Saturday 2 June 2018

Mawar si Pegawai Facial

Perkenalan saya Romi, saya merupakan pengangguran yang sedang mencari pekerjaan di salah satu kota besar di Indonesia.

Kejadian ini dialamin seminggu yang lalu, saat itu saya di suruh coba facial baru yang ada di kota tersebut oleh nyokap saya. Tentunya saya semanget buat itu, suntikan dana lancar, saya langsung meluncur menuju ke TKP.

Karna saya baru ke tempat itu, saya harus registrasi dlu isi formulir segala macem, waktu saya ngisi formulir saya liat ada satu cewe yang baru masuk ke TKP, sekedar informasi saya kesana sekitar jam 1, ya dia baru beres istirahat. Dari kejauhan saya lihat ini cewe mantap bener, wajahnya mulus bener, bodinya terawat, ukuran 36b lah kira kira. Dalem hati saya berharap bisa di facial sama dia.

Saya nunggu sekitar 10 menit setelah registrasi ternyata nama saya di panggil sama cewe tadi, saya kira dia cuman nganter doang, taunya dia masuk ke ruangan tempat saya facial, kebayang dong berada di ruangan yang sama dengan cewe macam itu, dagdigdug serrrrr perasaanya.

"ayo mas naik, barangnya simpen aja disini" sambut cewe yang tadi, sebut aja mawar *nama samaran
"oh ia mba," sahut saya
kami terlibat perbincangan, ya taulah gue spik spik iblis, muji muji dia, rayu rayu dia,
lama kelamaan saya di suruh naikin badan saya di kasur (naikin disini maksudnya lebih dekat ke ujung kasurnya), ternyata dia selagi ngefacial dia juga neken nekenin toketnya ke kepala saya, empuk banget coy, karna saya udh ngobrol woles sama dia, saya sosoan nanya sma dia
"mba maaf ko ada yang empuk empuk ya di kepala saya" kata saya
"eh ia mas maaf ga sengaja, abisnya ini komedonya kecil kecil sih jdi harus nunduk" kata mawar
"eh gpp ko mba lanjutin aja, saya suka ko" sahut saya
"ih masnya bisa aja, jadi malu saya" kata mawar
"ia abisnya mbanya udah cantik, putih, mulus, gede lagi, ups" saya ketawa kecil, ternyata dia senyum senyum malu,

Begitu daerah bibir saya rasain kepala saya kena toket,trus tanganya yang mulus ada di depan saya, ya saya manyunin mulut saya biar kena tangan dia.
"eh mas!" reflek mawar
"eh kenapa mba?" sahut saya
"geli mas" mawar
"geli tapi suka kan?" saya
"hehehehe" mawar

singkat cerita bereslah saya facial, saya keluar, dia masih cuci tangan,
"makasih ya mba" gue
"ia mas, di tunggu kedatanganya 2 minggu lagi ya mas"mawar
"ah jangankan dua minggu, tiap hari juga saya mau kalo kaya tadi mba" gue
"ssssst ah mas,malu" mawar

Saya pergi meninggalkan dia,

Sekitar jam 6 sore, ketika saya dari kosan temen saya mau pulang ke rumah, kebetulan saya lewat tempat itu lagi, dari kejauhan saya liat itu cewe yang tadi ngefacial saya, saya berhentiin motor saya di depan dia
"eh mas, abis dari mana?"mawar
"abis dari rumah temen mba, biasa abis mnta film buat tontonan di rumah" saya
"iiiih film bokep ya?" mawar
kaget gue dia bilang kaya gtu
"engga ko mba bukan bukan," gue
"alah ga ngakuin,tau ko mba jga apa yang biasa cowo lakuin" mawar
"ah udah mba malu, mau kemana nih mba?" gue
"ini lg nunggu *ojek online* ga dateng dateng dari tadi" mawar
"oh yaudah cancel aja mba, biar saya yang anterin,lgian udh mendung takut keburu hujan" saya
"serius nih?" mawar
"ialah apa sih yang engga buat kamu, ayo naik" saya
Mawar pun naik ke motor saya,

Di perjalanan hujan turun, awalnya kecil lama kelamaan semakin deras, saya nanya sama dia
"mau berhenti ga? nunggu reda dlu," saya
"engga usah itu kosanku udh deket ko" mawar
"audah kita lanjut ya" saya

Kosan dia emang ga jauh dari tempat waktu gue nanya, tapi tetep aja keadaan hujan deras ya kamis basah kuyup, dia saat itu pake baju putih cuman pake bra item, kebayangkan kalo kena hujan jdi gimana, hhi

"sini mas masuk dlu, sambil nunggu hujan reda" mawar

kosan dia berada di pojokan, kebetulan saat itu kosanya masih sepi karna temen temen kosanya baru pulang jam 10 malem, dalem hati saya bilang "wah kesempatan emas nih".

"mas ini kalo mau ganti baju, ada celana training sama kaosnya, saya mau mandi dlu" Mawar sembari jalan menuju kamar mandinya

Ia pun mandi sekitar 10 menitan, "aaaaah" terdengar ucapan itu di dalam kamar mandi, spontan saya terperanjak menuju kamar mandi memastikan keadaan dia,
"kenapa mba?" tanya saya
"ini loh mas celana dalemnya jatuh,trus basah, bisa tolong bawain ga di lemari yang paling bawah" sahut mawar
"gpp emang mba buka buka lemari mbanya?" saya
"ia udh ambil aja,selow aja kali" Mawar
"ini mba celananya" saya

dia keluar dari kamar mandi hanya menggunakan bra dan celana dalam yang di tutupi handuk, buset dah seksi bener, pahanya mulus bener,
"sorry ya mas, udh kebiasaan sih ga pernah bawa pakaian ke kamar mandi, masnya merem ya jangan ngintip," tanpa aba aba dia buka handuknya namun dengan posisi membelakangi saya, pantatnya yang semok terpampang jelas di mata,
"eh mba ko tanpa aba aba?"
"eh ia sengaja, hihihi" Mawar
"suka jadi ingin kan klo udah gini tuh"
"ingin apa mas, ingin yang ini (dia nunjuk payudara) atau yang ini (dia nunjuk mekinya)" Mawar
"ingin dua duanya boleh?"
"Satu satu dulu tapi ya" mawar sembari mendekati saya yang duduk di kasur, dia mencium pipi saya, lalu saya mencium leher dia, cium cium hingga menuju bibir dia, kami ciuman hingga beradu lidah, tangan saya mulai mengusap usap rambutnya, memegang kepalanya agar kami bisa terus ciuman, semakin turun menuju ke punggungnya, dibukalah bra yang menutupi kedua gunung itu, astaga putingnya ga kalah cantik seperti parasnya, ternyata puting dia udah keras juga, kami masih terus berciuman sembari meremas remas toketnya, tangan dia mulai mebuka kemeja yang saya pakai, lalu dia mencium dada saya, lalu menuju puting saya, sangat geli rasanya puting saya di jilat olehnya, dia terud menjilat sembari membuka celana saya, dia terud menjilat puting saya "oh my god!!" geli tapi enak rasanya, dia memaikan penis saya yang masih tertutup oleh celana dalam saya,
"di buka ya say" tanpa aba aba dia membuka celana dalam saya, dia menaik turunkan penis saya secara halus, saya hanya bisa menikmati sentuhan dari dia, dia memasukan penis saya ke mulutnya, "aaah enaaaak", rupanya dia jago dalam melakukan oral sex, dia pun berdiri sembari membuka celana dalamnya, kami pun memposisikan enam sembilan saya berada di bawah dia berada di atas saya, buseet ini mekinya bersih dan wangi, dia pinter merawat mekinya, saya jilat jilat mekinya, jilat lembut di klitorisnya, "aaaaah" dia menikmati sentuhan yang saya berikan.
dia bangun, namun saya dorong hingga dia terjatuh, sehingga sekarang dia telentang, "masukin sekarang ya" kata saya, "pelan pelan" kata mawar, jleb masuklah penis saya ke lubang surganya dia, masih sempit, terasa terjepit penis saya oleh mekinya, lalu aku diam tidak bergerak, membiarkan otot-otot kemaluan Mawar terbiasa dengan penis saya.

Saya mulai menarik dan menekankan pinggulku.
“"Aduhh.. sshh.. iya.. terusshh.. mmhh.. aduhh.. enak.. Romm.."”
Aku merangkulkan kedua lenganku ke punggung Mawar, lalu membalikkan kedua tubuh kami hingga Mawar sekarang duduk di atas pinggulku. Nampak 3/4 kemaluanku menancap di kemaluannya. Mawar segera menggerakkan pinggulnya, sementara jari-jariku berganti-ganti meremas dan menggosok dada dan pinggulnya, dan kami pun berlomba mencapai puncak.

Semakin lama gerakan pinggul Mawar semakin liar dan ia pun membungkukkan tubuhnya dan bibir kami berlumatan. Tangannya menjambak rambutku, dan akhirnya pinggulnya menyentak berhenti. Terasa cairan hangat membalur seluruh batang kemaluanku.

Mawar semakin melemas, Dan sambil menindihnya, saya mengejar puncak sendiri. Ketika saya mencapai klimaks, Mawar tentu merasakan siraman air maniku di liangnya, dan ia pun mengeluh lemas dan merasakan orgasmenya yang ke dua.

Sekian lama kami diam terengah-engah, dan tubuh kami yang basah kuyup dengan keringat masih saling bergerak bergesekan, merasakan sisa-sisa kenikmatan orgasme.
"Aduh,Rom.. Mawar lemes. Tapi enak banget."”
Saya hanya tersenyum sambil membelai rambutnya yang halus.

Waktu menunjukan pukul sembilan malam saya segera membersihkan sisa sisa sperma yang menempel di penisku, lalu saya memakai pakaian kembali, saya terburu buru karena takut teman temanya mawar keburu pulang, di ujung pintu kamar mawar tiba tiba dia manggil sembari mendekatiku,posisi dia masih telanjang "Rom, save WA saya ya,kalo ada kesempatan kita *ekhem* lagi" mawar
"ia deh pasti sesibuk apapun saya pasti di sempetin untuk mawar"
"makasih loh ya (sembari mencium bibirku)"
saya pun segera meninggalkan kamar Mawar,

RANI.....KIRANI

Kenalkan, panggil saja aku Raymond (Ray). Saat ini berusia 22 tahun, dan kuliah di sebuah universitas terkemuka di Surabaya, dan belum juga lulus. Nah, begini. Aku sama sekali tidak merasa diriku ganteng, pandai, ataupun alim. Aku mantan pecandu (hampir semua sudah aku coba) yang berhasil rehab (yang ternyata banyak sekali gunanya). Hampir setiap hari aku melakukan hubungan seksual dalam bentuk bagaimanapun, dan maaf-maaf saja, aku tidak pernah melakukannya dengan pereks ataupun pelacur, tapi perawan kampus maupun anak SMU, dan terkadang tangan kiriku. Ah.. itulah sebabnya. Aku merasa beruntung dilahirkan dari sebuah keluarga menengah, yang sanggup membelikanku sebuah city-z dan m35 untuk bekal kuliah. Hanya modal itu? Tidak dong. Modal utamaku adalah Mulut dan Otak! Mau tahu caranya? Coba kuulas pengalamanku baru-baru ini.

Aku mengenal Kirani sebenarnya melalui no. telp di phonebook HP temanku. Waktu itu, aku hanya sekedar iseng mengecek nomor-nomor cewek yang ada di situ. Dan, voila! Kulihat nama KIRANI. Ah, pertama kali tentu saja aku tidak berharap banyak. Siapa tahu toh tampangnya kayak kuntilanak, hueheuheuhe.. tapi suatu hari, tepatnya tanggal 9 Desember 2000, karena nganggur abis, di samping pingin merasakan 'fresh meat', kucoba menghubungi nomer telponnya.

"Hallo."

Lah kok suara bapak-bapak?

"Selamat malam, bisa dengan Kirani, Pak?" sahutku dengan nada sesopan mungkin. "Dari siapa?" jawab suara di seberang.

"Dari Ray, Pak."

Dan bapak itu memintaku menunggu. "Halo?"

Eh merdu juga suara si 'neng' ini. Dan karena ia di rumah, padahal ini malam minggu, berarti..

"Halo? Kirani?" tanyaku dengan suara dimaniskan. "Siapa ini?" gadis itu bertanya.

"Ray." Jawabku singkat.


Sistemnya begini, kita tidak bisa membuat cewek tertarik pada konversasi kita hanya dengan menggunakan interogasi lapuk seperti 'rumahnya di mana', 'kuliahnya di mana','udah punya pacar belum'. Namun kita pasti bisa menarik perhatian seorang cewek apabila kita menyerbunya dengan sebuah cerita atau pertanyaan spesifik di luar identitasnya. Dan itulah yang kulakukan, tanpa memberinya kesempatan untuk menanyakan identitasku.

"Ah, cuman Ray saja." jawabku, dan dengan cepat kulanjutkan, "Aku pingin curhat.." dan membiarkannya bingung dan merasa lucu sendiri, akhirnya (90% cewek selalu begini) ia berkata, "Oke deh, curhat apa?"

Masuk, kan? Kalau dia tidak bilang begitu, tinggal saja. Cewek seperti itu takkan bisa masuk perangkap.. hehehehe.

"Begini, Rani.." dan akupun mengarang cerita tentang betapa cintaku dikhianati seorang gadis yang sudah kukasihi sekian tahun lamanya, betapa hatiku sedih membayangkan seluruh pengorbananku sia-sia dan sebagainya (pokoknya yang sedih-sedih dan semua salah si cewek).



"..begitu." aku mengakhiri ceritaku, "Bagaimana menurutmu?"

"Gimana, yaa.." suaranya terdengar ragu, "Menurutku sih, yang salah ceweknya.."

Sampai di sini aku menarik nafas lega, jadi aku sudah berhasil menarik simpatinya atas penderitaanku. Dan kami berbincang-bincang cukup lama mengenai masalah itu sampai akhirnya ia kembali menanyakan, "Ray siapa sih? Tahu nomer telponku dari mana?" Namun tentu saja dengan nada yang lebih akrab. Oh, satu hal yang selalu kupegang, jangan pernah terlalu banyak cerita mengenai diri sendiri, karena mendengar cerita lawan bicara dengan baik akan memberikan kesan yang baik pula, cerita mengenai diri sendiri justru akan bernuansa membosankan. Jadi kujawab apa adanya dan kuajukan pertanyaan universal yang membuatnya banyak omong kepadaku, sampai akhirnya ia bertanya sendiri, "Dih, aku cerewet yah?" Oh, tentu tidak. Ceritamu sangat menarik, walaupun aku ngantuk mendengarnya, dan rokokku hampir habis. Hehehehe.

