Monday 11 June 2018

Fitri, Pembantuku 8

Malam hari, saat aku tertidur dikamarku, perlahan kudengar ada yang mengendap-endap masuk. Aku setengah sadar, kubuka sedikit mataku, oh.. ternyata Fitri masuk ke kamarku. Beberapa waktu belakangan dia suka begitu, tak berani membangunkanku, namun sepertinya dia horni. Karena aku terbiasa tidur telanjang tanpa sehelai benangpun, kadang Fitri suka menciumiku, dan mencium kontolku. Aku biarkan saja dia, karena aku merasa dia pun berhak, toh akupun suka kekamarnya buat sekedar mengeluarkan maniku di memeknya saat dia tidur. Kadang Fitri mengemut kontolku, kadang aku terbangun untuk dan lalu ngentot dengannya, kadang dia hanya menarik jariku dan mengelus-eluskanya di memek dia.

Malam ini dia menciumi pipiku, lalu dia naik ke ranjang dan menciumi kontolku dan mengemutinya. Jujur malam ini aku nggak mood buat ngentotin, kulihat dia samar-samar lalu tertidur kembali. Pagipun tiba, saat aku singkap selimutku, kulihat ada tulisan di area atas kontolku dengan spidol "Punyanya Fitri, cewenya Aa..". Aku hanya tersenyum melihat hasil perbuatannya ini. Melihat ini aku jadi sangat ngaceng pagi-pagi seperti biasa kebanyakan cowo. Sepertinya aku perlu ngentot pagi nih, pikirku, toh ini belum terlalu siang, masih ada waktu sebelum aku ke kantor. Akupun keluar kamar dengan kontol yang tegak.

"Fitt.... sayaaang??...Fittt..." aku berteriak mencari Fitri. Tak ada yang menyahut. Akupun ke dapur, mencari Fitri karena aku begitu sange pengen ngeluarin spermaku. Kulihat di dapurpun tak ada Fitri, hanya ada Asmi yang sedang sibuk mencuci piring. "Mi, teteh mana?" tanyaku ke Asmi yang sedang mencuci piring di wastafel. Asmi hanya memakai rok longgar, dan kaos ketat. "Eh aa, udah bangun... Teteh ke pasar dulu a beli sayur, baru aja pergi..ih aa itu tititnya berdiri..hehe.." Asmi kembali berbalik mencuci piring. Yah.. Fitri malah pergi ditengah aku yang lagi sange gini. Ah, tapi nggak ada Fitri, Asmi pun jadi deh, yang penting muncrat, toh Cuma butuh ngeluarin sperma yang mendesak pengen dikeluarin.

Akupun segera mendekati Asmi yang agak nungging sedang mencuci piring. Aku berdiri dibelakangnya, dan menaikkan roknya sampai di atas pantat. "Mmh.. aa pengen ngewe? Yu atuh di kamar," kata Asmi sambil masih mencuci. "Eh,*****usah, kamu terusin cuci piringnya aja yah," kataku menahan saat hendak berbalik. "Oh, iya atuh a.. tanggung ini juga bentar lagi." Asmi lalu meneruskan mencuci piring.

Aku tak membuang waktu, lalu ku pelorotkan celana dalamnya hingga lutut. "Asmi, kapan-kapan ga usah pake celana dalem ya kalo dirumah," kataku sambil mengelusi memeknya dari belakang. "eh..iya a..lupa, abis kebiasaan.. ah..aduh aa geli memek asmi.." dia mendesah saat aku mengorek liang memeknya yang masih pink. "Udah mi terusin nyuci piringnya, aa pengen masukin bentar.." kataku sambil bersiap memasukkan kontolku di belahan memeknya dari belakang.

"Ahh...iya atuh a...ahhh auuhh adu duh duh..aaaahhhhhh..." bless kontolku kini mulai mulus masuk ke liang memek sempit punya Asmi. "Ahhhh...duuh Asmi, sempit banget sayang memeknya..ngilu aa dijepit memek kamu," aku merem melek saat kontolku sedikit sedikit menembus memek Asmi. "Ahh aa..huu,,ahh,,,awhh.." Asmi hanya mengerang sambil masih memegang piring yang berhenti ia gosok. Betapa nikmatnya memek Asmi, sempit, legit, bikin ngilu kepala kontolku. Kurasakan memeknya sudah licin, dan siap aku genjot. "Ahh aa..enaak..ahh.." Asmi mengerang.

Aku bertekad, meskipun pagi ini aku sangat sange, aku nggak mau kalah sama Asmi. Tapi jujur, jepitannya yang sangat rapat, bikin aku merem melek keenakan. "Aggh,,asmi,,ah ahh ahh..ahh.." aku mendesah saat aku mulai mengocok-ngocok memeknya dari belakang. "Aa..hu..pelan..masih perih,,,uuhh aah ahh Aa..enak Aa gitu aduhh..aaahhh.." Asmi menyimpan piring yang ia cuci dan lalu berpegangan pada bibir bak cuci piring. "agghh..ahh..enak banget ni memek Mi..ahh..Mii..ahhhh ahh ahh ahh.." aku semakin cepat menggenjotinya mendengar desahan Asmi yang manja, dan jepitan memeknya yang luarbiasa nikmat.

"Ngahhh ahhh ahh,,ahh nikmat banget Mi memek kamu,,ahh ahhh,," aku semangat sekali mengentoti memeknya. "Iyah aa..auhh..aahh ahh,,enak banget titit Aa di memeknya Asmi..uugghh..." saat dia mendesah "uuggh" kurasakan memeknya seperti meremas kontolku, dan lalu Asmi menggoyangkan pantatnya yang sedang menyodoknya. "aaaggghhh..." Sungguh nikmat saat asmi seperti itu, dan membuatku tak tertahan untuk mempercepat entotannya di memek Asmi. "Ahh ah ah ah ah ahhh ahhhhhhh aaaggghhhhhhhhh" aku kocok memeknya semakin cepat saat asmi seperti mengempot-empotkan memeknya.

Betapa nikmatnya Asmi dengan caranya yang lugu mengejankan memeknya. Hal ini membuatku sangat tidak tahan, padahal aku baru lima menit mengentotinya. "Aahhh asmii..aa keluar..ahhh ahhh ahhhhhhhhhh,,,ooooooouucchhhhhh!" dan crot..crot..crot.. maniku tumpah banyak didalam memek Asmi. Dan SEKALI LAGI AKU KALAH! DAMN SHIT!, aku menubruk memeluknya sambil ngos-ngosan memeluk asmi erat yang sedang nungging. Kontolku masih tertancap, dan beberapakali memuntahkan sperma pagiku. "Ahh...aa..enak banget a... hebat ih aa ngentotinnya,, memeknya Asmi jadi enak banget..huhh.." kata dia polos lalu melanjutkan mencuci.

Damn, kutukku dalam hati, sehrarusnya aku yang bilang begitu, karena memang dia yang lebih hebat. Aku kalah dalam lima menit lebih pertempuran. Padahal, kalau sama Fitri, setengah jam baru bisa crot. Aku hanya diam, dan lalu mencabut kontolku di memek Asmi. Asmi kemudian kembali menaikkan celana dalamnya, dan meneruskan kembali mencuci piring dengan santainya. Tak kulihat raut kelelahan, hanya senyuman bahagia saja sambil terus mencuci piring. Sialan ni anak, kataku dalam hati. Tapi nikmat banget ngentotin dia, ahh beruntungnya punya Asmi. Memeknya memberi sensasi yang berbeda saat aku ngentotin.

Tapi jujur, meskipun Asmi lebih nikmat dan sempit, aku masih lebih nyaman kalau ngentot dengan Fitri. Entahlah kenapa, jika dengan Fitri, sensasinya nggak hanya ngentot, tapi kepasrahan sepenuh hati melayaniku yang membuatku sangat betah. Akupun lalu bergegas ke kamar mandi untuk mandi dan bersiap berangkat menuju kantor. Setelah sarapan nasi goreng yang sudah disiapkan Asmi, akupun berangkat ke kantor. Sampai aku pergi, Fitri belum juga kembali.

Siangnya saat dikantor, HP ku berbunyi. Ternyata WA dari Fitri:

"Aa, tadi pagi ngentot sama asmi?"

"Iya, abis Aa nyari kamu, kamunya ga ada, kebetulan asmi nganggur, ya aa pake aja"

"Ouh gtu.. pantesan si Asmi girang banget dia cerita katanya 'teh, teh, tadi aa ngentotin Asmi, enak banget, tapi Cuma bentar' gitu katanya."

"Iya, Cuma bentar kok.. Aa buru buru mau ke kantor" Kataku, padahal aku yang keok.

"Haha.. Alesan, bilang aja keok lagi..huu.. masa buru-buru ampe lemes ambruk.. hihi" Fitri mengejekku. Asemm kataku dalam hati..

"Ya, namanya juga udah crot, ya lemes.."

"Haha, iya deh Aa gantengku. Udah liat tadi kontol aa aku corat-coret.. hhi.."

"Iya, udah, makanya tadi pagi Aa nyariin, pengen ngentot kamu.."

"Hehe.. maaf ya Aa.. abis tadi Fitri beli sayur dulu di pasar, lama. Lagian kalo aa make aku, ntar aa telat, kan aa mah gapernah sebentar kalo udah ngentotin Fitri. Ntar pulang kantor aja ya a.."

"Iya, aa lanjut kerja dulu yah.."

"Iya, Aa... Eh a, kayaknya asmi mesti di KB deh, takutnya sering dipake sama Aa, ntar hamil lagi dia.. soalnya siang ini, dia mens loh a..mens pertama.."

"Hah?? Oh ya udah, ntar aa bawa buat di KB" kataku tanpa pikir panjang. Namun kemudian, aku bingung, Dokter mana yang mau masang alat KB sama anak yang baru mens. Ah.. tau ah, gimana nanti aja. Akupun kembali melanjutkan pekerjaanku.

Sore hari, setelah selesai semua pekerjaan, aku sungguh begitu lelah. Sampai, HP ku berbunyi, ada WA dari Anis! "Hai dan, maaf ya soal kemarin, aku harap kamu nggak marah" begitu isi chatnya. Seketika energiku kembali dan bersemangat. "Ah, iya nis.. gapapa, maafin juga aku," balasku. Kami lalu saling chat dan suasana menjadi cair kembali. Beberapa waktu belakangan memang aku belum berani chat dia. Padahal, Anis menunggu chat dariku. Kami saling menunggu, dan jadi bahan tertawaan kami di chat.

"Dan, aku lagi di Apartemen, kalau nggak keberatan, kamu boleh mampir," Ahh, akhirnya saat yang ditunggu datang juga. "Oh iya nis, aku kesana sekarang," jawabku lalu bergegas membereskan barang-barangku. "Dan, nitip beliin Pizza ya, aku laper nih.." katanya. Akupun lalu gas pol mobilku, sebelum ke apartemennya, aku membeli Pizza pesenan Anis. Tak lupa, aku beli bunga untuknya, sebagai bentuk permintaan maaf. Kemudian aku tancap gas lagi ke apartemennya.

Sesampainya didepan pintu apartemen, aku memijit bel. Dan kemudian Anis membukanya. "Pesanan Pizza datang.." kataku berlagak seperti petugas delivery order. "Mmh.. makasih mas.. kalau nggak keberatan, mas tukan Pizza nya boleh ga nginep temenin aku?" kata Anis. Aku sambut dengan memberikannya bunga, yang kusembunyikan dibelakang punggungku. "Apapun aku lakukan buat mbak yang cantik, ini bonusnya mbak.." kuberikan bunga dan lalu tanpa disangka Anis lalu mencium bibirku. "mmmuuah.. mas tukang Pizza ganteng deh!" kata Anis menggodaku.

Aku langsung menubruk perempuan manis yang memakai jilbab santai ini. Aku menutup pintu, dan lalu mengulum bibirnya dengan ganas. "Ahh,,,mmmuuahh...ahh....mmmhhh" aku menciumnya tanpa ampun. Ia pakai baju dan blazer longgar, dan celananya hanya trainning tipis berbahan kain. "Ungghhh...sayang..mmmuuahh.. bobo sini ya, mmmuah..disini gkan ada yang ganggu lagi," katanya sambil membuka dasiku dan kancing kemejaku. Aku tak percaya, gadis manis ini jadi begitu ganas ketika di kandangnya. Entah dia sudah horni karena pergulatan kami yang dulu berakhir nanggung.

