Monday 6 March 2017

Me & U - PRIVATE SECRET 18

ALFRIZZY YUDHA PRATAMA

[​IMG]



REVALIAN DWINSYIRAH

[​IMG]




BAB 17 - APAKAH AKU BUKAN UNTUKMU?



Didalam sebuah appartement PNK yang terletak di jalan A. P. Pettarani, didalam sebuah kamar pribadi nampak Reva sedang terbaring tanpa sehelai benangpun menutupi tubuhnya saat ini. Al yang baru saja masuk kedalam kamar menatap penuh nafsuh gadis yang sudah pasrah dengan apa yang akan dilakukan olehnya.

"Hai Alku yang tampan... So?? Pilihannya apaan?" Tanya Reva yang sudah meremas sendiri kedua payudaranya.

"Pilihannya adalah... nihhhhhhhh" Ujar Al yang sudah berlari kearah Reva lalu melompati tubuhnya di atas ranjang.

"Auuuuuuu!... Pelan-pelan Al" ujar Reva sambil cekikikan saat Al memeluk tubuh bugilnya di atas ranjang.

"Apakah kamu memberikan semuanya untukku Va?" Tanya Al yang sudah menindih tubuh Reva.

"Gw akan ikhlas memberikan tubuh gw buat lu seorang Al" jawab Reva sambil memegang kedua pipinya.

"kamu serius kan?" Tanya Al sambil mengelus pipi kiri Reva.

"Iya gw serius, ambillah Al... biar gw bisa membalas kebaikan lu selama ini... dan gw juga bakalan berusaha semaksimal mungkin agar lu kembali menjadi pria normal lagi" jawab Reva.

"Va"

"Hu uh" ujar Reva manja sambil menatap wajah Al dengan mata sayupnya.

Perlahan-lahan Al mulai menyentuhkan bibirnya kebibir Reva, dan Reva yang sudah siap memberikan tubuhnya ke Al hanya bisa menutup kedua matanya sambil menikmati sentuhan bibir Al ke bibirnya.

"Hhmmfffmmm" Reva yang terbakar gairah sudah mulai melingkarkan kedua lengannya dibelakang leher Al.

Mereka mulai berciuman panas sambil memainkan lidah mereka saling mencari sensasi sebuah kenikmatan dimalam ini. Al sangat menikmati percumbuan ini, perlahan-lahan jemarinya menyentuh puting kanan Reva membuat tubuh gadis itu langsung merespon sentuhannya dengan berliuk-liuk diatas ranjang.

"Oughhhhttt Al, sentuhlah apa yang mau lu sentuh... ambillah sayang, tubuh gw milik lu seorang" desah Reva saat bibir Al mulai menelusuri leher jenjangnya.

Al berhenti tepat di atas dua payudara sekal dengan dua puting indah yang sudah mencuat menantang Al untuk segera menciumnya. Perlahan tapi pasti diapun mulai mencium ujung puting sebelah kiri Reva lalu memasukkan puting tersebut kedalam mulutnya. Sambil memainkan puting tersebut dengan menggunakan lidahnya.

"Oughhtttt Al" desah Reva sambil meremas rambut pria yang sedang mendaki tubuhnya dengan penuh nafsuh.

Sluurrrpppp... sluurpppp... slurpppp...

Bergantian Al mulai menghisap dan meremas kedua payudara milik Reva membuat Reva hanya bisa meremas rambutnya, sambil mengelus punggung Al lalu membuka kaos oblongnya dan dengan cepat Al membantunya mengangkat ke dua tangannya agar kaosnya dengan mudah terlepas dari tubuhnya.

"Al... tubuh lu seksi banget sayang... muachhh... muachhh" desah Reva saat melihat tubuh bidang milik Al, sedetik kemudian jemarinya mulai mengusap dada pria itu lalu mencium dada Al dengan mesrah.

"Va... gak seharusnya kita lakuin ini" ujar Al masih mampu berfikir positif saat ini. Tapi entah kenapa nampak Reva sangat menikmatinya, saat Al mencoba bangkit dari tubuh Reva. Gadis itu menahannya dengan gerakan tubuhnya yang menjepit tubuh Al dengan menggunakan kedua kakinya.

"Lu mau kan balik normal lagi?" Tanya Reva.

"Tapi kan gak seharusnya kita lakuin ini Va" jawab Al.

"Udah lu baring gih" ujar Reva mendorong tubuh Al berbaring di sampingnya.

Saat Al sudah berbaring disamping Reva dengan tubuhnya yang sudah telanjang dada, Reva mulai bangkit duduk di bagian kaki Al. Dengan cepat Reva membuka kancing jeansnya dan menariknya kebawah beserta CDnya. Sambil menatap sendu penuh nafsuh ke wajah Al, Reva menurunkan celananya dan menariknya hingga terlepas semua dari tubuh Al. Sebuah Penis panjang dan melengkung ke atas membuat Reva hanya tersenyum menatap penis miliknya.

"Wow, big size Al" pekik Reva saat melihat penis Al.

"Udah... kok dilihatin gitu?" Tanya Al mencoba menutup kemaluannya tapi Reva dengan cepat menepis tangannya.

"Udah... lu nikmatin aja"

"Gak bisa dong, kan aku gak bernafsuh ama kamu"

"Hei... gak bernafsuh tapi kok ini udah ngaceng?" Ujar Reva sambil menyentuh ujung penisnya.

"Gak tau juga Va"

"Berarti udah ada kemajuan dong, ya udah lu nikmatin aja yah" ujar Reva yang sudah mengocok pelan penis panjang milik Al.

"Hemmmmm... Va," desah Al.

"Hemmm... kenapa Al?" Tanya Reva tersenyum tapi tangannya masih sibuk mengocok penis miliknya.

Perlahan-lahan Reva mulai mendekatkan bibirnya ke ujung penis Al, lalu mencoba memasukkan penisnya kedalam mulut gadis itu.

"Oughhhhhhttt Va, kok jadi gini sih" desah Al saat penisnya udah masuk 1/3 batangnya kedalam mulut gadis itu.

Slurpppp... sluurppp... sluurppp...

Reva memang sangat mempertahankan keperawanannya selama ini, akan tetapi untuk masalah petting seperti mengoral dulunya sering dia lakukan bersama pacarnya yaitu si Rian.

"Oughhhtttttt"

"Hhhffmmmmmm" jemari Reva mulai menyentuh bola peler milik Al, dan Al hanya bisa menikmati sepongan gadis itu di penisnya.

Beberapa menit sudah gadis itu mengoral penisnya, lalu merasa cukup Reva menghentikan kegiatannya lalu menatap wajah Al penuh nafsuh.

"Lu dah siap?" Tanya Reva mulai bangkit dan naik menindih tubuh Al.

"Haruskah kita lakukan Va?" Tanya Al ragu.

"Kenapa? Kalo gw hamil kan ada elu yang tanggung jawab" ujar Reva yang sudah duduk di perut Al.

"Udah yah Va, cukup gini aja... kan gak perlu juga kita masukin" ujar Al.

"Terserah elu sih Al, tapi jujur gw pengen banget ngentot ama lu" ujar Reva mulai memundurkan pantatnya lalu saat vaginanya menyentuh batang kemaluan Al, matanya langsung melotot ke Al.

"Oughhhtttt Al" desah Reva saat bibir vaginanya bergesekan dengan batang milik Al.

Kemudian Reva mulai bergoyang menggesekkan vaginanya ke batang milik Al.

"Ougghhhtttt... Sshjhhhh... Al ... Memek gw gatal bangeeeettttt ooggghhhhh" Desah Reva sangat kencang karena bibir vaginanya sangat terasa di sentuh oleh batang kemaluan Al.

Semakin lama semakin panas goyangan dan gesekan mereka bahkan Al sudah berani memegang pinggang Reva sambil membantu menggerakkan tubuh gadis itu diatas selangkangannya.

Tak lama kemudian Revapun menarik dan menuntun tangan Al untuk meremas payudaranya. Dan mengerti akan kemauan gadis yang sudah terbakar nafsuh akhirnya setelah menyentuh payudara Reva diapun meremasnya dan memelintir kedua puting payudara Reva yang masih sibuk menggesekkan vaginanya di batang miliknya.

"Ougghhhhh Allll... Hhhhssstttttttt... Nikmat banget kontol lo.... Pengen banget gw di colokin ama kontol lo yang panjang ini... Ougghhhhh remas yang kuat sayang toket gw.... Jangan kasih sisa sedikitpun buat pria lain... Miliki Reva seutuhnya" Cerocoh Reva dengan penuh desahan yang membuat Al makin kuat meremas-remas payudaranya.

Tak tahan dengan semuanya dan berasa belum sampai-sampai juga dengan klimaksnya, akhirnya tanpa pemisi Reva mulai mengangkang dan memegang penis Al sambil mencoba memposisikan bibir vaginanya tepat dikepala penis pria itu.

Sadar akan perlakuan Reva, Al menahan pantat Reva dan menatap wajah gadis itu dengan penuh harap. Lalu Al menggelengkan kepalanya menandakan bahwa tidak seharusnya mereka lakukan hal ini.

"Plisss Va, jangan yah" ujar Al menahan pantat gadis itu.

"Ta... tapi... oughhtttt gw pengen Al" desah Reva yang sudah menggesekkan kepala penis Al dibibir vaginanya yang sudah sangat basah.

"Hemmmm" pekik Reva saat dia mencoba mencolok keras penis Al ke bibir vaginanya secara perlahan-lahan.

"Ouuuggghhhhhh Al... gw masukiiinnn yaahhhh... pliisssss.... Ahhhhh baru kepalanya saja sudah begitu nikmattt... Omg... Ampouuunnnnn Al" Desahan Reva makin keras karena terasa banget kepala kemaluan Al mencoba masuk ke liang vaginanya. Akan tetapi Al dengan otaknya yang masih bisa berfikir positif masih saja menahan pantat Reva agar penisnya tidak masuk kedalam liang vagina milik Reva.

Tersadar dengan apa yang terjadi Reva langsung diam dan menghentikan gerakannya. Seakan mengetahui apa yang akan gadis itu lakukan, Al dengan cepat dan sekuat tenaga menahan kuat pantat Reva agar tidak bablas terdorong kebawah. Tapi masih tidak merubah posisinya hanya sedikit menarik pantat Reva keatas supaya kepala kemaluannya terlepas dari bibir vagina gadis itu.

"Kenapa Al... Ouughhhttt pliisss kasihani gw donkk... Entotin gw donk... Ohhhgghh" Desah Reva yang masih mencoba meraih kenikmatan di vaginanya yang makin terasa gatal seperti ingin berasa pipis lalu mencoba menyentuhkan kembali bibir vaginanya di kepala penis Al. Lalu dengan menggesekkan vaginanya di kemaluan Al sudah cukup membuatnya mendongak ke atas merasakan sensasi yang luar biasa.

"Kenapa Al?" Tanya Reva saat Al dengan paksa mengangkat pantat Reva lalu mendorongnya kesamping tubuhnya.

"Udah yah... Aku mau lanjut tapi gak dimasukin" Jawab Al masih menahan gejolak gairahnya.

Akhirnya Reva hanya mengangguk lalu Al mulai mengangkat kembali pantat Reva berada di selangkangannya. Lalu kemudian Reva memulai kembali aksinya hanya menggesekan kemaluan Al di bibir vaginanya.

Kadang karena kerasnya gesekan mereka membuat kepala kemaluan Al masuk dikit di bibir vagina Reva.

"Aouuuuwww!" Pekik Reva karena bibir kemaluannya dimasukin kepala penis Al.

"Aku udah bilang apa tadi?huh!" Tanya Al menahan kembali pantat Reva membuat Reva hanya tersenyum genit penuh nafsuh.

"Hehehe... gak dimasukin kan?" Jawab Reva.

"Udah yah... kita stop aja, dan aku gak mau ngerebut mahkota kamu yang selama ini kamu jaga"

"Tapi kan Al, gw pengen banget" ujar Reva tapi sepertinya melihat situasi dimana Al sudah tak menahan pantatnya mencoba lagi menurunkan pantatnya membuat bibir vaginanya bertemu dengan kepala penis Al.

"Revaaaa" pekik Al saat merasakan kepala penisnya mulai menerobos masuk keliang vagina Reva.

Karena sudah tak tahan akhirnya, dan nafsuh mengalahkan segalanya akhirnya Al membantu Reva menekan pantat gadis itu agar penisnya makin menembus bibir vagina Reva, dan Reva yang mengetahui gesekan hangat makin dalam masuk menembus bibir vaginanya langsung memejamkan matanya menikmati tiap inci gesekan kulit batang kemaluan Al tersebut.

Saat baru sebatas 1 centi batang kemaluan Al menerobos masuk kedalam vaginanya beserta kepala penis Al. lalu tiba - tiba....

(I'am Yours - from Jason Mraz) dering suara Hp Al berbunyi, dengan malas dan tidak merubah posisi, Al mencoba meraihnya yang terletak dimeja samping ranjangnya lalu kemudian melihat nama contact di layar touch screen nampak sebuah nama.

(Nostra Ajie Prasetyo)

"Shit" Ucap Al kesal lalu dengan gerakan cepat mencabut kemaluannya lalu melompat turun dari ranjang dan mengangkat telfonnya. Reva hanya bisa duduk bersilah dengan kekesalan yang dirasakannya saat ini. Hampir saja dia kehilangan keperawanannya jikalau saja Hp milik Al tidak mengganggu aktivitas mereka.

"Halo yah kang?" Ucap Al saat sudah mengangkat telfon dan sudah menenangkan dirinya.

"Sibuk gak bos?" Tanya Nos di telfon.

"Siapa Al?" Tanya Reva kesal.

"Sttttttt" Al hanya menyuruh Reva diam dengan cara jari telunjuknya di tempelkan ke bibirnya. Reva yang mendapatkan perlakuan seperti itu hanya bisa mendengus kesal lalu bangkit dari ranjang dan mendekat ke arah Al yang masih sibuk mengangkat telfonnya.

"Tadi sih aku udah mau tidur kang, kenapa gitu?" Ujar Al lalu terkejut karena Reva sudah memeluk tubuhnya dari belakang.

"Hmmmmm" desah Al saat jemari Reva mulai mengocok lembut penisnya dari belakang.

"Kok lu kayak mendesah gitu Al? Lu lagi ngewe yah?"" tanya Nos saat mendengar desahan Al di telfon.

"Ngewe matamu kang... aku lagi narik nafas dodol... emang gak boleh yah kalo aku narik nafas?" Jawab Al mencoba menahan rasa nikmat karena mendapatkan kocokan dari Reva.

"Kayaknya gw gak percaya dah bos, kalo lu gak keberatan sih... gw mau video call ama lu... itung-itung lu nemenin gw juga yg lagi BT di appartemen" ujar Nos membuat Al makin kelabakan.*

"Okay setengah jam lagi yah kang" ujar Al lalu mencoba menghentikan kegiatan Reva saat ini.