Jadi aku berhasil mendapatkan alamatnya, cukup, jangan mendesak lebih lanjut, kukatakan aku akan menelponnya besok, ia setuju, dan tanpa menunggu lebih lama, aku langsung menuju ke Jl. Gubeng Airlangga xx no. xx. Tidak mampir, aku hanya melihat dan melewatinya saja. Santai, tak perlu terburu-buru. Dan daripada nganggur, aku langsung berangkat ke kos-kosan te-te-em (teman tapi mesra) ku di Barata Jaya xx. Mengajaknya keluar jalan-jalan dan membujuknya hingga dia mau menghisap penisku di dalam mobil.

Keesokan harinya, tepat pukul tujuh malam, sesuai janji kemarin, aku melancarkan serangan berikutnya. Kali ini kuawali dengan bercerita tentang sebuah tabrakan maut yang entah di mana (aku lupa, soalnya aku hanya mengarang saja, hehehe), yang membuatnya sangat tertarik, lalu menarik simpatinya dengan pengalamanku dengan mantan kekasihku, si narkoba, dan membahas topik permasalahan kemarin, sehingga aku berhasil berbicara dengannya kurang lebih satu jam setengah. Seperti biasa pula, cewek akan merasa akrab kalau kita bisa membuatnya tertawa, senang, dan banyak omong. Sehingga..

"Rani, aku pingin tahu wajahmu loh." kataku tiba-tiba.

"Kapan? Sekarang? Udah malam lagi." kudengar Rani berkata di seberang. Jadi sudah boleh, kan.

"Besok, jam lima sore."

Jangan membuat langkah ragu, dan pilih waktu yang tak membuatnya curiga. "Okeh, nggak pa-pa. Kutunggu."

Pembicaraan yang lama akan membuat seseorang lupa ketika berjanji, sehingga Rani lupa bahwa besok masih puasa, jadi aku bisa menawarkan berbuka puasa bersama setibanya di kosnya. Lumayan cerdik? Tentu saja. Oh, beberapa hari ini kukonsentrasikan energiku untuk mengejarnya, jadi sejenak aku mengesampingkan tuntutan nafsuku, paling tidak sampai aku mendapatkan Rani.

Semuanya berjalan lancar-lancar saja. Jangan pernah menunjukkan perubahan dari gaya bicara di telpon dengan saat bertemu, seburuk apapun kemungkinan yang akan terjadi. Dan ternyata, wow, sangat jauh dari buruk. Heran juga kenapa temanku bisa dapat no. telpon si Rani. Anaknya cantik, kulitnya putih bersih, rambutnya bergelombang mengingatkanku kepada Bella Saphira, hanya dadanya sedikit kecil untuk tipeku, selebihnya oke-oke saja, bahkan sangat oke. Kuusahakan membuat ia tertawa terus, dengan mengarang cerita-cerita konyol dan memainkan raut wajahku. Matanya berbinar-binar, sebagai pernyataan keakrabannya denganku. Dan ketika aku mengingatkannya pada waktu buka puasa, setelah menunggunya shalat (aku shalat darurat di mobil, hehehe), kamipun meluncur mencari tempat makan. Oh, tentu saja kuusahakan mencari tempat kelas menengah yang menimbulkan kesan atraktif, seperti Wapo Airlangga, misalnya.

Selama perjalanan, aku agaknya berhasil membuatnya terpesona dengan sikap gentle-ku. Ia tersenyum manis saat kuberikan sebatang Toblerone (yang sudah kusiapkan sebelumnya), dan mengucapkan terima kasih saat kubukakan pintu mobil untuknya. Dan ketika aku menanyakan kapan ketemu lagi (bukan 'boleh ketemu lagi?'), ia langsung mengatakan, "Jumat aku kosong." Dan lihat, semuanya sangat perfect!

Hari Jumat aku mengajaknya jalan, dengan terlebih dahulu memberikan alasan bahwa aku paling bosan duduk terus, dan dengan keakraban yang sudah terjalin, alangkah mudahnya mengajaknya keluar. Hari itu aku mengajaknya ke Pizza Hut di Plasa Tunjungan untuk sekedar minum dan makan salad, karena kami sudah berbuka puasa sendiri-sendiri sebelum aku ke kosnya. Kali ini perbincangan kami seputar tipe cewek idamanku, dan tipe cowok idamannya. Dan tentu saja, dengan menjadi pendengar yang baik, aku bisa mencocokkan tipe cewek idamanku dengan sifat-sifatnya yang sudah kukira-kira dari cerita-ceritanya selama beberapa hari yang lalu. Dan aku tahu, tipe cowok idamannya pastilah sudah kupenuhi semua, kecuali studi tentu saja, soalnya aku paling malas kuliah. Aku tahu, kemungkinan untuk me'nembak'nya saat itu masih 80% berhasil. Jadi kuputuskan untuk menahan sabar. Aku hanya memancing dengan kata-kata, "Enak yah, punya cewek kaya kamu." Dan itu bisa membuatnya tersanjung, membubung tinggi ke awang-awang.. dan.. brukk? Oh, itu nanti saja.


Sabtu besoknya, nah ini yang seru. Pukul sembilan malam, aku menelponnya tiba-tiba, yang tentu saja membuatnya bertanya-tanya. Dan kubilang, ada hal penting yang membuatku harus ke sana sekarang juga. Karena itu 'hal penting' akhirnya ia bersedia menemuiku. Hohoho.. sesampainya di kosnya, aku langsung berlutut, tanpa mempedulikan teman- temannya yang lagi nonton TV di ruang tamu. Memegang tangannya dan memintanya menjadi pacarku. Hehehe, wajahnya tersipu, dan aku tahu dalam keadaan begini, dilihat oleh teman-temannya, hanya 1% kemungkinanku untuk ditolak. Dan begitulah, ia ikut berlutut dan menganggukkan kepalanya, diiringi suit-suit teman-temannya yang menyaksikan kami. Dengan luapan kegembiraanku (berhasil! berhasil!) kupeluk pinggangnya yang ramping dan kuangkat tinggi-tinggi, membuatnya menjerit-jerit kecil dan teman-temannya tertawa. Aku, langsung pulang, membiarkannya larut dalam kejadian yang mungkin baginya sangat luar biasa, hahaha.... jahatnya aku.

Minggu besoknya, kami berdua menghabiskan waktu di Dunkin's Donuts, sambil bercerita 'ngalor-ngidul'. Oh, Rani yang lugu. Terkadang terselip rasa menyesal.. masa? Hohoho..

Hari Selasa, minggu lalu, aku berhasil mencium bibirnya, untuk hal ini, aku selalu menjaga reputasiku yaitu dengan tanpa harus mengajukan pertanyaan bodoh seperti "boleh kucium bibirmu?". Kalau pingin cium, ya cium saja. Itu prinsipku, buat apa tanya?

Jumat kemarin, aku mengajaknya shalat tarawih. Setelah itu, aku mengajaknya berputar- putar di jalanan Surabaya, sambil memeluk dan menikmati lengan kiriku yang tertekan 'susu'-nya. Dan sampailah kami di saat setan lewat, dimana kami diam menikmati 'kebersamaan' kami.

Nah, saat itulah kubisikkan di telinganya, "Ran, ke rumahku yuk." Rani hanya menggelendot manja di pelukanku.

Ah ya, aku tinggal di Surabaya dengan mengontrak sebuah rumah yang lumayan di daerah Rungkut Harapan. Aku tinggal bersama dua orang temanku. Yang tentu saja sudah kusuruh ngacir ketika aku berhenti untuk mengisi bensin.

Lalu……


Rani tidak meronta ketika sambil berdiri kupeluk dan kulumat bibirnya. Aku tidak pernah menutup mataku kalau sedang berciuman, hal yang bodoh, karena melihat matanya yang terpejam dan hidungnya yang kembang-kempis merupakan sebuah kenikmatan tersendiri bagiku."Ahh.." kudengar nafasnya yang mendesah saat kupegang dan kuremas payudaranya dari lapisan bajunya,

"Oohh.. hh.."

kurasakan nafasku juga sedikit memburu, kumasukkan tanganku ke dalam bajunya, meraba raba cup BH-nya, menikmati kekenyalan 'bemper'nya. Kubiarkan saja tangannya tergantung di sisi-sisi tubuhnya, lagipula, Rani (sesuai pengakuannya) kan masih hijau dalam berpacaran.. hehehe.. bingung kali dia harus ditaruh di mana tangannya, tidak seperti Eci yang pasti sudah langsung merogoh celanaku.

"Mmmhh.." kulumat bibirnya yang terbuka, dan kutekan pantatnya dengan tangan kananku sehingga menekan penisku yang mulai 'siap grak'.

"Hhh.." hembusan nafasnya terasa mulai cepat.. dengan tetap memeluknya (dan tanganku masih meremas payudaranya), kubimbing dia memasuki kamarku. Toh nggak ada orang, jadi kubiarkan pintu kamar terbuka. Kududukkan dia di tepi ranjangku, sip. Kuangkat kakinya dan kujatuhkan kepalanya sehingga ia berada dalam posisi terlentang, sementara aku berjongkok di sebelah ranjang. Kulumat lagi bibirnya, sementara tangan kananku mengangkat bajunya hingga BH-nya menyembul keluar, dan menyelipkan tanganku di BH- nya, merasakan putingnya yang mulai mengeras di ujung jari-jariku.

"Ahh.. uhh.." Rani mulai mendengus-dengus menikmati sentuhanku. Tanpa pikir panjang, langsung kuraih kancing celananya dan menarik reisletingnya, ehk, tangannya memegangi tanganku, matanya mendadak terbuka…. ups…

"Ssshh.. kamu percaya kan sama aku?" bisikku di bibirnya. Dan kulumat bibirnya sebelum ia sempat menjawab apapun. Kurasakan pegangannya pada tanganku melemas, matanya mulai terpejam lagi. Jadi kuteruskan saja. Kumasukkan tanganku di lipatan celana dalamnya yang berwarna krem, merasakan bulu-bulu vaginanya yang lebat, memijat-mijat permukaan vaginanya, merasakan tanganku basah oleh 'cairan'nya.

"Aahh.. hh.. mm.." kudengar nafasnya yang mendesah-desah dan matanya berkerut-kerut saat kujepit labia mayoranya dengan jari-jariku, memainkannya, memijat-mijatnya, dan kepalanya tertarik ke belakang saat jari tengahku menemukan kelenjar vaginanya dan menekan-nekan serta menggosok kelenjar tersebut. Akupun tenggelam dalam kenikmatanku sendiri, 'adik'ku sudah tegang sekali, jadi akupun bangkit berdiri, melihat matanya yang masih terpejam dan bibirnya yang tergigit.

"Ray… hh...." kudengar ia mengeluh sambil memandangiku saat kutarik celananya berikut celana dalamnya. Bulu-bulu vaginanya terlihat lebat dengan celah yang mengundang, bibir vaginanya tampak memerah, mungkin akibat gesekan dan pijatan jariku tadi. Dan tanpa menunggu reaksinya lebih lanjut, kumasukkan kepalaku ke dalam lipatan pahanya dan menjilat penuh nafsu, "Aahhkk.. nngghh.." kudengar ia mengeluh, badannya bergerak- gerak, pahanya menjepit kepalaku saat kugerakkan lidahku menjilat-jilat kelenjar vaginanya. Kunikmati rasa anyir yang memasuki mulutku, kuangkat tanganku, meraih kedua buah dadanya sekaligus, dan menekan-nekan memijat-mijat, membuatnya menjambak-jambak rambutku, pantatnya mulai terangkat dan bergerak liar.

Kutinggalkan vaginanya, dan bangkit berdiri, lalu melepas bajuku dan celanaku. Oh.. Rani rupanya lebih memilih untuk tidak melihatku telanjang. Ya sudah, pikirku. Kubuka pahanya dan kutempelkan batang penisku ke atas vaginanya. Mmmhh.. kunikmati benda yang empuk itu menekan penisku. Kubiarkan saja. Kuciumi bibirnya dan kuangkat punggungnya, melepaskan kaitan BH-nya, dan mengangkat bajunya melewati kepala dan tangannya, sementara Rani hanya pasrah saja, sambil sesekali mengeluh nikmat. "Ahh.." kuhembuskan nafasku penuh kenikmatan saat kujatuhkan tubuhku menempel ke tubuhnya yang telanjang. Kugerak-gerakkan pinggulku, membuat penisku menekan dan menggesek kemaluannya. Kuciumi matanya, hidungnya, bibirnya, dagunya, menelusuri lehernya, ke dadanya, kuremas payudaranya dan kuhisap putingnya yang berwarna coklat muda secara bergantian.

"Ray.. ahh.." kudengar Rani menyebut-nyebut namaku penuh kenikmatan, kutekan penisku lebih kuat, menggesekkannya menelusuri celah vaginanya, licin, terkadang kutarik penisku agak jauh turun, dan menekan maju, sehingga menekan lubang vaginanya dan menyibakkan bibir-bibirnya ke samping. "Ahh.. kk.. hh.. aahh.." nafasku memburu, dadanya terasa hangat di dadaku, kuciumi lagi bibirnya yang terbuka terengah-engah, kuangkat sedikit dadaku, membiarkan ujung-ujung putingnya menyapu kulitku, kupegang pantatnya dengan tanganku dan kutekan lagi penisku. "Rani.. uhh.." aku mulai terbawa nafsuku sendiri.

Kutarik lagi penisku, dan kali ini menekannya agak kuat, dan (aku sendiri kaget) Rani menjerit kesakitan saat ujung penisku mendadak masuk persis di lubang vaginanya.

"Ray.. jangan.."

bangsat.. kepalang tanggung.

"Rani.. please.." desahku, ujung penisku masih menancap sedikit di ujung lubangnya yang sempit.

"Ray.. jangan, Ray.."

Shit.. kutekan lebih dalam.. Rani menjerit kecil, "Aaachkk.. nngghh.." kulihat air mata menetes di pipinya. Shit.. shit.. kugigit lehernya dan.. shit.. kutekan sekali lagi lebih dalam. "Ray.. hhkk.."

Kutarik.. kutekan lagi.

"Rani.. uhh.."

Ahhkhkkh.. dan cepat-cepat kutarik keluar sebelum spermaku memasuki vaginanya.

