Friday 1 June 2018

Om kos

Aku kos deket banget ma skolah aku, jadi kalo skola gak usah pake biaya angkot lagi, pergi pulang jalan kaki aja. Cuma karena dananya suka seret aku dah beberapa kali telat bayar uang kos. Awalnya om kosnya toleransi ke aku, tapi kerna keseringan dia mulai kesel, palagi yang terakhir ini dah lewat seminggu ku blon juga ada dana buat ngelunasi uang kos aku. Si omnya jadi uring2an, terus dia ngomong aja blak blakan ke aku : "Nez, kalo kamu gak da dananya, ngentot yuk ma om semaleman, nti gak usah bayar deh uang kos bulan lalu dan bulan ini, mau gak". Aku jadi tersipu mendengar tawaran vulgarnya, jadi terpana gak bisa jawab. "Kalo mau nti malem ya, om tunggu". Ku jadi bimbang, dalem hati mau aja dibebasin uang kos 2 bulan tapi kok kudu mau dientot ma si om ya. Kupikir2, katimbang diusir keluar kos ya kuterima aja deh tawaran vulgarnya, dia mau semaleman, pasti kuat tu ngentotnya. Ya dobel asik kan jadinya aku, asik kerna bebas uang kos 2 bulan dan asik kerna dapet nikmat, yang kedua si semoga judulnya. Si om memang tinggal sendirian di kamar yang paling besar di rumah kos itu, gak tau deh ada keluarganya pa enggak, aku gak perna liat ada yg ngaku istri atau anaknya, tapi ya bukan urusankulah.

Malemnya, kusamperin kamarnya, ku ketok pintunya. Si om cuma pake sarung aja bukain ku pintu. "Masuk nez, kirain gak jadi". "Ya jadilah om, kalo gak inez mo bayar uang kosnya dari mana. Mangnya o kuat ya semaleman". "Nti dibuktiin Nez, sampe kamu lemes". "Wah asik tu om". dia meraih tangannya dan diletakkan di selangkangannya, trus ditekannya disitu sehingga walaupun aku reflex narik tanganku, karena dia tekan keras makanya tanganku tetep diselangkangan. Kerasa si ada sesuatu yang keras dan besar dibalik sarungnyanya. “Diremes dong Nez”, katanya sambil terus menekan tanganku diselangkangannya. aku mulai menggenggam barang besar itu, kuremas pelan. “Na gitu dong, ntar aku bagi kenikmatan ma kamu deh, kamu dah perna maen ma lelaki kan?” Aku tanpa sadar menggangguk. Sementara aku mengelus selangkangannya, dia mulai meremas pelan toketku. “kecil ya om”. “kamu orangnya imut ya toket kamu imut tapi kenceng banget” Dia mulai meremasnya pelan dari luar tank topku. Dia mencium bibirku lembut sekali sehingga aku makin terbuai, napsuku mulai memuncak karena ulahnya. “Mandi dulu yu Nez, aku gerah ni”.

Aku heran, kok aku nurut ja waktu dia pengen ke kamar mandi. aku diajak dia ke kamar mandi. Kamar mandi itu bersih banget, kayanya dijaga kebersihannya ma si om. Pasti tiap ari dibersihin ma pembantu yang kerja dirumah kos itu. Gak tau deh pembantunya sekalian dientot gak dikamar mandi waktu bersiin kamarnya. Sesampai di kamar mandi, dia langsung mencium tengkukku, membuatku merinding. Kayanya kalo kaya gini mah gak bakalan ada acara mandi ni. Dipeluknya aku dari belakang sambil ciumannya berlanjut ke belakang telingaku hingga leher. Kedua tangannya mulai meraba-raba toketku yang masih terbungkus pakean. “Om nakal ih”. “Tapi kamu suka kan”. tanganku meraba ke belakang mencari pegangan di antara kedua kakinya. Kembali teraba sesuatu yang besar dan sangat keras, kuremas dengan gemes barang itu. “Na gitu dong, kan enak jadinya”. Dia juga meraba kancing celpenku, dilepasnya kancingnya, diturunkan ritsluitingnya dan diturunkan celpenku sehingga aku hanya ber cd ria.

Ciumannya kembali ke pundakku, tanktopku ditariknya ketas, aku membantunya dengan mengangkat tanganku ketas juga sehingga terlepaslah tanktop dari tubuhku. dengan gigitan lembut diturunkan tali bra-ku hingga turun ke lengan, begitu pula yang satunya, tak lama kemudian lepaslah bra dari tubuhku. sepertinya dia sangat terlatih untuk menelanjangi perempuan dengan perlahan, sehingga aku makin terangsang dibuatnya. Aku didudukkan di pinggiran bak mandi, dia berlutut di depanku, dicium dan dijilatinya betis dan pahaku hingga aku dibuat kelojotan. Perlahan dia menarik turun cdku hingga terlepas dari tempatnya, kepalanya langsung membenam di antara kedua pahaku, kurasakan jilatan di sekitar selangkangan dan daerah anus. jilatannya semakin ganas di daerah memekku, kurasakan jilatan di bibir memekku. Lidahnya terasa menari-nari di bibir memekku, kupegang kepalanya dan kubenamkan lebih dalam ke memekku. Jilatan lidahnya makin mengganas, sehingga aku dibuat makin kelojotan.

“Om curang, Inez dah dibukain bajunya, om ndiri belon”. Dia cuma senyum aja dan langsung melepaskan sarungnya, semuanya. aku terkaget2 melihat kon tolnya yang luar biasa besar, panjang dan kayaknya dah keras banget. Dia berdiri di hadapanku, kon tol XL nya (bukan opsel lo, tapi extra large) hanya berjarak beberapa centimeter dari memekku. kembali dia mencium bibirku, lidahnya bermain2 di mulutku membelit2 lidahku, sementara jari tangannya bermain di liang memekku. Ciumannya berpindah ke leherku, terus turun menyusuri dada dan sampe ke pentilku.

Aku benar-benar dibuat terbakar, napasku sudah tidak karuan, kombinasi antara permainan lidah di pentil dan permainan jari di memekku. “Om, Inez dah pengen om”, rengekku sambil mendorong tubuh atletisnya. Dia mengusap-usapkan palkonnya di bibir memekku yang sudah basah. Perlahan didorongnya kon tol besarnya masuk ke liang memekku, memekku terasa sangat melar supaya bisa menampung kon tolnya yang besar banget, terasa sekali desakan benda tumpul besar itu mencoba untuk menerobos memekku. Makin dalam masuknya kurasakan kon tolnya seolah makin membesar, memekku terasa penuh ketika dia melesakkan seluruhnya ke dalam. “Aagh.. om.. ennak …”, erangku sambil memandang ke wajah nya yang ganteng dan macho. “Pelan ya om, gede banget si..” pintaku sambil mencengkeramkan otot memekku pada kon tolnya. “Mang biasanya yang masuk kecil ya Nez, memek kamu cengkeramannya kerasa banget deh Nez, baru sekali ni aku ngerasain memek seperet memek kamu”. “Om punya gede banget si”. “Tapi kamu suka kan”. “Banget om”. tangan kanannya meremas toketku sedang tangan kirinya meremas pantatku sambil menahan gerakan tubuhku. Kurasakan kon tolnya pelan-pelan ditarik keluar, dan dimasukkan lagi saat setengah batangnya keluar, begitu seterusnya, makin lama makin cepat. “Oohh..om… nikmatnya”, desahku, menerima kocokan kon tolnya di memekku. Dia dengan irama yang teratur memompa memekku sambil mempermainkan lidahnya di leher dan bibirku. Aku tak bisa lagi mengontrol gerakanku, desahanku semakin berisik terdengar.

Dia mengangkat kaki kananku dan ditumpangkan di pundaknya, kurasakan penetrasinya semakin dalam. Kocokannya semakin cepat dan keras, diselingi goyangan pantatnya yang meliuk2. Aku makin mendesah dibuatnya, keringat sudah membasahi tubuhku, begitu juga dengan dia. Aku hampir mencapai puncak kenikmatan ketika dia menghentikan kocokannya, dan memintaku untuk berdiri, “Mau dilanjutin di sini atau pindah ke ranjang..?” tanyanya terus menjilati pentilku. Tanpa menjawab aku langsung membelakanginya dan kubungkukkan badanku, rupanya dia sudah tahu mauku, langsung mengarahkan kon tolnya ke memekku. Kuangkat kaki kananku dan dia menahan dengan tangannya, sehingga kon tolnya dapat masuk dengan mudah. Dengan sedikit bimbingan, melesaklah kon tolnya ke memekku, dia langsung menyodok dengan keras, terasa ambles dalem banget di memekku, aku terdongak karena kaget. “Aauugghh.., om.., teruss..” teriakku larut dalam kenikmatan.

Sodokan demi sodokan kunikmati, dia menurunkan kakiku, dan kurentangkan lebar sambil tanganku tertumpu pada pinggir bak mandi, tangannya memegang pinggulku dan menariknya saat dia menyodok ke arahku, begitu seterusnya. Rasanya sudah tidak tahan lagi, ketika tangannya meremas toketku dan mempermainkan pentilku dengan jari tangannya, “Om, Inez .. sudah.. nggak tahan..!” desahku, ternyata dia langsung menghentikan gerakannya. “Jangan dulu Sayang, kamu belum merasakan yang lebih hebat.” katanya, tapi terlambat, aku sudah mencapai puncak kenikmatan terlebih dahulu. “Aaughh.., oommm..,” teriakku mengiringi orgasme yang kualami, denyutan di memekku terasa terganjal begitu besar. Dia hanya mendesah sesaat sambil tangannya tetap meremas toketku yang ikut menegang. “Ayo om, om keluarin juga…” pintaku, aku lemas saking nikmatnya orgasme barusan.

“Terusin diranjang aja yuk Nez”. Dia mencabut kon tolnya yang masi perkasa dari memekku, aku ajak dia ke kamar. dia memintaku nungging di pinggir ranjang. Dia menginginkan doggie style, kuturuti permintaannya. Sekarang posisiku merangkak di ranjang. Dia berdiri dibelakangku, mengatur posisinya untuk memudahkan penetrasi ke memekku. Setelah menyapukan kon tolnya yang masih menegang, dengan sekali dorong masuklah kon tolnya semua ke memekku. Meskipun sudah dari tadi dikocok oleh kon tolnya, kaget juga aku dibuatnya. Dia langsung memacu kocokannya dengan cepat, kenikmatan kembali menyelimuti tubuhku. Dia menarik rambutku ke belakang sehingga aku terdongak. Berpegangan pada rambutku dia memainkan kocokannya, sesekali pantatnya digoyang ke kiri dan ke kanan, atau turun naik, sehingga memekku seperti diaduk-aduk kon tolnya. Dia sungguh pandai menyenangkan prempuan dengan permainannya yang penuh variasi.

Dia mengangkat badannya tanpa melepas kon tolnya darimas, kini posisi dia nelungkup diatas aku, sehingga kon tolnya makin menancap di memekku tanpa menurunkan tempo permainannya. Aku sudah tidak tahan diperlakukan demikian, dan untuk kedua kalinya aku mengalami orgasme hebat dalam waktu yang relatif singkat, sementara dia masih tetap tegar menantang. “Masih kuat untuk melanjutkan Nez..?” “Lemes banget om”. “Kamu diatas aja ya”. Walaupun lemas aku turuti ja permintaannya. Dia telentang di ranjang. kukangkangkan kakiku diatas kon tolnya yang menjulang keras kaya tugu monas, ku paskan palkonnya menembus memekku dan kuturunkan pelan2. Terasa sekali batang yang besar itu pelan2 terbenam kedalam memekku, sampe akhirnya ambles semuanya. terasa sekali kon tolnya yang besar mengganjal di dalam. Aku mulai menggoyang pantatku maju mundur mengocok kon tolnya dalam memekku. Semakin cepat kugoyang semakin nikmat rasanya , maka goyanganku semakin cepat dan tambah tidak beraturan. Kuamati wajahnya yang ganteng bersimbah peluh dan terlihat menegang dalam kenikmatan, tangannya meremas-remas toketku sambil mempermainkan pentilku.

Karena sangat lemas, akhirnya goyanganku terhenti. dia menggoyang tubuhku sambil menggerak-gerakkan pinggulnya sehingga memekku tetap terkocok dari bawah, dan kembali orgasmeku tidak terbendung lagi untuk kesekian kalinya. Dia tetap saja mengocok dari bawah, meski dia tahu aku sedang di puncak kenikmatan. Kali ini aku benar-benar lemes, tapi dia tidak juga mengentikan gerakannya. Kutelungkupkan tubuhku di atas tubuhnya, sehingga kami saling berpelukan. Dia memelukku dan mencium bibirku sambil kembali mempermainkan lidahnya, kon tolnya masih keras bercokol di memekku, terasa panas sudah. Tidak lama kemudian nafsuku bangkit lagi, kuatur posisi kakiku hingga aku dapat menaik-turunkan tubuhku supaya kon tolnya bisa kluar masuk lagi di memekku. Meskipun kakiku terasa lemas, kupaksakan untuk mengocok kon tolnya yang sepertinya makin lama makin mengeras.

Melihatku sudah kecapean, dia memintaku untuk kembali nungging, kemudian dia berlutut diebalakangku dan dengan mudahnya dia melesakkan kon tolnya ke memekku untuk kesekian kalinya. kali ini kocokannya bervariasi antara cepat keras dan pelan. setelah terasa staminaku agak pulih, kuimbangi gerakan sodokannya dengan menggoyang-goyangkan pantatku ke kiri dan ke kanan atau maju mundur melawan gerakan tubuhnya. tidak lama kemudian kurasakan cengkeraman tangannya di pantatku mengencang, kurasakan kon tolnya terasa membesar dan diikuti semprotan dan denyutan yang begitu kuat dari kon tolnya. Memekku terasa dihantam kuat semprotan pejunya hingga aku terbawa melambung mencapai puncak kenikmatan yang ke sekian kalinya. Kami orgasme secara bersamaan, tubuhku langsung terkulai di ranjang. “Nez, nikmat sekali ngentot ma kamu, memek kamu cengkeramannya kuat banget dan denyutannya berasa banget deh”.

Setelah semuanya reda, dia mencabut kon tolnya dan terkapar disebelahku yang masih telungkup. Aku langsung telentang di ranjang dan langsung aja terlelap. Entah sudah berapa lama tertidur ketika kurasakan sesuatu menggelitik memekku. Sambil membuka mata yang masih berat, kulihat kepalanya sudah terbenam di selangkanganku yang telah tebuka lebar. karena permainan lidahnya sungguh membuatku menggelinjang-gelinjang kenikmatan. “Ugh.., shh..!” aku mulai mendesis. Kubenamkan kepalanya lebih dalam untuk mendapatkan kenikmatan lebih jauh. Dia menjilatiku dengan hebatnya hingga beberapa saat kemudian diangkatnya kakiku hingga terpentang dan dia mengganjal pantatku dengan bantal hingga posisi memekku sekarang menantang ke atas. Kembali dia menjilati memekku yang sudah terpampang nyata. Jilatannya kemudian berpindah ke daerah anusku, sambil jarinya mengitik2 itilku. Aku tidak tahu bagaimana menggambarkan dengan kata-kata, kuremas-remas sendiri toketku yang ikut menegang. Tidak tahan menahan sensasi yang berlebihan, akhirnya aku mencapai orgasme duluan. Mulutnya tidak juga beranjak dari memekku, disedotnya lendir kenikmatan dari memekku. “Udah om….” pintaku menahan kegelian yang melanda selangkanganku.

Lidahnya naik menelusuri perutku dan berhenti di antara kedua toketku lalu mendaki hingga mencapai pentilku. sambil meremas toketku dia mulai mengulum dan mempermainkan pentilku dengan lidahnya. Kedua kakiku dipentangkan dengan lebar dan dia menyapukan palkonnya di bibir memekku dan sebentar kemudian langsung kon tolnya ambles kedalam memekku. Perkasa sekali si om dalam urusan ranjang, kayanya napsunya tinggi terus sehingga kembali dia menggarap memekku dengan kon tolnya yang besar panjang keras itu. terasa sekali kon tolnya menyodok-nyodok dinding memekku. Tangannya tidak henti meremas dan mengelus kedua toketku, sesekali wajahnya dibenamkan di antara kedua toketku. Dia makin kencang mengocok memekku. Aku menggelinjang makin tidak karuan, “Uugghh..om, nikmatnya….”

