarku, entah jatuh di mana, mungkin di meja atau di mana, aku tidak tahu. Uhhh.., aku segera memandangi buah dada yang indah dan montok ini. Wah luar biasa, kuputari kedua bukitnya. Aku tetap berdiri. bergantian kukulumi puting susunya. Ahh.., menggairahkan.

Terkadang dia mendesis, terlebih kalau tangan kananku atau kiriku juga bermain di putingnya, sementara mulutku menguluminya juga. Tubuhnya melonjak-lonjak, sehingga pelukan tangan kanan atau kiriku seolah mau lepas. Mayang menegang, menggelinjang-gelinjang dalam pelukanku. Lalu aku kembali ke atas, kutelusuri lehernya dan mulutku berdiam di sana. Tanganku sekarang meraih celana dalamnya, kutarik ke bawah dan kubantu melepas dari kakinya. Jadilah kami berdua telanjang bulat.

Kutangkap kedua tangan Mayang dan kuajak menjauh sepanjang tangan, kami berpandangan penuh nafsu di awal bulan ini. Kami sama-sama melihat dan menjelajahi dengan mata tubuh kami masing-masing dan kami sudah saling lupa jarak usia di antara kami. Penisku menempel lagi di tubuhnya, enak rasanya. Aku memutar tubuhnya, kusandarkan di dadaku dan tangannya memeluk leherku.

Kemudian kuremasi buah dadanya dengan tangan kiriku, tangan kananku menjangkau vaginanya. Kulihat taman kecil dengan rumput hitam cukup lebat di sana, lalu kuraba, kucoba sibakkan sedikit selakangannya. Mayang tergelincang dan menggeliat-geliat ketika tanganku berhasil menjangkau klitorisnya. Seolah dia berputar pada leherku, mulutnya kubiarkan menganga menikmati sentuhan di klitorisnya sampai terasa semakin basah.

Kubimbing Mayang mendekati meja kecil yang kusiapkan di samping gudang. Kusuruh dia membungkuk. Dari belakang, kuremasi kedua buah dadanya. Kulepas dan kuciumi punggungnya hingga turun ke pantatnya. Selangkangannya semakin membuka saja seiring rabaanku.

Setelah itu aku turun ke bawah selakangannya, dan dengan penuh nafsu kujilati vaginanya.
Mulutku menjangkau lagi daerah sensitif di vaginanya sampai hampir-hampir kepalaku terjepit.
"Oohh.., ehh.., aku nggak tahan lagi.., masukkan..!" pintanya.

Malam itu, pembaca dapat bayangkan, aku akhirnya dapat memasukkan penisku dari belakang. Kumasukkan penisku sampai terisi penuh liang senggamanya. Saat penetrasi pertama aku terdiam sebelum kemudian kugenjot dan menikmati sensasi orgasme. Aku tidak perduli apakah ada yang mendengarkan desahan kami berdua di halaman belakang. Aku hanya terus menyodok dan menggenjot sampai kami berdua terpuaskan dalam gairah kami masing-masing.

Aku berhasil memuntahkan spermaku ke vaginanya, sementara aku mendapatkan sensasi jepitan vagina yang hebat ketika datang orgasmenya. Aku dibuatnya puas dengan kenyataan imajinasiku malam Minggu itu. Sabtu malam atau minggu dini hari yang benar-benar hebat. Aku bersenggama dengan Mayang dalam bebrapa posisi. Terakhir, sebelum posisi konvensioal, aku melakukan lagi posisi 69 di tempat tidur.

Ahh Mayang, dia berada dalam pelukanku sampai Minggu pagi jam 8 dan masih tertidur di kamarku. Aku bangun duluan dan agak sedikit kesiangan. Ketika melihat ke luar kamar, ohh tidak ada apa-apa. Kulihat kedua cucu ibu kostku sedang bermain di halaman. Mereka tidak mengetahui di tempat mereka bermain itu telah menjadi bagian sejarah seks hidupku dan Mayang.

Pembaca, itulah pengalamanmu dengan Mayang di kost. Aku sudah dua malam Minggu bersamanya. Betapa hebat di bulan ini. Aku bisa, aku bisa.. dan mau terus berburu lagi. Ahh.., hidup memang menggairahkan dengan seks, dengan wanita. Hanya, aku harus super selektif memilihnya. Semoga pengalamanku ini berguna buat sobat muda.

Bunga sang Gadis Sma

Suatu siang aku jalan-jalan kepusat perbelanjaan buat refresing….ya..liat-liat cewek cantik.Begitu aku lagi liat kiri kanan..eee..tak taunya seseorang menubrukku .Wanita ini sepertinya habis belanja banyak dan tergesa-gesa hingga tak tahunya menubruk orang.
Begitu bertabrakan…aku langsung membantu memberesi barang-barangnya yang berserakan.Tak lupa kuucapkan permintaan maafku padanya karena tak sengaja menabraknya….walau sebenarnya dialah yang harus minta maaf padaku.
“Maaf ..mbak…nggak sengaja nih…”kataku padanya.
“ya…nggak apa-apa lagi….oya..kamu Andy kan….”katanya padaku.
“iya..saya Andy….dan mbak siapa ya…kok tahu nama saya”
“kamu nggak ingat sama aku ya…teman SMA kamu…yang suka jahilin kamu….”katanya padaku.
“siapa ya….eeeee….maaf …Rani ya….SiBunga SMA “
“Tepat sekali ….tapi tadi kok kamu manggilin aku mbak seh…”
“Maaf deh….abis aku nggak tau siapa kamu..”
“kenapa..lupa ya sama aku….atau emang udah dilupain ya…”
“ya..gimana ya..kamu cantik banget ..beda dengan yang dulu..”kataku sedikit memujinya.
“ak kamu ….biasa aja kok…”katanya sambil tersipu malu.
“oh ya….kita kekafe yuk..buat ngerayain pertemuan kita ini…”
“ok deh…tapi kamu yang traktir aku ya…abis aku lagi bokek nih”kataku padanya
“ya..nggak masalah lagi….”
Aku dan rani pergi kekafe langgananya Rani.Sampai disana ..kami memilih meja yang paling pojok.Suasana didalam kafe ini sangat sejuk dan nyaman…membuat orang yang berada didalamnya betah untuk duduk berlama-lama.
“Gimana kabar kamu sekarang andy…..udah berkeluarga ya…”tanya rani padaku.
“aku seh baik-baik aja….masih sendiri lagi….masih kepengen bebas”
“kalau kamu gimana….udah bekeluarga ya….”tanyaku padanya.
“aku udah married….udah 3 tahun”
“asyik dunk….trus suami kamu mana…kok pergi sendirian ….nggak takut digodain sama lelaki iseng”
“ah kamu..biasa aja lagi….laki aku lagi keLN…urusan bisnis katanya”
eh…ayo makan..kok didiamin aja nih”
kamipun akhirnya menyantap hidangan yang telah tersedia.Habis makan,kami jalan-jalan dan pulang kerumah masing-masing
Beberapa hari kemudian….Rani mengirim SMS keHP ku….isinya mengajak aku untuk main kerumahnya.SMSnya kubalas….dan aku tanyakan dimana alamat rumahnya..Beberapa menit kemudian…Rani membalas SMSku dan menyebutkan alamat rumahnya.
Aku berangkat kerumah Rani…sibunga SMA.Tak lama kemudian ..aku sampai didepan rumah mewah.Kubaca kembali alamat yang diberikan oleh Rani dan kucocokkan dengan nomor rumah yang tertera didepan pintu…pass..memang benar ini rumahnya.Kutekan bel yang ada didepanku.Beberapa saat kemudian …pintu pagar terbuka dengan sendirinya.Aku masuk, pintu pagarpun ikut tertutup dengan sendirinya.Aku berjakan menuju teras depan dan Rani telah menungguku disana.
“Hii..gimana kabar kamu sekarang….”sapanya padaku.
“Baik saja nih….kamu gimana…kok sepi amat seh…pada kemana nih”
“iya nih…nggak ada siapa-siapa nih dirumah…jadi kesepian..makanya aku undang kamu kesini ..buat nemenin aku…”
“nggak salah nih..ntar suami kamu marah lagi”
“ah..nggak apa-apa lagi…. dia lagi diLN sekarang nih…”
“yuk ..masuk….kita ngobrol didalam aja deh”
Kamipun masuk kedalam rumahnya Rani.Wah….benar-benar mewah nih rumah..semua perabotannya sangat mengagumkan.
“mari..silahkan duduk….jangan malu -malu..anggap saja seperti rumah sendiri”
“Thank’s….”dan akupun duduk
“oya..mau minum apa nih….panas..dingin atau yang hangat..”kata siNyonya rumah.
“jadi bingung nih ..milihnya …”kataku padanya.
“ya…kalau yang panas…teh sama kopi…trus kalau mau yang dingin..ada soft drink..”balas siRani
“trus kalau aku milih yang hangat gimana”tanyaku lagi.
“ya…ada deh…”kata rani sedikit genit.
“ok deh…kalau gitu..aku minta yang hangat aja deh”kataku coba menggodanya.
“ah..kamu ini bisa aja….ntar kalau aku kasih kamu nggak susah nanti”
“ya..tergantung yang ngasih dunk…”
Rani bangkit dari duduknya ….”bentar ya …aku kebelakang dulu”
Ia pergi meninggalkanku diruang tamu yang mewah itu.Rani kembali lagi keruang tamu dengan membawa dua gelas jus orange .Dia meletakkannya datas meja.
“Lho..tadi katanya yang hangat..kok yang itu seh”kataku padanya.
“yang hangat ntar….so pasti aku kasih deh”
Akupun duduk kembali.
“Ran…rumah kamu bagus banget deh….semuanya kamu punya…so pasti kamu bahagia dong dengan suami kamu….”
“ah ..siapa bilang..dari luarnya saja aku keliatan bahagia”katanya mulai serius
“memang semuanya aku punya ..tapi khan itu nggak menjamin aku bahagia”
“bayangin aja deh ..dalam satu bulan ..palingan suamiku 3 hari ada dirumah”
“selebihnya ..ya kesana kemari ..ngurusin bisnis keluarganya yang segudang itu…jadi kamu bisa bayangin deh..betapa aku sangat kesepian..”