Kulepaskan gigitanku, merasakan penisku yang menempel di sprei ketika kuturunkan pantatku. Keringat membasahi tubuhku.

"Rani ..?" kucoba memanggil namanya, "Rani..??"

"Rani..!!" kuangkat tubuhku, dan kulihat mukanya yang memerah. Buliran air mata tampak jatuh dari ujung matanya, Rani menggigit bibir bawahnya, matanya terpejam dan alisnya berkerut, hidungnya kembang-kempis. Shit.. kulirik ke bawah dan alangkah terkejutnya aku melihat setitik gumpalan darah kehitaman menodai ujung penisku yang mulai mengecil.

"Rani.. sakit ya?" tanyaku sambil kuturunkan tanganku menyentuh celah vaginanya, menggosok-gosok sebentar. Kulihat mata Rani masih terpejam dan air matanya masih keluar, bibirnya bergetar. Kugosok lagi celah vaginanya dengan gerakan memijat dan kugosokkan di kulit pantatku.

"Rani.. sori yah.. sakit?" terus kuulang-ulang pertanyaan itu sambil tetap menggosok-gosok, akhirnya kulihat tangannya terangkat menutupi matanya, dan Rani mengangguk perlahan.

"Uuuh.. sayang.." kukecup manja bibirnya.

"Kusayang, yah?" tanyaku pelan dan dia mengangguk. Kuturunkan kepalaku ke perutnya, terus turun sehingga aku dapat melihat dengan jelas kondisi vaginanya. Wah, lumayan hancur.

Kuperhatikan dengan seksama, memastikan tak ada noda yang menempel, kubelai noda- noda yang tersisa dengan tanganku, membaurkannya dengan air liurku, dan menggosokkannya di pantatku sambil berkata, "Disayang, yaa.. cup cup.."

Sebentar-sebentar kutekan permukaan vaginanya, memastikam cairan itu tidak keluar lagi. Setelah yakin semuanya bersih. Kutarik tubuhku ke sampingnya, kupeluk Rani dengan mesra, dan kubisikkan di telinganya,

"Rani.. kamu tahu apa yang membuatku senang saat ini?"

Rani menggeleng lemah, tangannya masih menutupi matanya. "Hihihi.. bener mau tahu?"

Rani diam saja.. bahunya masih bergerak-gerak.

"Ngga sampai bobol kok.. tuh lihat saja.. masih bersih.."

Dan Rani mengangkat tangannya, tertawa sambil menangis dan memelukku.

"Kan aku sudah bilang tadi.. percaya dong sama Ray," ucapku setengah berbisik, dan kukecup keningnya. Ahh.. Rani.

Uwaahh.. aku mungkin harus bersyukur entah pada setan mana soalnya spreiku tak sampai ternoda, bisa cialat deh kalau Rani melihat ada noda di situ. Dan.. satu lagi nama perawan masuk ke buku harianku.

Mungkin pembaca bertanya padaku, kenapa bisa semudah itu Rani bisa diajak bercinta, oh, Rani bukan cewek gampangan. Tapi yang terpenting, carilah cewek yang di bawah kelas kamu, lugu, agak jauh lebih muda, dan berikan dia pesona dan sebuah kepercayaan, then…see now?

Hmm, sampai sekarang aku masih berhubungan dengannya, sambil mencari-cari cara bagaimana untuk meninggalkannya. Beberapa teman cewekku menawarkan untuk membantu, tapi sepertinya aku mempunyai cara sendiri, mungkin setelah tahun baru. hehehehe.. kita lihat saja, oke. Tunggu saja.

Minjem komputer dapet nikmat

aku kerja diperumahan. Di tempat ku kerja cuman ber 3, termasuk bosku. Aku yang paling junior sehingga semua kerjaan administrasi jatuh ketanganku, artinya kerjaan yang paling banyak aku yang kerjain. Ya gak apa lah, katimbang kudu kerja kantornya di kawasan industri, jauh lagi dari tempat aku kos. Lagian range gajinya sama aja mo kerja di pabrik pa di kantor mini itu.

Karena cuman ber 3, ditambah pembantu satu, rumah itu terasa longgar. Beberapa rumah, termasuk kantorku, dibangun oleh developer yang sama, sehingga bentuknya dan pembagian ruangannya pasti sama. Rumah yang dipake kantor itu terdiri dari 3 kamar yang berderet mengambil setengah dari ruangan yang tersedia, Satu yang paling besar ada kamar mandinya, mungkin ini merupakan kamar tidur utama, sedang diantara 2 kamar lagi ada kamar mandinya. setengah lagi satu ruang besar yang bisa jadi merupakan ruang
keluarga dan ruang makan, kalo ini rumah tinggal. Dibagian depan ada ruang tamu kecil. Trus ada dapur, kamar mandi pembantu. Ruang tidur pembantu berada diatas kamar mandi pembantu, sekalian ada tempat kosong, mungkin untuk jemur cucian. Ada garasi dan car portnya. Ruangan dipake oleh bos dan
asistennya, sedang aku kerja di ruang besar didepan 3 kamar tadi. Lega, makanya dikasi satu meja besar yang bisa dipake untuk miting atau kalo makan siang. Aku katering ja karena repot nyari makanan diperumahan kaya gitu, baiknya dibayarin ma kantor. Sebenarnya bosen juga kerjaan rutin dan administatif kaya gitu, rasanya cuma kaya robot, tiap ari ngerjain yang itu2 aja, kaya gak usah mikir lagi. Tapi ya mo gimana, dah bagus ada kerjaan, katimbang nganggur kan.

Disebelah kantorku tinggal bapak2, aku sering ketemu ma tu bapak kalo aku datang atau pulang, paling cuma manggut dan senyum. Pernah amprokan di bank, si bapak negur duluan, "jalan kaki ya kemari". Banknya ada dibagian paling belakang dari perumahan itu, jauh kalo jalan kaki, mungin 3/4 jam an lah,
ngapain juga siang2 jalan jauh gitu, bisa kringeten gak karuan. "Gak kok om, pake mobil kantor". "O bisa nyetir toh". "Dianter sopir, duluan yuk om". Karena aku dah selesai urausan bankingnya ya aku pamit, si bapak baru mo ke bank. Kadang kalo amprokan mobil kantor dan mobilnya aku suka dadah dadah ja ma
si bapak. Kayanya dia tinggal sendirian dirumahnya, dan jarang kliatan pergi kerja. Ya bukan urusankulah, cuman aku seneng ja liat tu bapak. Mungkin 40an umurnya, keren orangnua, gak gendut lagi, artinya dia rutin olahraga sehingga badannya masi tetep bagus.

Sampe satu sore, bos dan asistennya dah pulang. Aku harus menyelesaikan satu dokumen yang akan dibawa oleh asisten bos besok pagi. Karena dadakan dikasinya ya terpaksa aku kerjain juga walaupun dah waktunya pulang. Lagi aku kerjain di komputer, dadakan komputernya hang, wah mana belon di save
lagi. Aku taunya make komputer, kalo bermasalah gitu biasanya asisten bos yang kutak katik. Aku jadi panik, mana tu dokumen dah mesti selesai sore ini lagi, kalo komputernya hang gini, mo minta tolong ma sapa. Aku matiin komputernya dan nyalain lagi, tetep aja gak response, jadi mo nangis rasanya. Mo minta asisten bos balik ke kantor gak mungkin, karena dia dan bos lagi ke bogor untuk urusan bisnis. Kringeten aku mijit2 key padnya, tapi tetep ja komputernya gak respon apa2. aku kesel, ngangin ja keluar kantor, kebetulan si bapak baru pulang.

Dia senyum ma aku, "belon pulang", sapanya. "Belon om, masi ada kerjaan, belon slesai". "Rajin amir". "Kok amir om", aku gak ngarti, "ia, amat kan lagi nyupirin bos kamu kan", jawabnya sambil tertawa. "Om, bisa aja", jawabku sembari tertawa juga. "Mo dibantuin biar cepet selesai?" "kebetulan ni om, komputernya hang, Inez gak bisa ngutak ngatiknya, mana dokumen yang mesti dikerjain blon di save lagi. Om bisa tolong liatin gak". "Aku juga gak ngarti komputer, sapa tadi namanya, Inez?" Aku ngangguk, "iya". "Nama cantik buat
seorang bidadari cantik". "Ih gombal ni si om". "beneran, kamu tu cantik banget". "Om berlebihan deh, bisa bantuin Inez gak, dokumen ini kudu dikasi ke bos besok pagi" "Gini deh, kalo kamu gak keberatan, kerja ditempatku aja, komputerku gak kena virus hang kok. Bawa ja berkas dan usb kamu". "boleh ya om, trima kasi banget deh". Segera aku membereskan komputer tadi, kumatikan, berkas2 yang kuperlukan kumasukan ke map dan kubawa usbku. "Dah mo pulang ya non", sapa pembantu yang nunggu kantor, dia tidur dikantor. "Iya pak", jawabku sambil meninggalkan kantor dan masuk ke rumah si bapak. "Rumah om sama ya pembagian ruangnya". "La iyalah, yang mbangun sama orangnya, tu komputernya da di kamar, gak apa kan kerjanya dikamar aku". Dia menggunakan satu kamar yang kecilan untuk ruang komputer. Segera aku ngebut ngerjakan kerjaanku dari awal, dia telaten sekali ke aku, aku disediain minuman dan makanan kecil, "santai aja, kalo perlu nanti aku anter kamu pulang, gak usah buru2". Aku senyum ja mendengarnya, seneng
juga diperhatikan orang ganteng kaya gitu. Dia nonton tv diruang keluarga sedang aku dikamarnya ngerjakan dokumen yang diperlukan bosku. Cukup lama aku ngerjakan dokumen itu karena aku mula lagi dari awal, akhirnya selesai juga. aku tenang aja karena si bapak mo nganter aku pulang. "Di print ja skalian disini, jadi besok kan tinggal dikasi bos kamu". Dia membantu aku ngeklik printah ngeprintnya, aku gaptek banget deh buat urusan yang satu ini.

Selesai semuanya, aku mo pamitan. "Dah malem Nez, makan dulu yuk, nemenin aku". "Ya deh om, inez juga dah laper". Dia mengajak aku ke mal deket rumahnya. Sambil makan, kami ngobrol aja, dia nanya bisnis bos aku, trus nanya2 deh pribadi aku. "Kamu kos dimana Nez". "Gak jauh kok om, (aku nyebutin lokasinya), nanti Inez pulang ndiri aja biar gak ngerepotin om". "Ya enggaklah, masak bidadari secantik kamu pulang malem2 ndirian, ntar sayapnya copot satu kan repot". Di humoris juga, aku ketawa aja. "Pacarnya gak jemput?" "Gak da pacar om, jomblo ni". "Jablay dong". aku senyum ja, cowokku memang tugas keluar pulau, lama banget aku ditinggal ndirian, jablay juga si. "Om tau aja". "Ya tau dong, aku yang ngeblay mau gak". "Na om kok ndirian dirumah, mangnya kluarga dimana". "Kluarga ada disebrang". "Sebrang mal maksudnya?" "Bukan sebrang laut, (dia nyebutin lokasinya)". "Napa kok tinggal jauhan om". "Ya pada gak mau tinggal disini, macet katanya". "wah bisa jadi odol tu om", aku mulai nyrempet2 ngomongnya.
"Paan yang jadi odol". "Kalo gak dikluar2in kan jadi odol nantinya om". "Panyasi". "Ah om pura2 deh, Inez jadi malu". "Serius gak ngarti ni". "Tau ah". "Eh kamu yang mulai ngomong, aku gak ngarti kok ngambek si". "Bukan ngambek om sayang, Inez malu ja", sengaja aku kasi embel2 sayang. "Wah seneng banget aku disayang ma bidadari cantik dan sexy". "Wah Inez sexy juga toh". "Iyalah, bodi kamu kan bagus, proporsional, makanya sexy". Aku saat itu memang pake jins ketat dan t shirt yang ketat juga sehingga ngepas di bodiku. enaknya kerja di kantor kecil gitu gak usah formal, lagian aku kan gak ketemu klien. Aku seneng deh disanjung gitu. "Yang jadi odol paan si Nez, beneran aku gak ngerti". "Om kan ndirian, jadi kan gak da penyaluran, kalo gak disalurkan kan lama2 jadi odol kan". "O gitu, ya gak apa kalo jadi odol, bisa dipake buat sikat gigi kan". "Ih, bau kan om".

"Kamu dah pernah nyicipin toh, kok tau kalo bau, punya cowoknya ya, tadi bilangnya gak da cowok". Wah ketauan deh aku boong, aku cuman senyum2 aja, "enak ya Nez maen ma cowok kamu". Pembicaraan beralih deh. "Sering ya Nez", aku diem aja. "Kok diem si, "Nez aku mo minta tolong ke kamu, gantian".
"Paan om, kalo Inez bisa ya pasti Inez bantuin". "pasti kamu bisa deh, kan sering ngelakuin ma pacar kamu". Aku dah ngira kemana arah omongannya. "Bantuin aku dong biar gak jadi odol, lagian kamu kan jablay katanya, kita bisa slaing ngeblay kan. Gimana". Aku terdiem, gak nyangka si bapak ngajakin ngent0t gitu. "Dimana om". "Ya dirumahku lah, kamu besok pagi2 aku anter pulang, ganti pakean dan balik lagi ke kantor, mau ya, aku dah ngebet ni". "Kok ngebet si". "Iya aku slalu napsu kalo liat kamu, sexy banget si kamu dimataku". "masak si om, lebay ah si om". "Suer, skarang ja dah ngaceng, mo pegang?" si om ngedesek trus, "kan kita kudu tolong menolong, aku dah nolongin kamu biar kerjaan kamu slesai sore ini, skarang kamu juga nolongin aku biar gak jadi odol, mau ya say". Terpaksa aku ngangguk didesek gitu, lagian aku dah lama banget gak ngrasain nikmat sejak cowokku tugas keluar pulau berbulan2 gitu. Lagian aku suka banget ngeliat si bapak, tipeku banget. Cowokku juga umurnya 40an, cuman blon kluarga. Diperjalanan pulang, aku terdiem. "Kok diem Nez, gak mau ya". "gak apa kok om, cuma surprise ja". "Kok surprise". "Iya, minjem komputer dikasi nikmat". "Kok taunya bakalan nikmat ma aku". "Ya harusnya, eh om nanti pembantunya liat Inez". "Gak lah, pembantu datengnya seminggu cuma 2 kali, bebersih, dan nyetrika kalo ada". "Nyucinya?" "Aku laundry kiloan, jadi seminggu sekali paling cepet, kadang 10 hari sekali. Ndirian kan cucian gak banyak". Kalo terpaksa baru nyuci pake mesin cuci".