Kurasakan kenikmatan yang memuncak, dan kembali aku mengalami orgasme beberapa saat kemudian. Tanpa memberiku istirahat, dia membalikkan tubuhku, kini aku tertumpu pada lutut dan tanganku, doggy style. Dia tetap bertugas di belakang, langsung diambleskan kembali kon tolnya di memekku yang telah basah karena cairan orgasmeku, pinggangku dipegangnya kemudian dia mengocokku dengan cepat, kurasakan kon tolnya makin dalam melesak ke dalam memekku. Dengan terus mengocok, dia mengelus-elus punggungku, kemudian tangannya menjelajah ke dadaku, dielus dan diremasnya dengan keras kedua toketku, sesekali mempermainkan pentilku, kegelian dan kenikmatan bercampur menjadi satu.

Kemudian ditengah permainan dia mengganti posisi lagi. Dia telentang diranjang dengan kon tol yang masih mengacung keatas. aku menaiki tubuhnya, kuatur tubuhku hingga memekku pas dengan kon tolnya yang sudah menunggu, lalu kuturunkan pantatku dan bles. Langsung saja aku bergoyang salsa di atasnya. Kini aku pegang kendali, pantatku kuputar-putar sehingga memekku terasa diaduk-aduk olehnya. Dia memegangi kedua toketku dan meremasnya. Pantatku tidak pernah berhenti bergoyang di atasnya, dia belum juga memperlihatkan tanda-tanda akan orgasme. Aku mengganti gerakanku, kini turun naik di atasnya, ternyata dia melawan gerakanku dengan menaik-turunkan pantatnya berlawanan denganku sehingga kon tolnya makin menancap dalam, tangannya tidak pernah melepas remasannya dari toketku. Dia terus saja mengocok memekku dari bawah. Tidak lama setelah mengocokku dari bawah, kurasakan badannya menegang kemudian disusul denyutan keras dimemekku. Begitu keras dan deras semprotan pejunya hingga aku tersentak kaget menerima sensasi itu hingga aku menyusul orgasme sesaat setelahnya. Begitu nikmat. Tubuhku langsung melemas, aku langsung terkulai di atas tubuhnya, “Om, luar biasa nikmatnya, Inez lemes banget deh, mas kuat amir si ngentotin Inez”. “Terbukti kan kalo aku kuat ngentotin kamunya. Bisnya aku napsu kamu ma kamu Nez, makanya kon tolku bawaannya pengen ngaduk memek kamu terus. Dah lama sebenernya aku pengen ngentotin kamu Nez, kesampean juga akhirnya”. “Istirahat lagi ya om, om masi mo lagi ya”. “So pasti Nez, bisa sampe pagi aku ngentotin kamunya”. Napasku masi ngos-ngosan, aku dapat merasakan degup jantungnya yang masih kencang, keringat kami sudah bercampur menjadi satu. kon tolnya masih tertanam di memekku meskipun sudah melemas hingga akhirnya keluar dengan sendirinya.

Aku ke kamar mandi, kuguyurkan air hangat dari shower di sekujur tubuhku, kusiram rambutku yang lengket karena kringet. Kemudian aku keluar dari kamar mandi, kulihat dia sedang duduk di sofa yang ada dikamarnya, kami masih bertelanjang. Aku merasa lapar, segera aku ngangetin makanan yang ada buat aku dan kami makan berdua, mesra sekali rasanya makan sambil telanjang ditemani lelaki ganteng yang barusan menggarap memekku abis2an. Kamarnya memang ada pantry kering dengan microwave oven dan oven toaster disitu. “Om, serasa makan ma suami deh”. “Mau kamu jadi istriku?” “Gombal”. “Serius, kalo kamu mau ntar aku atur ke KUA”. “Baru juga kenal dah ngajak nikah”. “Kenalannya kan lengkap, pake ngentot segala, jadi sudah kenal kuadrat kan, kamu nikmat kan”. “Banget”. “aku juga nikmat, jadi mau nikah ma aku secepatnya. Ntar ya kamu tinggal ma aku, bantuin kerjaanku tiap hari tapinya”. “Om tu nyari bini pa nyari karyawan si”. “Ya dua2nya sayang, gak papa kan kalo istri bantuin juga kerjaan suami. Kamu kan dah biasa kerja, tapi kalo bantu aku ya dilapangan gak dirumah terus. Kalo dirumah ya bantu aku meredakan napsu aja”, katanya sambil tertawa. “Mau kan”. Aku gak jawab cuma senyum aja. Kami sambil bertelanjang makan sambil ngobrol tentang kebiasaan masing2 sehari, dia pdkt banget ke aku. Aku si cuek aja, ya seneng2 aja ma dia yang bisa bikin aku terkapar terus2an saking nikmatnya. Gak kepikir aku jadi bininya trus kudu keliling kesana kemari bantuin kerjaannya. Lagian ku kan masi skolah.

Setelah istirahat selesai makan, kembali aku duduk di sofa. Dia rupanya dah napsu lagi, dia mulai menciumi leherku sambil meremas-remas toketku. ciuman dari leher terus turun ke dada, sekarang dia mengulum pentilku di kiri dan kanan. Dia terus aja merangsang aku abis2an. segera dia jongkok diantara pahaku, melebarkannya dan lidahnya mulai menjelajah di memekku. dipermainkannya memekku dengan lidah dan jari tangannya. Dengan kemahiran permainan lidah nya, aku sudah terbakar birahi, kepalanya kujepit dengan kedua kakiku supaya lebih merapat diselangkanganku. “Om, Inez dah pengen dimasukin lagi om”, rengekku, gak tahan aku dirangsang sedemikian hebatnya. Dia menarik aku sehingga pantatku ada dipinggiran sofa, segera dia menyapukan kepala palkonnya ke memekku, dan tak lama kemudian kon tol besarnya dah ambles lagi dimemekku. Segera dia mengocok memekku dengan cepat dan keras, mulutku dibungkam dengan ciuman bibirnya. Kocokan kon tolnya bertambah cepat, iramanya susah ditebak karena terlalu banyak improvisasi, aku kewalahan mengikuti iramanya.

setengah jalan, dia menghentikan permainan nikmatnya, dia minta aku nungging sehingga kembali dia melakukan gaya kesukaannya, dogi. Sodokan awal perlahan, tapi selanjutnya makin keras dan cepat. Kugoyang-goyangkan pantatku mengikuti irama nya, makin lama makin terasa nikmatnya, cukup lama dia mengocokku dengan berbagai variasi gerakan. Setelah beberapa lama dengan doggy style, lututku terasa capek. Aku merangkak naik ke sofa yang tetap dengan posisi doggy. Kunikmati sodokan dari belakang entah sudah berapa lama berlangsung, lututku sudah lemas, tapi serangan dari belakang tidak menurun juga, sampe akhirnya kurasakan denyutan-denyutan di dinding memekku dan kudengar teriakannya pertanda dia orgasme. “Nez, nikmatnya….” terasa sekali semburan dahsyat pejunya menghantam memekku kembali sehingga hal ini langsung membuahkan orgasmeku untuk kesekian kalinya. Luar biasa nikmatnya hari ini buat aku, kenikmatan melanda diriku terus2an. Luar biasa lelaki yang satu ini, aku si sangat ngarepin dia bakal sering2 menggarap memekku abis2an.

Pool nikmat

Satu hari ada om yang ngajak aku maen ke cottage yang disewanya, katanya mo dikenalin ma temen bisnisnya. Mreka mo bikin party di private pool di cottage yang disewa si om, sebut ja om A biar gampangnya dan temen bisnisnya om B. Tapi ceweknya kurangs eorang, makanya om A kontak aku.

Waktu aku sampe di apartmentnya tu om2 sedang ma satu cewek yang cuma pake clana pendek ketat dan bra bikini. Sexy banget deh, aku gak ada apa2nya kalo dibandingin ma tu cewek, sebut aja tu cewek si C. "Nez, kamu sexy juga ya, padahal masi pake pakean lengkap gini", sambut om A. Sementara om B juga menelusuri bodiku dari atas kebawah dengan matanya yang kliatan laper. "Nez bawa bikini kan, ganti pake bikini aja deh", suru om A. Aku segera ke ruang ganti menuker pakeanku dengan bikini. Ketika keluar berbikini ria, kembali om A menyambut dengan vulgarnya, “Wah Nez, bener-bener napsuin kamu”. “Dah ada C yang bahenol banget masi ja om laper liat Inez”. “Kan beda In sate kambing ma sate ayam”. “Wah Inez ayam pa kambingnya om”. Tertawa berderai pecah diantara kami. Langsung aja kami duduk misah, C tenggelam dalam pelukan om B, aku duduk santai ma si om A, jauhan dari kursi baring C dan om B. Ada 2 saung yang meliputi kursi baring, penuh ditumbuhi tumbuhan merambat sehingga teduh.
“Biar gak diliat mreka ya om”. “Gak lah, kalo saling liat kurang afdol, lagian nanti kan ke kamar masing-masing”. Asik juga bisa nyewa cottage dengan private pool kaya gitu.

Dia meletakkan tangannya di pahaku yang duduk bersimpuh, tangan itu merabai pahaku secara perlahan sambil tangan satunya merangkulku dan mulai mremas tokedku. “Kan toked Inez gak sebesar C punya, kok om jadi napsu ma Inez si”.
“Ya sensasinya beda Nez, kamu kan imut, pasti punya kamu juga rapet banget”. aku meringis dan mendesah lebih panjang. Sementara lidahnya menjilati leherku, ke atas terus menggelitik kupingku dan menyapu wajahku. Dia memegang tanganku dan meletakkannya diatas gundukan besar diselangkangannya yang masih tertutup celpen. Kuremas gundukan itu, “wah om besar banget si”.
“Mangnya kamu blon perna ngrasain yang besar ya Nez”. “Ngrasain yang besar si sering om, tapi punya om super besar dan panjang lagi, apa muat segini dimasukin di memek Inez”. Bibirku dipagutnya, kami berciuman dengan hot, lidah kami keluar saling jilat dan belit.

Sambil berciuman, dia mengurai ikatan bra bikiniku sehingga tokedku terekspos sudah. Dia langsung mencaplok toked kiriku dengan liar dan ganas, pipinya sampai kempot menyedot benda itu. Tangan satunya mengorek-ngorek memekku dari samping cd bikiniku yang minim sambil mengelusi punggungku. Dia masih terus menciumiku, lidahnya terus menyapu rongga mulutku, begitu pula aku dengan liar beradu lidah dengannya. Jempolnya menggesek-gesek pentilku diselingi pencetan dan pelintiran. Aku sendiri makin intens mremas kontolnya. Kini dia suruh aku merunduk (sehingga posisiku setengah berbaring ke samping) dan mengemut kontolnya yang sudah terbebas dari celpen yang dipakenya.

Dengan bernafsu, aku melayani kontolnya dengan mulut dan lidah, mula-mula kujilati buah pelir dan batangnnya dengan pola naik-turun, sampai di kepalanya sengaja aku gelitik dengan lidah dan kukulum sejenak. Pemiliknya sampai mengerang-ngerang keenakan sambil mremasi tokedku. Ikatan cd bikiniku diurai juga sehingga dengan mudah dia bisa mengobok-obok memekku dengan jari-jarinya, liang itu pun semakin becek akibat perbuatannya, cairanku nampak meleleh keluar dan membasahi jarinya. “Enngghh.. Uuuhh.. Uhh!” desahku disela-sela aktivitas menyepong.

Kemudian dia rebahan di matras dan dia suruh aku naik ke wajahnya, rupanya dia mau menjilati memekku, posisi 69 gitu. Kontolnya terus kukocok-kocok sambil mengemut pelirnya. Aku menyentil-nyetilkan lidah pada lubang kencingnya sehingga dia mengerang nikmat. “Ayo dong Nez masukin ke mulut kamu aja, jangan cuma bikin geli gitu” katanya sambil menekan kontolnya masuk ke mulutku, aku membelakak karena sesak. Aku memaju-mundurkan kepalaku mengemut kontolnya. Mulutku penuh terisi oleh batang besar itu sehingga hanya terdengar desahanku tertahan. dia menjulurkan lidahnya menyapu bibir memekku. Tangan kanannya mengelus-elus pantat dan pahaku, tangan kirinya dijulurkan ke atas memijati tokedku. Pinggulku yang meliuk-liuk keenakan. Lidahnya menjilat lebih dalam lagi, dipakainya dua jari untuk membuka bibir memekku dan disapunya daerah itu dengan lidahnya. Memekku jadi tambah basah baik oleh ludah maupun cairanku sendiri. “Emmh.. Emmhh.. Angghh!” aku mendesah tertahan dengan mata merem-melek. Cairan bening meleleh membasahi memekku dan mulutnya makin mendekat ke selangkanganku dan menyedot memekku selama kurang lebih lima menit, selama itu tubuhku menggelinjang hebat dan sepongan terhadap kontolnya makin bersemangat.

Puas menikmati memekku, dia mengambil posisi duduk dan menaikkan aku ke pangkuannya. Tangannya yang satu membuka lebar bibir memekku sedangkan yang lain membimbing kontolnya memasuki liangku. Aku menurunkan tubuhku menduduki kontolnya hingga melesak ke dalam diiringi eranganku panjang. Terasa sekali benda bulat panjang nesar itu membelah memekku yang blon perna kemasukan kont0l sebesar itu. Diapun juga melenguh nikmat akibat jepitan memekku yang kencang itu. Aku mulai naik-turun di pangkuannya, tokedku diremasi dengan gemas. Aku terus menaik-turunkan tubuhku dengan bersemangat, semakin lama makin cepat dan mulutku menceracau tak karuan.
Makin kerasa desakan kontolnya yang selain besar juga panjang sehingga seakan2 menembus masuk ke perutku. “Oohh.. Aauuhh.. Aahh!” lolongku dengan kepala mendongak ke langit bersamaan dengan tubuhku yang mengejang, kudekapnya kepalanya erat-erat sehingga wajahnya terbenam di belahan tokedku.

Aku lemes di pelukannya. Dia mendekapku dan mencumbuku mesra, lidah kami berpaut dan saling menghisap. Dia mengambil minum dari dalem cottage, diberikannya ke aku dan langsung kutenggak sehingga abis. “Wah exhausted ya Nez”. “iya om, kan abis kerja keras. om belon ngecret tu”.

Aku direbahkannya kematras. Kedua pergelangan kakiku dipegangnya lalu dia bentangkan pahaku lebar-lebar. Setelah menaikkan kedua betisku ke bahu, dia menyentuhkan kepala kontolnya ke bibir memekku. Kembali memekku diregangkan maksimal untuk menampung kont0l besar yang menerobos masuk. Dia kembali mengerang nikmat akibat jepitan dinding memekku. “Uuuhh.. Uhh.. Sempit banget sih” erangnya ketika melakukan penetrasi. Dia mulai menggerakkan kontolnya pelan, aku merespon dengan rintihan. Dia menaikkan tempo permainannya, disodok aku sesekali, digoyangnya ke kiri dan kanan untuk variasi, tak ketinggalan tangannya meremasi pantatku. Aku semakin menggeliat keenakan, desahanku pun semakin mengekspresikan rasa nikmat. Dia merundukkan badannya agar bisa menyusu dari tokedku, diemut-emut dan ditariknya pentilku dengan mulutnya. Sekitar lima belas menit kemudian aku mulai mengejang dan mengerang panjang menandai klimaksku. Tapi dia tanpa peduli terus menggenjotku hingga beberapa menit kemudian. Diapun mulai mengejang, “Crot dimana Nez”. “Didalem ja om biar tambah nikmat”. “hehhhh”, desahnya ketika dia menancapkan kontolnya dalam2 di memekku dan kemudian terasa sekali semburan pejunya yang banyak banget. Dia rebah menindihku. “Nikmat banget Nez, lebi nikmat katimbang ngentotin C”. aku seneng ja dipuji kaya gitu. “Inez juga nikmat banget om, masi ada ronde kedua kan om”. Dia hanya menggangguk dan mencium bibirku.

Karena lelah berbaur nikmat, aku jadi terlelap di saung itu, waktu aku bangun hari dah lewat magrib, dah mulai gelap, lampu saung blon dinyalakan. Aku segera bangun dan menuju ke cottage. Diruang tamu, om B duduk sendirian. “Om A dan C kemana om”. "Mreka ada acara sendiri, aku ngelanjutin ma kamu ya Nez".