Rani mulai menceritakan semua keluhan yang ada dalam dirinya.Kucoba memahami setiap jalan ceritanya sambil sesekali mataku nakal melirik bagian tubuhnya yang sangat menggairahkan sekali.Saat itu,Rani mengenakan kaos yang cukup ketat sekali sehingga mencetak seluruh lekuk tubuhnya yang sangat indah itu.Dibalik kaos ketat lengan pendek itu …sepertinya Rani tak mengenakan Bra…itu terlihat dari tonjolan kecil dipuncak dadanya yang padat dan berisi .Perlahan terasa sesuatu bergerak nakal dari balik celana yang kukenakan.
Rani bangkit dari duduknya dan pindah disampingku.Tercium bau harum parfumnya yang sangat mengundang gairah.
“Dy..aku kangen banget deh sama kamu….”katanya padaku
“oya…”kataku padanya.
“iya nih….apalagi sama…….”katanya terputus.
“sama apa seh Ran…..”
“sama…..sama ini nih….”katanya sambil meletakkan tangannya diatas gundukan batang kejantananku.
Kontan saja aku terkejut mendengar penuturannya yang begitu spontan.walau sebenarnya aku juga menginginkannya.
Karena tak ada kata-kata yang keluar dari mulutku,Rani tak memindahkan tangannya dari atas selangkanganku..malah sebaliknya dia mengelus pelan batang kejantananku yang masih tersembunyi dibalik celana panjang yang kukenakan.
Perlahan ..mukaku dan muka Rani makin mendekat.Rani memejamkan matanya sambil merekahkan bibirnya padaku.Kukecup bibirnya yang merah itu.Mulutku bermain dimulutnya yang mungil dan seksi .Sesekali lidahku berpilin dengan lidahnya .Rani sangat bergairah sekali menyambut ciuman bibirku dibibirnya.
Sementara itu tanganku tak tinggal diam.Kucoba meraba dua bukit kembar yang tumbuh didadanya. Begitu hangat ,padat dan berisi Terasa sangat halus sekali kulit dadanya Rani.Dua puncak dadanya yang mulai mengeras tak luput dari remasan tanganku.Dan tangan Rani semakin liar begerilya diatas gundukan batang kejantananku yang mulai mengeras.
Rani beranjak dari tempat duduknya .Perlahan ia mulai membuka satu persatu pakaian yang melekat ditubuhnya.Hingga akhirnya tak sehelai benangpun yang menempel ditubuhnya.Kuperhatikan tubuhnya dari ujung rambut sampai ujung kaki.Begitu sangat sempurna sekali.Dua gundukan bulat menggantung didadanya .ditambah dengan bukit kecil yang ditumbuhi bulu hitam yang lebat menandakan kalau Rani type wanita haus seks.
Rani kembali duduk bersimpuh dihadapanku.Kali ini ia mulai membuka celana panjang yang masih kukenakan.Begitu celanaku terbuka ..nongollah batang kejantananku yang mulai mengeras dibalik celana dalamku.Namun tak berselang lama celana dalamkupun telah terbuka dan tinggallah penisku yang tegak bak torpedo yang siap meluncur.
Tangannya yang halus itu mulai membelai batang kejantananku.Lama kelamaan ukurannya makin membesar .Rani mulai menjilat ujung kepala penisku .Mulutnya yang mungil itu menjiltai permukaan kulit batang kejantananku hingga sampai kedua buah biji pelerku.Beberapa saat lamanya Rani menikmati batang kejantananku dengam ciuman-ciuman yang sangat menggetarkan persendianku.Sementara kedua tanganku meremasi kepalanya .Hingga sesuatu terasa berdenyut dibatang kejantananku Sesuatu yang ingin muncrat dari ujung kepala penisku.Aku semakin kuat menjambak rambutnya Rani dan menekannya kedalam hingga ujung kepala penisku menyentuh ujung tenggorokannya.
“Akhhh..Ran..aku mau keluar nih”erangku padanya
Beberapa detik kemudian spermaku tumpah didalam mulutnya Rani.Tanpa merasa jijik sedikitpun Rani menelan setiap tetes spermaku.Dan sambil tersenyum ..Rani menjilati sisa- sisa sperma yang masih tersisa dibatang kemaluanku.
Beberapa saat kamipun istirahat setelah aku mencapai orgasme yang pertama. .Kemudian aku berdiri dan mengangkat tubuh montok Rani dan merebahkannya diatas sofa yang empuk .Kini tiba saatnya bagiku untuk memulai babak permainan berikutnya.Aku membuka kedua kaki Rani lebar-lebar.Kudekatkan wajahku kepermukaan perutnya yang datar.Dengan penuh nafsu ..aku menjilati setiap permuakaan kulit perutnya yang halus itu.Rani menggelinjang hebat merasakan jilatan bibirku dipermukaan kulit perutnya yang ramping.
Rani merasakan dirinya seolah terbang kesorga kenikmatan saat ujung-ujung lidahku mengelitik organ-organ sensitifnya.Ia melupakan sejenak bayangan suaminya yang saat ini sedang berada diluar negri.Baginya ,kenikmatan yang kuberikan padanya tak ada bandingnya dengan limpahan materi yang diberikan oleh suaminya.Desahan…erangan dan jeritan Rani makin menbuatku bersemangat menusuk-nusuk permukaan Vaginanya dengan ujung lidahku.
“Sayang….cepet dunk masukin punyamu kememek aku….udah nggak kuat nih”rengeknya padaku.
Akupun memenuhi permintaan Rani yang sudah tidak tahan menunggu batang kejantananku yang tegang dan mengeras untuk masuk kedalam vaginanya Rani.
Aku memegang batang kejantananku dan mengocoknya sebentar kemudian mengarahkannya kelubang vagina Rani.
Aku mulai maju mendorong pantatnya Rani.Beberapa kali kucoba selalu meleset.Mungkin karena ukuran senjataku yang cukup besar hingga sulit untuk menembus lubang vaginanya yang rapet.Namun setelah beberapa kali mencoba,akhirnya batang kejantananku masuk menembus lubang memeknya Rani.Tanpa membuang waktu lagi,kugerakkan pantatku maju mundur menusuk memeknya Rani.Dengan penuh nafsu,Rani menikmati gerakan Penisku yang maju mundur menusuk vaginanya.Desiran dan desahan beriringan keluar dari mulutnya yang mungil itu.Rani mengimbangi gerakanku dengan memaju mundurkan pantatnya yang bahenol itu.
Sekitar tiga pulu menit berlalu,Rani merasakan akan mencapai klimaks.Rani mengangkat pantatnya dan menggelinjang hebat.Wajahnya berubah ganas,matanya mendelik saat puncak kenikmatan itu datang.Aku tahu kalau Rani akan mencapai klimaknya.Kupercepat gerakan pantatku menusuk vaginanya sampai akirnya puncak kenikmatanna datang.Rani mendekap erat tubuhku,Vaginanya berkedut-kedut menjepit batang kejantananku.Cairan hangat dan kental merembesi dinding vaginanya.Orgasme yang beruntun telah dialami Rani sibunga SMA.
Untuk beberapa saat ..kubiarkan Rani menikmati sisa -sisa orgasmenya ,sebelum kami melanjutkan permainan yang berikutnya.Perlahan Rani bangkit dari tidurnya dan duduk diatas sofa empuk itu.Akupun duduk disampingnya .Tanganku singgah digundukan vagina yang ditumbuhi rambut halus itu.Kubelai perlahan untuk membangkitkan kembali gairah wanita cantik yang ada disampingku ini.Perlahan terdengar desahan lembut dari mulut Rani.Sementara itu mulutku tak lepas dari dua puncak mungil didadanya.
Merasa sudah tepat saatnya bagiku untuk menuntaskan permainan ini…kuangkat Rani dan kududukkan ia diatas pahaku.Posisinya kini tepat berada diatas pangkuanku,sehingga dua buah dadanya yang padat membusung tepat berada didepan mulutku.Kugosok-gosok ujung penisku kemulut vaginanya.Kutekan ujung penisku hingga amblas masuk kedalam Vaginanya.Kudiamkan perlahan,kunikmati beberapa saat kontolku bersarang dalam memeknya Rani.
Perlahan kugerakkan pantatku naik turun menusuk lubang kemaluannya Rani.Gerakanku makin lama semakin cepat membuat tubuh Rani bergoyang-goyang diatas pangkuanku.Terdengar erangan kenikmatan dari mulut rani.Beberapa kali ia harus memekik kecil tak kala penisku yang makin membesar menyentuh ujung rahimnya.Sementara dua buah gundukan didadanya bergoyang -goyang tak karuan .Kedua tanganku meraih dua gundukan itu dan meremasnya perlahan.
Beberapa menit kemudian terasa sesuatu menyesak dalam batang kejantananku.Mungkin tiba saatmya bagiku untuk orgasme.Dengan diiringi desahan panjang secara bersamaan…aku dan Rani mencapai orgasme. Kusemprotkan spermaku yang hangat didalan vagina Rani.Beberapa saat kemudian Ranipun menyusul.Cairan hangat merembesi dinding Vaginanya yang hangat itu.Aku memcabut batang kejantananku dari dalam vaginanya Rani.
Dengan cepat Rani jongkok diselangkanagnku dan menjilat sisa-sisa sperma yang masih menempel dipenisku.
Sesaat kemudian Rani tersenyum padaku.Senyum penuh kepuasam …yang tak pernah ia dapatkan dari suaminya tersayang.Aku bangkit dan mengenakan kembali pakaianku.Kulihat jam ditanganku sudah menunjukkan jam sepuluh malam.Akupun pamit pada Rani.
Namun sebelum aku pergi meninggalkam rumah Rani…ia memberikan sesuatu buatku sebagai hadiah.Sebuah Handphone terbaru dan motor besar .Semula aku menolak pemberiannya …namun ia berharap sekali aku menerima pemberiannya itu.Demi menghibur hatinya Rani..kuterima hadiah yang bagiku cukup besar sekali.Kupergi meninggalkan Rani dengan membawa Handphone dan sebuah motor besar.Hadiah yang mungkin lebih kecil jika dibandingkan dengan kenikmatan seks yang kudapatkan hari ini….dan bahkan akan kudapatkan hari-hari berikutnya bersama wanita cantik yang pernah menjadi Bunga SMA.

