Friday 15 June 2018

Nina dan Tomi (Keusilan berbuah Manis)

Di siang hari yang terik itu, Nina tergesa-gesa turun dari taksi yang ditumpanginya. Setelah membayar ongkos taksi, nina buru-buru melangkah mendekati pagar tinggi besar sebuah rumah mewah di bilangan jakarta tersebut dan menekan belnya dengan tidak sabar. Tak butuh waktu lama, seorang wanita paruh baya berjalan tergopoh-gopoh menuju pagar untuk menyambutnya.


“Eh, neng nina. Bibi kirain siapa.”


“Iya bi, cepetan dong panas nih.”


“Iya iya neng masuk..”


Nina dengan segera melenggang masuk kedalam rumah tanpa ba-bi-bu. Ia mengibas-ngibaskan kerah seragam SMA nya setibanya didalam, berusaha mengusir rasa gerah di tubuhnya. Bi rumi pun tak selang lama ikut masuk kedalam dan mengunci pintu.


“Orang-orang belom pada pulang ya?” tanya Nina lagi begitu masuk kedalam rumah “Belom neng, tapi tadi non Cynthia udah bilang kok neng Nina mau dateng. Cuman ada mas Tomi aja yang udah pulang sejam yang lalu. Paling lagi di kamarnya.

“Oh gitu, yauda deh. Saya ke kamarnya Cynthia yah bi. Disana aja ngadem.”

“Iya neng, bibi lanjut masak ya.’


Dan bi rumi pun menghilang ke belakang, menyisakan nina sendirian. Nina pun dengan santai melenggang ke lantai dua menuju kamar Cynthia. Nina dan Cynthia sudah bersahabat sejak lama sedari SD dan SMP. Bahkan ketika mereka berpisah sekolah di SMA persahabatan mereka masih tetap erat. Sedari SD hingga SMP Nina kerap bermain ke rumah Cynthia. Tak jarang di akhir minggu Nina menginap disana, jadi seisi rumah sudah menganggap Nina seperti keluarga sendiri.


Setibanya ia di kamar Cynthia, Nina segera melempar tasnya ke lantai dan menjatuhkan badannya di kasur. Cythia sendiri masih ada les tambahan hingga jam 4 sore sehingga ia belum masih akan pulang hingga beberapa jam kedepan. Nina sendiri sebelumnya sudah berencana untuk bermain ke rumah pacarnya. Namun karena satu dan lain hal, rencana berduaan tersebut gagal dan akhirnya Nina memilih untuk menghabiskan waktu saja di rumah Cntyhia. Dengan kesal, Nina hanya memboalk-balik hapenya saja untuk membunuh waktu namun hal tersebut malah membuat ia makin kesal. Akhirnya ia pun bangkit dari kasur dan beranjak keluar dari kamar.


Baru saja ia melongok keluar pintu, matanya tertuju kearah pintu kamar Tomi diseberang kamar Cynthia yang ternyata sedikit terbuka. Karena tidak ada kerjaan, Nina pun memutuskan untuk mengisengi Tomi saja. Tomi sendiri adalah adik Cynthia satu-satunya yang terpaut jarak beberapa tahun. Saat itu Tomi sudah menginjak kelas 3 SMP, namun badannya tinggi besar mungkin karena ia rajin berlatih basket sedari SD. Bahkan kini tomi juga rajin berolahraga di Gym sehingga membuat badannya yang sudah tinggi menjulang semakin kekar. Meski ia akui Tomi sudah jauh berbeda dari yang dulu, namun tetap saja di mata Nina, Tomi adalah anak kecil ingusan yang selalu jadi bahan kejahilan dirinya dan Cynthia.


Sambil berjingkat-jingkat Cynthia menghampiri kamar Tomi dan melongok sedikit kedalam diantara celah pintu. Nampak Tomi tengah duduk didepan meja komputer membelakangi pintu sembari mengenakan headphone. Nina pun mengendap-endap mendekati Tomi yang kala itu hanya mengenakan boxer yang terpaku didepan komputer. Namun ketika ia baru hendak menepuk bahu Tomi, Nina tercekat melihat layar komputer Tomi. Nina baru tersadar Tomi ternyata sedari tadi tengah menonton film porno di komputernya. Ia nampak begitu berkonsentrasi bahkan hingga tak menyadari Nina sudah berada tepat di belakangnya. Nina mengurungkan niatnya sebentar dan bergeleng-geleng sendiri menahan geli melihat tingkah polah Tomi yang sedang bernapas tak beraturan. Kini bahkan tangan kiri Toni mulai bergerak merabai gundukan boxernya sendiri. Saat itulah Nina segera ambil tindakan dan menepuk kedua bahu Tomi sambil berteriak kencang.


“HAYO LAGI NGAPAIN!”


Tomi nyaris terjengkang kebelakang sangking kagetnya. Headphone nya bahkan ikut terbelit ketika ia terjungkal sangking kagetnya. Dengan cepat Tomi mematikan layar komputernya dan berdiri dengan terengah-engah dengan wajah pucat pasi. Nina tertawa tergelak hingga terduduk di kasur Tomi.


“K-kak Nina ngapain sih! Ngagetin orang aja!!” Ujar Tomi masih sambil terbata-bata.


“Lagian elu sih Tom, nonton bokep serius banget sampe ga sadar gue masuk.” Jawab Nina lagi di sela-sela tawanya.


Tomi tampak memerah padam wajahnya, ia hanya bisa berdiri mematung di samping komputer seperti tengah di strap.


“Emang seru banget gitu bokepnya? mana coba gue pengen liat kaya apa.” Ujar nina lagi sambil beranjak mendekati layar komputer.


“Eh Eh! ngapasin sih kak Nina! u-udah deh keluar aja, gangguin orang aja nih!” sembur Tomi sambil berusaha menghalang-halangi Nina.


“Ah berisik lu Tom, mana cepet gue pengen liat. Daripada lo gue aduin ke kakak lo coli di kamar? baru tau rasa lo.” ancam Nina sambil terkekeh.


Tomi tak bisa berkutik mendengar ancaman Nina. Wajahnya jadi pucat pasi, namun ia tak berani bergeming di sebelah nina. Nina dengan santai menghidupkan layar komputer kembali dan memutar video porno tersebut. Di lain pihak Tomi kini kian resah sambil terus menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal, bercampur antara gelisah dan malu.


“Ih gila lu Tom, nontonin yang dijilat-jilat begini cewenya. Lagi belajar ya lu buat pacar lu?” celoteh Nina asal. Tomi yang makin salah tingkah yang justru membuat Nina makin bersemangat untuk mengusilinya.


Tomi bergerak cepat menutup pintu kamarnya, takut bila nanti bi rumi ikut memergoki kesialannya. Dalam hati ia berkata jangan sampai berita memalukan ini sampai ke telinga cynthia atau bahkan mamanya.


“Duh udah dong kak Nin, please ampun kak..” mohon Tomi. Tetapi Nina diam saja sambil terus tersenyum-senyum jahil menatapi layar komputer tak menghiraukannya.


“Ckck.. ga nyangka gue Tom, lo ternyata bejat banget ya. Liatnya sampe yang kencing-kencing gini.. ihhh..” celoteh Nina lagi. Tomi makin memerah kupingnya mendengar ocehan Nina.


Dalam hati Nina memuji juga selera Tomi. Video yang diputar Tomi diam-diam agak membuat Nina hanyut juga. Apalagi rencana Nina berduaan dengan pacarnya hari ini gagal, membuat Nina makin gemas saja melihat adegan porno didepan matanya. Sekilas Nina melirik Tomi yang berdiri mematung di sebelahnya. Baru kali ini setelah sekian lama Nina melihat Tomi setengah telanjang seperti itu. Melihat perut rata Toni, sekelebat pikiran kotor Nina bergejolak.


“Yauda deh Tom, lo lanjutin gih kegiatan menjijikan lo itu.”


Sejenak Tomi bernapas lega mendengar perkataan Nina.


“Tapi, siap-siap aja ya kena omel sama kakak lo. Hahaha..”


“Yaaah.. please kak Nin, jangan dong kak.” Mohon Tomi seraya menarik lengan seragam Nina dengan wajah sangat memelas.


“Ih jangan pegang-pegang!” tukas nina sombong.


“Ayo dong kak please jangan kak.. apa aja deh Tomi kasih, kak nina laper? mau pizza? Tomi pesenin ya?” rayu Tomi sengit.


“Ngga lah ya, gue ga semudah itu di rayu..” balas nina lagi sembari berpikir. Selang beberapa saat Nina kembali berucap.


“Oke deh gini, lo ga akan gue bilangin. Tapi sebagai hukumannya… Lo harus coli disini, sekarang. Biar lo kapok. Haha..” ujar Nina jahil.


Tomi termangu tidak mempercayai perkataan Nina. Nina berusaha sekuat tenaga tidak tertawa kala ia memperhatikan ekspresi Tomi. Dalam hati Nina sedikit berdebar-debar jug menunggu respon Tomi.


“Ayo gimana? Mau ngga? kalo ga yaudah.” Ancam nina lagi sembari berakting melangkah pergi.


“I-iya kak! tunggu bentar please tunggu..” cegah Tomi.


Nina berdiri bercakak pinggang memandangi Tomi dengan pongah sambil tersenyum kecil. Tomi nampak ragu dan hanya bisa menunduk lemas.


“Ayo cepet, lama banget lu ah Tom. Pilih mana, coli ditempat apa kena sidang sekeluarga?” Bentak Nina nina lagi mengancam.


Tomi terdiam beberapa saat, dan kemudian ia pun mulai menggapai pinggiran boxernya. Nina memperhatikan pergerakan Tomi dengan seksama. Perlahan masih penuh dengan keragu-raguan, Tomi memelorotkan Boxernya dengan sangat hati-hati. Mata nina membelalak manakala matanya menangkap perut bawah Tomi yang melengkung berbentuk V. Nina berpikir dalam hati “Gila seksi juga ototnya untuk ukuran anak SMP. Pasti karena ikut-ikutan nge-Gym.”


Tomi sempat berhenti sesaat sebelum menurunkan boxernya lebih jauh kebawah. Sebelah tangannya menangkup kemaluannya malu-malu sembari tangan sebelahnya lagi memeloroti boxernya sendiri hingga ke dengkul dan kemudian ke mata kaki. Wajah Tomi memerah padam tak sanggup membalas pandangan Nina sama sekali. Kini Tomi berdiri tanpa sehelai benangpun tak jauh dari Nina yang duduk dengan santai di depan meja komputer.


“Hihihi.. mana cepet, ayo buruan.” Pekik Nina girang tatkala Tomi usai menanggalkan boxernya. Tomi masih hanya diam mematung seperti maling yang tertangkap basah oleh warga, berdiri telanjang bulat menunggu hukuman.


“N-ngapain kak, udah dong Tomi udah kapok..” Mohon Tomi lagi dengan suara lemas.


“Pake nanya lagi, cepet buruan kocok, hihi.” ujar nina cuek sembari terkikik geli.


Tomi dengan sangat perlahan mulai merabai kemaluannya sendiri meski masih ditutup sebelah tangannya. Diraba-rabainya sendiri penisnya yang tak kunjung mengeras.


“Mana kok ga bangun-bangun sih? Malu ya? Ahaha..” goda Nina lagi. “Pokoknya kalo sampe ga bangun juga, bakal gue aduin ke Kakak sama nyokap lo.. “ Ujar nina mengancam.


Mendengar ancaman Nina otomatis Tomi berusaha sekuat tenaga memfokuskan diri. Ditengah-tengah usahanya Tommy melihat secercah harapan. Dari posisi dirinya bediri saat itu ia dapat mengintip dengan jelas belahan dada Nina dari yang duduk lebih rendah tepat di hadapannya. Daging yang mulus dan lembut tertutupi bra hitam itu lumayan membantu ereksi Tommy.


Nina dengan seksama melirik mata Tomi yang tertuju di celah seragamnya. Ia sudah biasa dengan pandangan seperti itu, baik di sekolah maupun dijalan, ia sudah hapal mata jelalatan lelaki macam itu. Namun kali itu Nina memilih untuk diam saja membiarkan tomi untuk melirik sesukanya, apalagi ia melihat penis tomi kian menegak keras. Nina pun makin lama makin tidak sabar, dengan cuek akhirnya ia membuka dua kancing teratas di seragamnya sehingga terpampanglah jelas payudaranya.


“Nih udah gausah ngintip-ngintip segala. Baek kan gue? daripada kelamaan. Udah buruan kocok cepet!” hardik nina.


Tomi langsung melotot matanya melihat payudara yang begitu bulat, terjuntai secara cuma-cuma didepan matanya. Otomatis penis tomi menegang maksimal disuguhi pemandangan sebegitu indah. Nina pun ikut terbelalak melihat tegangnya penis tomi. Untuk ukuran anak smp penis tomi bisa menyamai milik randi kekasihnya. Bahkan terlihat lebih melengkung keatas dan lebih gendut dari milik randi. Tak terbayang apabila SMA nanti atau kuliah bisa sebesar apa penis tomi. Nina jadi menelan ludah diam-diam.


“Stop stop. Stop dulu. Sekarang lu diem Tom. Gue pengen liat segede apa.”


Tomi yang sudah mulai tegangan tinggi terpaksa diam istirahat ditempat karena komando Nina. Dengan posisi itu Nina bisa meneliti betapa gagahnya penis tomi di depan mukanya itu. Tomi berdebar-debar gorgi manakala nina mendekatkan wajahnya hingga nyaris tinggal sejengkal jaraknya dari acungan penisnya sendiri. Warnanya yang kemerahan dan berurat membuat Nina salut juga apalagi dalam jarak sedekat itu tentu semakin gagah terlihat. Tomi jadi mengkhayal apabila nina mengoral penisnya seperti di film porno. Ahhh.. betapa bahagianya tomi apabila itu terjadi.


“Hmm.. yaudah cepet sekarang kocok lagi!” perintah Nina lagi. Ia hampir saja terceplos memuji penis tomi usai ia memandanginya lekat-lekat tadi.


Tomi pun dengan ogah-ogahan mulai mengocok lagi penisnya didepan nina. Agak kecewa juga tomi karena harapannya tadi tidak menjadi kenyataan.


“Pokoknya harus keluar ya. Gue gamau kalo ga keluar.” Tambag nina lagi.


“S-susah Kak. A-abisnya gue ga ada bahan lagi..” Kilah tomi malu-malu.


“Heh? Emang ini kurang? Udah bagus-bagus ya lu gue kasi belahan toket. Malah nawar lagi. Dasar lu ya..” Bentak Nina.


“E-eh j-jangan marah gitu dong. Kan kak nina suruh keluarin. Kalo emang turun lagi emang Tomi bisa kontrol? Hayo..” Ujar tomi lagi berusaha membela diri.


“Hm. Sok banget lu nawar-nawar. Emang lu mau apaan? Awas aja ya kalo gue suruh buka CD juga. Gue OGAH. Mending lo gue aduin sekarang ke Cynthia.” Balas nina lagi.


“N-ngga ngga kak nin, ga itu kok. Hmm.. apa ya.. Buka itu aja deh..” Jawab tomi terbata-bata.


“Buka apaan?” Tanya nina lagi tidak sabar.


“Turunin branya aja kak nin. Dikit aja, b-biar tomi on lagi.” Tawar tomi malu-malu.


Sial, pikira Nina terdiam sesaat. Nina sebenarnya masih agak penasaran ingin melihat penis tomi hingga ejakulasi nanti, namun mendengar tawaran Tomi nina jadi menimbang-nimbang sendiri permintaan tersebut.


“Oke, fine. Sebelah aja tapi ya. Dan dengan satu syarat. Maksimal 10 menit. Ngga keluar juga, lo gagal.” Ucap nina menyetujui permintaan toni.


Tomi mengangguk-angguk cepat girang. Nina dengan agak kesal membuka seluruh kancingnya dan menurunkan sebelah tali bra nya. Tomi dengan gugup mengintip-intip tak sabar. Nina melirik sedikit kearah tomi, dan dengan perlahan meloloskan tali branya, dan mengeluarkan sebelah payudaranya dari balik cup bra. Mata tomi melotot nyaris copot memandangi nanar payudara nina yang menggantung bebas di udara, serta pucuk payudaranya yang berwarna merah kecoklatan.


Gairah tomi bangkit lagi. Dikocok-kocoknya penisnya dengan semangat tanpa disuruh. Nina terkekeh melihat ekspresi wajah tomi yang begitu cabul. Ia tahu apa yang diinginkan tomi. Dengan genit nina makin mencondongkan sebelah payudaranya yang terpampang menantang tomi. Lalu dengan lembut nina menjawil sendiri puting susunya dengan telunjuknya, dan mendesah kecil.