"Oke bos, setengah jam lagi gw WA lu yah" ujar Nos lalu menutup telfon mereka.

"Siapa sih Al?" Tanya Reva kesal.

"Dia itu yang kapan hari ketemu ama kamu" jawab Al membuat Reva mencoba mengingat siapa orang yang dimaksud.

"Ketemu dengan gw? Dimana?"

"Udah lupakan... sekarang kamu berpakaian dulu karena setengah jam lagi dia mau video call" ujar Al lalu mengambil pakaiannya yang tergeletak dilantai.

"Al... tapi gw lagi pengen banget nih" Rengek Reva masih berusaha menuntaskan gairahnya malam ini.

Seperti tak menggubrisnya Al segera memakai pakaiannya, membuat Reva makin kesal dan akhirnya diapun menjauh dari Al lalu kemudian naik ke atas ranjang.

"Hei pake baju dulu Va" ujar Al saat melihat Reva masih tiduran di atas ranjang dalam keadaan bugil.

"Gak mau, gw maunya habis lu telfonan kita tuntaskan yang tadi" ujar Reva memanyunkan bibirnya membuat Al makin gemas kepadanya.

Al melangkah mendekat ke gadis itu, lalu duduk disampingnya. Reva kemudian bersandar dipundak Al sambil memeluk tubuh Al dari belakang.

"Va... kamu dengerin baik-baik yah... kamu itu harus pertahanin mahkota kamu buat suami kamu kelak. Dan lagian kan aku juga masih proses belajar menjadi pria normal... sudah cukup lah tadi menurut aku belajarnya" ujar Ak mencoba menasehati Reva sambil mengusap rambut gadis itu yang manja dipelukannya.

"Tapi..." ujar Reva terputus.

"Gak ada tapi-tapian... kamu pakai baju trus nemenin aku video call" ujar Al lalu mencoba mengambilkan pakaian buat Reva dilemari.

"Nih pake dulu" ujar Al setelah mengambilkan pakaian buat Reva.

Hanya menggunakan kaos dan celana pendek tanpa dalaman cukup membuat Al tersenyum, mau gak mau Reva hanya bisa mengikutin kemauan Al saat ini.

"Al... emangnya lu gak nafsuh beneran yah ama tubuh gw?" Tanya Reva masih penasaran terhadap Al.

"Hemmm... sekarang belum Va, tapi dikemudian hari aku juga gak tau... makanya aku kan bilang, aku pengen jadi pria normal" jawab Al sangat bijak.

"Ingat yah Al, kalo lu udah normal... gw yang harus merebut perjaka lu nantinya... dan jangan pernah memberikan kepada perempuan lain selain gw" ujar Reva sambil tersenyum dan di anggukan oleh Al.

"Aku janji Va" jawab Al.

"Al... kalo lu normal nanti, jadiin gw pacar lu yah" ujar Reva sangat polos.

"Hahahaha... kok gitu?"

"Iya Al... gw sejujurnya rada suka ama lu... tapi sayangnya lu Gay sih" jawab Reva.

"Tapi kan aku belum punya pekerjaan"

"Ada hal yang lu sembunyiin dari gw Al... ntah apa yang lu sembunyiin dan apa sebabnya lu nyembunyiinnya, gw belum tau... tapi dihati kecil gw mengatakan bahwa lu itu bukan orang susah" ujar Reva lalu berbaring kembali di ranjang.

"Nanti juga kamu bakalan tau kok siapa aku sebenarnya" jawab Al lalu mencoba menghubungi Nostra menggunalan fasilitas WA di HPnya.

Tak lama kemudian dilayar touch screennya nampak wajah Nostra membuat Reva terkejut.

"Hah?? Diakan?" Tanya Reva sambil menggelengkan kepalanya melihat wajah Nostra dilayar HP Al.

"Iya dia namanya Nostra" ujar Al.

"Yap halo kang" ujar Al tersenyum ke layar HPnya yang saat ini sedang video call dengan si Mr. Nos.

"Widihhh... Al lu bareng cewek yah? Lu dimana nih?" Tanya Nos di layar.

"Di appartemen kang, yah kenapa gitu?" Tanya Al.

"Kangen aja ama lu Al"

Dammm!

Satu adegan lagi membuat Reva hanya cengingisan melihat tingkah Al dan Nos, Reva hanya bisa memperhatikan keduanya yang sedang video call didalam kamar.

"Apaan sih kamu kang"

"Cie cie cie... yang lagi dikangenin ama pacarnya" usil Reva sambil mencolek pinggang Al membuat Al hanya bisa menarik nafas atas keisengan yang Nos lakukan.

"Al... diakan cewek yang tuh hari di hotel?" Tanya Nos dilayar.

"Iya kang"

"Kok lu berdua bisa tidur bareng dikamar... emangnya lu habis ngewe yah?" Tanya Nos.

"Sialan bener kamu kang... aku kan hanya" jawab Al terputus.

"Gw cemburu loh Al... hikz... hikz.. hikz" ujar Nos sambil menangis pura-pura becandain si Al.

Tapi sudah cukup membuat Reva terharu dan langsung mengambil Hp Al untuk berbicara dengan Nostra ditelfon.

"Hai Pak... gw Reva, ingat kan?" Tanya Reva saat merampas Hp si Al.

"Iya lu yang tuh hari di hotel kan?" Tanya Nos sambil membuat seakan wajahnya sedang kesal.

"Iya pak... dan tolong jangan salah sangka dulu yah ama si Al, karena gw ama dia hanya temenan saja gak lebih... gw nginap ditempat dia karena gw pikir dia itu kan sama kayak gw gitu... yah kata kasarnya apa yah... hemmm... ngerti kan maksud gw pak?" Ujar Reva mencoba menjelaskan ke Nostra. Tapi nostra hanya bisa menahan tawa akan tingkah gadis itu.

"Dia pacar gw loh..* jadi tolong jagain dia yah Reva... jangan sampai dia direbut ama cowok lain" ujar Nos membuat Al hanya menahan emosinya saat ini.

"Kampret kamu kang" gerutu Al pelan tapi diapun merasa hal ini cukup membantunya agar mengalihkan nafsuh si Reva yang hampir saja tadi dia merebut keperawanan gadis itu.

"Siap pak... gw akan jagain kekasih bapak dimakassar... oh iya pak, bapak yang itu hari hadir di acara konsulidasi di hotel kan?" Ujar Reva sambil bertanya ke Nos.

"Hemm... iya, kenapa gitu?" Tanya Nos heran.

"Gw kerja disitu juga pak... hehehehe, bapak yang punya hotel tempat Reva kerja kan?" Tanya Reva yang langsung di tanggapin oleh Nos.

"Hemmm itu" ujar Nos terhenti saat melihat Al memberikan sebuah kode kerlipan mata ke Nos yang tak diketahui gadis itu.

"Hehe... hebat lu Al, punya kekasih orang kaya... hihihi" ujar Reva saat menoleh ke Al.

"Hadehhhhhh" Al saat ini hanya bisa mendengus.

"Ya udah yah Al, gw tinggal dulu... oh iya dan lu Reva tolong jangan di apa-apain pacar gw yah... kalo gw tau lu ngapa-ngapain dia, gw bakalan PHK in elunya nanti"

"Siap pak, Reva akan menjaga amanah bapak... dan Reva pastikan Al akan aman berada di sisi Reva" jawab Reva dengan mantapnya lalu kemudian Nos pamit kepada mereka lalu memutus video callnya.

"So?" Tanya Al mencoba isengin si Reva saat setelah menaruh kembali HPnya dimeja.

"Hemmm... sayangnya gw harus jagain amanah bos gw Al... hufhhh padahal gw pengen banget nuntasin yang tadi" ujar Reva kesal.

"Hehehe... kamu mau aku bantuin sampe orgasme?" Tanya Al mencoba meraba selangkangan Reva.

"Al... plis jangan lu pancing lagi deh ah" ujar Reva kesal lalu menepis tangan Al.

"Hehehe... syukurlah kalo gitu, ya udah kalo gitu yuk kita bobo" ujar Al yang langsung baring disamping Reva.

"Al kayaknya pak Nos sayang banget yah ama lu" ujar Reva yang matanya menatap ke langit-langit seperti menerawang sesuatu. Dan dirinya hanya bisa pasrah akan keadaannya saat ini. Sebuah perasaan yang aneh yang saat ini dia rasakan, tapi dia hanya bisa berusaha menepis semua perasaan aneh tersebut.

"Hu uh... ya udah kamu bobo gih" jawab Al lalu mencoba menutup matanya dan Reva juga setelah mendapat jawaban mencoba menutup kedua matanya.

Sesaat Al membuka matanya dan menoleh kesamping, menatap lembut wajah cantik gadis yang berada disampingnya. Al mulai mengangkat kepalanya dan mencoba mencium gadis itu.

Saat hembusan nafas Al terasa diwajah Reva, akhirnya diapun membuka matanya dan kedua mata mereka saling bertemu mengisyaratkan sesuatu.

"Va" bisik Al saat wajah mereka berjarak sangat dekat.

"Al" bisik Reva juga membalas tatapan Al.

"Thanks banget yah"

"For what?" Tanya Reva sambil tersenyum.

"Untuk semuanya" jawab Al lalu mendekatkan bibirnya ke bibir gadis itu.

"Al..." ucap Reva terputus saat bibir Al menyentuh bibirnya.

Reva kemudian menutup matanya menerima ciuman Al yang begitu mesrah. Ada sesuatu yang Reva rasakan saat ini, jantungnya berdetak lebih kencang saat Al menghisap dalam bibirnya sambil lidah Al mulai masuk ke rongga mulutnya.

"Udah yah... gitu aja" ujar Al saat melepas ciuman mereka.

"Kok" desah Reva saat membuka matanya.

"Met bobo cantik.... muachhhh" ujar Al lalu mencium kening Reva.

Tanpa disadari dari kedua mata Reva mengalir tetesan air matanya, lalu saat Al melihatnya. Al hanya tersenyum penuh arti kepadanya.

"Kenapa kamu nangis?" Tanya Al.

"Kok lu perlakukan gw kayak gini Al?" Tanya Reva pelan sambil mengusap air matanya.

"Gak tau juga Va" jawab Al.

"Bobo yuk Al" ujar Reva dan di iyakan oleh Al. Saat Reva menutup kedua matanya, Al tiba-tiba memeluknya dari samping. Pelukan Al sangat erat membuat Reva membuka kembali matanya dan menoleh kearah Al. Ternyata tanpa membuka mata Al mengetahui kalo Reva lagi menatapnya. Dan sedetik kemudian Al mencium kembali bibirnya tanpa membuka kedua matanya lalu mengucapkan sebuah kata "met bobo", Reva pun menjawabnya dengan sebuah senyuman lalu menutup kembali matanya dan sekejap merekapun akhirnya terlelap dalam tidurnya.



○●○​



Beberapa hari kemudian di sebuah resto didaerah Bandung, nampak sepasang muda-mudi baru saja turun dari sebuah SUV berwarna putih. Keduanya adalah Nostra dan Elsya yang sabtu ini sedang menghabiskan weekend bersama di kota Bandung. Siang ini Nos mengajak elsya makan siang bareng diresto tersebut.

Saat baru saja masuk tiba-tiba Elsya sedikit terhenti karena melihat sesosok pria yang begitu dikenalinya sedang duduk bersama beberapa temannya dimeja yang tak jauh dari pintu.

"Lu kenapa Sya" Tanya Nostra heran.

"Gak kok gak kenapa-kenapa... Yuk pak kita duduk" Jawab Elsya lalu keduanya mengambil meja yang tak jauh dari orang tadi.

"Lu kenapa tadi?... Kayak ngeliat cowok di sana dengan tatapan benci gitu?" Tanya Nos saat mereka telah duduk.

"Gak kok pak, cuma kayak kenal aja tapi kayaknya Elsya salah orang deh.... Hehehe" Jawab Elsya.

"Ya udah kalo gitu, lu mau pesan apaan sayang?" Tanya Nos sambil melihat-lihat buku menu dimeja. Dan sedetik kemudian Nos mengangkat tangannya mencoba memanggil salah satu waiters yang stand by dikasir.

"Ihhh... Tuh pake sayang - sayangan lagi, emang Elsya pacar bapak?". Tanya Elsya malu.

"Loh... Kan emang kita udah pacaran bahkan bentar lagi menikah" Jawab Nos dengan senyum jahilnya.

"Enak aja... Emang Elsya cewek apaan maen nikah-nikahan aja.... Dan emang kita udah jadian gitu?" tanya Elsya lagi dengan mimik cemberutnya membuat Nostra makin gemas dengan gadis disebelahnya.

"Ya udah deh kalo gak mau nikah ama gw... biar ntar gw nyari cewek lain buat dinikahin" ujar Nos.

"Kan bapak udah punya tunangan... kenapa harus nyari cewek lain?" Tanya Elsya bingung.

"Masih tunangan dan belum jadi istri kan? Apa salah kalo gw jadi cowok pengen nyari istri yang baik dan sesuai dengan keinginan gw?"

"Loh emangnya tunangan bapak gak baik yah?" Tanya Elsya.

"Udah gak usah dibahas yah... intinya lu bakalan jadi bini gw nantinya"

"Ihhhhh" ujar Elsya cemberut.

Tak lama pesanan makanan mereka akhirnya datang juga dibawakan oleh pelayan resto.

Mereka menyantap makanannya sambil mengobrol biasa dan sesekali mereka saling bertemu pandang dan tersenyum bahagia antara satu sama lain, Bahkan Nos pun tak lagi memanggil Elsya dengan nama 'Sya' selama mereka makan tetapi sudah dengan panggilan sayang.

"Pak... bentar anterin Elsya ke toko buku yah... pengen beli sesuatu" ujar Elsya setelah selesai menyantap makanannya.

"Okay sayang" Jawab Nos tersenyum.

Elsya menjadi malu se jadi-jadinya setiap kali Nostra memanggilnya dengan kata sayang. Tapi berbeda dengan Nos kali ini, yang tiba-tiba pandangannya kearah seorang pria yang mendekati mereka.

"Ohhh jadi dia nih yang buat elu nolak gw yah Sya?" Tanya pria itu saat berada dibelakang Elsya. Nos hanya santai menanggapi orang itu, tapi Elsya yang terkejut langsung menoleh kebelakang dam benar ternyata pria yang dilihat tadi adalah cowok yang selama ini mengejar cintanya.

"Kak Rahmat" ujar Elsya terkejut.

"Hei lu... jadi ternyata gara-gara elu si Elsya sampai saat ini nolak cinta gw yah?" Hardik si Rahmat sambil menunjuk Mr.Nos yang masih duduk sambil tersenyum ke arah mereka.