"Iya sayang, aku cinta kamu..mmuuah..." akupun segera membuka blazernya dan meraba susunya yang sudah tak pakai bra. "Mas pizza nya pengen nenen ya? Hhi.." katanya saat aku bergegas membuka baju dan jilbabnya. "Hihi, mmmuuah..buru buru aku meyerang gunung kembarnya dengan ganas. Aku kenyot dan kuemut pentilnya yang berwarna pink. "agghh.. ahh,,,idaaaannn,,,ahhh.." tangannya menekan kepalaku yang sedang ngemut susunya. Sepertinya apartemennya kedap suara, Anis keras-keras berteriak saat kunikmati susunya. "ahhhh...terus ahh,,,ahhh..."sambil kukenyot susunya, aku juga memelorotkan celananya sampai lutut. Ia sudah tak pakai celana dalam, memeknya terbuka mulus tembem.

"ahhh...sayang..adu duhh ahhhh.." iya mendesah saat aku colok memeknya pakai jariku. Dalam posisi berdiri dan di depan pintunya, aku mencium bibir manisnya dengan tangan kiri meremas susu dan tangan kanan nyolokin memeknya. "ahh...sayang..pelan pelan nyoloknya..auuhh,,mmmuuahh.." sambil kelojotan aku colokin memeknya dengan jariku. Aku lalu menghentikan aktifitas ganasku kepada anis. "hihi.. nafsu banget yank.. udah lama ya ga dapet memek? Hihi" tanya Anis sambil mengelus pipiku. "Hehe..iya sayang," aku nyengir karena sebenarnya tiap hari aku make memek Fitri dan tadi Asmi.

Aku membuka seluruh baju yang kukenakan hinga bugil. Begitupun Anis yang sekarang sudah telanjang bulat. Saat ia berjalan menuju kamar, aku memeluknya dari belakang, menempelkan kontolku di belahan pantatnya. Anis hanya tertawa, "hihi geli..". Perlahan aku mulai gesekkan kontolku di belahan pantat Anis. "Ahh.. udah dulu atuh dan, makan dulu yuk.." akupun melepaskan gesekkanku dan pelukanku. Kami lalu makan Pizza berdua, dengan telanjang bulat. Sesekali aku ngenyot lagi susunya yang putih mulus tergantung bebas. Susunya kencang, tegak, dan putih ditambah putingnya yang merah muda pucat.

Sehabis makan, kami bercanda berdua, dia duduk disampingku telanjang. Kepalanya bersandar di dadaku. Sambil ngobrol ak meremas-remas susunya. Kadang aku juga ngorek-ngorek memeknya. "Udah ih, jangan ngoprek memek aku terus..ntar rusak ayo..ntar ga bisa dipake lagi.." katanya sambil mencubit pipiku. "Hihi, abis memek kamu lucu sayang, tembem, jadi pengen nyicipin.. mmuah.." aku mencium keningnya. "Ih, nyicip,, emangnya memek aku kue apem.. hmm.. mmmuah..mmhh.." kamipun lalu berciuman mesra, tidak seganas tadi, tapi lembut saling belai.

Setelah kami saling membelai, nafas kami semakin memburu. Kami saling mendesah dan bersahutan memanggil nama, "Ah, idan..ahh sayang,,mhh..ahh.." kubalas menyahut "ahh,,mmuah,,anis,,mmmhh cantik km sayang,,mmmuahh,,mmhh" bibir kami saling berpagut saling memeluk, saling menjilat. Setelah lama bergulat dengan nafsu yang ditahan, aku tahu, Anis sangat suka ketika telinganya kujilat-jilat, "ssllpphh..mmhh..sllrrpphh...", Anis mendesah manja "aangghh,,,sayaangghhh aahh mmmhh aahh,,mmmuuahh" Anis kemudian menciumi leherku dengan ganas. "Sppphhh,,aahh,,mmmuuahh,,mmhh" kami cukup lama saling memancing nafsu hingga kepuncak.

Perlahan aku jilat lehernya yang jenjang, penuh kelembutan. Anis mendongak menikmati jilatanku, dan sesekali berteriak dengan bebasnya, "Aaaaaahhhh! Gilaaaaa! Enak bangeeettthhh aahhh,,,terus dan terusshhh aaahhh..." sepertinya apartemen ini super kedap suara mungkin, Anis tak henti dengan bebasnya berteriak-teriak kenikmatan. Saat seperti ini, aku hampir tak mengenali anis sebagai perempuan anggun berjilbab rapi seperti hari-hari kemarin. Kini, dipelukanku dia berubah ganas, binal dan haus birahi. "aaaangghhhhh! Gilaaa!.. pokonya kamu mesti entotin aku malem ini yaaaangg! Aaaahhhh" Anis terus berteriak saat kumulai ngemut putingnya yang pink. Aku terus dengan ganasnya menjilat-jilat puting dan meremas susunya bergantian.

Cukup lama aku bermain di gunung kembarnya. Tangannya terus menekan kepalaku untuk lebih nyedot putingya. Sungguh, susu yang mulus ini bikin betah, puting yank pink, kencang, putih, ditambah desahannya yang super seksi, bikin aku tak mau berhenti nyicipi hidangan pembuka sebelum ke menu utama. "Ahh, Daan.. kamuuh aahh nyiksa aku teruss aahhh,,,sayaanggghh aaahhh...cepet entotin akuuuu...aaahh aauhhh aduuhhhh sayaaaanggg!" Kemudian dia seperti mengejan, mulutku yang rakus melumat putingnya, dia tekan sampai nafasku hampir tertahan. Memeknya yang sedang ngangkang dipahaku dan sangat becek, ia gesek dengan keras. "Ahhhh...ayaaaangghhhhhh....aku muncraaaatthh..huuhhh,,huuuuuhhhhh...uuuunnnnggghhhhhhhhhhhh.....aaaahh.." akhirnya tubuhnya melenting kebelakang. Memeluk kepalaku dengan sangat erat. Dan dia orgasme.

Ntar lanjut lagi dah, cape ngetik, ttm gw ngajak ngewe pulak..abis baca ni cerita..kagak konsen cuy..
oiya sedikit cerita, gw lg obsesi banget ngentot sm bbw, ky ttm gw yg sekarang,, diihh legit banget memeknya... :adek:

sebagey permintaan maaf, aye kasih bonus dah nih punya die :

[​IMG] [​IMG]

Fitri, Pembantuku 7

Aku kaget lihat Fitri berlari kearahku. Ia lalu mencabut kontolku yang kepalanya sudah masuk ke memek Asmi. "Ih.. aa jangan dulu ahh.. fit ga tega liat Asmi dientotin.." kata Fitri yang lalu membuka celana dalamnya lalu nungging di depanku. "Kalo aa ga tahan, masukin ke memek fit aja dulu a.." kata Fitri sambil nungging dan membuka labia mayora memeknya. "Kenapa emang fit? Aa ga boleh make memek Asmi?" tanyaku heran, juga tanggung. "Iya teh Fit, Asmi udah pengen banget atuh di masukin titit kaya teteh,," Protes Asmi. Fitri lalu duduk di samping ranjang, mengelus kening Asmi. "Asmi yakin? Pertama kali mah,, memeknya jadi sakit Mi, apalagi kontol aa gede.. memek Asmi masih sempit. Kalo memek teteh mah udah sering dipake aa, jadi gak sakit.. teteh blm tega liatnya.." ucap Fitri lembut pada Asmi yang udah telanjang.

"Asmi yakin kok teh.. toh entar juga kata teteh Asmi bakal diperawanin aa..sama aja, gapapa sakit juga,,, tapi tadi memek ami dijilatin aa dulu kok.. enak tau teh.." kata Asmi polos. Aku sedikit mengerti, gak tega Cuma alasan Fitri saja, takut aku jarang make memeknya. "Tenang aja atuh fit, aa juga ntar kasih Fitri jatah.. ga akan sama Asmi terus..hehe.." kataku meyakinkan dan lalu mencium bibirnya. "Mmmhh.. mmuah... euhh,,bukan gitu,, memek Asmi masih sempit, pasti bikin aa betahh.." kata Fitri perlahan. Ah, sudah kuduga.. ini anak cemburuan, tadi dengan Anis, sekarang dengan Asmi. "Udah deh gini, pokonya fit ga usah khawatir, kalo aa ngentot Asmi, aa juga bakal ngentotin memek kamu,, adil pokonya," kataku meyakinkannya. "Janji ya a, jangan ngurangin jatah Fitri.." katanya malu-malu. Aku hanya tertawa. Asmi lalu nyeletuk, "Udah ngentotnya bareng aja atuh teh fit, yuk.. temenin Asmi.." kata Asmi polos. Fitri hanya tertawa.

Fitri lalu beranjak tidur disamping Asmi, memegang tangan Asmi. "Asmi, yakin kan?" tanya Fitri lagi. "Yakin teh..udah gatel memek Asmi" jawab Asmi. "Ya, sok atuh a.. perawanin dulu.. si Asmi kayaknya udah pengen banget dia." ujar Fitri padaku. Aku yang masih kentang, segera meringsut menuju selangkangan Asmi lagi. "Tahan ya mii.. aa mau masukin ke memek.." aku bersiap memegang kontolku untuk merawani Asmi. "Iya a,,ayo..." kata Asmi lemah dan singkat. Asmi melihat ke Fitri yang berbaring bersamanya. Fitri memegang tangan Asmi, dan tangan yang lain mengusap kening Asmi yang keringatan. "Tahan ya mi.. kalo sakit bilang..", "iya teh..". Aku segera menempelkan kontol kerasku ke belahan memek Asmi. Belahannya masih basah setelah ku jilati tadi, itilnya merah dengan memek tembem putih dan mulus. Ah, pasti enak banget.

[​IMG]

Perlahan kepala kontolku kembali menyeruak belahan memek Asmi. "ahh..auw.." Asmi menahan jerit. "Tahan mi..pegang tangan teteh.. dikit sakit, ntar mah jadi enak.." kata Fitri sambil memegang erat tangan Asmi. "Aduh teteehh aaaahh,,,kontolnya aa udah makin masukk,,aawhhh.." Asmi mengerang sakit. Aku sedikit demi sedikit menekan kontolku ke memek Asmi yang sempit tapi cukup licin. "Ahhhh....." Asmi mendongakkan kepalanya saat aku mulai menyentuh hymen perawannya. "Aa.. jangan keras-keras ih masukkinnya.. Kasian.. Tahan mi, dikit lagi... udah robek perawannya belum a?" tanya Fitri. "Iya, aa pelan kok ngewenya,. Ahh, enak.. kayaknya udah nyentuh perawannya nih.. tahan ya mi, aa robekin nihh,,aahhh.." aku fikir terlalu lambat juga akan menyakiti Asmi, aku tekan sekuat tenaga kontolku ke memek sempit Asmi biar cepat robek perawan. "Aagghhh!" kuat-kuat aku tekan kontolku kedalam memek Asmi.

[​IMG]

"Auuuuuhhhhh aa!..sakiiiithhhh aaaaahhhhhhhh..huh,,huhh,huuuu...hiks..hikss.. teteehh,,sakiiittt..hikss.." teriak Asmi setelah kubobol perawannya. Air matanya keluar, dan merengek pada Fitri. "Tuh, apa teteh bilang, sakit kan memeknya.. tapi ntar juga enak kalo udah sering mah,, pertama kali aja.. selamat Asmi udah diperawanin.. hehe.." ujar Fitri sambil mengusap air mata Asmi. "hehe..iya teh,, sakit.. tapi ada rasa enaknya juga,, ngganjel..ah,,aaawwh,,ahhhhhh.." Asmi lalu mendesah saat aku perlahan mengeluar masukkan kontolku. Kurasakan kontolku sangat ngilu dijepit memek Asmi. Sangat ngilu, tapi sangat nikmat. Entah kenapa, aku tak bisa mengontrol diriku untuk menggenjot memek Asmi dengan cepat setelah kuperawani. Rasa ngilu mengundangku untuk mempercepat kocokan. "Aahh,ah ahh ahh ahhh ahhh ahhh aggghhhh!" aku mendesah dan memeluk Asmi sambil mengocok memek Asmi dengan cepat. "Auuuhh auuhh awwwhhh auuuuuhhhhhh uuuuuhhhhh aa..huuuu,,,," Asmi juga mengerang-erang sepertinya kesakitan. "Ih aa.. jangan cepet-cepet atuh ngentotin si Asmi, baru juga diperawanin.. memeknya masih sakit.." Fitri protes sambil menepuk bahuku.

