Friday 8 June 2018

Romansa Masa Remaja 9

Diana memegang kontol besar itu. Lidahnya berputar-putar mengelilingi kepala kontol besar. Menjilati lubang kencing, dan memutar-mutar di sekeliling kepala berbentuk topi baja tentara spanyol itu. Terkadang di masukkannya kontol itu kedalam mulutnya walau tidak bisa masuk semuanya paling hanya bisa masuk kepala dan sebagian batangnya saja, itu pun sudah penuh mulutnya maklum diameter kepala kontol itu sekitar 5cm dengan diameter batang sekitar 4cm. Lidah Diana menelusuri sepanjang batang keras berukuran 20cm dan hitam berurat itu, menjilatinya dengan sangat nikmat dan berakhir di kantong biji bergantung. Di jilatnya perlahan kantong biji yang besar itu dan kemudian di hisap-hisapnya kedua biji itu bergantian. Bau khas kontol lelaki tercium di hidung Diana, tapi tidak dihiraukannya, Diana memang menyukai bau khas kontol lelaki. Lelaki pemilik kontol itu menggeliat dan mengerang keenakan akibat perbuatan Diana.

Ahmed, Lelaki negro yang berasal dari timur tengah. Ahmed dalam posisi telanjang bulat di atas ranjang. Sedangkan Diana yang dalam posisi setengah telanjang bersimpuh di selangkangannya sedang asyik bermain di kontol besar dan panjang milik lelaki negro itu.

Hari itu Diana memang mendapat orderan khusus yaitu untuk melayani Ahmed. Ahmed adalah client perusahaan Irene. Sebenarnya Irene memang sengaja tinggal dan mencari tempat kos hanya untuk mengkaryakan anak-anak kos yang kebanyakan merupakan mahasiswi dan anak sekolah ,untuk mencari tambahan dengan menjadi client service bagi perusahaannya. Selain bayaran yang bagus bagi para pelajar mencari sampingan. Bukan hal baru dalam setiap nego bisnis, hal seperti client service adalah yang utama, yang penting client puas luar dalam. Apalagi client dan investor potensial seperti Ahmed yang merupakan saudagar minyak dari timur tengah yang menyukai sex party.

Sudah biasa bagi Diana melayani lelaki berkulit hitam itu. Sudah menjadi langganan setiap Ahmed meminta client service jika berkunjung ke Indonesia, pasti meminta Diana yang disuruh melayani. Diana berasal dari keluarga tidak mampu, baginya pekerjaan sampingan tersebut hanyalah untuk membiayai sekolahnya. Ayahnya meninggal ketika ia masih kecil dan ibunya bekerja sebagai buruh cuci. Beruntung, Diana cukup pintar sehingga mendapat beasiswa sampai SMP. Setelah lulus SMP, Diana diajak melakukan pekerjaan melacur oleh temannya yaitu Nita, yang sudah lebih dulu tinggal di Jakarta. Setelah 2 tahun menjalani profesi sebagai wanita panggilan akhirnya Diana memiliki modal untuk bisa meneruskan sekolahnya ke SMA, bukan hanya dengan memalsukan akte kelahiran sehingga bisa masuk di SMA swasta yang terbilang cukup elit, sebenarnya ada jasa dari Nita juga yang kebetulan jadi langganan dengan kepala sekolah tempat Diana belajar.

Sudah hafal Diana dengan titik rangsangan yang membuat lelaki negro itu blingsatan sampai membangkitkan nafsu lelaki itu naik ke ubun-ubun. Benar saja, lelaki kekar itu segera bangkit dalam posisi duduk, Ia mengelus punggung Diana yang masih tertutup bra. Jemari lelaki itu melepas pengait bra Diana, kemudian tangan-tangan Ahmed merayap dan meraih toket Diana. Diremas-remas toket kenyal itu oleh tangan-tangan yang besar. Diana masih asyik dengan biji peler lelaki itu, mengenyot-ngenyot dan mempermainkan kedua bola yang besar itu dengan mulutnya, sedangkan tangannya yang mungil asyik mengocok kontol sebesar botol kecap plastic seperti berharap kontol itu segera memuntahkan isinya.

Ahmed memegangi kepala Diana, tanda supaya gadis itu berhenti melakukan aktivitas nya. Diana berhenti dan memandangi pria berkulit hitam itu tanpa merubah posisinya. Ahmed turun ranjang dan kini sudah berdiri di pinggir ranjang di belakang Diana. Lelaki itu menarik pingang Diana agar pas dengan posisinya. Kedua jari Ahmed meraih celana dalam gadis itu dan memelorotkannya sampai batas paha. Ahmed segera menempelkan kepala kontol besar itu di ujung lobang memek Diana. Diputar-putar nya kepala kontol itu di depan lubang memek gadis itu. Sontak saja membuat Diana kelojotan, mendesah kegelian merasakan geli di klitorisnya akibat perbuatan pria yang sudah sangat bernafsu itu. Ahmed mengolesi kepala kontol miliknya dengan ludah.

“aahhh…eekhh..”

Diana berteriak tertahan dengan kencang ketika lelaki negro itu memaksakan kepala kontol berdiameter 5cm itu memasuki lobang sempit memeknya. dirasakannya benda bulat besar membuka lobang kelaminnya , senti demi senti memaksa memasuki lobang kenikmatan miliknya yang belum terlumasi sempurna. Diana mencoba melebarkan paha nya supaya mengurangi rasa sakit akibat tekanan kontol negro itu, tapi kedua pahanya tidak bisa membuka maksimal karena tersangkut celana dalam yang masih melilit kedua pahanya. Kedua tangan Ahmed yang besar memegang pinggang Diana selama prosesi itu. Padahal sudah biasa Diana bermain dengan lelaki negro itu tapi memang awalnya selalu agak sedikit sakit, nanti juga terbiasa.

Ahmed mulai menggoyang pantatnya menyodokkan kontolnya yang sudah tenggelam setengahnya ke dalam memek sempit bin legit milik gadis itu. Ahmed berusaha memasukkan kontolnya sampai mentok di ujung liang vagina Diana. Inilah yang disukai Ahmed kalau berhubungan sex dengan Diana, memek gadis itu selalu sempit dan legit, mencengkeram ketat kontol besar berurat miliknya.

Diana mengerang, mendesah nggak karuan ketika kontol besar itu menyodok-nyodok lobang kemaluannya. Bukan rasa sakit, tapi geli dan gatal di sekujur lubang memeknya akibat seluruh G-spot nya di tekan oleh kepala kontol besar itu. Benda keras dan besar itu akhirnya terasa mentok di ujung pintu rahim nya mengirimkan sinyal-sinyal orgasme ke seluruh tubuh Diana. Tubuh Diana bergetar, ia mengkontraksikan daging memek nya, membetot otot besar dan keras yang merupakan kontol lelaki negro itu, membuat lelaki itu mengerang, merasakan kontolnya di betot oleh bibir dan liang vagina Diana.

Lelaki itu bertambah bernafsu, apalagi karena liang memek Diana sudah terlumasi setelah orgasme, lelaki itu bertambah kencang memaju mundurkan pantatnya, menusuk dan menyodok liang sempit dan becek itu. Tidak malu Diana mendesah dan mengerang kencang akibat perbuatan lelaki negro itu. Kontol berurat itu keluar masuk di dalam lobang vagina yang sudah menyesuaikan sesuai dengan ukuran benda itu.

Ahmed menarik kedua tangan Diana agar gadis itu menegakkan diri. Dalam posisi itu bebas bagi Ahmed menyodok kontol nya dengan gerakan ke atas seakan ingin membuka pintu liang Rahim. Diana merem-melek menikmati serbuan kontol besar yang sedang merojok-rojok diri nya memberikan gatal geli nikmat yang tidak bisa hilang dengan digaruk. Dirasakannya kontol itu mendesak sampai ke ubun-ubun nya dan kenikmatan segera meledak di seluruh tubuhnya.

"ssst...ahhh.akkkhh.." Badan Diana kelojotan, kembali orgasme oleh lelaki negro itu. Tubuhnya bergetar hebat, sedangkan si negro menghentikan serbuannya, tangannya bermain meremas di toket kenyal Diana yang sedang mengeras itu. Keduanya terdiam sejenak, hanya jari-jari besar si negro yang aktif meremasi benda bulat padat seperti papaya gantung itu. Si negro tampak menikmati pijatan-pijatan memek gadis itu, memek yang sudah sangat banjir oleh cairan kewanitaan.

Kemudian lelaki itu memeluk tubuh Diana, kedua tangannya melingkari perut ramping Diana. Lelaki itu mengangkat tubuh gadis mungil itu, Diana seperti terbang. Kedua kaki gadis itu melingkari pantat si Negro. Karena tubuh Diana lebih kecil maka mudah bagi Ahmed melakukan sex dengan gaya flying woman itu. Diana merasakan kontol Ahmed melesak dalam sekali dalam posisi demikian. Tapi tidak berlangsung lama, karena Ahmed tidak leluasa menghujam benda kebesarannya itu di dalam memek rapat dan sempit itu.