Waduh, pesta sex lagi ni malem sama si om, pikirku. aku mandi dulu menyegarkan badan dikamar mandi yang tersedia buat tamu rupanya, isinya cuma wc, wastafel dan shower saja. aku mengeluarkan tolietreies dari tasku, kalo anduk sudah disediakan. selesai mandi aku keluar hanya mengenakan t shirt kedodoran yang menjadi semacam rok mini buat aku, didalemnya tentu ja polos. Si om lagi ngangetin pizza di microwave oven. “Gak da makanan apa2 Nez, pizza suka kan”. Aku cuma ngangguk. Selesai ngangetin pizza, dia pergi mandi sedang aku melahap pizza bagianku. Rupanya si om tadi pesen pizzanya pake home delivery, satu loyang besar dibagi dua. ada coke 2 gelas besar di lemari es, rupanya beli pizza sekaligus minumnya. Selesai makan, si om belon kluar dari kamar. Kamar mandinya pasti menyatu dengan kamar tidurnya. Cottagenya ada 2 kamar tidur, ruang tamu merangkap ruang makan yang berisikan seperangkat sofa, meja dan kursi makan, seperangkat audio visual system.

Aku duduk di sofa sambil ngeliat tv, aku mencari film dari channel yang hanya memutar film, pastinya di channel filmnya puti semuanya, gak da yang blau. Tak lama lagi, si om kluar hanya dengan lilitan anduk dipinggang. Si om punya raut wajah indihe, tapi kulitnya gak seitem indihe. Waktu aku tanya napa kulitnya gak seitem indihe laen, dia bilang mamanya cokin. Setelah berbasa-basi sejenak dia mendekati dan memelukku, berpelukan mulut kami mulai saling memagut, lidah bertemu lidah, saling jilat dan saling belit, kugenggam kontolnyanya dan kupijati. Gak sepanjang kont0l si om A tapi lebi besar lagi, waduh … kebayang deh kaya apa nikmatnya disodok ma kont0l yang lebi besar lagi. Elusannya mulai turun dari punggungku ke bongkahan pantatku yang lalu dia remasi.

Segera saja tshirt yang kukenakan sudah terlepas. dia terbengong-bengong menyaksikan keindahan tubuhku, tangannya merabai paha dan pantatku. “Nez, jembutnya alus banget ya..” Menanggapinya aku hanya tersenyum seraya mendekatkan memekku sejengkal dan sejajar dari wajahnya, seperti yang sudah kuduga, dia langsung melahapnya dengan rakus. “Eemmhh.. Yess!” desahku begitu lidahnya menyentuh memekku. Kurenggangkan kedua pahaku agar lidahnya bisa menjelajah lebih luas. Sapuan lidahnya begitu mantap menyusuri celah-celah kenikmatan pada memekku. Aku mendesah lebih panjang saat lidahnya bertemu itilku yang sensitif. Mulutnya kadang mengisap dan kadang meniupkan angin sehingga menimbulkan sensasi luar biasa. Sementara tangannya terus mremas pantatku dan sesekali mencucuk-cucuk pantatku.

Aku mengerang sambil mremas rambutnya sebagai respon permainan lidahnya yang liar. Puas menjilati memekku, dia menyuruhku duduk menyamping di pangkuannya. Dengan liarnya dia langsung mencaplok tokedku, pentilku dikulum dan dijilat, tangannya menyusup diantara pahaku mengarah ke memekku. Selangkanganku terasa semakin banjir saja karena jarinya mengorek-ngorek lubang memekku.

Selain tokedku, ketiakku yang bersih pun tak luput dari jilatannya sehingga menimbulkan sensasi geli, terkadang dihirupnya ketiakku yang beraroma parfum
bercampur keringatku. Tanganku merambat ke bawah mencari kontolnya, benda itu kini telah mengeras seperti batu. Kuelusi sambil menikmati rangsangan-rangsangan yang diberikan padaku. Jari-jarinya berlumuran cairan bening dari memekku begitu dia keluarkan. Disodorkannya jarinya ke mulutku yang langsung kujilati dan kukulum, terasa sekali aroma dan rasa cairan yang sudah akrab denganku.

Tubuhku ditelentangkan di meja ruang tamu dari batu granit hitam itu setelah sebelumnya dia singkirkan benda-benda diatasnya. Nafasku makin memburu ketika kontolnya menyetuh bibir memekku. “Cepet om, masukin dong, nggak tahan lagi nih!” pintaku sambil membuka pahaku lebih lebar seolah menantangnya. Karena mejanya pendek, si om harus menekuk lututnya setengah berjinjit untuk menusukkan kontolnya. Aku menjerit kecil ketika kepala kontolnya yang besar mulai membelah lubang memekku. Selanjutnya kami larut dalam birahi, aku mengerang sejadi-jadinya sambil menggelengkan kepala atau menggigit jariku. Kini dia berdiri tegak memegangi kedua pergelangan kakiku, sehingga pantatku terangkat dari meja. Tokedku terguncang-guncang mengikuti irama goyangannya yang kasar. Dalam waktu duapuluh menit saja aku sudah dibuatnya orgasme panjang sementara dia sendiri belum menunjukkan tanda-tanda akan keluar.

Sekarang dia merubah posisi dengan menurunkan setengah tubuhku dari meja, dibuatnya aku nungging dengan kedua lututku bertumpu di lantai, tetapi badan atasku masih di atas meja sehingga kedua tokedku tertekan di sana. Dia kembali menusukku, tapi kali ini dari belakang, posisi seperti ini membuat sodokannya terasa makin deras saja. Aku ikut menggoyangkan pantatku sehingga terdengar suara badan kami beradu yaitu bunyi plok.. plok.. tak beraturan yang bercampur baur dengan erangan kami. Tak lama kemudian aku kembali orgasme, tubuhku lemas sekali setelah sebelumnya mengejang hebat, keringatku sudah menetes-netes di meja. Namun sepertinya dia masih belum selesai, nampak dari kontolnya yang masih tegang. Aku cuma diangkat dan dibaringkan di sofa, lumayan aku bisa beristirahat sebentar karena dia sendiri katanya kecapekan tapi masih belum keluar. Kami menghimpun kembali tenaga yang tercerai-berai.

Dia kemudian menggendong tubuhku dan membawaku ke kolam. “Nez, kita nyebur juga yuk, biar seger” ajaknya. Aku menganggukkan kepala menyetujuinya walaupun diluar sudah gelap, hanya diterangi lampu yang ada di saung sehingga cahaya hanya remang saja. diapun melangkah turun ke air, di sana tubuhku dia turunkan hingga terendam air. Hmm.. Rasanya dingin dan menyegarkan, sepertinya keletihanku agak terobati oleh air. Air kolam merendamku hingga dada, aku sandaran pada dinding kolam mengendurkan otot-ototku. Dia kembali menghampiri dan menghimpit tubuhku.

Diciumnya aku dibibir sejenak lalu ciumannya merambat ke telinga dan leher sehingga aku menggeliat geli. Kontolnya kugenggam lalu kukocok di dalam air. Dia angkat satu kakiku dan mendekatkan kontolnyanya ke memekku. Dengan dibantu tanganku dan dorongan badannya, masuklah kont0l itu kembali ke memekku. Air semakin beriak ketika dia memulai genjotannya yang berangsur-angsur tambah kencang. Kakiku yang satunya dia angkat sehingga tubuhku melayang di air dengan bersandar pada tepi kolam. Aku menengadahkan wajah menatap langit yang sudah gelap dan mengeluarkan desahan nikmat dari mulutku. Mulutnya melumat tokedku dan mengisapnya dengan gemas membuatku semakin tak karuan. Dia memang sungguh perkasa, padahal kan sebelumnya dia sudah membuat aku klojotan. Aku sudah mulai kecapekan karena sodokan-sodokan brutalnya. Gesekan-gesekan kontolnya dengan dinding memekku seperti menimbulkan getaran-getaran listrik yang membuatku gila. Mataku mebeliak-beliak keenakan hingga akhirnya aku klimaks lagi bersamaan dengan dia. Pejunya yang hangat mengalir mengisi memekku.

“Nez keluar nih aku. Bener kata om A, ngentotin kamu jau lebi nikmat katimbang ngentotin C. Memek kamu peret abis sehingga kerasa banget empotannya.” “abis kont0l om lebih besar lagi dari kont0l om A. Inez kan baru sekali ini ngerasain 2 kont0l segede punya om2, terang ja peret banget jadinya"
Setelah napas ngos2anku mereda, kami keluar kolam, aku diajak ke kamarnya. Karena cape, aku sbentar saja sudah terlelap diranjangnya yang besar, masi telbul tentunya.

Ketika aku terbangun, hari dah siang kayanya, sinar matahari kelihatan menembus gorden kamar. Si om masuk membawa nampan berisi toast, kopi dan creamernya serta gula. “Sarapannya ini aja ya Nez, pizzanya dah abis semalem. Adanya cuma ini buat sarapan. Kamu tidur nyenyak sekali”. “Iya om, kan kemaren kerja keras ma om berdua, baru sekali ini ada 2 kont0l XL yang ngaduk2 memek Inez sampe terkapar gini, bentar lagi maen lagi ya om”. “wah kamu hyper juga neh, makan dulu lah”. “Bukannya hyper om tapi memanfaatkan kesempatan sebaik2nya”. Dia tertawa. Dia melapisi toast dengan mentega kemudian mengoleskan sele nanas buat aku. Kemudian dia menuangkan creamer kedalam kopi dan menambahkan sesendok teh gula, diaduknya dan diberikannya juga ke aku, “Kalo kurang manis tambah gulanya ndiri ya”. “Inez kan dah manis om, gak perlu gula lagi”. “Kamu bukan cuma manis, tapi nikmat banget Nez”. Kami berdua pun melahap semua yang dihidangkannya. “Dah kenyang om, skarang….” “Waktunya have fun". Dia duduk selonjoran di ranjang dan mendekap aku yang duduk membelakanginya bersandar pada tubuhnya.

Toked kiriku segera dipencet-pencet dan dimainkan pentilnya. Pahaku terbuka lebar dan dipangkalnya tangannya bermain-main mengelusi dan mengocok memekku dengan jarinya. Tak ketinggalan bahu kiriku yang dicupangi olehnya. Aku hanya mendesah dengan ekspresi wajahku menunjukkan kepasrahan dan rasa nikmat. aku kemudian menelungkup diselangkangannya.

Akupun menggenggam kontolnya dan mulai memainkan lidahku, kuawali dengan menjilati hingga basah kepala kontolnya, lalu menciumi bagian batangnya hingga pelirnya. Kantong bola itu kuemut disertai mengocok batangnya dengan tanganku. Perlahan tapi pasti benda itu ereksi penuh karena teknik oralku. Dia menikmati sekali permainan lidahku, dia terus merem-melek dan mendesah tak henti-hentinya saat kontolnya kukulum dan kuhisap-hisap. Lama juga aku mengkaraokenya, sampai mulutku pegal.

Kemudian dia memagut bibirku yang kubalas dengan tak kalah hot, aku memainkan lidahku sambil tanganku memijat kontolnya. Aku berbaring telungkup diranjang, dia menaikiku lalu menciumku sembari mengelusi punggungku, aku mendesah merasakan rangsangan erotis itu. Ciumannya makin turun sampai ke pantatku, disapukannya lidahnya pada bongkahan yang putih sekal itu, diciumi, bahkan digigit sehingga aku menjerit kecil. Mulutnya turun ke bawah lagi, menciumi setiap jengkal kulit pahaku. Betis kananku dia tekuk, lalu dia emuti jari-jari kakiku. Beberapa saat kemudian dia menekuk paha kananku ke samping sehingga pahaku lebih terbuka. Aku mulai merasakan jari-jarinya menyentuh memekku, dua jari masuk ke liangnya, satu jari menggosok itilku. Rambutku dia sibakkan dan aku merasakan hembusan nafasnya terasa dekat wajahku. Leher dan tengukku digelikitik pakai lidahnya, juga telingaku, aku tertawa-tawa kecil sambil mendesah dibuatnya. Aku suka rangsangan dengan sensasi geli seperti ini.

Dia mengangkat pantatku ke atas, kutahan dengan lututku dan kupakai telapak tangan untuk menyangga tubuh bagian atasku. Sesaat kemudian aku merasakan benda tumpul menyeruak ke memekku. Aku terpejam menghayati moment-moment penetrasi itu. Aku tak kuasa menahan desahanku menerima hujaman-hujaman kontolnya ke dalam tubuhku. Sensasi yang tak terlukiskan terutama waktu dia memutar-mutar kontolnya dimemekku, rasanya seperti sedang dibor saja, aku tak rela kalau sensasi ini cepat-cepat berlalu, makanya aku mendesah: “Terus.. Terus.. Jangan pernah stop!” Kocokannya padaku bertambah cepat dan kasar, otomatis eranganku pun tambah tak karuan, sesekali bahkan aku menjerit kalau sodokannya keras.

Karena sudah tak bisa bertahan lagi, aku mengalami orgasme dahsyat, sementara dia tak mempedulikan kelelahanku, justru semakin gencar menyodokku. Tanpa melepas kontolnya dia baringkan tubuhku menyamping dan menaikkan kaki kiriku ke pundaknya, dengan begini kontolnya menancap lebih dalam ke memekku. Selangakanku yang sudah basah kuyup menimbulkan bunyi kecipak setiap menerima tusukan. Sambil terus menggenjot, dia menyorongkan kepalanya ke tokedku, pentilku ditangkap dengan mulut kemudian digigit dan ditarik-tarik, aku merintih dan meringis karena nyeri, namun juga merasa nikmat. Aku merasakan sebentar lagi giliran aku klimaks, dinding memekku makin berdenyut. “Ayoo.. om, terus.. Iin sudah mau..!” desahku dengan nafas tersenggal-senggal.

Tak lama kemudian aku merasakan tubuhku makin terbakar, aku menggeliat2. Desahan panjang menandakan orgasmeku bersamaan dengan mengucurnya cairan cintaku membasahi selangkanganku. Dia melepas kontolnya dan menurunkan kakiku, pejunya dikeluarkan di dadaku, setelah itu dia ratakan cairan kental itu ke seluruh tokedku hingga basah mengkilap. Belum habis rasa lelahku, dia sudah tempelkan kepala kontolnya di bibirku, menyuruh membersihkannya. Dengan sisa-sisa tenaga aku genggam benda itu dan menyapukan lidahku dengan lemas, kujilat bersih dan sisa-sisa pejunya kutelan saja. Akhirnya kami pun terbaring bersebelahan, keringatku bercucuran dengan deras, dadaku naik-turun dengan cepat karena ngos-ngosan. “Napa gak dingecretin didalem om, kan lebi nikmat”. “Buat variasi ja Nez”. Selesai itu, kami bebenah, dan selesailah acara nikmat di pool cottage.

Moment LDR Semasa SMA

Waktu itu, ane masih kelas 2 SMA, dan karena keisengan ane, ane punya pacar jauh di luar kota, di daerah Jawa Tengah.
Selisih umur ane dan gf sekitar 3 taun. Ya, gf ane waktu itu masih kelas 2 SMP, dan gf ane juga panlok ;)

Sewaktu jadian, kita belum pernah ketemuan malah, maklum cinta monyet.. ;)
Sebagai gambaran, gf ane orangnya putih mungil.. sampai sekarang pun masih tetep aja mungil segitu aja. Dia juga atlit renang, jadi udah mungil, kencang pula.. :D

Singkat cerita, liburan sekolah kenaikan kelas, ane mampirlah ke kota sana. Kali itu adalah pertemuan ketiga 3 semenjak jadian. Ane naik travel dan menginap di hotel, hotelnya ga jelek amat tapi ga bagus2 amat, maklum budget anak sekolahan. :p

Hari pertama ketemuan, ya masih malu2 lah..kita duduk di emperan kamar dan sempet beberapa kali ane ciumin pipi doi. tapi waktu itu sih ya cium biasa, ga ada pikiran macam2 lah. Apalagi waktu itu kita berdua sama2 polos :)

Malam harinya ane mampir rumahnya, (ane udah sempet kenal ortunya di pertemuan sebelumnya dan cukup diterima baik), dan kebetulan ortunya pergi juga sama adiknya gf ane, jadi kita berdua di rumah, awalnya sih biasa. Waktu itu ane cuma minta cium bibir aja, penasaran...pengen tau apa rasanya.

Yah seperti yang sudah suhu2 semua tau, ciuman pertama nikmatnya berasa sekali. Kami ciuman saat itu cukup lama, dan tiba2 ane kepikiran buat french kiss, masih sama2 nubie...dan awalnya ya kita sama2 aneh tapi lama kelamaan kita saling menikmati.