[​IMG]

[​IMG]

"Aduh aa ga tahan, sempit banget memek si Asmi...ahhh aagghhh aa ga tahan,, aagghh agggghhhhhhhhhhhh hooooohhhhhh" aku tak bisa menahan sekali untuk tidak menggenjot cepat, ngilu jepitan memek Asmi membuatku tak tahan. Dan..tak lama kemudian crooott! Croott! "Agggghhhhhh Asmiiiihhhhhhhhhh uuuuuuhhhhhhhhhh" aku melenguh panjang. Gila! Aku KO, oleh memek Asmi. Cepat sekali aku ngecrot di memeknya! "hahaha.. aa udah crot?? Haha cepet banget ih.. tumben sebentar.. biasanya juga sama Fitri suka lama banget.. hahah.." Fitri mengejekku yang sedang terkulai memeluk Asmi. "hehe..aduh aa ga kuat tau Fit, sempit banget memeknya.. aa ga tahan buat crot...huhh,,huuhhh..." aku ngos-ngosan, sempat aku tak percaya, aku keok sama memek abg yang baru kuperawani ini. "ahhh..aa.. aduhh penuh gini memek Asmi, anget kaya ada air anget di perut Asmi.,ah..." kata Asmi. "Perih tapi jadi gimana gitu ya teh,," lanjut Asmi ke Fitri. "Haha.. kamu hebat loh Mi, si Aa kalah sama kamu, baru berapa kali nyolok aja udah muncrat..hhi.. padahal kalo sama teteh bisa berjam-jam nyolokin teteh.." kata Fitri sambil ketawa-ketiwi. Aku cuma bengong aja, masih ga percaya begitu cepatnya aku ngecrot.

"Oh iya gitu teh? Hehe..memek Asmi enak yah a? enakan mana sama memek teteh?" tanya Asmi polos padaku. Aku hanya diam saja tak menjawab, terkulai lemas. "huss ah.. haha.. memek teteh juga masih enak tau.. ya kan a?"tanya Fitri yang juga tak kujawab. Fitri lalu beranjak membawa celana dalam Asmi, lalu mengelap memek Asmi yang belepotan darah. "Mi, cangcut Asmi yang ada darah perawannya jangan di cuci, buat kenang-kenangan Asmi ngentot pertama," kata Fitri kepada Asmi. "Iya teh, memek Asmi masih perih teh, lama nggak sembuhnya?" tanya Asmi polos. "ah, besok juga udah bisa dipake lagi sama aa... ga akan lama.." jawabnya. "Asik, ntar ajak Asmi ya kalau teteh lagi dipake aa.. tapi jangan sekarang ah, masih perih memeknya..", "haha, iya Asmi cuci gih sana memeknya..sambil langsung mandi dan siapin makanan yang udah dibeli.. teteh mau nemenin aa dulu.." Asmi lalu beranjak keluar, dengan jalan yang sedikit ngangkang menuju kamar mandi.

Fitri lalu mendekatiku, memelukku dari pinggir. "aa, kenapa bengong? Udah jangan difikirin kalo kalah sama Asmi mah.. hihi.. gimana memek si Asmi a? enak ga?" tanyanya sambil memegang kontolku. "Ngilu banget pas Aa masukin, jadi aa ga tahan buat cepetin ngocok, dan malah muncrat, kenapa yah.. dulu kan pas pertama ngewe kamu ga gitu kan aa?" kataku. "Iya.. malah dulu lama banget ngewenya pas merawanin Fitri, Fitri malah muncrat duluan sebelum aa.. mungkin memek Asmi masih sempit banget.. dulu kan pas aa ngewe aku, memek aku udah lumayan agak besar.. ya meskipun sakit juga,, ahh..ngebayanginya jadi bikin memek Fitri gatel nih a.. pengen lagi gak a?" katanya masih memegang-megang dan mengocok kotolku yang jadi mengeras.

"Iya yah.. dulu aa juga ngerasa memek kamu sempit juga.. cuman ga jadi ngilu banget kaya tadi Fit, ah masa aku kalah sama bocah... mmmuah.." aku cium bibir Fitri. "haha.. KO deh aa, dikasih memek sempit si Asmi, haha..payah nih aa.. coba pake memek aku, masih kuat ga?" katanya memancing untuk mengentotinya. Aku langsung panas dan nafsu, seolah aku tertantang oleh ejekkan Fitri. "Ih, siapa takut.." Aku langsung menindih dan memasukkan kontolku di memek Fitri. "Ahhh..aa..aduhh ahhh..aa..aa nafsu banget ihhh... pelan ngentotnya ahh ahhh aduuhh aooohhhh enak banget aaduuuuhh kerass banget aa,,," Fitri menjerit-jerit merasakan seranganku yang tiba-tiba. Memang aku langsung memasukkan kontolku ke memek Fitri dan langsung menggenjotnya dengan RPM tinggi. Tak ada basa-basi, aku langsung menghentak-hentak memeknya dengan pinggulku sampai terdengar plok-plok-plok. "Agghh,,,gimana hehh...kuat kan aa.. euhh aggh agghh aghhhh..." ucapku sambil mengocok-ngocok memek Fitri cepat.

[​IMG]

"Auh ahh auuhh ahhhh.. aduh aa.. ampun aa.. ahhh ahhhh ahhh enak bangett ahhh.. kuat banget aa.,,auuhhh memek aku ngilu aa.. pelaniiinnn ahhhhhhhhhhhhh..." Fitri mendesah-desah keras. Aku tak peduli, aku lalu memeluknya erat, dan terus aku kocok cepat. Ahh, memek ini..masih nikmat, jepitannya masih oke, meski sekarang aku punya Asmi yang lebih sempit, aku tidak mau melepaskan memek Fitri ini, memek ini yang membuatku sangat nikmat, karena mungkin kepasrahan Fitri saat aku pake memeknya. "Aghhh fiit...aaahh memeek kamu enak sayaang aahhhhhh.." aku terus menggenjotnya dengan cepat. Tak kuberi kesempatan Fitri untuk melepas memeknya dariku. "aghh aa..uuuuhhh ahhhhh auuuhhhhhh aa....nikmat bangett aa..kuat bangeett ahhhhhh auuuhhhhooooohhhhhhh..." Fitri berteriak dan mendesah menikmati seranganku.

[​IMG]

[​IMG]

Dan benar, dengan Fitri hampir lebih dari 10 menit aku masih kuat mengocoknya. Padahal aku ngocok memeknya dengan cepat. "aduhh aa.. kok ga keluar keluar sihh..ahhh...Fitri lemes diewe terus... ahhhhh ahhhhhh..cepet banget lagi aaduuuuhhhh aa!..aaaaccchhh!" Fitri sudah keluar dari tadi, aku belum. Aku mulai cape juga, dan berkonsentrasi untuk mengeluarkan spermaku di memeknya. "Ahhh..tahan bentar aa mau keluar... ahhh ahhhhh..ah ahh ahh ahh ah!" nikmatnya ini memek, bikin aku merem melek. "auuhh aa.. aa..Fitri keluar lagi...Fitri keluar lagi aa! Auuuuuhhhhhhhhhh haaaaaahhhhhhsayaaaaaaangggg haaaaaaahhhhhhhhh...." Fitri menggoyang cepat pinggulnya seiring genjotanku, kakinya melingkar dan menekan keras di pinggulku, dan tangannya memeluk erat diriku yang sedang asyik menikmatinya.

[​IMG]

"Memek kamu enak banget sayang aduuhh aku keluarin nihh fit... terima mani aa.. kluar nih,,aaahhh keluarrrhhhhh aaaaaaaaaaahhhhhhhhhh!" akhirnya aku crot di memeknya Fitri.

[​IMG]

Kuakui, memek Fitri ini sungguh nikmat, legit, cengkramannya pas, dan tidak terlalu becek. "Auuhhhhhhhhhh..aa..huhhh huuhhh.. aa aduh.. kuat banget sih a ngewenya..ampun deh aa.. kaya yang mau kemana aja.. segitu tiap hari dipake juga memek Fitri.. hhi..tapi hebat banget..baru loh aa sekuat gini ngentotnya.. tapi enak banget.. hhi.. aa balas dendam ya karena keok tadi.. hihi.. kalo sama aa, Fitri ga pernah menang...slalu aja minimal muncrat dua kali sebelum aa.. ihh sebel deh,, aa slalu semangat dan tahan banget kalo ngentotin memek Fitri.." katanya sambil manyun. "Jujur, memek kamu lebih enak Fit daripada Asmi, tadi aa cepet keluar krn sempit aja memeknya.." kataku. "Beneran a?? hhi.. iya dong, memek Fitri punya aa... Fitri rawat biar terus bisa muasin aa..makasih aa.. Fitri terus dikasih kenikmatan sama aa.. mmmuah,, love you aa.." katanya sambil menciumku.

[​IMG]

Ahh.. baru kali ini aku merasa hubunganku dengan Fitri gak sekadar hubungan nafsu. Ada rasa cinta yang entah darimana kurasakan. Aku jadi tidak lagi berminat sama Anis maupun Asmi yang memeknya sudah kurasakan. Fitri memberikanku tidak hanya kenikmatan, tapi juga kebahagiaan yang tak terkira. Yang paling tak kudapat dari orang lain adalah, saat Fitri kunikmati tubuhnya, kepasrahan yang diberikan padakulah yang membuat semuanya jadi nikmat. Fitri sungguh hebat, tak menyesal aku memungutnya dari jalan untuk kujadikan budak seks. Ia tak merasa kujadikan budak seks, dia melayaniku sepenuh hati dengan kepolosan yang selalu membuatku nafsu.

Aku lalu memeluk Fitri, menciumnya dan kami saling berpelukan erat. "I love you too," aku berbisik ditelinganya.
[​IMG]

Fitri, Pembantuku 6

Setelah selesai bertarung dengan fitri, aku ketiduran di kamarnya. Aku terbangun cukup malam, dan masih telanjang. Kucari-cari handphone, tak kutemui, sampai akhirnya aku teriak memanggil asmi. “Mii,... miii... sini bentar..” teriakku dari kamar fitri. Alangkah kagetnya, saat kulihat asmi datang dengan telanjang tanpa sehelai benang. “Ada apa a?” tanya asmi polos. Aku hanya melongo, melihat dada Asmi yang baru menyembul kecil, rambutnya yang sebahu, kulitnya yang mulus, putih dan muda, serta memeknya yang menyembul lucu dengan garis samar tergaris tanpa bulu. Memek tembem, putih, mulus, cukup membuat sinyalku kembali tegang.

[​IMG]

“aa.. ada apa? ih titit nya jadi gede a! mau dimasukin?” tanya asmi membuyarkan kebengonganku.

“eu.. eu.. engga.. tolong bawain, HP aa dikamar..” aku masih menahan untuk tidak dulu memakai tubuhnya. Jujur, aku ingin dijepit memek abg lucu ini.. tapi, ia masih perawan, dan juga masih terlalu kecil. Belum tega sebetulnya aku entot memeknya. Hmmm.. tapi enak kali ya make memek kecil.