[​IMG] [​IMG]

Ahmed membalik posisi kini mereka dalam posisi reverse cow girl. Diana memelorotkan celana dalamnya supaya bebas gerakan ayunan pinggangnya dalam posisi demikian. Kedua tangan Diana menopang tubuhnya, ia memutar-mutar pinggangnya, menikmati benda panas dan besar yang berada di liang selangkangannya. Ahmed membantunya dengan sodokan dari bawah supaya kontolnya masuk dengan tegas di dalam memek itu. Jari-jemari Ahmed terus meremasi toket kenyal itu seakan tidak puas-puasnya lelaki itu bermain di tubuh gadis itu. Tubuh gadis itu mengejang lagi tanda orgasmenya kembali menyerbunya. Dan kemudian gadis itu ambruk terlentang diatas tubuh lelaki hitam kekar itu. Lebar tubuh Ahmed terasa seperti kasur kecil bagi tubuh Diana yang mungil. Nafas gadis itu ngos-ngosan habis dihujani orgasme, kakinya terasa gemetar. Ahmed memutar tubuh keduanya. Kini Diana dalam posisi tengkurap. Dalam posisi demikian Ia bisa melihat lubang memek Diana yang membulat besar mengikuti lingkar diameter batang kontolnya.

Ahmed langsung menghujam-hujamkan benda kebesarannya, membuat Diana semakin kelojotan, kedua tangan gadis itu menarik-narik seprai ranjang setiap menerima sodokan nikmat lelaki negro itu. Jemari tangan yang besar itu meremas-remas pantat sekal Diana sembari menikmati memek yang sudah sangat becek. Wajar saja Diana jago melakukan empot ayam setelah tau teorinya dari Lucy, jadi walau sudah sangat becek, masih berasa bagi kontol Ahmed, liang memek menjepit kencang yang terasa bergerinjal dan makin membuat kepala kontolnya geli. Untungnya lelaki negro itu bepengalaman menahan peju yang sedari tadi mendesak minta keluar dari lubang kencingnya.

Ahmed merojok-rojok semakin cepat membuat Diana makin blingsatan. Tubuh gadis itu kembali mengejang orgasme, kedua tangan gadis itu meremas seprai dengan kencang menahan desakan benda keras berurat milik Ahmed yang menghujam dengan kencang dan kemudian tiba-tiba berhenti dan bergetar hebat di dalam memek Diana.

Belum habis orgasmenya, Diana merasakan rasa panas di perutnya, diiringi erangan lelaki negro itu. Ahmed menyemprotkan peju panasnya di dalam memek Diana. Tubuh lelaki itu mengejang-kejang mengeluarkan sperma kentalnya. Sebanyak 12 semprotan nikmat, Ahmed menyemprot rahim gadis itu, memenuhi liang kenikmatan Diana dengan bibit manusia yang sedari tadi ditahannya. Mata lelaki itu terpejam meresapi semprotan-semprotan peju di dalam memek gadis itu. Tubuh bugil keduanya yang bersimbah keringat kemudian terdiam memaku. Keduanya saling meresapi sisa-sisa kenikmatan masing-masing.
“bantuin gue ya bikin paper.” Pinta Novia.


Entah kenapa ia mengiyakan permintaan Novia tadi di sekolah. Sekarang Doni harus berhadapan dengan konsekuensi nya yaitu mengetik tugas pelajaran paper geografi. Kenapa sih si bangsat Ardi pake kecelakaan segala, gerutu Doni dalam hati. Kenapa harus gue, bukan si Reggie atau Boncel.


Pintu terbuka, Novia masuk dengan mampan berisi segelas teh manis dan kue. “sorry tadi gue ganti baju di kamar bawah. Ini dicicipin.” Kata Novia sambil meletakkan mampan di samping meja computer.


Computer memang terletak di kamar Novia, sehingga mau tidak mau Doni harus mengetik di kamar gadis itu. Kamar yang cukup luas untuk seorang gadis.


“udah dapet peta nya?” kata Novia.


Novia mengambil bangku dan duduk di samping Doni. Perhatian Doni menjadi teralihkan, karena saat itu Novia memakai baju tanktop warna hijau, sehingga kulit kuning langsatnya terlihat mengkilap ditimpa bias matahari sore. Dan bagian buah dadanya terlihat menyembul walau tidak besar namun cukup padat.


Doni menelan ludah. Duduknya jadi nggak tenang.


“eh..iya tadi baru gue download di google.” Kata Doni. “ini udah gue ubah kata-katanya. Gak bakal juga si Joko baca.”


“wah thanks banget. Berarti udah kelar dong?” kata Novia.


“udah.”


“gue baca dulu kan besok gue presentasi di kelas.” Kata Novia . Ia menunduk dan meraih mouse sehingga bagian dadanya mengenai tangan Doni.


Empuk, Bangsat,anjing. Doni mengutuk dalam hati. Tititnya mulai tegang tapi salah orbit gara-gara toket Novia menyentuh tangan kirinya. Doni tidak bergerak, kalau bergerak malulah dia karena tititnya udah ngaceng.


Novia memainkan scroll mouse membaca tulisan Doni.


Doni mulai nakal digesernya sedikit tangannya sehingga kini jempol dan telunjuknya berada pas di bagian tengah toket Novia. Di gerakkannya pelan-pelan jemarinya, karena takutnya Novia malah kaget atau marah. Tapi yang punya badan diem saja malah asyik membaca. Semakin lama Doni tidak bisa menahan serangannya.


“geli tau.” Tiba-tiba Novia bereaksi. Ia kembali menegakkan posisi badannya menjauhi tangan Doni yang iseng.


“sori tapi tangan gue ketekan dada lo.” Kata Doni.


“nggak ngomong sih.” Kata Novia.


“takut…nggak enak.”


“ngehe lo! Bilang aja kesempatan.” Umpat Novia.


“maaf.” Kata Doni. Antara enak dan nggak enak.


Keduanya terdiam. Namun tiba-tiba Novia bangkit dari kursinya ia berlutut di selangkangan Doni.


“heh, lo ngapain?” kata Doni bingung.


“gue kasih pamrih. Kan udah bantuin gue.” Kata Novia. Tangan gadis itu meremas selangkangan Doni. “gede juga.” Puji Novia.


“gue nggak enak sama Ardi.” Kata Doni.


“ya jangan bilang Ardi.” Kata Novia sambil tangannya meraih retsleting celana panjang Doni dan membuka gesper.


“please deh.” Kata Doni berlagak alim.


“gue lagi pengen Don. Ardi lagi nggak ada.”


Gesper dan celana Doni sudah terbuka, Novia menarik celana dan sekaligus celana dalam pemuda itu. Ia yakin Doni nggak bakal marah. Memang nafsu gadis itu sudah di ubun-ubun, semenjak Ardi kecelakaan, ia sudah lama tidak melakukan sex rutin. Apalagi sebenarnya Novia agak tertarik dengan Doni. Diantara kawan-kawannya Doni terlihat begitu mempesona. Janggut tipis dan tubuh yang tinggi dan atletis. Kalau dibandingkan Ardi yang ganteng, maka Doni terlihat macho. Sebenarnya banyak gadis yang menyukai Doni namun tampaknya pemuda ini terlalu cuek dan lebih asyik main sama teman-temannya.


Kontol Doni tampak mengeras, mengacung kencang ketika sudah lepas dari sarangnya. Novia meraih batang kontol itu dan langsung memasukkan kepala kontol itu ke mulutnya. Bau khas kelamin lelaki langsung memasuki rongga hidung gadis itu, tapi ia menikmatinya bau yang sangat di dambakan untuk di ciumnya.


Doni sudah tidak berkutik. Bagaimanapun ia adalah remaja pria yang sedang dibakar nafsu birahi yang sulit dikendalikan di masa puber. Maafin gue, Di. Kata Doni dalam hati. Mata nya merem melek ketika kontolnya di hisap oleh Novia. Baru kali ini ia merasakan kontolnya di hisap perempuan, karena Doni walaupun macho tapi belum punya pacar, atau tidak niat untuk pacaran.


Hal itu tidak berlangsung lama. Novia melepaskan kontol Doni dari mulut dan genggamannya. Gadis itu berdiri dan berjalan menuju ranjang, sambil berjalan ia membuka tanktop hijau nya. Dan ternyata tidak memakai apa-apa di balik baju. Novia berdiri menghadap Doni di pinggir ranjang dan membuka rok seragam SMA nya, melucuti pakaiannya di hadapan pemuda itu.


Wow, Doni terkesima. Baru kali ini ia melihat Novia telanjang bulat. Biasanya ia dengar cerita dari Ardi kalau lagi nongkrong, namun baru kali ini ia melihat bentuk dada yang walau tidak besar tapi bulat dan kencang. Novia langsung merebahkan tubuh bugilnya di atas kasur memancing Doni bertindak lebih jauh.


Doni berdiri dan melepaskan baju seragamnya. Kini pemuda itu telanjang bulat berjalan kea rah ranjang, dan langsung naik menindih tubuh bugil Novia.


Bagi Doni ini pertama kalinya ia merasakan tubuh perempuan. Ia sudah tidak tahu harus berbuat apa, bahkan gadis yang sedang ia hisap putting susunya itu adalah pacar sahabatnya. Novia mendesah-desah mengerumasi rambut Doni yang sedang bermain di buah dadanya. Doni seperti kesetanan, menghisap dan menjilati sekujur badan gadis itu, dari mulai toket, perut sampai berakhir di bagian kewanitaannya. Membuat birahi Novia memuncak dan gairahnya bangkit, menggelinjang-gelinjang penuh nafsu. Semua teori dari film bokep yang sering di lihatnya di internet di praktekkan Doni sore itu.


Doni terlentang di atas ranjang, sedangkan menduduki bagian kelamin pemuda itu. Kontol Doni sudah masuk kedalam memek Novia. Gadis itu melakukan gerakan sex maju mundur berusaha mengocok kontol pemuda itu di dalam kewanitaannya.


BAru kali ini Doni merasakan hangatnya memek perempuan yang sempit seakan meremasi kontolnya yang tegak berdiri. Tangannya memegang pinggang Novia yang berputar-putar, sehingga liang lembut dan hangat itu terasa meremasi seluruh batang kontolnya.