“Aduh.. geliiiii….”


Tomi makin kesetanan melihat aksi Nina. Dengan napas menderu ia berbisik ke nina.


“Terus kak nin, colek lagi kak.. Cubitin kak…”


Nina tersenyum nakal mendengar permohononan tomi. Dengan perlahan Nina mencubit putingnya yang kenyal dan memuntirnya perlahan sembari seraya mendesah manja.


“Awh, Tom.. uuunnnch…”


Nina menggeliat manja sengaja memancing birahi tomi lebih lagi. Sialnya hari itu memang Nina sedang agak horny, apalagi rencananya untuk bercinta dengan Randi juga batal. Maka itu rangsangan di putingnya itu dan show tomi didepannya diam-diam malah ikut memancing nafsunya sendiri. Kini bahkan nina keterusan untuk mencubit-cubit mesra putingnya sendiri sembari asyik menonton onani tomi.


Ditengah gelora nafsu tomi melihat tatapan nina yang juga kini agak sayu. Bak ditimpa durian runtuh, kini tomi melihat nina melepaskan cup bra yang satu lagi, dan menggelitiki putingnya yang satunya lagi hingga kini nina asyik memainkan kedua puting susunya didepan tomi.


“Ouh kak nina, seksi banget kak.. Terus kak cubit kak.. Mmhh. enak ya kak?” Pancing tomi.


Nina tak menggubris bisikan tomi dan terus asyik merangsang dirinya sendiri. Nafsunya kini sudah bangkit, celana dalamnya terasa begitu hangat oleh hawa nafsunya sendiri. Tenggorokan nina terasa kering akibat gairahnya yang sudah naik. Nina mengumpat dalam hati karena ia jadi ikut terangsang. Nina menjadi gemas sekali oleh penis tomi. Tapi ia masih berusaha menahan diri. Rasanya ingin ia langsung menyambar dan mengisap penis tomi hingga ke tenggorokannya dan menelan habis sperma tomi. Pasti legit sekali rasanya, pikir nina dalam hati.


“Kak nin, tomi pegel nih kak tangannya..” ujar tomi lirih. “Bantuin dong kak nin gantian, pleasee…” ujar tomi mencoba peruntungannya.


Nina melirik tomi tajam. Sial sekali tomi seakan tahu pikiran dalam kepalanya. Diantara gelombang nafsu seperti ini, ia jadi galau terombang-ambing. Brengsek! Pikir nina dalam hati.


“Hm! Sial lu tom. Sini cepet!” jawab nina singkat sembari berusaha tetap cool.


Tomi berbunga-bunga seakan bermimpi di siang bolong. Dengan gugup ia melangkah mendekat, mencodongkan pinggulnya kedepan. Nina pun tak kalah gugup menjelang tangannya menyentuh batang keras tomi. Tomi menggelinjang pelan penuh kenikmatan ketika tangan nina menggengam penisnya. Nyaris saja tomi ejakulasi merasakan halusnya tangan nina. Nina mendesis gemas sembari menyapu jengger tomi dengan jempolnya. Nina jadi terkesima oleh diameternya yang ternyata nyaris tak muat dalam genggamannya. Terasa betapa kokoh dan kerasnya penis tomi dalam genggamannya.


Dengan pelan nina mulai mengocok penis tomi naik dan turun. Tomi menggigit bibirnya sendiri tak kuasa menahan kenikmatan. Nina menjadi makin bersemangat oleh desahan tertahan tomi. Ingin rasanya ia cepat-cepat melihat ejakulasi tomi. Nina meludahi tangannya sendiri untuk melicinkan kocokannya. Tomi terbelalak dan mendengus nafsu melihat kebinalan nina seperti itu.


“Awghh… k-kak nin.. Enak bangettt… suerr…” ceracau tomi.


CLOK!

CLOK!

CLOK!

CLOK!


Bunyi kulit pelir tomi bergesekan dengan telapak tangan nina yang basah oleh liurnya sendiri. Nina bahkan menambahkan liurnya lagi dan langsung meludahkannya keatas kepala penis tomi demi melicinkan lagi kocokannya.


“Kak nin, j-jilat dikit dong kak.. Aku dah mau keluar nihh.. Sshmmmm” rayu tomi lagi.


Shit, pikir nina dalam hati. Sebenarnya memang nina sedari tadi sudah terpancing untuk melakukan hal tersebut, namun tentu nina tidak mungkin merendahkan harga dirinya dan meminta duluan, Apa kata dunia? Tapi kini posisinya tomi sudah meminta, jadi nina berpikir apakah ia akan mengiyakan permintaan tomi atau tidak. Namun dilain pihak nina juga begitu ingin mengecap sperma tomi di mulutnya. Akhirnya didesak oleh nafsu birahi, nina mencondongkan kepalanya maju.


“Hmmhh.. sialan lu tom! errrghh.. sini deh cepet! Slurp… mhhhhmmm… chuppp..”


Nina dengan sekejap langsung mengemut kepala penis tomi dan mengisapnya bak permen lolipop. Tomi mengejang-ngejang keenakan. Baru kali itu ia merasakan nikmat seperti itu. Sapuan lidah dan hisapan nina melambungkannya ke awang-awang. Dilain sisi nina juga menikmati mengisapi batang penis milik tomi itu. Bagaimana nina harus membuka mulutnya lebar-lebar demi memasukkan batang penis tomi kedalam mulutnya.


“Fuwaaahhmmm… mhmhhhhhmm… slrrrpppp…”


Nina melepahkan pelir tomi dan menyapunya ke seluruh permukaan bibirnya. Digenggamnya penis tomi dan dijilatnya batang tomi mulai dari pangkal, hingga ke pucuk helmnya, diakhiri dengan kuluman dalam mulutnya, membuat tomi kocar kacir. Nina mengeluarkan pengalamannya demi membuat tomi bertekuk lutut, sialnya tomi bisa begitu kuat menahan orgasmenya hingga nina harus berupaya ekstra.


Akhirnya tomi tak bisa lagi menahan orgasmenya. Diujung sisa perlawanannya, tomi tiba-tiba menjambak rambut panjang nina dengan kencang, dan menghentakkan pinggulnya dalam-dalam. Nina yang samasekali tidak siap hanya bisa mencengkram pinggul tomi ketika penis gagah tomi terdorong melesak jauh kedalam tenggorokannya. Tomi dengan gilanya menggagahi tenggorokan nina tanpa ampun, membuat nina tersedak dan terbatuk-batuk hebat.


Bak di dalam video porno hardcore, nina hanya bisa pasrah tenggorokannya diperkosa tomi. Diantara keberingasan itu nina anehnya malah makin terangsang, diam-diam ia menyukai perilaku beringas tomi ini. Makin ia terbatuk-batuk sesak napas, makin nikmat rasanya hingga basah sendiri celana dalam nina.


“Hmmmmmhhh! Makan nih peju gue… ssshhghghggg….gggghhhhh…….”


Tomi meregang sembari membenamkan pelirnya dalam-dalam di mulut nina. Cairan sperma tomi yang berlimpah membanjiri rongga mulut dan tenggorokan nina. 1,2,3,4, kali penis tomi berkedut-kedut menyemburkan benihnya seakan mulut nina adalah rahim yang hendak dibuahinya. Nina yang kehabisan napas, tersedak oleh pelir, dan sperma hanya bisa pasrah dalam kenikmatan. Dan ketika tomi usai menuntaskan orgasmenya, ia mencabut penisnya serta merta dan terhuyung kebelakang terduduk di kursi komputernya lagi.


“OHOK! OHOKK!!! HOEKK!!!... FYUHHHH… aahgghhhh… ohok.. Ohok…”


Nina terbatuk-batuk hebat ketika paru-parunya yang nyaris meledak diisi kembali oleh oksigen. Ludah, dahak, serta sprerma kental dimuntahkan olehnya ke lantai. Nina mengelap bibirnya yang belepotan campuran berbagai cairan, dan juga mengelap butiran airmatanya yang menetes ke pipi. Tomi tak lagi sanggup berdiri dan hanya bisa terduduk sembari mengelap penisnya menggunakan tissue.


“Cuhhh… hhhh...hh… brengsek lu tom.. Hhh.hhh..” umpat nina disela-sela napasnya masih dengan suara serak.


Tomi buru-buru bangkit dan mengambil tissue bersih demi membantu mengelap bibir nina yang masih tidak karu-karuan. Tomi dengan penuh perhatian membantu mengelap sisa-sisa kebrutalannya tadi. Nina dengan pandangan kesal melirik tajam ke arah tomi.


“Maap kak… tomi kebawa suasana.. Maap yaah .Abis kak nina hebat banget sih nyepongnya. Tomi jadi ga kuat..” Ujar tomi sambil malu-malu


“Ga kuat sih ga kuat, tapi ga langsung deephtroat juga kali gue kan kaget. Untung aja ga keluar semua makan siang gue tadi.” dengus nina kesal.


“Iya deh maap ya kak nin, nanti besok-besok ga gitu lagi deh.. Janji. Hehe” rayu tomi.


“IH, enak aja besok-besok lagi. Sorry ya.. Cukup sekali ini. Huuu..” cibir nina sembari masih tersengal-sengal.


“Jangan gitu dong kak nih, haha. Enak kan kontol tomi? Buktinya kak nina ngisepnya menghayati banget tadi..” ujar tomi sambil tersenyum-senyum.


“Halah, kepedean lu tom. Namanya orang sange ya pasti menghayati lah…” cerocos nina lagi.


“Hoooooo jadi tadi sange juga toh? Kesian dong kak nin belom keluar.. Karena tomi baik, sini gantian tomi bantuin, Kak.” goda tomi sambil tersenyum-senyum girang.


“EH EH mo ngapain lu tom? Ih lepass!”


Tomi segera merengkuh tubuh nina dan merebahkannya ke kasur. Terasa kini oleh nina betapa badan tomi yang jauh lebih besar ketimbang tubuhnya dan dapat dengan mudah menahannya di kasur. Tomi dengan agak memaksa menciumi telinga dan leher nina. Bahkan tangannya tomi juga kini ikut menggerayangi dada nina.


“Tom.. tom udah tom udah, iya iya ampun ampun. Oke oke damai pliss..” mohon nina berusaha menghentikan serangan tomi.


“Kenapa kak nin? Hmmmm...mmmuach… kan tomi cuman pengen bantuin kak nina aja, ga enak dong tomi tadi udah keluar duluan kak nina belom.. Mmmmwach..” ujar tomi terus menyerang tengkuk nina. Nina merasakan penis tomi sudah agak mengeras lagi menyenggol pahanya.


“Oke, oke deh, lo boleh bantuin dengan satu syarat.. Tapi lo jangan masukin ya tom. Lo jilatin aja ya… okeee? Hmmm..” kilah nina berusaha menghindar, nina merasa terpaksa menyerah ketimbang tomi terus menyerangnya dan malah membuat dirinya makin lengah.


“Hmmmm.. Muach.. Okedeh… hehe. Sini kak tomi jilatin kak.” ujar tomi bersemangat beranjak melepaskan cengkramannya.


Nina menghela napas mengatur napasnya lagi. Nyaris saja nina pasrah oleh serangan tomi. Tomi nampak begitu bersemangat tersenyum-senyum membuat nina geleng-geleng kepala. Nina dengan agak ogah ogahan menanggalkan roknya hingga jatuh ke lantai. Ia rapatkan pahanya dalam-dalam agar tomi tidak bisa melihat bercak basah dicelana dalam pink nya.


“Eh, eh, kak kok langsung sih? Nanti dong santai.. Hehe. Tomi pengen jilat yang ini dulu..” Ujar tomi seraya meraba payudara nina. Sialan pikir nina, kali ini malah keadaan berbalik dirinya yang dimanfaatkan tomi.


Dengan masih tersenyum-senyum cabul, tomi merabai payudara nina. Ditariknya lagi nina hingga ia jatuh terduduk diatas kasur. Tomi dengan lembut menjawil puting susu nina dari balik bra.


“Eghmmm..”


Nina menahan bibirnya rapat-rapat agar tidak kelepasan mendesah. Tomi tentu tak akan pikir dua kali untuk memanfaatkan nina habis-habisan. Kini dua telunjuk tomi bermain di kedua puting susu nina yang kenyal. Nina tetap berusaha cool duduk di tepi ranjang. Tomi beralih kebelakang nina, dan mulai mencubit pelan dan memuntir-muntir puting nina lembut. Untunglah pikir nina, karena tomi jadinya tidak bisa melihat ekspresi nina yang mulai agak terpejam-pejam dimainkan putingnya oleh tomi.


Tomi terus memancing desahan nina untuk keluar. Dari posisi belakang, tomi dengan diam-diam kembali menciumi leher nina penuh nafsu. Nina tak kuasa menggelinjang merinding tatkala tomi mempermainkan tubuhnya seperti itu. Secara naluriah nina melingkarkan lengannya kebelakang merangkul leher tomi. Tomi begitu girang melihat gelinjang manja tubuh nina dipelukannya. Selama ini dia hanya bisa bermimpi bercinta dengan wanita lebih tua, dan sekarang khayalannya jadi kenyataan, apalagi dengan Nina teman kakaknya yang paling seksi dan menjadi imajinasi onaninya selama ini.


“Mhhmm.. Tom, gila ah tom geli banget gue….” ceracau nina dalam kenikmatan.


Tomi dengan giatnya terus mencubit, menjawil, mengusap, dan menarik puting nina yang makin kenyal. Lidahnya menari-nari dileher dan kuping nina membuatnya bergetar keasyikan. Nina tak habis pikir bagaimana anak smp ini bisa mencumbuinya sebegitu hebat seperti kekasihnya sendiri.


Kemudian secara perlahan sebelah tangan tomi merayap kebawah dan membelai paha nina. Nina yang sudah tipis kesadarannya hanya mengikuti bimbingan tangan tomi untuk membuka kedua pahanya. Tomi mendesis gemas merasakan hangat dan basahnya celana dalam nina. Nina menoleh kearah tomi dan segera memagut bibir tomi penuh nafsu ketika jemari tomi merabai kemaluannya lembut.


“Ahh.. anget banget kak. Enak ya dimainin tomi?” tanya tomi mesra.


Nina menjawab dengan pagutan yang sangat mesra di bibir tomi sembari badannya menggigil merinding ketika tomi terus menjamahi kemaluannya. Tomi yang juga sudah gemas menelusupkan tangannya masuk kedalam celana dalam nina. Nina yang kalap menjambak rambut tomi dan menciumnya makin dalam ketika jemari tomi mengusap bibir vagina nina yang berlendir.


“Ssshh.. Itilnya tom, itilnya mainin plis..” Mohon nina.


“Ini yah? Ini kak? Hmmm?”


“Aggghhh tommm….”


Nina meringis penuh kenikmatan sewaktu ujung jari tengah tomi menelusup diantara celah vaginanya dan mencolek tonjolan berkerudung di sudut atas kemaluannya. Badan nina bergetar seakan dialiri listrik dari ujung kepala hingga ujung kaki manakala Tomi menjawili mesra klitoris Nina. Kini bahkan kedua kaki nina berjinjit mengangkang di pinggir kasur membuat tomi makin leluasa mengerjainya.


“Ahmmm… gila tom enak bangettt.. Terusin tomm… kocokin memek gue tommm…”


Tomi segera memasukkan jari tengahnya kedalam rongga kemaluan nina. Sangking basahnya dengan mudah jari tomi menelusup masuk. Tomi baru kali itu merasakan bentuk isi vagina. Sungguh licin, berdaging, dan tentu saja basah. Tomi mengorek-ngorek penuh rasa ingin tahu isi dalam vagina nina. Kini posisi mereka berdua kembali berpindah, nina merebahkan diri diatas kasur mengangkang sementara tomi diantara kedua kakinya terus mengorek-ngorek vagina nina.


“Tooom.. Gilaa...tommm...auhh terus tommm…. Mhmhh..”


Nina merengek-rengek liar ketika tomi memasukkan jari kedua kedalam vagina nina dan kemudian menyeruput klitoris nina dengan sedapnya.


“Shrrrrppppppptttt…..”


Nina menggelinjang binal dibuatnya. Disodok-sodokannya jari tomi kedalam vagina nina dengan beringas.


“YESH!! UGHH FUCK.. Kasarin gue tom, kasarin tomm.. Ouggghhh fuck me!”