Aku dan si bapak duduk bersebelahan di sofa, si bapak nyolokin external harddisknya ke tv. "Wah tv om canggih ya, bisa disambung ke harddisk, jadi bisa liat isinya di tv ya om". "Ya, kalo liat di komputer kan kecil, kalo di tv kan gede. Dia muter bokep nipong. "Wah om koleksi ya". "Ya ndirian dirumah aku suka ngedonlod ja. Kan bytenya gede2, jadi aku tinggal ja sampe slesai donlodnya, biasanya malem aku donlodnya, sampe ketiduran, kebangun biasanya donlodnya dah slesai. Kalo masi ada ya didonlod lagi, trus ditinggal bobo, besoknya ka dah slesai". Makanya koleksinya banyak gitu ya om". Seperti biasa bokep nipong slalu rame dengan ah uh ceweknya, dan tipikal cewek nipong toge serta jembut lebat. Maennya ma bule, kont0l si bule gede panjang lagi kluar masuk di memek ceweknya yang peret banget kayanya, aku napsu juga ngeliatnya. "Suka liat bokep Nez". "Jarang om, gak da komputer si di kos".

Dia tau aku dah terangsang, aku dipeluknya, rambutku yang pendek dielus2nya, pipiku diciumnya, mesra banget deh. Itu yang aku suka dari lelaki 40an, slalu mesra kalo m maen, gak grasa grusu. Kemudian dia mencium bibirku lembut, lidahnya menyusup masuk ke mulutku, segera kubelit dengan lidahku. Kami berciuman mesra, hidung kami sempat beberapa kali terantuk, sedotan dibalas sedotan, lama2 kami berciuman dahsyat hingga menimbulkan bunyi aneh sewajarnya orang berciuman hebat. Lidah kami saling bersilangan seraya berciuman itu, liur kami sudah saling tertukar. "Nez, kamu pinter banget cipokannya, mrangsang banget". "Om ni trangsang mulu ni, bukannya tadi lagi makan dah trangsang liat Inez".

Aku menarik tangannya untuk mengapai dadaku, segera dia menunaikan kewajibannya meremas tokedku yang masi terbungkus pakean. aku sedikit mendesah diantara ciuman kami. Dia memainkan tokedku, meremasnya, menekannya dan menggesek2kan tangannya diarea pentilku. walaupun masi tertutup pakean, kerasa banget gesekan jarinya dipentilku, sehingga napsuku makin berkobar saja. “Ougghhh..” aku mendesah nikmat. Dipeluknya tubuhku sambil berciuman, sambil menggesek pentilku. Tangannya yang memelukku itu .menyelinap masuk ke bagian blakang jinsku, trus menyusup ke cdku meremas bongkahan pantatku.“Ih… om nakal ya,..” Aku menghentikan ciumanku, sambil tersenyum aku berdiri dihadapannya.

"Lepasin semuanya dong om", rengekku manja. Dia tersenyum menatap wajahku itu. "Dah napsu banget ya Nez". Dia menjulurkan kedua tangannnya, menarik tshirtku keatas, melepaskan braku, menurunkan ritsluiting jinsku, sekaligus dengan cdnya diplorotkan kebawah. gundukan jembutku yang tipis alus itu menimbulkan sebuah aroma. “Wah, kamu mrangsang banget deh Nez, bodi kamu napsuin banget". Kan Inez gak toge om". "Tapi proporsional, bodi kamu bagus banget, pinggang ramping, pinggul brisi, aku napsu banget ni". aku
kembali dalam pelukannya dengan mengangakang. "Terusin om", pintaku. Tentu saja dia tidak menyia2kan kesempatan baek ini. Dia segera memeluk aku. Dia mencium aku di bibir, balik ke kening terus turun kebalik telinganku, diisep2nya telingaku, sesekali lidahnya disisipkan di lubang telingaku. “Ahhh, ahhh om,..enaaaak…”

Akupun gak tinggal diam, aku meraba2 dadanya yang bidang, menjepit pentilnya yang dah mengeras (sama kaya prempuan ya kalo napsu pentilnya ngaceng). “Sekarang giliran Inez ya om”. Kancing bajunya kubuka pelan, kulepaskan bajunya. Lidahku merangsang pentilnya, menjilatnya sambil menyedot-nyedotnya membuat dia mendesah kenikmatan, “Enak om?" tanyaku sambil tersenyum. Dia membalas dengan senyuman. aku meletakkan tangannya diselangkanganku, dia menggerakkan jempolnya menempel di itilku,
sedangkan telunjuknya digerakan di depan bibir memekku. “Owhh, Enak,..om...ahhh..” memekku sudah mulai basah, dia menggerakkan jemarinya makin cepat naik turun dipermukaan bibir memekku. Aku mendesis, sembari tak henti menjilati pentilnya. Dia kemudian meremas tokedku bergantian dengan
mengilik itilku. Kurasakan permukaan memekku bertambah basah, “Om…gak tahan, jangan di luar ajah.. ahhh, om masukin…” pintaku. Dia menuruti kemauanku, telunjuknya mulai ditusukkan kedalam memekku. Terasa memekku mengejang kemasukan jarinya. "Ini baru kemasukan jari ja dah ngempot memekmu". Telujuknya masuk makin dalam, “Terus om, enak…” Aku terus menceracau, akhirnya telunjuknya mentok juga, sesaat didiamkan, aku tampak menarik nafas panjang, sebelum akhirnya dia menggerakan telunjuknya kluar masuk memekku. “Owwww, ahhh om…”, Aku menceracau, berusaha memagut bibirnya, kami berciuman mesra sementara telunjuknya terus keluar masuk menjelajahi memekku.

Aku membalas kenikmatan yang dia berikan, kuurai ikatan celananya, kupelorotkannya, kuremas kontolnya yang besar dan sudah sangat keras itu. "Ih besarnya". "Mangnya kont0l cowok kamu kecil ya". "Gede juga si, tapi kont0l om lebi gede lagi". Dia makin memacu telunjuknya keluar masuk memekku, sementara aku membalas dengan mengocok kontolnya. Desah nikmat kami terdengar diantara ciuman napsu, beberapa menit kami berpacu dalam keadaan itu, hingga akhirnya tubuhku menggelinjang hebat, menggelinjang panjang disertai desahan dasyat, tubuhku mengeras, aku terhantam gelombang organsme dahsyat, membuatku tak karuan mendesah, dia merasakan memekku yang seolah menyedot telunjuknya sebelum cairan memekku merembes keluar, “Awhhhhh…Oughhh…” Aku memeluknya mesra saat Orgasme itu tiba, nafasku tersengal sengal. Dia mengambil air minum, diberikannya ke aku, segera aku menenggaknya, "om.. hebat banget deh, baru pake tlunjuk Inez dah klojotan..” celetukku.

"mandi yuk Nez", katanya sambil menarik aku bangun dari sofa. dia mematikan tv, kami segera masuk ke kamar mandi yang terletak diantara 2 kamar tidur itu, bukan yang dikamar tidur utama. . Dia mengambil sabun cair, menuangkan ketangannya dan membalurkan ke badanku, Lama sekali dia meraba2 badanku, yang pasti dia meremas gemas kedua tokedku gantian, pentilku diplintir2 sampe aku menggelinjang. Kemudian tangannya mengarah ke jembutku, digosoknya jembutku sampe berbusa, kemudian aku diminta
mengangkang, dan itilku menjadi sasaran berikutnya. Napsuku sudah memuncak, "Om Inez dah pengen dimasukin deh".

Segera aku dimintanya membelakanginya, menyandarkan badanku ke tembok dan mengangkangkan
pahaku, dari belakang dia menempelkan palkonnya yang sudah keras banget, perlahan digesek-gesekannya sepanjang garis memekku, terutama diitilku, aku melenguh hebat menikmati ransangan yang diberikannya, “Oughh, om..enakk..” aku terus melenguh. Akhirnya dia menekan kontolnya masuk dalam memekku, tiap centimeter kontolnya melangsek masuk, “Awwwh,..om…ahhhh…” aku pun tak kuasa mendesah. "Nez, peret banget memekmu", dia ikutan melenguh. "Abis baru skali memek Inez kemasukan kont0l segede kont0l om". "Tapi nikmat kan Nez". "Bangetz". Dia menekan dan mendorong kontolnya masuk lebih dalam. Dia meringis merasakan remasan otot-otot memekku. Aku sendiri hanya merem melek saja, menikmati tiap detik kontolnya masuk lebih dalam, sempat mentok beberapa kali, namun dia menarik pinggulnya lagi mencari ruang agar dapat menekan kontolnya masuk lebih dalam lagi. “Ahhh, om,..dalem banget.. awwhhh..” rintihku, saat kontolnya akhirnya tertanam semua dalam memekku. Memekku yang peret terus berdenyut seolah memijat kontolnya yang berada di dalam sana. Digengamnya pinggulku sebagai tumpuan, digoyangnya kontolnya keluar masuk dalam memekku dengan kecepatan yang terus meningkat. Tokedku berguncang kesana kemari mengikuti enjotannya. bunyi tabrakan bokongku dengan selangkangannya
menimbulkan bunyi yang cukup nyaring tapi kami tak perduli lagi. “Uhhh, owghhh,..ahhhh…” aku terus mendesah, sementara dia terus menyodok kontolnya sekuat tenaga. Sesekali tangannya menggapai tokedku yang menggantung dan meremasnya, membuat aku kembali melenguh erotis, lenguhanku rupanya membuat dia kian bernafsu untuk mengocok memekku, “Srettt, Srettt, Plak, Plak,..” bunyi-bunyian yang sering terdengar karena sentuhan tubuh kami, belum lagi cairan memekku yang terkadang merembes
keluar melumasi kontolnya yang memungkinkan dia untuk mengenjot aku lebih cepat lagi. “Awwhh, om….Ahhhh..” tubuhku mengejang hebat, memekku mengejang lebih hebat lagi meremas kontolnya yang sedang mengaduk2 memekku sampe ke dasarnya, dan akupun kembali klimaks. Terasa semburan
hangat cairan memekku yang menyentuh kepala kontolnya, terus membasahi batangnya hingga merembes keluar. Beberapa detik aku menutup mata dengan tubuh yang bergetar. "Oohh.. Inez nyampe om".

Setelah nafasku gak ngos-ngosan lagi, Aku jongkok dihadapannya, meraih kontolnya, kugenggam dan kuremas2. Kontolnya kujilatin, biji pelernya juga kulalap, kuisap dan kusedot2. Sesekali bijinya kutarik tarik memberikan kenikmatan sambil terus mengocok kontolnya. “Ahhh, ahhh..” dia mendesah kenikmatan sesaat kontolnya masuk kemulutku, mulai kusedot2 kontolnya, ” Aghhh..”, dia mengelinjang nikmat. Kepala kontolnya kuisap sementara tanganku aku henti mengocok batangnya. "Lanjutin diranjang yuk Nez, kamu
hebat banget ngemutnya". "Om juga kuat banget, gak ngecret2". "Ngecretnya didalem memek kamu dong, bole kan". Aku cuma ngangguk.

Dia membawaku ke kamar tidur utama, segera aku dan dia sudah berada di tempat tidur. Dia kembali mencium bibirku, tangannya kembali merangsang bibir memekku yang mulai basah, “Oughh, om…” aku mendesah. Dia menelusuri daguku, leherku sehingga aku kembali menggeliat2, sampe akhirnya mengulum pentilku. Tangan satunya digunakan untuk mengilik2 itilku sehingga aku kembali melenguh melampiaskan kenikmatan atas rangsangan yang diberikannya. Jemarinya sesekali disisipkan lagi dalam memekku sementara terus diciuminya toked dan pentilku. Dikunyahnya pentilku pelan, dijilatinya seluruh bagian dari tokedku, ” Ughhh, om..ahhhh “ aku terus melenguh yang rupanya menambah naik napsunya juga. Pinggulku bergoyang erotis menikmati rangsangan dari jarinya, memekku kian basah, aku dapat merasakan otot-otot
memekku berkedut meremas telunjuknya didalam sana.“Hahhh, ahhh, hahhh..” aku mendesah dengan nafas yang memburu, “Enak om.”

tak perlu komando dariku, begitu punggungku yang sempat terangkat saat orgasmeku yang kesekian, langsung ditancapkannya lagi kontolnya kedalam memekku, langsung di keluar masuk kan sehingga aku kembali mendesah. Terus digalinya memekku beberapa menit, tak secepat tadi memang namun sekarang hanya dengan penetrasi pendek, hanya kepala kont0l dan sebagian kecil batangnya yang masuk. Ini cukup membuat aku blingsatan dan berusaha menggoyangkan pinggulku keatas, menginginkan penterasi yang lebih dalam. “Ahhhh, ahhhh, om.. jahat ahhh..” Rengekku, namun dia tak tak perduli karena dia pengen mendapatkan kepuasan maksimal dariku, jadi dia gak mau buru-buru keluar. Diciuminya lagi pentilku, diremas dan ditarik-tariknya, kemudian dijilati, diisap sambil sesekali dikunyahnya. Aku langsung menggelinjang nikmat begitu lidahnya menjelajah tokedku bagian bawahnya, sementara dia terus saja menggenjot kontolnya kluar masuk memekku. “Ughhh, om..ahh,..” aku terus melenguh keenakan sambil merem melek itu.

Setelah dirasakannya sedikit sudah tenang dia menyodokan kontolnya dalam-dalam , kali ini dengan seluruh tenaga, aku langsung melolong dahsyat, memekku kembali mengejang, lelehan cairan memekku kembali menerpa kontolnya. tubuhku bergetar, meski tak sehebat tadi, aku kembali mencapai puncak kenikmatannya. Remasan yang seolah memijat kontolnya di dalam memekku, membuat kontolnya
seketika meledak, memuncratkan peju angetnya dalam memekku. Banyak sekali, aku merasakan hantaman kecretan pejunya dalam memekku. Dia mendiamkan kontolnya dalam memekku hingga kembali mengecil dan keluar dengan sendirinya, sementara aku hanya diam menatap langit-langit menikmati yang barusan melanda tubuhku untuk kesekian kalinya. "Stok peju brapa lama tu om, banyak banget si ngecretnya". "Nikmat gak Nez". "Banget om, mana kont0l om gede banget lagi, sesek deh memek Inez kalo ambles semuanya, bisa ketagihan kont0l om ni Inez". "No problemo, kapan ja Inez pengen kontolku, aku siap kok ngentotin kamu Nez, memek kamu peret banget, kedutannya brasa banget, baru skali deh aku ngrasain diempot kaya gini".