Tubuh bugil Novia mengejang, bergetar ketika orgasme menghantam seluruh tubuhnya. Bersamaan dengan itu Doni mengejang sambil tangannya menahan pinggang Novia, berusaha menekan kontolnya dalam-dalam. Doni mengeluarkan sperma nya di dalam memek pacar sahabatnya itu. Karena saking bernafsunya mereka lupa dengan kondom. Tubuh keduanya tampak menggelinjang-gelinjang sebentar dan kemudian terdiam. Novia ambruk ke pelukan Doni, nafas keduanya tersengal-sengal.


Terasa empuk sekali dada gadis itu di dada Doni yang bidang. Doni membalikkan posisi, mendorong tubuh bugil gadis itu, sehingga kini ada di bawah. Ditindihnya tubuh bugil yang menggairahkan itu dengan kontol yang masih tertanam di dalam liang memek hangat dan sempit.


“gue masih ngaceng, Nov.” kata Doni.


“lanjutin, Don. Puasin gue.” Kata Novia.


Kemudian gadis itu meraih pipi Doni, didekatkannya ke mulutnya. Keduanya terlibat ciuman yang sangat bernafsu.


Doni menaik-turunkan pantatnya. Ia kembali mengocok kontolnya di dalam liang memek yang sangat becek akibat cairan orgasme keduanya yang masih bersarang. Novia melingkarkan kakinya di pinggang Doni, mendorong pemuda itu memasukkan lebih dalam alat kelamin di dalam vaginanya sampai mentok. Suara kecipakan dua alat kelamin yang sedang beradu itu terdengar bagaikan nada yang memenuhi ruangan kamar Novia. 

Romansa Masa Remaja 8

Reggie, Boncel, Doni, Bule, Sari dan Novia berdiri disekitar ranjang rumah sakit. Mereka memandangi tubuh Ardi yang terbaring di atas ranjang rumah sakit. Hari itu sepulang sekolah untuk kedua kalinya mereka menjenguk Ardi.

Kaki kanan Ardi di gips sedangkan lehernya diberikan penyangga. Kaki Ardi patah dan tulang bahu bergeser karena kecelakaan 2 hari lalu. Bagusnya Ia tidak perlu menjalani operasi pemasangan pen.

“santai men, gue bawain nih Oculus Rift gue deh. Bakal lo maen tiap hari.” Kata Reggie sambil menaruh bungkusan di samping tempat tidur.

“Enak lo bro, kagak ikut ulangan fisika tadi.” Kata Boncel. “gila tuh si Biji kasih soal gak kira-kira.”

(Biji adalah julukan bagi guru Fisika di SMA mereka. Nama lengkapnya adalah Budi Jumadi disingkat jadi BIJI)

“enak apanya pegel tau gue.” Kata Ardi ketus.

Novia tampak mengelus-elus bahu kekasihnya memcoba memberikan semangat.

“Udah lah istirahat aja dulu Di.” Timpal Doni. “gue sama anak-anak kelas lagi cariin tuh orang yang naik motor mau nabrak lo.”

“telat kali! itu orang udah dari kemaren dateng, udah minta maaf.” Timpal Ardi. “sopir mobil box yang kena serempet juga udah kemari tadi pagi.”

“wah udah ya. Telat donk nih.” Kata Doni.

“bacot lo, ah.” Kata Ardi.

“ini kagak ada suster sexy nih.” Kata Reggie.

“lo kira bokep.” Timpal Ardi.

“lah kalo dimandiin sama suster lo ngaceng gak?” kata Boncel.

“ngehe, suster gendut gitu, mana ngaceng gue. Liat aja udah males.” Ardi menyerocos.

“kamu tuh ya.” Kata Novia. “mulutnya dijaga.” Novia menepok Ardi.

Hanya Bule dan Sari yang tampak diam. Sejak jadian keduanya tampak sangat cool, hemat bicara. Entah mungkin mereka mulai belajar menggunakan bahasa telepati. Sedangkan Diana senyum-senyum mesum saja. Wajar saja mungkin karena Diana memegang rahasia kejadian sebelum kecelakaan.

Terdengar suara wanita dari speaker memberitahukan kalau jam besuk sudah habis.

Teman-teman Ardi berpamitan mereka sambil bercanda-canda riang. Ketika Novia ,Diana dan Sari sudah keluar dari pintu Reggie berbisik ke Ardi.

“makanya kalo sex party ajak-ajak.” Kata Reggie berbisik.

“lo tau darimana?” kata Ardi berbisik.

“Diana cerita ke gue.” Kata Reggie cengengesan.

"novi tau?" bisik Ardi.

Reggie menggeleng tanda tidak tahu.

“woy Reg, lo mau pulang gak?” kata Doni sambil melongokkan kepalanya dari depan pintu kamar rawat.

“bentar lagi kasih tau cara pakai occulus rift.” Kata Reggie.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Motor berhenti di depan rumah kecil di lingkungan cluster. Rumah dua tingkat yang bergaya minimalis modern.

Sepulang dari rumah sakit tadi mereka berpencar rombongan yang lain pulang naik mobil Reggie, hanya Bule dan Sari memisahkan diri. Seperti biasa Sari diantar oleh Bule dengan motor setiap pulang sekolah. Begitu saja tiap hari menjadi rutinitas mereka. Dibilang pacaran pun kalau malam minggu cuma WA sekedarnya. Sekalinya nonton malah film horror. Kalau dibilang pacaran pun Bule dan Sari nggak ada mesra-mesranya, malah kayak orang musuhan, diem-dieman nggak jelas.

“aku boleh numpang ke kamar mandi?” kata Bule. “kebelet nih.”

Sari mengangguk. Dengan santainya ia berjalan ke arah pintu rumah.

Bule memarkir motornya dan melepas helm serta jaketnya, kemudian bergegas menuju pintu rumah yang sudah terbuka. Nahan pipis memang nggak enak.

Setelah hampir 3 minggu pacaran, baru kali ini Bule masuk ke dalam rumah sari. Rumah kecil mungil yang agak berantakan. Biasanya ia hanya mengantar sampai halaman depan dan ngeloyor pergi.

Bule memandangi kloset mengeluarkan tetes terakhir air kencing yang ditahannya sejak dari rumah sakit. Lega. Ia pun meraih handle closet, dan suara kloset segera bergemuruh.

Bule keluar dari kamar mandi. Bule kaget. Tampak Sari berdiri, sambil melipat tangannya, dengan tatapan dingin sambil bersandar di tembok tepat di depan pintu kamar mandi. Keduanya berdiri terpaku sambil bertatapan.

“Sari, aku boleh bicara sama kamu.” Akhirnya Bule memberanikan diri memecahkan keheningan setelah keduanya terpaku saling tatap di depan kamar mandi itu.

“mau apa?” kata Sari ketus.

“hmm…kamu masih marah sama aku?” kata Bule dengan perlahan.

“marah kenapa?” kata Sari. “kenapa aku musti marah!?”

“abis kamu kayak dingin gitu.” Kata Bule sambil menggaruk-garuk kepalanya.

“diih! Kamu aja yang baperan!.” Kata Sari. “sana duduk dulu! aku ambilin minum.”

Sari ngeloyor ke arah Dapur yang terletak bersebelahan dengan kamar mandi. Bule berjalan ke ruang tamu. Pintu depan sudah ditutup. Ia duduk di sofa empuk. Mata Bule celingukan memperhatikan sekeliling ruang tamu itu. Rumah Sari tampak sepi.

Sari muncul membawakan dua gelas air jeruk dingin. Ia meletakkan di meja.

“bokap-nyokap kamu nggak ada?”

“ya Bokap kerja lah. Pulangnya malem jam 10. Lagi ada proyek di Cikarang.” Kata Sari sambil menyandarkan tubuhnya di sofa, duduk di samping Bule.

“nyokap?”

“lagi tugas ke semarang, minggu depan juga pulang.” Kata Sari. “diminum dulu gih!”

Bule mengankat gelas berisi air jeruk. Ia meminumnya. Kemudian setelah habis setengah ditaruhnya gelas tersebut di meja.

“Haus bang?” Kata Sari sambil tertawa melihat Bule minum.

Sejak pertama jadian baru kali ini Bule melihat Sari tertawa, sebab selama ini ia melihat Sari dengan tatapan dingin seperti pembunuh bayaran yang lagi BU. Manis juga pikir Bule.

“adik kamu?” Bule meneruskan pertanyaannya.

“aku anak tunggal keles.” Kata Sari. “emang kenapa?”

Baru kali ini Bule menanyakan soal keluarga Sari. Biasanya kalau WA Cuma Tanya udah makan?, Selamat malam?, selamat bobo?, nonton apa? Lagi dimana?. Itu saja yang jadi bahan obrolan mereka.

“kamu punya adik?” Sari balik bertanya.

“ada dua. Cowok semua.” Kata Bule.

“badung kayak kamu donk?” Kata Sari.

“yang bontot iya.” Kata Bule “kelas 3 SD tapi kerjaannya berantem terus disekolah. Emangnya aku badung?”

“iyalah, ambil perawan cewek seenaknya.” Kata Sari.

“tuh kan kamu masih marah kan.” Kata Bule. “maaf aku khilaf waktu itu. Tapi aku tanggung jawab kan?”

“ya kita liat kamu sampai mana mau tanggung jawab.” Kata Sari.

“pokoknya aku terserah kamu deh.” Bule menatap wajah Sari. Keduanya saling berpandangan lagi. “kalau kamu mau terus sama aku seumur hidup nantinya, itu semua terserah kamu. Aku pasrah. Aku salah.”