Terbawa suasana, pikiran kotor pun mulai menjangkiti ane..ane berusaha peluk2 dia sambil ngerasain dadanya yang mungil. Tapi ane masih belum brani pegang2 atau aneh2 lah. Iya kali, baru 3x ketemu..salah2 diusir ntar :bata:

Kemudian kami masih lanjut ciuman sampe setengah jam lebih...lalu...ya udah..hari itu cuma sgitu aja.. :p

Hari kedua awalnya biasa saja...jalan2 lah, makan bareng.. Siang hari, entah kenapa ga ada pikiran main ke rumahnya, tapi balik ke hotel (sumpah, blm ada pikiran aneh2..hahaha)

Di hotel, kami masih ngobrol2 biasa di lantai dan kemudian kami mulai berciuman lagi. Kali ini lebih ganas, saling beradu bibir dan lidah. Lidah ane bahkan sampai sakit disedotnya.. Sampai kemudian ane mulai ciumin telinganya perlahan-lahan.

"Ah.....", Dia pun mulai mendesah perlahan-lahan, mendengar desahannya ane pun makin semangat menyusuri lehernya..bekas cupang pun tak terhindarkan, dan desahannya makin menjadi-jadi.

Saat itu ane arahkan ciuman ane mulai agak turun, dari telinga ke leher secara perlahan, kemudian lanjut lagi turun ke bawah leher mendekati dadanya yang mungil.

Saat ane berputar2 menciuminya, tiba2 gf ane mendesah sambil berkata, "Ah..Ko, buka bajunya ya.."
Ane masih setengah ga percaya mendengarnya, tapi saat itu ane masih menolak dan berkata "jangan, nanti keterusan lho..."
Dia masih berkata, "Gpp ko, kan cuma atasnya aja, bawahnya jangan..."
Saat itu ane masih diam saja dan sibuk menciuminya..
Tidak lama berselang, dia pun mulai ambruk lemas sambil terus mendesah.. Melihat gf ane kayak gitu tiba2 terdengar suara batin ane, "take it or leave it, rejeki kok ditolak" Kemudian ane masukkan tangan ane ke bajunya sambil mencari dadanya yang mungil dan doi setengah agak kaget juga tapi kemudian menikmatinya.

Makin lemas, gf ane naik ke ranjang untuk tidur, dan saat itu ane masih agak bingung harus gimana, kentang juga, akhirnya bantuin gf naik ke ranjang, tapi ga lama kemudian ane lanjutin lagi ciuman ane ke lehernya sambil mulai meraba2 dadanya

Tidak lama berselang, tiba2 gf ane melepas sendiri bajunya..dilanjutkan BH nya..dan terlihatlah sepasang gunung putih kembar..mungil dengan putingnya yang kecil berwarna coklat..Melihat pemandangan indah itu, ane langsung sambut dengan ciuman penuh kenikmatan ke arah putingnya...

Lalu..
Begitu melihat toketnya yang masih imut itu, tiba2 nafsu ane langsung naik..
Pelan2 ciumanku berpindah ke toketnya, sambil menjilati putingnya yang coklat dan masih imut..Tangan ane diambilnya dan diarahkan ke toketnya yang satunya..Sambil terus mendesah dia agak meracau, "Jangan berhenti..terusin..." dan ane pun terus menikmati toketnya tersebut... Tapi waktu itu ane masih belum berani bertindak lebih lagi..jadi ane cuma mainin toketnya itu terus
Semakin lama dia semakin meracau, "Buka celanaku ya.."
"Ah..apalagi ini..", pikirku.. dan aku pun menjawab, "Jangan, nanti keterusan lho"
"Kan cuma buka celana aja, jangan lebih", balasnya
Larut dalam nafsu anak muda, ane pun akhirnya membuka celananya dan mulai menjilati memeknya..
"Argh..ah..ah", dia semakin mengerang. Kemudian dia berkata, "Enak ko, jangan berhenti klo aku blm bilang stop"
Dan ane pun terus melayaninya tapi masih belum berani sampai ekse..
Ah, hari itu bener2 hari terindah kami, untuk pertama kalinya bener2 merasakan kenikmatan dunia ini.
Setelah berberes, dia pun berkata, "Jangan tinggalin aku lho, aku udah ngasi semuanya"
Tentu saja ane mengiyakan karena ane memang sayang dia waktu itu

Esok harinya ane mau pulang naik travel, pagi2 ane sms "Buruan jemput sini, aku masih pengen lagi nih kayak kemarin"
Dia pun datang awal tapi dengan sedikit ketakutan, tentunya karena bekas cupang di leher ketahuan ortunya :p
Setelah sampai di kamar dan berbaring, akhirnya malah dia duluan yang mulai mencium ane dan gantian dia yang agresif ke ane..
Mulai dari bibir sampai ke leher, diciumnya dengan begitu lembut sekaligus agresif. Dibukanya pakaian ane, dan dia sendiri pula yang membuka pakaiannya. Akhirnya kami bertukar posisi, ane diatasnya...kembali toketnya yang putih ane mainin dan cium dengan lembut..
"Yang satunya juga donk, masa yang kanan terus", pintanya padaku untuk mencium toket kirinya..Perlahan ane terus menyusuri dari toketnya sampai ke memeknya

Nikmatnya memeknya yang masih sedikit berbulu dan wangi membuat ane semakin agresif lagi, sampai akhirnya dia berkata "Ko, masukin donk..."
Deg...ane bingung, "Jangan, nanti keterusan", begitulah jawaban standarku :bata:
"Pakai tangan aja klo gt", pintanya
Akhirnya jari ane mulai mencoba masuk ke memeknya, dan dari sanalah keperawanannya terenggut oleh jari ane :((
Desahannya semakin menjadi, "Lebih cepet ko, lebih cepet", tampaknya dia sudah sangat menikmatinya
Tiba2, diapun akhirnya mencapai klimaksnya dan membasahi muka ane dan selimut kasur hotel.. Dan kegiatan kami pun terhenti, kebetulan juga sudah hampir waktunya untuk bersiap pulang..
"Darah apa ya ini?"dia agak panik soal darah yang keluar dari memeknya, dan sekali lagi dia meminta ane untuk jangan meninggalkannya
Dan hari itu diakhiri dengan ane melayani dia lagi, karena dia belum berani BJ dan semacamnya :p

Akhirnya ane pulang ke kota ane dengan penuh kenangan indah... Mulai dari hari itu hampir tiap malam kita ps dan menyusun plan liburan selanjutnya
Sampai pada saat ane ekse dia dirumahnya :p

18 x 5

Aku nginep di tempat kost temanku. Katanya disuru nemeni dia. Gak taunya dia dapet bookingan sehingga aku ditinggal sendiri di kamar kosnya. “Nez, aku pergi dulu ya. Mau ketemu omku. Kamu tidur aja di kamarku”, katanya sambil meninggalkan aku di kamarnya. Ketika Dina keluar aku lupa mengunci pintu, sebenarnya aku kesal karena Dina yang ngajak aku nginep di kosnya, sekarang dia malah cek in sama om om. Iseng aku bongkar2 aja ngeliat apa yang ada dikamarnya. Laptopnya kunyalain trus ku ambil beberapa usb 64gb, wah yang terbaru ni, penasaran aja mau liat apa isinya usb dengan kapasitas sebesar itu.
Wah isinya banyak bakep file bokep, ada yang bule, thai, filipino, cina dan igo. Kupilih2 yang previewnya paling merangsang dan kutonton lah video bokep itu.Negro ngentotin abg cina kayanya, seru banget deh ngeliat kontol jumbo item masuk ke memek tu abg sampe abgnya jerit2, keenakan si kayanya. Aku gak ngecilin volume siaranya saking asiknya liat video ngentot itu. Aku mulai merasa gerah nonton tu bokep, daerah selangkangan kugesek2 pake jari. Terasa nikmat juga. cd kulepas. Aku berbaring diranjang, mengangkang. Gesekan ke memek makin gencar, juga kugesek itilku. tanpa terasa aku mulai mendesah, sama kaya desahan tu amoy yang dientot negro di video bokep. Napsuku makin berkobar, desahanku tanpa terasa makin keras. aku lupa sedang berada di tempat kos, desahanku bisa saja terdengar oleh orang yang lewat. apalagi kos temenku itu campur cowok dan cewek. Tapi aku gak perduli karena napsuku makin memuncak.

Aku melepas semua pakaianku. Dengan telanjang bulat aku ngangkang di ranjang sambil ngegesek memek dan itilku. Ah uh ku makin sering terdengar. Aku meremes2 toketku sendiri. Tiba-tiba pintu kamar terbuka. Di pintu ada om2, tetangga kamar temenku yang ganteng. Aku pernah dikenalin temenku ke tu lelaki, tapi karena jarang ketemu, kami tidak akrab. “Lagi ngapain Nez, kok ah uh nya keras anget. Wah gi asik kok gak ngajak2 si, aku juga mau kok berbagi kenikmatan kaya gitu”, katanya sambil mengunci pintu kamar.

Aku malu, mengempitkan pahaku dan tanganku menutupi toketku. Dia duduk diranjang sambil mengelus pundakku, “Nez, kamu napsuin banget ya. Toket kamu imut tapi kenceng, pentil kamu juga imut dan jembut kamu alus gini”. Aku terdiam. “Maen sama aku yuk Nez, aku dah ngaceng liat kamu telanjang gini", katanya lagi to the point. Aku dupeluknya, daguku diangkatnya keatas dan bibirku langsung dicipoknya.

Dia sangat bernapsu mengulum bibirku. Dalam hitungan detik mulut kami sudah lekat berpagutan. Aku direngkuh dengan ketat ke dalam pelukannya. Tangannya mulai bergerilya meremas2 toketku. Pentilku yang sudah mengeras dipelintir2 nya. Ini membuat rangsangan yang lebih hebat lagi buat aku. Aku menggeliat-geliat sambil mulutku terus menyambut permainan bibir dan lidahnya. Lidahnya menerobos mulutku dan bergulat dengan lidahku. Tangan kanannya mulai merayapi pahaku yang mulus. Semakin mendekati pangkal pahaku, aku membuka pahaku lebih lebar, biar tangannya lebih leluasa bergerak. Peralahan-lahan tangannya menyentuh gundukan memekku dan menggosok2 itilku. Aku mengaduh tetapi segera dibungkam oleh permainan lidahnya. Badanku mulai menggeletar menahan nafsu yang semakin meningkat.

Tanganku merayap kearah selangkangannya dan kuremas perlahan, terasa kon tolnya sudah keras banget, besar dan panjang. aku segera membuka ritsluiting celananya. Wow, kepala kon tolnya nongol dari bagian atas cdnya. CDnya kuturunkan bersama celananya sampai kepahanya. Kugenggam kon tol yang besar dan panjang itu. Ukurannya ketika ngaceng mungkin sekitar 18 cm dengan diameter sekitar 5 cm. “om, besar banget sih kon tolnya, dipakai in obat apa sih sampai besar begini”, kataku sambil mengocok lembut kon tolnya. “Kamu sukakan sama kon tolku”, bukan menjawab dia malah balik bertanya. “Suka banget om, kalau sudah masuk semua pasti memek Inez sesak deh, apalagi kalau udah dienjot, gesekan kon tol om ke memek Inez pasti terasa banget. Inez udah gak sabar nih om, udah pengen ngerasain kon tol mas nggesek memek Inez”. jawabku penuh napsu.

Kocokanku itu membuat kon tolnya semakin nga eng mengeras. Si om mengerang-ngerang nikmat. Aku mulai menjilati dagu dan lehernya, terus turun ke menyentuh pentil nya. Dia merasakan kenikmatan yang luar biasa. Tanganku makin cepat mengocok kon tolnya yang semakin berdenyut-denyut ngaceng.
“Ayo Nez”, bisiknya, “Kita tuntaskan permainan kita.” Aku direbahkan di tempat tidur, dia melepas semua yang menempel dibadannya. Kemudian dia mundur dan memandangi tubuhku yang telentang bertelanjang bulat. Dia memandangi rambutku yang kepirangan tergerai sampai kepundak, toketku yang imut padat dengan pentil yang sudah mengeras, perutku yang rata dengan lekukan pusernya, pahaku yang mulus dengan pinggul yang bundar digantungi oleh dua bongkah pantat yang bulat padat dan di sela paha itu terlihat gundukan hitam jembutku yang alus. “Ngapain om hanya dilihatin saja,” protesku. “Aku kagum akan keindahan tubuhmu”, jawabnya. “Semuanya ini milik mas malam ini”, kataku sambil merentangkan tanganku. ia mendekatiku dan duduk dipinggir tempat tidur. Aku dipeluknya dengan erat.

“om, Inez mau menjilati om ya”, kataku. Dia berbaring, kemudian mulutku mulai menjelajahi seluruh dada termasuk pentilnya dan perutnya, terus menurun ke bawah mendekati pusar dan pangkal pahanya. kon tolnya yang sudah tegang itu berdiri tegak. Dengan mulut kutangkap kepala kon tolnya itu. Lidahku dengan lincah memutar- mutar kon tolnya dalam mulutku. Dia mengerang-ngerang nikmat menahan semua sensasi itu.

Puas mempermainkan kon tolnya aku merebahkan diri di sampingnya. Diamulai beraksi. Disergapnya toket kananku sembari tangan kanannya meremas-remas toket kiriku. Bibirnya mengulum pentil toketku yang mengeras itu. Puas toket kanan mulutnya beralih ke toket kiri. Lalu perlahan tetapi pasti dia turun ke perutku. Aku menggelinjang-linjang menahan napsuku yang semakin menggila. Dia menjilati perutku dan dijulurkannya lidahnya ke dalam pusarku. “Auu..” aku mengerang, “Oh..Oh.. Oh..” jeritku semakin keras. Mulutnya semakin mendekati pangkal pahaku. Perlahan-lahan pahaku membuka dengan sendirinya, menampakkan memek ku yang telah merekah dan basah. Jembut yang hitam alus melingkupi memek yang kemerah-merahan itu. Dia mendekatkan mulutnya ke memekku dan dengan perlahan lidahnya menyuruk ke dalam memekku yang telah basah membanjir itu. Aku menjerit dan spontan duduk sambil menekan kepalanya sehingga lidahnya lebih dalam terbenam. Tubuhku menggeliat-geliat seperti cacing kepanasan. Pantatku menggeletar hebat sedang pahaku semakin lebar membuka. “Aaa.. Auu..Ooo..”, jeritku keras.

Dia terus mempermainkan i tilku dengan lidahnya. Aku menghentakkan pantatku ke atas dan memegang kepalanya erat-erat. Aku melolong keras. Pada saat itu kurasakan banjir cairan memek ku. Aku sudah nyampe yang pertama. Dia berhenti sejenak membiarkan aku menikmatinya. Sesudah itu mulailah dia menjelajahi kembali bagian tersensitif dari tubuhku. Kembali erangan suaraku terdengar tanda napsuku mulai menaik lagi. Tanganku menjulur mencari-cari batang kon tolnya yang telah ngaceng dengan kerasnya. Aku meremasnya. Dia menjerit kecil, karena nafsunya pun sudah diubun-ubun, aku didorongnya sehingga rebah ke kasur.

Perlahan-lahan dia naik ke atasku. Aku membuka pahaku lebar-lebar siap menerima masuknya kon tolnya. Kepalaku bergerak-gerak, mulutku terus menggumam. Mataku terpejam menunggu. Dia menurunkan pantatnya. kon tolnya berkilat-kilat dengan kepalanya yang memerah siap menjalankan tugasnya. Dia mengusap-usapkan kon tolnya di bibir memekku. Aku semakin menggelinjang. “Cepat om. Inez sudah nggak tahan!” jeritku. Dia menurunkan pantatnya perlahan-lahan. Dan.. BLESS! kon tolnya menerobos memekku diiringi jeritanku. Aku tidak perduli apakah ada yang mendengar jeritanku atau tidak. Dia berhenti sebentar membiarkan aku menikmatinya. Lalu ditekannya lagi dengan keras sehingga kon tolnya yang panjang dan besar itu menerobos ke dalam dan terbenam sepenuhnya dalam memekku. Aku menghentak-hentakkan pantatku ke atas agar kon tolnya masuk lebih dalam lagi. Aku terdiam sejenak merasakan sensasi yang luar biasa ini.