Di halaman belakang yang gak bgitu luas, si bapak membuat pool buat brendem, disinari lampu taman yang temaram, "Kita maen di kolam yuk Nez", ajaknya. "Mangnya om blon puas". "Blonlah, baru skali ngecretnya". "Kuat banget si om, Inez bisa lemes ni om entotin trus2an". "Tapi nikmat kan". "iya si, banget". Dia berbaring di matras yang ada dipinggir pool sambil menikmati memekku yang naik ke wajahnya, sementara aku sibuk melayani kontolnya dengan mulut dan lidahku, posisi 69 gitu deh. Semakin dikulum kontolnya semakin keras dan berdenyut, itu dilakukan sepuluh menit lamanya. "Om perkasa banget deh, baru ja ngecret segitu banyaknya, Inez emut bentar dah keras banget ngacengnya, dimasukin lagi ya om".

Dia ngangguk dan menarik aku supaya berada diatas badannya. Aku naik ke selangakangannya dan
memasukkan kontolnya ke memekku. Uuugghh..!" desahku saat kontolnya kembali menusuk ke dalam. Dia juga mendesah merasakan jepitan memekku terhadap kontolnya. Liarnya goyanganku membuat dia makin seru melenguh. Tangannya dijulurkan ke atas meraih kedua tokedku, diremasnya sambil terus menyedot pentilnya. "Ahh.. Ohh.. om", desahku sambil menggeliat-geliat. Aku menggoyang pantatku memutar sehingga kont0l besarnya trus2an menggesek itilku, sehingga gak lama aku dah nyampe lagi. "Cepet banget Nez, aku blon apa2". "Abis nikmat banget si digesek ma kont0l om yang besar keras gini".

Setelah itu kami ganti posisi. Kali ini aku nungging dimatras dan dia menusukku dari blakang. Sambil mengenjot, tangannya mulai merayap di tokedku yang berguncang2 seirama dengan enjotannya, memilin pentilnya dan memijatinya. Aku kembali gak bisa menahan lebih lama lagi, sesuatu yang mau meledak dalam diriku, aku mengerang panjang saat mencapai puncak. Genjotannya masih berlangsung dengan liar dan cepat. Aku berusaha menggeolkan pantatku mengiringi enjotannya. "Yeeaah, gitu om.. Terus..Yahh..
entotin Inez sampe om puaz!" desahku menghayati setiap enjotan kontolnya. Akhirnya tubuh kami sama2 menggelinjang diiringi erangan yang sahut-menyahut. Pejunya kembali menyembur dahsyat didalem memekku, diiringi dengan ledakan orgasmeku untuk kesekian kalinya. Dia mencabut kontolnya dari memekku dan segera kukocok, menjiati dan mengisap kontolnya yang belepotan peju dan cairan memekku. Aku terus mengocok-ngocoknya hingga tetes terakhir, pemiliknya sampai berkelejotan dan melenguh nikmat akibat perbuatanku. Kami akhirnya terkulai lemas, tubuh kami sudah berkeringat, nafas pun sudah putus-putus. "Hebat ya om bisa bikin Inez klimax trus2an. Om puas gak ngentotin Inez". "Banget sayangku, weekend ini kamu nginep disini ja yuk, kita bisa maen sampe letoy".

pengalaman ngentot dengan kakak angkatku

pengalaman nyata ini terjadi ketiga aku tinggal di orang tua asuhku, dimana ortu asuhku ini orangnya kaya raya, usahanya banyak macamnya dan baik orangnya.
aku termasuk orang yang beruntung, diangkat jadi anaknya walaupun beliau sendiri punya 3 anak.
ada juga anak angkat kainnya 2 orang, 1 cewek dan 1 cowok, yang cewek namanya mbak anis, orang nya periang, suka menolong dan tidak sombong, memang kita semua dirumah ini diajari utk saling mendukung antar satu dgn lainnya, dan di hadapan beliau tidak boleh ada pertengkaran diantara kita baik anak kandung maupun anak angkat
ketika suatu saat semua orang dirumah pada ke rumah nenek ( ortu dari bapak angkatku), aku termasuk yg tidak diajak krn tidak tau , waktu pulang yg di rumah tinggal mbak anis,
dia menyambutku dengan gembira, "wah adikku sdh datang" , trus aku tanya "pada kemana mbak kok sepi" dia bilang " iya nih, gara2 nunggu kamu aku ngak diajak nih"
aku balas " maaf mbak aku ngak tau, hape ku lowbat, lupa ngak bawa charger" sambil aku duduk disampingnya dan nyandar ke mbak anis, dia pun mengusirku " eh sana gih mandi dulu, bauk tauk dek"
aku jawab " siap kakak cantik yg baik hati, tlg buatkan teh hangat dong buat adiknya ini"

"yeee, bilang cantik biar dibuatkan minum, ngak usah dipuji aku udah cantik kok" gitu katanya,

akupun mandi dan ganti baju, trus sambil nyusul dia di kamarnya yg kelihatanyya tidak dikunci , alangkah kagetnya ketika masuk kamar tidurnya dia, ternyata dia sedang mastrubasi sambil nonton film BF,
dia pun kaget " eh kamu kok masuk ngak ketuk pintu dulu" dia sambil benerin rok nya kebawah nutupi memeknya habis digesek2 pakai tangannya, dan layar monitor laptopnya masih mwnyala dengan adegan bf jav si cewek sedang dientot memeknya sama cowok yg kontolnua lumayan besar
melihat itupun aku jadi ikut terangsang, kadang aku juga nonton bf sama teman2 se-genk ku,
dia bilang " udah sana keluar, kamu masuk kamar kakak kok ngak permisi dulu"
aku balas " ok aku keluar tp ada syaratnya" , dia pun bilanh " jangan aneh2 deh"
akupun ngomong ke mbak anis " syaratnya gampang kok mbak, aku cuma pengen nonton bf sama mbak anis, klo ngak mau nnt aku bilangin ke bapk"
dia pun menyerah dana ngomong " oke , tp jangan macam2 lho ya?"
akhirnya kita berdua nonton koleksi bf yg ada di laptopnya, ternyata diam2 mbak anis kolektor film bf juga, aku tanya dapat dari mana? dia ngak ngaku katanya dapt dari download tpi waktu aku tanya alamat downloadnya dia gelapan dan ngawur
"alah paling dapat dari cowoknya ya?" dia tersenyum malu" iya dek, kok kamu pinter nebak sih"
dari situ mbak anis cerita ttg cowoknya , twrnyata yg pertama kali merawanin dia ya cowoknya itu, tp sekarang udah putus , trus aku tanya udah berapa kali mbak melakukan begituan, dia cerita katanya sdh ngak terhitung katanya, dia cerita cowoknya akhir2 sebelum putus sering minta ngentot ngak tau waktu, dan hanya mementingkan kenikmatan dia saja, hanya beberapa menit keluar trus langsung ditinggal begitu saja,
mendengar ceritanya aku jadi kentang, dan mencoba memberanikan diri untuk ngomong "mbak anis mau ngak begituan sama aku" jawaban yg tak kusangka adalah "begituan gimana , yg jelas dong mintanya"
akhirnya aku beranikan diri "aku pengen ngentot sama mbak anis, mau ya mbak"
dia bilang" nah gitu dong , adekku udah jadi dewasa sekarang"
aku pun mendekat mbak anis, sambil kudekatkan bibirku ke bibirnya yg agak tebal , tak tau siapa yng mulai duluan, aku dan mbak anis saling berciuman,
dan tanganku sambil meremas2 payudaranya yg lumayan montok (setahuku 34b), trus ku buka kaos dan ternyata dia tidak pakai beha,
lalu kuremas2 susunya dan pentilnya yg semakin mengeras" ohhhhh dekkk emut pentilku , remasin susu kakak, enak banget dek"
aku swmakin bersemangat , terus tanganku satunya kebawah mengelus2 memeknya yg sdh dari tadi ngak ada pengamannya,
diapun tambah mengerang" dekkkk jangan siksa aku dek, ayo entot mbakmu ini, " sambil elus2 kontolku " ohhh kontolku besar juga ya, lebih besar dari kontol pacar kakak"
dia membuka celanaku dan juga cd nya dan langsung mencaploknya dgn mulutnya
dan diemut dari ujung kontol hingga masuk semua ke mulutnya
" mbakkkk enak bangettttt nbak, teruuus mbak " sambil ku remas2 payudaranya

setelah bebrapa saat dia lepas emutan kontolku, lalu dia berbaring dikasur " sini sayang , entot kakak dgn kontolmu yg besar ini, masukkan sekarang ya, kakak sdh ngak sabar pengen ngerasain kontol, usah sebulan kakak blm ngentot"
lalu aku arahkan kontolku ke memeknya,?kugesek2kan ujung kontolku ke memeknya, dia mendesah" ayo dek, jangan siksa kakak bgt"
aku tak pedulikan dia, semakin dia memelas semakin ku goda, aku ngak jadi masukkan kontolku ke memeknya , ku gantikan jari tanganku ke memeknya, ku gerakkan maju mundur, ku percept gerakan jariku ke memeknya dia pun mngerang dan ngomong "oh dek , kamu kok pinter, sering ngentot juga sama cewekmu tho"
aku bilang"krn aku juga sering lihat bf mbak"
ku percepat jojohanku jariku ke memeknya dan dia semakian mengerang sampe muncrat cairan dari memeknya dan dia sampe gemetAran, tanda dia orgasme hebat,
dia kayaknya agak lemas, dan kontolku ngak bgt mengeras, sambil dia istirahat kudekap tubuhnya yg mulus dan putih ,
sambil kuciumi tanpa bosan, kuremas2 toketnya yg kenyal, semakin mengairahkan , dan kontolku tambah mengeras, dan kuarahkan ke memeknya dari belakang sambil ku angkat kakinya
sambil kudorong2 Pelan2 "ohh terus sayang, ayo genjot sayang"
setelah masuk semua , sambil dia gerakan otot memekmu seperti gerakan empot2 ayam
rasanya mantap banget, trus kugenjot dari samping , dan perlahan kugerakkan dengan genjotan kontolku dari belakang tapi nyamping, terus ku genjot dan kuremas2 susunya" ohh sayang kok kamu kuat banget tho"
tanpa kujawab, trus ku ganti gaya doggy style,sambil kugenjot dari belakang dgn cepat
dia mengerang "ohhh dekkk kontolmu mantap bgt genjotannya"
sambil ku elus2 pantatnya yg mengairahkan tak bosen2nya aku ciumi punggungnya
setelah itu aku tarik dia ke pinggir kasur , dan ku genjot dia dari pinggir kasur dengan smabil berdiri
sambil kuemuti pentilnya yg semakin mengeras, trus semakin ku percepat entotan kontolku ke memeknya yg masih sempit, dan mulai terasa mau ngencrot pejuku" kak aku mau keluar, barengan yuk"
dia jawab "ayo sayang, dikeluarkan didalam saja, aku kangen semprotan peju di memekku" aku hanya mengiyakan saja " dia hanya bilang "tenag aku ada persediaan pil anti hamil kok"
semakin kupercept genjotanku " dan akhirnya "ohhhh kakak aku keluar crot crot crot" sampe 5 kali semburan maniku ke dalam memeknya ,
aku dekap dan peluk mbak anis, sambil ciuman mulut, dan mbak anis bilang" kamu harus bertanggung jawab klo aku pengen ngentot lho ya? dimanapun dan kapnpun"
akupun menjawab" tenang mbak aku siap ngentot mbak anis tiap hari pun aku mau"

akhirnya sejak itu aku dan mbak anis sering ngentot dgn sembunyi
bahkan sampe sekarang , walaupun dia sudah bersuami , aku masih sering ngentotin mbak anis, bahkan mungkin salah satu anaknua mungkin anakku
aku tidak tau kapan akan berhenti

tamat
 

pak guru

namaku pak andi umurku 30 tahun,aku seorang guru honorer di sebuah smp di desa.aku belum menikah . selama ini aku selalu bias menahan gejolak sek ku .suatu hari aku berjalan di samping toilet sekolah aku melihat beberapa anak lagi berganti pakaian sehabis berolahraga.secara tak sengaja aku melihat payudara mereka enggak tahu dari mana tiba2 aku mulai terangsang.
Aku mengajar mtk pelajaran paling sulit menurut anak2 ,ketika aku mengoreksi soal ujian aku menemukan beberapa anak yang harus remedy.besoknya aku mencari anak2 itu kuperintahkan mereka mengulang ujian mereka dan kutinggalkan mereka .
1jam setelah itu aku kembali ke kelas itu .
“sudah selesai anak2”
“sudah pak”
Mereka segera mengumpulkan hasil ujian mereka kepadaku.
Ketika aku mengoreksi soal itu .aku mendapatkan ada anak yang masih enggak bias mengerjakan soalnya.
Akupun segera mencari anaknya ketika kulihat anaknya gadis itu tingginya hanya sekitar 158 cm dan mempunyai dada yang memang kelihatan lebih besar darianak seumurnya sekitar 34B (kalau tidak salah umurnya 14 tahun), mempunyai wajah yang manis banget dan kulit walaupun tidak terlalu putih tapi sangat mulus,
Dek besok kamu ke rumah bapak ya soalnya nilaimu jeblok banget besok saya ijinkan ke kelasmu
Iya pak
Ya udah besok saya tunggu ya
Wah kesempatan ini
Besoknya aku tidak masuk sekolah aku sudah menyetorkan nilainya ke wali kelasnya jadi aku nyantai besok.
Jam 7 pagi dia sudah sampai di rumah ku
Pak permisi selamat pagi pak”
Wo iya selamat pagi reny”
Sini masuk ayo.aku mau ngomong sama kamu coba lihat nilai harian kamu hasil ujian kamu dan nilai remedy kamu .
Akupun menyerahkan fotocopy hasil rekapannya .
Dia hanya termenung
Kalau ini saya masukkan ke rapotmu kamu pastinya tidak akan naik kelas “
Jangan dong pak”
Sebenarnya masih ada cara untuk kamu dapat nilai bagus”
Kamu harus mau bersetubuh dengan aku”
Tpi pak itu kan tidak boleh pak “
Ya udah kalau kamu enggak mau naik kelas ya udah “
Tpi saya belum pernah melakukan itu”
Kamu mau kan
Iya pak tapi aku enggak bias lo pak
Akupun menuntunnya ke ruang tidurku Gadis itu tanpa curiga segera berdiri dan duduk pinggir ranjang. Aku memasukkan CD ke VCD dan menghidupkan televisi kamar.
"Film apa sih pak?"
"Lihat saja. Pokoknya bagus", kataku sambil duduk di sampingnya. Dia tetap tenang-tenang tak menaruh curiga.
"Ihh..", jeritnya begitu melihat intro berisi potongan-potongan adegan orang bersetubuh.
"Bagus kan?"
"kamu nanti melakukan itu”
"Iya. Kamu suka kan?"
Dia terus ber-ih.. ih ketika adegan syur berlangsung, tetapi tak berusaha memalingkan pandangannya.