Sari menatap Bule.

“aku udah dapet kog minggu lalu.” Kata Sari.

Mendengar perkataan Sari membuat Bule menjadi lega. Ia sudah 3 minggu khawatir kalau-kalau Sari hamil setelah kejadian malam itu.

“tapi karena kamu udah bilang perkataan kamu tadi…” kata Sari.

“yang mana?”

“belagak lupa.” Kata Sari. Wajahnya mendadak berubah jadi dingin.

“oh iya.” Kata Bule.

“ya pokoknya terserah aku ya.” Kata Sari. “kalau kamu ingkar bagaimana?”

“ya terserah kamu.”

“aku publish di socmed kalau kamu memperkosa aku.” Kata Sari.

“ya keles.” Kata Bule. “kamu sih kejam amat.”

“ya iya donk, kan terserah aku.”

Bule menyandarkan tubuhnya ke sofa pasrah. Tapi entah kenapa melihat wajah Sari membuat jantungnya berdegup kencang. Ia melirik ke arah pacarnya itu. Ada pesona yang selama ini tidak pernah ia perhatikan. Baru hari ini di ruang tamu ini ia menyadari inner beauty dari gadis yang jadi pacarnya itu. Walaupun di satu sisi gadis ini memancarkan aura seperti pembunuh berantai, tapi entah kenapa kalau Sari sedang tersenyum membuat Bule degdegan.

Sari menaruh gelasnya setelah meminum air jeruk.

“Si Ardi maen sama Diana ya sebelum kecelakaan?” kata Sari memecah keheningan mereka.

“hah? Kata siapa?” Bule menoleh kaget. Ia tidak tahu perihal gossip itu.

“Diana cerita ke aku waktu dengar kabar Ardi masuk rumah sakit.” Kata Sari.

“serius? Si Novi tau donk.” Kata Bule bangkit dari sandarannya.

“nggak lah. Bisa berantem.” Kata Sari. “kalian memang maniak ya. Teman sendiri di sikat juga.”

“si Ardi doank kali.” Kata Bule membela diri.

“kamu jangan bilang-bilang lho. Janji?”

“iya.” Kata Bule. “Terus gimana ceritanya?”

“mereka main berempat di kos Diana,dan paginya Ardi bolos sekolah terus main sama tantenya.”

“Diana main sama Ardi sama siapa lagi? Doni, Boncel, Reggie?” Tanya Bule.

“iya dan kamu nggak diajak.” Kata Sari sambil tertawa. Gadis itu mengambil gelas meminum sedikit air jeruk segar. Bule memperhatikan senyum Sari yang sekilas namun terlihat manis.

"serius nih, aku nanya?"

“nggak lah, maen berempat sama teman-teman kos nya Diana.” Kata Sari sambil meletakkan gelasnya.

“oh gitu.” Bule mengangguk-angguk.

“mikir jorok ya?” Sari menampar kecil wajah Bule. Terasa pipi pemuda itu halus sesuai kulitnya yang putih.

Bule menangkap tangan Sari yang menampar pipinya. Digamitnya tangan gadis itu. Keduanya bertatapan.

“boleh nggak?” kata Bule.

“apa?”

“cium kamu.”

Sari tidak memberikan jawaban, namun wajah keduanya sudah saling mendekat. Bule dan Sari kemudian saling melumat bibir. Baik Bule maupun Sari itu adalah first kiss mereka. Aneh juga, normalnya orang mengalami first kiss kemudian first sex, tapi mereka berdua adalah kebalikannya.

Entah kenapa baik Sari maupun Bule merasakan hal yang sama hari itu. Sari memperhatikan gerak-gerik Bule sejak dari rumah sakit. Entah kenapa pemuda itu memancarkan sesuatu yang tidak pernah ia sadari. Pesona yang tidak pernah diperhatikan walaupun selama 3 minggu status mereka sudah resmi berpacaran. Pesona yang mulai memikat hatinya.
“lo cium dia? Terus lo main lagi?” Tanya Ardi penasaran.

“kagak.” Kata Bule

“lho terus ngapain?” kata Boncel.

“abis itu gue coli di kamar mandi Sari. Terus pulang.” Bule menjawab lugu.

“taik!” Ardi memaki.

“gue timpuk occulus rift nih! Lo tolol banget sih!” timpal Boncel.

Hari itu teman-teman Ardi kembali membesuk. Doni, Sari dan Novia sedang tidak berada di ruang rawat, mereka sedang makan siang di kantin, sedangkan Boncel dan Bule menemani Ardi.

“Ya gue kan berusaha menjalin hubungan yang baik.” Bule membela diri.

“TITIT!!” kata Ardi.

“contoh tuh si Reggie.” Kata Boncel.

“contoh apanya? lah elo sendiri masih jomblo?” kata Ardi.

“eh gue kan jomblo karena serius studi men,” Boncel berkilah.

“bilang aja gak laku.” Kata Ardi meledek.

“taek!” maki Boncel.

“lo kelamaan jomblo jadi pastor ntar.” Ardi terkekeh. “eh ngomong-ngomong si Reggie nggak ikut?”

“nggak, di suruh bersihin WC. Tadi dia berantem sama Rocky anak kelas B.” kata Boncel. “dua-dua nya kena omel si Nonok, pada disuruh bersihin WC sama ngepel lapangan basket.”

(Nonok adalah singkatan nama guru BP mereka, nama aslinya Noni Oktaviani)

“anjrit! Seru donk.” Kata Ardi. “lo pada turun juga?”

“mau turun tapi tadi men to men sih mereka.” Kata Boncel. “teman-temannya nggak ada yang ikutan.”

“kenapa gara-garanya?” kata Ardi.

“si Rocky colek-colek toket Diana di kantin.”

“dia sama genk nya emang kayaknya lagi cari gara-gara deh.” Kata Bule.

“lah, emang kita anak basket ada urusan apa sama genk nya?” Tanya Ardi.

“Biasalah alay, suka iri, pengen eksis.” Kilah Boncel. “iri sama anak basket, wajar kan kalo banyak cewe suka ama anak basket karena prestasinya.”

“prestasi ngentot nya si reggie.” Ardi tertawa.

“kemaren juga si Rocky sama genk nya kan yang mulai ngajak ribut anak sekolah laen?” timpal Bule.

“liat aja deh, si Rocky paling gak lama ntar kena bacok sama anak STM sebelah.”

“lah Diana gak ikutan juga kemari?” Tanya Ardi.

“waduh nggak tau kalo yang itu sih.” Kata Boncel. 

Romansa Masa Remaja 7

Ardi terbangun. Ia melihat sekeliling kamar berusaha menyadarkan dirinya karena bagaimanapun tempat tersebut masih asing. Kamar Irene dalam kondisi gelap. Ardi menyibakkan selimutnya dan duduk di pinggir kasur. Ia baru sadar kalau saat itu tubuhnya dalam keadaan bugil. Ia mengingat sehabis ronde kedua tadi, dirinya tertidur ketika Irene pergi mandi. Benar-benar dahsyat, Ia mengenang pertempuran terakhir dengan tantenya itu. seakan masih terasa memek legit dan ketat Irene mencengkeram batang kontolnya dalam posisi woman on top sampai Ardi kelojotan sambil memuntahkan pejunya di memek Irene. Ardi sampai hampir kehabisan nafas setelah ejakulasi terakhirnya, kenikmatan hakiki telah ia reguk saat itu, tantenya memang jago, itulah yang selalu ia rindukan siang dan malam selama empat tahun. Dan tidak sia-sia, pagi itu Ardi kembali menggenjot dan digenjot habis memek tantenya. Rasanya, bau khas memek tantenya masih tersisa di bibirnya.

Ardi menyalakan lampu. Dilihatnya jam dinding menunjukkan pukul 3 sore. Ia celingukan mencari pakaiannya, dilihatnya pakaiannya telah di tumpuk dan terlipat rapih di meja. Rupanya sebelum berangkat tadi tantenya merapikan pakaiannya. Makasih tanteku yang seksi, kata Ardi dalam hati. Ardi mengisi gelasnya dari dispenser kecil di pojok ruangan. Haus sekali dirasakannya sampai 2 gelas diminum mengganti cairan yang hilang karena ngewe tadi pagi. Ardi memakai celana dalam dan celana panjangnya. Bertelanjang dada, Ia kemudian keluar pintu kamar, karena ingin pipis.


“ngapain lo disini?!”

Ardi kaget ketika keluar dari kamar mandi. Dia kepergok oleh Diana, yang baru keluar dari kamar mandi sebelah. Ardi lupa kalau teman pacarnya itu juga nge-kos di situ, karena yang ada dipikirannya cuma sex dengan tante Irene.

“cewek lo nyariin tuh di sekolah. Eh, Ternyata?” kata Diana.

“sstt.., diem-diem aja ya?” kata Ardi. “pliss…”

“pliss..plis. lo abis ngapain?” tanya Diana penasaran. “ah gue tau abis ngewe sama tante lo ya?”

“nggak kog, gue cuma numpang tidur di tempat tante gue.” Ardi berkelit.

“nggak usah muna deh! Gue tau kog pernah diceritain tante lo dulu.” Diana tersenyum nakal sambil berlalu dari Ardi.

Dasar tante Irene tukang gossip, skandal gituan dicerita-ceritain kemana-mana, jangan-jangan dia cerita juga ke nyokap juga, Ardi mengutuk dalam hati.

Diana berjalan menuju kamarnya, bukannya berbelok ke kamar Irene, Ardi malah mengikuti Diana, masuk ke kamar, sebenarnya ia memastikan kalau tidak ada Novia atau Reggie yang berada di kamar Diana. Bisa berabe.