Tak lama kemudian Asmi kembali dengan membawa HP ku. “Ini a, HP nya.. kata teh fitri, teh fitri mau beli makanan dulu buat makan malem.. beli sate kambing katanya,” kata asmi polos. Tak biasanya Fitri beli makanan diluar, biasanya dia masak sendiri, tapi kenapa sate kambing ya? Hmm.. mungkin biar aku kembali pulih dan bisa memakainya lagi semaleman. Aku malah senyum sendiri, Fitri sekarang sudah mulai ketagihan jatahnya. Atau entah dia masih cemburu sama Anis? Ah entahlah.. memikirkannya bikin aku semakin horni.

“A, kenapa senyum sendiri? Asmi balik nonton tv ya?” katanya sambil hendak berlalu. “Eh bentar mii!, sini temenin aa” aku menarik tangan Asmi, mencegahnya pergi. Aku duduk di pinggir kasur, dan Asmi berdiri telanjang didepanku. Aku mulai mengusap lembut pipi asmi yang lucu, ku usap usap, dan Asmi tersenyum tersipu. Aku balas senyumnya tanpa sepatah kata, lalu tanganku mulai meraba kelehernya, turun menuju susunya yang baru saja tumbuh.

[​IMG]

“Mii.. mau ngentot sama aa nggak? Kaya sama teh fitri tadi?” aku masih mengelus susunya, menekan-nekan putingnya. “Eu.. terserah aa.. Amii juga pengen nyoba kaya teteh..” jawab asmi ragu-ragu. Aku hanya membalas dengan senyuman. Tanganku mulai merabai perutnya, terus hingga ke bukit memeknya yang mulus. “Agak ngangkang sayang, biar memeknya kebuka..” ujarku pada Asmi yang melihat jariku mulai mengelus belahan memeknya. “A, memek asmi gatel..mmh..” asmi terlihat merem melek, saat jariku mulai mengelusi memeknya yang lembut.

[​IMG]

Jariku terus menjelajahi memek asmi, kelihatan asmi mulai berkeringat dengan nafas yang memburu. “euhh,,aa..” lenguh asmi saat aku mengelus-ngelus itilnya dengan jempol. Kontolku tegang mendengar lenguhan asmi, ingin rasanya aku tusuk memeknya yang mulus ini dengan kontolku, dan crot di dalam rongga memeknya yang sempit.

“Sini mi, bobo..” aku menepuk-nepuk kasur meminta Asmi terlentang di ranjang. Asmi pun segera menuju ranjang dan tiduran, dengan matanya yang tak lepas dari pandanganku. Aku segera mendekatinya yang sedang terlentang melihat wajahku. Kontolku semakin tegang melihat Asmi terlentang telanjang saat ini. Aku mengusap keningnya, hingga rambutnya, Asmi hanya terdiam, dengan kedipan mata yang semakin melambat.

Kucubit lembut hidungnya yang agak mancung, wajah manisnya lalu tersenyum, seolah pasrah hendak kunikmati tubuhnya. Aku balas senyum pada Asmi kecilku ini, yang tengah berbaring pasrah telanjang diatas kasur Fitri. Tempat dimana aku sering melampiaskan nafsu birahiku kepada tubuh Fitri. Akankah hari ini, aku juga menikmati tubuh Asmi yang belum lama tinggal dirumahku ini. Jujur, aku degdegan, melihat tubuh mulus kuning langsat milik Asmi. “Aa, lagi pengen? Sama Asmi aja a.. kan boleh kata teh Fitri juga,,” bisiknya saat aku mengelus pipi dan telinganya.

“Pelan ya a..” lanjut Asmi sambil memegang tanganku yang mulai turun ke susunya yang mungil. Aku tak menjawab, hanya meneruskan rabaanku ke payudara asmi yang belum tumbuh sempurna. Aku elus susunya lembut, putingnya sedikit mengeras tanda ia sudah mulai horny. “hmmhh..hhh..” nafas Asmi mulai berat ketika ku pelintir dan raba-raba susunya. Sesekali ku remas-remas susu Asmi yang pas di kepalanku. “Duh, a..remesnya pelan..hmmhh..” lenguhnya.

[​IMG]

Tanganku sedikit demi sedikit turun, meraba perutnya, mengelus-elus udelnya, sampai menelusuri bukit memeknya yang tembem dan mulus. Nafas Asmi semakin berat, saat aku mulai mengelus-elus belahan memeknya yang lembut. “A..ahhh,,mmhh..gelii..” racau Asmi ketika telunjukku mengorek itilnya yang tenggelam dibelahan memek yang basah. Kontolku ngaceng penuh bukan main. Semakin semangat aku mengorek-ngorek, mengelus, dan ngoprek memek ABG yang mulus ini. “Ahhh...aa.. udah nyo’o memek asminya.. macukiinn..” ceracau Asmi manja saat aku terus mengorek-ngorek memeknya.

Aku beringsut, menuju ke sela pahanya. Asmi mengangkangkan kakinya lebar, “huu..hu.,,,pengen dimacuukiinn..” Asmi merengek dan merenggangkan pahanya hingga memek sempitnya terbuka. Aku melongo melihat memek sempit putih tembemnya terbuka. Itilnya menyembul pink lucu dibelahan atas liang memeknya. Kini, nafasku yang memburu, ingin segera menikmati lubang sempit Asmi yang kini milikku. Aku mengorek-ngorek lagi memeknya yang terbuka dan memperlihatkan garis pink. “Uhh,, aa...uuhh..” asmi kembali melenguh menikmati tarian jariku di memeknya.

[​IMG]

“Atuuuhh,,, masukinn aa... cepeeett,,, Asmi gatahaann.. baoong iihh aa maaahh uuuuhh...” Asmi kini merengek tak tahan menikmati elusanku di itilnya yang kini mengeras. “aahhhhhhhhh..uuuhhh..” desah Asmi saat jariku sedikit demi sedikit mencolok liang memeknya, meski tak terlalu dalam. Rasanya memek asmi sudah basah, jepitan lembut hangatnya di jariku, membuatku terbayang saat kontolku masuk ke memek Asmi. “Pake titit aa..atuhh aa,, uuhh..ja..ngaanhh pakee jari teruuusshh aaahh,,” asmi terus saja berceracau saat ku keluar masukkan jariku ke liang memeknya.

Kini ak tengkurap dengan wajah didepan memek Asmi. “Aa ngapain? Hmmmhh,,,huhh,,,” kulihat asmi berkeringat. “Bentar, aa pengen jilatin memek Asmi yah..” jawabku. “Ih, aa..Asminya belum cebok.. ga jiji gitu aa..” Asmi bangkit melihatku. “Eh.. tidur lagi, gapapa sayang, Asmi ga usah cebok dulu.. ntar juga kalo asmi pengen pipis..pipis aja, jangan ditahan..” kataku sambil mengelus memeknya. “Ih, gimana atuh ntar Asmi pipisin aa..” tanyanya polos. “Gapapa sayang, pipis aja yah kalau mau pipis..” aku meyakinkan asmi. “Iya deh a.. Aa suka banget ya sama memek, memek asmi buat aa deh...”.

[​IMG]

Aku pandangi memek Asmi yang begitu mulus ini. Perlahan kudekatkan wajahku ke depan memeknya, dan lidahku mulai menjilati memek Asmi yang masih legit ini. “Aduuuhhh...aaahh..aa gelii iihhh...ahhhhh sshhhhhh..” Asmi berteriak saat aku menjilati lembut belahan memeknya dari lubangnya hingga ke itilnya. “Slllurrppphhh...Sllluurrrppphh..aah..” aku menjilat dengan lembut dan dalam ke belahan memek Asmi. Aku cium lembut memek asmi yang tembem.. “mmmuah,,”.. “aduh...aa..asmi gelii aaah...pngen pipiss..uuhh...”

[​IMG]

[​IMG]

[​IMG]

[​IMG]

“sllrpphh..slllrppphhh..pipis aja sayang..ssllpphhh..” aku semakin mempercepat jilatanku di memeknya. “aduh,, auuhhhh,,,aahh,,aa,,,aaaaahhhh,,,aaahhhhhhh,,,assshh miiiihhh,,aaaahhh” mendengar desahan manja abg ini..aku semakin bersemangat menjilati memeknya. “aaahhh aa,,,pipis nih,,,pipis nihh aa,,,aa,,,,,,auuuuuuuuuuuuuhhhhhhhhhhhhhhh...” dan serrrr....serrrr... cairan mancur dari mata air memek asmiku. Asmi menggelinjang hebat, menekan memeknya ke mulutku. Aku hanya menyedoti itil dan cairan yang keluar di memek asmi. “aaahhh...aa..asmi lemeess..aaahhh..enaaakkkhh..aa...uuuhhhhh..” mata asmi merem melek menikmati sisa-sisa orgasmenya.

[​IMG]

Aku menghentikan aktivitasku. Aku hanya melihat tubuh telanjang asmi, dan melihatnya masih merem melek menikmati orgasmenya. Memeknya ku elus lembut.. terutama didaerah ujung belahan atas memeknya yang sekarang menyembul. Putingnya pun aku plintir-plintir. Ah.. gak tahan aku pengen ngeluarin mani di memek asmi. “mi, aa masukin yah kontol aa ke memeknya asmi?” tanyaku sambil ngorek-ngorek liang memeknya. Asmi hanya mengangguk lemah. Akupun segera mengarahkan kontolku ke memek asmi yang masih sempit. Kepala kontolku ku elus di belahan memeknya. Setelah licin dan basah, kucoba kepala kontolku, kumasukkan ke liang memek sempit asmi. “mmhh..” aku memejamkan mata menikmati kepala kontolku mulai tertelan bibir memek asmi.

[​IMG]

[​IMG]

[​IMG]

“aaaawwwhhhh! Sakiitthhh!” asmi berteriak saat kepala kontolku menyeruak liang memek sempitnya. Dan..

“AA!” spontan aku menoleh, dan melihat Fitri didepan pintu..

Bersambung

Fitri, Pembantuku 5

Dan, aku pulang sekarang ya, kamu istirahat..” kata Anis buru-buru meninggalkanku di kamar.

“Nis...” Anis hanya berlalu saat aku memanggil dan perlahan tangannya terlepas dari genggaman.

Perasaanku campur aduk sekarang. Antara kaget, kentang, dan sedih memikirkan Anis yang pergi begitu saja padahal memeknya baru berhasil ku tembus. Baru satu tusukan memang di liang memek Anis, tapi sudah kurasakan kenikmatan berbeda. Sepintas kuingat, betapa mencengkramnya memek anis, tak terlalu becek, lembut, pokoknya legit dan sulit digambarkan. Ditambah, wajah manisnya yang begitu ayu, merem meleknya yang imut, dan gigitan kecil di bibirnya saat perlahan kumasukkan kontolku ke memeknya, membuatku merasa menyesal tak segera ku entot memeknya sampai crot. “Ahh..siaal..” aku hanya mengutuk sendiri dan menggaruk kepalaku meski tak gatal.

Lalu aku ingat Fitri. Ia tadi mungkin mengintipku sedang indehoy dengan Anis cukup lama, namun Anis saja yang baru menyadari. Aku sih sebenarnya, fine-fine aja kalaupun Fitri sedang ngintip. Toh, Fitri juga tiap hari melayani nafsuku, jadi tak perlu ada yang ditutupi.

Aku beranjak dari ranjangku yang kusut, sisa pertempuran tak selesai nan tanggung. Kalaulah, fitri tidak ngintip, sudah pasti berjuta spermaku sedang berenang menuju rahim Anis dan membuahi sel telurnya. Karena memang aku berniat pengen crot di memek anis, biar dia hamil dan bisa menikah denganku. Siapa yang tak mau dengan kemolekan, kemulusan, kenikmatan tubuhnya, ditambah dengan kecerdasannya juga yang bikin aku semakin nyut-nyutan.

Dengan masih telanjang, aku berjalan perlahan menuju kamar Fitri di belakang. Di dapur kudapati Asmi sedang mencuci dan mengiris sayuran, “Mi, Teh Fitri kemana?” tanyaku pada Asmi. Saat Asmi berbalik melihatku, ia sedikit melohok melihat tubuh telanjangku, “eu..euh..ke kamar tadi mah a..” kata Asmi terbata-bata dan sedikit menunduk. “Abis motongin sayur, bawain aa minum ya Mi,” tanpa kupedulikan, aku lalu menuju kamar Fitri.