Lalu perlahan-lahan dia mulai mengenjotkan kon tolnya. Pantatku kuputar-putar untuk memperbesar rasa nikmat. toketku tergoncang-goncang seirama dengan enjotannya di memek ku. Mataku terpejam dan bibirku terbuka, berdesis-desis menahan rasa nikmat. Desisan itu berubah menjadi erangan dan kemudian akhirnya menjadi jeritan. Dia membungkam jeritanku dengan mulutnya. Lidahku bertemu lidahnya. Sementara kon tolnya terus mengenjot memekku. “OH..”, erangku, “Lebih keras om, lebih keras lagi.. Lebih keras.. Oooaah!” Tanganku melingkar merangkulnya ketat. Kuku-kukuku membenam di punggungnya. Pahaku semakin lebar mengangkang. Terdengar bunyi kecipak lendir memekku seirama dengan enjotan kon tolnya. “Aku mau ngecret, Nez”, bisiknya di sela-sela nafasku memburu. “Inez juga om”, sahutku, “Di dalam aja om ngecretnya.” Dia mempercepat enjotan kon tolnya. Keringatnya mengalir dan menyatu dengan keringatku. Bibirnya ditekan ke bibirku. Kedua tangannya mencengkam kedua toketku. Diiringi geraman keras dia menghentakkan pantatnya dan kon tolnya terbenam sedalam-dalamnya. Pejunya memancar deras. Aku pun melolong panjang dan menghentakkan pantatku ke atas menerima kon tolnya sedalam-dalamnya. Kedua pahaku naik dan membelit pantatnya. Aku pun nyampe lagi. kon tolnya berdenyut-denyut memuntahkan pejunya ke dalam memekku.

Sekitar sepuluh menit kami diam membatu mereguk semua detik kenikmatan itu. Lalu perlahan- lahan Dia mengangkat tubuhnya. Dia memandangi wajahku yang berbinar karena napsu yang telah terpuaskan. Ia tersenyum dan membelai wajahku. “om hebat sekali”, kataku. “Kamu juga luar biasa Nez”, sahutnya,
“Aku sungguh puas karena kamu binal banget, itu yang membuat napsuku juga berkobar2. Kamu tidak menyesal kan yang ngentot denganku?” “Tidak”, kataku, “Inez malah pengen dipuasin lagi.” “Jangan kawatir, stok pejuku masih banyak” jawabnya. Dia mencabut kon tolku dan rebah disampingku. “Kamu udah pengalaman urusan ranjang ya Nes”, katanya. “Iya om, apalagi kalo kon tolnya besar dan panjang kaya kon tol om”, jawabku. “memangnya kamu belum pernah ngerasain kon tol besar?” tanyanya. “Yang besar sih sering, tapi yang sebesar kon tol om baru sekarang ini”, jawabku sambil tersenyum. “om pernah ngentotin temenku?” tanyaku. “Sering juga, kalo dia gak ada yang ngebook, pelampiasannya sama aku”, jawabnya. "Kamu juga kaya temenmu ya Nez, sering maen sama om om”, jawabnya. “Iya om, nyari kenikmatan”, jawabku. “kok gak sama yang pantaran?” tanyanya lagi. “Gak tau lah om, Inez lebih nikmat rasanya kalo dien tot sama om om”, jawabku. "Palagi kalo kon tolnya segede om punya". Nyaman rasanya dalam keadaan yang hampir telanjang dipeluk olehnya. Aku menyandar di dadanya yang bidang. “Mas, Inez nikmat banget deh, mau rasanya Inez tiap malem dientot sampai lemas”, sambil mengelus2 pentil nya.

Dia mengangkat daguku dan mencium bibirku dengan mesra sekali. Aku tidur dipelukannya. Tidak tahu berapa lama aku tertidur, tahu aku terbangun karena keningku diciumnya dengan lembut. “Kamu tidur pules sekali, gimana masih mau lagi tidak?” tanyanya sambil tersenyum. Aku hanya mengangguk saja. Dia merangkul ku dan mencium bibirku. Tangannya mulai mengelus toketku, desah nafas nikmat ku terdengar lagi. Aku pun tidak tinggal diam, kugenggam kon tolnya yang sudah ngaceng dengan keras. memek ku mulai empot2an ngelihat kon tolnya. Dia makin getol meremas2 toket ku. Aku langsung menyergap kon tolnya yang sudah tegang itu langsung kuemut.

Cukup lama aku mengemut kon tolnya, sampai akhirnya dia sudah tidak dapat menahan napsunya lagi. Dia berbaring merapat ke aku. Kakinya diangkat dan digesek-gesekkan diatas paha ku, sementara tangannya kembali meremas toketku yang pentilnya sudah menonjol keras. Perlahan dia turun menciumi leherku dan memutar-mutarkan lidahnya di pentil ku, sementara tangannya menjelajah ke pangkal paha ku, menyibak jembutku. Dia mengusap bibir memek ku sehingga aku menggelinjang. Aku memejamkan mata menikmati sentuhan dan rangsangannya sambil meremas2 perlahan kon tolnya. Dia memainkan ujung jarinya menyapu bibir memek ku yang sudah membasah. Pentilku terus dijilatinya bersamaan dengan menggosok perlahan perlahan i ilku dengan ujung jari telunjuknya. Aku menggoyangkan pantat dan pinggulku, menggeleparkan dan membuka lebar pahaku dan membusungkan dadaku, sementara tanganku menggenggam erat kon tolnya yang mengeras dan berdenyut-denyut. “Uuff om, Inez diapain sih,” aku mengerang menahan kenikmatan. Tubuhku menggelinjang keras sekali, pahaku bergetar hebat dan kadang menjepit tangannya dengan erat saat jarinya masih menyentuh itilku. kon tolnya terus kucengkeram dengan keras. Dia juga terus meremas perlahan toketku yang tambah mengeras dengan tangan kirinya, sementara tangan kanannya terjepit diantara kedua pahaku. Aku terus meremas kon tolnya, sambil memeluk dia erat sementara paha dan kakiku menggelepar keras sekali hingga sprei putih itu berserakan tak karuan, aku kembali nyampe sebelum dien tot. Memang dia luar biasa kalau merangsang cewek. Tanpa berhenti itil ku terus dimainkan pelan.

Pentilku terlihat menonjol keras kecoklatan, aku sudah terangsang kembali. Paha kubuka lebar-lebar. memek ku basah, demikian pula jembut di seputarnya. Dia segera menaiki aku, kon tolnya yang sudah menegang diarahkan ke memek ku. Ujung kon tolnya menguak perlahan-lahan bibir memek ku. Aku mendesah nikmat ketika dia perlahan-lahan menyuruk masuk. kon tol yang besar itu menerobos memek ku yang telah basah berlendir. Ketika separuh kon tolnya telah menerobos memek ku, dia berhenti sejenak dan membiarkan aku menikmatinya. Aku menggelinjang kenikmatan. Tanganku meremas-remas kain seprei sambil mendesah-desah nikmat. Dia menyodokkan kon tolnya dengan keras ke arah ku. kon tolnya yang besar dan panjang itu langsung menerobos memek ku sehingga tertanam sepenuhnya. Aku tersentak dan membelalakkan mata sambil mengerang hebat, “Aaoohh om”. Aku menhentak2kan pantatku ke atas untuk menerima kon tolnya sepenuhnya.

Pahaku yang membelit pinggangnya. Dia mulai bergerak. kon tolnya dienjotkan maju mundur. Mula-mula perlahan-lahan, lalu bergerak makin cepat. Tubuhku bergetar-getar seirama dengan enjotan kon tolnya. Mulutku terbuka dan mendesis-desis. Dia segera melumat bibirku dan aku membalasnya. Tubuhnya mulai berkeringat, menetes dan menyatu dengan keringat ku. Aku membuka pahaku lebar-lebar sehingga dia dapat leluasa menggenjot memek ku. Terdengar kecipak bunyi cairan memek ku karena sodokan kon tolnya. “Inez mau nyampe lagi om” erangku. “Ayo, om.. Lebih keras! Auu!!” Dia mempercepat gerakannya dan dalam hitungan dua menit, aku menjerit sekeras-kerasnya sambil menghentak-hentakkan pantatku ke atas. Tubuhku menggeletar karena rasa nikmat yang luar biasa. Pahaku ketat membelit pinggangnya dan aku memeluknya dengan erat sambil mendesah kepuasan.

Dia menyuruh aku menungging, dia ingin melakukan doggie style. Langsung diarahkannya kon tolnya ke arah memek ku. Jembutku disibaknya tampaklah bibir memekku yang berwarna merah muda dan basah berlendir. Aku menurunkan kepalaku hingga bertumpu ke bantal. Pantat kuiangkat. Aku meremas ujung-ujung bantal dengan nafasnya berdesah tak teratur. Bulu-bulu halus tubuhku meremang, menantikan saat-saat sensasional ketika kon tolnya akan menerobos memekku. Dia makin merapat. Dia mengelus-elus kedua belahan pantatku. Perlahan-lahan dia mempermainkan jembut disekitar memekku yang sudah basah itu dan kemudian menggesek itilku. Aku mengerang-erang menahan napsuku yang semakin menggila. Pantatku bergetar menahan rangsangan tangannya. “Ayo, om”, erang ku. “Udah nggak tahan nih!” Dia mengarahkan kon tolnya yang masih sangat keras itu ke arah memekku.

Diselipkannya kepala kon tolnya di antara bibir memekku. Aku mendesah. Kemudian perlahan tapi pasti dia mendorong kon tolnya ke depan. kon tolnya menerobos memek ku. Aku menjerit kecil sambil mendongakkan kepalaku ke atas. Sejenak dia berhenti dan membiarkan aku menikmatinya. Ketika aku tengah mengerang-erang dan menggelinjang-gelinjang, mendadak dia menyodokkan kon tolnya ke depan dengan cepat dan keras sehingga kon tolnya meluncur ke dalam memekku. Aku tersentak dan menjerit keras. “Aduh om, enak!” jerit ku. dia mempercepat enjotan kon tolnya di memekku. Semakin keras dan cepat enjotannya, semakin keras erangan dan jeritanku. “Aa..h.!” jerit ku kembali nyampe.

Aku terkapar di tempat tidur telungkup, sementara dia belum juga ngecret. Kemudian aku ditelentangkan dan dia menaiki tubuhku, pahanya menempel erat dipahaku yang mengangkang. Kepala kon tolnya ditempelkan ke itilku. Sambil menciumi leher, pundak dan belakang telingaku, kepala kon tolnya bergerak- gerak mengelilingi bibir memekku yang sudah basah. Aku merem melek menikmati kon tolnya di bibir memekku, akhirnya diselipkannya kon tolnya. “Aah”‘ jeritku keenakan. Aku merasa kenikmatan yang luar biasa dan sedikit demi sedikit dimasukkannya kon tolnya. Aku menggoyangkan pantatku sehingga kon tolnya hampir seluruhnya masuk. “om enjot dong kon tolnya, rasanya nikmat sekali”. Perlahan dia mulai mengenjot kon tolnya keluar masuk memekku. Aku menarik2 sprei tempat tidur saking enaknya, sementara paha ku kangkangin lebar-lebar, hingga akhirnya kakiku melingkar di pantatnya supaya kon tolnya masuk sedalam-dalam ke memekku. Aku berteriak-teriak dan merapatkan jepitan kakiku di pantatnya, sambil menarik kuat-kuat sprei tempat tidur. Dia membenamkan kon tolnya seluruhnya di dalam memekku. “om, Inez nyampe lagi.. Ahh.. Ahh.. Ahh,” jeritku.

Beberapa saat kemudian, dia membuka sedikit jepitan kaki ku dipantatnya, paha ku dibukanya lebar2 dan akhirnya dengan cepat dienjotnya kon tolnya keluar masuk memekku. Nikmat sekali rasanya. setelah delapan sampai sembilan enjotan kon tolnya di memekku dan akhirnya kurasakan ada sesuatu yang meledak dari dalam kon tolnya. Croot.. Croot..Croot..Croot.. “Nez, Aku keluar”, erangnya. Pejunya muncrat banyak sekali memenuhi memekku. Tanganku mencekal pahanya dan menarik erat-erat ke arahku, sehingga kon tolnya terbenam makin dalamnya di memek ku. Aku bersimbah keringat, keringatnya yang bercampur dengan keringatku sendiri. Aku mencengkam seprei kuat-kuat, menahan rasa nikmat yang melanda sekujur tubuhnya. Dia membiarkan kon tolnya tetap menancap di memekku dan mendaratkan bibirnya di bibirku. Kami berpagutan erat. “Oh! nikmatnya!” kataku. “om luar biasa ya, kuat banget ngentotnya, bisa bikin Inez 2 kali nyampe, dan ngecretnya tetap banyak”. Dia mencabut kon tolnya dari memek ku. Pejunya bercampur cairan memek ku, menetes membasahi pahaku. Kami rebah di tempat tidur. Aku mencium pipinya, kami hanya berbaring diam merasakan kenikmatan yang masih membekas. Akhirnya aku kembali terlelap karena kelelahan.

Pagi harinya aku terbangun, mas Rio sedang mengelus2 badanku. Hebatnya kulihat kon tol besarnya sudah ngaceng lagi. Ketika aku terbangung, tubuhku diraihnya dan toketku menjadi sasaran remasannya. Tangan satunya merambah jembutku. “Aah om”, erangku. "om kuat sekali ya”. dia tidak menjawab, hanya terus saja meremas2 toketku. Aku bangun dan segera mengemut kon tolnya. Aku mengangguk2kan kepalaku sehingga kon tol besar itu keluar masuk di mulutku. Dia mengerang keenakan. Jari2nya terbenam di dalam memekku yang sudah basah, napsuku kembali berkobar2.

Aku melepaskan kon tolnya dan telentang dengan mata tertutup, pahaku sudah mengangkang lebar siap untuk dientot. dia menaiki aku dan mengarahkan kon tolnya yang keras ke memekku. kon tolnya diusap-usap di bibir memek ku. Aku mendesis dan mulai menggelinjang. Kepala kon tolnya perlahan-lahan mulai menguak bibir memekku yang telah basah. Dia menekan kon tolnya sedikit demi sedikit dan kurasakan kon tolnya mulai memasuki memekku. Aku mulai mendesah-desah. Tiba2 dia menyurukkan kon tolnya ke dalam memekku. “Aaa..” jeritku keras. Mataku membelalak. kon tolnya menancap dalam sekali di memekku. Kemudian dia mulai menggerak-gerakkan kon tolnya keluar masuk. Tangannya menyusup ke punggungku dan memelukku erat. Mulutnya terbenam di leherku. “Lebih keras lagi om”, erang ku. Dia memompa kon tolnya keluar masuk semakin bersemangat. Keringat mengucur dari seluruh tubuhku, bercampur dengan keringatnya. Dia mengangkat sedikit dadanya. Mulutnya segera menerkam toket kiriku yang berguncang-guncang itu. Dari toket kiri dia beralih ke kanan. ”om, Inez mau nyampe lagi”, kataku terputus-putus. “Aku juga”, sahutnya. Dia meningkatkan kecepatan genjotan kon tolnya .

Aku menjerit-jerit semakin keras, dan merangkulnya erat-erat. Aku sudah nyampe. Akhirnya dengan satu hentakan keras dia membenamkan kon tolnya dalam-dalam. Aku menjerit keras. Pantat kuhentak-hentakkan ke atas. Paha kurangkat membelit pinggangnya mengiringi muncratnya peju dia ke dalam memekku. Sungguh pagi yang meletihkan tapi sangat nikmat. Sekitar sepuluh menit aku diam membiarkan kenikmatan itu mengendur perlahan-lahan. Dia melepaskan kon tolnya dan terhempas ke atas kasur. Nikmat sekali. Dia keluar kamar setelah menciumku lamaaa sekali. Aku masih terkapar di ranjang ketika temenku masuk kekamar. Dia heran melihat tempat tidurnya berantakan dan aku bertelanjang bulat. “Kamu ngentot ya Nez”, katanya. Aku menceritakan apa adanya. “Wah asik dong dientot si om. Aku juga sampe lemes kalo ngeladenin napsunya si om, tapi nikmat kan”, katanya. “Nikmat banget”, jawabku.

Bandung nikmat

Satu waktu aku dapet telpon dari seseorang, nomernya si ku gak kenal. Ya kuterima aja. Dia bilang dapet nomerku dari om ... (gak usah disebut deh ya). Aku inget, tu om pernah garap aku sampe aku lemes banget. Om yang nelpon sekarang mau ngajak aku ke Bandung, dia ada urusan jadi minta ditemeni aja. Aku okein aja ajakannya.