Asyiknya berpesta

Rita, seorang karyawati perusahaan computer yang lumayan besar. Postur badannya biasa saja, cenderung tergolong mungil, dengan bra yang kira-kira berukuran 34A serta celana dalam S.
-----2-----
Malam itu Rita pulang agak terlambat dari tempat kerjanya. Sekitar jam 8 malam Rita menunggu bis sendirian di halte seberang kantornya. Tanpa diketahuinya, sebuah mobil van berkaca gelap telah mengamat-amati dirinya dari jauh. Tiba-tiba Van tersebut berhenti didepan halte dan hanya dengan beberapa detik saja Rita sudah berada didalam Van yang didalamnya ada enam orang pria.
-----2-----
Rita dibawa menuju puncak oleh orang-orang tersebut. Dan sepanjang perjalanan Rita sudah mulai dikerjain oleh mereka. Rita duduk di kursi bagian tengah dimana ia diapit oleh dua orang, dan tanpa basa-basi lagi mereka bergantian menggerayangi serta meremas-remas tubuh Rita dengan nafsunya. Selangkangan Rita merupakan sasaran utama mereka untuk diremas-remas, tanpa ragu-ragu mereka bergantian memasukkan tangannya dibalik rok Rita yang panjang, memaksa Rita membuka pahanya lebar-lebar dan mengusap-ngusap vagina Rita yang masih dibalut celana dalam berwarna putih.
-----2-----
Yang lainnya membuka beberapa kancing blous Rita dan menyusupkan tangan mereka dibalik blous tersebut sambil mengusap dan meremas kedua gunung kembar Rita yang masih kencang itu. Tak terbayangkan betapa ereksinya batang kemaluan mereka ketika mereka bergantian menjamah tubuh Rita, meremas-remas paha dan dadanya, dan tentunya mereka ingin cepat-cepat sampai untuk menyetubuhi Rita sampai puas.
-----2-----
Disepanjang perjalanan kedua mata Rita ditutup dengan sapu tangan, bahkan mulutnya pun disumpal dengan handuk kecil, hingga Rita tak berkutik sedikitpun.
Setelah dua jam diperjalanan, sampai juga mobil yang mereka tumpangi di daerah puncak, di villa terpencil dan sepi. Mobil langsung masuk kedalam garasi, dan pintu rolling door pun ditutup cepat-cepat, dan Rita pun langsung diboyong masuk kedalam rumah tersebut, dan betapa kagetnya Rita yang ternyata disana sudah menunggu kurang lebih 20 orang lagi yang siap mengerjainya. Rita pun langsung terlihat pucat tak berdaya menyaksikan keadaan dirumah tersebut.
-----2-----
Rita didudukkan dikursi sofa diantara mereka duduk dan diajak ngobrol seperti layaknya teman mereka sendiri. bahkan Rita dipersilahkan minum teh hangat manis dengan sopannya. Lima belas menit sudah mereka mengajak Rita berbicara, dan satu persatu dari mereka sudah tidak sabar, bahkan beberapa orang sudah melepaskan celana mereka didepan Rita yang hanya bisa melongo saja melihat penis yang sudah pada ereksi tersebut, dan permainanpun dimulai.
-----2-----
Salah seorang yang bernama Amir mengambil gunting dari dapur dan yang lainnya memaksa Rita untuk berdiri didepan mereka, dan Amir pun mulai menggunting rok Rita yang panjang itu dari arah bawah, kemudian digunting melintang dari arah depan terus melingkar kebelakang, sementara Ritapun gemetaran melihat roknya digunting begitu rupa, hingga akhirnya bagian bawah rok tersebut lepas, dan hanya tersisa sebatas 15 senti diatas pahanya.
Dan yang lainnya tanpa dikomando langsung mengobok-ngobok paha Rita hingga kepangkal pahanya.
-----2-----
Rita dipaksa membuka kancing bajunya sendiri hingga akhirnya blus Rita yang berwarna biru tua itu dilepaskan dari badannya, sementara yang lainnya mengobok-ngobok selangkangan Rita sambil menaikkan rok Rita keatas hingga celana dalamnya terlihat jelas.Tiga orang dari mereka membetot-betot celana dalam Rita, dan berusaha untuk menyelipkan jari mereka diselangkangan Rita, yang pada akhirnya beberapa orang mendapat giliran mengusap-ngusap vagina Rita, sambil melumurinya dengan baby oil. Gunung kembar Rita pun menjadi bulan-bulanan mereka. Tangan demi tangan bergantian meremas payudaranya yang masih dibalut bra bermerek Wacoal itu, bahkan mereka bergantian mengisap-ngisap puting susu Rita dengan napsunya.
-----2-----
Rita dipaksa duduk mengangkang diatas batang penis yang sudah ereksi, yang secara otomatis batang penis tersebut langsung masuk kedalam vagina Rita, dan mereka pun memaksa Rita bergerak turun naik, hingga batang kemaluan bergerak keluar masuk vaginanya. Sementara itu yang lainnya dengan brutal memaksa Rita untuk mengulum-ngulum batang kejantanan mereka, sambil menekan-nekan wajah Rita keselangkangan mereka. Kepala Rita digerakkan dengan paksa maju dan mundur hingga batang kemaluan mereka terkocok-kocok keluar masuk dengan licinnya.
-----2-----
Kop BH Rita dibetot kebawah hingga payudaranya tersembul keluar, lalu mereka bergantian menjepitkan batang penis mereka di belahan gunung kembar Rita dan mengocoknya turun naik. Bosan dengan gaya duduk, Rita dipaksa nungging, bagian selangkangan celana dalam Rita dikesampingkan dan langsung saja salah seorang dari mereka menyetubuhi Rita dari belakang.
-----2-----
Penis yang panjangnya 20 senti itu dilumuri pelicin sejenis baby oil, kemudian dimasukkan kevagina Rita dan dikocoknya maju mundur dengan santainya, dan masing-masing mendapat giliran kurang lebih 5 menit untuk menikmati kencangnya jepitan vagina Rita. Rita pun sudah tidak bisa berteriak dan bersuara lagi, karena mulutnya sibuk dipaksa mengisap penis mereka satu persatu, bahkan tak jarang dari mereka menampar-namparkan batang kemaluannya diwajah Rita hingga ereksi sangat keras.
-----2-----
Dengan tidak sabarnya salah seorang memegang rambut dan kepala Rita hingga tidak dapat bergerak, ia mengarahkan batang penisnya kewajah Rita dan menampar-namparkannya dimuka Rita hingga ngaceng keras, kemudian memaksa Rita untuk segera mengulumnya dalam-dalam hingga ketenggorokannya.
-----2-----
Sudah hampir dua jam mereka bergantian menyetubuhi dan memaksa Rita ber-oral, kini tiba saat yang dinanti-nantikan, yaitu memaksa Rita meminum sperma mereka. Sebagai pembukaan, salah seorang mengambil minuman dan sepotong puding coklat dari kulkas, yang ternyata minuman tersebut adalah satu gelas air mani kental hasil pengocokan penis dari beberapa mereka, yang disimpan dikulkas selama beberapa hari.
-----2-----
Puding coklat tersebut dituangi satu gelas sperma, dan beberapa orang bergantian menyuapi puding tersebut kemulut Rita. Melihat kejadian itu beberapa orang sudah tidak tahan lagi bahkan sampai mengocok-ngocok penis mereka sendiri. Dalam keadaan penis yang ereksi sangat keras, mereka terus bergantian mencekoki Rita dengan puding sperma tersebut, hingga akhirnya habis tak bersisa. Mereka tak peduli dengan Rita yang merasa jijik dengan puding tersebut dan mual-mual, bahkan sebaliknya mereka sangat puas sekali melihat Rita memakan sperma mereka itu.
-----2-----
Setelah itu tanpa dikomando lagi mereka antri didepan muka Rita sambil mengocok-ngocok penis mereka, dan Rita pun kembali dipaksa mengulum serta mengisap batang kemaluan mereka, hingga akhirnya satu persatu mulai berejakulasi diwajah dan mulut Rita. Garis-garis putih kental cairan sperma bermuncratan diwajah Rita mulai dari dahi hingga lehernya, bahakan bertetesan hingga ke gunung kembarnya.
-----2-----
Beberapa dari mereka mengarahkan lobang penisnya kewajah Rita, bahkan ada yang memukul-mukulkan batang kemaluannya dimuka Rita hingga airmaninya berhamburan diwajah Rita. Sebagian lagi bergantian menekan-nekan muka Rita keselangkangan mereka hingga mereka ejakulasi dan airmaninya berantakan dimuka Rita. Sebagian dari mereka bergantian memaksa Rita mengisap penis mereka dalam-dalam hingga mentok dan buah sakar mereka bergelantungan didepan bibir Rita dan mereka memuncrati air maninya didalam mulut Rita dan kembali Rita dipaksa menelan semua airmani yang keluar, bahkan hingga menetes keluar dari sudut mulut Rita.
-----2-----
Sebagian lagi menyuruh Rita membuka mulutnya dan mereka mengarahkan penis mereka kearah mulut Rita kemudian menyemprotkan airmaninya kemulut Rita hingga berantakan didepan bibir Rita. Beberapa orang dari mereka muncrat sangat banyak hingga membuat garis airpeju putih kental dari dahi hingga kebibir Rita. Setelah dua puluh enam orang selesai berejakulasi, salah seorang mengambil sendok kecil lalu menyendoki air peju yang berantakan dimuka dan gunung kembar Rita dan kemudian dipaksa menelan air mani tersebut hingga bersih tak bersisa.
Selesai diperkosa dan "mandi sperma", Rita dimandikan dan dibersihkan oleh dua orang, dan dikamar mandipun Rita lagi-lagi kembali dikerjain.
-----2-----
Meskipun tidak disetubuhi, namun Rita dipaksa mengocok dan mengoral kedua batang penis tersebut. Sambil disabuni tubuhnya, Rita terus dipaksa mengocok, bahkan salah seorang menjepitkan batang penisnya diketiak Rita yang sudah dilumuri sabun cair, sehingga dengan licinnya batang penis tersebut bergerak maju mundur dengan lancar. Permainan dikamar mandi itu diakhiri dengan pemaksaan terhadap Rita untuk menelan dua porsi sperma tersebut.
-----2-----
Besok paginya sekitar jam 10 pagi, setelah diberi sarapan, Rita kembali sudah dipersiapkan diruang tamu dalam keadaan bersih, dan hanya memakai bra dan celana dalamnya yang terlihat sudah agak kotor karena bercak-bercak sperma kering yang menempel. Dan permainanpun kembali dilanjuti.
-----2-----
Salah seorang mengambil sebuah gelas berkaki yang agak besar dan mulailah mereka mengocok rame-rame didepan muka Rita. Rita kembali dipaksa ngulum penis mereka dan disetubuhi bergantian. Muka Rita bergantian ditekan-tekan kearah selangkangan mereka hingga penis mereka terjepit diantara selangkangan dan muka Rita.
Ketika air mani mereka ingin muncrat keluar mereka mengumpulkannya digelas tersebut. Dua puluh enam porsi airmani terkumpul didalam segelas penuh, dan dengan napsunya mereka memaksa Rita meminum air mani tersebut seteguk demi seteguk, bahkan Rita dipaksa berkumur sperma lalu menelannya. Dan lima menit kemudian air mani sebanyak segelas itu sudah pindah kedalam perut Rita.
-----2-----
Rita dipaksa duduk dikursi dengan rileks, kop BH Rita di turunkan kebawah hingga toketnya tersembul keluar.
Beberapa orang mengambil celana dalam mereka masing-masing, kemudian duduk disamping kiri dan kanan Rita. Dari bawah kursi mereka menarik sebuah baskom berukuran sedang yang ternyata isinya air mani basi yang sudah dicampur dengan air sagu kurang lebih setengah liter, yang sudah mereka kumpulkan berhari-hari sebelumnya. Salah seorang mencelupkan celana dalamnya kebaskom berisi air mani basi tersebut lalu Rita dipaksa membuka mulutnya dan langsung saja celana dalam yang sudah bermandikan sperma tersebut disumpalkan kedalam mulut Rita hingga melesak semua kedalam sambil ditekan-tekan supaya air mani tersebut meresap ketenggorokan Rita. Secara bergantian mereka berbuat hal yang sama hingga sperma didalam baskom habis, bahkan salah seorang memaksa Rita memasukkan sendiri kolor bersperma tersebut kedalam mulutnya
-----2-----
Setelah puas menyumpalkan celana dalam ke mulut Rita, mereka kembali memandikannya, dan memakaikannya daster, karena pakaiannya sendiri sudah terkoyak-koyak akibat pemerkosaan tadi malam. Bra dan celana dalam Rita diambil mereka untuk koleksi, sehingga Rita pulang hanya dengan daster polos saja, dan Rita dipulangkan ke Jakarta dan diturunkan di halte tempat dia diculik dulu.
-----2-----
TAMAT

Ami, Maafkan Aku

Suara gemuruh air hujan terdengar dari luar, awan mendung yang sedari pagi bergelantungan di langit akhirnya berjatuhan juga. Masalahnya, kenapa hujan begitu tega padaku? Turun di saat aku baru saja melepas celana dalamku di WC. Derasnya air hujan jelas membuatku tidak tenang, aku bergegas mengenakan kembali celana dalamku begitu urusanku beres. Aku merapikan seragam sekolahku dan membuka pintu WC.

Aku bengong begitu melihat keluar, derasnya air hujan seolah menutupi pandanganku. Bangunan dengan deretan WC khusus siswa/siswi ini memang terpisah dari bangunan kelas-kelas, kendati tidak begitu jauh, hanya berjarak sepuluh atau delapan langkah, namun siapa pun yang mencoba menerobosnya bisa dipastikan akan basah kuyup. Aku tetap melangkah bagiamana pun juga, berniat berlari menembusnya.

"Andin, jangan!" Teriak sebuah sumber suara.

"A Rangga?" Tanyaku, menengok ke arah laki-laki berbadan tegap yang berseragam itu dengan perasaan senang. Jujur saja, tadi aku sempat khawatir seandainya aku terjebak hujan di sini lalu harus menunggu hujan reda sendirian.

Kak Rangga ini pacarnya Ami, teman sebangku aku. Lucunya, Kak Rangga adalah sahabat dekat Kak Dhani, pacar aku. Keduanya satu tingkat di atas aku dan Ami, mereka kelas XII sementara aku dan Ami kelas XI. Ami dan Kak Rangga memang sudah lebih dulu berpacaran, nyaris sudah satu tahun setengah, sementara aku dan Kak Dhani baru saja pacaran beberapa bulan yang lalu, itu pun tak lain gara-gara Kak Rangga dan Ami yang mengenalkan kami berdua.

"Kok Aa ada di sini?" Tanyaku dengan panggilan lokal untuk kakak laki-laki. Aku bertanya seperti itu mengingat kelas XII sebetulnya memiliki WC yang satu lantai dengan kelasnya di lantai atas sana.

"Habis dari ruang guru, Din, terus kebelet kencing tadi. Kelasku lagi dikasi tugas, sih. Andin pasti lagi belajar Kimia, ya?" Katanya sedikit mengencangkan suaranya, melawan gemuruh air hujan yang cukup ribut. Kak Rangga ini, selain pintar dan aktif berorganisasi, dia cowok yang dikenal baik namun yang paling penting buat cewek-cewek di sekolah ini adalah wajahnya yang terbilang tampan untuk ukuran rata-rata cowok di sekolah ini, plus dia juaranya bermain futsal. Aku suka? Oh iya dong, aku juga suka, tapi itu dulu, dulu sebelum Kak Rangga jadian sama Ami. Masalahnya, Ami juga bukan cewek sembarangan, Ami termasuk cewek yang paling cantik di sekolah ini, jadi tidak ada orang yang menyesalinya ketika Kak Rangga dan Ami jadian, termasuk aku.

"Iya nih, tapi hujannya gede banget." Jawabku setengah berteriak juga. Kak Rangga mendekatiku, mungkin agar aku dan dia tak perlu berteriak-teriak.

"Gak apa-apalah, nanti bilang aja ke Bu Tina kalo Andin telat gara-gara takut kehujanan." Hiburnya. Aku dan Kak Rangga memang tidak begitu asing antara satu dan yang lainnya karena cukup sering bertemu dan jalan bareng bersama Ami dan Kak Dhani pacarku.

"Parah banget hujannya, iya nggak sih?" Aku sedikit mengeluh sambil mengibaskan bagian depan rok pendek abu-abuku, menjatuhkan butiran-butiran air yang menempel.

Belum sempat Kak Rangga menanggapi keluhanku, tiba-tiba hujan bertambah deras disertai angin yang cukup kencang. Aku melangkahkan kakiku mundur, menyelamatkan kaos kaki dan sepatuku dari serbuan air hujan.

"Eh, maaf." Kataku, begitu bagian belakang badanku menabrak tubuh Kak Rangga yang ternyata sudah berdiri di belakangku.

"Hahaha, nggak apa-apa." Kak Rangga tertawa. "Sebelah sini." Dia menarik lenganku. Mengajakku ke WC yang paling ujung. Di akhir deretan WC ini memang ada satu ruang sempit yang cukup melindungi dari tiupan angin yang membawa serta hujan itu. Ruangan yang tak berpintu ini adalah tempat petugas kebersihan menyimpan alat-alatnya. Lumayan jika dibandingkan harus berlindung di WC.

Kak Rangga menarikku mundur sedikit lagi, angin yang disertai air hujan itu ternyata masih bisa menjangkau ujung sepatu ketsku. Aku berdiri membelakangi Kak Rangga, punggungku berdesakkan dengan dadanya.

"Nah, ini lebih baik." Katanya dari belakangku. Aku membalasnya dengan anggukan sambil menatap air hujan yang deras di depan mataku. Entah kenapa, aku merasakan hal yang tidak enak, merasa tidak terbiasa berduaan di tempat yang cukup tersembunyi dengan pacarnya teman yang sekaligus temannya pacar ini.