Aku buka perlahan pintu kamarnya. Tak ku tutup, aku melihat Fitri duduk tertunduk di bibir kasur, meremas-remas kedua jemari tangannya. Aku menghampirinya, dan duduk disampingnya. Untuk beberapa saat, kami berdua terdiam. Kulihat wajahnya semakin tertunduk seolah ketakutan. Kulihat dari pinggir, wajah manisnya sedikit muram. Lalu kemudian, setetes airmata mengalir dari matanya membasahi ujung hidungnya. “Fit, kamu kenapa?” tanyaku sambil mengusap punggung dan rambutnya.

“Hiks..hiks.. Aa kenapa ngentot sama teh Anis..” tanyanya sambil sesenggukan menangis. “Hmm?? Yaa, karena aa pengen, Fit,” jawabku mengerutkan kening. Ada rasa bersalah, ada rasa cuek, juga sedikit kaget, bercampur saat kujawab pertanyaan Fitri. “Aa, kan tiap hari ngentotin memek Fitri, malah tiap malem ampe beberapa kali, kenapa aa gak puas sama Fitri, a? hiks,..hikkss..” Fitri bertanya bernada menyudutkan namun masih berbalut kepolosan.

Aku tau dan bisa kutebak kenapa, aku buru buru menenangkan dan mengusap lembut Fitri. “Bukan gitu sayang, aa kan juga pengen ngerasain memek teh Anis, itu temen aa dari SMP, baru ketemu, aa Cuma pengen ngerasain aja gimana rasa memek teh Anis, kan yang tiap hari aa entot mah tetep Fitri,” aku mengusap lembut air matanya, dan mengelus kepalanya lembut.

“Maafin Fitri, a.. harusnya Fitri ga boleh bilang gini ke aa..” ia memelukku dan menyandarkan kepalanya ke dadaku. Duh, dasar ABG, pake cemburu segala.. pikirku. Tapi, melihat tigkah lucu nya ini, aku malah jadi bergairah. Kontolku yang tadi sempat mengecil, tiba-tiba perlahan bangkit dan mengaceng keras. Otomatis, keadan kontolku yang jadi ngaceng tegak ini terlihat oleh Fitri yang sedang disamping memelukku.

Aku biarkan saja, meski jadi nafsu, tapi aku masih tak enak sama Fitri. Aku hanya diam memeluknya sambil mencium kepalanya. Namun, kurasakan, tangan kiri Fitri berpindah. Perlahan dan lembut, Fitri malah mengelus kepala kontolku yang semakin tegak dengan ujung jarinya penuh kelembutan. Aku hanya mengelus kepalanya saja, belum berani melakukan apa-apa, meski kuakui rasa kentang tadi bersama Anis harus kuselesaikan. Sempat kufikir, kalau Fitri belum mau, ya terpaksa aku crotin di memek Asmi saja.

Namun, Fitri memang luarbiasa pengertian. Ia melepaskan dirinya dari pelukanku, membimbingku berhadapan denganku. Lalu ia mencium bibirku, dengan lembut. Akupun merespon ciumannya yang lembut dengan emutan di bibirnya dengan lembut pula. Perlahan tanganku masuk ke roknya, hendak mengelus memeknya. Aku elus belahan memeknya dengan lembut dibalik celana dalamnya, menelusuri gari memeknya yang basah.

[​IMG]

Lalu ia beranjak menuju tengah-tengah kasur, tanpa sepatah kata dan mata yang masih basah. Ia lalu tidur terlentang. Tangannya lalu memelorotkan celana dalamnya dibalik rok motif bunga-bunga. Ia lalu melemparkan celana dalemnya ke keranjang cucian. Selanjutnya Fitri mengangkat rok panjangnya hingga pinggang, sampai terbukalah celah memeknya yang putih dengan garis memerah mengkilat.

[​IMG]

[​IMG]

Ia belum bicara apa-apa, ia hanya memegang tanganku, dan melihatku yang sedang memandangi tubuhnya. “Hayu, a?” ajaknya dengan wajah polos dan memandang wajahku yang terpesona dengan belahan memeknya yang muda. Padahal memek ini tiap hari ku pakai, kujilat, tapi tetap saja aku terpesona dengan bentuknya yang lucu dan mulus. “euh.. emang aa boleh, Fit?” tanyaku, takutnya ia sakit hati karena tadi. “Mmm, ya boleh atuh a.. ini kan memek punya aa, Fitri tau aa lagi pengen ngentotin memek kan? Tapi Fitri males buka baju a, gapapa ya Cuma angkat roknya aja? Kalo nggak, aa aja ntar yang buka sendiri,” ujarnya dengan nada yang masih saja polos.

[​IMG]

Tak, berlama-lama, aku pun naik ke ranjang untuk menuntaskan hasratku yang sudah diubun-ubun. “Gapapa ga pake pemanasa ya Fit, aa udah tanggung banget pengen buru- buru bucatin mani aa,,,” kataku mulai memasang posisi diantara dua pahanya yang mengangkang. “Iya a, memek Fitri juga udah basah da.. tadi pas liat aa ngentotin teh Anis, Fitri sange banget,sempet elusin memek.. jadi udah becek.. ewe langsung aja a.. Fit juga pengen..” katanya sambil memegang tanganku.

“Ah,, iya sayang.. sini memeknya buka..” aku mulai mendekatkan kontolku ke memeknya. “Ah, iya a... masukin pelan-pelan...aah..” Fitri mulai mendesah saat kontolku mulai masuk ke memeknya yang memang sudah licin. Tak sulit ku tembus memeknya, karena pelumasnya sudah banyak akibat terangsang melihatku tadi. “ahhh..aa... enaakkhhh aaaahhhh....” Fitri mendesah saat sedikit-sedikit kepala kontolku menyeruak memeknya. “ahhh.. aa... aaahhhhhhhh...uuuunggghhh...awwhhh...” kepala Fitri mendongak keatas saat kontolku mulai keluar masuk memeknya.

[​IMG]

“Uhh,,, fit,,,kakinya angkat,..” aku mengangkat kakinya keatas pundakku. Posisiku semi jongkok, dan kontolku menghentak menggenjot memek Fitri yang sempit. “Aduuuhh.. aa... ini enak banget,, aahh dalem banget masuknya... aahhh..aa memek Fitri enak gini,,,sshh uuuhhh aaaahhhh....” ceracau Fitri saat ku entotin memeknya, memang ini adalah posisi favorit Fitri saat ku entotin. Walau sering melakukan gaya ini, aku berikan lansung posisi ini sebagai hadiah agar fitri tak bersedih lagi. “aduuhh aa.. kontol aa enak bangetthh... dalem pisann..aaahhhhhh..cepetiiiiinn aa...uuhh uuhhh,,uuhhh..” aku terus menikmati memek fitri disela desahannya.

[​IMG]

“ahh.. enak Fit..mmhh..ahh.. jangan sedih yah..aahh..” aku mulai mempercepat kocokanku di memeknya. Kecipak-kecipuk tubrukan paha dan kelamin kami, menambah suasana semakin bergairah. “Ahh.. maafin, fitth...aahh,,rii, aa....aa jadi ga ngentot teh Anishh aahh.. tadii.. puashh ahh puassin sama Fitriiiii aajaaaahhh aaaaaahh aa,,,fit bentar lagi keluar aahh,,oohhh terus aa...” Fitri jadi terus berteriak menikmati kontolku dengan gaya favoritnya ini. “ahh..Fit..ahhh ahhh..ahhh Fitriii,,,uuchh...” aku mulai menggenjot memeknya dengan kecepatan tinggi.

[​IMG]

Ditengah genjotanku yang lagi nikmat-nikmatnya, begitupun fitri yang terlihat hampir orgasme, kemudian Asmi ke kamar, “A,,, ini airnya..” sambil melohok melihat kami berdua yang sedang mendesah-desah. Aku otomatis menghentikan genjotanku di memek Fitri, dan kami berdua memandang Asmi yang berdiri di depan pintu. Aku dan Fitri sempat saling pandang sejenak dengan posisi yang sangat erotis. “Duh, Mi, sini sini airnya simpen aja di meja deh.. aa nya lagi ngentotin teteh dulu.. hayu a lanjutin genjot lagi.. aaah..” aku mengerutkan dahi tanpa bicara, dan perlahan kembali mengentoti Fitri lagi karena tanggung hampir crot.

[​IMG]

“Ahhh... aa.. aduuhh enaaaakk..cepetin a.. kuat-kuatin masukinnyah,, uuuhhhh aduuuhhh aa,,, Fitri mau sampe...aduuhhh,,,aahhhhhhh kuatin lagiiii aaahhhhhhhh...ahh ahhhhh...” Fitri hanya lanjut mendesah berteriak saat aku entoti dia lagi. Fitri sepertinya tak peduli ada Asmi, akupun jadi tak terlalu peduli dan terus menikmati memeknya yang mulai berkedut-kedut.

Setelah meletakkan air putihku, Asmi berdiri disamping ranjang melihat kami berdua sedang mendesah-desah. Ia seperti memperhatikan bagaimana ekspresi fitri dan aku, saat kami sedang berhubungan intim ini. “Teh, dientotin teh sakit??” Asmi bertanya dengan polosnya kepada Fitri yang tubuhnya sedang melipat dengan kedua kaki dipundakku dan ku genjot keras memeknya. “Ahhhh... ehhh...engga saakkiith,,ahh enaak banget mi... Ntar asmi rasain sendiri deh.. oooouuuuh aa.. aduhhh aa.. uuuuuuhhh... Asmi, udah sana bawain air buat teteh, teteh bentar lagi keluarrhh,, aaahhh aa...lebih keras aaa..............uuuuuuhhhhhh..” Fitri menyuruh Asmi keluar ditengah desahannya yang tak seperti biasanya. Biasanya fitri menahan-nahan desahan, tapi sekarang jauh lebih liar.

[​IMG]

Kulihat asmi memasukan tangannya ke celananya, entah mengelus memeknya mungkin. Aku tak begitu perhatikan, Asmi lalu perlahan keluar, ia sempat melihat bagaimana kontolku keluar masuk memek Fitri yang nikmat ini.

[​IMG]

“ahhh.. aa... fit mau keluar a,,,, aaahhh ahhhh ahhhh...aduuuhhhh..aa jago banget aaaaaahhhh,,,,” Fitri mulai tak bisa diam dan mendesah-desah khas mulai dekat dengan orgasme. “ahh,,,Fitri... aa juga mau muncrat sayang.. ahhh..” aku pun terus mempercepat entotanku di memek Fitri.

[​IMG]

“Ahh iya aa,,,,ayo barengan aa... aduh aduhh,,aduuuuhhhh,,auuuuhhh fit mau keluar..fit mau keluarrhhhhhh aaaahhhh aa!aaaaaaahhhh” Fitri menggelinjang hebat dan berteriak keras.. “Aduhh.. aa juga mau croottt,,, aaahhhhh...fitttt,,,,,aaaagghhhhhhHH! Uuuhhhhh,,,uuhhhh..” seluruh tubuhku ambruk menindih Fitri yang sedang menggelinjang hebat. Ia memelukku erat, dan mendesah keras, “aaahhhhhh,,,haahh...haahh...haahhh...” Fitri dan aku ngos-ngosan.

[​IMG]

“Hihi.. aa beda sekarang.. semangat banget... karena ga jadi ngentot teh Anis yah.. hihi..ahh...aduhhh.. jangan dikeluarin dulu kontolnya..” Fitri memujiku, menyindirku, dan menahan pantatku untuk mencabut kontolku. Aku hanya tersenyum, mencium bibirnya, dan memeluknya. “aa jago banget.. meski aa mau ngentot sama teh Anis.. Fitri jangan lupa dikasih jatah juga ya a? Jangan dilupain..” katanya lembut sambil mengelus pipiku.

Pikiranku campur aduk, sisa-sisa ejakulasiku masih menyisakan ngilu dan lemas. Kemudian Asmi datang, “Teh udahan ngentotnya? Seneng banget ih teteh kayaknya.. Ntar ajarin Asmi yah..asmi juga pengen ngentot sama aa...” kata Asmi polos, dan menyimpan air putih di meja.