Pada harinya, aku dijemput sekitar magrib. Wah orangnya keren juga, tipe ku banget lah pokoknya. Dia nyetir sendiri, biar bebas aja katanya ketika ku tanya. Aku diajak makan dulu sambil ngobrol ngalor ngidul aja. Dia bilang om ... itu temen bisnisnya. Aku si gak nanya2 bisnis si om apa, dia juga gak usilan nanya2in aku dulu waktu dientot tu om gimana. stengah 8 kita baru jalan, mampir ke supermarket dulu untuk beli cemilan dan minuman. Jalan masi macet. Di mobil aku ngantuk dan tertidur, bangun2 mobil dah melaju kencang di tol. “Sampe mana om”. “Dah masuk tol ke bandung, kamu kalo ngantuk tidur ja, biar ntar malem melek terus”. Aku senyum ja sambil mencubit pinggangnya. “Eh, tangannya mulai nakal deh, kok yang dicubit pinggang, bukannya yang laen”. “Yang laen ntar aja di hotel, ntar nabrak lagi. om gak sabaran amir si”. "Kok amir, siapa tu". "Iya yang gantiin amat om". Dia tertawa. Aku tertidur lagi, tiba2 dia bangunin aku, kulihat dah jam 11 lewat. “Dah masuk Bandung Nez, bentar lagi sampe hotelnya”.

Beberapa menit kemudian kami sudah sampai di hotel. Aku turun dari mobil, si om ngeluarin peralatan kerjanya dari bagasi mobil, aku gak tau itu apa. Aku si cuma bawa satu tas kecil aja, pakean, daleman dan toileteris aja. "Banyak banget bawaannya om". "iya, belon tentu di tempat kerja tersedia, jadi katimbang nti repot nyari2 ya kubawa semua aja. Bentar aku panggil bell boynya aja”. Dia manggil bell boy untuk bantu bawain barang kami, kami cek in dan kemudian dianter menuju ke kamar yang telah di book sebelonnya. “Enak om kamarnya”. “Standardlah”, jawabnya. Buat aku si enak banget, ranjang besar, tv ukuran besar, ada lemari es mini. Kamar mandinya ada bathtubnya selain wc, dan toileteries lengkap. Kalo tau semua disediain aku gak bawa toileteries dari kos. “aku mandi dulu ya nez, ikutan yuk mandi”. “Inez dah mandi tadi pak”. Aku masukin tasku ke lemari trus berbaring di ranjang dan ngidupin tv, walaupun ada parabola nya tapi gak da film mesumnya hi hi. Aku nonton indovison aja, buat ngisi waktu, gak tau filmnya apaan. Lama juga si om mandinya. Keluar dari kamar mandi cuma sarungan pake anduk aja. “Gak mo mandi nez”. Aku ngegeleng. Dia mengeluarkan dua kaleng minuman ringan yang tadi dibeli di supermarket, dan memberikan ke aku satunya.

Aku mengambil satu kaleng tapi tidak kubuka, hanya kupegang-pegang saja. Dia berbaring disebelahku, tanganku dipegangnya dan aku ditariknya ke pelukannya. Dia menciumbibirku dengan penuh napsu. Aku menikmati sekali ciumannya, ketika bibirnya mendarat pas pada bibirku, aku membalas ciumannya dengan tidak kalah napsunya. “om.. Ah.. Ehh .. Ouhh,” aku gelagapan membalas serangannya. Dia melepaskan serangannya sebentar dan menatapku dengan tajam. Aku jadi jengah dan menghindari tatapannya. Ketika mata kami saling bertemu, dia memberi isyarat dengan menganggukkan kepalanya. Akupun mengangguk malu dan menundukkan mukaku. Dia tersenyum sambil melirik pada toketku.

Aku hanya tersenyum, kaki kutaruh di atas pahanya dan aku menyodorkan toketku ke depan mukanya. Tanpa diberi komando dia langsung meremas toketku dengan penuh nafsu. Tangannya kemudian membuka kaus sekaligus dengan bra ku. Dia menciumi toketku dan menghisap pentilku yang mulai mengeras. Toket sebelah kanan disedot dan dikulum, sementara sebelah kirinya diremas dengan tangan kanannya. Tangan kirinya mengusap-usap pipiku dengan lembut. Aku mengerang dan merintih ketika pentilku digigit kecil dan dijilat-jilat. “Ououououhh.. Nghgghh, om.. Ouuhh..”

Toketku yang imut dikulum habis sampai semuanya masuk ke mulutnya. Dia menggunakan jarinya untuk membelai daerah selangkanganku, gak terlalu terasa karena aku masi mengenakan jins yang tebel. “Om, napsu amir si ma inez, padahal toket inez kan gak gede”. “Tapi ngegemesin yang imut gini nez, pentil kamu juga imut, padahal dah sering diemutkan”. Aku menggesek-gesek kontolnya dibalik anduknya, terasa dah ngaceng keras banget. “Aah.. om ss.. Enak.. Teruss.. om.. Ahh”. Mendengar eranganku ketika pentilku diemut2nya, nafsunya sudah tidak dapat ditahan lagi. Dia merebahkan diri sambil menciumi leherku dan naik ke bibirku. Dia melepas ikatan anduknya dan terus menciumi aku dengan penuh nafsu, ditindihnya tubuhku diatas spring bed yang empuk. Dia melirik bayangan di kaca lemari. Badannya yang besar seolah-olah menenggelamkan badanku yang mungil. Sambil mendesah aku tertawa kegelian, “Ahh.. om napsu amat sih..” Dia melepas jins ku. Karena jinsku ketat, aku mengangkat pantatku untuk mempermudah dia melepaskannya, cdku langsung ikut diloloskan dari tubuhku. “Akhh..” Kami saling mengulum bibir dengan penuh napsu, nafas kami mulai tidak teratur. Kakiku menjepit pinggangnya. Dia menciumi leher kemudian turun ke toketku, lalu diisapnya pentilku. Terus turun dan menghisap pusarku, aku tidak tahan diperlakukan demikian, “om.. Akh.. Geli akh..” Dia terus menciumi puserku lalu turun dan saat sampai di depan selangkanganku, dia menurunkan kepalanya, menjilati pahaku dan sesekali menggigitnya. Aku mengganjal kepalaku dengan bantal dan memperhatikannya. Napsuku dah naek sampe ubun2.

Ketika mulutnya akan menyapu memekku aku menarik kepalanya ke atas dan menciuminya. Giliran aku menjilati telinganya. Diapun terangsang hebat. Aku melepaskan diri dari pelukannya dan menjilati dan menciumi tubuhnya. Dari lehernya bibirku kemudian menyusuri dadanya, dan “..Oukhh, nez.. Yachh.. ” dia mengerang ketika mulutku menjilati pentilnya. Dia menolak tubuhku karena tak tahan dengan rangsangan yang kuberikan pada pentilnya dan kemudian aku digulingkan kesamping. Bibirnya menyambar bibirku. Dia mendorong lidahnya menggelitik mulutku. Lidahku kemudian disedotnya. Tanganku menjelajah ke selangkangannya dan kemudian mengocok kontolnya yang semakin tegang dan besar.

“Om, masukin dong, Inez dah horni banget ni”. Tidak lama kemudian aku memegang erat kontolnya dan pantat serta pinggulku bergerak-gerak menggesek kontolnya. Kepala kontolnya kemudian masuk ke dalam lubang memekku yang sempit dan basah. “Akhh.. Oukkhh” Aku mendongakkan kepala dan memberikan kesempatan kepadanya untuk menjilati leherku. Aku memutarkan pantatku dan dengan tusukan keras akhirnya semua batang kontolnya sudah terbenam dalam memekku. Pinggulnya bergerak maju mundur menimba kenikmatan. Kadang gerakannya berubah menjadi ke kanan ke kiri atau berputar berlawanan dengan arah putaran pantatku. Sesekali gerakannya agak pelan dan digantungnya selangkangannya. Pantatku naik agak tinggi sehingga kepala kontolnya berada di bibir memekku dan kemudian dengan cepat diturunkannya pantatnya hingga seluruh batang kontolnya tenggelam ke dalam liang memekku. Punggungku naik dengan bertopang pada sikuku. Dia mengisap pentilku yang sudah mengeras. Gerakannya menjadi semakin liar dan berat. Tanganku kini memeluk punggungnya dan toketkua merapat pada dadanya. Aku meremas dan menjambak rambutnya, aku merintih dan mengerang keras. “Ahh.. Ouhh pak, inez mau nyampai, inez mau kelu.. Ar” “Sshh.. Shh, om sekarang ouhh.. Sekarang” aku memekik. Tubuhku mengejang rapat dan kakiku membelit kakinya. Mulutnya mencari-cari mulutku dan disambar agar aku tidak merintih terlalu keras lagi. Memekku berdenyut kuat sekali. Bibir kami saling bertautan dengan kuat. Mulutku setengah terbuka sambil mendesis-desis. Dia menggerakkan kontolnya dengan perlahan dan kadang dipercepat temponya. Kontolnya kujepit dan kuremas-remas dengan kuat pake otot memekku. Dan hal ini membuat dia semakin tidak tahan, kontolnya sepertinya sudah hampir meledak. Dia terus memompa kontolnya di memekku dengan tempo yang bertambah cepat. Nafasnya mulai memburu. Toketku diremas dan dipencet sehingga pentilku bertambah menonjol. Dijilatinya pentilku dan digigit-gigit dengan bibirnya. Dia menghentak-hentakkan tubuhku ke ranjang dengan kasar saat dia sudah tidak dapat menahan ledakan kontolnya, “Nez.. Akh.. Ouch.. Akh..”. Tubuhku juga mulai bergetar dan bergerak-gerak dengan irama yang liar. Mataku merem melek, bola mataku memutih. Kakiku menjepit pinggangnya. Tubuhnya mengejang dan dia menekan tubuhku hingga tubuh kami semakin merapat. “Akh.. om.. Nikmat sekali.. Sss.” “Yeah nez.. Akh..” “Akh.. Tekan yang cepat dan kuat om.. Akh..”, mataku merem melek menikmati sodokan kontolnya.
Dia kemudian mengangkat kedua kakiku. Dia dalam posisi setengah jongkok dengan tumpuan kedua lututnya. Tangannya memegang pinggangku dan kontolnya menekan dengan irama yang semakin cepat. Memekku terasa basah dan becek, namun kontolnya tetap bagaikan dijepit kuat dengan tang. “Akgh om.. Inez hampir.. Hampir keluarhh lagi..Ouchhgg akhh.”

Direbahkannya tubuhnya diatas tubuhku dan dipeluknya dengan rapat. Dia menikmati ekspresiku saat aku menunggu mencapai orgasme. Dia mendiamkan sejenak gerakan kontolnya. Aku memprotes dan tanganku memegang pinggangnya serta menggerakkannya naik turun. Dia mengehentakkan pantatnya naik turun dengan sedikit kasar. Keringat kami sudah mulai bercucuran. Tanganku meremas-remas pantatnya dan kadang menariknya seolah-oleh kontolnya kurang dalam masuk dalam memekku. Saat dia merasakan hampir meledak dia melambatkan gerakannya dan mengatur nafasnya sambil menghisap pentilku, kemudian mulai bergerak lagi. Tanganku meremas pundaknya dan dengan liar bibirnya mencari bibirku. Aku mendesah dan gerakanku sangat liar. “Yeah.. om.. Akhh. Om belum mau keluar juga.. Akhh ouchh..” aku mengejang dan mengangkat pantatku menekan kontolnya sehingga rasanya sampai di dasar rahimku, tubuhku melengkung dan tanganku mengusap pipinya dengan kuat. Dia menekan pantatnya perlahan namun penuh tenaga. Tubuh kami menggelinjang dengan hebat, kami berteriak dan tidak perduli jika ada orang lain yang mendengarnya. “Akhh.. oommm.. Aakkhh..”. “Nez kamu heba

taunhh.. Akh.. Ouchhakhh.. Akh.. Ouch..” Kami mengelepar menikmati kenikmatan yang kami rasakan bersama. Dia beranjak bangun dari tubuhku saat kontolnya sudah mengecil, Tubuhku bergetar saat dia mencabut kontolnya. “Kau luar biasa nez.. ikutan senam BL ya!” pujinya. “empotan memek kamu berasa banget deh” Aku hanya tersenyum saja dan menggayut di lengannya. Kami tidur berpelukan dengan penuh rasa nikmat.

Ketika aku terbangun, dia masi terlelap. aku heran melihat kontolnya yang ngaceng dengan kerasnya. Aku meraba, mengusap serta memainkan kontolnya sehingga dia terbangun. “wah sarapan paginya nikmat banget Nez”. Aku terus memainkan kontolnya. “Masi subuh om, Inez pengen lagi”. “ayuk”. Dia menciumku dengan lembut, beda sekali dengan semalem yang penuh napsu berahi. Aku meremas kontolnya, Dalam posisi setengah jongkok aku mulai mengulum kontolnya yang dah keras banget itu. aku mengkombinasikan permainan dengan mengocok, menjilat, mengisap dan mengulum kontolnya. Dia memegang erat kepalaku dan digerakkan maju mundur sehingga mulutku bergerak mengulum kontolnya. Aku menyedot kontolnya dengan kuat, “ngilu Nez”. Aku lepaskan kontolnya dari mulutku, tapi tetep kuremas, kuurut dan kukocoknya. Kami masih berciuman dan memagut leher. Kami mulai terangsang dan tubuh kami mulai hangat. Detak jantung mulai cepat dan napas menjadi berat. Dia meremas toketku, memilin pentilku. Kini dia yang mulai menjilati dan memainkan itilku. Aku terguncang-guncang ketika itilku dijilat dan dijepit dengan kedua bibirnya. Beberapa saat kami dalam posisi begitu. Tangan kiriku memegang kepalanya dan menekankan ke selangkanganku. Dia melepaskan itilku trus naek lagi keatas, pentilku digigit-gigitnya, aku mengerang. Tanganku mengocok kontolnya lagi dan menggesekkannya pada memekku. Dia memelukku, menindih tubuhku dan meremas pantatku.

Sebentar kemudian kami kembali bergumul untuk saling memberi dan menerima kenikmatan. Aku berada di atas tubuhnya. Kepalaku ke bawah, ke perut dan terus ke bawah. Kugigit kontolnya dengan gigitan kecil di sepanjang batangnya. Aku kembali mengisap-isap kepala kontolnya dan menjilatinya. Tiba-tiba tubuhnya seperti kena sengatan listrik ketika lidahku menjilati lubang kencingnya. Aku dengan asyik menjilat, menghisap dan mengulum kepala kontolnya. Aku tidak memasukkan seluruh batang kontolnya ke dalam mulutku, melainkan hanya kepala kontolnya saja yang menjadi areal kerjaku. Ditariknya tubuhku dan kini ditindihnya. Aku memeluk dan menciumi daun telinganya. Dia merinding. Dadanya yang kencang dan padat menekan dadaku. Diciumnya bibirku dan diremasnya toketku.

“Om.. Masukk.. in dong”. Tanganku meraih kontolnya dan mengarahkan ke memekku yang sudah basah. Dia menurut saja dan tanpa kesulitan segera ditancapkannya kontolnya dalam liang memekku. “Om. Enak sekali ooommm.. Oukhh” aku memekik kecil, lalu ditekannya kontolnya sampai amblas. Tanganku mencengkeram punggungnya. Tidak terdengar suara apapun dalam kamar selain deritan ranjang dan lenguhan kami. Dicabut kontolnya, ditahan dan pelan-pelan dimasukkan kepalanya saja ke bibir memekku. Aku terpejam menikmati permainannya pada bibir memekku. “.. Hggk.. “ aku menjerit tertahan ketika tiba-tiba disodokkannya kontolnya sampai mentok ke rahimku. Dia maju mundurkan dengan pelan setengah batang sampai tujuh kali kemudian disodokkan dengan kuat sampai semua kontolnya amblas. Aku menggerakkan pinggulku, memutar dan naik turun sehingga kenikmatan yang luar biasa sama-sama kami rasakan. Disedotnya toketku sambil dimainkannya pentilku dengan lidahnya. Aku seperti orang yang mau berteriak menahan sesuatu menikmati hubungan ini. Aku memukul-mukul dadanya dengan histeris. “Auuhkhh.. Terus.. Teruskan.. oommm.. Enak sekali.. Ooh”. Memekku meskipun agak becek namun gerakan memutar seperti menyedot kontolnya.