Memasuki adegan kedua aku tak tahan lagi. Aku memeluk gadis itu dari belakang.
"ayo sekarang?", bisikku di telinganya.
yang melingkari lehernya.
Kucium sekilas tengkuknya. Dia menggelinjang.. Namun aku tak peduli. Tanganku segera meremas dadanya. Dia melenguh dan hendak memberontak.

Tangan kananku menyibak roknya dan menelusupi pangkal pahanya. Saat jari-jariku mulai bermain di sekitar vaginanya, dia mengerang. Tampak birahinya sudah terangsang. Pelan-pelan badannya kurebahkan di ranjang tetapi kakinya tetap menjuntai. Mulutku tak sabar lagi segera mencercah pangkal pahanya yang masih dibalut celana warna hitam.

"Ohh.. ahh.. jangan pak", erangnya sambil berusaha merapatkan kedua kakinya. Tetapi aku tak peduli. Malah celana dalamnya kemudian kupelorotkan dan kulepas. Aku terpana melihat pemandangan itu. Pangkal kenikmatan itu begitu mungil, berwarna merah di tengah, dan dihiasi bulu-bulu lembut di atasnya. Klitorisnya juga mungil. Tak menunggu lebih lama lagi, bibirku segera menyerbu vaginanya. Kuhisap-hisap dan lidahku mengaduk-aduk liangnya yang sempit. Wah masih perawan dia. Renny terus menggelinjang sambil melenguh dan mengerang keenakan. Bahkan kemudian kakinya menjepit kepalaku, seolah-olah meminta dikerjai lebih dalam dan lebih keras lagi.

lidahku pun makin dalam menggerayangi dinding vaginanya yang mulai basah. Lima menit lebih barang kenikmatan milik ABG itu kuhajar dengan mulutku. Kuhitung paling tidak dia dua kali orgasme. Lalu aku merangkak naik. Kaosnya kulepas pelan-pelan. Menyusul kemudian BH hitamnya berukuran 34b. Setelah kuremas-remas buah dadanya yang masih keras itu beberapa saat, ganti mulutku bekerja. Menjilat, memilin, dan mencium putingnya yang kecil.

"Ahh.." keluh gadis itu. Tangannya meremas-remas rambutku menahan kenikmatan tiada tara yang mungkin baru sekarang dia rasakan.
"Enak kan beginian?" tanyaku sambil menatap wajahnya.
"Iii.. iya pak. Tapi.."
"Kamu pengin lebih enak lagi?"

Tanpa menunggu jawabannya aku segera mengatur posisi badannya. Kedua kakinya kuangkat ke ranjang. Kini dia tampak telentang pasrah. Penisku pun sudah tak sabar lagi mendarat di sasaran. Namun aku harus hati-hati. Dia masih perawan sehingga harus sabar agar tidak kesakitan. Mulutku kembali bermain-main di vaginanya. Setelah kebasahannya kuanggap cukup, penisku yang telah tegak kutempelkan ke bibir vaginanya. Beberapa saat kugesek-gesekkan sampai Renny makin terangsang. Kemudian kucoba masuk perlahan-lahan ke celah yang masih sempit itu. Sedikit demi sedikit kumaju-mundurkan sehingga makin melesak ke dalam. Butuh waktu lima menit lebih agar kepala penisku masuk seluruhnya. Nah istirahat sebentar karena dia tampak menahan nyeri.

"Kalau sakit bilang ya", kataku sambil mencium bibirnya sekilas.
Dia mengerang. Kurang sedikit lagi aku akan menjebol perawannya. Genjotan kutingkatkan meski tetap kuusahakan pelan dan lembut. Nah ada kemajuan. Leher penisku mulai masuk.
"Auw.. sakit pak.." Renny menjerit tertahan.
Aku berhenti sejenak menunggu liang vaginanya terbiasa menerima penisku yang berukuran sedang. Satu menit kemudian aku maju lagi. Begitu seterusnya. Selangkah demi selangkah aku maju. Sampai akhirnya.. "Ouu..", dia menjerit lagi. Aku merasa penisku menembus sesuatu. Wah aku telah memerawani dia. Kulihat ada sepercik darah membasahi sprei.

Aku meremas-remas payudaranya dan menciumi bibirnya untuk menenangkan. Setelah agak tenang aku mulai menggenjot anak itu.
"Ahh.. ohh.. asshh..", dia mengerang dan melenguh ketika aku mulai turun naik di atas tubuhnya. Genjotan kutingkatkan dan erangannya pun makin keras. Mendengar itu aku makin bernafsu menyetubuhi gadis itu. Berkali-kali dia orgasme. Tandanya adalah ketika kakinya dijepitkan ke pinggangku dan mulutnya menggigit lengan atau pundakku.

"Nggak sakit lagi kan? Sekarang terasa enak kan?"
"Ouu enak sekali pak.."
Sebenarnya aku ingin mempraktekkan berbagai posisi senggama. Tapi kupikir untuk kali pertama tak perlu macam-macam dulu. Terpenting dia mulai bisa menikmati. Lain kali kan itu masih bisa dilakukan.

Sekitar satu jam aku menggoyang tubuhnya habis-habisan sebelum spermaku muncrat membasahi perut dan payudaranya. Betapa nikmatnya menyetubuhi perawan. Sungguh-sungguh beruntung aku ini.
"Gimana? Betul enak seperti kata pak kan?" tanyaku sambil memeluk tubuhnya yang lunglai setelah sama-sama mencapai klimaks.
"Tapi takut pak.."
"Nggak usah takut. Takut apa sih?"
"Hamil"
Aku ketawa. "Kan sperma bapak nyemprot di luar vaginamu. Nggak mungkin hamil dong"
Kuelus-elus rambutnya dan kuciumi wajahnya. Aku tersenyum puas bisa meredakan adik kecilku.
Kamipun tertidur aku pun mengantarnya dengan sepeda motorku .
Ketika aku sampai di rumah kulihat ayahnya baru pulang dari sawah.akupun memberitahukan bahwa anaknya mengikuti remedy
“besok waktu liburan lebih baik kamu les sama bapak saja bolehkan pak”
Iya pak boleh”

Hermes Club

Erosh Accademy adalah sebuah sekolah swasta khusus perempuan paling prestisius di negeri ini. Mereka menyediakan jenjang SMP sampai SMA. Sekolah dengan bangunan megah bagaikan kastil itu terletak di dekat sebuah kota kecil berhawa sejuk, jauh dari hiruk pikuk kota besar. Di tempat itu para kaum borjuis menempatkan anak-anak gadisnya agar tidak dikotori oleh zaman. Dengan pendidikan bergaya classic namun kurikulum internasional, asrama berpenjagaan ketat, internet difilter ketat, Erosh accademy benar-benar mempersiapkan para gadis didikannya menjadi bibit unggul yang kelak akan menjadi direktur perusahaan besar atau istri yang sempurna untuk dinikahi para pria bangsawan. Untuk masuk sekolah ini tidak hanya butuh otak yang cemerlang, penampilan dan paras wajah juga dinilai, gadis berwajah kampungan dan gendut jangan harap bisa masuk. Para siswa rata-rata anak konglomerat dan orang-orang berpengaruh di negeri ini, wajar karena biaya disini tidak main-main, biaya yang besar dibutuhkan untuk mempertahankan kulitas terbaik akademi tersebut. Mereka juga menerima anak-anak beasiswa tapi jumlahnya sedikit, tidak sampai 1/8 tiap angkatan.

Hari itu Robbert sedang mengantarkan putri semata wayangnya ke Erosh, Pria berumur hampir setengah abad berdarah inggris melihat masih ada perasaan sebal terpampang di wajah jelita Natasha, putri dari pernikahan pertamanya dengan wanita lokal.

“Come on young lady, tidak perlu pasang wajah kusut begitu.”

“ini kan salahnya Dady sendiri, ngapain Natasha harus balik ke asrama sekarang? Acara inagurasi siswa baru SMA kan masih besok?” oceh gadis blasteran itu.

“Dady ada janji pertemuan dengan para pengurus sekolah mu, Aku berharap ini tidak ada hubungannya dengan kelakuan mu di sekolah, kan?”

“tentu saja tidak, memangnya aku pernah buat ulah apa?”

“baguslah kalau begitu”

Robbert sebenarnya punya alasan tersendiri kenapa harus ke Erosh accademy hari ini, dan apapun itu sebenarnya tidak berhubungan dengan putrinya.

Setelah masuk gerbang raksasa, beberapa pemeriksaan keamanan, dan melewati halaman luas, mobil berhenti di depan pintu masuk asrama yang kemewahannya menandingi hotel bintang lima. Suasana masih terlihat sepi hari itu, mayoritas siswi lebih memilih kembali ke asrama besok

2 pelayan datang untuk membantu Natasha membawa barang-barangnya ke kamar. Disaat yang bersamaan sebuah taksi berhenti dan sesosok gadis jelita turun. Ternyata itu Angel teman sekamar dan karib dari Natasha.

“hei angel, ga bilang-bilang kamu balik hari ini...”

“iya sha... kata pengasuhan anak beasiswa harus balik hari ini..”

Robbert memperhatikan putrinya yang sedang bersenda gurau dengan sahabat karibnya itu. Robbert baru menyadari bila Angel benar-benar berubah, bukan lagi anak ingusan seperti saat pertama kali dia lihat saat menginap di rumahnya kelas 1 SMP dulu. Diperhatikanya dari atas be bawah

“rambut hitam pendek sebahu, pas sekali dengan wajah cantiknya yang terkesan innocent, dadanya juga makin besar, C? Atau mungkin D? Pinggul yang agak besar tapi tetap langsing, bokongnya juga lumayan menggairahkan. Kakinya panjang dan jenjang, mungkin hasil ikut klub lari. Kalau dia mau dia bisa saja jadi super model. Anak ini benar-benar memancarkan aura muda favoritku. Hei tunggu dulu! Apa yang aku pikirkan?? Apa aku menginginkan dia?” batin Robbert bergejolak.

“Selamat Siang, Mr Robbert.” Salam Angel memecahkan lamunan Robbert

Robbert menjawab dan menatap mata Angel dalam-dalam. Entah kenapa Angel selalu merasa tidak nyaman dekat-dekat Robbert sehingga pembicaraan mereka selalu canggung. Tidak lama setelah itu Natasha dan Angel segera pamit dan menuju kamar asrama.

Robert mengintruksikan pada sopirnya untuk menunggu di parkiran saja karena dia ada urusan. Robbert menunjukan sebuah kartu ke seorang satpam yang lalu memanggil sebuah limo untuk datang. Bersama limo itu Robbert diajak menyusuri sebuah jalan yang tidak banyak orang tahu menuju halaman belakang sekolah, masuk gerbang tersembunyi, menyusuri jalan sepi. Dan akhirnya sampailah ke subuah bangunan mewah tua bergaya paris. Keadaan sudah cukup ramai karena ada sebuah acara besar tahunan yang akan segera dimulai. Mobil-mobil mewah datang silih berganti, dari dalamnya keluar para orang-orang besar, ada para pejabat dan mentri negeri ini, pengusaha tiongkok, anggota Mafia boron rusia, dan banyak lagi. Dua buah helikopter tampak baru saja mendarat di helipad mengantarkan seorang jendral dan bangsawan Arab. Orang-orang tersebut termasuk Robbert adalah bagian dari sisi tergelap dari Erosh Accademy. Sebuah rahasia yang tersimpan amat rapi yang tidak sembarang orang mendapatkan akses atau bahkan mengetahui eksistensinya. Mereka adalah bagian dari Hermes Club.


-----------

Untuk menjalankan kegiatannya Erosh Accademy membutuhkan biaya yang tidak sedikit, demi mendapat dana tambahan bagi sekolah yang nyaris tutup sekitar 20 tahun yang lalu kepala sekolah memiliki sebuah ide gila, beliau menggagas berdirinya sebuah klub prostitusi bagi para gentlement, dia tahu tentang kehausan dan nafsu para lelaki borjuis akan daun muda, mereka dapat mengeluarkan uang yang tidak sedikit demi mendapat gadis idamannya. Mereka dapat meyediakan itu semua, sebuah klub yang mampu memberikan gadis kualitas terbaik. Tentu beliau sadar bahwa sebuah sekolah prestisius menggunakan para muridnya untuk melacur tentu dapat menjatuhkan sekolah tersebut. Oleh karena itu mereka menjaga kerahasiaan klub ini rapat-rapat, hanya seorang konglomerat dan orang-orang berpengaruh yang diberi akses.

Erosh accademy menyediakan fasilitas bagi para anggota, sedangkan anggota dapat menyalurkan hasratnya dan menjaga kerahasiaan tempat tersebut karena tak ingin reputasinya hancur, anggota juga akan berusaha menjaga agar club itu tidak tersentuh hukum. Para anggota bisa datang kapanpun dengan membuat janji terlebih dahulu apa gadis yang mereka pesan tersedia atau tidak.

Para gadis yang ditawarkan tentu bukan siswa biasa tapi para siswa beasiswa, karena tidak mungkin kan mengumpankan para gadis anak-anak pejabat itu ke hewan buas? Para siswa beasiswa -imingi universitas bagus bila mengikutinya secara sukarela, namun tidak jarang mereka dipaksa tanpa pemberitahuan apapun.

Malam ini akan diadakan lelang tahun ajaran baru, sebuah acara yang selalu mereka lakukan tiap tahun, mereka tidak sabar menunggu perawan-perawan baru yang disediakan untuk tahun ini. Stelah beristirahat di kamar, acara lelang dibuka pada tengah malam. Para anggota berkumpul di ruang lelang dan duduk di kursi-kursi yang disediakan. Setelah tablet dibagikan untuk memasukan penawaran dan melihat profil gadis, acara pun dimulai.