“lo ngapain ke kamar gue?” Diana menyadari Ardi mengikutinya.

“kirain ada si Reggie.” Kilah Ardi.

“jiah, emangnya gue pacarnya dia.” Diana duduk di kasur dan kemudian merebahkan diri.

“lah lo kan mesra-mesraan sama dia di sekolah.” Ardi melihat Diana yang terlentang di kasur, seperti menantangnya untuk menggagahi tubuh gadis itu.

“temen lo aja yang gatelan. Gue kasih memek eh dia ketagihan.” Kata Diana.

“mana ada sih cowok yang gak ketagihan dikasih memek.” Kata Ardi. “wajarlah.”

Diana mengambil HP yang tergeletak di kasurnya.

“elu tuh yang maniak. Teman-teman lo juga.” Kata Diana sambil menatap layar HP.

“wajarlah cowok gitu loh.” Kata Ardi. Ardi menghampiri kasur dan duduk di samping Diana yang masih asyik dengan hp nya.

Ardi mulai nakal. Tangannya mulai mengelus betis Diana. Mulanya Diana tidak merespon sampai tangan Ardi menyusup dibalik rok abu-abu merayap ke arah paha.

“tai!! Ngapain sih lo!” Diana menepis tangan Ardi.

Ditepis Diana malah Ardi memutar badannya, kini posisinya setengah menindih Diana. Wajahnya berhadapan dengan Diana hanya dipisahkan oleh HP.

“pengen ngentot sama lo.” kata Ardi tersenyum nakal.

“Gue rekam nih, trus gue kirim ke Novi.” Ancam Diana.

“Rekam aja, lo kira kita nggak punya rekaman lo sama Reggie, rekaman Sari dan Novi bugil juga ada.” Tandas Ardi.

“shit! Emang kampret lo semua!” Diana hendak mendorong Ardi tapi tidak bergeming. Diana kemudian pasrah ia menaruh HP nya di samping ranjang.

Ardi mulai beraksi melihat leher Diana bebas, Ia menciumi leher dan kuping Diana. Gadis itu menggelinjang kegelian.

“udah Di.” Kata Diana sambil menggelinjang kegelian. “nggak enak gue sama Novi.”

“nggak ada yang tau juga.” Kata Ardi.

Ardi menyerbu bibir seksi Diana mencoba mencium gadis itu. Gadis itu berkelit berusaha menghindari serbuan bibir Ardi, sehingga hanya pipi dan leher saja yang jadi serbuan Ardi. Diana berusaha mendorong Ardi tetapi sia-sia malah kini posisi Ardi sudah menindih badannya. Tangan Ardi pun sudah meremas-remas toket Diana yang masih tertutup baju seragam putih itu. kenyal dan empuk walau terasa ada busa bra. Ardi menyerbu leher jenjang Diana, dijilatinya leher itu. Diana mendesah-desah kegelian. Tangan kanan Ardi sudah menjelajahi paha Diana di balik rok abu-abunya. Berjalan menyusuri paha mulus dan kemudian tiba di selangkangan Diana. Jari tengah Ardi segera bermain di pangkal paha Diana. Perempuan itu mendesah meronta akibat perbuatan Ardi.

“Udah, Di, jangan” kata Diana mencoba menghentikan Ardi.

Namun Ardi sama sekali tidak menggubris perkataan gadis itu dan terus menggumuli tubuh mulus itu. Nafsu Diana segera naik. Sebenarnya gadis itu tidak sepenuhnya menolak, sebenarnya sengaja ia memancing Ardi, karena penasaran dengan cerita Novia kalau mereka lagi berkumpul dan rupanya Diana juga ingin tahu rasanya main dengan Ardi. Tangan Ardi sudah melepas kancing atas seragam sekolahnya, dan kini sedang bergerilya di toketnya meremas-remas toket empuk dan kenyal itu. nafas Diana memburu berdesah-desah ketika lidah Ardi mulai mengarah ke belahan toket nya apalagi jari pemuda itu sudah bermain massive di daerah selangkangannya mengirimkan sinyal-sinyal nafsu keseluruh penjuru tubuh Diana.

Kedua tangan Ardi menelusup ke balik rok Diana, meraih ujung celana dalam gadis itu dan memelorotkannya. Diana menghentikan gerakan kedua tangan Ardi. Ardi menatap Diana.

“kali ini aja ya.” Kata Diana.

Ardi mengangguk, Ia meneruskan melepaskan celana dalam Diana ketika gadis itu kembali terbaring pasrah. Ardi melepaskan celana panjangnya dan memelorotkan sampai sebatas paha. Kontolnya sudah ngaceng tanda sudah minta masuk ke memek perempuan. Sedangkan tangan Diana menarik rok nya memperlihatkan daerah selangkangannya yang ditumbuhi jembut tipis.

Ardi segera menindih Diana memposisikan kontolnya di belahan memek Diana. Dengan mudah kontol Ardi mulai memasuki memek yang sudah basah itu.

“ssttt….ahh.”

Diana mendesis mendesah dan matanya terpejam ketika kontol keras Ardi memasuki tubuhnya. Ada rasa panas di sekitar kepala kontol Ardi yang kini masuk mentok sampai pintu rahimnya.

“nggak pakai kondom?” kata Diana.

“nggak ada.” Kata Ardi sambil memulai genjotannya.

Memek legit Diana terasa basah dan hangat mencengkeram kontol Ardi yang sedang melakukan gerakan menusuk keluar masuk. Memberikan sensasi gatal dan geli kepada Diana.

“diluar ntar ya.” Kata Diana sambil menatap Ardi.

Ardi tidak menjawab ia menyerbu bibir Diana. Keduanya kini saling berlumatan bibir.

“nah lagi ngapain kalian!”

Sebuah suara mengagetkan Diana dan Ardi. Mereka menengok dan dilihatnya gadis kurus semampai berambut coklat. Cewek yang berpapasan dengan Ardi tadi pagi di tangga.

Mereka sadar kalau belum menutup pintu kamar.

Cewek itu tersenyum. “ya udah terusin aja. Aku mau kekamar mandi eh ada film bokep.” Gadis itu tertawa kecil.

“iya, kenalin itu mbak Yanti.” Kata Diana kepada Ardi.

Ardi menjulurkan tangannya, tanpa melepaskan kontolnya dari dalam memek Diana. Ardi ke posisi. Aneh memang kenalan sambil ngewe.

“Ardi.”

“ya udah terusin.” Kata Yanti sambil berjalan hendak keluar kamar.

Begitu Yanti keluar Ardi kembali menggoyang pinggulnya dalam posisi berlutut. Kontolnya masih terasa keras di memek Diana yang kian basah itu.

“nggak ditutup?” kata Diana.

“tanggung, ntar aja.” Kata Ardi.

“ntar ketahuan Ibu kos.”

“paling dikawinin di kantor RT.” Kata Ardi di tengah kecipakan kedua alat kelamin yang sedang keluar masuk itu.

Diana menepuk lengan Ardi karena perkataan konyol pemuda itu. tangan Ardi kembali meremas toket Diana yang masih terbalut bra warna putih itu. sedangkan Diana melipat kakinya di pinggang Ardi mendorong-dorong pinggang pemuda itu supaya dalam masuknya kontol keras dan panas itu. mata Diana terpejam ketika ia merasakan geli gatal menjalar ke seluruh tubuhnya. Tubuh Diana mengejang, Ardi semakin kencang menusukkan kontolnya.

Diana orgasme. Namun Ardi tidak menghentikan serangannya, kontolnya semakin brutal menusuk liang memek legit dan enak itu sehingga kini Diana mengejang dan mengerang, mendesah-desah dihajar kontol keras Ardi.

“Ikutan donk.”

Suara Yanti mengaburkan konsentrasi Ardi dan Diana yang sedang dalam prosesi nikmat itu.

Ardi melihat Yanti sudah berlutut di sebelahnya, gadis itu sudah bertelanjang bulat.

Sejak kapan? tiba-tiba ini cewek muncul lagi, telanjang bulat pula. Ardi bingung dalam hati.

Tangan Yanti meraba badan Ardi. Dan kemudian perempuan itu mengarah ke putting susu Ardi, dijilatinya putting Ardi, sehingga pemuda itu kegelian.

“gantian gih sama Mbak Yanti.” Kata Diana.

Ardi menurut saja, rezeki emang nggak bisa ditolak. Ia mengeluarkan kontol nya dari memek Diana yang sudah banjir, tampak cairan lendir dari dalam memek Diana masih menempel diujung kepala kontol Ardi.

Yanti terlentang membuka kedua pahanya yang tidak ditumbuhi sehelai jembut pun. Toket Yanti dalam posisi demikian tampak rata karena Yanti bertubuh kurus.

Ardi melepaskan celana panjang yang masih melekat di pahanya. Kini ia telanjang bulat menindih tubuh kurus berkulit kuning langsat itu. Dengan satu gerakan Ardi mendesak memek sempit Yanti.

“ouuughh…” desah Yanti.

Kontol Ardi terasa masuk ke dalam memek yang lebih rapat lagi, walau tidak perawan sepertinya perempuan ini jarang dipakai atau mungkin karena tubuhnya kurus. Ardi memulai goyangan pinggangnya, menusuk memek yang rapat itu.