Tomi tersenyum girang luar biasa mendengar teriakan garang nina ketika ia menyodokkan tangannya dengan kasar. Tomi merasa kedua jarinya diremas-remas kencang oleh dinding vagina nina. Nina mengerang seperti anjing sekarat ketika tanpa diduga-duga nina menyemburkan cairan encer dari dalam kemaluannya. Tomi terbelalak kaget ketika nina terus menerus mengencingi tangan dan kasurnya habis-habisan hingga kasurnya basah menggenang.


Dan akhirnya nina melepaskan jepitan pahanya dan melepaskan tangan tomi yang basah kuyup hingga ke lengannya. Baru kali itu tomi merasakan sendiri sensasi squirting yang selama ini hanya bisa ia tonton di film bokep. Nina megap-megap mencari napas sehabis mengeluarkan orgamse yang begitu dahsyat. Tomi membiarkan Nina beristirahat sejenak mencari udara dan menikmati sisa sisa klimaksnya. Hingga akhirnya Nina kembali sadar dan melirik lembut kearah Tomi.


“Sini Tom..” Panggil nina lembut.


Tomi mendekat diatas tubuh nina dan kemudian secara naluriah nina melingkarkan kedua kakinya di pinggang tomo, dan mencumbui bibir tomi mesra. Nina sendiri merasa takjub tomi bisa membuatnya orgasme sekencang itu. Bahkan kekasihnya sendiripun jarang-jarang bisa membuatnya seperti itu.


“Belajar darimana lo kaya gitu? Kebanyakan nonton bokep lu ya.. Hihi.” Ujar nina sembari tetap mendekap manja tomi.


“Hehe, iya dong tapi ada untungnya kan? Buktinya tomi bisa bikin kak nin muncrat ampe segitunya..” kelakar tomi.


“Huu.. hoki lu bisa bikni gue begini.. Cowo gue aja gabisa. Mmwachh..” Ujar nina lagi sembari kembali mencumbu tomi manja.


“Haha.. berarti lebih jago tomi dong dari pacarnya kak nina? Kalo gitu pacaran sama tomi aja kak.. Tomi entot tiap hari deh janji..” rayu tomi nakal.


“Haha geer lu tom, emang siapa yang mau dientot sama lo?”


“Yakin gamau dientot kak? Udah keras lagi nih kak… tinggal bless aja..”


Tomi terus merayu nina sembari menggesek-gesekkan penisnya ke bibir vagina nina. Sesekali kepala penisnya menggesek klitoris nina membuat nina kembali menggelinjang geli. Terkadang bahkan kepala penisnya menggoda nyaris merangsek masuk kedalam vagina nina yang sudah merekah dan sangat licin. Sembari keduanya terus bercumbu mesra tidak memperdulikan waktu.


“Emang lu bisa masukin tom? Yakin ga salah lobang?” goda nina sambil tersenyum genit.


“Wah meragukan nih. Bener ya? Tomi masukin nih… hmmmmm..”


“Coba aj--eggngnggghhhh….”


Nina seketika meringis ketika kepala penis tomi masuk tepat sasaran kedalam vagina nia masih dalam posisi mereka tetap berpelukan seperti tadi. Tomi tersenyum penuh kemenangan melihat nina meringis keenakan. Hanya dengan sekali dorong, setengah penis tomi sudah merangsek masuk kedalam liang vagina nina. Tomi merasa birahinya naik lagi dengan cepat merasakan sensasi kenikmatan yang baru kali ini ia rasakan seumur hidup. Semua kenikmatan onani yang ia rasakan tak sebanding dengan nikmatnya vagina asli.


“Tomiii.. kok langsung masuk sihhh.. kak nina belom siap..” Protes nina dengan manja. Nadanya sangat lembut tak seperti yang tadi-tadi.


“Tadi kak nina nantangin.. sshhh.. Tomi masukin lagi yah? ughh..” ujar tomi mendesis-desis keenakan penisnya dijepit vagina nina.


Tomi dengan perlahan menggerakan pinggulnya maju menekan penisnya masuk lebih dalam ke vagina nina. Nina merengkuh leher tomi kencang merasakan batang kokoh itu masuk semili demi semili kedalam rongga kemaluannya. Hingga akhirnya dirasa batang penis tomi tertanam seluruhnya dalam vagina nina. Tomi berdiam sejenak menikmati sensasi seluruh penisnya yang terbungkus rongga vagina nina. Begitu juga nina yang menggeliat-geliat merasakan vaginanya penuh sesak oleh penis tomi. Terasa begitu nikmat selisih diameter antara penis tomi dibanding milik kekasihnya, dimana vagina nina belum pernah merenggang selebar itu sebelumnya.


“Gede banget tom…” bisik nina tanpa sadar oleh rasa takjub. Tomi jadi besar kepala mendengar pujian seperti itu, apalagi ini adalah pengalaman seks dia yang pertama.


Dengan percaya diri tomi mulai menggenjot nina dibawahnya. Tomi dengan cepat mampu beradaptasi dan menggerakkan pinggulnya maju mundur berirama.


POK.

POK.

POK.

POK.

POK.


Bunyi tamparan daging bertemu daging menggema di ruangan. Diselingi juga bunyi nafas tersengal-sengal dan desahan lirih manja dua insan yang bersama-sama mereguk kenikmatan. Tomi dengan fokus menghantamkan pinggulnya maju mundur, membuat nina dibawahnya makin kalang kabut. Keringat menetes deras di tubuh mereka, begitu juga cairan pelumas yang merembes makin banyak keluar dari sela-sela bibir kemaluan nina.


“Sshh.. sini kak nin gantian kak, entotin tomi yah.. hehe..” Ujar tomi sembari merengkuh badan nina.


Masih dalam posisi missionary, tomi merengkuh badan nina yang masih agak setengah fly. Kini posisinya nina duduk dipangku diatas tomi berhadap-hadapan dengan tomi berada dibawah. Nina dengan cepat beradaptasi dan mulai menggerakkan bagian bawahnya yang masih tertancap penis tomi.


“Ughhh.. dalemm..” bisik nina manja.


Dalam posisi berpangkuan seperti itu terasa penis vertikal tomi menancap dalam. Nina mulai menggerakkan pinggangnya naik turun sekenanya karena masih lemas terasa pahanya. Tomi dengan sabar memegangi kedua bongkah pantat nina dan membimbingnya bergerak naik turun. Dengan giat nina menunggangi tomi sambil terus meracau dan mendesah.


Tomi yang masih belum puas bermain dengan nina, menggiring nina ke pinggir kasur dan mengaitkan kedua tangannya dibawah kaki nina. Nina yang lemas hanya bisa pasrah kebingungan ketika tomi serta merta dengan gagahnya menggendong nina didalam dekapannya.


“Ahhg tomm, mo ngapain..?”


tomi tak menjawab dan hanya langsung memposisikan penisnya lagi di bibir kemaluan nina. Dengan sekejap tomi kemudian mampu melesakkanya lagi dalam-dalam ke kemaluan nina masi dalam posisi berdiri menggendong nina seperti itu.


“AUGH!!”


Nina melolong antara ngilu dan nikmat ketika tomi lagi-lagi menghantamkan pinggulnya kedepan. Nina hanya bisa berpegangan kuat-kuat di leher tomi saat badannya terayun-ayun kedepan dan belakang. Memanfaatkan gravitasi, tomi mengayun nina maju mundur. Badan nina terombang-ambing terus menerus dihantam oleh tomi yang beringas seperti kuda liar. Baru terasa oleh nina betapa tomi sudah jauh berbeda dari yang dulu. Bocah kecil ingusan itu kini telah berubah menjadi pria dewasa yang mampu mempermainkan dirinya seperti boneka seks dengan mudahnya.


Nina bergetar kejang-kejang manakala kemaluannya kembali mulai berkedut kencang, menandakan dirinya nyaris mencapai orgasme lagi. Nikmat yang menjalar di seluruh bagian bawah tubuhnya, ditambah lagi posisinya yang masih mengangkang dalam gendongan tomi makin membuat kakinya mati rasa. Sedangkan tomi masih dengan gagahnya menggendong nina dalam posisi berdiri. Badannya yang berotot berkilat-kilat oleh derasnya keringat yang mengucur.


“Tom.. Tomii… TOMI!!”


Nina memekik kencang memanggil nama tomi manakala akhirnya banjir deras dari dalam rahim nina kembali tercurah kencang. Pinggul dan pantat nina mengejan-ngejan dan meliuk-liuk manakala curahan air kembali menyembur dari sisa-sisa sela pinggir vaginanya yang tertancap keras batang tomi. Tomi dengan santai menikmati tumpahan air yang mengalir membasahi paha hingga kakinya. Tomi tersenyum melirik ekspresi nina yang begitu keenakan diterjang orgasme, matanya terpejam-pejam dan bibirnya setengah menganga dengan rambut terurai basah oleh keringat.


Tomi dengan perlahan kembali menelentangkan nina di kasur yang nyaris melorot karena tak sanggup lagi menyangga dirinya di pelukan tomi. Nina yang masih mengambang diantara kesadaranya hanya bisa terkangkang pasrah lemas diatas kasur. Baju seragam putihnya sudah kusut tak karuan, seperti pula rambutnya yang kusut oleh keringat. Vaginanya yang senantiasa masih berkedut menggembung, yang meski masih mengkilat basah, namun merah merona oleh sodokan tak henti-henti dari tomi. Tomi dengan bangga menyaksikan hasil kemenangannya atas Nina, melihat dirinya yang terkulai lemah seperti pelacur yang habis diperkosa semalaman. Gairah tomi kembali bergelora ketika membayangkannya.


“Kok udah lemes? Masih belom selesai loh. Tomi masi belum keluar lagi nih..” Ujar tomi seraya membaringkan badan disebelah nina dan mengelus rambutnya yang berantakan. Nina mendengking pelan menghindari usapan tangan Tomi di kepalanya seolah berusaha menampik rayuan tomi, badannya terasa sangat lelah, dan selangkangannya terasa amat pegal. Rasanya nina enggan untuk meladeni nafsu bejat tomi yang ternyata diluar dugaan nina itu. Dengan gemas tomi menjambak rambut Nina dan berbisik kasar.


“Ayo. Gue masih pengen ngentotin memek lo nih. Mmmmuach..” Ujar tomi dengan nada mengancam seraya mencium paksa bibir Nina. Nina seketika ciut mendengar perkataan tomi barusan. Ia tak menyangka Tomi bisa membuatnya ketakutan seperti itu.


“Mmmggghh..! Udah tom.. Please..” Mohon nina sepenuh hati. Didorongnya tomi menjauh melepaskan ciuman mereka. Namun Tomi yang kini sudah berubah menjadi hewan buas, tak mengindahkan permohonan Nina. Tomi kemudian besimpuh dan dengan garangnya ia menarik kepala nina untuk menyuapkan batangnya yang masih keras kedalam mulut nina.


“MMFHGHGHHH!!”


Nina kembali gelagapan dipaksa menelan batang pelir tomi yang masih tegak perkasa. Dengan gagahnya Tomi mengangguk-anggukkan kepala nina, memaksa penisnya keluar-masuk dengan kasar di mulut nina.


“MMHHGHFFGG...MMMGGMHFF...MMH--FWAAHHH…”


Setelah puas melicinkan penisnya dengan liur nina, tomi pun mengangkat badan nina hingga nina bersimpuh didepannya. “PLAKKKK!!” tamparan keras mendarat di bongkahan pantat nina. “Anngggghh!” Nina meringis merasakan rasa panas di bokongnya. Lagi-lagi dengan gagahnya Tomi meraih pinggul nina, dan dengan tanpa ampun Tomi menelusupkan batangnya kembali kedalam kemaluan nina dengan kasar.


“NNGGHHH!”


Nina mendengus ngilu ketika dalam sekejap seluruh batang penis tomi kembali bersarang dalam kemaluannya. Tanpa basa-basi tomi segera menggenjot kemaluan nina sekua-kuatnya dan sekencang-kencangnya.


PLAK!

PLAK!

PLAK!

PLAK!

PLAK!


“Annnnghhhhhh ammmpuunn tommmm.. Amp--ngaaahhh!”


Nina terjungkal-jungkal kedepan seperti boneka tak bernyawa dipacu liar oleh tomi. Tomi dengan buasnya menghantam nina tanpa ampun, seakan-akan memang tengah memakai pelacur murahan. Dalam keadaan seperti itu nina malah kembali merasakan birahinya kembali naik. Diam-diam nina juga ikut menikmati sensasi kasar ala tomi terhadap dirinya yang baru pertama kali ini ia rasakan seumur hidupnya. Selama ini kekasihnya selalu bercinta dengan sangat lemah lembut, dan jujur membuat nina agak bosan. Perilaku kasar dan beringas tomi ini berbeda 180 derajat dari yang biasa ia rasakan, dan anehnya nina malah lebih menikmatinya.


Tomi meraih rambut nina lagi dan menjambaknya kebelakang seperti tengah menunggangi seekor kuda. “Ahhhhhgg!” nina meringis dan mendongak mengikuti tarikan rambutnya. Tomi berdesis-desis menikmati tunggangan liarnya itu, sang kuda binal yang selama ini hanya jadi objek masturbasinya belaka.


“Shhhh..aahhh...ssshhhh…...sshhhhhhh…..uuuhhhh….yeaaahhh…”


Kini tomi bahkan meraih leher nina dan mencekiknya hingga badan nina ikut tertarik kebelakang Posisi badan mereka kini sama-sama berlutut dengan Tomi masih terus menghajar nina dari belakang tanpa ampun. Tomi mencekik leher nina kuat sembari lidahnya menyapu dan menghisap telinga nina dari belakang.


“Hmmmghh.. Sshh.. enak kan kak nina? Hmm? Enak ngga tomi entotin gini?!” Bisik tomi seraya masih tetap tangannya melingkar di leher nina. Nina yang kembali melayang-layang diterpa kenikmatan hanya bisa mengangguk lemah dengan mata setengah tertutup. Sebelah tangan nina bahkan melingkar kebelakang seolah berusaha memegangi pantat tomi, tak rela apabila tomi mengendurkan genjotannya. Nina begitu larut dalam kenikmatan hingga tak lagi mampu berkata-kata.


“Mau ngga tomi entotin tiap hari gini? Hah? Mau ngga? Jawab gue, perek!” Bisik tomi kasar. Panggilan kasar itu seakan melecut nina semakin keenakan. Semakin kasar tomi, semakin birahi Nina berkobar.


“Agh-agh-agh-m-mau-to-tom-agh-agh-agh” Jawab nina terbata-bata akibat guncangan kasar tomi menyetubuhi dirinya.


“Shh--aah… kalo gitu-shh--terima nih.. P-peju gue.. Urghhh!!”


Tomi dengan serta merta tak lagi berusaha menahan laju orgasmenya. Bendungan sperma yang sedari tadi ia tahan, ia curahkan semua kedalam rahim Nina. Nina dengan syahdu menerima semburan demi semburan cairan panas didalam liang kemaluannya, hingga titik terakhir. Dan akhirnya mereka berdua pun ambruk saling bertindihan. Dan tak lama keduanya sama-sama memejamkan mata dan terlelap.


Nina terbangun kaget dan langsung terduduk. Rasanya ia seperti baru terbangun sehabis minum semalaman. Badannya terasa remuk namun ia jugamerasa amat segar. Diliriknya handphone nya yang tergeletak jatuh ke lantai. 12 Misscall, dan puluhan pesan masuk dari kekasihnya. Ia samasekali lupa dengan kekasihnya yang tak kunjung mendapat kabar sedari tadi. Sejenak ia panik hendak beralasan apa nanti kepada kekasihnya, mana mungkin ia mengaku sehabis bercinta dengan adik temannya sendiri? Namun ketika ia menoleh kesamping, ia melihat tomi yang masih terlelap. Sekelebat aksi bercinta mereka selama 2 jam tadi kembali merasuk dalam ingatan nina. Dan entah mengapa Nina jadi tidak perduli dengan semua urusan yang lainnya. Dikecupnya bibir tomi lembut sambil ia tersipu malu dan nina pun kembali merebahkan diri disebelah tomi.


“Mhh.. kenapa kak nin? Dah bangun?” Ujar tomi yang setengah tersadar.


“Ngga, gapapa. Tidur lagi gih..” Balas nina manja, sembari merengkuh kekasih barunya itu didalam pelukannya.


FIN.