“Udah mi.. lemes ih teteh.. di entot sama aa yang jago ini.. huuw..mmuah,” Fitri mencium pipiku. “Eh..Asmi kenapa bawa-bawa timun kesini?” tanya Fitri. “Eh,, ini..Asmi pengen ngerasain yang teteh rasain, pengen nyoba nyolokin memek ami pake ini.. tapi takut sakit,” Asmi menunjukkan timun dengan polosnya.

Aku dan Fitri saling pandang, dan “hahahahahhaa...” meledaklah tawa kami berdua melihat tingkah lucu Asmi.

Setelah tawa kami mereda, “Iya, asmi siap-siap aja mandi.. cuci memeknya.. ntar malem ikut teteh ngentot sama aa.. boleh kan a?”

“Hah?” aku kaget mendengarnya, Cuma bisa melongo.

“asyik!” Asmi teriak gembira.

Fitri, Pembantuku 4

"Dan.. jadi ga mau ketemuan?" itu isi WA dari Anis padaku. Ia tambahkan emot muka memerah, tanda malu-malu. Berhubung hari ini aku tidak enak badan, maka aku hendak batalkan pertemuan hari ini, "Maaf nis, hari ini aku ga enak badan.. ketemuannya di undur besok aja yah? Maaf banget.. aku tepar gabisa kemana-mana" jawabku. "Oiyah?? Kamu kenapa dan?? Sakit? Aku periksa yah???" jawabnya. "hehe, gapapa kok nis, aku Cuma demam dikit," kuberi emot nyengir. "Eh, gapapa Dan, aku ini dokter... kasih alamat kamu, aku yang kesana," aku sumringah membaca WA Anis. Akupun langsung mengiyakan, dan memberinya alamat, dia bilang akan ke rumahku siang nanti setelah dari klinik.

Fitri kembali membawakanku bubur ayam, obat dan segelas air. Dia mengurusku, menyuapiku dengan sepenuh hatinya. Entah kenapa, dia seolah seperti istriku. Kasih sayangnya begitu hangat padaku. Tiap malam, tiada lelah dia melayaniku. Ada semacam kehangatan berbeda, saat Fitri didekatku, padahal awalnya aku hanya ingin menikmati memeknya saja. Setelah beres menyuapiku, Fitri lalu menspons ku, mencukur bulu kontolku, dan juga memakaikanku baju. Disela-sela itu kadang dia belai-belai kontolku, cium bibirku, dan menjilat putingku. "Aa, istirahat yah, jangan dulu pengen hayo,, ntar tambah sakit.." katanya lembut saat aku merogoh dan mengelus-elus memeknya yang tak berbulu.

"Aa, mau ditemenin Fitri apa mau sama Asmi?" tanya Fitri. "Sama kamu aja Fit, Asmi belum terbiasa kayaknya," jawabku. "Oh iya atuh a.. A, gimana tadi memek asmi? Enak gak?" tanyanya polos. "Hehe.. enak lumayan, tapi belum aa masukin..ntar aja deh," kataku sambil memeluk Fitri yang sedang duduk di bibir ranjang. "Iya, a, jangan dulu.. ntar kalo aa pengen ngewe mah, panggil Fitri aja atuh a..." katanya sambil mengelus-elus kepalaku. Aku Cuma tiduran di pahanya, membuka celananya, dan mengelus-elus belahan atas memeknya. Dan aku ketiduran....

Aku terbangun sekitar pukul dua. Saat aku membuka mata, kulihat ada bidadari sedang duduk dipinggir ranjangku. Dia memakai baju dokter, putih, berjilbab gading anggun. Wajahnya begitu putih dan merona, dibalik kacamatanya yang membuat cantiknya begitu mempesona. Susunya menyembul dibalik bajunya yang tertutup. "Eh, ya ampun, Anis! Duh...maaf aku ketiduran," kataku yang agak sedikit sulit mengenali, karena sekarang dia pakai jilbab. Maklum baru pertama ketemu kemarin, dia tidak pakai. "Ssst..udah..udah istirahat yah dan.. tenang aja..aku temenin kamu disini.." jawabnya lembut mencegahku bangun, senyumnya membuatku deg-degan.

"Udah lama nis?"

"Enggak, baru setengah jam lah..gak lama.. sekarang demamnya udah mendingan nih, tadi minum paracetamol ya.. udah bener.. sekarang istirahatin aja, kamu kecapean kayaknya.." Anis lalu memegang keningku.

Saat memegang keningku, aku pegang tangannya yang putih dan lembut. Aku pandang dia dengan dalam. Diapun memandang mataku dalam semu sayu. Perlahan-lahan wajah kami mendekat, semakin dekat, dan... "cupppp...mmmmhhhh" kedua bibir kami bertemu. Aku seperti melayang, bisa mencium perempuan secantik ini. Aku mulai mengemut bibirnya, atas bawah. Ia mulai merespon dengan melakukan hal yang sama, mengemut bibirku dengan lembut. Seolah ini ciuman cinta, tak terburu-buru dan bernafsu.

Anis lalu melepaskan ciumannya padaku. Memandangku, dan melemparkan senyuman padaku. "Istirahat ya.." bisiknya, sambil mengelus pipiku. Aku hanya mengangguk, namun tak melepaskan tangannya. "Nis, kamu cantik banget..." ucapku dengan lembut. Anis hanya tersenyum, dan kembali mengelus pipiku. Kuperhatikan wajahnya seperti aku kenal, ya mirip artis sebuah film.. tapi aku lupa film apa. Oh ya! Wajahnya mirip artis Thailand di Film Jan Dara, Sawika Chaiyadech. Hidungnya mancung, ada muka-muka India. Ahh...begitu menggairahkan.

ILUSTRASINYA:
[​IMG]

[​IMG]

Aku memberanikan diri memeluknya yang sedang membelakangiku membereskan peralatan di tasnya. Wajahku aku sandarkan di pundaknya. "Eh.. bikin kaget aja..." katanya sambil mencubit hidungku. Aku mencium pipinya, dia hanya diam saja. Lalu dia membuka Jas putihnya dan menyimpannya di tas.melihatnya aku jadi horny. Tanpa sepatah kata, aku menariknya untuk berbaring denganku. Tak ada perlawanan, dia hanya memandangku dengan senyuman. Aku mulai kembali menciumnya, mengecup nikmat bibirnya. "mmmuachhh..ssllppmm mmhhh..." dia membalas dengan perlahan pagutanku. Matanya merem menikmati bibirku di bibirnya.

"Nis, aku sayang sama kamu.." ucapku mesra di telinganya. Ia hanya tersenyum dan perlahan mengangguk, seolah tahu apa yang sedang aku inginkan. Perlahan tapi pasti, aku mulai meraba susunya dibalik bajunya. Susunya tak begitu besar sebetulnya, tapi cukup ditelapak tanganku. Aku mulai menyelinap ke balik jilbabnya yang rapih, dan mencium lehernya. Aku menjilatinya dan mencupangnya. "aahh.. daan..euuhh,,,mmmhh," dia hanya merintih lembut saat aku jilat lehernya, dan kuremas susunya.

Aku lalu memandang, wajahnya yang sangat ayu. Ia kembali tersenyum dan mengangguk yang entah apa artinya. Aku kemudian segera membuka celana pendekku. Dan melemparkannya ke samping ranjang. Ia hanya melihatku, memandang wajahku terus, hampir tak melihat kontolku yang mengacung. Aku jadi keburu nafsu ingin segera menikmatinya. Aku mulai mendekat, mengangkat rok hitamnya yang menjulur hingga mata kaki perlahan.

Perlahan-lahan aku melihat kakinya yang mulus dan putih. Kakinya sedikit berbulu halus, tanda nafsunya yang besar. Kulihat wajah Anis yang mAnis, mengedip perlahan seiring aku singkap rok longgarnya sampai pinggang. Betisnya putih dan begitu mulus. Lalu kulihat lutut yang juga putih, dan sedikit demi sedikit ku lihat pahanya yang sangat menggoda. Pahanya tak kalah mulus dan putih membuat kontolku semakin keras mengacung. Terus kuangkat, pahanya semakin keatas semakin mulus saja. Cukup membuatku menelan ludah melihat keindahan makhluk yang satu ini.

Tak lama, aku sampai ke ujung memeknya yang tertutup celana dalam krem berenda. Ditengah celana yang menutupi belahan memeknya, nampak segaris basahan yang keluar dari liang memeknya. Bau semerbak khas dari memek langsung menyeruak menusuk hidung. Membuatku serasa melayang. Akhir-akhir ini aku sering menikmati memek Fitri. Tadi pagi akupun merasakan memek Asmi. Tapi ini berbeda. Tertutup cangcutnya yang seksi, memeknya begitu menyembul, tembem dan jika kubandingkan dengan pangkal pahanya yang begitu putih dan mulus, pastilah memek Anis putih dan mulus juga.

Ada sesuatu yang ganjil memang, biasaya bulu memek terlihat keluar dari sela celana dalam, tapi ini tidak! Oh.. memek yang tembem, meski masih tertutup celana dalam berenda, terlihat begitu indah. Belum lagi bau memek khas yang membuatku semakin bernafsu dan bergairah. Oh.. Anisku, tak tahan rasanya aku menikmati jepitan nikmat memekmu. Kutaksir, pasti nantinya nikmat mencengkram kontol ku yang mengeras berurat. Belum lagi licin yang pasti membuatku kelojotan, karen belum ku colok saja, lendir sudah membasahi celana dalamnya.

Saat roknya sampai di pinggang, Anis memandangku tajam. Dia memegang tanganku yang sedang menyingkap roknya hingga pinggang. Muka Anis begitu sayu, dengan jilbab anggun yang baru aku liat. Entah kenapa hari ini ia pakai, padahal sebelumnya ia tak memakai jilbab. Etah hari ini ada acara khusus, atau karena akan bertemu denganku. Yang jelas, jilbab gadingnya yang rapih, menambah keseksiannya saat roknya sudah terbuka karena ulahku. "Daan..mmhh.." ia menggigit bibir bawahnya sambil memegang tanganku. "Iya, nis? Aku..boleh kan?" tanyaku dengan lembut. Dengan masih berkacamata, ia mengangguk lemah. Seperti pasrah apa yang akan aku lakukan terhadap tubuhnya.

Saat bagian bawah sudah terbuka, aku seketika melongo melihat pahanya yang putih dan juga memek yang tembem menyembul tertutup celana dalam krem berenda. Dicelana dalam bagian belahan itilnya, ada pita berwarna biru langit muda dengan pita bunga berwarna pink. Membuatnya begitu indah. Dengan sedikit gemetar, tanganku menghampiri menyentuh memeknya. Mmmmhh.. begitu kenyal memeknya ku genggam. Mata Anis mulai hilang keatas, tinggal terlihat garis putih hampir tertutup kelopak mata. Tanganku dengan lembut mengelus memeknya yang masih tertutup, menyusuri belahan memeknya yang sangat lembab.

Aku tekan itilnya yang terasa mulai mengeras. "Dan...ssshhh.." desis Anis saat aku menekan itilnya yang tertutup. Jempolku menari menekan-nekan itil dan belahan memeknya. "Hmmmhh..idaaannn,,,hmmmmhhh.." Cuma itu yang dia desiskan saat aku sibuk memainkan memek lembutnya. Tangan Anis, lalu menuju pinggir celananya, hendak membuka celana dalamnya, baru turun sedikit, tanganku mencegah. Aku ingin memelorotkan celana dalamnya olehku sendiri. Anis hanya menggigit bibir bagian bawah, sambil perlahan matanya terpejam.