"Udah deh kak Rahmat... jangan bikin ribut disini, gak enak ama yang lainnya" ujar Elsya mencoba menjauhkan Rahmat dari meja mereka.

"Apa kurangnya gw Sya? Gw cinta banget ama lu tau... gw punya segalanya dan gw janji akan membahagiakan elu nantinya" ujar Rahmat sambil memegang kedua pundak gadis itu.

"Kak Rahmat... plissss, gak enak ama yang lain... dan juga" ujar Elsya terputus.

"Apa lebihnya dia Sya? Ayo jawab?" Tanya Rahmat yang memutuskan ucapan Elsya barusan sambil menunjuk si Nos yang masih saja duduk dan tak berdiri dari kursinya.

Elsya nampak merasa tidak enak terhadap Nos, karena biar bagaimanapun nos itu adalah seorang bos diperusahaan tempat dia bekerja. Elsya mencoba menghentikan kelakuan Rahmat tapi sepertinya pria itu tak mengubrisnya.

"Udah Sya... biarin dia keluarin semua unek-uneknya" kali ini Nos angkat bicara tapi masih duduk santai dikursinya.

"Diam lu pengecut... lu tau gak sedang berurusan ama siapa?" Hardik Rahmat.

"Gak" jawab Nos entengnya.

"Lu butuh duit berapa untuk menjauh dari si Elsya?huh!" Ujar Rahmat.

"Hemmm... gw gak butuh diut kok"

"Halaaahhhh... orang kayak lu yang kerjaannya gak jelas belagak gak butuh duit... nih lu butuh berapa huh?" Ujar Rahmat yang sudah membuka dompetnya sambil mengeluarkan beberapa lembar uang 50ribuan lalu mencoba memberikan ke Mr.Nos.

"Kak Rahmat apa-apaan sih... udah deh kak, mending kakak pergi deh dari sini" ujar Elsya mencoba mendorong tubuh Rahmat agar meninggalkan mereka.

"Biarin dulu Sya... kasian kan dia udah ngeluarin duitnya" ujar Nos yang mencoba berdiri dan menatap tajam ke Rahmat.

"Masih kurang yah? Sorry gw lagi gak bawa duit cash... kalo lu mau, besok lu bisa datang dikantor gw... dan bilang aja nama gw Rahmat... pasti security bakalan panggilin gw kok... secarakan gw dah jadi manager disana" ujar rahmat sambil tersenyum sinis memandang rendah si Nos yang memang penampilan Nos siang ini hanya menggunakan tshirt dan celana jeans yang sudah sobek dilutut.

"Gw gak butuh duit lu kok" ujar Nos.

"Punya apa lu? Huh!"

"Gak punya apa-apa kok" jawab Nos sambil mendekat ke Rahmat.

"Pak!" Ujar Elsya pelan saat Nos sudah berhadapan dengan Rahmat. Lalu menarik pelan lengan Elsya untuk berdiri dibelakangnya.

"Kenapa lu? Mau cari ribut ama gw?" Ujar Rahmat akan tetapi tubuhnya sedikit mundur karena diapun gentar melihat tatapan Nos.

"So?" Tanya Nos saat menepuk bahu Rahmat.

"Lu butuh duit berapa? Buruan katakan... gw gak punya waktu ngeladenin gembel kayak lu... dan lu Sya, ayo ikut ama gw pulang" ujar rahmat. "Ini kartu nama gw... besok lu datang ke kantor gw dan bilang nama gw" lanjutnya sambil memberikan sebuah kartu nama yang membuat nos tersenyum penuh arti saat melihat nama perusahaan tempat Rahmat bekerja.

"Hemm... lu kerja di Aneka Jaya Lestari yah?" Tanya Nos saat melihat nama perusahaan yang menjadi sub Distributor 3MP.

"Iya... dan gw salah satu petinggi disana... kenapa emangnya?" Tanya Rahmat dengan sombongnya.

"Lu baru yah disana?"

"Iya... gw baru pindah disana karena gw di bajak dari perusahaan lama, dan apa urusan lu nanya-nanya perusahaan tempat gw kerja?" ujar Rahmat.

"Bilangin ama ko' Chan... dia milih masih ingin bekerja sama dengan 3 mandiri atau ngeluarin lu dari sana... gimana?" Ujar Nos santainya dan nampak Elsya hanya tersenyum melihat tingkah bosnya saat ini.

"Maksud lu apaan?"

"Apa lu dah tuli yah? Bilang ke ko' Chan kalo Nostra Ajie Prasetyo menyuruh dia untuk memecat elu besok... kurang jelas?" Ujar Nos dan saat menyebut nama asli Nos membuat Rahmat seketika gemetaran karena sangat mengenal nama tersebut.

"Ma... maksud lu?"

"Apa perlu gw ulang?" Tanya Nos balik.

"Jadi lu?" Rahmat nampak tak bisa berkutik saat ini karena mengetahui sedang berurusan dengan siapa.

"Yah... kenalin gw Nostra Ajie Prasetyo" jawab Nos sambil mengulurkan tangannya mengajak berkenalan.

"Shit... ke..kenapa bapak tidak bilang dari tadi?"

"Hahahahaha... udah yah, gw balik dulu... yuk sayang kita tinggalkan dia aja" ujar Nos sambil mengajak Elsya pulang. "Oh iya... jangan lupa bilangin ke ko' Chan pesan dari gw yah... bye" lanjutnya saat menghentikan langkahnya lalu menoleh kebelakang.

"Hahahaha... pasti si kak Rahmatnya kencing berdiri deh pak sekarang" ujar Elsya saat setelah Nos membayar bill tagihan mereka.

"Biarin aja Sya... orang kayak dia memang harus diberi sedikit pelajaran"

"Iya sih pak... orangnya emang rada sombong... beda banget dengan bapak" ujar Elsya membuat Nos menghentikan langkahnya lalu menatap wajah gadis disebelahnya sambil tersenyum.

"Mulai lagi kan... suka banget bikin Elsya malu" ujar Elsya yang sudah menundukkan wajahnya karena ditatap oleh Nos.

"Ya udah kalo gitu yuk" ujar Nos menarik lengan Elsya lalu menggandengnya dilengannya.



Saat sore harinya setelah mengantarkan Elsya ke toko buku, Nos mengantarkan Elsya pulang kerumah orang tuanya.

"Masuk dulu yuk pak" Ucap Elsya mengajak masuk Nos saat mereka udah nyampe di depan rumah.

"Boleh deh" Jawab Nos dan akhirnya merekapun masuk bersama.

"Eh ada Pak Nostra, masuk Pak... maaf masih berantakan" Ucap mamanya Elsya yang baru saja sembuh dari sakitnya beberapa hari yang lalu setelah melihat Nos bersama putrinya didepan pintu.

"Pak bentar yah... Elsya bersih-bersih dulu yah... Gerah nih" ujar Elsya saat mereka sudah didalam rumah dan di iyakan oleh Nostra yang kemudian meninggalkan Nos diruang tamunya.

"Mau minum apa Pak?" Ucap mamanya menawarkan minuman ke Mr.Nos.

"Apa aja deh bu," Jawab Nos dengan tersenyum.

Setelah menunggu akhirnya mamanya Elsya tiba dengan membawakan segelas teh hangat.

"Nih diminum yah Pak" Ucap mamanya Elsya.

"Iya Bu makasih" Kata Nos yang langsung meminum tehnya.

"Maaf pak lama... Hehehe" Ucap Elsya saat sudah berada di ruang tamunya setelah selesai mandi dan dengan memakai pakaian ala kadarnya dengan T-shirt sedikit longgar dan hotspan membuat Elsya begitu seksi.

"Gak apa - apa kok sayang udah biasa kok" Jawab Nos yang tentu saja membuat mamanya kaget mendengar kata sayang yang barusan Nostra ucapkan.

"Sayang?huh!" Ejek mamanya sambil menoleh ke putrinya.

"Hehehe...maaf Bu keceplosan" Ucap Nostra malu.

"Udah deh ma... Pak Nos agak dikit stress... Sana ah jangan godain Elsya melulu" Ucap Elsya malu lalu menyuruh mamanya masuk.

"Yah udah... Mama takut ganggu orang lagi pacaran... Hihihihi" Kata mamanya yang langsung ngacir kedalam

"Ihhhhh.... Mama" Elsya langsung terlihat sangat malu.

"Maaf yah Pak, mama emang gitu, suka usil... Habisnya bapak sih ih ". Ucap Elsya lalu mencubit pelan pinggang Nos.

"Loh emang bener kok kata mama kamu, kita kan pengen pacaran"Jawab Nos dengan senyum genitnya.

"Huuuuuuhhhh bapak suka aneh-aneh deh" Ucap Elsya. "Lagian siapa juga yang mau pacaran ama cowok yang udah punya tunangan" Lanjutnya.

"Ya allah... Nih cewek gak ngerti apa... Bahwa nih Nostra Ajie Prasetyo yang tampan yang banyak di gila-gilain ama kaum hawa malah lebih memilih berpacaran dengannya... Tapi dianya malah gak mau" ucap Nos.

"Hahahahaha..... Gaya sih bapak" ujar Elsya teetawa melihat tingkah Nos barusan.

"Tapi makasih yah pak untuk semuanya" Ucap Elsya kembali yang dengan wajah serius menatap Nos.

"Everything cantik" Jawab Nos membalas tatapan sendunya Elsya dengan senyumannya yang indah.

"Pak... Hemmm... Gak jadi deh" Ucap Elsya malu.

"Kenapa?" Tanya Nostra kembali.

"Hemmm.... Malu ah... Tapi... Tapi emangnya bapak beneran sayang ama Elsya?" Tanya Elsya sedikit gugup dengan malunya lalu menundukkan wajahnya kebawah.

"Hahaha... menurut lu?" Tanya Nos singkat.

"Ihhh bapak... ditanyain malah nanya balik"

"Perlukah yah gw jawab pertanyaan lu?" Tanya Nos balik lalu memegang erat kedua tangan Elsya. "Dan apakah lu butuh kasih sayang dari gw atau tidak?" Lanjutnya.

"Gak tau pak" Jawab Elsya malu.

"Sini" Ucap Nos lalu menarik kepala Elsya untuk bersandar di bahu kananya lalu tangannya melingkar memeluk tubuh gadis itu.

"Makasih.... " Ucap Elsya yang melihat keatas wajah Nostra dengan mata sayupnya.

Mereka hanya tersenyum satu sama lain, saling tatap-tatapan tanpa ada kata-kata yang di ucapkan, tapi Nos sangat mengetahui bahwa gadis ini sangat membutuhkan kasih sayangnya saat ini.

"Aa" Ucap Elsya terputus. Dan tak sadar memanggil Nos dengan panggilan kakak orang sund*.

Dan seakan Nos mengerti maksud dari gadis itu akhirnya dia menurunkan wajahnya mendekat ke wajah Elsya dan lebih lagi bibirnya sudah sangat dekat dengan bibir gadis itu yang begitu indah. Elsya akhirnya memejamkan matanya seakan memberikan semuanya kepada pria yang ada didekatnya walau menurutnya pria itu mempunyai tunangan.

Akhirnya bibir mereka menyatu perlahan tapi pasti,* Nos juga memejamkan matanya menikmati setiap lekukan bibir Elsya dan perlahan Elsyapun juga membuka bibirnya sedikit membiarkan Nostra memasuki rongga mulutnya yang masih beraroma green tea mint.

Awalnya Elsya ragu setelah lidah Nos sudah bermain di rongga mulutnya, tapi seakan mengerti akhirnya diapun membalas perlakuan Nos dengan saling memainkan lidah masing-masing.

Ciuman hangat dan sedikit menaikkan gairah masing-masing tanpa sadar Nostra makin memeluk erat tubuh Elsya untuk menyatu di dekapannya. Mereka saling melumat satu sama lain, meraih kepuasan dari sebuah ciuman panas yang mungkin baru kali ini mereka lakukan.

Setelah itu Nostra pun sambil berciuman, tangan kanannya diusapkan dipipi Elsya dan dengan ciuman yang sudah di tambah dengan nafsuh akhirnya Nos tersadar lalu melepaskan ciumannya di bibir seksi gadis dihadapannya. Nampak Elsya masih memejamkan matanya mencari-cari bibir Nos, dan Nos yang melihat keadaan Elsya yang masih ingin merasakan kecupan pria itu langsung mencium kembali menyatukan bibir mereka bahkan lebih panas dari sebelumnya.

Setelah Ciuman panas mereka beberapa menit, akhirnya Nos menyudahinya karena mengetahui situasi yang tidak begitu tepat.

"Hei... Udah yah sayang" Ucap Nos pelan banget karena melihat Elsya masih saja mencari-cari bibirnya dengan mata yang terpejam.

"A'...." panggil Elsya penuh gairah saat membuka matanya melihat Nostra yang tersenyum hangat.

"Elsya sayang banget sama aa" Lanjut Elsya dengan gerakan bibirnya sambil menatap sayup wajah Nostra di hadapannya.

"Me too Sya" Jawab Nos singkat dan langsung memeluk erat gadisnya karena dia sangat yakin bahwa dia benar-benar sangat mencintainya.

"Hikz... Hikz.... Makasih... Hikz..." Elsya menangis di dadanya Nos membuatnya hanya mengelus elus rambut gadis itu.

"Kok nangis?" Tanya Nostra lembut.

"Gak tau... Bahagia aja" Jawab Elsya masih dalam pelukan eratnya. "Janji yah, akan selalu mencintai Elsya selamanya" Lanjutnya tapi sambil menoleh keatas dengan manjanya mengarah ke wajah Nos.

"Apakah lu akan siap menghadapi tunangan Aa dikemudian hari?" Tanya Nos singkat lalu tersenyum melihat Elsya yang menatapnya manja.

"Gak tau A'... biar waktu yang menjawabnya" jawab Elsya.

"Bentar lagi" Ujar Elsya saat Nos mau melepaskan pelukannya, justru Elsya malah mengeratkan pelukannya.

"Hehehe... Ya udah puas-puasin deh melukin Aa yah" ucap Nos menggodanya.

"Ihh... Apaan deh " Ucap Elsya sambil mencubit mesrah pinggangnya.

Akhirnya tak lama dan dengan sedikit penjelasan bahwa ini sudah larut maka Nostra pun pamit pulang walaupun sebenarnya sangat berat bagi Elsya untuk melepaskan kemesraan mereka.

"Gw balik dulu yah sayang" ujar Nostra lalu mencium bibir gadis itu dan di balas dengan salam oleh Elsya maka Nostrapun meninggalkan rumahnya menuju hotel tempat nginapnya.





Still Continued...

Me & U - PRIVATE SECRET 17

ALFRIZZY YUDHA PRATAMA

[​IMG]


REVALIAN DWINSYIRAH

[​IMG]


BAB 16 - DO YOU LIKE IT?