Lucky-Lucky : Anis dan Riana

Cerita ini terjadi secara kebetulan dan benar-benar murni sebuah keberuntungan buatku, saat itu aku sedang melintasi sebuah kawasan hutan antara Rembang dan Blora. Entah karena salah makan atau mungkin masuk angin, mendadak perutku terasa mual dan ingin BAB. Aku harus kemana? Tidak ada SPBU atau toilet umum di jalur ini, tanyaku dalam hati. Saat melintasi sebuah jembatan kecil, aku langsung menghentikan laju mobilku dan turun menuju tepian sungai yang tidak begitu deras. Entah mengapa, rasa mual dan sakit diperutku mendadak hilang dan sembuh. Sekitar 10 menit aku duduk disebuah batu, menunggu reaksi perut kalau-kalau kambuh lagi tapi ternyata tidak ada tanda-tanda sakit lagi.
Setelah kurasa cukup yakin tidak sakit, aku berniat untuk kembali menuju mobil dan kembali melanjutkan perjalanan pulang. Tapi, mendadak aku mendengar ada suara percakapan orang yang sepertinya seorang pria dan wanita. Siang-siang di tempat seperti ini, pasti orang pacaran! Kataku dalam hati. Mendadak timbul rasa ingin tahu dalam hatiku, siapa dan sedang apa orang itu ditempat ini. Pelan-pelan sambil setengah merangkak, aku mendekati sumber suara tersebut dan samar-samar terlihat sepasang ABG sedang bermesraan dibawah sebuah pohon. Yah, tepatnya seorang cowok yang sedang memangku cewek di sebuah akar pohon Mahoni.
Sepertinya mereka sepasang kekasih yang sedang berasyik masyuk melepas kemesraan, tampak kedua tangan cowok itu sedang meremas kedua toket ceweknya dari dalam kaos. Wajahnya sangat manis, berjilbab pink dan bawahan sebuah rok putih panjang seumuran anak SMA. Entah mengapa aku betah melihatnya, bahkan kont*lku ntegang dibuatnya teringat masa-masa SMA dulu. 10 menit telah berlalu, si cowok memaksa cewek untuk melepaskan kaosnya dan anehnya si cewek menurut saja. Sebuah BH putih membungkus 2 toket ranum yang kenyal dan putih muluusssssssssss..... aku bilang WOW deh!! Disaat mereka mulai meningkatkan cumbuan, timbul niat isengku untuk menangkap basah mereka.
“Hey...kalian jangan mesum disitu! Teriakku sambil berjalan mendekati mereka
Spontan si cowok mendorong dan menjatuhkan cewek dari pangkuanya serta berlari menuju sepeda motor Ninja 150 RR warna hijau yang terparkir tidak jauh dari tempat mereka duduk. Entah karena panik atau takut si cowok tancap gas dan kabur meninggalkan ceweknya yang tercebur ke sungai dalam keadaan setengah bugil.
“namamu siapa dan rumahmu mana?? Bentakku
‘Aaaa....Anis Pak....rumahku Semarang! Jawabnya menunduk malu
“emang aku bapakmu? Semarang kok sampai sini, aku gak percaya! Tanyaku tegas
‘ampun Pak....benar kok! Jawabnya sambil sesenggukan
“cepat pakai bajumu dan ikut aku! Cepaaaaaaaaaaaaaaatttttt!!! Bentakku
Dengan wajah menunduk Anis mengenakan baju basahnya dan kemudian berjalan mengikutiku karena aku meminta dompetnya. Dari dalam dompet, aku lihat sebuah kartu pelajar atas nama Anis Trisnawati, kelas 2 di sebuah Madrasah Aliyah di kota Blora. Setelah di dalam mobil, Anis tampak semakin ketakutan melihat sticker dan beberapa pin yang bertuliskan keluarga besar Polri karena ini memang mobil temanku yang tukeran denganku.
“kenapa takut?? Mana pacarmu tadi? Bentakku
‘anu....Pak....ampun, tolong jangan bawa saya ke kantor polisi! Pintanya sambil menangis
“trus aku mesti bawa kamu kemana? Kamu ngaku salah gak? Tanyaku
‘iya...saya salah Pak...tapi jangan bawa ke kantor polisi....aku mohon, aku pasti diusir kakakku kalau ketahuan! Rengeknya
Di depan sebuah pos Polisi aku menghentikan mobilku dan itu membuatnya semakin ketakutan dan terus memohon akan melakukan apa saja asal tidak dibawa ke kantor polisi dan diketahui kakaknya (Riana) yang menyekolahkan dan tempat tinggalnya. Lagian siapa yang akan ke kantor polisi, aku juga bukan polisi! Gumamku dalam hati.
“apa kamu masih perawan? Tanyaku, Anis hanya menggelengkan kepala pertanda tidak.
“sudah berapa kali ML, sering ya? Tanyaku, dia tetap menggeleng membuatku bingung!
“gak perawan kok belum ML?? Kamu bohong ya!! Aku membentaknya keras.
Dengan cucuran air mata Anis bercerita, keperawananya hilang oleh ujung jarinya (masturbasi) dan dengan cowok (pacarnya) dia sama sekali tidak berani ML. Di Blora di tinggal bersama kakaknya Riana yang bekerja sebagai SPG di sebuah dealer motor. Bahkan saking jujurnya, dia menceritakan kakaknya seorang bispak karena gajinya tidak cukup untuk hidup dan membiayai sekolahnya. Riana akan melakukan apapun untuk memberikan yang terbaik untuk Anis agar kelak tidak seperti dirinya.
“kamu sudah mengecewakan kakakmu, bagaimana kalau dia tahu? Tanyaku lembut
‘jangan beritahu ya, aku mohon! Jawabnya
“aku tidak akan memberitahu kakakmu, asal kamu mau menjadi pacar sehariku! Tawarku
‘tapi....maksudnya? tanya Anis bingung
“aku ingin menggantikan posisinya pengecut yang lari meninggalkan kamu! Sampai nanti jam 5 saja kok! Kataku menjelaskan
‘tapi....jangan ML ya?? Pintanya
“iya...iyaaaaa.... jawabku.
Jam tanganku sudah menunjukan angka 14:30 dan dengan sigap aku menuju sebuah hotel yang cukup terkenal di Blora. Setelah membereskan semua urusan, aku langsung mengajak Anis masuk ke kamar nomor 22 dengan alasan di hotel lebih aman dan bisa berteriak minta tolong kalau-kalau aku berbuat jahat. Anis merasa lebih tenang dengan penjelasanku dan sesaat setelah masuk, aku langsung mendekap tubuhnya serta menciumi bibir dan lehernya yang masih terbungkus jilbab. Dengan sedikit rayuan dan jaminan kakaknya tidak akan tahu, Anis menurut dan merespon aktif setiap ciuman dan cumbuanku.
Emuah...emuah....emuah...emuah.....emuah.... ciuman basah bertubi-tubi mendarat di bibirku
“Lepaskan bajumu ya? Bisikku sambil melumat telinganya
‘jangan lebih ya? Jawabnya berbisik
Kedua tanganku menyusup kedalam punggungnya, melepas pengait BHnya dan membuang bajunya. Toket kenyalnya terlihat jelas membulat seperti bakpao dan putingnya masih memerah ranum, dengan gemes aku mulai meremas, mengelus, mencium dan memilin ujung putinganya searah jarum jam.
..........ssssssssssshhhhhhhhh....eeehhhhhhhhh....ooooouuuuhhhhhhhhh..... desahnya!
Tanpa membuang waktu akupun melepaskan baju dan memeluknya erat-erat, dadaku dan dadanya melekat erat tanpa celah membuat Anis terengah dan semakin bergairah. Terasa ganjalan di dadaku semakin lama semakin kenyal, sementara tanganku terus meraba dan mengelus punggungnya hingga ke pinggang. Terus dan terus, sambil pelan-pelan membuka resleting belakangnya.... aku elus CDnya dan membuka kancing roknya. Aku rebahkan tubuhnya sambil menurunkan ciumanku, dari leher ke toket kiri dan kananya kemudian ke bawah mencium dan menjilat perut putihnya, hingga akhirnya aku cium CDnya dan menggigitnya dengan bibir.
Aaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhh.....emmmmmmmmmm.....aaaaaaaaaaahhhhh.... desahan Anis semakin menjadi saat lidahku menjilat pangkal pahanya dan menyusuri sekitar memeknya. jari-jariku aktif memijit dan menggelitik memeknya yang masih terbungkus rapi. Oooooooooouuuuuhhhh, Anis melenguh panjang bersamaan dengan rembesan lendir yang membasahi CDnya.
“aku buka (CDnya) yaahhh.... pintaku
‘jangan....jangan lebih dari.... jawabnya
Aku tak mau kehilangan momentum, tanpa persetujuanya aku selipkan jariku dari sela CDnya dan mengelus memek basahnya. Aku gelitik dan aku pijit dengan lembut, sambil berbisik “anggap aja sedang bermasturbasi” Anis hanya diam dan memejamkan mata tanda setuju. Aku sibakkan CDnya ke sebelah kiri dan memasukkan lidahku ke bibir memeknya sambil terus menggelitik dengan jariku. Anis mendadak bergerak tak terkendali, pahanya menjepit kuat wajahku dan tanganya menjambak rambutku dengan gerakan pantat ke kiri dan kanan.
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAHHHH.....HHHEEEEEEEMMMMMMM..... gumamnya!
Aku terus merangsangnya tanpa menghiraukan jambakan dan jepitan pahanya, terus dan terus hingga akhirnya mengerang panjang sebagai pertanda Anis telah mencapai puncak orgasme. Entah mengapa, mendadak keringat dingin menyelimuti tubuhnya, wajahnya menjadi pucat dan ujung kaki serta tanganya menjadi kaku. Nafasnya terengah dengan tubuh melemah dan pasrah.
“kamu kenapa? Sakit ya? Tanyaku, tapi Anis hanya menggeleng
‘aku belum pernah seperti ini, aku keluar banyak banget ya? Dia balik bertanya
“iya...nikmat kan? Anggap aja, aku membantumu bermasturbasi.... kataku sambil memelorotkan celana dan CD hitamku.
‘kamu mau apa, iiihhhh....jangan lebih ya? Katanya terkejut melihat kont*lku yang big size
“enggak, tolong gantian bantu aku bermasturbasi ya? Bujukku
Aku langsung rebahan disampingnya dan memintanya berposisi 69. Anis percaya saja dengan bujuk rayuku dan mulai mengelus dan mengocok kont*lku yang hanya berjarak 1 inci dari wajahnya. Awalnya dengantegas Anis menolak mencium dan mengulum kont*lku, tapi aku takkehilangan akal. Aku langsung melumat bibir memeknya, meraba anusnya dan memasukkan lidahku kedalam memeknya sambil meremas toketnya dengan tangan kiriku. Rangsangan yang datang bersamaan membuatnya hilang kendali dan tanpa sadar ingin membalas perlakuanku dengan mencium dan menghisap palkonku dengan lahapnya. Ooooouuuuhhhh.....bibir mungilnya terasa begitu sempit untuk ukuran kont*lku, kelihatan sangat dipaksakan untuk dimasukkan kedalam mulutnya.
OOOOOOOOOOOHHHHHHH....MMMMMMMMMMMM..... Anis bergumam tanpa henti sambil mempercepat kocokan tangan dan hisapanya. Aaaaaduuuuuhhhh....terasa palkonku digigitnya secara tidak sengaja saat Anis tak mampu menahan ledakan orgasme yang ada.
Kami diam sejenak, Anis kembali berada disisihku, mata kami saling memandang seakan berbincang, berkata sayang dan ingin mengulang. Mendadak HP Anis berbunyi dan itu adalah telepon dari kakaknya. Ini adalah kesempatanku! Teriakku dalam hati. Aku tak menghiraukan percakapan mereka, dan memanfaatkan ketakutan Anis terhadap kakaknya dengan menggesek-gesekkan kont*lku di selangkanganya. Anis tidak kuasa melarang, karena takut terdengar kakaknya.... aku gesek maju mundur, semakin cepat dan terus. Dan saat Anis akan menutup telepon, aku hentakkan kont*lku ke dalam memeknya.
MMMMMMMMMMMMMM.....Anis meringis kesakitan dan langsung mematikan Hpnya. Dengan cepat aku membungkam mulutnya dengan tanganku sambil terus menyodokkan kont*lku lebih dalam karena baru sepertiga yang ditelan memeknya. setengah memperkosa aku terus menekan kont*lku lebih dalam, lebih cepat dan menggoyangnya kiri-kanan agar memeknya cepat menyesuaikan ukuran kont*lku.
OOOOOOH,......HEMMMMMMMMMMM....MMMMMMMMM....AGHHHHHHHHHHH.... Anis menggelinjang dan meronta dengan kuat tapi sia-sia karena tenaganya sudah terkuras habis. Sedikit demi sedikit lendir dari dalam memeknya melicinkan laju kont*lku.
BLESSSSSSS..........BLEEEEEEEESSSSSSSSSSSSSSS.....BLESSSSSSSSSSSSSSSSS....BLESSSSSSSSSSS....
Kini tubuhnya tak lagi meronta, jambakan tanganya berganti belaian di rambutku, pahanya melebar mempersilahkan aku mempercepat goyanganku dan akupun melepaskan tanganku dari mulutnya.
AAAAAAAAHHHHHHHHHH....AH....AH....AH....AH...AH....GELIIIIII.....AAAAAAHHHH....
Anis sudah menikmati goyanganku dan perlahan aktif membalas goyanganku dengan goyangan pinggulnya. Tanpa melepaskan kont*l aku mengangkat tubuhnya dan memposisikan doggy style untuknya.
PLAK....PLAKKKK....PLAAAAAAAAAKKKKKKKKKKK.....PLAAAAAAAAAAAAAAKKKKKKKKKKKK.....
Suara pahaku tertahan pantatnya, semakin keras dan cepat terdengar, beriring dengan desahan basah bibirnya. Aku tersenyum penuh kemenangan, walau Anis sudah tidak perawan (masturbasi) tapi kont*lkulah yang pertama kali masuk di memeknya. 20 menit aku goyang, membuat tumpuan tanganya goyah dan lelah hingga membuatnya tersungkur diatas bantal. Tapi pantatnya kau tahan, jadi posisi doggy style tetap terjaga dengan pantat yang sangat menungging. Dengan posisi setengah berdiri aku benamkan kont*lku sedalam-dalamnya hingga menthok rasanya. Tampak terlihat, bercak darah di bibir memeknya mungkin ada lecet atau apalah.
ZLEBBBBB....ZLEEEEEEEEEEEEBBBBB...PLAKKKK....PLAAAAAAAAAAAKKKKK....PLAKKKKKKKKK.....
AAAAAAAAAAAAAHHHH......OOOOOOOOOOOOOOOOOHHHHHHHHH..........OOOOOOO.......
Erangan panjang kami kebetulan bersamaan, sepersekian detik Anis lebih dulu orgasme dan aku menyusulnya. Tapi dengan sigap aku mengeluarkan kont*lku dari memeknya dan menahan semprotan sperma dengan menekan palkon sekuat-kuatnya. Aku balikkan badanya dan arahkan kont*lku ke mulutnya yang terengah.....
HLEEEEEEEEBBBBB....CROT....CROT...CROOOOOOOOOOOTTTTTTTTTTT.....
Semua spermaku menyemprot kedalam memeknya hingga membuatnya tersedak. Uhukkk...uhukkk aku langsung menutup hidungnya agar spermaku tertelan habis olehnya dan benar saja terasa tenggorokaanya terbuka mengambil nafas dan menelan spermaku. Aku langsung memeluknya dan membungkam mulutnya dengan ciuman. Terasa, masih ada sisa sperma di mulutnya... asin dan lengket, iiihhhh...aku menjilat spermaku sendiri dan ini adalah yang pertama kalinya. Kami berpelukan untuk beberapa saat, hingga tenaga dan nafas normal kembali.
“maaf ya.... aku melakukan ini agar kamu tidak melupakan aku! Bisikku
‘tapi itu kan jorok!! Jawabnya manja
“iya maaf!! Rayuku sambil mengelus toketnya
‘bagaiman bisa lupa, kamu yang pertama... tapi terimakasih juga karena tidak mengeluarkan sperma di dalam!! Jawabnya
Sex bisa mengakrabkan diri, itu terbukti dengan kami. Sebelum mengantarnya pulang kami sempat berbincang dan makan bersama. Bahkan rayuan dan gombalanku ditelanya mentah-mentah, dia mau menjadi ATM-ku (Adik Tapi Mesra) dengan harapan menjaga hubungan dan kalau mungkin jodoh akan kawin. Heheheee....padahal aku sudah punya istri. Aku ambil Hpnya dengan alasan mau save nopenya tapi niatku adalah menghafal nope kakaknya (Riana).
Aku antar Anis di ujung gang tempat kostnya dan langsung menelpon kakaknya yang kata Anis seorang bispak. Tanpa aku duga, malam ini Riana Free dan mengiyakan ajakanku untuk check-in tapi menunggu adiknya pulang dulu jawabnya. Aku tertawa dalam hati, karena akan mengentot kakak dari ATM-ku yang baru aja aku entot. Sekitar 10 menit aku menunggu di depan gang dan akhirnya dia datang juga. Dari foto wallpaper HP Anis aku mengenali orang yang berjalan di depan mobilku dan untuk meyakinkanya aku menelponya. Benar, dia adalah Riana dan aku langsung menyuruhnya masuk kedalam mobil. Riana tampak terkejut, tapi dengan sejuta rayuan gombal aku kembali menaklukkanya. Aku bilang sudah sebulan mencarinya, sejak bertemu di sebuah dealer tempatnya bekerja. Dia sangat tersanjung, saat aku bilang jauh-jauh dari Malang hanya untuknya. Ujung-ujungnya aku ganti dibuatnya terkejut saat dia bilang mau berubah dan akan menuruti semua kata-kataku jika aku benar-benar mencintainya apa-adanya. Dengan terpaksa, aku mengiyakan dan tetap mengalir di jalan pikiranya.
Setelah berputar-putar sebentar, kami langsung menuju ke hotel dimana aku dan adiknya tadi berMLria. Sesaat setelah masuk, wajah Riana menjaddi merah dan marah karena kamarnya acak-acakan dan spreinya lusuh dan ada lendir dan ceceran sperma. Aku kembali berbohong dengan bilang, aku baru check-in dan mungkin kamar ini belum sempat di bereskan. Kembali aku buktikan, sex mampu mengakrabkan diri dan menurunkan tensi marah. Tanpa ba-bi-bu aku lumat bibirnya dan rema-remas toket jumbonya sambil duduk di sofa.
Sungguh berbeda dengan adiknya, Riana sangat pandai bercinta ciuman dan cumbuanya benar-benar memanjakan nafsuku. Dengan cekatan aku sudah dibuatnya bugil dan dengan tanggap dia mengulum dan menghisap kont*lku dengan nikmatnya. Tanganya aktif mengocok dan lidahnya meliuk menari diatas kont*lku, membuatku merem melek tersapu badai kenikmatan.
OOOOOOOOOOOOOHHHH....AAAAAAAAAHHHH....Beib...aku...aku sayang kamu Beib.....
AAAAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHHHHH....ayo puaskan aku Beib. Kali ini aku yang dibuatnya tenggelam dalam rangsangan. Aku jambak rambutnya dan menekanya kuat-kuat, hingga kurasakan palkonku mentok di tenggorokanya. Sungguh nikmat, lendir dan lembut tenggorokanya mengelus palkonku. Apalagi aliran nafas yang keluar masuk di tenggorokanya, membuat kont*lku semakin panas dan keras. Dengan cepat kepala Riana bergerak naik turun, meningkatkan nikmat di kont*lku. Sangat hebat, hanya dalam 15 menit aku dibuatnya menyemprotkan sperma!!! Dan tanpa ampun terus menghisap dan menjilati kont*lku yang penuh lendir hingga bersih. Seperti tak rela kont*lku mengecil, dengan lahapnya Riana terus merangsang dan merangsang. Hingga kont*lku kembali menegang sempurna. Benar-benar profesional, lidahnya mengelus celah di pantatku tanpa ragu, hanya untuk membuat kont*lku kembali tegak.
Mendadak telponku berbunyi dan itu dari Anis, dengan jariku aku memberi isyarat kepada Riana agar tidak bersuara. Dan seperti ingin membalas perlakuanku terhadap adiknya, mendadak Riana duduk diatas pahaku dan menelan kont*lku dengan memeknya. HHHHHHEMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM... aku hanya bisa bergumam menahan suara, sementara Riana bergoyang liar menjurus kasar. Bahkan sengaja mempercepat goyanganya sambil menggigit dan menghisap leherku. Aku kelabakan dibuatnya, dengan alasan ngantuk aku akhiri telponku dan meladeni nafsu liar riana.
Dengan jam terbang yang sama-sama tinggi, aku dan Riana memforsir tenaga untuk mengekspresikan gaya dan posisi. Bahkan Riana sempat bergantung di leherku dengan kaki melingkar di pinggangku sambil terus bergoyang. Untung tanpa sepengetahuanya, aku sempat minum obat kuat dengan dosis dobel. Jadi aku kuat meladeninya dengabn seimbang. Hingga subuh menjelang kami bermain hingga 4 kali dan kami ketiduran hingga pagi menjelang.
Begitu terbangun Riana tampak kelabakan, karena jarum jam sudah menunjuk angka 07:15 padahal dia harus tiba di dealer tepat jam 8. Riana bergegas mandi dan memakai baju seadanya. Dengan merayu dan merengek, Riana meminta aku mengantarnya. Aku mengiyakan tapi bersyarat dan syaratnya dia harus mau menyepong kont*lku hingga sampai di dealer.
Sungguh obsesi yang liar buatku dan ini yang pertama kalinya! Begitu masuk mobil, aku langsung membuka resletingku dan mengeluarkan kont*lku. Kali ini aku sengaja tidak memakai CD agar obsesiku berjalan lancar. Dengan sedikit ragu, tangan Riana mulai mengocok kont*lku perlahan lahan penuh penghayatan. Untuk menambah sensasi, aku menjambak rambutnya dan mengarahkan wajahnya ke kont*lku. Jilatan dan hisapanya sangat nikmat terasa, ada sensasi dan fantasi yang tinggi di dalamnya. Apalagi saat berhenti di lampu merah, di sekeliling mobilku banyak orang yang berhenti juga. Untung pekat kaca mobilku, membuat mereka tidak dapat melihat kedalam mobil.
Jam telah menunjukkan angka 07:50 dan kami sudah tepat di depan dealernya! Aku melarangnya turun dan memaksanya melanjutkan kocokanya hingga jam 8 tepat. Kali ini, Riana mengocok kont*lku dengan setengah terpaksa karena ancamanku akan membuka kaca mobilnya kalau dia tidak mau. Padahal, riana belum berpakaian lengkap.... rok merahnya masih aku genggam erat. 10 menit sisaku telah habis, tapi belum ada tanda-tanda akan muncrat. Dengan terpaksa aku membiarkanya bekerja dan menggantung nafsuku.
Mendadak pikiran liarku kembali memunculkan ide gila, dengan alasan sangat amat kangen sekali aku sms Anis dan memintanya membolos sekolah serta menemui aku. Hampir setengah jam tidak ada balasan dari Anis, sempat terpikir olehku untuk mencari purel tapi di pagi hari apa ada purel yang stand by?? Tanyaku dalam hati. Tit...tit....tit....tit.....HPku berbunyi dan itu adalah sms dari Anis. Dengan alasan kurang enak badan Anis meminta izin pulang dan menyuruhku menjemput setengah jam kemudian. I LOVE ANIS, KAU TAHU YANG KU MAU.... gumamku dalam hati.
Waktu yang dinantipun tiba, aku menunggu Anis di depan gerbang sekolahnya dan beberapa saat kemudian Anis datang menghampiriku. Hasratku terlanjur memuncak tapi Riana tidak menyelesaikanya maka sepatutnya adiknya yang meneruskan, pikirku dalam hati. Canda tawa mesra menyelimuti perjalanan kami menuju entah kemana saat itu aku belum tahu. Hingga aku memasuki sebuah hutan jati yang lumayan lebat, timbul niatku untuk bercinta dialam terbuka dan kebetulan Anis mengiyakan saja ajakanku. Melewati jalan berbatu aku lajukan mobilku, hingga sekitar 4 kilo meter kemudian kami serasa sudah berada ditengah hutan dan jauh dari perkampungan. Aku parkir mobilku di tepi jalan, aku pasang segitiga pengaman agar terlihat tidak mencurigakan kalau-kalau ada yang lewat.
Aku dan Anis berjalan menyusuri semak dan belukar menuju sebuah pohon besar yang tampak dari kejauhan begitu rindang dan menyejukkan. Begitu tiba, aku langsung menggelar sleeping bed dan langsung duduk berpangkuan. Dengan manja Anis duduk dipangkuanku dan langsung menciumku bertubi-tubi, seperti sudah lama tidak ketemu dan tenggelam dilautan rindu padahal kami baru bertemu dan baru kemarin sore berMLria. Entahlah, nafsu ABG kadang meledak-ledak. Tidak seperti kemarin, dimana aku yang aktif dan agresif bahkan setengah memaksa kali ini sepertinya Anis ingin membalasku dengan aktif dan lebih agresif.
‘Mas,....aku kangen kamu! Bisiknya
“iya Beib, aku juga kangen banget ama kamu... jawabku mengalir saja
‘tanpa aku duga, resletingku sudah terbuka dan tangan Anis sudah masukmemainkan palkonku dengan jari-jarinya. tak mau kalah, aku langsung melepaskan kancing baju seragamnya satu-persatu dan membuangnya jauh-jauh. Tampak sebuah BH hitam menyangga toket 34B nya, lumayan untuk ukuran ABG seusianya. Taku singsingkan BHnya keatas dan langsung melahap bulatan kenyalnya dengan remasan dan pilinan di putingnya bergantian.
OOOOOOOOOOOHHHH....AAAAAAAHHHHH.....Mas....geli banget Masss......erangnya sambil menjambak rambutku.
HHEMMMMMMMMMMMMMM.....enak kan hisapanku?? Bisikku
Kami bergulat semakin ketat, belaian, ciuman dan cumbuan silih berganti saling memberi melupakan bahwa kami sedang berada di alam terbuka. Tanpa sadar, kami sudah berposisi 69 dan kepalaku menyusup di sela keduakakinya masuk kedalam rok seragamnya serta menciumi paha dan CDnya. Sementara Anis terus menyibukkan diri dengan CD dan kont*lku yang sudah menegang panjang keluar dari CD. Kurasakan hisapanya tak kalah dari kakaknya, benar-benar anak yang pintar dan cepat belajar, pujiku dalam hati. Dikocoknya kont*lku dengan cepat, sambil terus menghisap dan menjilat palkon.
AAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHH....OOOOOOUUUGGHHHHHHHHHH.....MAAAAAAAAAAASSSS.... rengeknya memanja membuatku semakin bersemangat untuk cepat-cepat mengentotnya.
HMMMMMMMMMMMMMMMMMMM....kamu sudah basah ya??? Tanyaku, mengelus dan menggelitik memeknya yang masih terbungkus CD. Niatku ingin menarik CDnya kesamping agar jari telunjukku bisa masuk dan menusuk memeknya tapi ternyata CDnya robek. Karena sudah terlanjur, akupun menyobeknya sekalian dan langsung menjulurkan lidahku ke bibir memeknya yang sudah mengkilat basah. Anis mendesah penuh gairah, tubuhnya merebah pasrah dengan tangan terus menjamah. Desahan, erangan dan jeritan Anis semakin menggila, bahkan menggema diantara rimbunya hutan. Sempat terbersit dalam kepalaku, bagaimana kalau ada yang mendengar dan tahu?? Tapi nafsu telah menutup akal dan logika hingga semua terasa sekedar angin lalu.
Ah...ah...aaaaaaaahhhh....ahhhhhh....Maaaaaasss....akugak kuat lagi, buruan masukin yah?? Pinta Anis
“iya Beib,....buruan naik diatasku!! Jawabku
Aku tiduran terlentang di atas sleeping bed, sementara Anis perlahan-lahan duduk diatas perutku setelah sebelumnya mengarahkan kont*lku ke bibir memeknya.
ZLEEEEEEEEEEBBBBBBB...ZLEB...ZLEEBBB....ZLEEEEEEEEEEEBBBBBB..... memek sempit Anis kembali menelan kont*l jumboku dengan pelan tapi pasti. Ooouuuuhhhh....sambil meringis Anis mendesis dan memaju mundurkan pantatnya pelan-pelan. Terlihat memeknya begitu sesak dan penuh tersumbat kont*lku, tanganya bertumpu di dadaku sambil mencengkeram dan mencakar dadaku.
OOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOHHHH....nikmaaaaaaaaaattt Beiiiibbbbbb....pujiku
Kont*lku semakin dalam tenggelam di memeknya, goyangan Anis juga semakin cepat, semakin nikmat dan semakin dahsyat membuat aku merem melek menahan nikmatnya syahwat. Sebagai pelampiasan, aku hanya bisa meremas-remas kedua toketnya, memilin dan memutar-mutar putingnya dan sesekali meremas pantatnya. Aaaaaaaaaaaaahhhhhhhhh....kalau di beri kesempatan, Anis pasti lebih mantap servisnya bila dibanding dengan Riana yang sudah profesional. Hisapan dan kedutan di memeknya begitu nyata terasa, seakan dinding memeknya bisa berkerut melumat kont*lku.
....Beib....aku sayang kamu, ayoooo puaskan akuuuu....terus.....ayoo....lebih cepaattt.... pintaku sambil terus memuji dan merayu. ............aku...akuuuu...uuuuhhhhh...juga sayang Mas Adith, aku cinta Mas.....aku milikmu Mas....jawabnya dengan suara agak terengah.
Dalam setengah jam, Anis sudah 4 kali mencapai orgasme tapi anehnya goyanganya tidak berkurang malah seperti semakin bersemangat memacu nafsu. Ke kiri-kanan, ke atas-bawah dan maju-mundur Anis terus menggoyang pantatnya denga cepat. Mendadak jantungku berdegub kencang, kedutan di kont*lku semakin cepat dan terasa spermaku sudah berada diujung palkon.
“Beib....berhenti Beib....aku mau keluaaaaarrr....aaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhh... desahku
Tapi Anis hanya menjawab dengan senyuman dan terus menggoyang bahkan semakin liar dan binal. Dalam kondisi seperti ini, aku tidak mungkin mampu menahan semprotan sperma dari kont*lku. Biarlah keluar di dalam memeknya,.... gumamku dalam hati.
CROT....CROT...CROOT...CROOT....CROOOT...CROOOT..... delapan semprotan kuat terasa memenuhi ruang memeknya, begitu hangat dan nikmat. Tapi Anis tetap bergoyang bahkan semakin dalam membenamkan kont*lku kedalam memeknya membuatku melenguh dan mengerang nikmat.
AAAAAAAAHHHH...OOOOOOOOOOOOHHHHH....HEMMMMMMMMMMMMMMM....OOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOHHHHHHHHHHHH.....teriakku!
Hingga akhirnya, tubuh Anis terjatuh diatas dadaku dalam keadaan lemas dengan nafas terengah-engah dan penuh keringat. Kami berpelukan mesra, saling memanja dengan kata dan belaian cinta. Sangat romantis sekaligus fantastis, kami berpelukan bugil diruang terbuka, menghirup segarnya udara dan mereguk nikmatnya cinta (nafsu).
Di tempat ini kami berMLria hingga 3 kali, hingga senja mebiaskan kilau emasnya. Sangat indah dan romantis...tapi lagi-lagi tenagaku terkuras habis. Sejak saat itu, aku tidak pernah bertemu dengan Riana atau Anis karena aku tidak mau merusak ikatan persaudaraan diantara mereka, aku juga bingung memilih yang mana hingga akhirnya aku putuskan untuk tidak memilih keduanya serta mencari yang lain. MAAFkan AKU...