Dia mulai menggenjot lagi. aku seperti seekor singa liar yang tidak terkendali. Keringat membanjiri tubuh kami. Kami saling meremas, memagut, dan mencium. Dia membuka lagi kedua kakiku, kini betisku melilit di betisnya. Mataku merem melek. “Nez, aku mau keluar.. Sebentar lagi Nez.. Aku mau.. “. “Kita sama-sama om, Ouououhh.. “, aku melenguh panjang. Kami saling bergerak untuk mengimbangi permainan satu dengan lainnya. Dia yang lebih banyak memegang peranan. Aku lebih banyak pasrah dan hanya mengimbangi saja. Dia menusuk memekku, crek.. crek..crek..crek.. crokk .. Berulang kali. Aku hanya bisa mendesah sambil menarik rambutnya. Kami saling bergoyang, hingga tempat tidur pun terasa mau runtuh dan berderit-derit. Setelah hampir setengah jam dari permainan kami yang kedua kali, aku mengejang dan memekku terasa lebih lembab dan hangat. Sejenak dia menghentikan genjotannya.

Dia kembali menggenjot memekku lagi. Kami berdua bergulingan sambil saling berpelukan dalam keadaan merapat. dia memutar badanku sehingga aku dalam posisi pegang kendali di atas. Kini aku yang lebih banyak memainkan peranan. Akhirnya dia hampir mencapai puncak dari kenikmatan ini. “Nez, kayaknya aku nggak tahan lagi, aku mau keluar”. Sesaat kemudian.., “Sekarang Din. Ayo sekarang.. Ouuhh”, dia mengerang ketika pejunya muncrat dengan derasnya menyirami memekku. “Oomm.. Agghh” kakiku menjepit kakinya. Akhirnya tak lama kemudian kami mencapai titik puncak.

Dia menahan agar posisi kontolnya tetap dalam memekku. Mataku terbuka lebar, tanganku mencakar punggungnya, aku menggigit dadanya sampai merah. Setelah beberapa saat kemudian keadaan menjadi sunyi dan tenang. Setelah itu kami terbaring lemas, aku memeluknya dengan toketku menekan perutnya. “Nez terima kasih untuk saat-saat ini” “Nggak usah om.. Inez yang terima kasih, Inez nggak menyangka om sungguh hebat. Inez nggak nyangka om punya tenaga yang besar”. Kami tertidur berpelukan sampe pagi, nikmatnya bersetubuh dengan si om.

Bikinin PR upahnya nikmat

Waktu skolah aku numpang di satu keluarga. Karena rumahnya besar, dikoskan juga. banyak yang kos disitu, ada juga orang2 dewasa, lelaki dan prempuan. Ada satu om yang sering ngajakin aku ngobrol. "Om kok kos si". "Abisnya blon bisa nyicil rumah sendiri Nez". "Mangnya blon nikah". "udah tapi keluarga tinggal di kampung, om merantau kemari untuk nyari income yang lebi baik". Ya ngobrol
macem kaya gitu deh, lama2 aku jadi deket ma tu om dan suka ja ngeliat omnya ganteng gitu. Si om suka ngajarin aku kalo aku ada kesulitan dengan pelajaranku.

Sampe suatu malem, aku kesulitan harus membuat PR mengarang dalem bahasa Inggris. Aku mo minta tolong ja ma si om. Aku ketuk kamarnya, "Om, Inez bole masuk gak". Dia membuka pintu, kuliat matanya membelalak ngeliat aku yang cuma pake tengtop dan clana pendek ketat. Aku memang kalo di kos gak pake bra sehingga bentuk toketku yang imut tercetak jelas dibalik tengtop ketatku.

"masuk nez". Aku masuk pintu kamar kututup, banyak nyamuk kalo enggak. Aku duduk diranjang dan dia duduk di meja yang terletak disebelah ranjang. Laptopnya segera ditutupnya, sekilas kliatannya si om gi nonton bokep tu. "Ada apa Nez, apa yang bisa om bantu". "Ini om, ada PR mesti buat karangan bahasa Inggris, om kan jago bahasa inggrisnya, bantuin bikinin dong om". "Upahnya apa?" "Om maunya apa, om minta apa juga Inez turuti deh". Sengaja kupancing dia dengan jawaban itu, pasti dia gi napsu bis liat bokep di laptopnya. "Sini om liat, om bantuin tapi tetep Inez yang mesti nyelesaian sendiri, om bantu kasi idenya. Buat PR nya disini aja biar bisa selesai". "Mau om, bikin dikamar om, Inez ganggu gak?" "Buat abege secantik dan seseksi kamu apa si yang gak?" "Mangnya Inez seksi ya om". "Iyalah". "Om terangsang dong", sengaja aku makin to the point. "La iya lah, om kan lelaki normal, siapa yang nahan deket2 abege cantik dan seksi kaya kamu gini". Dia memberi ide, aku nulis idenya, sembari becanda, dia membantunya sehingga draftnya selesai. tinggal Inez nulis ulang ja kan, selesai deh tugas om, sekarang mana upahnya".

Dia duduk disebelahku diranjang. Dia mencium tengkukku. "Geli om", aku menggelinjang. "Wangi kamu Nez, jadi merangsang banget deh", diciumnya sekali lagi tengkukku. "Ooom, geli, daripada nyiumin tengkuk mending juga cium bibir Inez ja", kataku sambil menoleh kearahnya. Dia tidak menyia2kan kesempatan yang kuberikan, segera bibir mungilku disambar dengan bibirnya dan dilumat dengan penuh napsu. aku mengimbangi ciumanku yang ganas, aku menjulurkan lidahku kedalam mulutnya, dibelit dengan lidahnya dan dikulumnya lidahku. Sementara itu tangannya mulai memerah toketku yang baru numbuh itu, pentilku yang juga imut mulai mengeras. "Ooom, diremes langsung ja om, Inez pengen diemut deh pentilnya".

Segera tanktopku ditarik keatas, Aku mengangkat tangannya keatas, mempermudah dia melepas tanktopku. Toketku yang mungil tampak menonjol dengan pentilnya yang juga imut dan berwarna pink. Aku direbahkan diranjang, segera dia menyiumi toketku dan pentilku mulai dijilat2 dan akhirnya diemut. Toketku dimasukkan sebanyak2nya kemulutnya dan disedot dengan ganas. "Oom, ganas amat si ngemutnya, enak om, teruss om", aku mulai merintih kenikmatan.

Dia meraba2 perutku, trus membuka kancing clanaku dan menurunkan ritsluitingnya. dia merogo kedalam ke selangkanganku. agak susah karena celanaku ketat juga, teraba jembutku yang alus. "celana Inez dilepas sekalian om, Inez dah pengen om". "KAmu dah pernah dientot ya Nez". Aku cuma
ngangguk aja.

Segera celana pendekku dilepas, aku gak make cd. Aku mengangkangkan kakiku, memekku berwarna pink, kayanya masi rapet sekali dihiasi dengan sejumput jembut yang alus. memekku diraba pelan dengan jari, trus keatas kearah itilku, digeseknya itilku pelan, "Om yang cepet geseknya om, nikmat
banget om, om pinter banget ngerangsang napsunya Inez, trus om, Inez dah pengen om". "Pengen apaan Nez". "Pengen dimasukin kon tol om, ayo dong om, Inez dah gak tahan ni, dah pengen diobok2 pake kon tol om". Dia gak memperdulikan rengekanku, malah mulai menjilati itilku yang membuat aku
menggelinjang makin hebat. Ketika itilku diemut2, aku makin menerang2. Dia memasukkan jari tengahnya kedalam memekku, "Kerasa banget kedutannya Nez, padahal baru jari tengahtengah yang masuk. Gimana kalo kon tol om yang masuk ya", katanya. Jarinya menyusuri bagian dalem sebelah atas memekku. Sampe ketemu daging yang agak menonjol, terus digaruk2kan jarinya disitu. Ini
membuat aku gak terkendali lagi, aku menggeliat kekanan kekiri sambil berteriak2, "Om jahat ih, om jangan siksa Inez kaya gini dong, om gak tahan lagi ni Inez, jangan dikilik pake jari dong om, pake kon tol om aja, ayo dong om", kataku sambil mengacak2 rambutnya. Aku juga menarik2 bahunya, supaya
segera menancapkan kontolnya dimemekku.

akhirnya aku gak nahan, badanku mengejang, paha kurapatkan sehingga kepalanya terjepit ketat diantara pahaku sampe dia sesek napas jadinya. aku telah klimax, itu akibat garukan jarinya pada g spotnya, diserang kaya gitu aku langsung nyerah, aku klimax. "Aduh om, pinter banget si bisa bikin Inez ngecret duluan". Memang dari memekku menyembur cairan kentel ketika aku klimax, seperti kalo lelaki ngecret. "Om Inez lemes deh, nikmat banget deh om, padahal belon dientot ya om".

Dia bangun dan melepas semua yang menempel dibadannya. aku terbelalak melihat kontolnya yang sudah maksimal kerasnya. "Om, gede banget kontolnya. mana panjanglagi". Aku duduk dan segera meremes kontolnya dengan gemes, "Ih dah keras banget om, masukin dong om, Inez pengen ngerasain kon tol gede om kluar masuk memek Inez". Aku segera mulai menjilati kepala kontolnya, dan tak lama kemudian kumasukkan kedalam mulutku. "Om, gede amat, cuma muat kepalanya ja dimulut Inez", aku meneruskan emutannya. Batangnya kukocok pelan2. "Om, kluarin pejunya dimulut Inez ya, Inez pengen minum peju om, biar om ngentotnya bisa lama". "Wah kamu dah pengalaman ya Nez, masi skola dah pinter ngemut gini". Kepalanya kembali kujilat2 sebentar kemudian kumasukkan lagi ke mulutku. Kukenyot pelan2, kepalaku mengangguk2 memasukkan kontolnya keluar masuk mulutku. diau mengenjotkan kontolnya pelan, "Ah, enak Nez, baru diisep mulut atas aja udah nikmat ya, apalagi kalo yg ngisep mulut bawah". Tangannya terus saja mengelus2 memekku yang sudah basah karena napsuku sudah sangat memuncak. "Nez, kamu udah napsu banget ya, memek kamu udah basah begini", katanya lagi. kontolnya makin seru kuisep2nya. "Om, mulut Inez dah pegel, kok om belum ngecret juga ya". "Om pengen ngecretnya dimemek Inez ja". "Masukin ja ya om".

dia mencabut kontolnya dari mulutku dan segera menelungkup diatas badanku . kon tol diarahkan ke memekku, ditekannya kepalanya masuk ke memekku. terasa banget memekku meregang kemasukan kepala kon tol yang besar. Dia mulai mengenjotkan kontolnya pelan, keluar masuk memekku. Tambah lama tambah cepat sehingga akhirnya seluruh kontolnya yang panjang ambles di memekku. "Enak om, kon tol om bikin memek Inez sesek, dienjot yang keras om", rengekku keenakan. Enjotan kontolnya makin cepat dan keras, aku makin sering melenguh kenikmatan, apalagi kalo dia mengenjotkan kontolnya masuk dengan keras, sampe mentok rasanya. Gak lama dienjot aku udah merasa mau
nyampe lagi, "Om lebih cepet genjotnya dong, Inez udah mau nyampe", rengekku. "Cepat banget Nez aku belum apa2" jawabnya sambil mempercepat lagi enjotan kontolnya. Akhirnya aku menjerit keenakan "Om, Inez nyampe om, aah", aku menggelepar2 kenikmatan. Dia masih terus saja mengenjotkan kontolnya keluar masuk dengan cepat dan keras.

Tiba2 dia mencabut kontolnya dari memekku. "Kok dicabut om, kan belum ngecret", protesku. Dia diem saja tapi menyuruh aku nungging di pinggir ranjang, dia mau gaya dogi. Segera kontolnya ambles lagi di memekku dengan gaya baru ini. Dia berdiri sambil memegang pinggulku. Karena berdiri, enjotan kontolnya keras dan cepat, lebih cepat dari yang tadi, gesekannya makin kerasa di memekku dan masuknya rasanya lebih dalem lagi, "Om, nikmat", erangku lagi. Jarinya mengelus2 pantatku, tiba2 salah satu jari disodokkan ke lubang pantatku, aku kaget sehingga mengejan. Rupanya memekku ikut
berkontraksi meremas kon tol besar panjangnya yang sedang keluar masuk, "Aah Nez nikmat banget, empotan memek kamu kerasa banget", erangnya sambil terus saja mengenjot memekku. Sementara itu sambil mengenjot dia agak menelungkup di punggungku dan tangannya meremas2 toketku, kemudian
tangannya menjalar lagi ke itilku, sambil dienjot itilku dikilik2. "Om, nikmat banget dientot sama om, Inez udah mau nyampe lagi. Cepetan enjotannya om," erangku saking nikmatnya. "Om juga udah mau ngecret Nez". segera dia memegang pinggulku lagi dan mempercepat enjotan kontolnya. Tak lama
kemudian, "Om Inez mau nyampe lagi, oom, cepetan dong enjotannya, aah", akhirnya aku mengejang lagi keenakan. Gak lama kemudian dia mengenjotkan kontolnya dalem2 di memekku dan pejunya ngecret. "Aah Nez, nikmat banget", diapun agak menelungkup diatas punggungku. Karena lemas, aku telungkup diranjang dan dia masih menindihku, kontolnya tercabut dari memekku. "Om, nikmat deh, sekali enjot aja Inez bisa nyampe 2 kali", kataku. Dia tak menjawab, berbaring disebelahku diranjangnya yang sempit. Dia memelukku dan mengusap2 rambutku. "Kamu pinter banget muasin lelaki ya Nez", katanya lagi. Aku hanya tersenyum, "Om, Inez mau ke kamar mandi, lengket badan rasanya", akupun bangkit dari ranjang dan menuju ke kamar mandi yang berada didalam kamarnya.

Selesai membersihkan diri, aku keluar dari kamar mandi telanjang bulat, akukaget melihat kontolnya masi saja berdiri dengan kerasnya. "Om, hebat amat, dah ngecret masi ja ngaceng keras kaya gitu. Om kuat ya. Kata temen inez yang pernah dientot ma om om yang kontolnya juga gede panjang, dia ampe lemes ngeladenin napsu si om, gak ada puasnya. Inez mau juga dong om dientot sampe lemes". Dia tersenyum saja dan aku berbaring disebelahnya. Dia kembali mencium bibirku dengan penuh napsu. kontolnya kuelus2 lagi. Lidahku dan lidahnya saling membelit dan kecupan bibir berbunyi saking hotnya berciuman. Tangannya juga mengarah kepahaku. Aku segera saja mengangkangkan pahaku, sehingga dia bisa dengan mudah mengobok2 memekku. Sambil terus mencium bibirku, tangannya kemudian naik meremas2 toketku. pentilku diplintir2. "Om enak, Inez udah napsu lagi om", erangku sambil mengocok kontolnya yang masi keras banget.

Kemudian ciumannya beralih ke toketku. pentilku yang sudah mengeras segera diemut dengan penuh napsu, "Om, nikmat om", erangku. Diapun menindihku sambil terus menjilati pentilku. Jilatannya turun keperutku, kepahaku dan akhirnya mendarat di memekku. "Aah om, enak banget om", erangku. Aku
kembali menggeliat2 keenakan, tanganku meremas2 sprei ketika dia mulai menjilati memek dan itilku. pahaku tanpa sengaja mengepit kepalanya dan rambutnya kujambak, aku mengejang lagi, aku kembali nyampe sebelum dientot. Aku telentang terengah2, sementara dia terus menjilati memekku yang basah
berlendir itu.

Dia bangun dan kembali mencium bibirku, dia menarik tanganku minta mengocok kontolnya. Dia merebahkan dirinya, aku bangkit menuju selangkangannya dan mulai mengemut kontolnya. "Nez, kamu pinter banget sih". Cukup lama aku mengemut kontolnya. Sambil mengeluar masukkan di mulutku, kontolnya kuisep kuat2. Dia jadi merem melek keenakan.

Kemudian aku ditelentangkan dan dia segera menindihku. Aku sudah mengangkangkan pahaku lebar2. Dia menggesek2kan kepala kontolnya di bibir memekku, lalu dienjotkan masuk, "Om, enak", erangku. Dia mulai mengenjotkan kontolnya keluar masuk pelan2 sampai akhirnya blees, kontolnyanancep semua di memekku. "Nez, memekmu sempit banget, padahal barusan kemasukan kon tol ya", katanya. "Tapi enak kan om, abis kon tol om gede banget sampe memek Inez kerasa sempit", jawabku terengah. Dia mulai mengenjotkan kontolnya keluar masuk dengan cepat, bibirnya diciumnya. "Enak om, aah", erangku keenakan. Enjotannya makin cepat dan keras, pinggulku sampe bergetar karenanya. Terasa memekku mulai berkedut2, "Om lebih cepet om, enak banget, Inez udah mau nyampe om", erangku. "Cepet banget Nez, om belum apa2", jawabnya. "Abisnya kon tol om enak banget sih gesekannya", jawabku lagi.