Panas terik matahari siang ini membuat orang-orang di kota Makassar enggan mencari makan diluar. Begitu juga dengan Reva dan teman-temannya yang lebih memilih makan siang dikantin belakang. Tiba-tiba Indah datang ke-meja Reva dan beberapa temannya yang sedang menikmati hidangan makan siang mereka terkejut bersamaan.

"HEI!" Hardik Reva saat Indah mendorongnya hingga tubuhnya sedikit bergeser kesamping dan hampir saja makanan didepannya tumpah jikalau salah satu temannya tak segera memegangnya.

"Anda sudah janji akan mundur dan tidak menggangu Rian lagi, tapi kenapa masih saja mendekatinya?huh!" Ujar Indah dengan amarahnya siang ini sambil berdiri dibelakang Reva.

"Astagaaa Indah, sebenarnya gw akan mundur, tapi cowok lu nya aja yang masih mencintai gw dan meminta balik dengannya lagi" jawab Reva yang sudah membalikkan tubuhnya.

"Halaaahhh... elunya aja yang kegatalan dekat-dekat dengan cowok gw lagi. Iya kan?" Ujar Indah.

"Terserah elu lah ibu Indah yang terhormat... gw udah malas berurusan dengan kalian lagi" ujar Reva.

"STOP" Hardik Reza yang juga sedang makan siang bareng Rahma dikantin. "Ada apa dengan kalian? Tolong masalah pribadi jangan dibawah di tempat kerja... atau kalian berdua akan saya SP(Surat Peringatan)" lanjutnya yang sudah berdiri untuk memisahkan kedua gadis itu.

"Belum juga jadi GM belagunya gak ketulungan... hadehhhh" cibir Indah lalu kemudian meninggalkan kantin dengan rasa gondoknya siang ini.

"Lu gak apa-apa Va?" Tanya Rahma yang sudah mendekat ke arahnya.

"Iya Ma, gw gak apa-apa... gak tau tuh nenek sihir habis nelan apaan kok jadi emosi gitu ama gw" jawab Reva yang sudah kembali makan makanannya tadi.

Indah menenangkan diri didalam toilet sambil teriak melampiaskan emosionalnya siang ini.

"Gw gak akan membiarkan lu ngerampas Rian dari gw Va" Ujar Indah sambil melihat dirinya di cermin dengan penuh amarah. "Lihat aja Reva, gw bakalan buat lu menyesal karena sudah coba-coba mengganggu kehidupan gw ama Rian" lanjutnya.

Saat sore hari tiba, Reva mendapat SMS dari Al bahwa dia akan menjemputnya sore ini. Saat sudah di pintu keluar karyawan, sore ini sebuah motor Kawasaki Nin*a 600CC sudah parkir tak jauh dipintu karyawan. Nampak Al sedang duduk dengan satu kaki dibawah dan sedang memainkan HPnya, saat Reva menghampirinya dia pun tersenyum ke arah gadis itu.

"Sorry Al, tadi lagi ada breafing pergantian shift ma anak-anak shift sore" ujar Reva sambil menghampiri pria itu.

"Its ok Va, oh iya... so? Mau bareng aku balik?" Tanya Al.

"Wih motor lu ganti lagi yah? Gw bingung ama lu Al... gak ada kerjaan tapi motornya gonta-ganti melulu... trus mobil dan appartemen pun juga gak bisa dibilang murah" ujar Reva sambil menerima helm berwarna pink yang baru saja diberikan oleh Al.

"Punya teman Va... aku gak punya duit untuk beli motor kek gini" jawab Al.

"Hahaha... tapi gw gak percaya ama lu Al, jujur nih gw agak curiga tentang lu sekarang... ada hal yang lu sembunyiin dari gw, tapi entah itu apaan" ujar Reva udah naik ke atas motor Al.

"Udah... nanti juga kamu bakalan tau kok. Hehehe" ujar Al.

"Nah kan... ada sesuatu yang lu sembunyiin dari gw?" Tanya Reva saat Al sudah menstater motornya dan bersiap-siap untuk pergi.

"Udah ah... kamu bawel banget sore ini" ujar Al lalu menjalankan motornya keluar dari parkiran.

Reva sedikit curiga tentang kehidupannya yang penuh dengan misteri, tapi dalam benaknya mungkin ada alasan kenapa Al tak mau berterus terang kepadanya.

"Al gw peluk yah... jangan ngebut ihhh" ujar Reva yang sudah memeluk Al dari belakang, kedua lengannya dilingkarkan diperut Al. Al hanya bisa tersenyum diperlakukan seperti itu oleh Reva. Dan tentu saja gadis itupun hanya bisa tersenyum penuh arti saat memeluk Al dari belakang. Bahkan tanpa sadar diapun makin merapatkan pelukannya dibelakang Al. Sebuah perasaan yang diapun tak mengetahuinya, apakah Cinta? Atau hanya sebagai sahabat? Yah itulah pertanyaan dibenak Reva sore ini.

Tak lama ternyata motor Al mengarah ke appartemen pribadinya, Reva nampak terkejut saat mereka sudah memasuk gerbang appartement tersebut.

"Mau kemana Al?" Tanya Reva saat Al sudah memasuki parkiran appartemenya.

"Mau ajakin kamu pulang tau" jawabnya.

"Hei... gw udah gak mau tinggal diappartement lu lagi" ujar Reva saat Al memarkirkan motornya diparkiran. Lalu keduanya turun dari motor sambil Al menggandeng leher gadis itu untuk segera masuk.

"Udah yuk... ini rumah kamu tau" ujar Al dan memaksa Reva untuk masuk bersamanya.

Saat mereka berdua sudah tiba didalam appartemen pribadi Al, nampak Reva segera duduk di sofa yang selama ini menemaninya dalam kesendirian saat dia tinggal di appartemen tersebut.

"Lu kenapa Al?" Tanya Reva saat Al duduk disebelahnya dan menawarkan satu kaleng soft drink kepadanya, dan Al juga sudah meminum softdrinknya sendiri.

"Gak tau Va... aku lagi butuh teman untuk bercerita" jawab Al yang sudah menyandarkan tubuhnya di sofa.

"Tumben orang kayak lu punya masalah?" Tanya Reva menyelidik, tersirat diwajah pria itu sebuah kesedihan yang dipendamnya beberapa hari ini.

"Hufhhhhh... kamu tinggal disini aja dulu yah untuk sementara waktu, karena aku butuh teman selama di makassar"

"Iya tapi lu harus cerita ke gw... ada apa dengan lu? Gak biasanya lu kayak gini Al" tanya Reva.

"Kamu mandi dulu sana, masih bau keringat tau" ujar Al.

"Ihhhh gw kan gak ada perlengkapan mandi... dan juga pakaian gw kan udah gw bawa semua ke kosan Al" jawab Reva.

"Siapa bilang? Coba aja kamu cek di lemari" ujar Al dengan senyumnya yang menyembunyikan sesuatu.

"Hadehhh jangan bilang lu udah beliin semuanya?" Tanya Reva.

"Maybe" jawab Al dengan mengangkat kedua bahunya.

Reva melangkahkan kakinya masuk kedalam kamar, lalu diapun sangat terkejut saat membuka lemari yang ada di sebelah kiri dekat pintu kamar. Beberapa pakaian cewek yang sudah tertata rapi didalam lemari dan juga beberapa pakaian tidur bahkan lingerie yang sudah dipersiapkan oleh Al untuknya. Sebuah perasaan senang dibenaknya saat ini, tapi dia sangat heran akan tingkah Al sore ini.

"Al, kenapa lu beliin gw semuanya?" Tanya Reva saat sudah keluar lagi ke ruang tengah.

"Supaya kamu tinggal lagi disini" jawab Al dengan santainya.

"Iya tapikan lu harus nanya ke gw dulu... apakah gw setuju atau gak dengan semua ini"

"Aku putuskan bahwa kamu akan setuju... simple kan" jawab Al yang sudah membaringkan tubuhnya di sofa.

"Allllll.... gw serius nih" teriak Reva karena melihat Al sangat cuek dan seperti memutuskan sepihak apa yang di inginkannya.

"Berisik" ujar Al lalu menutup wajahnya dengan bantal.

"Woi Al... sialan emang lu" hardik Reva yang tak bisa berbuat apa-apa. Dan karena tak mendapat tanggapan lagi dari Al, diapun segera masuk ke dalam kamar mandi yang ternyata didalam kamar mandi juga sudah tersiapkan beberapa peralatan mandi untuknya. Baik sabun, pencuci muka, beberapa perlengkapan untuknya semua sudah dibeli oleh Al.


○●○​


Beberapa menit kemudian nampak Reva sudah keluar dari kamar dengan memakai lingerie tipis berwarna merah muda dengan bra dan Gstring berwarna yang sama dengan lingerie yang dia gunakan yang terlihat dari lingerie transparan tersebut. Seketika Al menelan ludahnya saat melihat tubuh yang ramping dan seksi dihadapannya sedang berdiri dan menatapnya tajam seakan menyelidik apakah pria itu normal atau tidak. Reva hanya bisa menghela nafas karena tak mendapatkan reaksi apapun dari Al lalu tanpa mengucapkan sepatah kata apapun, akhirnya diapun segera duduk disofa bersebelahan dengan Al. Ada sedikit perasaan was-wasnya terhadap pria disampingnya, nampak sekali gadis itu menjaga jarak dengan Al yang masih saja sibuk dengan HPnya.

"Lu lagi ada masalah yah Al?" Tanya Reva membuka obrolannya.

"Hemm... gak juga sih Va, aku hanya pengen berduaan aja dengan kamu" jawab Al yang masih saja mengalihkan perhatiannya terhadap gadis itu.

"Hadehh... bohong banget lu deh Al, kelihatannya lu lagi ada masalah"

"Ya udah kalo gak mau percaya" ujar Al yang sudah menoleh kesamping dengan tersenyum.

"Ya udah kalo gitu antarin gw balik kosan dong... kan lu nya juga gak ada masalah kan?" Tanya Reva yang sudah memanyunkan bibirnya. Gemas rasanya Al terhadap gadis itu, dan ingin sekali dia memeluknya melampiaskan semua rasa yang berkecamuk didalah hatinya saat ini.

"Ajarkan aku menjadi seorang pria normal" ujar Al yang sudah merubah mimik wajahnya dengan wajah yang serius dan menatapnya tajam. Gadis itu kelihatan sedikit kaget melihat perubahan mimik muka Al yang sudah sangat seram kelihatannya.

"I... iya... tapi bagaimana caranya Al?" Ujar Reva sedikit gugup.

"Hahaha... Kok kamu jadi gugup gitu sih? baru ditatap gitu aja udah gugup... hehehe atau kamu baru kali ini ditatap sama cowok tampan kayak aku?" Ujar Al yang sudah tersenyum melihat tingkah Reva disampingnya.

"Eh... Mak..ma..ksud lu apaan ? ". Tanya gadis itu.

"Hahahaa... Plis, jangan gugup gitu donk" ujar Al yang sudah mengucek-ucek rambutnya membuat Reva sedikit terhibur dan terlihat sebuah senyuman diwajah cantiknya.

"Eh... Udah ah... Lanjutin lagi yang tadi" Ucap gadis itu mengalihkan pembicaraannya karena sedikit malu karena Al sudah menatapnya dengan tatapan yang cool dan wajah tampan disampingnya membuatnya tersipu malu.

"Iya... aku pengen jadi pria normal" ujar Al tersenyum.

"Caranya?" Tanya Reva bingung.

"Gak tau... makanya aku butuh bantuan kamu" jawab Al.

"Hemmm... oke, gw bakalan bantuin elu... tapi, ingat jangan sampai lu ntar bakalan jatuh cinta yah ma gw... karena" ujar Reva terputus.

"Kenapa? Salah yah kalo misalnya nanti aku jatuh cinta ama kamu?"

"Udah ah gak usah dibahas... ya udah jadi kita mulai dari mana nih?" Tanya Reva.

"Menurut kamu? Kita mulainya darimana?" Ujar Al tersenyum.

"Gw juga bingung Al... hahahaha"

"Hemmm... so?" Tanya Al pelan.

"Mau berciuman dengan gw gak?" Tanya Reva yang tersipu malu.

"Serius?"

"Ya udah kalo gak mau... gw juga gak maksain" ujar Reva dengan wajahnya yang dibuat kesal kepada pria disampingnya

"Ya udah kita mulai dari sebuah ciuman"

"Tapi..." ujar Reva terhenti karena Al sudah mendekatkan wajahnya ke wajah Reva.

"So?" Bisik Al pelan saat bibirnya berjarak 2 senti dari bibir gadis itu.

"Al... gw kok deg-degan yah?" Bisik Reva dengan wajahnya yang sedikit gugup.

"So?" Bisik Al lagi sambil menghembuskan nafasnya kewajah Reva. Sebuah aroma mentol yang terhirup oleh gadis itu membuat tubuhnya bergidik.

"Haruskah kita ciuman?"

"Hu uh" jawab Al makin mendekatkan bibirnya.

"Al..."

Seketika bibir mereka menyatu, Al hanya menyentuhkan bibirnya di bibir Reva tanpa melakukan gerakan apapun. Hanya sebuah sentuhan mampu membuat keduanya menarik nafas panjang dan juga jantung mereka sekarang sudah berdebar begitu kencang.

Mata mereka bertemu, sebuah mata sayup dari gadis itu membuat Al langsung memeluk tubuh Reva dengan perlahan-lahan. Lalu bibirnya mulai menghisap bibir gadis itu.

Tanpa sadar Reva menutup matanya dan membalas sebuah kecupan dari pria itu, reva mulai menikmati berciuman dengan Al dan sebuah perasaan yang aneh saat ini sedang berkecamuk di hatinya.

"Hffhmmmmmfff" tiba-tiba Al mulai memasukkan lidahnya kedalam mulut Reva yang awalnya gadis itu ragu, akan tetapi diapun saat ini bingung dan akhirnya membuka mulutnya membiarkan lidah Al bermain di dalam rongga mulutnya.

Al juga sudah menutup kedua matanya menikmati hisapan lidahnya yang bertemu dengan lidah gadis itu, tanpa sadar tangannya mengelus pundak gadis itu membuat Reva membalas perlakuannya dengan mengusap rambut Al. Lumayan lama mereka berciuman membuat keduanya sekali menarik nafas lalu melepaskan bibir mereka lalu menyatukan kening mereka sambil mengatur nafas masing-masing.

"Hash... hash... Al..." ujar Reva yang sedang mengatur nafasnya lalu membuka kedua matanya menatap sayup ke Al.

"Hemm..." balas Al yang juga sudah membuka matanya. Kedua mata mereka bertemu dan ada sebuah perasaan aneh yang saat ini mereka rasakan.

"Va... kamu seksi banget"

"Apaan sih lu... hash.. hash... udah ah" Ucap Reva malu.