Ekspresi Kebebasan Birahi 10

Minggu pagi yg cerah, jarum jam telah menunjukan angka tujuh, ruang makan dan ruang santai hanya meninggalkan sisa-sisa "pesta" semalam, sementara kesemuanya yg semalam tertidur diruang santai, semenjak pukul 5 pagi tadi telah berpindah kekamarnya masing-masing untuk kemudian melanjutkan mimpi indahnya disana, dan seorang tamu mereka yaitu deni tidur bersama puput dikamarnya, dan sampai pukul tujuh pagi ini masih belum seorangpun yg terbangun, kecuali narsih pembantu dirumah itu yg seperti biasanya semenjak pukul lima pagi telah terjaga dan bersiap dengan tugas rutinnya sebagaimana pembantu rumah tangga pada umumnya. diawali dengan menyapu halaman, membersihkan piring gelas dan sisa-sisa makanan dimeja makan, hingga ruang santai yg juga terlihat berantakan, dan.. aahhh.. "cairan apa dilantai ini..?" pikir narsih hidungnya kembang kempis mencium baunya " wehh..edan, air kencing ini..baunya pesing.." pikirnya lagi " masa iya mereka kencing disini..atau ngompol barangkali..? tapi siapa yg ngompol? " pikirnya, " Ah, perduli amat.." seraya dilapnya dengan kain pel beserta cairan pembersih lantai.