Aku merasakan turun-naik nafas Kak Rangga dari dadanya yang menyentuh punggungku, hawa dari badannya terasa menempel dengan hangat di punggungku. Perasaanku mulai menjadi tidak karuan, belum lagi wangi parfum khas Kak Rangga yang tiba-tiba saja menyusup ke dalam hidungku. Ada perasaan yang cukup intim yang aku rasakan, tapi entahlah, mungkin saja hanya aku yang merasakannya.

15 menit berlalu sudah tapi hujan masih saja deras. Sementara itu, Aku dan Kak Rangga belum membuka mulut lagi sejak percakapan terakhir tadi. Aku tidak tahu kenapa kami menjadi diam, aku sendiri diam karena merasa canggung. Entah bagaimana ceritanya, punggungku ternyata sudah cukup menempel di bagian depan badan Kak Rangga. Aku bisa merasakan persis kancing-kancing, emblem OSIS, dan label namanya di punggungku, tak luput dengan bidangnya dada Kak Rangga yang cukup empuk aku sandari. Satu-dua kali aku mendengar ada siswa yang keluar-masuk WC tapi tak satu pun yang mengetahui keberadaan kami berdua di sini. Seharusnya mereka yang datang dan pergi itu membawa payung dan aku bisa saja ikut menumpang tapi entahlah, seolah ada yang menahanku di sini. Ketenangan dan kenyamanan, selain ada perasaan dekat yang cukup aneh antara aku dan Kak Rangga membuatku enggan beranjak.

Kedekatan tanpa sebab itu tiba-tiba terasa lebih mesra, badan Kak Rangga yang terlanjur menempel dengan punggungku itu terasa dibuat sedemikian rupa sehingga lebih maju. Wajahnya saat ini berada persis di samping kiri telingaku, dan untuk pertamakalinya, nafas panas Kak Rangga terasa menyapu telingaku. Rasa panas yang menerpa telinga, menurutku bisa membuat cewek mana pun menjadi lunak, ada sesuatu hal yang tidak aku mengerti pada telinga cewek dalam keadaan seperti ini. Hembusan nafas yang hangat itu tak berhenti tertiup, menyisir daun telingaku yang sekarang terasa sensitif. Perlahan namun pasti, gejolak dalam tubuhku mulai bermunculan. Pikiran-pikiran negatif mulai berdatangan.

"Apa A Rangga sengaja membuatku horny?" Tanyaku dalam hati, merasakan kegundahan gara-gara posisi ini.

Aku hanya bisa memejamkan mata saat setelah itu salah satu bibirnya menempel di daun telingaku, terasa hangat. Entah apakah dia melakukan itu dengan sengaja atau tidak, aku tanpa sadar malah menjadi terbuai. "Sengaja, atau memang gak sengaja?" Pertanyaan itu mendera benakku.

Aku membiarkannya, toh aku juga sepertinya malah menyukai itu. Setidaknya menjadi hiburan di saat hujan dan angin membuatku mulai kedinginan. Namun, di saat aku sedang menikmati itu, tiba-tiba sebuah kecupan kecil yang sepertinya memang disengaja mendarat di telingaku, menyadarkan aku situasi yang sebetulnya. Kecupan yang cukup menjawab pertanyaanku yang tadi.

Awalnya aku bimbang dan tidak tahu apa yang harus aku lakukan, namun kecupan kedua seolah kode konfirmasi darinya. Hasrat dalam tubuhku yang mulai terpancing ini tidak mampu memberikan penolakan. Dari mesra kecupannya, rasa hangat bersandar di dadanya, dan wangi parfumnya yang menguap dari tubuhnya menimbulkan gairah secara tiba-tiba dalam diriku. Aku yang mulai merasa lemah diperdayai oleh nafsuku sendiri ini menengok ke arahnya, melihat wajahnya dari sudut mataku yang sepertinya meredup ini. Rupanya Kak Rangga menyadari keadaanku, seolah bisa membaca pikiranku dari tatapanku itu, dikecupnya sudut bibirku dengan penuh kehati-hatian. Aku membiarkan itu karena ternyata aku menyukainya. Dan ketika dia melakukan itu lagi, tanpa sadar aku memalingkan paksa wajahku ke arahnya, menatapnya seolah memberitahu dia bahwa aku bersedia menerima hal yang lebih dari itu, dan membiarkan bibirku diam begitu saja. Melihat reaksiku yang seperti itu, Kak Rangga dengan tanpa ragu menyambar kedua mulutku dengan bibirnya. Aku membalasnya, menghisap kembali cumbuannya.

Seolah diiringi oleh denting-denting piano yang romantis, bunyi hujan yang riuh berjatuhan itu seakan melambatkan nikmatnya cumbuan demi cumbuan. Dari belakang punggungku, tangan kanannya menelusuri ikat pinggang yang melilit perutku, perlahan menyusuri seragamku ke depan hingga berakhir di bagian depan tubuhku yang menonjol terperdayai nafsu. Dadaku, bagian yang selalu ingin dijamah saat aku sedang fly seperti ini, membusung secara otomatis saat tangannya tiba di dua gundukan jelly yang sudah horny milikku itu. Aku membiarkannya, mempersilahkan jemari tangannya untuk melakukan apa pun yang dia mau.

Diremasnya kedua buah dadaku itu perlahan. Begitu jemarinya menekan seisi payudaraku, pikiranku bertolak terbang entah kemana. Tanpa sadar, badanku melengkung tak terkontrol, tangan kiriku menjambak rambutnya, menarik kepalanya, menuntut ciuman yang lebih dalam. Buat dia, semuanya seperti sudah jelas: Aku memang menginginkannya. Dirapatkannya tubuhnya, direngkuhkannya kedua pundaknya menghimpit punggungku, satu per satu kancing bagian atasku dilepasnya hingga cukup ruang baginya untuk merogoh payudaraku. Angin dingin yang berhembus ke dalam sebagian permukaan dadaku yang terbuka serasa membangkitkan rambut-rambut halus yang tumbuh di sana. Aku mendesah seirama dengan deru air hujan manakala tangannya menyusup masuk ke dalam kemeja putihku, menyelinap ke dalam kaos dalam dan braku. Dia genggam penuh buah dadaku itu dengan kelembutan. Ciuman demi ciuman mengiringi rabaannya. Sesekali, aku membalasnya dengan meremas-remas benda tegak di dalam celananya.

Hasrat menggali kenikmatan sudah begitu menguasai pikiranku. Sejenak terpikirkan olehku kalau bibir yang aku cumbu ini adalah bibir yang biasa dicumbui oleh bibir sahabatku sendiri, teman sebangkuku! Namun apa daya, pikiran itu sirna seiring jemarinya yang menari-nari nakal di atas permukaan kulit buah dadaku itu mendekati bagian yang menegang. Disentuhnya perlahan, dipijit, dan dipilinnya puting susuku yang sudah sedemikian tegak itu. Aku melenguh kencang, otot-otot di tubuhku serasa lemas, terhisap oleh kenikmatan yang luar biasa.

Aku melepaskan ciumannya, menikmati setiap sentuhan, remasan, dan cubitannya di payudaraku. Seolah tak mau berhenti beraktivitas dengan mulutnya, hisapan dan sapuan lidahnya menyerang bagian belakang dan samping leherku yang tertutupi rambut. Rasa panas yang mendarat di leherku begitu kontras dengan udara di sekelilingku. Rasanya seperti menikmati sup ayam yang panas di kala kedinginan - nikmat tanpa ampun.

Tangan kanannya kemudian bergerak turun dari payudaraku, menyisir perutku, lalu lebih bawah lagi. Aku tahu ke mana arah tangan itu menuju, ke sebuah tempat milikku yang sedari tadi begitu merindukan sentuhan, sebuah tempat di mana semua kenikmatan-kenikmatan ini berujung. Tangan kirinya yang masih menggenggam payudaraku di dalam pakaianku itu terus-menerus membelai, meraba, dan meremas-remas. Gejolak birahi ini sepertinya tak bisa terbendung lagi. Rasanya, bagian bawah celana dalamku mulai berair, rasa lincir di bagian bawah itu cukup terasa olehku. Aku hanya diam saat tangannya perlahan menyusuri bagian bawah perutku yang melereng ke bawah, sekali pun masih terlindungi oleh rok dan celana dalamku namun aku merasakan rambut-rambut jarang di bawah sana ikut tersentuh, dari lereng itu dia berlalu menuju tebing kemaluanku yang lunak dan menggembung, lalu dia menggenggamnya erat. Di bawah sana, rasanya seperti terselimuti kenikmatan yang mesra. Lalu digoyangkannya genggamannya itu, turut menggoyangkan lapisan pakaian yang menutupi kemaluanku. Basahnya daerah itu, membuat genggamannya di tengah selangakanganku itu menjadi sebuah kenikmatan yang tak terlukiskan.

Kriiiiingg! Kriiiing!!

Tiba-tiba saja bunyi bel dua kali yang cukup nyaring itu terdengar menembus tebalnya hujan, bel pertanda jam pelajaran telah berganti. Di titik yang tengah aku alami ini, tak akan ada seorang perempuan pun yang bisa melawan kenikmatan yang luar biasa seperti ini, namun bunyi bel itu menyadarkanku akan sekeliling. Dinding-dinding ruangan petugas kebersihan ini menjadi cukup jelas. Lalu aku teringat dengan siapa aku bercumbu mesra. Kak Rangga adalah sahabat pacarku, dia adalah kekasih dari sahabatku! Bahkan, air liur yang tertukar dari mulut Kak Rangga sejatinya adalah air liur yang sejak sekian lama bercampur dengan air liur teman sebangku aku! "Terkutuklah aku!" Gerutuku dengan penyesalan.

Kak Rangga meredakan pelukannya demi melihat nafsuku yang tiba-tiba menurun. Sepertinya dia menyadari rasa berdosa yang tiba-tiba menyerangku. Aku memajukan badanku, membetulkan rok pendekku itu dan mengancingkan kembali tiga kancing atas kemeja sekolahku yang sudah terlepas.

"Maafkan aku, Ndin." Katanya sambil berbisik. Aku diam seribu bahasa dan hanya berani menundukkan kepala. Aku beranjak dari pelukannya dengan rasa berdosa dan berjalan menjauhinya. Namun sebelum langkahku cukup jauh, di antara hujan yang mulai melambat, terdengar dia berkata sesuatu,

"Tapi, aku gak nyesel."

Aku menghentikan langkahku, dan berbalik ke arahnya.

"Kenapa?" Tanyaku.

"Karena aku gak ngelakuin cuma karena nafsu doang." Jawabnya. "Aku dulu pernah suka sama kamu, Ndin. Setidaknya sekarang aku pernah nyium kamu." Lanjutnya sambil tersenyum.

Aku tidak berani merespon apa-apa. Aku takut salah.

Baru saja aku mengangkat kakiku untuk melangkah, tiba-tiba tangannya yang kekar itu menarikku kebelakang.

"A?" Tanyaku kenapa. Aku menghadapkan badanku di depannya, seolah melihat raut wajah yang membutuhkan pelampiasan. Jujur saja, aku pun merasakan hal yang sama, kebutuhan untuk melepaskan kenikmatan yang tadi sesaat menderaku.

Sekonyong-konyong dia malah menarikku. Membawaku melewati pintu WC. Setibanya di dalam, ditariknya kepalaku ke arahnya dan secepat kilat mulutku dihisap habis olehnya. Dan entah kenapa, seolah terlepas dari belenggu, aku tidak kalah buas darinya. Aku balas menghisap mulut rakusnya itu. Tanpa sadar, tanganku memegang dengan gemas kemaluannya tanpa rasa malu, begitu pun dia, dengan liar kembali meremas-remas payudaraku.

Dengan susah payah, tanpa melepas ciuman, Kak Rangga mengunci pintu WC. Aku, Andin Pratiwi Putri, perempuan yang dikenal baik, sopan, dan sangat menghargai persahabatan ini tiba-tiba menjadi buas dan nakal. Lihat saja, tanpa basa-basi, aku berusaha melepas ikat pinggang Kak Rangga. Tak mau kalah, Kak Rangga melepas kancing kemeja sekolahku satu demi satu. Kami berdua seolah tahu sejauh apa semua ini akan dilampiaskan. Aku mengurut kemaluannya yang sudah membengkak itu begitu ikat pinggang dan resluiting celana panjang sekolahnya berhasil aku buka. Aku tersenyum melihat sebagian kemaluannya berontak melewati batas celana dalamnya, sebagian dari kepala penis mengintipku dari sana. Rupanya adik kecil Kak Rangga ini sudah sedemikian terangsang sampai-sampai celana dalamnya sudah tidak bisa menampung ukuran panjang penisnya. Namun masih dengan pertempuran yang sama, Kak Rangga tak kalah berusaha. Disibaknya ujung kemeja putihku yang menghalangi bagian depan tubuhku itu, sebelum akhirnya dia menarik paksa kaos dalam dan braku ke atas. Kedua payudara yang selama ini hanya sempat dijamah oleh sahabatnya itu tergantung bebas di hadapan matanya. Kedua putingnya terlepas ke udara terbuka, menunjuk, menantang Kak Rangga. Seolah terpesona, dia melihat dengan seksama kedua bongkahan benda kenyal yang cantik itu, lalu meraba-rabanya dengan penuh perhatian. Aku refleks terdiam merasakan kenikmatan ini.