Yanti mendesah pelan. Ia mencoba mengimbangi gerakan kontol Ardi dengan memutar-mutar pinggulnya. Membuat Ardi merem melek keenakan. Ardi menarik perempuan itu dan keduanya berguling berganti posisi menjadi woman on top. Ardi terlentang, dan dibiarkannya Yanti menikmati kontolnya. Yanti bergoyang maju mundur diatas badan Ardi. Dalam posisi demikian terlihat bentuk toket Yanti yang bulat walau bisa dibilang lebih kecil kalau dibandingkan dengan milik tante Irene atau Diana.

Ardi melihat ke arah Diana yang berdiri di dekat pintu. Rupanya Diana sudah menutup pintu kamarnya. Dan kini gadis itu sedang melucuti baju seragam yang dipakainya.

“ooh…ohh..ohh..ssttt…” Yanti mendesis gerakannya makin brutal sehingga membuat kontol Ardi seperti dijepit oleh memek yang tiba-tiba terasa panas itu. kontol Ardi terasa dibetot daging lembut dan panas.

“aaarggghhh..” Ardi mengerang. Ia tidak tahan, sambil mencengkeram pinggang Yanti disemprotkannya peju nya di dalam memek Yanti seiring dengan orgasmenya gadis yang sedang bergoyang diatasnya itu. Tubuh Ardi kelojotan sambil kontolnya menyemprotin memek Yanti dengan peju yang banyak dan kental.

Tubuh kedua nya pun terdiam sejenak, mengatur nafas.

“yaaa... udah keluar.” Kata Diana. “gue baru telanjang.”

Rupanya Diana kini sudah ber-telanjang bulat. Ia berlutut di samping Ardi. Toket Diana tampak bulat dan indah, besar dan kencang.

“ntar gue bangunin lagi ya, say.” Kata Yanti. Sambil mengeluarkan kontol Ardi dari memeknya. Tampak peju ikut tumpah keluar dari dalam memek Yanti.

Yanti segera berlutut menjilati kontol Ardi yang lemas, kepala kontol Ardi masih bersimbah peju, ikut dijilat oleh Yanti. Sedangkan Diana memberikan toketnya kepada Ardi. Pemuda itu meremas-remas toket kencang yang sudah tidak tertutupi bh. Lidah Ardi dengan leluasa bermain di putting coklat gadis itu.

Ardi menggenjot kontolnya keluar masuk memek Diana yang sudah sangat becek itu. Diana terlentang, sedangkan Ardi dalam posisi duduk. Yanti tampak berada di samping kiri Ardi, keduanya beradu lidah. Tangan kiri Ardi mengobel-ngobel memek Yanti. Sedangkan tangan kanan Ardi meremas-remas toket Diana.

Yanti melepaskan ciuman bibir dari Ardi. Ia meronta-ronta ketika orgasmenya muncul akibat permainan tangan Ardi. Tubuh Yanti mengejang-ngejang. Matanya menatap keatas menikmati orgasmenya. Tubuh Yanti langsung ambruk lemas memeluk badan Ardi ketika Orgasme nya berakhir, Ardi segera menyingkirkan tangannya dan Ia menindih tubuh telanjang Diana. Toket Diana yang kencang bergoyang-goyang mengelitik dada Ardi.

Pok..pok..pok bunyi becek kedua alat kelamin yang sedang beradu. Ardi mempercepat goyangannya.

“aahh…pengen pipis…aaah…” Diana mengerang kencang.

Ia menjambakin rambut Ardi ketika orgasmenya tiba, mendesah kencang nggak karuan. Bersamaan dengan itu Ardi mendesak kontolnya sampai mentok di dalam memek Diana. Ardi menyemprotkan sperma nya ke dalam rahim gadis itu. Diana sampai squirt ketika orgasme menghantam dirinya, cairan Diana membasahi selangkangan Ardi sampai tumpah di lantai.

Tubuh bugil keduanya yang banjir keringat di kamar ber AC itu terdiam sejenak. Sedangkan Yanti hanya duduk melihat keduanya sedang meraih kenikmatan.

Memek Diana terasa mengempot-empot kontol Ardi yang baru saja mengeluarkan peju nya. Ardi mengeluarkan kontolnya dari memek Diana, spermanya tampak ikut keluar dari dalam lobang memek Diana, mengalir ke lobang pantat.

Ardi merebahkan diri disamping Diana. Nafasnya ngos-ngosan. Ia melihat dada Diana yang rebah disampingnya, dada indah itu terlihat naik turun bersamaan dengan irama nafas Diana. Yanti meraih kontol Ardi yang lemas dan mulai menjilatinya lagi, Ardi kelojotan geli akibat perbuatan Yanti.

Tiba-tiba pintu terbuka, mereka kaget. rupanya Diana lupa menguncinya. Sesosok tubuh perempuan melongok ke dalam.

“buset suaranya sampe wc. Lagi asyik rupanya.”

Rupanya Lucy yang membuka pintu.

“ikutan donk.” Kata Lucy sambil menutup pintu.

anjrit! ini sih dikeroyok, kata Ardi dalam hati.
Ardi memacu motornya. Masih terbersit di memori nya kenangan di kos tadi. Kalau besok bukan hari selasa mungkin Ardi menginap di kos Diana, menelanjangi semua perempuan di kost-kostan tersebut, dan menggagahi bergantian semua yang kost disitu. Gila benar, sebuah pengalaman yang tidak terlupakan pengalaman ngentot sama tante Irene yang sudah sekian lama di rindukannya ditambah pengalaman main 1 vs 3.

Masih teringat jelas body Lucy yang seksi dengan toket bulat sempurna, mengingatkannya pada bintang film Thailand Cherry Ladapa. Erangan dan desah Lucy masih terngiang di telinganya, saat Lucy dalam posisi doggy style menggesek liang memeknya dengan kontol Ardi, basah dan legit seakan masih terasa rasa dari memek lucy, sedangkan kedua tangan Ardi bermain di bibir vagina Diana dan Yanti. Yanti menjilati putting Ardi, sedangkan Diana memberikan toket kencangnya ke mulut Ardi. Ardi benar-benar merasakan sebagai raja sex hari itu, 3 perempuan dinikmati bergantian. Setelah Lucy orgasme digantikan dengan Yanti yang bermain women on top, yang kembali menjepit kontol kebanggaan Ardi. Kemudian Diana yang bermain reverse cow girl, dimana saat itu Lucy memberikan toket bulatnya untuk Ardi menyusu di toket sempurna itu, sedangkan Yanti menyajikan lesbian show dengan Diana. Benar-benar pengalaman tidak terlupakan. Apalagi ketika dengan bebas Ia nge-croot di memek Lucy masih berasa pijatan-pijatan empot ayam memek Lucy legit dan sempit itu. Setelah nge-crot, Yanti pun langsung melakukan lips service ke kontol Ardi, jilatan, hisapan, di kontol Ardi dan kepada buah zakarnya membuat Ardi kembali ngaceng. Setelah itu Diana melakukan WOT, memeras dan memijat kontol sampai badannya kelojotan orgasme diatas badan Ardi, dan bergantian dengan Yanti dan Lucy melakukan hal yang sama. Pertempuran pun diakhiri dengan Ardi nge-croot di memek Yanti dalam posisi MOT.

Damn sebuah pengalaman baru yang tak terlupakan bagi Ardi. Mungkin kalau ada tante Irene lengkap sudah sore itu dirinya dikeroyok perempuan-perempuan seksi yang ternyata haus sex. Memang gossip kalau Diana jablay sudah terbukti tapi tidak bisa dibayangkan kalau ternyata temannya sangat liar dan hypersex. Besok-besok harus sering main ke kost nih, pikir Ardi karena ia menemukan ladang baru untuk memuaskan nafsu birahinya.

Ardi kaget di tengah bengongnya sambil mengendarai motor, karena tiba-tiba ada sebuah motor keluar dari gang. Ardi mencoba menghindar tapi sebuah mobil ada di sisi jalan sebelahnya. Ardi tidak bisa mengendalikan motornya sehingga stang menyenggol badan mobil tersebut. Motor jatuh, tubuh Ardi terseret di aspal jalanan dan dirasakannya kepalanya membentur benda keras. Ardi kehilangan kesadaran. 

Romansa Masa Remaja 6

Dengan wajah tegang Sari duduk di samping Bule. Suasana kelas agak sepi karena hampir sebagian besar berada di halaman sekolah. Hanya ada sekitar 10 anak berada di kelas. Sekelompok anak cewek sedang bergosip di pojokan. Ada pula siswa yang tidur, dan ada yang bermain game dari Hp android.

Bule masih ingat kekacauan malam minggu itu setelah ia menyetubuhi Sari. Novia yang berusaha menenangkan Sari yang nangis kejer-kejer. si Boncel sange berat, karena selama di MekDi cuma bisa liat belahan toket tante Irene dan akhirnya coli di WC kos-kosan. Kelima sekawan itu akhirnya pulang jam 4 pagi, setelah Novia berantem dengan Ardi, apalagi mereka akhirnya nggak jadi check in.

“mulai hari ini kamu jadi pacar aku.” Kata Sari dengan nada dingin.

“em…tapi.” Bule agak gugup karena ia merasa bersalah sama Sari.

“kamu nggak mau tanggung jawab?” kata Sari pelan, menatap Bule dengan tatapan sadis. “memek aku masih perih nih, apalagi kalau sampai bunting, aku laporin polisi.” Sari mengancam.

Bule terdiam, ia tidak memikirkan konsekuensi perbuatannya hari itu. Akibat pengaruh alcohol ditambah libido masa remaja membuat Bule tidak berpikir panjang waktu itu. Kalau Reggie dan Diana sih enak, dua anak itu malah kayak orang pacaran sekarang.

“ya udah.” Kata Bule

Ia menjulurkan tangan maksudnya jabat tangan tapi Sari tetap dengan wajah dingin seperti es.