Tadi malam memang narsih masih sempat menyaksikan mereka sedang berasik masuk, bahkan narsihpun sampai bermasturbasi, namun begitu dia mencapai klimaks narsih langsung tertidur dan tidak mengikuti lagi apa yg terjadi selanjutnya hingga larut malam.

"Ahhh..selesai juga semuanya.." pikir narsih setelah menyelesaikan semua tugas bersih-bersihnya pagi itu, berikut piring-piring yg juga telah dicucinya dan ditatanya kembali kedalam rak.



Kali ini suara mesin blender bergemuruh, memecahkan keheningan pagi dirumah itu, seperti biasa setiap pagi narsih menyiapkan jus buah untuk mirna dan anak-anaknya, namun berhubung semuanya masih tertidur, narsih tak langsung menuangkan jus yg telah siap itu kedalam gelas, melainkan dimasukannya terlebih dahulu didalam botol, diletakannya sebuah corong plastik dimulut botol untuk mempermudah proses penuangan, dan dari jag blender dituangkannyalah jus wortel yg dicampur dengan apel dan tomat kedalam botol yg langsung disimpannya didalam kulkas.

Rupanya gemuruh suara mesin blender barusan menjadi "jam weker" yg ampuh, yg mampu membangunkan penghuni rumah yg sebelumnya masih terlelap, satu persatu mereka muncul, diawali oleh mirna yg langsung menuju halaman belakang untuk sekedar menggerakan otot-ototnya yg masih kaku. disusul lina, dengan langkahnya yg masih terlihat malas, seraya dihempaskan tubuhnya diatas sofa, sambil meraih remote tv dan duduk didepan layar kaca. Berikutnya puput dan deni, yg muncul bersamaan dan langsung menuju meja makan. terakhir Erwin yg juga duduk dimeja makan sekedar membasahi kerongkongannya dengan segelas air putih.

Beberapa menit kemudian mereka telah berkumpul semua dimeja makan untuk menikmati sarapan pagi, narsih mulai sibuk melayani mereka, sesekali kedapur untuk sekedar memenuhi permintaan, lalu kembali lagi dengan membawa pesanan yg diinginkan. disela-sela sibuknya narsih, Erwin dengan iseng memasukan tangannya dari bawah daster narsih dan meremas bokong besarnya dengan gemas, yg disusul dengan pekikan kaget narsih.

" Aawww... ah mas Erwin genit, bikin kaget aja..untung ndak tumpah nih.." ujar narsih dengan agak kemayu, yg membuat Erwin bertambah gemas dan langsung menarik tubuh narsih hingga berada dipangkuan Erwin, lalu diciuminya leher narsih yg diikuti oleh pekikan manja narsih.

" Aww..geli mas..aahhh..hi.hi..hi.. ih, mas Erwin nafsu banget sih, hi..hi..hi.." pekik narsih sambil tertawa cekikikan.

Melihat apa yg dilakukan Erwin, deni mulai mengerti, bahwa ternyata pembantu disinipun memperoleh hak dan kesempatan yg sama dalam kenikmatan seks pikirnya, tapi memang pembantu ini boleh juga, montok, bertubuh padat berisi, dan wajahnyapun cukup manis untuk ukuran seorang pembantu, dan yg paling penting narsih ini menggairahkan, seraya fantasinya mulai bereaksi, mengapa tidak kalau aku coba menikmati si bahenol ini, pikirnya.

Melihat tatapan deni yg selalu tertuju pada narsih, mirna dapat membaca apa yg ada dalam pikiran deni.

" Den, kamu mau coba narsih? Ayo lah gak usah malu-malu... eh narsih itu begini lho(sampil mengacungkan ibu jarinya), Erwin tuh yg paling doyan, sampai ketagihan dia..." mendengar tawaran mirna mulai bangkit hasrat deni, terutama saat dilihatnya bagaimana Erwin mulai menyingkap daster narsih sehingga pahanya yg montok dan padat terlihat jelas didepan mata deni, lalu deni menatap wajah puput kekasihnya, puput hanya tersenyum sambil memberikan isyarat dengan membuka telapak tangan yg dapat diartikan sebagai "silahkan".

Erwin semakin bernafsu manakala narsih mulai menggosok-gosokan pantatnya diselangkangan Erwin, dikecupnya bibir narsih dengan rakus sambil tangan kanannya masuk kedalam celana dalam narsih yg masih dalam pangkuan Erwin, dikobelnya memek narsih dengan menggunakan jari tengahnya, kali ini narsih menggelinjang dan tak tahan menahan nafsu birahinya, seraya narsih berdiri dan ditariknya tangan Erwin agar beringsut dari duduknya dan bergeser ketempat yg lebih leluasa. setelah Erwin berdiri ditariknya celana Erwin hingga batang kontolnya yg mengacung tampak mencuat, sambil berjongkok narsih langsung mengoral batang kontol erwin.

Sedang asiknya narsih mengoral batang kontol Erwin, tiba-tiba dirasakannya dari belakang seseorang yg mencoba melepaskan dasternya, yg ternyata adalah deni.

" Eh, mas deni toh..monggo mas, kalo mas deni suka..saya juga suka koq mas..hi..hi..hi.." ujar narsih, sedikit salah tingkah, lalu mulai melepaskan sendiri dasternya seperti yg diinginkan deni, sehingga narsih hanya menyisakan bh dan celana dalamnya, namun tak berlangsung lama, karna deni langsung melucutinya, hingga akhirnya narsih bugil, sambil berjongkok deni meremas kedua susu narsih dari belakang, dan mulutnya dengan rakus menciumi sekujur leher narsih.

Puas dengan meremas buah dada narsih yg besar, tangan deni mulai turun kebawah menggosok-gosok memek narsih dari belakang, jari jemarinya mulai memasuki lubang vagina narsih yg basah, narsih menggelinjang menahan nikmat, namun mulutnya tetap dalam posisi mengoral batang kontol Erwin yg berdiri sambil memegang kepala narsih.

Tiba-tiba deni membuka celananya dan mencampakannya begitu saja dilantai, sehingga batang kontolnya tampak tegak mengacung yg menandakan nafsu birahinya telah mulai memuncak, sejurus kemudian dibaringkannya tubuhnya telentang dilantai, lalu sedikit digeser tubuhnya kebelakang untuk mendekati posisi pantat narsih, setelah tepat wajahnya berada dibawah memek narsih, dipegangnya bokong narsih dengan kedua tangannya "wow..fantastis.." pikir deni, demi menyaksikan pemandangan indah dari bawah vagina narsih, sebuah pemandangan yg menggoda, pikirnya. begitu besar, montok, bahenol dan ahh..entah apa lagi yg dapat dikatakan deni, memek yg tembem dengan bibir vaginanya yg tebal dan itilnya yg mencuat, ada hawa hangat dirasakan deni dari lubang memek narsih, lidahnya mulai dijulurkan menyentuh area vagina narsih, mula-mula lembut lidah itu meyapu dan menggelitik memek narsih, lama-kelamaan seiring dengan nafsu dan rasa gemas deni, jilatannya mulai liar, terkadang dikecup dan dihisap vagina itu sehingga berbunyi srrruufff... yg membuat narsih sedikit terpekik kaget namun merasa nikmat, hingga matanya tampak sedikit terpejam, sementara dimulutnya masih terisi penuh batang kontol Erwin.

Puas dengan mengoral memek narsih, lidah deni mulai mengarah keanus narsih, dijilatinya lubang anus itu, aroma yg khas menambah gairah deni bertambah, dikecupnya anus narsih untuk kemudian dijilatinya lagi, dan didorongkannya ujung lidahnya kedalam dinding-dinding bagian dalam lubang anusnya.

Aksi deni yg mengoral memek dan lubang anusnya membuat narsih tak tahan untuk berlama-lama, seraya dilepaskannya kontol Erwin dari mulutnya, dan digeserkan pantatnya kebelakang hingga lubang memeknya sejajar dengan batang kontol deni yg berada dibawahnya, digenggam sejenak batang kontol itu dan diarahkannya pada lubang memeknya, dan diturunkannya pantatnya sehingga bless.. masuklah batang kontol deni dalam memek narsih yg langsung oleh narsih dipompa dengan menaik turunkan bokongnya untuk mengocok batang kontol deni, wahh..sungguh rasa yg berbeda, pikir deni, kali ini ada sensasi hangat dan mengempot dirasakan dalam jepitan memek narsih, deni hanya pasif diam dan menikmati goyangan pantat narsih yg mengocok-ngocok kontolnya, sementara mulutnya menikmati buah dada narsih yg besar yg tepat menempel diwajahnya, dikulumnya puting susu itu dengan gemas secara bergantian kiri dan kanan, sehingga narsih semakin blingsatan merasakan nikmat.

" Aaaahh... terus mas, diisepin tetek aku mas..aahh enak mas.. kontol mas deni juga enak aahh.." racau narsih sambil terus memacu pantatnya naik turun.

Sementara Erwin tak tinggal diam melihat aksi deni dan narsih, diposisikan dirinya dibelakang narsih, digenggamnya batang kontolnya dan diarahkan keanus narsih, kini narsih mulai paham dengan apa yg akan dilakukan Erwin, sehingga dihentikannya sejenak goyangan pantatnya untuk memberi kesempatan bagi Erwin memasukan batang kontolnya kedalam lubang duburnya, bless..masuklah kontol Erwin yg langsung dipompanya maju mundur, dan narsih pun kembali memompakan pantatnya, namun tidak sekeras dan seleluasa sebelumnya, karna gerakannya kali ini sedikit terbatasi oleh tubuh Erwin yg kini menyodomi anusnya.

Sebuah pengalaman pertama bagi narsih, pengalaman memek dan lubang anusnya di masuki oleh batang kontol secara bersamaan oleh dua orang pemuda tampan pula, sebuah pengalaman yg tak pernah dibayangkan sebelumnya, sebuah anugerah pikirnya.

Dengan gencar Erwin memompa pantatnya maju mundur menghujam didalam anus narsih, sementara narsih juga tetap menaik turunkan pantatnya mengocok batang kontol deni yg berada dibawahnya, keringat mulai membasahi tubuh narsih yg sesekali menetesi wajah dan mulut deni, narsih semakin bersemangat, nafsunya kian tinggi ditandai dengan dengus nafasnya yg memburu bersamaan dengan gumam yg keluar dari mulutnya.

" Aaaahhh... enak mas..enak tenan, kontol mas deni enak tenan ngentoti memekku..kontol mas Erwin juga enak ngentoti silitku..aaahh.. terus mas Erwin, terus entoti lubang silitku, enak mas...aaahhh.." itulah beberapa ocehan yg keluar dari mulut narsih yg membuat deni gemas, dan dengan rakus melumat mulut narsih serta mengemut-emut lidah narsih, mereka saling berpagutan dengan liarnya ludah mulai berjatuhan dari mulut narsih kedalam mulut deni yg berada dibawahnya, dengan rakus deni menghirup air ludah narsih, dan narsihpun segera tanggap dan mengerti dengan apa yg diinginkan deni, seraya diludahinya mulut deni, cairan ludah narsih yg kental berpindah kemulut deni yg langsung dihirupnya dengan rakus, semakin bersemangat narsih meludahi mulut deni manakala dirasakannya respon deni begitu menikmati air ludahnya, berbunga rasa hati narsih dengan apa yg dilakukan deni, betapa seorang pemuda tampan seperti deni begitu dengan rakusnya meminum air ludahnya yg hanyalah seorang pembantu rumah tangga.

" Terus mbak..ludahi mulutku mbak, yang banyak..aaakkk.." pinta deni sambil membuka mulutnya dengan lebar.

" Mas deni suka air ludah saya mas..? mas deni jorok ah, enggak jijik mas..? ujar narsih genit.

" Justru air ludah kamu sangat nikmat mbak.. terus mbak lagi mbak, yg banyak..aaakk.." pinta deni, yg dituruti oleh narsih dengan meludahi mulutnya beberapa kali dan baru berhenti manakala dirasakan narsih telah kering mulutnya, dan dilanjutkan dengan mengecup mulut deni dengan rakus hingga deni hampir tak dapat bernafas.

Sekitar hampir tujuh menit mereka mereka berpacu dengan aksi double penetration, akhirnya narsih mencapai puncak kenikmatannya diikuti dengan raungan kerasnya, namun deni dan Erwin tetap memacu batang kontolnya dan tak sampai satu menit narsihpun mulai bergairah kembali dan masih mampu melayani kedua pemuda itu.

Sementara mirna, puput dan lina masih asik menikmati sarapan paginya sambil menyaksikan "live show" sesekali mereka nyeletuk sekedar memberi semangat atau bersorak, dan puput tak melewatkan momen itu untuk mengabadikannya dengan kamera ponsel.

Beberapa saat kemudian mereka bertukar posisi, kali ini Erwin duduk dikursi dan narsih duduk dipangkuan Erwin dengan posisi berhadapan, digenggamnya batang kontol Erwin dan dimasukannya kedalam lubang memeknya, kemudian dari belakang deni menusukan batang kontolnya keanus narsih.

Dicengkramnya pantat narsih oleh deni sambil memompakan batang kontolnya didalam anusnya, sementara narsih mulai menaik turunkan pantatnya mengocok batang kontol Erwin yg berada dalam lubang memeknya, sesekali narsih memutar pantatnya sehingga kontol erwin pun ikut terputar, yg membuat membuat Erwin merasa nikmat namun juga sedikit ngilu.


Semakin bersemangat narsih menikmati tusukan dua batang kontol dikedua lubang intimnya, nafsunya kembali memuncak walaupun sudah mengalami klimaks sebelumnya, dipeluknya dengan erat tubuh Erwin yg berada dihadapannya dan dilumatnya mulut Erwin dengan rakus yg membuat Erwin gelagapan karna sulit untuk bernafas.

Suara gaduh dan riuh memecah minggu pagi dirumah itu. suara kursi yg berketuk-ketuk secara berirama, suara tepukan yg ditimbulkan dari tumbukan paha deni dengan bokong narsih, dan suara gemelocok dari penetrasi kelamin mereka, serta suara lenguhan dan ocehan dari mulut mereka, bahkan ditambah lagi oleh teriakan dan yel-yel dari lina dan puput, semuanya bercampur menjadi satu yg membuat suasana semakin hangat.

Beberapa saat kemudian narsih kembali memekik keras, goyangan pantatnya semakin kuat dan bertenaga, kursi makan yg tak seberapa besar itu nyaris sempal ditandai dengan suaranya yg mulai berderit.

" Aaaaaaaaaaahhhh.... Asssuuuuuu...enak tenaaannn..." teriak narsih, mengakhiri klimaks untuk yg kedua kalinya dengan tubuh yg telah basah bermandi keringat sehingga badannya terlihat berkilat, menambah nafsu Erwin dan deni semakin bergairah sehingga dipeluknya oleh Erwin tubuh narsih yg licin oleh keringat itu, sementara deni terus menghujamkan batang kontolnya dalam anus narsih sambil lidahnya menjilati leher narsih yg berkeringat.

Hingga tak lama berselang narsih mulai merasakan dari reaksi kedua lawan mainnya bahwa mereka sudah hampir mencapai klimaks.

" Mas.. aku mau minum air maninya, biar aku awet muda dan cantik, tunggu mas.. jangan dikeluarin dulu.." ujar narsih seraya melepaskan dirinya dari "cengkraman" kedua pemuda tampan itu, diambilnya corong plastic yg sebelumnya digunakan untuk menuang jus kedalam botol, lalu narsih berjongkok dilantai sambil menempatkan ujung corong kedalam mulutnya.

" Ayo mas, keluarin disini aja ya, biar enggak ada yg tumpah.. sayang toh kalau sampai tumpah.." pinta narsih

Deni yg klimaksnya sudah diujung tanduk segera mengarahkan ujung penisnya tepat diatas corong, dikocoknya kontolnya dengan cepat dan keras, dibarengi dengan raungan keras deni memuncratkan spermanya membanjiri permukaan corong plastik, namun narsih tidak langsung menelannya, melainkan menahan lubang dari ujung corong itu dengan lidahnya sehingga sperma deni masih tertahan didalam corong dan tidak turun langsung kedalam mulut narsih. Tak lama kemudian Erwin menyusul apa yg dilakukan deni, ditumpahkannya air maninya kedalam corong sehingga semakin banyak cairan kental yg mengumpul disitu.
Setelah tak ada lagi tetesan sperma yg keluar dari kontol deni maupun Erwin, narsih menarik sedikit keatas corong ditangannya dan serrrr...masuklah sperma didalam corong memenuhi mulut narsih yg langsung ditelan oleh narsih.