Aku makin tak kuasa merasakan semua itu ketika mulutnya terasa panas dan basah melahap dan menghisap kedua benda kesayanganku, apalagi ketika dalam hisapannya itu, lidahnya menekan-nekan liar buah dadaku. Nafas yang terasa sesak ini menyisakan desahan yang tiada henti. Udara sekitar yang tadinya terasa dingin sekarang tak lagi begitu terasa terasa, suara hujan pun tak lagi terdengar tergantikan oleh suara hisapan mulut Kak Rangga dan desahan nafasku. Aku memeluk kepalanya, menekannya, memohon padanya agar tidak berhenti menggauli kedua payudaraku.

Detik demi detik dilalui dengan kenikmatan yang tiada tara sampai lupa di mana aku berada. WC ini berlabel 'Putri', WC yang memang lebih bersih dan lebih terawat dibanding WC Putra. Ruangannya sedikit lebih luas dari WC Putra, dilengkapi satu bak mandi dan toilet jongkok di sampingnya, sementara ventilasi hanya merupakan sebuah jendela kecil yang bisa dibuka dan ditutup di atas sana. Aku merasa di tempat ini cukup aman, tidak ada kekhawatiran sedikit pun dariku.

Fokusku menjadi kabur ketika Kak Rangga tidak hanya menghisap buah dadaku, namun tangannya yang nakal itu mulai meraba-raba pahaku. Jemarinya menelusuri pahaku yang masih terbalut rok abu-abu sekolahku. Jemari nakal itu merayap perlahan melintasi ujung kain rokku, lalu menyelinap masuk ke dalamnya. Rabaannya serasa aliran listrik yang mengalir dari rambut-rambut kecil di pahaku. Kedua tangannya menyebar hingga ke belakang pahaku, lalu naik hingga dia berhasil menggenggam kedua bongkah pantatku yang masih terbungkus celana dalamku. Dia melepaskan hisapan mulutnya dari dadaku, menegakkan badannya dan kemudian melumat bibirku, namun tanpa ampun, di bawah sana tangannya meremas dan menarik-narik kedua pantatku. Rasa nikmat itu tidak hanya dari remasan dan pijitannya di pantatku, namun tarikannya membuat kedua bibir kemaluanku di bawah sana ikut tertarik kesana-kemari. Bibir kemaluan yang awalnya rapat dan basah itu sesekali terbuka menganga, membuat gesekan-gesekan kecil di sana satu sama lain.

Jemarinya terus berpetualang hingga berakhir di atas karet pinggang celana dalamku, lalu serta-merta dia menariknya turun hingga ke ujung pahaku tanpa sempat aku cegah sama sekali. Dia menatap mataku, seolah bertanya apakah aku mengizinkan dia untuk melanjutkan ke tahap selanjutnya. Aku menjawabnya dengan sebuah senyuman, mengangkat sebelah kakiku dan mengambil celana dalamku yang terlanjur lepas dari selangkanganku.

Aku berhenti sejenak, mengamankan celana dalamku dengan menggantungkannya di gantungan baju di pintu WC. Wangi lembab dan lengket dari celana dalamku membuatku agak malu, sekali pun aku pikir cukup wangi bercampur dengan body-lotionku. Kak Rangga kembali mencumbuku dan tangannya kembali bergerilya. Dia menyibak rok sekolahku itu dan mengusap-ngusap paha bagian dalamku. Ujung-ujung syaraf di bagian dalam pahaku itu memang teramat sensitif, apalagi setelah alat vitalku di bawah sana bersentuhan dengan udara terbuka, membuat daerah sekitarnya kian resposif terhadap sentuhan. Satu per-satu syaraf-syaraf penerima rangsangan itu mengalirkan kejut-kejut listrik yang melintasi organ intimku.

Ruangan ini terasa lembab dengan hawa panas birahi yang menguap dari masing-masing tubuh kami. Sekali pun di luar masih hujan, namun badanku terasa berkeringat sekali. Aku memeluknya erat ketika salah satu jemarinya menyentuh selangkanganku, perbatasan yang polos antara paha dan organ intimku. Aku menggigit bibirku, menahan kenikmatan tatkala jemarinya mengelus kedua bibir kenikmatanku yang dipenuhi lemak itu. Ditekan dan digoyangkannya kesana-kemari, membuat cairan kenikmatan yang merembes dari dalam liang senggamaku itu luber kemana-mana. Aku berkali-kali harus menahan pantatku dari refleks rasa nikmat yang menyerangku tapi aku justru melebarkan kedua pahaku. Kemudian tangannya mengusap-ngusap rambut-rambut pubisku yang masih jarang, lalu turun melintasi batas rambut-rambut kecil itu, menuruni sebuah lembah seukuran kelingkingku dan,

"Aaaaaaaaaaaah!!" Aku berteriak kencang dan menjambak rambutnya ketika jari tengahnya menyentuh sebuah permukaan yang menonjol dari lembah kemaluanku itu, klitorisku, benda tegang yang berukuran tidak lebih besar dari puting susuku namun dengan ribuan ujung syaraf kenikmatan yang sedari tadi menanti-nanti sentuhan. Ditekannya biji yang terlapisi kulit yang tipis itu, digerakkannya kesana-kemari, membuat ledakan-ledakan nikmat yang memancar ke seluruh tubuhku.

Aku benar-benar terlena, tak kuasa menahan kenikmatan yang aku rasakan, sampai-sampai aku menjatuhkan badanku memeluk Kak Rangga. Kepalaku, tanganku, kakiku, semuanya mengejang tak terkendali.

Kenikmatan yang bertubi-tubi di antara selangkanganku itu kian lama kian memuncak. Sentuhan dan pijatannya pada biji klitorisku itu begitu lembut dan konstan, seperti jemari yang sudah sangat terlatih untuk memuaskan nafsu seorang perempuan. Lalu pada suatu titik, otot-otot di paha dan pantatku serasa tegang, seolah memberikan jalur tanpa hambatan pada kenikmatan yang kian meninggi. Aku peluk erat Kak Rangga dengan sekuat tenaga, dan hanya dalam hitungan detik, sebuah tekanan dan gesekan yang tepat dari KakRangga melemparkanku ke angkasa seiring dengan berhamburnya jutaan kenikmatan itu dari klitorisku ke setiap penjuru tubuhku.

"Aaaaaaaaaaaahh!!" Aku tak bisa menahan erangan kenikmatanku.

Aku memeluk Kak Rangga dengan nafas yang terengah-engah. Dia membiarkan tangannya diam di selangkanganku karena tidak sengaja terkunci olehku saat orgasme tadi tiba. Aku mengecup mesra bibirnya sebagai ucapan terimakasih.

Tanpa sadar, aku sudah mengelus kepala kemaluannya yang menyembul dari balik celana dalamnya. Tanganku mencoba menelusuri leher batang kelaminnya yang masih terlindungi celana dalam, sekali pun celana dalam cowok memang lebih tebal dari celana dalam cewek, tapi bagian-bagian dari penisnya cukup terasa olehku ujung-ujung jariku. Urat-urat yang menegang di bagian tengah batang kemaluannya terasa berdenyut-denyut seksi. Sebelah tanganku menarik bagian atas celana dalamnya ke arahku, lalu tanganku yang lainnya merogoh burung yang tegang itu agar keluar dari sangkarnya.

Melihat posisiku yang tidak terlihat enak, Kak Rangga mundur dan menyandarkan pantatnya di ujung bak kamar mandi. Aku menarik celana panjang abu-abunya turun. Paha polos yang berotot itu terlihat sangat gagah di mataku, dia lalu berusaha membantuku dengan menurunkan celana dalamnya.

Penis yang sepertinya sudah tidak bisa menahan nafsu birahi yang sedari tadi bergejolak itu berdiri tegak begitu saja, berdiri di atas dua kantung biji kemaluan yang menggelantung, berlatar rambut-rambut pendek kemaluan yang keriting namun rimbun. Sangat gagah dan seksi, sebuah pemandangan yang tidak pernah aku lihat dari seorang kekasih sahabatku. Kugenggam benda yang kekar itu, panasnya begitu terasa oleh telapak tanganku. Tak berani kubayangkan seandainya rasa panas ini menempel pada dinding-dinding lubang vaginaku dan mengaduk-ngaduk permukaan-permukaan licin dan sensitif di dalam sana. Ah, aku malah jadi horny kembali membayangkannya.

Aku membungkukkan badanku, mendekatkan wajahku ke arah kepala penis yang terlihat mengkilat itu. Kugenggam benda itu seolah mikrofon yang hendak aku nyalakan. Wangi kecut kayu-kayuan yang segar dan khas dari alat vital laki-laki ini terhirup oleh hidungku, membuatku tak bisa menahannya lebih lama. Aku membuka mulutku lebar-lebar dan menjulurkan lidahku hingga menggapai bagian bawah leher penisnya. Kuapit mesra dengan kedua bibirku, kupijat dengan lidahku dan kuhisap perlahan seperti layaknya aku menikmati sepotong eskrim bar, hanya saja eskrim yang satu ini terasa panas dan juga hambar dan sedikit asin di lidah. Kutarik dan kumasukkan kembali ke mulutku, kupijat dan kuhisap kembali, berulang-ulang hingga benda panas itu betul-betul mengeras, membesar, dan memerah, bak besi panas yang hendak ditempa. Kak Rangga memejamkan matanya, hanya tangannya yang coba menghalangi rambutku yang terjatuh ke depan. Setelah berapa lama, dia memegang daguku, lalu mendekati telingaku dan berbisik.

"Boleh dimasukin gak, Din?" Tanyanya dengan malu-malu.

Terus terang, aku sudah cukup malu dengan melakukan semua ini. Bagaimana tidak, cewek yang tengah mengulum kemaluannya ini adalah kekasih dari sahabat dekatnya sendiri. Bibir yang sama yang beberapa hari lalu menghisap kemaluan sahabatnya! Aku sendiri, rasanya tak sanggup membayangkan batang kemaluan yang mungkin biasanya memasuki lubang senggama teman sebangkuku juga memasuki lubang kemaluanku, rasanya aku sudah keterlaluan.

"Sekali ini aja, Din. Aku gak bakal cerita apa-apa ke Ami atau ke Dhani, aku janji." Katanya, mencoba membujukku.

Kemaluan yang kokoh dan panas yang berada di dalam genggamanku ini memang tampak seperti haus akan dekapan erat mulut vaginaku, seperti halnya lubang senggama yang licin yang rapat milikku di sana, yang saat ini betul-betul merindukan gesekan dari sebuah batang kemaluan laki-laki.

Aku membiarkannya saat dia menarik ujung rokku dan mendudukkan pantatku di atas bak air. Seperti terbelah, kedua bibir kemaluanku menganga saat lengannya mengangkat salah satu pahaku ke atas. Dia mendekatkan kemaluannya ke selangkanganku, lalu perlahan, disentuhkannya kepala penis yang kenyal itu diantara kedua bibir kemaluanku yang nampaknya sangat basah dan merekah itu. Dia mengarahkan kepala tumpul bak sosis panas itu pada ujung bawah bibir kemaluanku lalu menekannya perlahan-perlahan persis pada lubang yang berlendir itu, sepertinya dia tahu kalau lubang vaginaku masih cukup sempit. Sejauh ini, aku hanya melakukan hubungan suami-istri dengan Kak Dhani, dan itu pun baru hanya beberapa kali saja.

"Ahhh!" Aku menahan nikmat saat kepala penisnya merangsek, menguak paksa dua bibir kemaluanku yang paling dalam.

"Aaaaaaaaaaaaaaaaah!" Aku mengerang panjang saat penis keras nan panas itu melesak masuk, menyeruduk ke dalam liang vaginaku, mengurut dinding-dinding licin milikku yang begitu sensitif.

"Uhhh!!" Aku tak henti-hentinya mengeluarkan suara, lenguhan itu tak terkendali saat penis yang terhisap dalam vaginaku mulai bergerak perlahan maju dan mundur. Rasa penuh pada liang kemaluanku itu benar-benar membawaku terbang.