Enjotannya makin keras, setiap ditekan masuk amblesnya dalem banget rasanya. Itu menambah nikmat buat aku. "Terus om, enak". toketku diremas2 sambil terus mengenjotkan kontolnya keluar masuk. "Terus om, lebih cepat om, aah, enak om, jangan brenti, aakh..." akhirnya aku mengejang, aku dah nyampe lagi.

Aku memeluk pinggangnya dengan kakiku, sehingga rasanya makin dalem kontolnya nancepnya. memek kukedut2kan meremas kontolnya sehingga dia melenguh, "Enak Nez, empotan memek kamu hebat banget, aku udah mau ngecret, terus diempot Nez", erangnya sambil terus mengenjot memekku.
Akhirnya bentengnya jebol juga. pejunya ngecret dalam memekku, banyak banget kerasa nyemburnya "Nez, aakh, aku ngecret Nez, nikmatnya memek kamu", erangnya. Dia menelungkup diatas badanku, bibirku diciumnya. "Trima kasih ya Nez, kamu bikin aku nikmat banget". Setelah kontolnya mengecil,
dicabutnya dari memekku dan dia berbaring disebelahku. Aku lemes banget walaupun nikmat juga banget. "Nez, kamu tu masi muda banget tapi ngentotin kamu gak kalah nikmatna ma ngentotin abege yang lebi tua dari kamu, kamu liar banget deh". "Om puas gak, mana lebi nikmat, ngentotin Inez pa abege yang biasa om entotin". "Nikmat ma kamu Nez, aku baru skali ngentotin abege seumur kamu". "Inez mau kok om kalo om entotin tiap malem, abis nikmat banget". Tanpa terasa akhirnya aku tertidur disebelahnya.

Aku terbangun karenadia menjilati memekku dengan penuh napsu. pahaku diangkatnya keatas supaya memekku makin terbuka. "Om, nikmat banget om jilatannya", erangku. Aku meremas2 toketku sendiri untuk menambah nikmatnya jilatan di memekku. pentilnya kuplintir2 juga. "Om, subuh2 gini sudah ngasi enak ke Inez", lenguhku. Kemudian itilku diisep2 sambil sesekali menjilati memekku,
menyebabkan memekku sudah banjir lagi. Aku menggelepar2 ketika itilku diemut. Cukup lama itilku diemut sampai akhirnya kaki kuturunkan lagi keranjang, aku mengangkangkan pahaku karena aku tau sebentar lagi pasti kontolnya masuk. "Om, masukin dong om, Inez udah pengen dientot", rengekku.

Dia langsung menindih tubuhku, kon tol diarahkan ke memekku. Begitu kepala kontolnya menerobos masuk, "Yang dalem om, masukin aja semuanya sekaligus, ayo dong om", rengekku karena napsuku yang sudah muncak. Dia langsung mengenjotkan kontolnya dengan keras sehingga sebentar saja kontolnya sudah nancap semuanya dimemekku. Kakiku segera melingkari pinggangnya sehingga
kontolnya terasa masuk lebih dalem lagi. "Ayo om, dienjot dong", rengekku lagi. Dia mulai mengenjot memekku dengan cepat dan keras, "uuh nikmat banget rasanya pagi2 gini ngentot". enjotannya makin cepat dan keras, ini membuat aku menggeliat2 saking nikmatnya, "Om, enak om, terus om, Inez udah mau nyampe lagi rasanya", erangnya. Dia tidak menjawab malah mempercepat lagi enjotan kontolnya. toketku diremas2, sampe akhirnya aku mengejang lagi, "Om enak, Inez nyampe om, aah", erangnya lemes. Kakiku yang tadinya melingkari pinggangnya kuturunkan ke ranjang.

Dia tidak memperdulikan keadaanku, kon tol terus saja dienjotkan keluar masuk dengan cepat, napasnya sudah mendengus2. memekkua berdenyut2 meremas kontolnya. Dia meringis keenakan. "Nez, terus diempot Nez, nikmat banget rasanya, Terus empotannya biar om bisa ngecret Nez", pintanya.
Sementara itu enjotan kontolnya masih terus gencar merojok memekku. toketku kembali diremas2, pentilnya diplintir2. "Om, Inez kepengin ngerasain lagi dingecretin peju om", kataku. Terus saja kon tol dienjotkan keluar masuk memekku dengan cepat dan keras, sampai akhirnya, "Nez, om mau ngecret Nez, aah", erang dan semburan pejunya mengisi bagian terdalam memekku. Dia ambruk dan memelukku erat2, "Nez, nikmat banget deh ngentot sama kamu", kataku. Setelah beristirahat sebentar, aku segera membersihkan diri dan berpakaian dan keluar dari kamarnya.

Malemnya, aku dateng lagi ke kamarnya. "Om, Inez jadi ketagihan kon tol om ni, ngentot lagi yuk om". Saat itu akuu hanya pake daster saja. Aku langsung masuk kamar mandinya dan ketika keluar aku cuma pake daleman yang model bikini tipis. Segera aku berbaring disebelahnya yang cuma mengenakan cd saja. kontolnya ngaceng dengan kerasnya sehingga kepalanya keluar dari bagian atas cdnya yang minim. Dia merangkul dan mencium bibirku, "Nez, ladeni om malem ini ya sayang, kamu napsuin sekali pake daleman bikini Nez, om udah mau nancep nih", katanya. Segera aku meremas2 kontolnya yang keluar CDnya, keras sekali ngacengnya. CDnya langsung kulepas. kontolnya langsung tegak menjulang, besar, panjang dan keras. Aku segera menjilati kepala kontolnya dan kumasukan kepalanya
kemulutku. Kuisep2 dan kukeluarmasukkan di mulutku. Dia terengah2 keenakan, "nikmat banget Nez isepannya, aku udah mau diisep mulut bawah kamu", katanya.

Aku segera ditelentangkan dan bra serta CDku diurai ikatannya. Dia menaiki aku dan menggesekkan kepala kontolnya ke memekku yang sudah basah. Dia tidak langsung menancapkan kontolnya ke memekku, malah digesekkan ke itilku. Aku menggeliat2 jadinya, "Om masukin aja, katanya sudah
mau diempot memek Inez", rengekku. Diapun menekan kontolnya masuk ke memekku. Terasa banget kepala kontolnya yang besar meregangkan memekku dan mendesak masuk. Nikmat banget rasanya. Aku mendesis2 keenakan. Dia terus menekan kontolnya sehingga akhirnya nancep semuanya dimemekku. "Aah oom, enak banget kon tol om", erangku.

Diapun mulai mengenjotkan kontolnya keluar masuk dengan pelan, makin lama makin cepat. Aku hanya bisa merintih2 keenakan "Om nikmat banget om, terusin enjotannya om, yang cepet, yang keras dong ngenjotnya", rengekku lagi. Makin lama enjotannya makin cepet, aku mengejang2kan memekku sehingga gantian dia yang mendesis2 keenakan, "Nez, kerasa banget empotan me ek kamu". "Inez
mau kok tiap malem empot kon tol om", kataku. Dia tidak menjawab, hanya enjotan terus dilakukan dengan cepat dan keras. "Mau ya om", rengekku lagi. "enak banget deh dientot sama om, sssh". Napasku mulai memburu, toketku diremas2, pentilku yang udah keras diplintir2 menambah kenikmatan buat aku.

Aku mengejang2kan memekku mengempot kontolnya yang terus keluar masuk dengan cepat dan keras. "Om, ssh, enak om, terus oom, ssh, Inez udah mau nyampe om, ssh", erangku. "Sebentar lagi Nez om juga udah ngerasa mau ngecret nih, ssh", jawabnya terengah. Dia setengah membungkuk dan mengemut pentilku. Aku makin napsu jadinya, rambutnya kuremas2, "Om, engh, ngecretin pejuku dong oom, Inez pengen ngerasain lagi disembur peju anget, cepetan oom, Inez udah mau nyampe, aakh", kataku menggelinjang keenakan. Enjotan kontolnya makin bertubi2. Aku merintih2 keenakan jadinya, memekku jadi mengejang2 dengan sendirinya meremas kontolnya yang terus nyodok keluar masuk. "Om, enak banget", erangku sambil menjepitkan kakiku di pinggangnya, sehingga enjotannya makin terasa nancep dalem sekali di memekku. Aku memeluk badannya erat2, "Om, nikmat banget kon tol om", rintihnya. Akhirnya, "Akh, Inez nyampe oom, aakh", aku kelojotan saking kmatnya. memekku kembali mengejang dengan keras meremas kontolnya sehingga diapun gak bisa bertahan lebih lama lagi, "Nez, om ngecret, aakh", erangku. Terasa sekali semburan pejunya yang dahsyat di memekku. Nikmat tapi lemes banget jadinya. "Aduh om, nikmat banget om, boleh ya om Inez minta dientot tiap malem", rengekku lagi.

Dia hanya memelukku terengah2 kecapaian. Setelah isitirahat, dia mencabut kontolnya yang sudah lemes dari memekku, kontolnya berlumuran peju dan lendir memekku. "Nez, mandi yuk", ajaknya.
Akupun bangun dan mengikutinya ke kamar mandi. Dia mengambil minuman dari lemari es dan satu diberikan ke aku. Aku segera minum minuman itu sampe habis, sedikit menyegarkan setelah dienjot abis2an. Dikamar mandi kami saling menyabuni, toketku menjadi sasaran remasan tangannya, akupun gak mau kalah meremas kontolnya sambil kukocok2. Hebatnya gak lama kemudian kontolnya mulai keras lagi. "Om kuat amat sih, baru ngecret sekarang udah mulai ngaceng lagi, abis mandi pasti Inez dientot lagi ya om", katanya. "abis tangan kamu nakal sih, jadi buat ngelemesin mesti ditancep dimemek kamu lagi", jawabnya tersenyum. Tambah lama makin keraslah kontolnya sehingga ngaceng sempurna.

Aku ditunggingin bertumpu ditembok kamar mandi, kakiku direnggangkan dan dia jongkok dibelakangnya. memekku dijilat dari belakang, aku kegelian dan napsuku makin berkobar, "Om, Inez pengen ngerasain lagi kon tol om keluar masuk di memek Inez", erangku keenakan karena jilatannya sudah menyentuh2 itilku. Dia berdiri lagi dan mengarahkan kepala kontolnya ke memekku dari belakang. Dia menekan kepala kontolnya masuk ke memeku dan mulai dienjot pelan, sampai akhirnya seluruh kontolnya nancep di memekku. Dia mempercepat enjotan kontolnya keluar masuk sambil tangannya memelukku dari belakang dan mengkilik2 itilku. Diserang seperti itu aku jadi kelojotan keenakan. Gak lama dienjot dengan cara seperti itu, aku menggelinjang dan mengejang2, "Om, Inez
nyampe om, pinter amat om ngenjot memek Inez, sebentar aja Inez sudah nyampe", kataku terengah. Aku mulai mengejangkan memekku untuk meremas2 kontolnya, dia terus saja mengenjotkan kontolnya keluar masuk mengimbangi empotan memekku, "Nez, kamu luar biasa deh, ahli banget kamu muasin om", katanya. "Makanya om, tiap malem Inez mau kok ngempot kon tol om sampe om ngecret", jawabku terengah karena enjotan kontolnya makin cepat dan keras saja. Dia terus mengkilik2 itilku sambil mengenjotkan kontolnya keluar masuk. Napsunku kembali naik lagi, "Om terus om, enak banget dien tot sambil dikilik itilnya, aakh", erangkua lagi. Cukup lama dia mengenjot memekku dari belakang
sampai akhirnya aku nyampe lagi, bersamaan dengan ngecretnya dia. "Aduh om, kuat banget sih, Inez sampe lemes deh, tiap ronde Inez selalu 2 kali nyampe baru om ngecret. Nikmat banget om", rengekku lagi setelah aku mencabut kontolnya.

Dia menghidupkan shower lagi untuk membersihkan tubuh kami. Setelah itu, kami saling mengeringkan badan. Keluar dari kamar mandi langsung aku merebahkan diri diranjang, sementara dia keluar, katanya mau mengambil minuman. Aku sudah ngantuk banget ketika dia kembali membawa 2 cangkir minuman coklat hangat, sesudah kuminum aku langsung tertidur.

Aku terbangun sudah pagi, segar setelah semalem dientot 2 ronde, dia masih tidur disebelahku. kontolnya kuelus2, kuremas pelan2, sampe dia terbangun. Begitu juga kontolnya. "Sarapan paginya kon tol lagi ya Nez", katanya tersenyum. kontolnya yang sudah mengeras kukocok2nya biar tambah keras,
ujung kontolnya kujilatin, sekali2 kugigit pelan2. Dia merem melek keenakan, "Pagi gini udah nikmat, Nez". kontolnya kumasukkan kemulutku, cuma muat kepalanya saja saking gedenya dan kuemut2 dengan keras, kepalaku mengangguk2 mengeluar masukkan kontolnya di mulutku.

Dia merubah posisi menjadi 69 dan mulai menjilati pahaku bagian dalem, kemudian jilatannya mengarah kememekku. Aku gak tahan kalo itilku mulai dijilati, apalagi diisep2, langsung aja memekku menjadi basah. "Nez, udah napsu lagi ya, memek kamu udah basah bange", katanya sambil mengkilik itilku dengan jari. Aku menjadi kelojotan keenakan, isepanku ke kontolnya menjadi brenti.

"Om, Inez udah pengen dientot lagi om", rengekku. Dia bangun, pahaku dikangkangkan, dan dia menempelkan kepala kontolnya di memekku. Kakiku ditekuk kedada dan dia mulai menancapkan kontolnya ke memekku. "Masukin semuanya om, biar nikmat", erangku terengah2. Dia mulai
mengenjotkan kon tolnya keluar masuk sehingga sebentar saja sudah nancep delam sekali di memekku. Dia terus mengenjotkan kontolnya keluar masuk. Aku merintih2 keenakan, "Om, nikmat banget om, terus om, enjot yang keras". Tiba2 dia menarik kontolnya sehingga tinggal kepalanya yang terjepit dimemekku, kontolnya hanya digerakkan pelan. Aku jadi blingsatan, "Masukin lagi dong om, om nakal ih, ayo dong om dimasukin semua lagi", rengekku. Tiba2 dia mengenjotkan lagi kontolnya sehingga nancep semua, "Aakh, enak banget om". Belum hilang rasa enaknya, dia sudah menarik kontolnya sehingga tinggal kepalanya saja yang nancep di memekku, digerak2kan pelan sampai aku mulai
merengek2 dan tiba2 dienjotkan lagi sehingga nancep semuanya di memekku. Berulang2 dia melakukan cara itu sehingga akhirnya aku nyerah duluan, "Om masukin semuanya oom, Inez nyampe, aakh", aku mengejang, memekku terasa meremas2 kontolnya. Aku terengah2 keenakan, kaki kuletakkan diranjang, dia mulai lagi mengenjotkan kontolnya keluar masuk memekku, segera napsuku bangkit lagi. Aku menggeliat2 keenakan, tak lupa memek kukejang2kan untuk mengempot kontolnya. Diapun meringis keenakan, "Terus diempot Nez, nikmat banget".

Tiba2 dia berhenti mengenjotkan kontolku, aku dipeluk dan dia berguling sehingga sekarang aku yang diatas. Segera aku yang ambil alih komando, pantat kuenjotkan keatas kebawah, mengocok kontolnya yang masih perkasa. toketku yang berguncang2 seirama naik turunnya pantatku diremas2 dengan gemas, pentilnya diplintir2nya sekalian. "Ngentot gaya apa aja sama om, sama nikmatnya ya om", kataku sambil mempercepat enjotan pantatku. "Nez, aku udah pengen ngecret Nez, kita berbalik lagi ya", katanya sambil memeluk aku kembali dan berguling sehingga sekarang dia yang diatas kembali.

Dia mulai mengenjotkan kontolnya keluar masuk dengan cepat dan keras, aku makin terengah2 keenakan, "terus om, Inez udah mau nyampe lagi, bareng lagi ya om", kataku. Akhirnya kembali aku mengejang2 nyampe, sehingga memekku kembali meremas2 kontolnya. Diapun gak bisa bertahan lagi, sambil mengejotkan kontolnya dalem2 dia ngecret, "Nez, enak Nez, aakh". pejunya kembali berhamburan dimemekku. Aku heran juga kayanya stok pejunya gak ada batesnya, setiap ngecret selalu keluarnya banyak. Setelah selesai semuanya, kami kembali membersihkan diri dikamar mandi.