" Emmmm.....ternyata rasanya enak ya.. air mani mas deni sama mas Erwin, kapan-kapan saya boleh minta lagi ya mas..biar saya tetep awet muda dan cantik..." ujar narsih sambil menjilati sisa-sisa air mani yg masih melekat dipermukaan corong plastik itu.

Ternyata aksi narsih mendapat applouse yg cukup hangat dari mirna, puput, dan lina yg langsung memberikan tepuk tangan, sehingga membuat narsih salah tingkah.

" Wuiihhh... mantap mbak..boleh juga tuh idenya..." ujar puput, sambil masih merekam aksi narsih dengan smart-phonenya

" Wah, kapan-kapan boleh juga nih lin coba kayak gitu..." ujar lina

" Wah, hebat kamu narsih.. kamu pasti bakalan awet muda dan semakin cantik.. tapi masih ada lagi yg bisa bikin kamu lebih seksi dan sehat serta daya tahan tubuh kamu menjadi selalu kuat.." ujar mirna, yg membuat narsih penasaran.

" Apa lagi itu nyah..? saya mau coba juga kalau ada sih.." jawab narsih polos

" Air kencing laki-laki..." jawab mirna, yg tentu saja hanyalah omong kosong untuk mengerjai narsih.

" Hah..maksudnya diminum nyah..?" Tanya narsih agak terheran
" Iya dong..harus diminum, aku paling suka itu.. makanya tubuh dan staminaku selalu tetap fit.." jawab mirna

" Ooohh.. pantesan, tadi waktu saya bersih-bersih didepan tv itu koq kayak ada bekas air kencing dilantai.. rupanya tadi malam nyonya abis dikencingin ya..hi..hi..hi.." ujar narsih polos, yg membuat mirna tersenyum.

" Iya dong.. tadi malam aku juga minum, itu puput dan lina juga.." jawab mirna

" Kalau begitu, saya juga mau dong minum air kencing mas deni sama mas Erwin..ya mas, mau kan mas deni dan mas Erwin kencingin saya, disini mas..seperti tadi..mau ya mas, tolong mas.." pinta narsih dengan agak memohon, sambil meletakan ujung corong plastik dimulutnya.

" Ayo kak deni, kak Erwin.. kencingin tuh mbak narsih, kasian dia udah kepingin hi..hi..hi.." ujar lina.

" kencingin....kencingin....kencingin...." yel-yel puput sambil memukul-mukul meja, yg juga diikuti oleh lina, sehingga terdengar begitu riuh.

" Oke..oke.. tenang nona-nona, kami pasti akan memberikan air kencing kami kepada mbak narsih yg cantik dan bahenol ini.. dan mbak narsih pasti akan meminumnya air kencing kami yg harum dan nikmat ini..betul kan mbak..?" ujar deni dengan gayanya yg bagaikan seorang presenter entertainment, yg sengaja dibuat-buat untuk sekedar menghangatkan suasana, dan langsung disambut oleh lina dan puput dengan tepuk tangan.

" Horeeee....ayo cepet, yang banyak ya den... biar mbak narsih kenyang hi..hi..hi.." ujar puput

" Iya mas..cepetan mas, aku udah gak sabar nih.." rajuk narsih sambil mengarahkan corong plastik kedepan kontol deni.

Akhirnya deni memegang batang kontolnya dengan ujungnya tepat berada diatas corong plastik yg bermuara dimulut narsih, deni diam sejenak untuk berkonsentrasi dan suuurrrrr... keluarlah dari lubang penis deni cairan yg berwarna kekuningan dengan cukup deras, mungkin disebabkan semenjak bangun tidur tadi deni belum sempat buang air kecil.

Air kencing yg memasuki corong plastik langsung bablas kedalam mulut narsih dan langsung ditelannya, pangkal lehernya terlihat gerakan menelan yg dibarengi dengan suara bergelegek seiring proses masuknya air kencing deni kedalam perutnya, beberapa air kencing deni ada yg tertumpah dilantai karna saking derasnya pancuran air kencing sehingga corong yg tak seberapa besar itu tak mampu menampungnya.

hingga selang beberapa saat hanya tinggal tersisa beberapa pancuran kecil saja yg keluar dari lubang kencing deni, lalu tersendat-sendat setetes dua, dan akhirnya habis sama sekali.

Seiring dengan itu narsih melepaskan corongnya dari mulutnya dan heeeeggghhhh... narsih bersendawa bertanda cukup banyak juga air kencing deni yg ditelannya.

" Hi..hi..hi.. gile, sampai bertahak..kenyang ya mbak, hi..hi..hi.." goda lina, sambil tertawa cekikikan

" Wahh..sedap mas, asin-asin seger.." ujar narsih

" Sekarang giliran saya mbak narsih, ayo pasang lagi corongnya..." ujar Erwin sambil memegang batang kontolnya dan mengarahkannya diatas mulut narsih, yg langsung diikuti oleh narsih dengan memasukannya kembali ujung corong dimulutnya dan surrrrr... kali ini air kencing Erwin yg membanjiri corong plastik itu dan langsung ditenggak oleh narsih.

" Mbak.. itu bagus juga untuk menghaluskan wajah kalau dipakai untuk cuci muka.." ujar puput, yg tentu saja hanya membodohi narsih.

Menuruti apa yg dikatakan puput, narsih kali ini melepaskan corongnya sehingga pancuran air kencing Erwin mengguyur langsung ke wajah narsih, beberapa juga masih masuk kedalam mulutnya yg langsung ditelan.

" Iya asiiikk..aku pakai cuci muka biar wajahku tambah cantik..tambah halus...aaaeemmm." Ujar narsih sambil menggosok-gosokan wajahnya dengan kedua tangannya, sesekali air kencing yg masuk kemulutnya juga ditelannya.

Dan akhirnya berhentilah kucuran air kencing Erwin yg keluar dari lubang penisnya, diakhiri dengan tubuh Erwin yg menggelinjang sambil menggedek-gedekan kepalanya bertanda tuntas semua isi air seni yg keluar dari tubuhnya.

" Wah..enaaakk..segeerrr.. aku sudah cuci muka, sudah minum air kencing banyak.. semoga tambah cantik,tambah awet muda..amiiinnn.." ujar narsih, yg membuat lina tertawa melihat tingkah narsih itu.

" Eh, mbak itu yg dilantai sayang mbak.. minum lagi mbak, mubajir..." ujar lina, sambil menunjuk tumpahan air kencing yg tergenang dilantai.


" Oh iya..betul, sayang ya.. mubajir..mubajir.. tak uyup ah...srruuuffff..." ujar narsih seraya ditundukannya kepalanya kelantai dan dihirupnya dengan menggunakan mulutnya langsung dari lantai, yg membuat lina semakin tertawa cekikikan melihat tingkah pembantunya itu.

Setelah selesai narsih menghirup tumpahan air kencing dilantai, disuruhnya narsih oleh mirna untuk duduk dikursi bersama-sama mereka.

" Udah sih, duduk dulu sini.. gimana puas enggak..? " Tanya mirna

" Mantep nyah.. seger, kapan-kapan lagi ya mas...?" jawab narsih polos, sambil beberapa kali bersendawa karna perutnya yg penuh oleh air kencing dua pemuda itu.

" Udah kamu sarapan dulu disini, kita sama-sama..." ajak mirna

" Ah enggak enak nyah.. biar saya sarapan didapur saja nanti, pakai sambel terasi..hi..hi..hi.." jawab narsih cengengesan.

" Kamu sukanya sambel terasi aja sih.. pantes memekmu bau terasi.." goda mirna

" Ah, biar bau terasi tapi mas deni sama mas Erwin paling suka jilatin memek saya koq..hi..hi..hi.." jawab narsih genit seraya diliriknya Erwin dan deni yg duduk disampingnya.

" Ah tau aja kamu mbak..memek mbak narsih emang sedep sih..aromanya membangkitkan nafsu makan he..he..he.." ujar Erwin

" Dan nafsu birahi ya mas.. hi..hi..hi.." sambung narsih, yg langsung dicubitnya pantat semok narsih oleh Erwin.



Akhirnya pagi itu dilanjutkan dengan makan pagi bersama diselingi obrolan dan canda diantara mereka, sebuah kebersamaan yg harmonis dan hangat, sehangat birahi mereka yg diminggu yg cerah itu terus berlanjut hingga petang, mereka saling mengisi dan saling memenuhi untuk setiap ekspresi yg mereka ungkapkan, sebuah ekspresi birahi yg diungkapkan dengan bebas dan lepas, yg berasal dari mimpi mereka, dari hayalan mereka dan dari fantasi mereka, hingga setiap klimaks yg mereka rasakan betul-betul nikmat, sebuah kenikmatan birahi yg sempurna.

Ekspresi Kebebasan Birahi 9

Beberapa saat kemudian mirna yg sebelumnya menjilati dubur deni kini berdiri dan menghampiri lina yg sedang asik menikmati penetrasi ganda pada anus dan memeknya.

" Gimana sayang... enak memek dan pantatmu dientot secara bersamaan...enak kan sayang.." ujar mirna sambil menjambak rambut lina sambil menjilati sekitar daun telinga lina.

" Iya ma..enak ma..lin suka sekali dientot seperti ini ma.." jawab lina

" Buka mulutmu sayang..." perintah mirna kepada lina, sementara tangan kiri mirna digunakan untuk menjambak rambut lina, tangan kanannya digunakan untuk memegang dagu lina. Yg dengan segera lina menuruti perintah mamanya untuk membuka mulutnya, dan yg terjadi selanjutnya adalah

" Cuih..cuih.. minum ludah mama sayang..kamu menyukainya kan..." mirna meludahi mulut putri bungsunya itu beberapa kali sehingga mulut lina yg menganga belepotan denga ludah mamanya sampai kehidung dan pipinya juga tak luput dari percikan ludah sang mama, dan tanpa diperintah dua kali dengan rakusnya lina menelannya, sebuah sensasi berbeda yg belum pernah dirasakannya, sensasi yg membuat darah mudanya demikian bergelora dan birahinya semakin bertambah naik.

" Aaaahh...nyemm..nyemm..aahh.. lagi ma..lagi.. ludahin mulut lin, lagi ma..enak ma..." ujar lina yg begitu menikmati dan antusias dengan aksi yg diberikan mamanya.

Melihat reaksi lina Erwin pun ikut meludahi mulut lina beberapa kali, sehingga begitu banyak ludah yg melumuri mulut dan wajah lina. Begitu pun deni yg membelakangi lina tak ketinggalan memberikan "sumbangan" ludah kepada lina. Tak lama kemudian puput yg sedari tadi menikmati dubur erwinpun berdiri untuk berpartisipasi dalam meludahi mulut adik bungsunya itu, hingga begitu belepotannya wajah lina saat itu dan digunakannya jari telunjuknya untuk menyapukan air ludah yg disekujur wajahnya untuk kemudian diarahkannya kemulutnya untuk kemudian dimakannya dengan rakus seolah tiada rasa puasnya, entah mengapa momen yg seharusnya menjijikan seperti itu justru membuat birahi lina menjadi lebih tinggi dan semakin bernafsu, pada saat seperti itu seolah akal sehat tak lagi bekerja, hanya nafsu birahilah yg mendominasi dan menguasai diri lina, walaupun mungkin disaat yg berbeda lina akan membasuhnya beberapa kali walaupun hanya sepercik ludah orang lain yg mengenai tubuhnya, tetapi tidak untuk saat itu.

" Aaahhh.. iya terus..kalian semua ludahin mulut lin..ludahin wajah lin..lin mau yg banyak..banyak sekali..lin belum puas...teruuusss...aaahhh.." oceh lina ditengah birahinya yg mulai memuncak, sementara yg lainnya seperti berlomba meludahi lina sebanyak-banyaknya, dan akhirnya lina mengejang disertai dengan teriakan keras pertanda ia telah mencapai klimaks.

"Aaaaaaaaaaahhhhh... enaaaaakkkk.... Nyeemmm...nyeemmmm...aaahhh..." pekik lina sambil mengunyah dan menikmati ludah dimulutnya, tak lama kemudian tubuh mungilnya mulai melemas, jepitan kakinya yg sebelumnya begitu kencang mengapit Erwin kini terlepas, dan akhirnya Erwin dan deni melepaskan batang kontol mereka yg menancap dalam anus dan memek lina dan membiarkan tubuh lina ambruk diatas lantai.

Puput yg sedari tadi penasaran dan ingin merasakan aksi double-penetration segera menarik tangan kedua pemuda itu.

" Ayo dong...sekarang gantian aku yg kalian garap..aku penasaran bener nih..." pintanya, yg segera diinisiatipi oleh mirna dengan arahannya.

" Oke..sekarang Erwin duduk disofa.." perintah mirna kepada Erwin yg langsung dituruti Erwin dengan duduk disofa dengan batang kontolnya mengacung tegak bagai tugu monas, lalu sambil berjongkok mirna mengoral batang kontolnya beberapa saat dan kemudian mirna memerintahkan puput untuk duduk dipangkuan Erwin dengan posisi woman in top.

puput mengerti dengan "scenario" mirna, sehingga dengan sigap diposisikan tubuhnya jongkok diatas tubuh Erwin, dan mirna membantu membimbing batang kontol Erwin memasukannya kememek puput, setelah dirasakan pas pada sasaran, puput segera menurunkan pantatnya dan blesss...masuklah batang rudal Erwin yg berdiri tegak kedalam memek puput. Kini mirna mulai menjilati anus puput beberapa saat lalu ditusukannya jari telunjuknya kedalam anusnya dan diludahinya beberapa kali kedalam lubang anus itu.

" Ayo deni.. anus kekasihmu sudah siap kamu entot sayang.. ini untuk pertama kalinya kan kamu mengentot lubang anus kekasihmu.. untuk itu lakukanlah yg hot, berikan kesan pertama yg indah bagi lubang anus kekasihmu ini..biar dia semakin ketagihan..." ujar mirna dengan gaya khasnya yg vulgar dan menggoda.

Sambil berdiri deni mengarahkan bazokanya keanus puput yg telah basah oleh cairan ludah mirna, lalu ditekannya hingga batang kontol deni tembus memasuki lubang anus kekasihnya itu, lengkaplah sudah memek dan anus puput terisi oleh kontol deni dan Erwin, sebuah penetrasi ganda untuk yg pertama kalinya bagi puput, sebuah pengalaman yg tak akan terlupakan.

Deni mulai memompakan pantatnya maju mundur, begitu pula dengan Erwin yg juga menggoyangkan pinggulnya naik turun untuk mengocokan batang kontolnya dalam memek puput sambil kedua tangannya memegang pantat puput.

" Bagaimana put.. nikmat bukan, dan ini adalah untuk pertama kalinya kekasihmu mengentot anusmu kan..?" Tanya mirna sambil duduk disofa disamping mereka

" Iya ma..mantap ma..aaahhh.." hanya itu jawaban yg keluar dari mulut puput, karna setelah itu Erwin langsung menyumbat mulutnya dengan kecupan mesra yg juga dibalas oleh puput.

Gairah puput bertambah naik menerima penetrasi pada memek dan duburnya yg dirasakan begitu nikmat dan tandas, hingga pantatnya mulai dipompanya naik turun sehingga Erwin tak kuasa untuk bergerak dan hanya pasrah berdiam menikmati goyangan pantat puput yg memompakan batang kontolnya.

Sementara mirna mulai berjongkok dibelakang deni dan menjilati lubang anus deni, sesekali jilatannya mengarah ke batang kontol deni yg terselip diantara anus puput, menerima aksi yg diberikan mirna bertambah gairah deni untuk memacu batang kontolnya didalam anus puput.

Hingga sepuluh menit sudah berlangsung puput menikmati dua batang kontol yg secara bersamaan menghantam lubang memek dan lubang duburnya, gairahnya sudah semakin memuncak, dari mulutnya keluar ocehan-ocehan liar yg mengekspresikan rasa yg didapatnya.

" Uuuhh..uuuhh..uhhh.. ayo den hajar lubang anusku..hajar yg kuat.. dan kamu juga Erwin nih...rasakan goyangan ku..uuhh..uuhh..uuhh.." oceh puput sambil memompakan pantatnya naik turun dengan keras sehingga Erwin merasakan batang kontolnya seperti ditekuk-tekuk sehingga sesekali wajahnya meringis menahan nyeri.