Akupun kembali mengelus celana dalamnya, dan mulai membuka pertahanan terakhir Anis. Kuturunkan sedikit demi sedikit celana dalamnya, dan Anis membantuku dengan sedikit mengangkat pinggulnya agar aku tak kesulitan membuka cangcutnya. Perlahan kubuka, dan... uuuuuhhhhh memeknya begitu mulus, putih lucu... dan tak ada bulunya! Oh...indahnya memek Anisku ini. Celana dalamnya baru ku loloskan hingga lututnya. Kupandangi belahan memek indahnya. Bentuknya tembem, putih, dan mulus. Dibelahannya yang rapi, mengintip itil berwarna pink dan terlihat mengkilap. Tak ada labia mayora yang keluar dari belahannya, begitu kencang dan mulus.

Belahan memek Anis, terlihat merah muda pucat dan rapet terlihat. Perlahan jariku mulai menyentuh langsung belahan memeknya yang begitu indah. Saat telunjukku mulai menyentuh sembulan itilnya, "aaahhh,,,shhhh daan...mmmhhh" Anis merintih nikmat. Begitu bernafsu pikirku Anis ini. Kuteruskan menekan dan menelusuri belahan memeknya yang lembut dan basah. Ku usap belahan memeknya dari atas itil, sedikit demi sedikit kebawah, terus kebawah, dan jariku mulai terperosok masuk ke liang yang lebih dalam di memeknya. Perlahan aku masukan sedikit demi sedikit jari telunjukku masuk ke liang memeknya.

[​IMG]

"Ouuuuuhhhhhhhhhh,,,,daaannn!hhhhhh" lenguh Anis saat jariku mulai masuk keliang memek pinknya. Jariku terasa begitu basah dan lembab. Memeknya mengerut mencengkram jariku yang tak besar. Baru jari saja, cengkramannya begitu ketat, apalagi kontolku. Kubandingkan dengan milik Fitri yang tiap hari aku entot, sepertinya jauh lebih sempit milik Anis. Saat jariku semakin dalam masuk ke memek lembutnya, pinggul Anis dengan malu-malu sedikit bergoyang. Pahanya sedikit merapat. Lututnya sedikit menekuk, dan kulihat ujung jari kakinya mengerut. "Uuuuuhhh,,,idaaaannnn,,,,uuuhh..." Lenguhan Anis begitu seksi dan manja saat jariku mulai mengorek perlahan liang memeknya yang lembut.

[​IMG]

Kutarik perlahan, jariku keluar memek Anis. "Ahh..." setelah merintih, ia memegang tanganku menahan agar jariku tak keluar. "Lhaagiii..aahh" pinta Anis dengan wajah memohon padaku. Mukanya mulai memerah, sayu matanya dibalik kacamata. Sesuai permintaan Anis, aku mengorek-ngorek lembut liang memeknya, "Aaanggghhh,,,, uuuuuuuhhhhhh,,, iidaaannnhhh,,,uuuuuuhhh..." aku semakin bersemangat mengorek-ngorek bagian atas memeknya yang bertekstur lembut namun banyak benjolan-benjolan yang juga lembut. "aaahhh,,, ouuhhh,,idaaannnn...uhhhuhuhuhu..." rintihannya begitu manja semu menangis merengek saat jariku menari di liang memeknya.

[​IMG]

Aku lalu berbaring disampingnya sambil tak kulepaskan kobelan jariku di memek Anis. Matanya yang setengah terpejam, dan bibir mAnisnya pink yang sedikit terbuka, membuatku panas dingin. Bibirnya sedikit mengering, warnanya semakin pucat, perlahan kudekatkan bibirku ke bibirnya. Dan ku kecup bibir mAnisnya dengan lembut. "Cppppphhhmmmm..." kucium bibir mAnisnya. Aku mulai ngemut belahan bibir bawahnya, iapun merespon dengan mengemut bibir bagian atasku. Lembutnya bibir Anis, "uuunggggh,,,shaayaaangghhh,,,,uunnggghh..." ia melenguh tertahan menikmati kombinasi memeknya yang ku kobel dan bibirnya yang ku kecup mesra.

"ssllpphhh.,,mmmmhhh ssrrppphhh,,mmmmuuahhhhhmmhhh..." kami saling berpagut nikmat saling mencium saling memagut. "mmmuahhh mmhhhh,,,,aauuuuhhhhhhhh,,, pelanin ngorekinnya daaannhh,,,uuhhhhhhhh" kata saat tak sadar aku mengorek memeknya terlalu keras, akibat ciumannya yang mulai liar. "mmmhh..maaf sayang...mmmhhhh" kembali aku mengecupnya dan mengorek lembut memeknya. Tangan Anis perlahan melingkar di leherku. Mengelus pipiku, telingaku, dan kepalaku. Aku menciumnya penuh gairah."mmmuahhmmmpphhh sslllpphhh,,ccpppphhhmmmmmuuahh..sayangghhh.." Aku menikmati permainan Anis yang sangat lembut namun liar ini.

Kakinya mengangkang lebar, diatas kasurku. Aku menghentikan ciumanku, namun tidak dengan kobelan di memeknya. "Dan..ahh,,,aaahhh..uuunggghhh,,,aku nggak tahan daaann...iiihhhhhhhhhhh,,aaahhhhhhh cepppeettthhhiiinnn aaaahhhhhhhhhh,,,, idaaaannnhhhhhh..uuungggghhhh" pinggul Anis bergoyang dengan cepat. Aku terus mengobel-ngobel memeknya dengan jariku dengan cepat, sesekali aku kocok, aku garuk-garuk. Semakin keras saja goyangan pinggul Anis mengimbangi kobelan dan kocokan jariku di memeknya.

"Aduhhh idann..ahhh..aahh,,idaan aduhhh..aaduuhhh akuuuu,,penggeennnn aahhh.. cepetin lagii..iihhhh cepetiiiiinnnnnnn nggaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhh...." Anis merintih dan tak lama kemudian pahanya menjepit tanganku yang masih di memeknya, dan pinggulnya mengangkat bergoyang keras... dan "aaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh,,,, idaaaaaaaaaaaaannnn! Aaaanggggggghhhhhhhhhhhhhhh" Anis berteriak tertahan, tubuhnya menggelinjang dan bergetar keras, tangannya meremas sprei kasurku, dan tubuhnya ia angkat keatas. "ooooohhhhhhhhhhhh.....huuuhh huuuuhhhh...huuuhhhhhhh...." tubuh Anis lalu tergolek lemas, menikmati desiran orgasmenya.

Aku hanya melihat takjub wajah dan tubuh Anis yang sedang menggelinjang. Entah kenapa, aku tak ingin segera mengentot memeknya. Aku ingin memuaskannya saja. "Gimana nis, enak?" tanyaku pada Anis. Anis hanya mengangguk lemah. Celana dalamnya kini ada dipergelangan kakinya. Anis hanya memandangku, matanya berkedip lemah, sesekali terpejam. Mungkin sisa-sisa orgasmenya masih ada. Aku hanya mengelus wajah putih mAnisnya yang kini jadi pucat. Tanganku yang lain, mengelus paha mulusnya.

Pakaiannya masih lengkap, namun sedikit kusut. Cuma roknya saja yang mengangkat hingga pinggang. Jilbabnya juga masih terlihat cukup rapih. Aku tak mau melepasnya, aku rasa inilah yang membuat Anis semakin seksi. Aku memandangi wajahnya yang masih merem melek. Namun perlahan, tangannya dengan malu-malu memegang kontolku yang dari tadi sudah keras. Ohh...tangan lembutnya, mengelus kontolku dengan perlahan. Jempolnya, memainkan kepala kontolku yang jadi licin karena precum yang keluar. Ia mengelus kepala kontolku yang licin. Aku hanya menciumi bibir dan pipinya saja.

"Dan.. Aku sayang sama kamu.." sontak aku kaget mendengar suara lemah itu dari mulut Anis. Aku hanya tersenyum dan berbisik, "aku juga,,," dan kembali mencium lembut bibirnya. Suasananya semakin romantis dan membuat birahiku semakin memuncak. Aku mulai meremas payudaranya yang tegak menyembul dari luar bajunya. Kubuka satu persatu kancing bajunya sampai bra nya terbuka. Ku elus bagian atas payudaranya, sambil menyingkap bra yang menutupi putingnya.

Susunya begitu lembut, putih mulus, dan yang membuatku takjub, putingnya berwarna merah muda yang juga pucat. Payudaranya besar dan ranum. Aku keluarkan satu payudaranya keluar dari sarangnya. Aku elus perlahan dan jempolku memainkan putingnya yang menyembul lucu. "aah..mmhhh" ia hanya merintih kecil saat aku menekan dan memilin-milin puting susunya. Aku meremasnya, mengelus-elusnya. "Dan.. emut.." kata Anis singkat. Aku tersenyum dan mulai mendekatkan bibirku ke putingnya, "aaahhhh....ohh" ia merintih sedikit keras saat aku mulai mengemut putingnya.

Putingnya begitu lembut, begitu kenyal dan nikmat. "slllrppphhh...sslllppphhh mmmppphhhhh..." aku mengemut dan menjilati puting susunya. Tanganku tak henti meremas susunya. Anis menekan dan menjambak rambutku menekan kepalaku saat aku menyedot-nyedot putingnya yang lembut. "ahhh,,,jangan disedot,,ah sakit dan,,,aaahhh" rintih Anis sembari menjambakku. "ahhh..ahhh..." Anis lalu mendesah menikmati mulutku di payudaranya yang besar.

Nafsuku semakin memuncak. Aku tak tahan, aku mulai beranjak meringsut menuju celah pahanya. Kontolku sudah mengacung keras. Ini saatnya, aku menikmati cengkraman memek indah Anis yang cantik. Matanya hanya mengikutiku saat aku mulai ke sela pahanya. Anis mengerti, dan membuka lebar pahanya yang mulus. Anis menggigit bibir, dan melihat aku mulai mendekatkan kontolku di memeknya. "mmmmhh..." aku pun mulai menempelkan dan mengeluskan kepala kontolku di belahan memeknya yang sangat lembut. Anis mulai memejamkan matanya, menikmati elusan kepala kontolku di belahan memeknya yang pink. Bibir Anis sedikit terbuka saat kepala kontolku mengelus itilnya yang mengeras. "ahhhhh...idanh.." matanya matanya sedikit terbuka dan kulihat hanya bagian putihnya mengintip.

[​IMG]

Puas mengoles-oles memeknya dengan kepala kontolku. Perlahan akupun mulai mendorong, menyodok memeknya yang lembut. "aaahhhhhhhhhh,,,,,,,nnnnngghhhhhh" Anis melenguh menikmatinya. Baru kepalanya aku masukkan, aku keluarkan kembali. Aku oles-oles lagi belahan memeknya dengan kepala kontolku. Aku tak terburu-buru memasukkannya, aku suka ekspresinya yang keenakan. "ahh..sshhh" Anis mendesis. Aku masukan lagi kepala kontolku ke liang memeknya yang sempit, "aaaangggghhhhhh uuuuhhhhhhh" ia melenguh manja saat kepala kontol mulai menyeruak belahan memeknya yang sempit.

[​IMG]

Akupun kembali menarik keluar kepala kontolku dan mengeluskannya di belahan memek Anis. "aahh... Idan jahaaaaatt,,,, masukinnn ke memek...ayooo.. iihhhhhh" Anis merengek manja saat aku permainkan nafsunya. Aku hanya nyengir melihat kemanjaan Anis cantikku yang masih berbalut jilbab, namun satu susu mencuat keluar dan bagian bawah yang terbuka mengangkang. Kembali, aku mulai memasukkan kepala kontolku ke liang memeknya yang semakin ketat namun agak becek. "Aaaaahhhhhhhhh...uuuuhhhhhhhh....iiidaaannhhhh...aaaahhh" saat perlahan aku mulai masuk mendorong kontolku ke memek Anis yang rapat.

"awhh..awwhhh..awwhh... sakithh..memek Anis sakit Dan...ahhhh..bentar,,pelanin...aahh" Anis merintih saat perlahan sepertiga kontolku masuk ke memeknya. "Sakit sayang?" aku memandangnya. "Iya dan.. sabar ya, pelan ngewenya...aku udah lama banget ga kaya gini..." kata Anis kepadaku. "Iya sayang.. aku masukin lagi yah?" tanyaku. "Iyah, pelan ya dan.." bisiknya. Aku pun mulai kembali memasukkan kontolku di memek Anis. "Ahhhhhh...shhhhhh uuuuuhhh..." Anis mendesah seiring masuknya kontolku di memeknya.