"A Rang.. ga" Kataku lemah memanggilnya diantara sejuta kenikmatan yang menghampiriku. Aku menarik kepalanya, melabuhkan sebuah ciuman yang diiringi oleh gesekan dalam lubang kemaluanku. Sesekali penisnya yang ikut licin oleh cairan pelumasku itu lepas dari genggaman kemaluanku, cairan yang licin dan lengket itu menetes hingga ke pantatku. Kak Rangga tak henti-hentinya memacu pantatnya maju dan mundur, aku pun tak kalah sibuk, mencumbunya dengan buas.

"Ami, maafkan aku." Jeritku dalam hati. "Ini terlalu nikmat untuk aku tolak." Betapa tidak, berhubungan kelamin dengan sosok yang aku kagumi ini tak hanya sekedar cerita drama romantis, namun juga rasa berhubungan seks yang ternyata sangat nikmat.

Aku menatap cowok ganteng yang tengah menggauliku ini. Dia berkali-kali memejamkan matanya, terlihat begitu menikmati lubang hangat yang licin namun sempit milikku. Tidak jauh berbeda ketika Kak Dhani menindihku, otot-otot tangannya meregang menahan tusukkan ke dalam vaginaku, urat-urat di lehernya nampak jelas seolah sedang memberikan energi yang lebih pada perut, pantat, dan pahanya. Sayang sekali, aku tak bisa melihat penisnya keluar-masuk liang vaginaku, rok sekolahku yang tersibak menghalangi penglihatanku, hanya pangkal penisnya yang terlihat basah terlihat sesekali.

Tusukan-tusukan penisnya itu tak hanya menggesek dinding-dinding di lubang kemaluanku, daerah sensistif di dalam kemaluanku pun ikut bangkit. Kenikmatan menuju puncak pun sedikit demi sedikit mulai berdatangan, aku bahkan harus menopang badanku dengan tanganku.

"Ah, ah, ahhh.." Suaraku dan suaranya mulai seirama, kenikmatan yang dia rasakan nampaknya sama yang dirasakan olehku. Aku ikut menggoyangkan pantatku ke depan dan ke belakang. Lama-kelamaan gerakan Kak Rangga kian cepat. Dinding-dinding kemaluanku pun tak kalah berjuang mendaki puncak kenikmatan.

"Uuuuuuuuuaaaah!!" Aku menggigit bibirku tatkala kenikmatan-kenikmatan itu memuncak dalam sebuah lontaran kenikmatan yang dahsyat. Mengejangkan semua otot di tubuhku, membius kepalaku dengan letupan-letupan nikmat yang terus-menerus, sementara gesekan cepat kemaluan Kak Rangga yang tak sebentar pun berhenti menambah panjang orgasmeku kali ini. Aku mememeluknya erat, membuat penisnya tenggelam dalam lubang vaginaku sedalam mungkin hingga orgasmeku selesai.

Aku menggoyangkan kembali pantatku, sekali pun kemaluanku kemudian terasa ngilu, namun aku enggan membuat Kak Rangga yang tengah memacu kenikmatannya itu berhenti di tengah jalan.

"Emmmgh.." Lenguhnya. "Sempit banget, sumpah." Katanya sambil memejamkan mata, masih terlihat begitu sangat menikmati lubang kemaluanku.

"Andin.." Panggilnya, terasa olehku dia menambah kayuhannya lebih cepat. Aku mencoba membantunya dengan goyangan pantatku sekali pun ruang dudukku terbatas oleh bibir bak WC yang tidak cukup luas.

"Andin sayang.." Dia seperti mengigau. Aku pikir dia mengigau karena dia mulai mendekati masa ejakulasinya.

"Iya, sayang.." Aku membalasnya sambil menyeka keringat yang bercucuran dari keningnya.

"Udah mau keluar?" Bisikku bertanya.

"He-em" Dia menjawabnya dengan nafas tertahan di antara goyangan pantatnya yang sepertinya bergerak lebih cepat lagi.

"Andin.. Emh, emh.." Panggilnya lagi, namun disertai desahan nafas yang buas. Kayuhannya itu tiba-tiba menjadi super cepat, dan,

"Andin, aaaaaaaaaaaaahh!!" Serta-merta dia mencabut penisnya dari dalam vaginaku. Nampak tak sadar dengan kenikmatan yang membawanya terbang entah kemana itu, batang penis yang terlihat basah kuyup oleh lendir-lendir dari dinding vaginaku itu tiba-tiba melontarkan cairan kemana-mana. Cairan berwarna putih yang cukup banyak itu berloncatan dan terlempar tanpa ampun cukup kencang dan jauh. Dahi Kak Rangga berkerut, matanya meringis menahan nikmat. Aku diam saja, menunggu dia menyelesaikan fase orgasmenya yang cukup panjang.

Aku mencoba membuatnya rileks, aku bangkit dan membungkukkan badanku ke arah kemaluannya. Wangi lembab cairan cinta dari vaginaku dan wangi yang menenangkan dari cairan cinta Kak Rangga bercampur menjadi satu. Aku memegang dan menghisap batang kemaluan yang berlumur cairan yang serba lengket itu. Manis-asam-asin terasa bercampur di lidahku, tapi sekali pun begitu, tak urung aku nikmati, bahkan ketika sisa-sisa cairan ejakulasi yang ternyata masih tersisa dalam saluran kemaluannya itu sesekali meleleh aku telan begitu saja.

"Haha, parah banget sih, Kak." Kataku sambil menyeka mulutku, mengomentari banyak dan kencangnya cairan ejakulasi dia. Dia tersenyum ke arahku, membuka kemejanya dan melepas kaos dalamnya, lalu dia membersihkan cairan ejakulasinya yang melumuri pahaku dan beberapa daerah di pakaianku itu dengan kaosnya.

"Emang enak banget, Din." Ujarnya, lalu memberikan aku sebuah ciuman di kening.

"Ups." Dia menyeka cairan ejakulasi yang tak aku sadari tadi terlempar ke mukaku. "Maaf, ya?" Pintanya.

"Sering separah ini?" Tanyaku, membiarkan dia membersihkannya. Dia menggeleng.

"Gak tau kenapa, ini yang paling banyak dan paling enak." Jawabnya.

"Ckckck. Parah, parah. Haha." Aku tertawa.

- - -

"Hujannya parah!" Kataku sesampainya di tempat dudukku, di samping Ami sahabatku, tentu dengan seribu rasa bersalah yang membebaniku.

"Lama banget, Din. Kejebak hujan di mana?" Tanya Ami sedikit memelankan suaranya, tak mau Bu Tina yang sedang berada di depan papan tulis memarahinya.

"Di WC, Mi." Jawabku. Ami kali ini terlihat polos di mataku. Bagaimana tidak, selama satu jam lebih batang kemaluan pacarnya itu mengaduk-ngaduk liang senggamaku dan dia tidak mengetahuinya samasekali. Dia juga tidak tahu seandainya di beberapa tempat di kemeja dan rokku terdapat cairan kenikmatan milik pacarnya, belum termasuk sperma yang sengaja aku telan.

"Ah, Ami, maafkan aku." Kataku spontan. Ah, sial! Kenapa itu keluar dari mulutku??

"Maaf buat ..?" Ami balik bertanya. Aku jadi bingung dan tak tahu harus menjawab apa.

"Ini apa?" Tiba-tiba Ami bertanya. Dia menyimpan iPhone yang sedari tadi digenggamnya itu, menjulurkan tangannya mengambil sesuatu yang lengket dari rambutku.

"Sial!" Kataku dalam hati ketika melihat sesuatu yang Ami ambil dari rambutku. Percikan sperma Kak Rangga!

Dahi Ami berkerut dan seperti terkejut melihat lendir yang lengket di tangannya, pasti dia tau kalau itu sperma cowok. Aku tak bisa berkata apa-apa, aku cuma bisa diam dan bengong. Tapi setelah dipikir-pikir, toh seandainya Ami tahu itu sperma, dia tidak akan tahu kalau itu sperma pacarnya sendiri. Tapi kemudian aku terkejut setelah aku mengintip smartphonenya dan membaca rentetan tulisan chatting yang diketik dari Kak Rangga untuknya,

"Iya, sayang. Tadi aku kehujanan pas ke WC."
"Maaf gak sempet bales chatnya."
"Aku sama Andin kok selama hujan tadi,"
"Tanya aja dia kalo gak percaya."

"Waduh?" Kataku dalam hati.

Selesai.

teman sma ku yang tocil

met sore nama gue rejoz,, itu nama panggilan gue,, gue mau berbagi cerita ketika gue bercinta sama temen sma gue... dia namanya neti,, dulu kita sempet satu sma disalah satu kota besar di jawa barat (********) oh iya dia berumur 23 taun sedangkan gue 22 taun gue sekolah kecepetan.
 kita deket ketika kita sma kelas 3, kita dulu suka belajar bareng, jajan bareng, maenbareng bahkan dulu suka curhat2an bareng,,, malah kita sempet digosipin tpi justru gue lagi suka sama temen sebangkunya asih,, perawakan dia tinggi sekitar 160cm, kulit putih ada sedikit jerawat, kurus dan toket dia yang g begitu gede paling 34A tapi justru itu yang gue suka ditambah lagi dia pake kerudung,, tapi setelah kita lulus kita lama g kontek-kontekan karena mungkin sibuk dengan kuliah masing-masing dia kuliah di kota yang berbeda dengan gue,, tapi jujur gue selalu ngebayangin dia bugil dan mL-in dia sampe puas,,

suatu ketika gue buka facebook gue liat akun dia langsung gue add,, dan g lama dia approve paermintaan pertemanan gue,, g nunggu lama gue langsung pm dia

gue : eh ini neti ya?? yang dulu sekolah di sma ***
neti : iyah ini siapa ya??
gue : ini gue rejoz,, yang duduk deket lu dulu dikelas 3ips3
neti : ohh,, kamuu,, ejo,, apa kabar?? kemana aja... kirain siapa?? maap2 lupa
gue : ya elah,, gue pikir lu lupa ama gue,, iya gue lagi dikota ****** nih,, lu lagi dimana ketemuan yu??
neti : wah boleh tuh kebetulan gue juga kerja dikota ****** sekarang,,, boleh mau kapan nih???
gue : hmm gimana kalo hari minggu aja lu bisa kan di mall ***** gimana??

dan akhirnya gue pun pergi hari minggunya ke mall yang udah gue janjiin..

pas hari minggunya detelah gue nunggu cukup lama,, akhirnya gue ketemu juga sama dia hmm dia g berubah sama kaya waktu sma jirrr,,, toketnya yang mungil bisa gue bayangin dari balik baju yang dia pake.. bikin kontol gue kebayang fantasi gue bro,,

gue : kemana aja sih lama bener,, dandan ya lu?
neti : duh maap-maap,, angkotnya ngetem mulu abisan,,, yaudah kita duduk2 yu,,
gue : ayoo...

akhirnya kita berdua pun ngobrol panjang lebar,, mulai dari sekarang sibuk apa sampe sekarang siapa pacarnya dan gue pun tau dia baru aja diputusin sama cowonya,,, http://46.166.167.16/x_img/em/wink.gif

neti : eh anterin pulang ke kosan yu,, dah malem ini (jam 9 malem)
gue : boleh ayo deh,,, (asik kesempatan nih buat ngerasain toketnya)

sepanjang perjalanan sengaja tuh gue ajak ngebut,, trus ngeremm mendadak terus ngebut lagi ampe akhirnya dia protes

neti : yang bener donk nyetir lu,, bisa nyupir kagak sih
gue : iya maap mau ujannih udah mendung gitu (emang bener sih mau ujan juga)
neti : huhh,,, bilang aja lu nyari kesempatan ya??!!
gue : hehehe,...

eh ga taunya dijalan ujan beneran dan karena males pake jas ujan gue sengaja tuh ngebut sampe kosan dia,,, dan akhirnya kita nyampe kosan dia dengan basah kuyup, dan gue pun ikut berteduh dikosan dia sampe ujannya berenti,,

tipe kosan dia tuh kamar-kamar di luar rumah jadi orang-orang bebas keluar masuk ditambah ga ada yang jaga, pas gue masuk kamarnya gan dinyalain tuh lampunya,, buset branya nyetak gitu keliatan dari luar bajunya,, makin pengen gue,,

neti : hoi,, bengong,, gue ke wc dulu ya ganti baju
gue : eh,, iya sok aja sana jangan lama2 ya..

sementara itu gue pun nonton tivi gan dikamarnya sampe dia keluar cuman pake kaos putih n celana pendek doang gan pahanya mulus banget gan ampir keliatan selangkangannya,,, dah gitu bra-nya keliatan dari luarmakin guetambah ngaceng gan liat dia... sampe akhirnya gue beraniin

gue : net mau liat yang keren ga??
neti : apaan??
gue : nih,,, (gue liatin film bokep artis di hape gue)
neti : ah apaan sih,, malu tau,,,
gue : udah tonton aja,, gue k wc dulu ya,,

sementara gue ke wc gue ikut mandi tuh,, gue liatin kontol gue udah bener-bener pengen banget tuh ditambah ujan gede diluar,, guepun punya ide,, gue pun panggil neti dari wc

gue : net!! bentar deh,,,ini kenapa ya??
neti : ada apaan emang???
gue : lo sini aja dulu...