“Baik tuan-tuan, pada malam ini telah berkumpul 20 anggota yang akan memperebutkan 15 Dove yang kami tawarkan malam ini, profil singkat dapat anda lihat di layar konsol tuan-tuan sekalian. Perlu diingat di luar 15 Dove tersebut ada satu gadis lagi yang kami rahasiakan yang dan akan menjadi penawaranh utama kami malam ini.” Ujar MC memulai acara lelang.

“Baiklah, kita mulai lelang dengan Dove yang pertama”

Gadis pertama masuk dengan malu-malu dan langkah ragu ke depan panggung, wajahnya cukup manis walaupun agak pendek. Tampak handuk putih menyelimuti tubuhnya.

“baiklah manis silakan buka penutupnya” perintah MC

Sang gadis membuka perlahan dan handuk pun jatuh ke lantai, memperlihatkan seragam renang klub renang. Baju renang one piece berwarna biru muda tersebut tampak mulai kekecilan dipakai tubuhnya yang mulai mekar.

“yang ada di depan ini adalah Intan, 16 tahun, kelas 2 SMA, dia tergabung dalam klub renang sekolah kami dan pernah meraih perunggu dalam lomba renang olimpiade nasional tingkat SMP. Mungkin dalam pikiran anda dia bertubuh mungil, Tapi jangan biarkan mata anda menipu, perhatikan ini....”

MC secara tiba-tiba menurunkan bagian atas pakaian renang bagian atas sampai ke perut Intan, buah dada bundar dan padat langsung tersembul keluar dari baliknya, mulai menarik perhatian para penawar. Intan berusaha menahan malu dilecehkan seperti itu.

“inilah intan, gadis sehat berprestasi, yang akan membuka malam panjang kita ini, kami membuka harga awal $ 10.000....”

Para penawar mulai memasukkan penawaran lewat tablet, sedangkan Robbert membaca kembali profil intan.

“Hmm... barang cukup standar, lebih baik ku lewatkan saja dulu, lebih baik aku bersabar daripada barang ecek-ecek, nyesalnya bisa setahun... hihiihi...” Robbert tertawa kecil dalam hati

Dipanggung terdapat layar besar memperlihatkan jumlah penawaran terbesar sekaligus nama penawaran. Mungkin terlihat remeh tapi cukup penting buat mereka karena acara ini juga sebagai ajang pamer dan gengsi.

“15000.... oh, disusul 17500..... ada lagi? Ada lagi? ...... wow Mr Tanto menaikan tawaran menjadi 20000.... lagi? Lagi? ..... ooouu.. Mr Asagi menawar 22000... bagaimana? Ada lagi?” tidak ada penawaran lagi yang masuk

“Baiklah sepertinya Intan paling indah ini dimenangkan Mr Asagi dengan tawaran US$ 22.000, silahkan bapak, anda memang sangat mengerti “seni”.”

Intan dibawa untuk duduk bersama di sofa penawarnya, lelaki yang besok malam akan merenggut mahkotanya. Pria jepang itu segera merangkul Intan, tangan kanannya membelit lewat belakang, merembet lewat ketiak dan meremasi dada kanan intan. Intan berusaha keras menahan perasaan risihnya dengan menggigit bibirnya sendiri.

Gadis selanjutnya segera masuk, singkat cerita namanya Ling, berdarah chinese, 3 SMA, pintar dan telah diterima di universitas kedokteran di Taiwan, bersedia menjual keperawannya untuk biaya kuliahnya kelak. Penawaran segera masuk uniknya yang berkejar-kejaran harga adalah koko-koko dari mainland china, entah kenapa mereka selalu memperebutkan gadis seperti ling. Ling akhirnya dimenangkan oleh Wong, direktur peruhaan makanan kaleng dari China. Baru saja Ling duduk, wong segera memeluk erat dan menyerang mulut Ling dengan lidahnya.

“mhh... uh.... mmmmmhhhh.......” desah ling kewalahan menerima serangan lidah Wong mengaduk –aduk isi mulutnya.

“Kamu ga usah pergi ke Taiwan lah.... mending jadi sekretaris aku di beijing aja? Hahah...”

Ling hanya diam saja tidak menanggapi.

Begitulah seterusnya, lelang terus berlanjut. Bermacam-macam gadis disediakan, lengkap untuk memenuhi setiap fetish para penawar tertinggi. Sempat juga ada kembar yang baru kelas 3 SMP yang kemudian keduanya diborong seorang bos mafia pecinta lolita dari Kremlin. Satu per satu Dove datang dan pergi, namun jarang yang membuat robbert terpikat. Dia sempat diatas angin menawar seorang gadis 1 SMA yang katanya mantan artis cilik namun tiba-tiba dipatahkan oleh penawaran seorang Jaksa agung.

“Well, sepertinya ini bakal jadi pertama kalinya dalam 10 tahun jadi anggota tidak menang lelang. Yah mau bagaimana lagi, aku tidak bisa obral-obralan karena ingin membeli mobil bentley classic yang sudah lama kuincar. Whatever, this is not my lucky day...” pikir Robbert sambil melihat Dove terakhir dimenangkan seorang petinggi Airbus.

“Itulah Dove terakhir kita tahun ini, tapi tunggu dulu, anda jangan lupa dengan penawaran special yang saya umumkan diawal acara tadi...” ujar MC

Robbert tampak tidak antusias. Dia mengerti mereka pasti menawarkan harga awal yang tinggi buat yang satu ini. Sedangkan dia sendiri tidak bisa mengeluarkan uang banyak.

Gadis itu dibawa masuk, namun tidak seperti yang lain, gadis satu ini dalam keadaan tertidur di ranjang dorong, menandakan bahwa dia tidak tahu sama sekali bahwa dia sedang di lelang ke puluhan pria bejat kolot bergengsi tinggi. Robbert yakin mereka hanya membius gadis itu yang sedang tidur pulas dan membawa begitu saja kesini, tanpa penjelasan apapun.

Kasur kemudian dimiringkan naik 40 derajat, sosok gadis itu akhirnya terlihat jelas. Robbert kaget bukan kepalang. That curvy figure, that cool-beauty face, that stake boobs, Angel? Is that you?

Robbert bukan satu-satunya yang kaget.



“coba perhatikan wajah innocent ini... the real sleeping beauty!” ujar MC sambil membelai-belai wajah Angel.

MC melanjutkan dengan melepas semua kancing piyama khas erosh academy. Perut dan dada Angel langsung terpampang jelas. Angel punya kebiasaan buruk tidur tanpa bra.

“tidak kurus, namun jelas tidak begitu gemuk. Langsing di tempat yang harus langsing, dan berisi di tempat yang memang seharusnya berisi, the Perfect Balance! Namanya Angel, 16 tahun dalam 2 bulan lagi, barusaja masuk SMA, anggota klub Lari, bisa anda lihat dari Kakinya yang jenjang dan menarik ini”

Ruangan mulai ribut, beberapa member tampak menyesal karena tidak ingin bersabar dan terburu-buru membeli Dove lain, melewatkan kesempatan menawar angel karena tidak cukup uang.

“Berdasarkan background check kami dia ditinggal mati ibunya saat balita dan sejak saat itu dirawat kakek neneknya, ayah tidak ada catatan apapun. Yang mengejutkan setelah kami selidiki lebih teliti ibunya ternyata alumni sekolah ini, mantan Dove, bila dirunut ulang tidak mustahil ibunya hamil menjelang kelulusan. Jadi bisa saja ayahnya salah satu dari kita dan sedang duduk di ruangan ini... Hi dady your lovely daughter about to be fucked by some random rich asshole here!! Do something goddamnit!!!!” MC melucu dan diikuti gelak tawa semua member di ruangan itu.

Robbert pun ikut tertawa, dia juga tahu itu bukan dia. Robbert baru 10 tahun jadi member di Hermes.

“Namun kejutan utama ada di dalam kantong saya” MC mengeluarkan sesuatu dari saku jasnya.

“ini adalah pengetes kesuburan, dan coba tebak.... dia subur dalam 2 hari ini.”

Suasana ruangan makin riuh mendengar informasi itu

“Kami mulai menyadari adanya trend para member kita untuk memesan para gadis kami pada saat subur, kami tidak mengerti apa yang ada di dalam pikiran kalian, namun kepala sekolah memberikan tawaran untuk mendapatkan gadis itu selama setahun, eksklusiv hanya untuk penawar tertinggi. Terserah apa yang akan anda lakukan. Bila hamil, menggugurkan atau melahirkannya juga terserah. Semua itu bisa anda dapatkan dengan harga pembuka US$ 150,000!”

Penawaran masuk dengan harga yg cukup fantastis, mereka begitu bernafsu memperebutkan Angel. Bahkan beberapa meneriakkan nilai tawarannya walau seharusnya cukup input dari tablet.

Robbert mulai menimbang-nimbang, apakah dia hanya akan melewatkannya begitu saja?

Tidak, dia memang memiliki hasrat pada Angel. Dia harus mendapatkannya! Segera Robbert masukan penawarannya: US$ 220.000.

Nama dan nilai penawaran Robbert terpampang di Big screen, para member lain tidak berkutik untuk menawar lebih tinggi lagi.

“congratulation Mr Robbert, You deserve her”

Melayang sudah keinginan robbert untuk mendapatkan Bentleynya, tapi tidak masalah, tidal akan dia lepaskan kesempatan emas ini.

Seusai acara Robbert diperkenankan untuk melihat Angel lebih dekat.

“Sekarang istirahat dulu manis, besok malam setelah Inagurasi akan ku rebut semua yang kuinginkan dari mu.”

Angel segera dimasukan mobil untuk dikembalikan ke asrama bersama gadis2 yang lain.

Sebelum kembali ke hotel, robbert didekati oleh orang amerika yang menawarkan US$ 210.000 dan 3 dove yang telah dapatkan tadi namun Robbert menolak.

“sorry yankee, that Angel already mine and mine alone...” Robbert masuk mobil dan menuju penginapan di Erosh Accademy.

(UPDATE)
------------------------


“hei Angel, Angel..., ayo bangun, udah hampir siang ini.” Natasha berusaha membangunkan

“mmm.... udah jam berapa sekarang?” tanya dea setengah sadar

“udah jam 9”

“HUH?? Beneran? Padahal jarang sekali aku bangun siang begini. semalam juga aku mimpi aneh banget.”

“Mimpi apa?”

“aku kaya berdiri di panggung besar terus dipandengin orang-orang.... mereka kaya nunggu aku nyanyi tapi aku diem aja bingung mau ngapain.”

“hahaha.... aneh2 aja. Mungkin mereka ngelihatin itu mu kali?” ujar Natasha sambil menunjuk dada Angel

Angel melihat ke arah dadanya, ternyata dari tadi piyamanya terbuka lebar, seluruh kancingnya terlepas memamerkan gunung kembar yang cukup besar untuk ABG seusianya.

“KKKYYYYYAAAAAA..... apa-apaan ini, kamu usil lagi ya sha??!”

“apaan sih? Orang dari tadi emang kebuka kok... mungkin hasrat exhibitionist mu mulai datang mungkin.... iyasih punyamu emang gede, tapi jangan kebanyakan dipamerin lah. Ihihihhi....”

“Exhibitionist gimana?? Lagian punyamu jelas lebih gede juga...”

Para siswi baru SMA terus berdatangan karena tahun ajaran baru segera dimulai, sore ini akan ada acara inagurasi peresmian dimulainya masa terindah dalam hidup mereka, masa-masa SMA. Para siswi datang dengan mobil mewah bahkan dengan helikopter pribadi. Namun bila diperhatikan lagi ada segilintir anak yang datang dengan taxi atau mobil sewaan, mereka adalah anak-anak beasiswa. Nampak ada kesenjangan antara siswa reguler yang borjuis dengan siswa beasiswa yang umumnya dari menengah ke bawah, ketika para siswa reguler tinggal terima beres barang-barang bawaan diurus pelayan asrama, para siswa beasiswa harus mengurus seorang diri. Hanya segelintir orang seperti Natasha yg akrab dengan siswa beasiswa.

Inagurasi selesai pada pukul 9 malam, saat Angel dan Natasha berjalan menuju kamar, tiba-tima Ms. Sarah memanggil Angel untuk segera menemuinya. Ms. Sarah hanya menjelaskan bahwa ada seorang pengusaha yang tertarik membiayai kuliah bahkan menawarkan pekerjaan ketika lulus nanti. Angel kemudian diantar ke sebuah ruangan yang sebelumnya tidak dia ketahui keberadaannya. Dalam ruangan tersebut hanya ada sebuah kasur besar, sofa, dan meja kecil dengan dua buah koktail diatasnya.

“kamu tunggu disini beliau ingin bicara dengan mu empat mata disini, sebelum itu coba kamu pakai ini, agar terasa lebih formal.” Ms. Sarah memerintahkan pelayan menyomprotkan sebuah parfum di leher Angel.

Angel duduk di sofa dan menunggu pria dermawan itu. Tidak sampai 10 menit kemudian pria itu datang, Angel cukup kaget tidak menyangka dia Robbert, ayah teman sekamarnya sendiri. Mereka berbicara bahwa Robbert terkesan dengan prestasi Angel dan sebagai rasa terimakasih sudah berteman baik dengan anaknya dia berjanji membiayai kuliah Angel asalkan mau bekerja di perusahaannya. Angel sangat terkesan dengan itu, tapi entah kenapa dia merasa agak tidak enak badan nafasnya agak tersenggal-senggal dan ada rasa hangat di bagian perutnya, namun Angel berusaha menahannya. Robbert tau obat perangsang yang ada di koktail sudah mulai bekerja, angel tidak bisa menyembunyikan wajahnya yg memerah dan raut wajah hornynya.

“AAAAAHHHKKKK.......” suara teriakan wanita sayup-sayup terdengar. Angel kaget dan tidak belum mengerti apa yang terjadi.

“oh... sudah dimulai rupanya.. Bagaimana kalau kita juga mulai.”

“Mulai apa tuan?” tanya Angel dengan suara bergetar menyadari perubahan perangai Robbert

“Baiklah akan saya beri alasan utama kenapa kita bertemu di kamar ini malam ini..” Robbert memberikan sebual gajet tablet ke Angel.