[​IMG]

Rasanya seperti disurga! Memeknya ketat mencengkram, daging memek bagian dalamnya begitu lembut dan mengempot-ngempot kepala kontolku yang mulai masuk. "ahhhhhh...Aniissshhh..." aku ikut merintih menikmati kelembutan memeknya. Perlahan kontolku semakin masuk. "aaaagggghhhhhhhhhh...." Anis mendesah dan kepalanya menengok kiri kanan seiring masuknya kontolku ke memeknya yang nikmat. "Ahhh..Anis..bentar lagiihh ahhhhh..masukk...euuhh..." aku mulai menyodok semakin dalam ke memek Anis.


Sedikit lagi, semua kontolku masuk menembus memeknya yang nikmaat. "Awwwhhhhhhhhh........ aaaaaaahhhhhhhhhh,,,uuuuuuuuuuuuhhhhh...." Anis mendesah cukup keras saat kontolku semua masuk ke memeknya yang lembut ketat dan mencengkram. Terasa memeknya mengempot-ngempot hangat kontolku. Anis merintih keenakan, dan akupun mulai memejamkan mata menikmati memeknya yang indah dan nikmat. "Ahhhhhhhhhh,,,,,Idaaaannnhhhhhh...aaaaaaahhhhhhhhhh"

Saat mataku terpejam menikmati cengkraman memeknya, "Braaakkkk!" suara pintu kamar tertutup dan kurasakan tangan Anis mendorongku yang sedang mengentotinya. Aku terdorong kesamping, Anis lalu berdiri, memungut celana dalamnya dan memakainya. Ia lalu buru-buru merapikan, bajunya, memasukkan susunya, dan mengancingi bajunya. "Kenapa Nis??" tanyaku kaget. "Fitri liat kita lagi ngentot, Dan!"

"Hah?"

Bersambung...

Fitri, Pembantuku 3

Pagi ini, aku sedikit lemas. Entah aku kecapean karena semalaman menikmati Fitri, entah aku shock mendapat respon mengejutkan dari Anis. Rencananya hari ini aku akan ketemuan sama Anis. Namun apa daya, tubuhku lemas dan sedikit demam. Tubuhku yang masih telanjang, ditutupi selimut hangat di kamarku. Tok..tok..tokk... “Iya masuk aja sayang!,” teriakku sedikit lemas, karena ku kira itu Fitri.

Namun, ternyata yang masuk malah Asmi. Oh, anak baru gede ini, kulihat-lihat cantik juga. “A, kata teh Fitri, Asmi disuruh beresin kamar aa’.. Mau beresin sekarang aja?” kata Asmi polos. “Duh, nanti aja Mi, aa lagi sakit kayaknya, Asmi mending panggil teh Fitri sana, bilangin aa sakit, bawain air minum sama Paracetamol,” kataku. “Oh iya a..” Asmi lalu melangkah kembali menuju pintu. Kulihat dari belakang, pantatnya sudah menonjol, aku jadi penasaran.

“Mi..mi..sini bentar,” panggilku mencegah Asmi keluar. “Ada apa a?” katanya lalu menghampiriku. Akupun beranjak duduk di kasurku, secara otomatis aku yang telanjang, terlihat oleh Asmi. Asmi kemudian secara reflek menunduk, melihat penisku yang mulai tegang. “euh,, iya aa, ada apa?” kata Asmi. “Sini sayang..” aku menarik lengan mulusnya menuju didepanku. Asmi kala itu memakai celana pendek berkaret, dan kaus agak longgar. Aku nggak nafsu sebetulnya pada Asmi, aku hanya penasaran. “Asmi, teh Fitri udah bilang belum? Kalo masuk kamar aa, asmi jangan pake celana yah..” ucapku sambil mengelus pipi manisnya.

“Oh iya, a..maaf, asmi lupa..” asmi lalu buru buru hendak memelorotkan celananya. “Eh..eh, gapapa asmi.. sini aa yang bukain ya sayang..” kataku sambil aku perlahan membuka celana asmi. Tak lama, terbukalah harta karun indah milik asmi. Memeknya putih, bulu-bulu belum tumbuh namun ada bulu-bulu halus diatas belahan memek asmi. Aku sejenak terpana melihat memek asmi yang mulus. Aku jadi tegang, tapi buru-buru kuhilangkan pikiran mesumku karena kasihan asmi yang masih belia ini. Sekali lagi aku hanya penasaran, aku kemudian berjongkok didepan memek putih bersih milik asmi.

“Duh, mi.. memeknya bagus..aa suka sayang..” kataku sambil mengelus-elus memek asmi. “Iya, a makasih..” hanya itu yang keluar dari mulut Asmi, Asmi kembali menunduk. Aku elus lagi memek asmi, mulus, lembut, perlahan ku buka belahannya, masih pink! Duh, indahnya memek Asmi. Itil asmi menyembul lucu, belum ada tanda-tanda basah keluar dari memek asmi, namun namanya memek, pasti lembab. Hampir lima menit aku mengelus, mengorek-ngorek memek asmi. Lalu, terdengar asmi berbisik agak bergetar semu gugup, “Aa..ma..mau ngewe asmi sekarang?” katanya gugup.

“Eh..kata siapa asmi? Emang udah tau ngewe itu apa?” jawabku yang sedikit kaget. Asmi hanya nyengir, dan melanjutkan, “Iya, kata teh Fitri, kalo aa mau ngewe asmi, asmi gaboleh nolak katanya,” ucap Asmi polos. Aku hanya tersenyum lembut pada asmi, “enggak Asmi, aa ga akan ngewe asmi kok sayang.. Aa Cuma pengen liat memek asmi, soalnya memek asmi lucu..” kataku sambil aku remes-remes gundukan memek tembemnya. “He,, tapi kalo aa mau ngewe, asmi mau kok aa..” katanya lugu.

Aduh, aku jadi berpikir keras... masukin jangan, masukin jangan.”Ya udah, asmi bobo sini..” kataku. Asmi lalu naik ke ranjang dengan malu-malu, kakinya masih dirapatkan membuat belahan memeknya tipis terlihat mengintip di sela pahanya yang mulus. Aku yang sudah tegang, mulai naik juga ke atas ranjang. “Asmi, buka kakinya sayang.. aa pengen liat memeknya,” ucapku lembut. “Iya aa,” jawab asmi sambil membuka pahanya. Duh, ini anak seksi banget, jadi pengen ngentotin. Tapi aku masih kasihan, mengingat masih perawan dan memeknya pasti sangat sempit.

Dengan perlahan aku menghampiri menindih Asmi ku. Dan, uuuuuchh! Saat kontolku menyentuh memeknya, aku seperti tersetrum jutaan Volt! “mmmh..aa.. pelan yah..” kata asmi dengan suara bergetar. Aku hanya tersenyum, dan sedikit grogi seperti baru pertama kali ngentot. Duh perasaan yang agak ganjil!. Dikepalaku semakin berkecamuk, entot jangan yah.. Dan aku mulai menekan kontolku ke belahan memek Asmi. Uh,,lembutnya ini memek. Sedikit-sedikit aku mulai gesekkan kontolku di memeknya.

Asmi hanya melihat kebawah, bagaimana belahan memeknya aku gesek perlahan dengan kontolku. Aku memutuskan untuk tak jadi ngentotin asmi, aku hanya gesekkan kontolku ke belahan memeknya saja. “mmmhh..aduh asmi, enak banget memek kamu mi..” mulai sedikit mempercepat gesekkanku di memeknya. “aaah,, aa makasih aa,, aahh..asmi juga enak,,geli a..” katanya sambil memegang dadaku. “uuch,,ssshh ahhh ahhhh..” aku jadi mendesah kenikmatan. Aku tidak menyangka, sepagi ini aku diberi suguhan nikmat memek yang masih ranum. Aku mulai mempercepat gesekkanku di memek asmi.

[​IMG]

“oh, mi..sayang..aahh ahhh ahhh...” aku terus menekan belahan memeknya yang semakin licin dan basah. “euuuhh..aa.. haahhh,,,geli aa.. asmi pengen pipissshh” wajah asmi sayu melihat wajahku, sambil terus berbisik ingin pipis disela desahannya. “aku terus mempercepat gesekanku di memek asmi. “Duh, aa...asmi takut pipis di kasur aa..aaahh geli pisan aa,,,” mata asmi tinggal putihnya saja, merem melek menikmati gesekanku yang semakin cepat. “Ahh, asmi, pipisin aja sayang,,,gapapa jangan ditahan yah sayang..” aku semakin cepat dan keras menggesek belahan memek asmi.

[​IMG]

Tak berapa lama, entah kenapa aku tak tahan pengen muncrat. Apa karena aku menikmati memek yang masih muda, entahlah aku tak tahan pengen crot. “aduhhh aaa... asmi pipppiiiiiisssss..maaapiiiinnnnnnn....uuugghhh..huuuuuuhhh..” asmi teriak tertahan menikmati orgasme pertamanya bersamaku. Serrr...serrrr,,, kulihat keluar banyak cairan dari memek asmi yang lugu ini. Akupun tak tahan dan “asmiiiii...aaaaahhhhhh....” croot...crooot.. maniku berhamburan diatas pubic asmi yang mulus. Tak banyak, karena hanya sisa yang tak ku keluarkkan sisa semalam di memek Fitri.

Aku berbaring di samping asmi, semakin lemas rasanya. Asmi pun masih menikmati orgasme pertamanya. Dan terbaring lemas disampingku. Tak lama kemudian Fitri masuk ke kamarku. “Eh, aa lagi ngewe asmi??” tanya Fitri melihat kami berdua mengangkang tanpa celana. “Iya teh, asmi udah di ewe aa tadi.. enak siah teh..gini gening yah ngewe teh,” kata asmi polos. Aku hanya tersenyum melihat fitri yang menyelidiki memek asmi. “Kenapa gak berdarah a memeknya?” lalu fitri juga memeriksa sprei kasurku untuk mencari darah perawan Asmi.

“Haha... engga Fit, aa mah ga ngewe Asmi,.. ga dimasukin, Cuma gesek memeknya aja..” kataku pada Fitri. “Ohh.. hahahaha...kirain udah ngewe..” Fitri tertawa melihat Asmi yang bengong mendengar percakapanku. “Asmi, itu bukan di ewe sayang.. itu digesek aja, udah sana mandi...” jelas fitri, lalu menyuruh asmi yang bengong untuk bangun. “Oh gitu teh? Tapi sama kok enak memek asmi teh, kaya yang udah teh fitri ceritain...” ucapnya lugu. Kami hanya tertawa, “udah, sana mandi dulu... memeknya bersihin ya.. ntar bisi aa pengen lagi..” kata fitri, diikuti asmi yang lalu keluar kamarku.

“Hehe.. aa, aa gak nanggung Cuma gesekin memek asmi? Mau terusin ngewe fitri aja a?” Kata fitri lalu tidur di sampingku dan mengusap keningku. Tangan kanannya lalu memegang kontolku yang mulai mengecil. “Enggak ah, fit.. aa lemes... makasih ya fit udah ajarin asmi. Udah pinter tuh anak godain aa..” aku tersenyum. “Eh, aa kenapa? Sakit?? Kok panas gini... Fitri cariin obat yah???” katanya saat memegang keningku. “Iya fit, kayaknya aa lagi ga enak badan. Cariin parasetamol yah,” suruhku pada Fitri. “Duh, aa sih semalem ngentotnya semangat banget.. terus aja ngewe fitri, fitri udah cangkeul juga... ditambah gesek memek asmi lagi paginya.. jangan dulu kebanyakan ngewe ah a..jaga kesehatan, kecapean aa teh..” kata fitri lalu pergi hendak mencari obat.

Aku hanya tertidur lemas, sembari terbayang yang telah kulakukan tadi. Aku senyum-senyum sendiri mengingat ekspresi asmi yang lucu saat aku gesek. “Triiiinggg...” Hapeku berbunyi. AH! DARI ANIS!