Akhirnya Sari memutuskan untuk meminta pertanggung jawaban Bule setelah dibujuk oleh Novia. Tapi benar juga kata Novia, apa ruginya? Bule sebenarnya disukai anak-anak perempuan yang banyak menyimpan hati mereka untuk anak berdarah campuran itu, selain ganteng, si Bule juga tajir. Ayahnya yang orang asing itu merupakan eksekutif di perusahaan Internasional yang bergengsi. Sedangkan ibunya yang mantan artis, memiliki production house di daerah Kemang.

“kapan lagi lo punya pacar ganteng dan tajir. Bisalah minggu depan lo ajak ke acara reuni SMP lo. lumayan juga buat dipamerin sih. Anak-anak yang dulu suka nge-bully lo pasti langsung pada sawan, begitu liat lo gandeng cowok ganteng dan tajir.” Sari mengingat perkataan Novia.

Bel tanda istirahat berakhir telah berbunyi.

“nanti anter aku pulang!” Kata Sari ketus.

Ia bangkit dari kursi meninggalkan Bule yang masih terdiam mematung dengan tangan masih posisi ngajak berjabatan.

---------------------------------------


“ngapain lo manyun gitu Bro?” kata Ardi kepada Bule.

Sore itu seperti biasa Bule nongkrong di lapangan basket sekolah. Doni, Boncel, Ardi dan Reggie seperti biasa ikut main basket bareng anak-anak tim basket yang latihan. Tapi Bule kali ini tidak ikutan, hatinya masih dipenuhi rasa gundah.

“Gue baru jadian sama Sari.” Kata Bule.

“lho terus? mana ada orang baru jadian tampangnya manyun gitu.” Kata Ardi.

Bule menatap ke lapangan dilihatnya teman-temannya sedang bermain basket. Ardi mengambil botol minumnya, membukanya dan meneguk isinya.

“tapi nada bicara dia kayak masih marah sama gue.” Kata Bule menghela nafas.

“ya elah, ntar juga baik lagi.” Kata Ardi sambil meletakkan botol minumnya.

“gue juga nggak terlalu suka sih sama dia.” ungkap Bule.

“tapi lo ngaceng kan sama dia?” kata Ardi.

“waktu itu kan lagi mabok.”

“taik lah! Gaya lo tong! Lo ngaceng sama dia, itu tandanya lo suka sama dia.”

“eh, gue malah nggak ngaceng lagi tadi liat dia.” Kata Bule.

“ya, lo udah ngentot sama dia. Sekarang ada babak baru dalam hidup lo. Jalanin aja bro, anaknya baik kog dan manis banget. Pantes lah kalo Sari pacarannya sama elo.”

“tapi gue belum siap bro.”

“monyet lo! Kemaren lo ngewe sama dia nggak pakai pikir belum siap.” Kata Ardi. “enjoy lah, jangan kayak Boncel tuh, cuma taunya sabun sama bokep doank! Jangan kayak Doni, badan kekar, brewokan, tapi rada maho!”

Bule mendengarkan walau tampak masih dengan wajah gundah.

“pokoknya, lo besok-besok ajak main lagi, tapi pakai kondom.” Ardi meneruskan perkataannya. “masa muda jangan lo sia-siakan sama tangan doank bro. kata nyokap gue masa sma cuma datang sekali doank. Sekarang lo kagak perlu ngocokin kontol lagi di wc sekolah, udah ada tempat buat buang peju lo.”

Kata-kata Ardi walau terdengar sedikit bejat tapi ada benarnya juga bagi Bule. Ardi menarik tangan Bule.

“ayo ikut main basket!” Kata Ardi.

“nggak deh.” Ucap Bule.

“ngentiaw! Woii, ni anak kagak mau ikut main lagi!” teriak Ardi ke arah lapangan sehingga membuat teman-temannya menengok.

Doni menghampiri Bule dan Ardi.

“udah deh gue lagi nggak mood.” Kata Bule berlagak lemas.

“lo ikut main atau gue telanjangin!” ancam Doni.

Teman-teman lainnya ikut menarik Bule, berusaha memaksa Bule untuk ikut main basket.
Pagi itu, Ardi galau di atas motornya. Antara mau bolos atau masuk. Tapi ia merasa malas masuk sekolah di hari senin itu. malas mengikuti pelajaran matematika 2 jam yang disambung dengan fisika selama 2 jam juga. Selain itu badannya masih pegal setelah tanding basket hari minggu kemarin.

Tiba-tiba terbersit pikiran nakal. Ardi membelokkan motornya menuju arah yang berlawanan dengan sekolahnya. Memasuki jalan kecil yang hanya muat dua mobil berlawanan arah, Ardi memacu motornya.

Sampailah Ardi di depan kos Diana. Tampak gerbang terbuka, dilihatnya penjaga gerbang sedang duduk-duduk di pos nya. Ardi hanya melambaikan tangan ketika penjaga tersebut melihatnya, dan dibalas dengan lambaian tangan si penjaga kos.

Setelah memarkir motornya, Ardi memasuki rumah kos besar berlantai dua itu. halaman kos tersebut sangat luas, bisa untuk parkir kendaraan mobil atau motor. Setau Ardi, lantai 2 diperuntukkan bagi wanita, dan lantai 1 untuk pria. Tapi bebas masuk bagi tamu. Ardi berpapasan dengan seorang gadis kurus berambut coklat panjang di tangga. Wangi parfum tercium begitu gadis itu melewatinya. Ardi melemparkan senyum yang dibalas dengan senyum seadanya oleh gadis itu.

Ardi celingukan, dilihatnya kamar Diana gelap, tanda yang punya kamar sudah berangkat ke sekolah. Tapi bukan itu tujuannya. Diketok nya kamar tante Irene.

Tok-Tok-Tok. Tidak ada jawaban.

“kamu ngapain?”

Sebuah suara mengagetkan Ardi. Rupanya Lucy, teman Diana yang waktu itu ditemui di diskotik. Lucyi tampak baru keluar kamar mandi rambutnya terlihat basah karena habis keramas. Di tangannya tampak gayung berisi peralatan mandi. Lucy hanya memakai daster putih, sehingga lekuk badannya terlihat menerawang. Toket dan putting susu Lucy terlihat menyembul nyeplak dibalik daster putihnya, mengundang untuk diremas.

“aku nyari tante Irene.” Kata Ardi.

“tante?” tanya Lucy. “kamu temannya Diana kan?”

“iya, tapi Irene tante aku.” Jawab Ardi.

“heh lo ngapain disini bro?” sebuah suara mengagetkan Ardi lagi.

Rupanya Jimmy, sepupunya Reggie.

“bang Jimmy ngapain disini?” Ardi menyalami Jimmy.

“biasalah anak muda.” Kata Jimmy seraya berjalan menghampiri dan mengecup pipi Lucy yang baru mandi itu. kemudian Jimmy ngeloyor ke kamar mandi.

Pantesan rambut Lucy basah, habis mandi wajib rupanya. Rupanya sejak kejadian malam itu ternyata Jimmy dan Lucy punya hubungan special.

Pintu kamar Irene terbuka. Terlihatlah wajah tante Irene yang masih sayu dan rambut berantakan karena baru bangun tidur. Namun kecantikan tante Irene terpancar alami sehabis bangun tidur.

“ada apaan?” kata Irene. “kamu ngapain, nggak sekolah?”

Irene kaget karena melihat Ardi berdiri di depan pintu.

“ini ponakan kamu?” tanya Lucy kepada Irene.

Irene mengangguk. “Iya anak kakak aku.”

“oh ini Ardi yang kamu ceritakan waktu itu ya. Ya udah, Aku ke kamar dulu ya.” Kata Lucy sambil lalu.

Ardi bingung, rupanya tante Irene ember juga, cerita tentang masa lalunya. Ardi memperhatikan body Lucy yang lenggak-lenggok berjalan ke kamarnya yang terletak di ujung.

“ayo masuk!” kata Irene sambil membereskan tempat tidurnya, dan melipat selimut. Kamar Irene pakai AC jadi wajar kalau tidurnya pakai selimut.

Irene memakai tank top putih dan celana pendek putih sehingga paha mulusnya terumbar kemana-mana. Apalagi toket besarnya tampak menjendol membulat di balik tank top nya.

Ardi melepas sepatunya diluar dan masuk ke kamar Irene. Kamar yang bersih dan wangi. Segala sesuatu tampak tertata rapih. Tidak begitu besar tapi kamar tersebut sangat nyaman. Ardi duduk di kasur besar, tidak ada ranjang tapi hanya kasur spring bed besar di kamar itu. Irene memberikan segelas air kepada Ardi.

“kamu bolos?” kata Irene.

“iya tante, lagi bosan di sekolah.” Ardi beralasan.

“kalau sering bolos mau jadi apa?” Irene mulai menasihati. Bagaimana pun status nya adalah tante Ardi.

“nggak sering kog tante.” elak Ardi. “Hari ini doank kog. Bener deh.”

Irene jadi ingat kenangan lama, kenangan Ardi waktu masih SMP, jawaban pemuda itu masih polos seperti dulu atau mungkin anak itu menyembunyikan sifat aslinya.

Irene menaruh gelas yang dipegangnya di meja kecil di samping laptopnya.

“terus habis ini mau kemana?” kata Irene. “jam 9 tante mau berangkat kerja lho, ada meeting penting hari ini.”

“numpang tidur disini boleh tante?” kata Ardi.

“ya udah.” Kata Irene. “tapi jangan sering-sering bolos, nanti aku bilangin mama kamu.”