Disana angel melihat beberapa file seperti surat pemenang lelang, sebuah bukti transfer bernilai besar, beberapa foto dirinya yang bertelanjang dada, namun yang paling mengerikan adalah sebuah video yang menujukkan dia dipamerkan di sebuah panggung dan pria-pria tua memperebutkannya seperti hewan ternak saja. Sebuah lelang yang akhirnya dimenangkan robbert. Perasaan takut mulai menghampiri Angel.

Robbert terus memperhatikan calon mangsa yang duduk di sebelah kirinya itu. Angel masih memperhatikan tablet. Robbert perhatikan Angel, paha putih menggairahkannya terpampang dari rok pendek yg tersigkap, dua gunung besar nikmatnya yg naik turun mengikuti gerakan dadanya yg berdebar-debar, wajah kaget dan takutnya yang tetap terlihat cantik. Ayah biologis Angel memang tidak jelas sampai sekarang, namun Robbert yakin Angel ini bukan ras Asia tulen. Kulit putih, warna matanya yang coklat gelap kemerahan, dan perkembangan tubuhnya yang cepat menunjukan tanda-tanda darah Caucasian mengalir dalam tubuh Angel.

Diam-diam Robbert memasukkan 2 buah pil kedalam mulutnya. Robbert memegang dahi Angel memaksanya memandang wajahnya dan mencium bibir Angel, Angel kaget tidak menyangka ciuman pertamanya akan seperti ini. Awalnya ciuman masih lembut namun makin agresif, lidah Robbert menembus bibir dan mengaduk-aduk seisi mulut angel. Dengan cekatan Robbert memaksa Angel menelan 2 pil yang tersembunyi tadi french kiss ini. Angel sadar dan melepaskan ciuman itu.

“Apa itu barusan?”

“Obat mahal. Kamu bakal tau nanti gunanya.” Robbert melanjutkan serangannya lagi. Lidah mereka berdua kembali bermain-main didalam mulut Angel.

Tangan Robbert tidak tinggal diam, tangan kiri memeluk pinggul, sedangkan tangan kiri mengelus paha, menembus masuk ke rok, lalu ke vagina yang masih terbungkus CD. Angel masih merasa semakun takut dan risih dengan serangan bertubi-tubi pria bule itu, tapi tidak dipungkiri birahinya pun mulai naik, bila tidak disumpal ciuman robbert pasti dia sudah mendesah-desah pelan sekarang.

Vagina Angel mulai lembab, dengan dua jari Robbert nengusap-usap bagian terintim seorang gadis. Angel tiba-tiba tersadar dengan apa yang terjadi dan berusah lari. Didorongnya tubuh Robbert sekuat tenaga dan segera lari ke pintu keluar. Tapi percuma, pintunya dikunci dari luar.

Robbert menerkam kembali tubuh Angel dari belakang. Rok pendek dilepas paksa dan jatuh ke lantai, Tangan kanan Robbert masuk kedalam CD dan lagsung menyerang Vagina botak Angel. Jari telunjuk Robbert masuk dan menyerang klitorisnya. Tangan kiri masuk lewat bawah kemeja dan lansung meremas kencang Tetek kanan Angel, Robbert menemukan pengait bra yang ada di depan dan melepasnya. Angel masih mengenakn kemejanya tapi didalamnya teteknya tak tertutup apa-apa lagi. Berkat obat dalam koktail tadi area rangsang angel menjadi sangat sensitif.


Robbert menciumi leher Angel dari belakang, wangi parfumnya meningkatkan libido robbert berlipat-lipat dan menggit leher dan pundak kiri Angel hingga penuh cupangan.

“MMHH.......AHH..AH... OOOHH.... HAH... HAH... HAH... HAH... HAH...” Angel sudah tidak tahan lagi menahan serangan bertubi-tubi Robbert. Desahan keras Angel dan para dove lain yang sedang digarap tuannya memecah kesunyian malam itu.

“... HAH... HAH... AAAAHHHH...... APA INI? ......AAAKKKHHHHH....” Angel merasakan orgasme pertamanya. Tangan kanan Robbert disiran cairan cinta Angel yang hangat.

“Ayo sayang kita lanjutkan di ranjang.” Robbert menggendong tubuh lemas Angel dan menidurkan tubuh itu dikasur, telentang tapi kakinya menjuntai ke lantai.

Robbert melepaskan semua pakaiannya, memamerkan penis bulenya yang besar dan sudah ereksi maksimal. Angel menatap penis itu dengan tatapan sayu, Penis sebesar itu akan masuk ke vagina kecilnya, bagaimana mungkin? Tapi tubuhnya sudah begitu lemas. CD biru murahannya ditarik sobek dan dibuang entah kemana, sepatu dan kaus kakinya juga dilepas, kemudian menyusul dasinya, kancing kemejanya pun dilepas semua. Kedua gunung nikmat Angel terpampang jelas, Branya masih dipakai tapi pengait depanya sudah lepas.

Kaki Angel Segera dikangkangkan lebar. Penis besar Robbert diposisikan siap depan liang kawin Angel. Melihat kegadisannya akan direnggut paksa, Angel mulai mengiba pada Robbert.

“Tolong jangan, saya temannya Natasha. Saya tidak mau bernasip seperti Mama...” Melihat wajah jelita itu memelas dengan air mata yang mulai meneteskan air mata itu malah membuat nafsu Robbert melonjak.

“Maaf Angel, kamu milik saya seutuhnya malam ini” bersamaan dengan itu, kepala penisnya mulai menembus vagina Angel. Mili demi mili penis perkasa itu terus menghujam dan menghancurkan kegadisan Angel.

“Ah.... sempit sekali..., vagina Atlit memang beda dengan gadis biasa...”

“AAAHHH......MMMMMHHHHH..... SAKIT. SAKIT. SAKIT. PLEASE SIR, HAVE MERCY.... AKH...” tubuh Angel melengkung keatas, dadanya yang besar semakin membusung.

“AAAAAAAAAAHHHHHHHH...........” hymen Angel sobek, beberapa tetes darang menetes di ranjang.

“kamu harus mengingat rasa sakit ini, ini hanya akam kamu rasakan sekali seumur hidup..., sekarang kamu wanita seutuhnya” Robbert benar-benar menikmati sensasi ini, sensasi merenggut keperawanan memang tidak pernah membosankan.


Terus robbert tekan penisnya hingga membentur mulut rahim Angel. Didiamkan sejenak penisnya membiarkan otot vagina Angel melemas dan terbiasa dengan benda asing itu. Dirasakannya betapa sempit vagina itu, harga mahal untuk memenangkan Angel terbayar sudah.

“mhhh....mh.....” rintih Angel pelan.

Namun tiba-tiba, robert segera menggenjot Angel tanpa ampun. Gegitu kuat genjotan Robbert, dada kenyal Angel terjungkal-jungkal.

“AAHHKK.... PELAN-PELAN..... AHHHKK.... SAKIT... MASIH SAKIT MEMEK AKU... PEEELAN....”

“oh... shit... ah... hah.... this pussy in mine... oh... “ racau Robbert tidak menanggapi Angel.

Tidak bisa dipungkiri perasaan nikmat mulai muncul dalam diri Angel. Cairan pelumas mulai bercucuran dari vaginanya. Robbert yang juga menyadari ini mernambah frekuensi pompaannya.

“oh... oh... oh... oh... oh... aku kebelet.... pipis... duh... oh... oh... OOOOHHHH...... APA INI? .. MMMHHHHHHHHH........” Angel orgasme dan veginya makin banjir.

Robbert berganti posisi, semua sisa pakaian Angel dilepas. Sekarang Angel dipangku membelakanginya, penisnya kembali menerjang vegi Anel dari belakang. Kaki Angel mengangkan lebar membuat penis Robbert semakin dalam menembus masuk rahim Angel. Kedua tangan robbert memegang pinggul Angel agar tidak jatuh.

“OOOHHHH...AHHHH... MMHHH.... GELI.... OH... OH... OH... OH...” desahan Angel makin liar, genjotan Robbert yang makin liar membuat buah dada terguncang-guncang liar naik-turun, menambah suasana erotis malam itu. Sperma Robbert mulai berontak untuk keluar namun mampu ditahan Robbert menunggu waktu yang tepat.

“OH... OH... OH... OH... AKU PIPIS LAGI... ADUH.... ADUH... GATAHAN LAGI.....MMMMMHHHHH....” Angel orgasme lagi, vaginanya makin sempit. Pertahanan Robbert jebol dan menumpahkan spermanya yang lumayan banyak dan kentalnya ke rahim Angel.

“Ah... Sperm always mean to be dump in pussy.... Nature is Amazing” batin Robbert menikmati puncak kenikmatannya.

“emm? Heh? Hah? Apa ini? ..... hah? INI KAN?” Angel kaget dan panik merasakan kejantanan menyebarkan cairan hangat di dalam sana.

“Ya Angel.... ini Sperm, orang di negara mu menyebutnya Peju atau mani. Intinya adalah bibit untuk membuat bayi...”

“tapi.... tapi... sekarang aku sedang....”

“Ya aku tahu..... today is Dangerous Day, Right?”

“Kalau anda tahu kenapa masih dikeluarkan di dalam?”

“Kemarin waktu mereka bilang kamu lagi subur. Aku punya ide bagus. Waktu kecil dulu Natasha bilang ingin punya Adik kecil. Dan juga rumah jadi sepi sejak Natasha sekolah disini, jadi punya anak satu lagi sepertinya bukan ide buruk..”

“Yang benar saja, Angel ga mau....” Angel berusaha melepaskan diri pelukan Robbert tapi tidak punya kekuatan lagi.

“Sudahlah... tadi aku sudah memberi obat penyubur, hari ini kamu di puncak masa subur. malam ini Aku akan menanamkan anakku di sini” ucap Robert sambil mengelus-elus perut angel.

“tolong.... tolong....” permintaan tolong Angel tidak akan didengar siapa pun.

“Come on Angel..... kita akan beri Natasha hadiah ulang tahun terindah. Lets give her a cute sibling”

Robbert membawa Angel kedepan jendela. Disana Robbert kembali menggarap tubuh Angel. Tubuh Angel tertekan ke kaca jendela, dadanya menekan dan tercetak jelas di kaca yang bening. Malam itu bulan purnama sehingga cukup terang, mereka berada di lantai 6 asrama. Beberapa siswi tampak masih berjalan-jalan di taman depan. Angel berusaha menahan desahnya, Bila salah satu dari siswi itu dengar dan menoleh ke atas mereka bisa saja melihat Angel yang dalam keadaan memalukan.


“mh.....mh..... mh........mmmmmhhhh......” Angel orgasme lagi, mulutnya ditutup rapat oleh kedua tangan, mencegahnya mengeluarkan desahan yang terlalu keras.

Robbert belum puas. Ditidurkannya lagi tubuh lunglai itu di ranjang, kedua kakinya kembali dibuka lebar-lebar penisnya kembali menghujam vegi Angel yang sudah sangat basah dan hangat. Genjotannya kamin dalam dan dalam hingga menyentuh rahim Angel. Kedua tangan mereka saling berpegangan, tubuh remaja Angel ditimpa tubuh bule Robbert yang besar. Robbert tidak peduli bahwa tubuh yang dia nikmati ini ABG dibawah umur yang tidak lebih tua dari anak gadisnya sendiri, telah dikuasai hasrat birahi dan nafsu hewani untuk berkembang biak.


“Ahk.... Ahk.... Ahk.... Ahk.... Ahk....mmmhhh..... enak.... aku mau pipis... lagi” akal sehat Angel mulai pudar. Kenikmatan birahi sudah membelenggunya. Dia lupa bahwa pria bule yang sedang menggagahinya ini begitu bernafsu untuk menghamilinya.

“Oh Angel... your body worth every peny I spent to get you.... so perfect. Kamu bisa merasakannya kan? vagina bergetar tanda bersiap-siap untuk dibuahi.”

“ah.... ah..... oh.... mh... “ Angel semakin pasrah menerima serangan Robbert, orrgasmenya makin dekat

“You are my bitch angel.... so obey me.... receive my seed... and get ready to conceive my Daughter..” Sperma Robbert hampir meletus di bawah sana.

“AAAHKKK....... AKU PIPIS LAGI..... OOOOOHHHH........” Angel melolong tanda orgasme hebat. Ovariumnya melepas telur yg matang.

“AAHHHH...... GET PREGNANT BITCH.. HHHHHAAAAHHHHH.....” pertahanan Robbert jebol merasakan kontraksi orgasme Angel dan memmompa pejunya yang kental dan banyak, jauh lebih banyak dari orgsme pertamanya.

“hah..... hah.....” Angel memejamkan mata merasakan sisa-sisa orgasmenya

“Conceive.... conceive.... conceive.....” gumam Robbert sambil memeluk tubuh lunglai Angel, gadis yang sudah dia reguk kenikmatannya, penisnya masih tertanam di vagina Angel, berkedut-kedut melepas sisa peju sampai habis.

Didalam celah terdalam rahim, tanpa Angel sendiri sadari, jutaan sperma menyerang telur matangnya, salah satunya berhasil menembus dan membuahinya dan tertanam di dinding rahim Angel.

---------

Natasha pulang ke rumahnya untuk merayakan ulang tahunnya. Biasanya sahabta karibnya Angel ikut tapi tidak untuk tahun ini.

"Teman mu itu tidak ikut?"

"tidak daddy, dia ikut pelatihan atlit profesional di amerika, tapi dia janji bakal balik waktu kelas 2"

"oh begitu"

Sebenarnya Angel tidak kemana-mana. Dia dipingit di hermes karena suatu sebab hal.

"rasanya persiapan pestanya ramai sekali. Apa pesta ulang tahun perlu sebesar ini?" tanya natasha

"Kita bukan cuma merayakan hari ulang tahun mu sayang. Kita mendapat anggota keluarga baru"

Robbert mengajak Natasha ke sebuah kamar. Didalamnya ada berbagai macam mainan anak2 dan boneka, ditengahnya ada kasur box. Seorang bayi perempuan kecil berumur tidak sampai 1 minggu teridur lelap disana.

"daddy, dia siapa?"

"Natasha, perkenalkan dia Cindy. Mulai hari ini dia jadi adik mu"

Natasha benar-benar jatuh hati pada adiknya. Sambil digendong dia tatap wajah manis menggemaskan adik barunya itu, entah kenapa ada perasaan familiar ketika memandangya.

"terima kasih Angel, kau sudah bantu aku memberikan hadiah terindah untuk putri ku" batin Robbert sambil tersenyum puas

(The end)