neti pun dateng ke wc, sengaja g gue tutup penuh wc-nya sampe akhirnya dia masuk dan gue pun langsung tutup pintu wc-nya dan dikunci, dah gt g pake lama lagi gue langsung peluk neti dari belakang gue hadepin ke bak mandi

neti : eh apa2an nih!! joz lepasin gue dong!
gue : net pliss gue g tahan gue pengen banget mL sama lu,, (kontol gue coba gesekin adri luar ke celana neti dari belakang) pliss net,, gue sayang sama lu,,, pliss (gue coba sentuh toketnya dari luar )
neti : jozz,, pliss gue masih virgin,, gue takut hamil,,
gue : gue janji g akan sampe hamil ko,,,
neti : joz tapi gue belom siap,,, (sambil mulai gue cium belakang lehernya) engghhh,,, pliss joz jangan
gue : net,, gue janji bakal bikin lu nikmat yang belom pernah lu rasain selama ini sama gue,,,
neti : hmmmm joss,, plis jangan (tangan gue coba masuk ke celananya sambil gue raba mekinya dan mekinya berbulu gitu gan tambah nafsu gue)
gue : selamat menikmati sayang,,,(gue pun melorotin celana dia,, sambil gue teken-teken mekinya dari luar cd-nya gan)

gue pun ngerasain cd dia dah mulei basah dan neti pun mlenguh ahh,,,, nggggggeehhhh,,, joo,o,,oozzz,,, plisss hmmmm ahhh,,,langsung gue lepas cd dia gan

lenguhan neti yang seksi kaya pemain JAV makin bikin gue semangat gan setelah neti cukup menikmati sentuhan tangan gue di mekinya gue coba balikin badan dia jadi berhadapan sama gue,, dan gue pun langsung buka kaos dia gan,,, hmmm seperti dugaan gue bra yang dia pake ukurannya kecil gan 34 A karena penasaran sama isinya gue buka branya gan kita pun sama-sama bugil,,, neti sempet nutupin toket mungilnya pake tangan dia,,,

gue : net,, ko di tutup sih,, gue pinjem tangannya ya,, (gue arahinke kontol gue yang gue arahin biar dia maenin kontolm gue sementara gue jilatin toket impian gue itu,,)
neti : hmmm ah,,, ejoss,,, enngghhh,,,josss

setelah itu gue ciumin toket dia pertama gue jilatin muterin toket kanan dia sampe kena ke putingnya dan hal yang sama gue lakuin buat toket kirinya dan neti cuman bisa melenguh kegelian "ahhhnn,,, ihh,,,aikkk,, aaahhh, aikkkk....." sementara kontol gue udah dalam posisi maksimal tapi gue masih mau bermain dulu sama badan neti yang putih mulus gt bro.. ciuman gue pun turun ke bawah menuju perut gue jilat melingkar diperutnya sambil kedua tangan gue membelai lembut toket dan puting neti,,,

terus karena kayaknya dia cape berdiri gue dudukin dia di lantai wc,,, dia duduk dengan posisi ngangkang,, langsung gue jilat mekinya perlahan,,, disini dia melenguh sambil menegadahkan kepala melihat ke atas wc.. gue jilat lobangnya dan tidak lupa gue jilat-jilat dengan cepat klitnya gan lenguhan dia pun makin menjadi-jadi "aiihhhhhhh,,,, ahhh,,, ngghhhhhh aahhhh,,, jozzzz... aq maa...uu pii,,pisssss ungghhh " entah sadar apa enggak dia melenguh sambil remes toket dia sendiri,, sumpah seksi bangettt,,, dan g lama dia pun ngecritt gan di hadepan gue,,, "ahh... ah... ngghhhh"

gw : enak sayang???
neti : he eh (sambil nganggukin kepala dan ngos-ngosan)
gw : aku kasih yang paling enaknya ya... kamu tahan ya sayang...

gue pun langsung mengarahkan kontol gue ke mekinya neti,,, gue gesek pelan pelan danlama kelamaan gue cepetin sampe akhirnya neti yang bilang "jos masukin,,, buru,, aku g tahan" karena dia yang minta gue pun coba masukin kontol gue ke meki dia yang udah basah karena crit tadi,,, pas gue coba masukin berulang kali gagal karena memang licin banget tapi neti langsung ngarahin kontol gue ke mekinya pake tangannya,,, dengan usaha bersama kontol gue pun masuk sebagian,,,

guecoba teken kontol gue,,, tiba2 neti teriak "aww,, sakit joss.." gue bilang "tahan sayang bentar lagi juga jadi nikmat ko,,, karena gue g mau dia sakit lama-lama gue teken kontol gue ampe akhirnya dia teriak lagi "awwwwwhh,,,, sakiittt bangett..sakitt.." gue pun ngebiarin meki dia beradaptasi dengan kontol gue,,,

setelah dia meneteskan aer mata karena mungkin sakit banget itu,,, gue perlahan goyangin kontol gue dengan gaya missionaris,,, dia pun kembali melenguh "ahh,,, aihhh,,, hmmmm,,,, nngghhhhhh ahhh,,,," lenguhan dia bikin gue makin semangat gan gue percepat goyangan kontol gue,,, gue liat tocil dia goyang gan,, ahh,,, gue bener2 g tahan,,, gue pun berhenti goyangin kontol gue,, gue bangunin dia gan sambil nanya "joss ko berenti sayang,,,?? enak banget" gue jawab "sebentar sayang... kamu ngaped ke tembok ya,, " dia pun ngadep ke tembok dan gue langsung masukin kontol gue perlahan ke mekinya dari belakang doggie style... ternyata gue suka banget style ini,,, sering gue liat di film-film bokep,, sekarang kesampean juga gue,,

gue dan neti pun melenguh bareng sesekali gue remes toket neti dari belakang,,, "joss,,, unghhhh,,, joss aq mau pipis lagi,,,hmm,,," gue "net,,, ehh,,, sabar sayang aku juga,,, uh,uh,,,,uhhh.." neti pun g kuat menahan orgasme yang kedua "josss ahh,,,, aku pipis sayangg,,, joooss,,, aahhh,,, aiihhkkk, aihhkkk,," ga lama gue mempercepat goyangan gue,,, dan gue segera mencabut kontol gue dari mekinya neti,,, dan gue bikin neti posisi duduk dihadepan kontol gue, gue kocok kontol gue sampe gue orgasme (crott, crott, crotttt, criittt, crit,,,,) gue tumpahin sperma gue di tocilnya neti,dan kita berdua pun terduduk kelelahan di wc kosan neti, gue pun bersihin sperma gue yang adadi tubuh neti dengan anduk yang ada di wc neti,,

gw : sayang enak ga?? (gue coba bersender ke bak mandi dan ngrangkul neti)
neti : ihh,,, kamu jahat,, kamu dah bikin aku g perawan lagi,, (sambil mukul-mukul kecil ke gw,, lanjut tiduran di dada gue)
gw : aku sayang kamu.. (gue cium mesra bibir mungil neti)
neti : hmmmhhmm... aku juga sayang

akhirnya gue dan neti pun bersihin badan bareng,, mandi bareng sempet neti ngocokin kontol gue sekali lagi,, dan gue pun jilat meki dia waktukita bersih-bersih bareng,, ga nyangka kita maen di wc 2 jam... dan gue pun memetuskan nginep di kosan neti... kita tidur berdua tanpa pakaian,,, dan permainan pun berlanjut sampe 3 ronde di tempat tidur neti,,, ketika jam 7 pagi gue pulang ke rumah,, sejak saat itu kita berdua jadi partner sex,,, dimana ada kesempatan kita pasti ML

TAMAT

pijat++

Pada suatu hari Kamis tahun 2003, saya sedang dipijit oleh Sonya. Kebetulan hari Senin adalah hari libur, maka iseng-iseng saya ajak Sonya untuk minta dipijit ekstra.

"Pijit ekstra dimana?" tanya Sonya.
"Kemana ya? Keluar kota aja tapi jangan jauh-jauh" sahut saya.
"Terserah kamu yang punya uang" jawab Sonya.
"Ke Bogor aja yuk, di Novotel"
"Boleh aja"

Sonya yang berkulit putih, tingginya 168 cm mempunyai wajah yang manis. Walaupun wajahnya tidak seayu Wina tetapi ia memiliki daya tarik tersendiri. Gaya pijatnya pun enak dan tidak mengecewakan. Sonya akhirnya sepakat untuk ber-long weekend di Bogor. Sebelum selesai memijit, kami berjanjian untuk bertemu di satu tempat pada hari Sabtu siang sebelum ke Bogor.

Hari Sabtu siang, saya menjemput Sonya di Plaza Senayan. Sonya membawa tas berukuran kecil, ia mengenakan kemeja warna putih dan celana jeans.

"Enggak bawa baju? Kan nginap 2 malam" tanya saya.
"Bawa baju kok, tapi untuk apa bawa banyak-banyak kalau toh nggak dipakai?" jawab Sonya dengan senyuman nakal.

Kami langsung berangkat ke Bogor menuju Hotel Novotel. Setiba di hotel, kami check in. Saya meminta kamar yang ada jacuzzi. Kamar ini cukup luas dan ada jacuzzi yang menghadap ke balkon tetapi didepan balkon itu ditanam dengan pohon-pohon yang berdaun lebar sehingga orang dari luar tidak bisa melihat ke dalam kamar.

Begitu tiba di kamar, saya minta room service untuk menyalakan jacuzzi. Setelah selesai, room service keluar dari kamar. Sonya sedang asyik nonton TV Infotainment. Tanpa basa-basi, saya langsung menyerang Sonya dengan ciuman di pipi dan bibir. Sonya sedikit kaget tetapi ia langsung membalas ciumanku. Payudaranya saya remas dari balik kemejanya. Perlahan jari-jari saya membuka kancing baju Sonya dan kemudian dilanjutkan dengan membuka BH. Masih dalam posisi ciuman, saya membuka celana jeans Sonya dan menariknya kebawah. Sonya praktis sudah telanjang dada dan hanya mengenakan celana dalam mini warna merah tua.

"Curang, saya udah telanjang tapi kamu belum" protes Sonya.

Sonya langsung membuka baju kaos dan celana jeans plus celana dalam. Ia sempat tertegun melihat kontolku tapi kemudian langsung ia hisap. Saya rebahan ditempat tidur tapi kaki saya terjuntai kebawah, sedangkan Sonya berlutut disamping tidur sambil menghisap kontolku.

"Umm.. Enak, gede banget Arthur" gumam Sonya.

Sonya menghisap kontolku selama beberapa menit, setelah puas saya menarik Sonya ke Jacuzzi. Sonya membuka celana dalamnya sehingga ia telanjang bulat. Bulu kemaluannya ia cukur habis sehingga bibir vaginanya bisa terlihat dengan jelas. Di Jacuzzi kami kembali berciuman. Payudaranya tak henti-hentinya saya remas dan jari jemariku juga ikut memainkan klitoris Sonya. Sonya hanya pasrah menerima serangan dari tangan-tangan saya ditubuhnya.

Kemudian saya angkat tubuh Sonya dan mendudukkannya di tepi Jacuzzi. Sonya merentangkan kakinya sambil bersandar di dinding. Vaginanya langsung saya jilat, tak luput dari jilatanku adalah daerah anus dan selangkangannya. Sonya sampai menggelinjang kegelian.

Puas menikmati vaginanya, saya membalikkan tubuh Sonya dan minta nungging. Pantat Sonya yang besar saya jilat dari belakang lalu belahan pantatnya saya buka. Anusnya terlihat menggairahkan dan menantang. Kembali saya jilat anus Sonya. Tak henti-hentinya Sonya berseru dengan nikmat menikmati lidah saya di anusnya.

"Aduh, masukan Arthur, entotin saya sekarang" pinta Sonya.

Tanpa diminta kedua kalinya, saya mengarahkan kontolku ke vagina Sonya. Sonya langsung melenguh dengan kencang tiap kali kontol saya dibenamkan ke vaginanya. Tangan Sonya mencengkeram tepi Jacuzzi sementara tangan saya meremas pantat Sonya dengan gemas. Air hangat dari Jacuzzi membuat tubuh kami berdua berkeringat. Tampaknya Sonya tipe wanita yang vaginanya banyak mengeluarkan cairan karena terdengar clipak-clipuk setiap kali kontol saya keluar-masuk vaginanya. Beberapa menit kemudian saya merasakan akan ejakulasi

"Mau keluar nih" seru saya.