" Auuww..sakit kak, pelan-pelan dong..auuww patah nih..." ujar Erwin

Akhirnya puput mengejang disertai dengan pekikan panjang yg keras, sampai sudah puncak kenikmatan yg didakinya.

" Aaaaaaaahhhhhhhhhh.....uuuuuuuuuhhhhhhhhh enaaaaaaaaaakkkkk..." teriak puput.

Tak lama kemudian denipun mengalami hal yg sama, jilatan lidah mirna pada lubang anusnya memberi peranan besar bagi tercapainya puncak kenikmatan deni yg menyodomi lubang dubur puput, sehingga tercapailah puncak kenikmatan deni diikuti dengan erangan panjang dan goyangan pantatnya yg semakin dipercepat.

" Aaaaaaaaaaahhhhhhhh...aku keluar.. aaahhhhh..." croottt...crrooott..crooottt.. tumpahlah air mani deni membanjiri lubang anus puput, diakhiri dengan tubuhnya yg mengejang-ngejang dan akhirnya diam.

Hanya berselang beberapa detik Erwin pun demikian, diremasnya dengan gemas bokong puput dan dikocoknya dengan keras kontolnya, mulutnya mulai bergumam tak karuan, Mirna yg mengetahui apa yg dirasakan Erwin meminta agar Erwin menumpahkan spermanya di dalam anus puput, entah rencana apalagi yg ada dibenak mirna kali ini.

" Win..tahan dulu, kamu keluarin di dalam anus kakakmu saja.. ayo kamu bangun.." Tanpa banyak Tanya Erwin segera bangkit berdiri dan memasukan batang kontolnya kedalam anus puput yg masih dalam posisi menungging di sofa, begitu batang kontol erwin memasuki lubang anus puput crroootttt...crroootttt...crrrooott.. tumpahlah air mani Erwin sebelum sempat ia menggoyangkan batang kontolnya, sehingga air mani Erwin dan deni berkumpul menjadi satu didalam lubang anus puput. Erwinpun menarik keluar batang kontolnya dan duduk disofa disamping puput yg masih menungging.

" Puput, kamu tahan seperti itu dulu..gak usah banyak bergerak..tahan ya.." perintah mirna kepada puput agar tetap dalam posisi menungging seperti itu.

Kemudian mirna menarik tangan lina yg masih berbaring diatas matras untuk bergeser dan memposisikan dirinya dibawah puput.

" Lina, kamu kesini sayang.. kamu tiduran disini dan buka mulutmu lebar-lebar.." lina menuruti yg diperintahkan mamanya, digeserkan tubuhnya, sehingga posisi lina berbaring telentang diatas lantai tepat dibawah pantat puput yg masih menungging diatas sofa, seperti yg diperintah mirna dibuka mulutnya lebar-lebar.

" Siap-siap lina..iya bagus buka mulutmu lebar-lebar..mama akan berikan permainan yg mengasikan.." seraya mirna memegangi bokong puput dan menurunkannya kebawah sehingga lubang anus puput hanya berjarak sekitar 20 cm diatas mulut lina.

" keluarkan isi dalam duburmu put.. kamu ngeden, biar keluar semuanya..." perintah mirna kepada puput, dan puput telah paham aksi apa yg dikehendaki sang mama, sehingga diikuti apa yg diperintahkan mirna, dan creett...creett... tumpahlah isi didalam lubang anus puput yg merupakan perpaduan dari sperma deni dan Erwin, begitu banyak jumlahnya memenuhi mulut lina, sebagian menetes dipipinya namun segera disapu oleh jari mirna untuk kemudian dimasukannya kedalam mulut lina

" Lin, ingat ya kamu tahan aja..gak usah kamu telan..tunggu instruksi mama selanjutnya.." ujar mirna, kali ini sambil mencolok-colokkan jari telunjuknya didalam anus puput dengan maksud untuk mengeluarkan sisa-sisa sperma yg masih berada didalam lubang dubur puput, setelah dirasa tak ada lagi cairan kental yg keluar, dijilatinya anus puput untuk membersihkan sisa-sisa sperma yg masih melekat.

Sejurus kemudian mirna merebahkan tubuhnya dilantai seraya memberikan instruksi kepada lina

" Lin..ayo sayang, kamu muntahkan semua isi dalam mulutmu ke dalam mulut mama..aaaaakkk " ujar mirna seraya dibuka mulutnya lebar-lebar

Lina segera bangkit dan dengan mulut berisi penuh sperma hingga pipinya tampak mengembung, ditundukan wajahnya kearah mulut mirna, dan plehh..plehh..ditumpahkannya secara perlahan oleh lina, sehingga berpindahlah semua isi didalam mulut lina kedalam mulut mamanya, namun mirna masih belum menelannya, malainkan hanya menahannya tertampung didalm mulutnya, sesaat kemudian mirna bangkit dan menyandarkan tubuhnya dibibir sofa, dibuka mulutnya untuk memperlihatkan isi dalam mulutnya kepada deni dan Erwin yg sedari tadi terpana dengan aksi yg diperagakan mirna, terutama deni tanpa sekalipun ia berkedip menyaksikan apa yg dilakukan mirna, suatu aksi yg sebetulnya menjijikan namun baginya justru begitu mempesona dan menggairahkan, hingga mulut deni sampai ternganga dibuatnya.

Mirna memainkan sperma didalam mulutnya seperti anak kecil yg memainkan bubur dimulutnya, sesekali di glogok-glogoknya hingga sperma didalam mulut mirna tampak bergejolak seperti air yg sedang mendidih, sementara aksi itu berlangsung mata mirna mengarah kepada deni, seolah memang mirna mempertunjukan itu kepadanya, sungguh aksi yg memukau dan memabukan pikir deni, dan mirna seolah mengerti apa yg ada dalam pikiran deni dan apa yg disukai deni. dan akhirnya glekk.. habislah seluruh isi dalam mulut mirna, pindah kedalam perutnya, bersamaan dengan mata mirna yg terpejam seolah begitu menikmati proses terakhir tersebut.

" Aaaahhh.. sedaaaappp...huuufffhhh.." gumam mirna, seolah begitu puas dengan yg baru saja dinikmatinya.

" Ah, tapi mama curang nih..masa' dimakan sendiri aja sih, gak bagi-bagi kita..iya enggak lin.." protes puput pada sang mama.

" Iya nih..mama serakah ah..lin juga kepingin kan ma.." diikuti lina, dengan wajah sedikit ditekuk.

" Aduh..aduh.. anak-anak mama, jangan ngiri dong..maafin mama ya.. entar lain kali giliran kalian deh.. abis gimana ya ? kalau mencium aroma sperma itu, aaahh.. mama gak bisa tahan deh..aromanya itu lho..aahh, mama langsung tergoda.. apalagi kalo yg kentel aaahh, gurihnya.. " ujar mirna seraya merangkul puput dan lina dan mengecup mesra bibir mereka satu persatu, dengan maksud mencairkan kekecewaan mereka, masih tercium aroma seperma dirasakan puput dan lina dari mulut mamanya.
Jarum jam sudah menunjukan pukul sebelas malam, kembali mereka bersantai menikmati makanan ringan seperti kue, keripik, kentang goreng dan sejenisnya, hanya Erwin yg dengan lahapnya menyantap sepiring nasi dengan beberapa lauk pauknya. Obrolan-obrolan ringan yang sesekali diselingi dengan gurauanpun menjadi gambaran dari keakrapan mereka, entah mengapa tak ada rasa ngantuk terpancar dari wajah-wajah mereka, mungkin dikarnakan asiknya mereka mengobrol, atau mungkin masih ada sesuatu yg dinanti atau masih ada yg diharapkan sehingga mata mereka masih belum rela untuk terpejam. Mungkin..

" Ngomong-ngomong sekarang cuma mama nih yg belum merasakan double-penetration, mama juga udah kepingin nih..gimana deni, Erwin, apakah kontol-kontol kalian sudah siap untuk misi selanjutnya hi..hi..hi.." ujar mirna, menyela obrolan mereka.


" Wah..kalo saya sih siap aja tante..udah seger lagi nih.." jawab deni sambil mempertunjukan batang kontolnya yg sudah mulai berdiri

" Erwin juga siap nih ma.. udah ngabisin nasi dua piring, sekarang pasti full power deh..." sambung deni, kali ini sambil menepuk-nepuk perutnya.

" Wah dasar kamu perut karung.. oke deh, puput..lina.. siapkan kontol-kontol mereka untuk mama.. ayo hisaaaappp..." ujar mirna, seraya menyuruh puput dan lina untuk menghisap kontol deni dan Erwin sebagai pemanasan sebelum "bertempur" dengannya.

Beberapa menit kemudian setelah deni dan Erwin selesai mendapatkan servis oral, mirna memerintahkan Erwin untuk duduk disofa, kemudian mirna duduk dipangkuan Erwin dengan posisi membelakangi Erwin, digenggamnya batang kontol Erwin yg telah licin oleh baluran ludah dan dituntunnya memasuki anusnya, setelah dirasakan pas pada posisinya mirna mulai menurunkan pantatnya dan bless..begitu mudah batang kontol Erwin yg telah dilumuri air ludah menembus lubang anus mamanya.

" Ayo deni, sekarang giliran kamu mengentot memek tante.." pintanya kepada deni yg masih berdiri sambil mengelus-elus batang kontolnya sendiri.

Segera deni mengarahkan batang kontolnya kedalam memek mirna yg telah mengangkang dengan lubang anusnya telah "terisi" oleh batang kontol Erwin, didorongnya pantat deni amblas sudah seluruh batang kontolnya didalam vagina mirna sambil kedua tangannya memegang kedua paha mirna.

" Ayo anak-anak..sekarang kalian goyang kontol kalian, entot memek dan anusku secara berbarengan.." perintahnya, yg langsung diikuti oleh deni yg mulai memompa pantatnya maju mundur, sementara Erwin tak banyak yg bisa ia lakukan kecuali hanya diam menikmati goyangan pantat mirna yg naik turun mengocok batang kontol Erwin didalam lubang duburnya.

Hampir sepuluh menit mereka berpacu dengan posisi seperti itu, sampai akhirnya mereka sedikit merubah posisi, kali ini posisi mirna berhadapan dengan Erwin dengan kontol Erwin yg kali ini yg memasuki memek mirna, sementara deni kali ini yg menikmati lubang anus mirna. Permainan semakin hot, seperti biasa mirna mengoceh tak karuan untuk mengekspresikan rasa nikmatnya, sesekali kepalanya digeleng-gelengkan keras bak seorang pemain kuda lumping, rambutnya acak-acakan namun kecantikannya tak sedikitpun luntur, sehingga sesekali Erwin mengecup dengan rakus mulut mamanya itu.

Beberapa menit kemudian akhirnya mirna mencapai klimaks diikuti dengan raungan panjang yg keras dan diakhiri dengan gerakan tersendat satu dua yg akhirnya diam sama sekali, kecuali nafasnya yg masih memburu.

Tak lama setelah itu deni dan Erwinpun mulai terlihat tanda-tanda akan mencapai klimaks.

" Kalian keluarkan sperma kalian dimulut lina dan puput aja.. biar mereka enggak ngambek lagi sama mama.." ujar mirna

" Nah..gitu dong ma.. kita kan juga pingin.." ujar lina seraya membuka mulutnya mengarah ke ujung batang kontol deni yg baru saja dicabutnya dari dalam anus mirna.

Sementara Erwin juga telah berdiri mengarahkan kontolnya kemulut puput yg berjongkok sambil membuka mulutnya.

Dan dalam waktu yg hampir bersamaan deni dan Erwin mencapai orgasme dengan memuntahkan air mani kedalam mulut lina dan puput, dan langsung ditelannya oleh kedua gadis remaja itu, merasa masih belum puas lina dan puput menghisap batang kontol yg masih menyisakan sisa-sisa sperma diujungnya.

" Aduh.. jadi kepingin nih mama.. kalau mencium aroma yg satu ini.." ujar mirna yg merasa tergoda seleranya saat mencium aroma air mani yg baru saja habis tandas direguk oleh lina dan puput, seraya digenggamnya batang kontol deni dan Erwin dengan kedua tangannya dan dihisapnya.

" Aduuuuhhh...udah habis nih....gimana ya..? " keluh mirna kecewa karna tak ada lagi sperma yg tersisa yg melekat dikontol mereka.

" Ah,mama kan tadi udah banyak, masa' masih mau kepingin terus sih ma.." ujar lina

" Habis gimana ya?, kan udah mama bilang..kalau mama mencium aroma itu, mama jadi tergoda.." jawab mirna, seraya terdiam sejenak entah apa yg dipikirkannya, tiba-tiba senyum mengembang diwajahnya, seperti mendapatkan suatu ide cemerlang.

" Oh iya, gimana kalau kalian kencingin mulut mama, pasti asik tuh ya.." ujar mirna yg membuat keempat anak muda itu melongo

" Ayo cepet mama udah enggak sabar nih.. kencingin mulut mama, aaaaakkkk.." pinta mirna sambil membuka mulutnya lebar-lebar

Tanpa menunggu lama Erwin sebagai seorang pemuda yg inovatif yg selalu menyukai sesuatu yg baru tentu sangat tertarik, dan segera mengarahkan batang kontolnya kemulut mamanya, dan dari jarak ujung kontol Erwin kemulut mirna yg sekitar 30 cm keluarlah pancuran air seni Erwin yg bermuara pada mulut mirna yg menganga, air kencing yg begitu banyak dan deras diterima mirna sebagian langsung ditelan dan sebagian kecil tumpah membasahi lantai .


Sementara puput dan lina yg sebelumnya hanya terpana, kali ini justru bersorak member support.

" Horeeeee.... Ayo maaa.. minum yg banyak ma.. mama memang josss.." sorak lina sambil menepuk-nepuk pahanya sendiri.

" Ayo win..kencingin yg banyak win...biar mama puas.. hi..hi..hi.." ujar puput

Setelah habis air kencing Erwin, kini giliran deni yg berpartisipasi, diarahkannya ujung kontolnya kedepan wajah mirna, konsentrasi sebentar dan srrrooootttt.. mancurlah air kencing yg didambakan mirna kedalam mulutnya, sampai mirna tersedak saking banyaknya air seni yg memasuki kerongkongannya, wajahnyapun telah basah kuyup oleh cairan berbau pesing dan agak asin itu, dan semakin bersemangat puput dan lina memberi applause kepada sang mama.

Kali ini mirna menarik kedua putrinya itu, lalu merangkul keduanya sehingga wajah ketiga wanita itu saling berhimpitan, dan bersama-sama kini mereka menikmati air kencing deni, kali ini deni mengarahkan aliran air kencingnya kemulut puput dan lina yg juga menganga, yg langsung ditelan oleh gadis-gadis remaja itu.

dan akhirnya air seni deni yg keluar hanya tinggal menyisakan kucuran- kucuran kecil saja dari ujung saluran kencing deni untuk kemudian habis sama sekali, namun mirna masih menampung air seni deni didalam mulutnya yg kemudian dimuntahkannya kemulut puput sebagian dan sebagiannya lagi kemulut lina, yg langsung ditelan dengan rakus oleh puput dan lina.

" Siapa bilang mama serakah..buktinya mama telah memberikan air yg menyegarkan ini pada kalian kan.." ujar mirna sambil merangkul kedua putrinya itu.

" Wuiih..mantap ma, mama tau aja nih.. yg enak-enak..sensasional ma hi..hi..hi.." ujar puput

" Wah ternyata air kencing juga asik ya ma...segaaarrr.." ujar lina sambil menjilati tangannya yg basah oleh air kencing deni.

Kini lina dan puput menjilati sekujur wajah mirna yg telah basah kuyup oleh air kencing deni dan Erwin hingga akhirnya ketiganya saling berciuman, deni dan Erwin hanya menyaksikan aksi erotis dari ketiga wanita sedarah itu, suatu inovasi yg nyleneh tapi justru membuat mereka terkesan, dan yg pasti mereka sangat menyukainya.


Akhirnya malam itu, atau tepatnya pagi itu, seiring jarum jam didinding ruangan yg telah menunjuk diangka satu, mereka mengakhiri pesta birahi yg mengasikan dan menggairahkan serta sensasional itu, wajah-wajah puas tampak terpancar dari ekspresi mereka, terutama deni yg telah menemukan dunianya yg baru, dunia yg membuatnya merasa bahagia dan dapat mengakomodir hasrat dan fantasi seksualnya. Sampai akhirnya kelimanya tertidur pulas ditempat itu juga, dan dengan masih dalam keadaan telanjang bulat, tidur dengan senyuman menghias diwajahnya, senyuman kepuasan.