"Kok muka kamu merah gitu sih Va?" Tanya Al.

"Yah kan... kan biar gimana lu tuh cowok tau... biar kata lu gay tapi kan gw rasain ciuman ama kamu tadi itu yah berciuman dengan cowok"

"So?" Tanya Al.

"Ya udah... habis ini lu mau ngapain lagi? Gw bakalan bantuin elu sampai jadi pria normal" jawab Reva.

"Gak tau" jawab Al.

"Hemm... mau sesuatu yang lebih seru gak dari yang tadi?" Tanya Reva dengan senyum simpulnya yang sudah memikirkan sesuatu.

"Maksud kamu?" Tanya Al yang sebetulnya sudah tau apa maksud gadis itu.

"Kita coba kayak yang dulu kita lakuin dikamar... mau gak?" Ujar Reva tersipu malu.

"Serius?" Tanya Al.

"Yah itupun kalo lu mau... gw kan gak akan maksa elu" ujar Reva.

"Hadeh... seriusan kamu akan melakukannya lagi?" Tanya Al yang ternyata tanpa disadari gairah gadis disebelahnya tiba-tiba naik setelah berciuman dengannya.

"Al...". Panggil Reva mesrah.

"Hemm..." jawab Al dengan berdehem dan gadis itu sudah memejamkan matanya dan mengangguk pelan lalu mendekatkan bibirnya ke bibir Al.

Al hanya tersenyum tak merespon keinginan Reva, lama tidak ada respon dari Al akhirnya membuat Reva kembali membuka matanya perlahan-lahan dan melihat wajah Al sudah tersenyum tapi tidak mengubah posisi sebelumnya yang berdekatan dengan wajahnya.

Nampak sekali rona merah di kedua pipi Reva mengetahui apa yang barusan dia lakukan.

"Al kok gw jadi horny yah" bisik Reva pelan.

"So?" Tanya Al juga membalasnya dengan berbisik.

"Pliss... sekarang giliran lu bantuin gw yah"* kembali Reva memohon kepadanya. Akan tetapi Al hanya membalasnya dengan menggeleng-gelengkan kepalanya tanda tidak menyetujui keinginan gadis itu.

"Iihhhhh... Sakiiiitttttt tau" Ujar Reva sambil memegang tangan Al yang sudah mencubit pipi kanannya.

"Makanya jangan mesum" Ucap Al yang sudah bergeser dan mengubah posisinya sambil bersandar di sofa.

"Gak jadi nih?" Ucap Reva malu karena mengetahui Al udah mengalihkan perhatiannya dengan bermain HP miliknya.

"Hahahahaha... Gak... Titik" Jawab Al sambil ketawa.

"Awas lu yah... Nanti gw yang maksain elu baru tau rasa" Ucap Reva yang dengan wajah kesalnya.

"Coba aja kalo bisa" ujar Al dengan cool.

"Al gw laparrrrr" Ujar Reva tiba-tiba saat perutnya sedikit berbunyi karena dia ingat bahwa terakhir dia makan yah siang tadi.

"Ntar yah aku buatin makanan khusus untukmu" Ucap Al lalu beranjak kedapur.

Didapur Al segera mengeluarkan beberapa jenis sayuran dari kulkas mulai sayur kol putih, brokoli, sawi hijau, kembang kol dan tak lupa bawang putih dan bawang merah beserta bawang bombaynya. Lalu kemudian Al memotong-motong seluruh sayur tersebut dan menaruhnya ke wadah yang sudah terisi air bersih.

Akhirnya Reva menyusul kedapur dan melihat Al seperti seorang chef profesional sedang memotong bawang putih, bawang bombay dan bawang merah lalu mencincangnya tipis-tipis di cutting board dengan lincahnya.

"Gw kangen ama masakan lu Al" ujar Reva yang sudah melihat Al saat ini sedang sibuk memasak.

"Hehehe... aku bakalan masakin kamu Capcay Seafood yang paling enak yah" Ucap Al membuat Reva hanya mengangguk tersenyum.

Kemudian Al mengeluarkan beberapa udang dan cumi tak lupa ayamnya juga lalu meminta tolong ke Reva untuk memegangnya sebentar. Kemudian Al mulai menggoreng dulu ayamnya lalu memotong cumi dan mengupas kulit udangnya, kemudian memotong-motong kecil udangnya juga seperti potongan cumi sebelumnya dan menaruhnya kewadah lain berisi air dan disatukan dengan potongan cumi.

Setelah ayamnya matang akhirnya Al mengangkat ayam tersebut dan ditiriskan lalu merendamnya di air dingin agar cepat dingin dan setelah dingin maka dia pun mensuir-suir ayam itu dan menaruhnya ke wadah lain.

"Nah beres deh preparationnya dan sekarang waktunya cooking demo ala chef A Y P" Ucap Al yang masih bergerak mengambil wajan dan spatula besi lalu menaruhnya di atas kompor gas miliknya dan menyalakan kompornya tapi Reva hanya mengangguk-ngangguk disamping Al sambil memperhatikan dengan seksama apa yang sedang Al lakukan.

Tak lama Al menaruh minyak goreng secukupnya dan setelah wajannya panas dan mengeluarkan sedikit asap maka selanjutnya Al menumis semua bawang.

CUSSSSHHHHH.....
Suara tumisan semua bawang yang sudah dimasukkan oleh Al ke wajan dan mengeluarkan aroma yang sedap.

"Wihhh.... Sedap aromanya" Ucap Reva mencium aroma tumisan bawang.

Al hanya senyum lalu setelah dirasa cukup tumisannya maka dia pun memasukkan udang, cumi dan suir ayam kedalam tumisan lalu menumis kembali dan kemudian semua jenis sayuranpun dia masukkan kedalam wajan kecuali sawi hijau.

"Kok sayur yang ini gak dimasukkin juga?" Tanya Reva heran melihat sawi hijaunya belum ngikut ke wajan lalu menunjuknya.

"Ini namanya sawi hijau dan ini terakhir dimasukkan karena cepat layu kalo kena panas" Jawab Al.

Setelah dirasa cukup maka Al menaruh air kedalam wajan tersebut secukupnya dan tak lupa menaruh garam dan penyedap rasa secukupnya lalu kemudian menggaruh masakannya dan sesaat dia bergerak mengambil tepung maizena dan mengambilnya secukupnya lalu mencampur dengan air secukupnya digelas dan mengaduknya lalu menaruh kemasakannya. Seketika itu juga masakannya menjadi kental dan terakhir dia masukkan sawi hijau dan tak lupa minyak wijen beserta saos tiram dia masukkan terakhir lalu menyajikannya di piring tempat sayur.

"Capcay seafood ala chef A Y P sudah siap disajikan" Ucap Al dengan senyumnya lalu membawa capcaynya ke meja makan.

"Wih... gw jadi makin lapar nih Al kalo kek gini" ujar Reva yang langsung nyosor mengambil nasi dan mengambil capcaynya yang udah disajikan oleh Al.

Al hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah polosnya si Reva.

Akhirnya setelah makan mereka pun beranjak ke balkon Appartement dan tak lupa mengambil soft drink untuk mereka berdua.

Reva nampak kekenyangan setelah menyantap makanan yang dihidangkan oleh Al, kemudian diapun melihat kesana kemari dari atas balkon karena posisinya sedang berdiri menghadap jalan raya di besi teralis pengaman balkon dan Al hanya duduk di kursi panjang di balkonnya sambil menselonjorkan kedua kakinya.

"Jadi kapan lu balik lagi ke Jakarta?" Tanya Reva memecahkan keheningan.

"Ntar kalo aku sudah normal Va" jawab Al seadanya.

"Tapi gw gak habis fikir deh ama elu... tadi waktu ciuman lu kayak pria normal Al? Lu menikmati gak ciuman ama gw tadi?" Ujar Reva dan membalikkan tubuhnya menghadap ke Al.

"Dikit Va" jawab Al singkat.

"Tapi jujur nih yah... gw menikmatinya Al... gak tau kenapa ciuman tadi bikin gairah gw jadi naik... hufhh" ujar Reva membuat Al hanya tersenyum menatapnya.

"Lo jangan natap gw kayak gitu donk, gw jadi malu nih" Ucap Reva malu karena ditatap oleh Al.

"Kenapa emangnya, aku kan gak ngapa-ngapain" Jawab Al masih saja cuek tapi tetap masih menatap mesrah gadis di depannya.

"Tatapan lo tuh... Ahhh.... Bikin gw lama-lama jadi jatuh cinta ama lo tau" Ucap Reva sambil memonyongkan bibirnya kedepan, lalu membuang wajahnya kesamping tak mau menatap wajah Al yang tampan.

Al pun sebenarnya saat ini sedang bernafsuh melihat gadis didepannya saat ini hanya menggunakan lingerie tipis dengan dalaman yang sangat terlihat dibalik lingerie yang dia gunakan.

Akhirnya Al berdiri mendekat ke gadis itu dan lalu memajukan tubuhnya ke tubuh Reva bahkan wajahnya sangat dekat dengan wajah gadis itu.

"Eh Al?... Tuh kan" Ucap Reva malu karena wajahnya sangat dekat dengan wajah Al.

"Al... Kiss me plis" Lanjutnya tapi dibalas dengan senyum menggodanya Al.

Sedikit lagi bibir mereka akan menyatu tapi Al masih tetap menpermainkan gairah gadis itu dengan menyentuhkan bibirnya ke bibir Reva. Saking gemasnya Reva terhadap kelakuan Al yang udah mempermainkannya. Maka dia pun berinisiatif langsung menarik wajah Al mendekat bahkan bibir Alpun sudah hampir menyentuh bibirnya tapi.

"Eit..." Ucap Al saat meletakkan dua jarinya ke bibirnya yang menjadi pembatas bibir mereka membuat Reva makin malu dan tak menahan rasa keinginannya untuk mencium bibir pria tampan dihadapannya.

Tapi Reva tak kalah cerdik, maka dia pun langsung memegang kemaluan Al dari luar jeansnya yang ternyata sudah tegang juga.

"Kok berdiri?" Ucap Reva sedikit terkejut dan sesaat wajahnya berubah seakan tak percaya dengan apa yang digenggamnya.

"Gw buka yah, kasian dedenya kejepit" Lanjutnya yang di balas dengan kata "jangan" oleh Al tapi seperti tidak ada penolakan atas aksi Reva.

"Ahhhh... Jangan di gituin ntar keterusan" Desah Al sambil mengingatkan dan memegang tangan Reva yang sudah membuka resleting celana jeansnya. Seperti penasaran maka Reva mengelus batang kemaluan Al dari balik CDnya.

"Ja... jangan Va" desah Al saat penisnya mulai merasakan kenikmatan karena perlakuan gadis itu.

Tiba-tiba kepala penis Al keluar dan sekitar 2 centi batangnya pun terlihat di atas CD dan di bawah pusarnya seperti mengintip karena daya tampung CDnya tidak cukup menutup kemaluannya yang panjang dan besar.

"Ih... Apaan nih" Ucap Reva malu karena udah menyentuh kepala penis Al.

"Udah yah Va... harusnya kan gak kayak gini" ujar Al menepis tangan Reva membuat Reva melototkan kedua matanya.

"Udah... katanya mau belajar jadi normal... gimana sih lu" ujar Reva lalu menurunkan tubuhnya dan berjongkok dihadapan selangkangan Al.

"Hihihihi.... Al dedenya ngintip yah" ujar Reva saat melihat kepala penis Al yang sudah mengintip keluar dari CDnya.

"Udah yah Va... Ntar kebablasan" Ucap Al yang mencoba mengangkat tubuh gadis itu untuk berdiri tapi kayaknya diapun juga gak memaksakan Reva untuk berdiri malah seperti menginginkan kelanjutan permainan gadis itu.

"Muachhh..." gadis itu mencium kepala penis Al, membuat Al seperti terkena setrum ribuan watt.

"Gw buka yah" Ucap Reva membuat Al hanya pasrah dengan kelakuan gadis itu yang ternyata sudah melepaskan seluruh kemaluannya dari sarangnya dan tampaklah sebuah kemaluan panjang kecoklatan, berurat dengan kepalanya yang besar mengacung dengan gagahnya menerima tantangan berikutnya.

"Hihihi.... Hai my Gay Junior... Apa kabar?" Sapa Reva kepada kemaluan Al dihadapannya yang berjarak sangat dekat dengan bibirnya. Lalu Reva mulai mengelus dibawah batangnya dari arah bawah ke atas kepalanya dan berhenti persis di ujungnya lalu mencium kembali ujungnya dengan sebuah kecupan gairah dan Reva menatap mesrah Al dengan tatapan penuh gairah.

Lalu dilepaskannya kemaluan Al dari genggamannya, setelah itu Reva lalu berdiri berhadapan dengan Al. Begitu wajah mereka bertatapan Al memperlihatkan raut muka heran dan aneh dengan perlakuan gadis itu terhadapnya.

"Gimana... Hmm... Mau lanjut atau udahan belajarnya?Hihihi..." ujar Reva sambil tersenyum nakal dengan wajah bergairahnya menatap Al yang masih menahan nafsuhnya yang sudah sangat tinggi tanpa memasukkan kemaluannya kesarangnya kembali yang masih bebas dan berdiri tegak dengan gagahnya.

Al hanya membalas tersenyum lalu menggelengkan kepalanya kemudian memasukkan kembali kemaluannya kesarangnya dan menarik resliting jeansnya dan mengancingnya kembali.

"Uhhffff.... Lu ih... Bikin gw makin horny aja ngeliat kelakuan lo" Ucap Reva lalu menarik Al kepelukannya dan langsung menyerang bibir Al dengan ciuman yang tak bisa ditahan oleh pria tampan itu.

Al tak membalas tapi Reva tetap melumat bibirnya tanpa melepaskanya, dan gadis itu malah menambah sensasi buat Al dengan mengeluarkan lidahnya memaksa masuk ke dalam rongga mulut Al.

Dengan posisi itu Reva mendorong Al rapat ke tembok balkon lalu mengangkat lingerie bawahnya ke atas dan memperlihatkan payudara montok di balik BHnya. Dan sedetik kemudian gadis itu membuka pengaitnya di depan lalu bebaslah kedua payudara indah yang begitu sekal dengan dua puting berwarna merah jambu yang sangat menggemaskan.

Di bimbingnya tangan kanan Al menuju ke payudaranya tanpa melepaskan ciumannya.

"Aahhhhhh... Remas sayang... Ahhhhh" Desahan Reva melepaskan ciumannya saat tangan kanan Al sudah menyentuh payudaranya bahkan meremas pelan payudara montok miliknya.

"Al... Ke kamar yuk" ujar Reva lalu menarik lengan Al untuk mengikutinya masuk kedalam kamar.