Sonya langsung membalikkan badannya dan meraih kontolku kemudian menghisapnya. Peju saya muncrat dengan deras di mulut Sonya. Sonya sempat sedikit gelagapan karena tak sangka peju saya akan sedemikian banyak tetapi ia terus menghisap dan menelan semua peju. Setelah bersih, kami duduk berpelukan di Jacuzzi sambil ciuman.

Jam 5 sore, saya mengajak Sonya untuk berenang. Sonya mengenakan pakaian renang model bikini berwarna biru cerah. Di kolam renang, beberapa tamu pria melirik ke Sonya dan memperhatikan bikini Sonya yang kelihatannya kekecilan dibandingkan dengan ukuran payudaranya. Tetapi si Sonya kelihatannya cuek saja melihat para tamu pria tersebut dan ia langsung nyemplung ke kolam. Saya juga ikut nyemplung.

20 menit kemudian setelah selesai berenang, kami keluar dari kolam dan duduk dipinggir kolam sambil menikmati juice. Tiba-tiba ada yang memanggil Sonya.

"Woi, Sonya!"

Sonya menengok dan tertawa.

"Eh, ngapain loe disini?" tanya Sonya.
"Lagi temenin keponakan berenang" kata si perempuan.
"Eh iya, kenalin ini temen saya" kata Sonya.
"Halo, saya Arthur"
"Saya Dian" kata Dian.

Dian wajahnya sangat mirip dengan artis Titi Kamal. Rambutnya panjang, tingginya 165, tubuhnya langsing dan dibalik kaos putihnya yang ketat terlihat payudaranya yang lumayan besar. Rupanya Dian adalah teman kost Sonya.

"Lagi nginap disini?" tanya Dian.
"Iya, mumpung lagi long weekend" jawab Sonya.

Saya membiarkan kedua perempuan itu ngobrol dan saya melanjutkan berenang. Sambil berenang, saya melihat si Dian masih ngobrol dengan Sonya tapi matanya terus tertuju pada saya. Saya pikir boleh juga nih Dian di prospek. Tak lama kemudian, Sonya kembali berenang sedangkan Dian sudah pergi.

Selesai berenang, kami kembali ke kamar lalu mandi. Di kamar mandi kembali kami bersetubuh. Selesai mandi, kami turun ke restaurant untuk makan malam.

"Si Dian nanyain kamu tuh" kata Sonya.
"Nanyain apa?" tanya saya.
"Dia bilang body elo OK banget" kata Sonya.
"Hehehe, body Dian juga OK" kata saya.

Sonya bercerita tentang Dian. Ternyata Dian adalah seorang penari striptis di Klub 1001 di kawasan Gajah Mada. Saya tidak tahu apakah di Klub 1001 ia dikenal sebagai Dian atau ia punya nama samaran lainnya.

"Wah boleh nih minta dia nari" kata saya.
"Mau nih? Dia mau loh kalau diajak gabung" kata Sonya.
"Oya? Boleh aja. Kapan? Malam ini?" jawab saya dengan penuh minat
"Malam ini dia kerja. Besok siang kalau mau"
"Boleh. Telepon aja minta gabung dengan kita besok siang"

Sonya langsung menelepon Dian.

"Sip, besok jam 11 dia udah disini" kata Sonya

Selesai makan malam, kita jalan-jalan ke Bogor lalu ke Puncak. Jam 23:00 kita kembali ke hotel. Malam itu kita agak capek sehingga tidak ada gairah untuk bersetubuh walaupun demikian Sonya tidur tidak mengenakan apa-apa begitu juga dengan saya.

Hari Minggu pagi jam 8:00, kita bangun kemudian langsung mengenakan pakaian renang dan kembali berenang. Selesai berenang, kita mandi terlebih dahulu kemudian sarapan dan duduk-duduk di coffee shop sambil menunggu Dian. Jam 11 tepat si Dian sudah muncul. Ia mengenakan rok mini warna merah, kaos ketat tanpa lengan warna putih dan sepatu tennis warna putih. Beberapa tamu pria yang sedang duduk-duduk di coffee shop langsung memperhatikan Dian dengan muka horny.

Sonya melambaikan tangannya dan Dian langsung melihat ke arah kita. Kita bertiga masih ngobrol-ngobrol sebentar di coffee shop sampai akhirnya Sonya mengajak balik ke kamar. Sambil berjalan melewati tamu-tamu pria di coffee shop, saya dengan iseng melingkarkan tanganku ke pundak Sonya dan Dian. Sudah persis seperti raja Arab dengan selir-selirnya.

Setiba di kamar, saya langsung duduk di tempat tidur sedangkan Sonya rebahan ditempat tidur sambil mengganti channel TV.

"Dian jago nari kan? Sekarang saya minta Dian striptis dulu didepan kita" kata saya.
"Ah, masa disuruh nari? Jangan dong" protes Dian.
"Harus mau dong" kata saya sambil mengambil remote control dari tangan Sonya lalu mengganti channel. Saya menemukan channel MTV yang sedang menyiarkan video klip lagu Heavy Metal. Pas untuk nari striptis!
"Nah, ini ada yang pas untuk nari. Ayo mulai" kata saya.

Dian tersenyum. Ia membuka sepatu dan kaos kakinya. Dian kemudian berdiri dihadapanku dan mulai meliukkan tubuhnya. Tangan kanannya ia angkat ke rambut lalu rambutnya yang panjang digulung keatas kepala, sementara tangan kirinya meremas-remas payudaranya. Setelah meremas payudara, tangan kirinya turun ke pahanya lalu rok mininya diangkat sehingga terlihat celana dalam g-string warna hitam berenda. Jari jemarinya mengusap-usap vaginanya dari balik celana dalam. Dian memejamkan matanya sambil menggigit bibir bawahnya. Wajahnya sungguh erotis!

Dian terus meliukkan tubuhnya mengikuti irama lagu heavy metal. Sekali-sekali roknya ia angkat tinggi mempertontonkan kakinya yang putih dan panjang. Kemudian ia mulai melepaskan kaosnya. BHnya yang berwarna hitam berenda turut ia lepas juga. Payudaranya yang besar saya taksir berukuran 36C. Sambil menonton, Sonya beringsut kebelakang saya dan mulai membuka kaos saya. Kemudian Sonya jongkok didepanku dan membuka celana pendekku. Saya duduk ditepi tempat tidur dengan hanya mengenakan celana dalam. Sedangkan Sonya sendiri sudah telanjang bulat. Entah kapan ia membuka bajunya.

Dian membuka risleting rok mininya dan langsung rok mininya merosot melewati sela kakinya. Saya rasa g-string yang dikenakan Dian adalah g-string tertipis yang pernah saya lihat. Kain yang menutupi daerah vaginanya saya rasa hanya berukuran 10 x 10 cm, selebihnya semuanya hanya tali nilon yang melilit dipinggang dan turun ke belahan pantatnya. She is really a professional stripper! Berkali-kali saya menelan ludah melihat tubuh Dian yang sensual. Dibandingkan Sonya, Dian masih jauh lebih sensual dan erotis. Pokoknya kalau mau membayangkan Dian, silakan lihat Titi Kamal. Dian menghampiri saya kemudian memutar tubuhnya sehingga ia membelakangi saya.

Pantatnya dengan gaya memutar-mutar ia naik turunkan didepan muka saya, kemudian Dian duduk dipangkuan saya. Pantatnya tak henti-hentinya ia putar diatas kontolku seakan-akan sedang bersetubuh. Kontolku terasa seperti mau meledak mendapat perlakuan seperti itu. Ingin rasanya langsung saya setubuhi. Dian lalu berdiri dan meminta Sonya membuka celana dalam saya. Setelah celana dalam saya dibuka Sonya, Dian mendorong dada saya lalu saya merebahkan diri ke kasur. Dian jongkok dihadapanku. Ia menjilat dengkul kanan lalu naik ke paha hingga pangkal paha, turun ke selangkangan dan menjilat bijiku. Sonya turut merangsang saya dengan cara menghisap puting saya. Setelah puas Dian menjilat bijiku, Dian menjilat kepala kontolku dan mulai menghisapnya.

"Oh yes, enak sekali Dian, hisap terus yang keras" ujar saya keenakan.

Entah kenapa saya rasanya ingin cepat ejakulasi saat sedang dihisap Dian, tetapi saya langsung menahan diri agar tidak keluar. Dian lalu berdiri dan kembali menjilat perut, ke dada lalu mencium bibirku. Kita saling berpagutan selama beberapa menit. Saya merasakan kontol saya dihisap oleh Sonya. Dian lalu membalikkan tubuhnya dan kita berada dalam posisi 69. Celana dalam g-string super mini itu langsung saya tarik kebawah dan vaginanya saya jilat dengan penuh nafsu. Dian sendiri kembali menghisap kontolku. Tak henti-hentinya saya dan Dian mengeluarkan suara mendesis menikmati hisapan dan jilatan. Sonya rupanya tidak mau kalah, ia jongkok didepanku dan ia menjilat bijiku.

Kembali saya merasakan mau ejakulasi tapi langsung saya tahan. Saya membalikkan tubuh Dian dan tanpa nunggu diperintah, langsung saya hujamkan kontolku ke vaginanya dalam posisi doggy style. Dian mengerang dengan penuh nikmat. Payudaranya yang besar tampak menggelantung dan dengan gemas saya meremas-remas payudara Dian. Kembali Sonya mengambil posisi untuk membuat saya bertambah nikmat. Ia duduk dibelakang saya sambil memegang sebotol baby oil. Tangannya ia lumasi dengan baby oil lalu ia menyelinapkan tangannya diantara selangkanganku. Dengan sedikit heran saya melihat Sonya dan bertanya dalam hati. Tanpa ditanya, Sonya mulai memainkan biji saya. Tangannya naik turun mulai dari belahan pantat turun ke biji lalu diremas kemudian diulang terus berkali-kali. Apabila saudara sedang three-some, cobalah minta si partner wanita untuk melakukan itu bagi anda. Nikmat sekali!

Dian bagaikan kuda liar. Dengan penuh semangat, ia mengikuti gerakan tubuhku dan kadang kala ia sendiri yang menghentakan pinggulnya ke pinggulku. 10 menit menggenjot Dian membuat saya berkeringat. Saya berhenti sejenak. Saya keluarkan kontolku dari vaginanya. Dian merebahkan tubuhku dan ia langsung naik ke atas pinggulku dan memasukkan kontolku ke vaginanya. Tanpa mengenal lelah, Dian terus menerus menggenjot kontolku dalam vaginanya. Sonya lalu jongkok diperutku kemudian mencondongkan dadanya ke mulutku sehingga ia berada dalam posisi bersimpuh diatas perutku sedangkan Dian masih asyik mengocok kontolku. Saya langsung menerkam payudara Sonya dan menghisap putingnya. Saya meraih tangan Dian dan mengarahkannya ke payudara Sonya, tetapi Dian dengan halus menarik kembali tangannya dari payudara Sonya.

"Saya dan Dian bukan Bi-seks" bisik Sonya.

5 menit berlalu dan akhirnya saya ejakulasi. Saya muntahkan seluruh pejuku di vagina Dian. Dian berkali-kali berteriak "yes, yes". Tubuhnya mengejang dan matanya terpejam. Ada sekitar 1 menit Dian dalam posisi jongkok di pinggulku dan matanya masih terpejam. Kelihatannya ia masih menikmati sisa-sisa birahi yang baru ia rasakan. Setelah itu ia membuka matanya, ia tersenyum melihat Sonya yang sudah berbaring disamping saya.

"Gila, enak banget. Sonya ternyata tidak berlebihan waktu kemarin sore di pinggir kolam dia cerita ngentot sama kamu rasanya puas banget" kata Dian setengah mendesah.

Dian turun dari pinggulku lalu berbaring disebelah kiriku. Kita bertiga beristirahat dan kemudian kembali bersetubuh. Sonya kembali saya setubuhi disaksikan oleh Dian sambil ia menikmati kue coklat. Sorenya setelah kita bertiga berenang, saya menyetubuhi Dian di kamar mandi. Lalu jam 8 malam setelah makan malam, kita bertiga berinisiatif melakukan sesuatu yang lebih menantang. Saya menyetubuhi Dian didekat tempat volley yang ditutupi oleh pohon yang rimbun. Sonya sendiri mendapat giliran jaga pertama. Setelah puas menggenjot Dian, Dian mendapat tugas jaga sementara saya menyetubuhi Sonya. Bersetubuh seperti ini sangat asyik karena dilakukan dengan penuh waspada jangan sampai tertangkap.

Hari Senin pagi kami bertiga check out dan kembali ke Jakarta. Sonya pulang naik mobil Dian sedangkan saya langsung pergi ke suatu acara reuni teman-teman dari SMA