Setelah tiba dikamar, segera Reva menuntunnya naik ke atas ranjang. Lalu Reva melepas lingerienya dan seketika nampaklah payudaranya dengan Bra yang masih tergantung di kedua lengannya.

"Ma... mau ngapain kamu Va?" Tanya Al gugup.

"Mau ngajarin lu gimana caranya merawanin cewek tau" jawab Reva dengan senyum genitnya lalu perlahan-lahan mulai membuka kaitan gstringnya. Maka sedetik kemudian nampaklah tubuh bugil gadis itu tanpa sehelai benangpun.

"Tapi... aku kan" ujar Al tertahan.

"Hssssstttt... lu nikmatin aja yah" ujar Reva saat menyentuh bibir Al dengan jari telunjuknya.

Reva mulai naik keatas tubuh Al perlahan-lahan lalu membelai rambut pria tersebut.

"Gw jujur nafsuh banget ama lu Al... tubuh lu tuh bener-bener sexy... tubuh pria yang jadi idaman cewek binal kek gw... hihihi... tapi dalam tanda kutip, gw binalnya cuma ama elu doang" ujar Reva yang sudah mendekatkan wajahnya ke wajah Al.

"Tapi kan aku gak nafsuh ama kamu Va"

"Makanya gw ngajarin elu supaya bisa bernafsuh ama gw tau" ujar Reva lalu mulai menarik tangan Al mendekat ke payudaranya

"Va..."

"Sentuh gih sayang" ujar Reva yang sudah membimbing tangan kanan Al menyentuh payudara kanannya.

Saat Al akan menyentuh payudara Reva tiba-tiba HPnya berdering keras tanda adanya panggilan masuk dari seseorang.

"Shitttt..." ujar Reva kesal.

"Yes..." ujar Al lalu mendorong Reva dengan pelan untuk turun dari atas tubuhnya. Lalu seketika pria itu turun dari ranjang dan mengambil Hpnya yang diletakkan di atas meja kecil didalam kamarnya.

"Kang Nostra? Ada apa yah malam-malam gini nelfon" bathin Al saat melihat nama dilayar HPnya.

"Yah halo kang" ujar Al saat mengangkat telfonnya.

"Lu lagi ngapain bos?"

"Lagi kentang" jawab Al ketus.

"Maksudlu bos?"

"Eh... kagak kang, nih aku lagi makan potato snack di appartemen" jawab Al yang tersadar baru saja mengucapkan sesuatu tanpa disadarinya barusan.

"gw ganggu gak?" Tanya Nos.

"Banget... hehehe becanda kang"

"Hadehhh... gw bingung dengan jawabanlu bos... ya udah gw cuma bilang, bahan persentasi BSP untuk minggu depan udah gw email yah"

"Wokeh Kang... nuhun pisannya" ujar Al membalas dengan bahasa sunda.

"Lagak lu pake bahasa sunda... ntar gw balas elunya pake bahasa sunda... lu bakalan diem bingung jawabnya... hahahahaha

"Udah... ada lagi?" Ujar Al.

"Udah gitu aja... ya udah yah bos... bye

Setelah menutup telfon, Al lalu menatap Reva yang sudah memasang gaya yang begitu sensual di atas ranjang. Dengan berbaring miring menghadap Al dan tangan kirinya menopang kepalanya sambil menatap wajah Al dengan tatapan penuh nafsuh.

"Dari siapa sayang?" Desah Reva menanyakan siapa yang baru saja menelfon.

"Teman Va"

"Ohhhh... oughhttt temannn yahh ahhh" desah Reva membuat Al makin panas.

"Hadehhhh... pake baju gih sana"

"Hemmm... beneran gak mau?" Tanya Reva yang mulai berdiri lalu turun dari ranjang dan mendekat ke Al.

"Kamu ma... mau ngapain Va?" Tanya Al.

"Gw pengen perkosa elu Al.... hihihi" jawab Reva.

"Asyemmm... udah ah, aku mau ngambil minum" Ujar Al lalu berbalik melangkah keluar.

"Kemana sayang?"

"Ke jonggol... hahaha, mau kedapur dulu" jawab Al.

"Ikuuutttttttt" teriak Reva manja.

"Hei... " ujar Al saat Reva melompat naik kebelakangnya dan akhirnya mau gak mau Al harus menggendongnya dibelakangnya.

"Al... hemmm... kita ngentot yuk bentar" ujar Reva membisik ditelinga Al.

"Kagak" jawab Al.

"Kalo gw maksa?" Tanya Reva manja yang masih dalam keadaan telanjang berada dibelakang Al.

"Al... tangan lu jangan deket-deket dengan meki gw dong... kan jadi basah" ujar Reva saat tangan Al yang masing menahan tubuhnya dibelakang Al tiba-tiba menyentuh bibir vaginanya.

"Makanya turun gih" ujar Al mencoba menurunkan Reva di belakangnya.

"Ya udah tapi gw mau didepan"

Hap...

Segera Reva turun dari belakang Al lalu naik kedepan Al membuat Al sedikit terkejut atas tingkah gadis itu yang sudah memeluknya dari depan.

"Ciummmm" ujar Reva manja.

"Ogah..." jawab Al.

"Hufhhhh... dasar Gay"

"Udah tau... kenapa pake acara maksa?" Ujar Al.

"Au ah... " ujar Reva lalu turun dari pelukan Al sambil berlenggak lenggok meninggalkan Al yang masih berdiri didapur. Tanpa sadar Al mengagumi tubuh gadis itu dari belakang. Sesaat tiba-tiba Reva menghentikan langkahnya lalu menoleh kebelakang dan tersenyum ke arah Al.

"Gw tau lu dari tadi perhatiin tubuh gw dari belakang kan?" Tanya reva.

"Gak kok"

"Bo'ong banget... kalo mau gw tunggu dikamar... kalo lu gak mau gw bakalan pulang kosan malam ini juga"

"Hah???" Al terkejut atas ucapan Reva.

"Udah yah sayang... bye... gw tunggu dikamar" ujar Reva lalu berbalik melangkah masuk kedalam kamar.

"Hadehhhh... bingung" desah Al menarik nafas sambil mengelengkan kepalanya.

Beberapa saat kemudian Al masuk kedalam kamar dan melihat Reva masih menunggunya dalam keadaan bugil.

"Hai Alku yang tampan... So?? Pilihannya apaan?" Tanya Reva yang sudah meremas sendiri kedua payudaranya.

"Pilihannya adalah... nihhhhhhhh" Ujar Al yang sudah berlari kearah Reva.




Still Continued...

Me & U - PRIVATE SECRET 16

ALFRIZZY YUDHA PRATAMA AKA Mr. A Y P

[​IMG]


NOSTRA AJIE PRASTEYO AKA Mr. Nos

[​IMG]


LARA YUDHISTIRA AKA Mr. L

[​IMG]




BAB 15 - NEW PROJECT



Sebuah Sedan Audi berwarna putih metalic berpapasan dengan sebuah SUV Ford New Everest di pintu masuk gedung PT. TIGA MANDIRI PERKASA, TBK. Dari dalam mobil sedan nampak L baru saja turun lalu melangkah mendekat ke arah SUV yang tak lain milik Nos pagi ini.

Ternyata dua security telah stand by di dekat mobil mereka, lalu L tersenyum ke arah mereka membuat mereka menundukkan kepalanya menandakan sebuah penghormatan buat si bos.

"Mas, nih gw titip kunci ma mobil yah sekalian" ujar L saat memberikan kunci mobil kepada salah satu security tersebut untuk diparkirkan mobilnya diparkiran khusus direksi yang telah tersedia buat masing-masing orang.

"Nih gw juga yah pak, awas ampe lecet ye... gw kepret lu orang" celetuk Nos yang juga menitipkan kuncinya. "Apalagi mobilnya si Bigboss yang masih terparkir dari minggu lalu, bisa-bisa kami juga kena PHK euy" lanjutnya sambil bercandaan membuat kedua security itu hanya tersenyum melihat tingkah kedua bosnya.

"Morning Mr. L, Morning Mr. Nos" sapa Elsya didepan pintu masuk karyawan yang juga sudah berdiri memberi penghormatan kepada keduanya yang baru saja masuk menuju ke lift khusus jajaran direksi.

"Morning beib, udah sarapan belom?" Sapa Nos membuat Elsya tersipu malu dan menundukkan kepalanya.

"Bentar lagi pak, Elsya sarapannya" jawab Elsya membuat L hanya menggelengkan kepalanya atas tingkah sahabatnya tersebut.

"Lagak lu Nos nos... kalo lu diliat ama sibos bakalan di ledekin ntuh ampe bulan-bulanan lu" ujar L yang akhirnya mereka bertiga tertawa membuat suasanan pagi ini cukup nyaman. Khususnya buat Elsya yang entah mengapa dalam hatinya sangat senang bertemu pagi ini dengan sang direksi yang juga tanpa disadari telah mengisi ruang di hatinya saat ini.

"Pagi L, Nos... masih pagi-pagi udah godain nak front office... emang gak ada kerjaan lain yah?" Sapa Citra tiba-tiba yang baru saja masuk.

"Eh neng Citra, si L ntuh rada genit godain si Elsya ntuh" jawab Nos sambil cengengesan.

Plakk!

"Sialan lu Nos, elu yg godain malah nunjuk ke gw... hilang dah citra gw sebagai pria maskulin yang gak suka ngelirik cewek lain selain dia ntuh" jawab L setelah mengeplak kepala Nos dan memainkan alisnya mengisyaratkan orang yang dimaksud itu adalah si Citra adik kandung si Al.

"Pagi Ibu Citra" sapa Elsya saat Citra membuka beberapa map yang terletak dimeja si Elsya.

"Pagi Elsya, ada yang menarik gak pagi ini?" Tanya Citra.

"Belum ada sih ibu, kalo ada berkas atau apapun yang urgent akan Elsya infokan ke sekertaris ibu" jawab Elsya sambil tersenyum.

"Oke deh... woiy kalian berdua masih mau bengong disini godain Elsya atau naik bareng gw nih?" Ujar Citra saat pintu lift terbuka.

"Hehehe... bisa aja lu Cit" jawab Nos dan L bersamaan. "Yuk L" lanjut Nos lalu kemudian mereka naik ke atas lift. Meninggalkan Elsya yang hanya bisa menggelengkan kepalanya mengingat kejadian yang baru saja terjadi.

Suasana kantor yang nyaman tentunya bisa menambah semangat kerja para karyawan untuk bekerja lebih baik. Dengan adanya beberapa fasilitas menarik seperti arena bermain, ruangan santai, kursi pijat dan lain-lain tentunya membuat betah para karyawan di kantor dalam menjalankan pekerjaan. Semua ini adalah buah pemikiran dari ketiga pentolan 3MP, yang menerapkan hal tersebut dengan menciptakan kantor yang cool dan fun.

Contohnya di lantai 2 terdapat ruangan GYM buat para karyawan yang bisa digunakan baik pagi hari sebelum jam kantor maupun sore hari selepas jam kantor usai. Di lantai 6 terdapat beberapa hiburan, misalkan disediakan beberapa permainan baik itu game PS3 lengkap kaset, LCD TV maupun meja bilyar buat mereka saat diwaktu senjang.

Sama halnya di ruang sales & Marketing, saat Nos tiba diruangan tersebut seluruh team menyapa dan memberikan hormat kepadanya.

"Ada yang nyariin gw gak pagi ini?" Tanya Nos ke beberapa teamnya.

"Gak ada pak" jawab sekertarisnya.

"Oh kirain ada, padahal gw udah nyiapin diri mau ketemu ma orang" ujar Nos dengan mimik serius.

"Terus kami apaan pak?" Tanya salah satu manager marketing.

"Oh iya ding, kalian orang yah... hihihi ups sorry kirain" ujar Nos yang sudah dengan muka jahilnya yang hampir tiap pagi ada aja bahan untuk ngeledekin teamnya.

"Kirain apaan pak?" Tanya teamnya yang hampir bersamaan.

"Kirain manusia... heheheheh"

"Gak lucu pak," jawab sekertarisnya yang pagi ini tampil cantik.

"Kalo gak lucu kenapa kalian ketawa?" Tanya Nos.

"Karena gak lucunya itu makanya kami ketawa... hahahahahaha" jawab sekertarisnya lagi dan akhirnya tawa merekapun pecah menampakkan keakraban antara sesama team divisi sales & Marketing di ruangan tersebut.

"Gitu dong, sebuah pekerjaan diawali dengan sebuah senyuman... ya udah gw masuk dulu yah" ujar Nos dan di oke-kan yang hampir bersamaan oleh teamnya. " eh... lupa, SEMANGAT PAGI" Lanjut si Nos lalu teriakkan penyemangat buat semuanya.

"PAGIIIIIIIII PAK" Teriak bersamaan semuanya.

"APA KABAR HARI INI?" Teriak Nos kembali.

"LUAR BIASA, TETAP SEMANGAT DAN HU HA" Balas teamnya kembali dan menyuarakkan bersama-sama dua kata terakhir sambil memperagakan dua tangan bergantian seperti kata 'yes' memaju mundurkan lengan mereka masing-masing.

"Ok, Jer lu pimpin yel-yel dong" ujar Nos menunjuk salah satu Manager marketing lainnya.

"Ok semuanya, kita nyanyikan yel-yel kita pagi ini buat penyemangat kita dalam menjalani pekerjaan kita" kata Jerry yang sudah bersiap-siap memimpin yel-yel mereka.

"1... 2... 3... 3MP didadaku, 3MP kebanggaanku, ku yakin hari ini pasti menang" bersama-sama mereka menyanyikan lagu yel-yel mereka dengan nada seperti garuda didadaku dan tangan kanan mereka didekapkan didada mereka.

"Minggir dong... minggir dong... minggir dong... minggir dong 3MP mau lewat, jangan ditengah-tengah nanti terinjak-injak... minggir dong... minggir dong... minggir dong" lanjutan nyanyian mereka sambil menghentakkan bersama-sama kaki kanan mereka dilantai seperti menginjakkan sesuatu seirama dengan nadanya.

"3MP" Teriak Jerry.

"LUAR BIASA" Teriak balasan seluruh team termasuk si Nos.

"3MP" teriak Jerry kembali.

"HU HAAAAA"

Plak... plak... plakkk...

Setelah yel yel selesai mereka bertepuk tangan, tanda bahwa mereka sangat bersemangat senin pagi ini untuk mengawali pekerjaan mereka masing-masing.

Setelah semuanya selesai Nos segera melangkah masuk kedalam ruangannya yang dimana didepan pintu nampak sebuah tulisan 'Sales & Marketinh Director'. Berbeda dengan ruangan L yang dipenuhi beberapa berkas-berkas dan dokumen keuangan perusahaan. Justru ruangan Nos bisa dikatakan cukup simple, dengan papan white board yang terletak di tengan berhadapan dengan mejanya. Ada sebuah LCD TV juga tentunya. Dan juga ada beberapa foto-foto atcivity team seluruh indonesia yang tertempel di sebuah papan yang telah didesain olehnya. Saat tak lama dia mengecheck beberapa email tiba-tiba sebuah pesan masuk di HPnya dari Al.


"Ada apalagi yah si bos?" Gumam Nos pelan lalu segera mempersiapkan beberapa data yang mungkin akan dipertanyakan oleh Al saat telecon nanti.

Tepat pukul 10.00 wib dimana masing-masing yang dikirimkan sebuah pesan tadi oleh Al sudah stand by di tempat. Tak lama merekapun menerima telfon Al, dan semua team langsung mengangkat telfonnya masing-masing.

"Halo, morning all... sudah ada semua gak?"

"Pagi bos, gw sekarang lagi dikantor... udah stand by sejak tadi" ujar Nos.

"Iya bos, gw sekarang ama Citra dan Kim stand by di meeting room... si Nos doang gak tau dimana" ujar L di telfon.

"Gw diruangan L, lagian lu gak manggil gw euy... mentang-mentang lu diapit ma 2 awewe cakep... bagi-bagi nape" celetuk Nos kembali.

"Bercandanya bentar dulu yah, ada beberapa hal yang ingin aku diskusikan sama kalian"

"Siap bos"

"Oke bos"

"Jadi gini, aku mau nanya sama kalian... bagaimana pandangan kalian terhadap bisnis kuliner saat ini?"

"Eh busyet... jangan bilang lu mau buka bisnis kuliner bos?" Ujar Nos yang nyeletuk duluan.

"Nos serius dikit napa" L menegur Nos.

"Ok, ada yang tidak mengerti dengan pertanyaanku?"

"Ngerti bos... ok kalo menurut gw bisnis kuliner saat ini sedang berkembang... banyak pengusaha kecil berlomba-lomba mencoba bisnis Kuliner di tiap daerah dengan berbagai menu dan jenis tema yang mereka buat" ujar L.

"Kalo menurut Citra sih pak, bisnis kuliner itu menjanjikan margin yang besar dan tentu saja membuat para pebisnis menginvestasikan uangnya ke bisnis kuliner tersebut" Ujar Citra yang juga ikut menjawab.

"Tak banyak juga sih yang gulung tikar bos" L menambahkan.

"Menurut saya bisnis kuliner bukan hanya di indonesia saja yang menjanjikan sebuah keuntungan besar buat si ownernya, tetapi hampir di semua negara saat ini" giliran Kim menambahkan jawabannya.

"Kayaknya semua udah dijawab ama yang lain Al, kalo gw hanya menambahkan pengkategorian masing-masing bisnis kuliner tersebut" ujar Nos yang mulai akan menjelaskan opininya saat ini. "Jadi gini, bisnis kuliner dibagi menjadi 3 bisnis model, pertama sudah jelas Resto yang berkelas premium... yang harga permenunya di atas 50 ribu perporsi, ada yang western food misal Steak, pizza, chinese food, japanese food dan lain-lain... dimana disekitaran jakarta cukup ramai pengunjugnya saat ini... tapi kalo masalah tempat sih kategori premium tidak bisa di lihat dari bangunannya yah... karena ada juga yang di mall, di hotel, atau berdiri sendiri... nah model yang kedua itu misalnya kayak RM padang, atau mungkin kayak di daerah selatan Al... walaupun modelnya kayak tenda gitu akan tetapi harga permenunya lumayan juga kan... maksud gw masih di atas 20 ribuan perporsi... nah model ketiga itu Lokal in Lower Al yang gw bisa bilang inilah yang saat ini sedang menjamur diberbagai daerah... gw bisa bilang harga permenunya dibawah 20ribu dan tidak menyediakan menu yang banyak... biasanya hanya nasi goreng, warteg, bakso, atau bisa juga dikatakan kayak warung singgah dibeberapa jalan trans jawa misalnya, atau mungkin kayak ikon di masing-masing daerah kayak di surabaya rawon setan, atau di makassar Coto gagak, kayak dimanado Tinutuan wakeke atau dimedan RM Nelayan atau kaki lima lah misalnya... nah sasaran lu dimana Al?

"Hemm... menarik"

"Busyet dah... gw dah panjang kali lebar ngejelasin lu cuma nyeletuk simple Al" ujar Nos sambil menggelengkan kepalanya.

"So?" Ujar Kim dan L.

"Oke gini... aku gak tertarik untuk membuka bisnis kuliner saat ini... tapi aku ingin mempunyai bisnis yang bisa mengsupport atau menyupplay apa yang di inginkan mereka saat ini" Ujar Al kayak menggantung ucapannya barusan.

"Kan sampai saat ini kita juga sudah menyupllay ke beberapa Horeca Al, misal Tissue kita" Ujar L.

"Bedanya yang aku maksud itu, adalah fokus ke bisnis mereka... berapa omset kira-kira rata-rata resto yang ramai saat ini perday nya?"

"Relatif sih Al" Ujar L kembali.

"Wah itu harus disurvey dulu pak" Jawab Citra.

"Gak perlu disurvey... gini aja, gw bilang minimal 200ribuan perhari... itu gw ambil angka terkecil dengan asumsi perporsi 10 ribu dengan pelanggan perharinya 20 orang... simple kan... dan gw tau apa yang akan lu tanyakan selanjutnya Al... tapi lu lanjut dulu lah" ujar Nos yang sudah mulai menangkap arah ucapan si Al.

"Emang gak salah kamu pegang posisi Sales & Marketing Nos... jadi gini, kira-kira jika 20 orang memakai tissue kita... perharinya omset kita berapa?" Tanya Al kembali.

"Cakep... gw ngerti maksud lu Al, jadi gini teman-teman... kalo tissue kita kan mungkin pemakaiannya gak sampai habis perpack perharinya... karena orang pake tissue hanya dua sampai tiga lembar saja perorang, jadi jika omset Restonya 200rbu kita hanya kebagian 1500 perak doang... coba bayangkan kalo di tiap menu sebuah resto kita bisa support didalamnya 10 - 20% dari bahan bakunya... itukan yang lu maksud Al?" Ujar Nos yang sudah mampu menangkap apa yang dipikirkan Al saat ini.

"Cakep Nos, yap betul... dan aku lagi dapat tawaran memegang produk untuk pendistribusian ke HorecaBa (Hotel, Restoran, Catering dan Bakery)" Ujar Al mulai menggantung lagi ucapannya.

"Produknya apaan Bos?" Tanya Kim.

"SatuLever Kim, Khusus divisi Food Servicenya dan aku disuruh megang seluruh Indonesia... gimana menurut kalian?"

"Deal Al... gw udah bisa ada gambaran pola kerja dan strategy kita akan seperti apa nantinya" ujar Nos lagi.

"Berapa yang harus gw persiapkan untuk Bank Garansinya Al?" Ujar L menjawab dari sisi Financenya"

"Apakah kita akan merekrut karyawan baru pak?" Ujar Citra.

"Kalo saya bisa menambahkan, ada baiknya masing-masing divisi mempersiapkan semua persentasinya dan kita coba persentasikan ke bos untuk masing-masing plan kalian" ujar Kim.

"Khususnya Kang Nos, tolong buatkan aku persentasi BSPnya (Bussines Strategy Plan) yah... tenang, karena aku juga akan buat... jadi nanti kita satukan apa yang kamu buat dan aku buat"

"Beres Al, serahin ama gw dah... gw yakin tuh pihak SatuLever akan terkesimah dengan presentasi BSP gw nantinya... oh iya kapan kita ketemu dengan pihak manajemen mereka?" Ujar Nos dengan sangat percaya diri.

"Dua minggu depan kang, insya allah kalo gak ada halangan" Jawab Al.

"Amiinnnn..." jawab mereka bersamaan.

"Ok akhir kata aku hanya mau bilang thanks banget atas kerja samanya selama ini"

"Sama-sama bos"


○●○​


Ke-esokan harinya dengan menggunakan SUV kesayangannya, Nostra saat diperjalanan pulang menuju appartementnya. Tiba-tiba saja mendapatkan telfon dari Elsya. Beberapa saat dia mengernyitkan alisnya karena heran kenapa gadis itu meneflonnya. Walaupun beberapa kali sudah sering jalan berdua diluar jam kerja, tetapi selama ini yang menghubungi adalah Nostra.

"Yah Sya"

"Assalamualaikum wr wb Pak" ujar Elsya diseberang.

"Eh... walaikumsalam Sya, maaf tadi lupa beri salam" jawab Nos sambil cengingisan ditelfon.

"Maaf pak, apa Elsya mengganggu bapak?" tanya Elsya.

"Gak kok Sya, gw lagi menuju pulang sih"

"Bapak sibuk gak malam ini?"

"Sesibuk apapun gw, kalo buat lu sih gw balakan cancel semua kesibukan gw"

"Bisa ketemuan sekarang gak pak? Ada yang Elsya ingin katakan"

"Sejam lagi gw jemput yah Sya, lu lagi dirumah kan?"

"Iya pak, ya udah Esya tunggu yah dirumah" ujar Elsya dan segera Nos memutar arah Mobilnya menuju rumah gadis itu.

Beberapa menit kemudian...

Saat diperjalanan Elsya nampak diam diatas mobil, karena memang kebiasaan karena aura kepemimpinan Noslah yang membuat Elsya selalu gugup berhadapan dengan Mr. Nos. Berbeda dengan Nos yang sengaja diam menganalisa apa yang akan dikatakan olehnya.

"Katanya tadi mau ngomong sesuatu Sya?" Ujar Nos membuka obrolannya.

"Eh anu pak" jawab Elsya gugup.

"Udah gak usah gugup ama gw lah Sya, kan udah sering juga kita jalan berdua kek gini"

"Iya sih pak, tapi Elsya gak tau harus memulai dari mana mengatakannya" ujar Elsya yang menunduk malu.

Nampak Nos melirik kesamping sebentar, dan mendapatkan sebuah wajah yang sedih karena memegang sebuah beban dipundaknya saat ini. Ada suatu masalah tentunya yang akan dikatakan oleh gadis itu. Maka Nos segera menggenggam tangan kanan gadis itu untuk memberikan kekuatan agar dia mampu mengatakan masakahnya saat ini.

"Gak usah sedih, udah sekarang cerita ke gw yah... apa masalah Elsya saat ini"

"Gini pak, saat ini ibu Elsya dibandung sedang sakit... dan Elsya gak pu..." ucapan Elsya terpotong oleh Nos.

"Sekarang kita kebandung, gw dah tau apa masalah lu saat ini" ujar Nos makin menggenggam erat tangan gadis itu. "Dan gak usah nangis, karena Nostralah orang paling tepat yang bisa membantu Elsya dengan ikhlas" lanjutnya.

"Tapi pak?"

"Gak ada tapi-tapian... sekali lagi lu nanya, gw bakalan cium lu" ujar Nos membuat Elsya tersenyum dan sekilas air matanya mengalir di kedua pipinya.

"Kenapa bapak baik banget ama Elsya?"

"Karena gw sayang ama lu tau... ah kok pake nangis segala sih Sya?" Tanya Nos saat melihat air mata gadis itu.

"Gak pak... Elsya bingung mau ngomong apa" sambil menunduk tiba-tiba Nos memberika tissue kepada gadis itu.

"Nih hapus air mata lu... dan sekarang kita ke bandung"

"Beneran nih pak mau kebandung sekarang?"

"Iya kenapa emangnya? Besok gw bakalan nelfon ibu Citra minta izin kalo lu lagi kebandung karena orang tua sedang sakit"

"Tapi kan Elsya gak ada pakaian ganti... apa sebaiknya kita pulang dulu ambil pakaian ganti?"

"Ada toko baju disana kan? Ada mini market juga kan? Semua keperluan kita beli disana aja... gitu aja kok repot" jawab Nos dengan entengnya.

"Iya tapi kan Elsya gak punya duit"

"Ada Nostra Elsya... dan kalo mau lu pinjam aja duit gw... ntar lu balikin nyicil aja tiap bulannya 10rbu dan juga ntar biaya pengobatan ibu Elsya juga dicicil aja 10rbu perbulan"

"Kok 10ribu sih pak?"

"Anggap aja formalitas... atau mau ganti aja denga cara nikah ma gw?" Tanya Nos sambil cengingisan membuat suasana didalam mobil udah nyaman lagi.

"Ih bapak... sukanya becanda terus"

"Kalo gw suka ma elunya tuh serius kali Sya" jawab Nos.

"Tapi kan bapak punya tunangan"

"Iya kan hanya tunangan doank... belom resmi juga kan?"

"Ada aja jawaban dari bapak untuk ngeles"

"Hahahaha... udah mending lu bobo aja dulu... ntar kalo dah nyampe dibandung gw bangunin deh"

"Iya pak gak papa, kasian bapaknya nyetir sendirian gak ada yang nemenin ngobrol" ujar Elsya tapi mulutnya sering saja menguap membuat Nos tertawa.

"Hahaha... gaya lu Sya, padahal udah ngantuk berat... udah gih sana bubu aja yah"

"Makasih pak, ntar lagi deh"

"Ya udah terselah Elsya aja deh kalo gitu"

"Pak Nos, sekali lagi makasih yah"

"Sami-sami neng"


○●○​


Kota Bandung dengan udaranya yang sejuk membuat orang yang kesana seakan ingin berlama-lama tinggal disana. Begitupula yang terjadi kepada Nostra saat ini, diapun banyak mengingat semua kenangan dulunya saat masih bersekolah di kota tempat kelahirannya.

Saat tiba dirumah sakit yang sebelumnya sudah dijelaskan oleh Elsya sebelum dia tertidur. Maka saat diparkiran Nos segera membangunkan gadis disebelahnya yang sudah terlelap tidur sejak masuk di tol Cikampek. Hadeh... cukup lama juga si Nos menyetir sendirian.

"Sya... sya... udah sampe nih" ujar Nos saat membangunkan Elsya.

"Hoaemmm... aduh maaf pak, Elsya ketiduran" ujar Elsya saat terbangun dan mengumpulkan nyawanya kembali ke kesadarannya.

"Biasa aja kali Sya, memang seharusnya lu tidur"

"Yuk pak kita turun"

"Tau kamarnya?" Tanya Nos.

"Tadi barusan di sms sama si teteh pak"

"Oh ya udah yuk" ujar Nos lalu mereka berdua masuk kedalam rumah sakit menuju kamar bangsal yang sudah di infokan oleh kakaknya si Elsya melalui sms tadi.

Sebuah kamar yang lumaya luas, ada beberapa ranjang pasien yang full terisi oleh pasien yang sakit. Nampak seorang ibu setengah baya sedang terbaring ditemani seorang pria juga yang tak lain adalah ibu dan ayah si Elsya saat ini.

"Assalamualaikum yah" sapa Elsya lalu menyalim tangan ayahnya.

"Eh Elsya... kok datang gak bilang-bilang sih nak?" Tanya ayahnya kaget melihat anak gadisnya sudah tiba dibandung.

"Iya yah, tadi tiba-tiba aja pak Nos ajakin ke bandung"

"Oh iya siapa nak?" Tanya ayahnya melihat Nos masih berdiri disebelah putrinya.

"Oh iya hampir lupa, kenalin yah... pimpinan diperusahaan Elsya bekerja" ujar Elsya memperkenalkan Nos ke ayahnya.

"Nostra aji om" ujar Nos memperkenalkan diri lalu membalas jabat tangan ayahnya Elsya.

"Maafin putri bapak yah Pak Nostra, sudah merepotkan bapak"

"Gak kok pak, ini juga Nos yang ngajakin Elsya untuk menjenguk ibu dirumah sakit" ujar Nos sambil tersenyum ramah.

"Kamu Sya, ngerepotin aja pak Nostra nya"

"Iya pak, habisnya pak Nos yang maksa kebandung" jawab Elsya yang sudah menggenggam tangan ibunya yang masih tertidur pulas.

"Sya bentar dulu yah... gw mau keluar bentaran" ujar Nos sedang memikirkan sesuatu.

"Emangnya mau kemana pak?" Tanya ayahnya Elsya.

"Gak kok pak, bentar doang" jawab Nos.

"Temenin atuh neng si bapaknya keluar" ujar ayahnya menyuruh Elsya.

"Ya udah yuk pak Nos"

"Gak usah Sya, bentar doang kok... ya udah Nos permisi dulu yah pak" ujar Nos yang sudah pamitan lalu kekuar menuju suatu tempat.

Tiba-tiba tak lama dua orang suster dan juga Nos sudah kembali kekamar, lalu segera si sister seperti mempersiapkan sesuatu.

"Pak... Nos minta maaf sebelumnya, dan Nos mohon bapak jangan tersinggung yah... Nos pindahin ibu ke ruangan VVIP yah pak" ujar Nos membuat Elsya dan ayahnya terkejut.

"Loh pak Nos, kami gak punya biaya buat bayarin di ruangan VVIP" jawab ayahnya bingung.

"Semuanya Nos yang nanggung pak" ujar Nos tersenyum sambil membantu para suster mengangkat beberapa barang.

"Aduh jangan deh pak, biar di..." ujar Elsya sudah terpotong karena Nos sudah melototkan matanya dihadapannya.

"Maaf pak Nos, jadi makin merepotkan pak Nostra lagi nih" ujar ayahnya yang tak henti-hentinya mengucapkan kata terima kasih ke Mr.Nos.

Setelah mengurus dan membereskan perpindahan kamar ibunya Elsya dan Nos berjalan-jalan keluar kamar sambil mengobrol sesuatu.

"Makasih yah Pak atas bantuannya" ujar Elsya saat mereka sudah keluar kamar VVIP.

"Sudah seharusnya gw sebagai calon mantu membantu ibu loh Sya" ujar Nos.

"Ih mulai lagi deh pak Nos" ujar Elsya sambil mencubit ringan pinggang pria disebelahnya.

"Emangnya lu gak mau jadi bini gw Sya?" Tanya Nos.

"Bukan gitu pak tapi..." jawab Elsya terputus.

"Udah... berarti gw anggap lu gak mau jadi bini gw yah?"

"Aduh kan serba salah lagi" ujar Elsya bingung.

"Semuanya serahin sama aa yah Sya, kalo jodoh pasti kita akan menyatu kok" ujar Nos yang sudah memegang tangannya dan dibalas pula oleh gadis itu.

Tanpa sadar sepasang mata melihat keduanya dari arah kejauhan, untuk memastikan apalah pria itu adalah pria yang dia kenal. Maka diapun mendekat ke arah Nos dan Elsya.

"Aduh beneran dia tunangan Hellen, duh kasian banget si Hellen" gumam orang itu pelan.

Akhirnya tak lama Nos pamit untuk mencari hotel untuk tempatnya menginap malam ini.

"Ya udah gw pamit dulu yah Sya, lu nginap sini aja... biar gw nyari hotek aja yg gak jauh dari sini" ujar Nos.

"Ya udah... hati-hati yah pak, dan ingat jangan nangal ama mojang-mojang disini" ujar Elsya tersipu malu setelah mengucapkan kalimatnya barusan.

"Hahahaha... cemburu yah?"

"Ahhh bapak... udah ah sana pergi" ujar Elsya mendorong Nos untuk menjauh karena dia sangat malu dihadapan bosnya saat ini.

"Ya udah... aa pamit yah neng"

"Ti ati ya a Nos"

"Hihihi... gitu donk" ujar Nos sambil memegang pipi kiri Elsya.

"Sekali lagi makasih yah a"

"Iya neng... ya udah deh byeeee... kalo ada apa-apa langsung nelfon aja yah"


○●○​


Pagi ini Bandung diguyur hujan dari tadi Subuh. Hujan rintik-rintik ini terus-menerus mengguyur kota Bandung, hingga terasa cuaca menjadi lebih dingin. Keadaan seperti ini ternyata membuat orang semakin malas untuk pergi bekerja. Mereka lebih senang menarik selimutnya kembali untuk menikmati dinginnya cuaca di pagi hari.

Tiba-tiba setelah Nos bangun segera diapun hanya bermodalkan gosok gigi dan mencuci muka, tanpa mandi karena mengingat pakaiannya masih sama dengan pakaian semalam. Maka diapun keluar hotel untuk mencari pakaian ganti.

Setelah berbelanja keperluan selama dibandung baik itu pakaian maupun keperluan mandi, maka diapun segera balik hotel untuk mandi.

Setelah selesai semuanya pria itupun segera bergegas kembali ke Rumah sakit karena mengingat Elsya belum mempunyai perlengkapan sama sekali. Dan ternyata begitu tiba didalam kamar, nampak orang yang begitu dikenalnya mengejutkannya pagi ini.

"Eh si eneng... ngapain disini?" Tanya Nos saat melihat Hellen pagi ini dikamar VVIP tempat ibu Elsya dirawat.

"Bener yah kata temen Hellen a" ujar Hellen yang mengetahui bahwa ucapan temannya semalam itu benar adanya.

"Mana Elsya?" Tanya Nos karena tak melihat Elsya dikamar.

"Dia lagi pergi nyari sarapan a" jawab Hellen.

"Ibunya belum bangun yah?" Tanya Nos karena melihat ibu Elsya masib tidur dan tak mendapati ayahnya dikamar. Hanya Hellen sendiri menemani ibu Elsya pagi ini.

"A... Hellen pengen ngomong ama aa sekarang" ujar Hellen dengan wajahnya yang sedih.

"Hilangkan pikiran negatif kamu saat ini yah neng... apa yang kamu fikirkan itu semua hanyalah sebuah kesalah pahaman doang" ujar Nos yang sudah mengetahui apa yang dirasakan oleh tunangannya saat ini.

"Jangan ngomong disini a... gak enak ama Elsya kalo ketahuan... karena biar gimana dia adalah sahabat Hellen dari kecil" ujar Hellen dan diiyakan oleh Nos.

Sebuah cafe kecil yang tak jauh dari Rumah sakit menjadi pilihan Nos dan Hellen pagi ini untuk mengobrol sesuatu. Setelah menelfon Elsya dan minta izin bahwa Hellen sedang ada keperluan mendadak maka diapun pergi bersama Nos untuk mendapatkan penjelasan dari tunangannya.

"Hikz... hikz... ayo a, kenapa aa berselingkuh dibelakang Hellen?" Tanya Hellen yang tiba-tiba saja sudah mengeluarkan air matanya dihadapan tunangannya.

"Hadehhhh... ini nih yg bikin gw puyeng" ujar Nos bingung.

"Ayo a... hikzz... hikz... jelasin ama Hellen sekarang"

"Oke gini... Elsya karyawan aa dikantor... dan dia minta tolong di antar kebandung semalam... dia gak punya duit makanya aa nolongin dia... udah gitu aja"

"Bohong a... bohong banget... dan dia itu sahabat Hellen aa... Arghhhhhhh, kenapa sih aa sekingkuh??" Masih saja menangis gadis itu tak menerima perselingkuhan tunangannya bersama dengan sahabatnya.

"Gini neng... kamu percaya sama aa gak nih?" Tanya Nos yang mencoba menjelaskan ke Hellen, sambil memegang kedua tangannya Nos mulai memberikan ketenangan kepada Hellen.

"Sakit a... sakit banget hati Hellen saat ini... hikz... hikz... hikz"

"Aa tau... pasti saat ini perasaan kamu lagi sakit, tapi mau gimana lagi neng? Aa kan bilang aa dan dia gak ada hubungan apapun... tak lebih dari rekan kerja doang" ujar Nos.

"Bohong... ayo ngaku aa"

"Neng tau sifat aa kek gimana?" Ujar Nos yang sudah merubah nada suaranya menjadi nada kesal.

"Iya a... tapi sakit loh a dikhianati kek gini" ujar Hellen masih tersendu.

"Kalo aa udah bilang sekali klo dia bukan siapa-siapa aa, neng kudu percaya yah... karena aa orangnya sekali ngomong doang, malas ngejelasin panjang kali lebar lagi" ujar Nos.

"Iya a... tapi... tapi kok aa ke bandung gak ngomong sih ama eneng?" Ujar Hellen yang sudah mulai menghapus air matanya, karena dia sangat kenal betul sifat tunangannya saat ini. Sekali ngomong dan dengan tegas maka itulah yang sebenarnya terjadi.

"Karena aa kebandung itu ngantarin Elsya doang... dan kalo aa ngasih tau kamu, pastinya kamu akan marah karena jalan dengan cewek lain.... benerkan?"

"Iya... tapikan lebih sakit lagi kalo neng taunya dari orang lain"

"Gak penting loh neng diperpanjang masalah ini... dan aa cuma mau ngomong sekali aja, percaya sama aa yah"

"Iya a... neng percaya banget ama aa Nos" ujar Hellen yang sudah menyandarkan kepalanya dibahu tunangannya.

"Nah gitu dong baru dibilang ratunya Nostra aji prasetyo... hehehe" ujar Nos membuat suasana makin menyenangkan.

"Ihh aa... hehehehe, btw a... neng kangen banget ama aa" ujar Hellen manja dipelukan Nos.

"Baru juga dua minggu lalu ketemuan neng... kok kangen lagi sih" ujar Nos.

"Ihhhh... neng itu maunya ketemuannya tiap hari a"

"Siapa yg memilih kuliah dibandung?" Tanya Nos.

"Hellen sih a... tapi tapi kan... maksdnya" ujar Hellen.

"Udah... jadi bukan salah aa dong kalo kita berjauhan... padahalkan diJakarta kampusnya juga banyak dan gak kalah bagus dengan dibandung"

"Iya a... tapi neng sukanya dibandung atuh a"

"Ya udah... btw berapa lama lagi kamu selesai kuliah?" Tanya Nos sambil meminum kopinya.

"2 tahunan lagi a selesai"

"Ya udah, setelah kamu wisuda kita nikah aja... udh gak sabar pengen merawanin kamu sayang"

Damm!

Sedetik Hellen terdiam. Ucapan Nos cukup membuatnya bersedih apabila Nos mengetahui kenyataan pahit tentang dirinya saat ini. Menyesal, tapi diapun juga menikmatinya selama berhubungan dengan Nickolai.

"Emangnya aa kuat kalo malam pertama? Hihihi" ujar Hellen mencoba berbicara dan mengalihkan kesedihannya. Kali aja emang Nos payah diranjang. Itulah pikirannya saat ini.

"Ya elah nih anak... udah nakal yah sekarang?" Ujar Nos makin mengeratkan pelukannya.

"Ihhh aa... kan Hellen udah dewasa juga kali a... kan sering baca-baca di internet atau gak, dengar dari teman-teman"

"Iya tapi awas... jangan sampai kebablasan... ingat kata-kata aa kan? Sekali kamu berbuat salah, maka aa akan meninggalkanmu tanpa menoleh sedikitpun kebelakang" ujar Nos.

"I... iya... aa, Hellen akan jaga kepercayaan aa selama ini dan gak akan mengecewakan aa dikemudian hari"

"Gitu dong... hehehe"

"Oh iya kapan aa balik jakarta?"

"Tergantung si Elsya aja neng... aa mah ngikut aja"

"Aa... hemmm, boleh Hellen minta sesuatu?" Tanya Hellen makin manja.

"Apaan lagi nih sayangku" ujar Nos mencubit hidung tunangannya.

"Minta sangunya a"

"Hahahaha... kirain mau bulan madu ama aa... sabaraha neng?"

"Emang aa berani bulan madu sekarang?"

"Husshhh... ngawur kamu neng kalo ngomong... nanti aja kalo udah nikah yah" ujar Nos tapi dalam hatinya pengen banget mengatakan iya sama tunangannya.

"Hehehehe... aa gak normal yah?"

"Hei... Nosta Ajie Prasetyo itu normal senormal-normalnya yah... aa ngelakuin itu semata-mata hanya ingin menjaga kehormatan neng aja... aa bisa aja mengambil virginnya si eneng... tapi aa masih berfikir bahwa betapa bahagianya aa jikalau semuanya aa dapatkan saat dimalam pertama kita nanti" jawab Nos.

"I... iy... iya sih a"

"Ya udah... eh ngomong-ngomong kamu gak kuliah yah hari ini?"

"Kuliah dong a... nih neng udah bbm temen neng, kali aja bisa numpang ke kampus bareng"

"Mau aa anterin?" Tanya Nos.

"Udah... gak usah a, mending aa temenin Elsya gih di rumah sakit... ada teman Hellen otw kesini... cowok sih a... namanya Nickolai teman kampus eneng" jawab Hellen.

"Hemm... ya udah hati-hati aja, jangan sampai yang aa bilang tadi yah"

"Beres deh aa ku sayang... muachhhh" ujar Hellen lalu mengecup pipi kanan Nos.

Tak lama menunggu sebuah honda Brio baru saja tiba dicafe tersebut. Tiba-tiba teman yang dimaksud Hellen tadi turun karena di telfon sebelumnya Hellen menyuruhnya sekalian turun aja dan dikenalin ama tunangannya.

"A... kenalin teman Hellen... yg suka jadi ojekan Hellen dan temen-temen cewek lainnya" ujar Hellen memperkenalkan Nickolai saat tiba di cafe.

"Hai brad... gw Nos yah"

"Nick bang" balas Nick menjabat tangan Nos.

"Ya udah... masih mau mesen kopi atau mau langsung ngampus?" Tanya Nos.

"Langsung aja deh a... takut telat"

"Ya udah kalian hati-hati yah"

"Rebeesss bang" ujar Nickolai dan akhirnya keduanya meninggalkan Nos dicafe.





Still Continued...