Jangan-jangan ini anak lagi sange, kata Irene dalam hati. Apalagi kalau bukan sange, sejak kejadian 4 tahun lalu memang Irene hampir tidak pernah bertemu Ardi. Ia memang sengaja datang berkunjung ke tempat kakaknya di hari dan jam dimana kemungkinan keponakannya itu tidak ada di rumah, hal itu dia lakukan karena ia tidak ingin Ardi menjadi ketergantungan sex dengannya. Tapi mana tau ternyata Ia malah bertemu dengan Ardi di kos-kosan kecil begini, hanya karena Diana, teman Ardi kos di kamar sebelah.

Irene bangkit dan menutup pintu kamarnya. Belum sempat ia berbalik tiba-tiba Ardi memeluk pinggangnya dari belakang.

“tante, Ardi pengen udah lama banget.” Ungkap Ardi terus terang.

Irene memang tau apa yang di inginkan anak itu di pagi hari ini. bagaimanapun itu adalah karma dari perbuatannya di masa lalu. Perbuatan Irene ketika mengajari Ardi untuk merasakan hubungan seks dimasa pubernya.

Bibir Ardi menciumi pundak putih Irene. Meluncur mengecupi pundak Irene, melewati leher dan berakhir dengan jilatan di kupingnya. Irene menggeliat geli karena perlakuan Ardi. Tangan kiri Ardi sudah menelusup di balik tank top nya, meremas payudara kiri Irene. Dan tangan kanan anak itu sudah berada di balik celana pendeknya, meluncur menuju belahan memek nya. Irene memang tidak pakai dalaman sehingga tangan-tangan nakal Ardi dengan mudah menyentuh bagian-bagian terlarangnya.

Makin badung ini anak, kata Irene dalam hati. Tidak disangka Ardi sangat agresif, tidak seperti anak polos yang dikenalnya 4 tahun lalu.

Jari tengah Ardi bermain di belahan memek Irene, mencari itil perempuan itu, menggesek dan mempermainkan si kecil menggemaskan yang berada di belahan memek Irene. Bibir dan lidah Ardi tidak hentinya menciumi daerah leher Irene. Sedangkan tangan pemuda itu bermain di putingnya, persis seperti yang pernah Irene ajarin dulu. Karena sering dilatih oleh Ardi, maka perlakuannya hari itu sangat professional, dengan mudah membuat Irene kelojotan, dan nafsu perempuan itu mulai naik dengan cepat.

Irene memegang kedua tangan Ardi memberi tanda supaya berhenti. Ia melepaskan Ardi dari pelukannya. Irene berjalan ke arah saklar lampu, ditekannya sehingga kini keadaan ruangan hanya di terangi oleh lampu kecil berwarna merah.

Nafsu keduanya sudah berada di ubun-ubun. Irene buru-buru melepas pakaiannya demikian juga Ardi. Sehingga kini tubuh keduanya bergulat telanjang bulat di atas ranjang.

Bagaikan sepasang kekasih yang sudah bertahun-tahun tidak bertemu. Irene menjilati tubuh Ardi yang atletis, bukan lagi Ardi yang kurus dan ceking seperti dulu. Tangan Irene meremas kontol pemuda yang sudah tegang itu. kontol Ardi lebih besar dari yang dulu, sekarang lebih keras dan tampak kokoh. Irene memasukkan kontol Ardi ke dalam mulutnya. Di emut, dihisap dan dijilat, sehingga membuat Ardi merem-melek.

Ardi bangkit dalam posisi duduk, ia membiarkan tantenya melakukan sepongan dashyat tersebut. Hal yang dirindukan Ardi adalah sepongan tantenya yang bisa membuat tubuhnya bergelinjang kegelian. Tangan Ardi menjamah toket bulat kencang yang menggantung bebas itu. Di remas dan dipermainkan putting susu Irene. Satu lagi yang dirindukan Ardi adalah toket besar dan kenyal milik Irene.

Irene menyudahi sepongannya. Ia menciumi perut dan naik ke dada bidang Ardi. Tapi tangan Irene masih mengocok kontol keras Ardi. Ardi memeluk tantenya dan dengan sebuah gerakan memutar tubuh Irene sehingga kini Ardi menindih tubuh bugil mulus Irene. Ardi menjelajahi lekuk tubuh Irene, menjilati seluruh kulit yang putih dan mulus. Irene mendesah-desah kecil, ketika Ardi bermain dengan lidahnya mengitari, dan menggigit-gigit kecil putting susunya yang sudah mengeras, tidak lama kemudian lidah Ardi mengarungi perut Irene yang rata, membuat perempuan itu menggelinjang-gelinjang dan sampailah Ardi di selangkangan Irene yang ditumbuhin bulu-bulu jembut tipis. Jari-jemari Ardi membuka memek tembem Irene, membuka kelentit dan diserbunya memek Irene dengan permainan lidahnya di klitoris Irene.

Irene mendesah, menggelinjang-gelinjang, Ia sampai memutar pinggangnya mengangkat pantatnya. Tidak disangka keponakan sekaligus murid sex-nya sudah sangat jago. Jilatan Ardi di memeknya membuat nafsu Irene meledak-meledak. Tiba-tiba sebuah dorongan hendak keluar dari dalam diri Irene akibat gejolak nafsu yang dideritanya. Tapi kemudian dorongan itu berhenti, Irene hampir mencapai orgasme ketika ia menyadari Ardi menghentikan perbuatannya pada alat kelaminnya. Dilihatnya pemuda itu malah beralih menciumi paha mulus Irene.

Irene segera bangkit mendorong Ardi sampai terlentang di atas kasur. Kemudian Irene menduduki pinggang pemuda itu, menduduki kontol ngaceng Ardi. Digesek-geseknya bibir memek nya dengan kontol keras dan panas itu.

“nakal ya kamu sekarang. Tante hampir keluar malah dibiarin.”

Irene mengangkat badannya di pegangnya kontol Ardi, taruhnya di depan lubang memeknya. Irene medorong tubuhnya untuk melesakkan kontol keras itu ke dalam memeknya. sambil mata perempuan itu terpejam ketika kepala kontol Ardi menyeruak masuk kedalam tubuhnya.

Memek basah hangat dan legit, memek yang selama ini dirindukan Ardi. Dan saat ini kontol Ardi sudah kembali bersarang di dalam memek lembut tante Irene.

Kedua tangan Ardi memegang pinggang ramping Irene, ketika Irene memulai goyangan maju mundur dan memutar-mutar supaya ia dapat mengimbangi goyangan tantenya itu. Ardi mendesak dari bawah, vagina tante Irene terasa mulai becek. Memek itu berdenyut-denyut. Mata Irene terpejam kepalanya mendongak seiring makin kencangnya perlawanan tusukan kontol Ardi dari bawah. Kedua tangannya diletakkan di paha Ardi. Pinggang tante Irene berputar dan maju mundur. Ardi meletakkan kedua tangannya di toket besar menggairahkan yang turut bergoyang seirama dengan goyangan pinggang Irene. Jari-jari Ardi berputar mempermaikan putting Irene yang mulai lancip ujungnya, dan terlihat mengkilap,tanda sudah mengeras.

“arrrrrrrrkkkkkhhhhh….” Irene mengerang. Melepaskan orgasmenya, goyangannya jadi makin tidak beraturan. Ardi merasakan kontolnya serasa di hisap dan dibetot oleh memek basah dan legit itu. tangan Ardi mencengkeram dan meremas toket yang sedang mengeras itu , sambil ia menggerakkan tusukan kontolnya mengisi dan mendesak seluruh liang memek Irene.

[​IMG]

Nafas Irene menjadi tidak beraturan ketika orgasme nya berhenti. Ardi bangkit, kemudian mendorong tubuh bugil mulus itu sehingga terlentang di kasur. Ardi menciumi leher tantenya. sedangkan tangan Irene mengerumasi rambut Ardi. Dari leher menjalar ke pipi, bibir Ardi menyerbu bibir seksi Irene. Tapi Irene malah menjauhkan wajahnya.

“jangan bibir! emangnya aku pacar kamu!” kata Irene ketus.

“kan cuma sex, tante.” bisik Ardi lembut sambil kemudian menciumi kuping Irene.

“badung kamu!” Irene menampar lembut pipi Ardi. “sudah berapa perempuan kamu perawanin?”

“delapan, tante.” kata Ardi.

“banya..a…”

Belum selesai Irene menyelesaikan kalimatnya, bibir Ardi kembali menyerbu bibir Irene. Kini Irene tidak berkutik ketika Ardi melumat dan memasukkan lidahnya ke mulutnya. Akhirnya Irene membalas belitan lidah Ardi. Bibir keduanya pun bertemu seperti sepasang kekasih yang sedang bercinta.

Ardi kembali menggoyangkan pinggangnya. Memompa kontolnya. Menggesek kontolnya di dalam liang vagina yang terasa licin dan hangat. Irene memeluk Ardi sambil meletakkan kedua kakinya di pinggang pemuda itu, pinggul Irene ikut bergoyang memberikan sensasi kepada kontol Ardi yang terus memberikan kocokan dan tekanan serta gesekan kencang memberikan sensasi geli gatal di sekitar g-spotnya. Sedangkan lidah keduanya masih saling membelit liar.

Tubuh Irene kembali mengejang, memeluk Ardi erat-erat, perempuan itu kembali orgasme. Kontol Ardi terasa kembali di betot oleh otot panas yang legit itu, namun Ardi malah mempercepat kocokan kontolnya ketika dirasakannya geli di seluruh kontolnya. Ardi melesakkan kontolnya dan mengeluarkan air mani nya yang bermuncratan membasahi dan mengisi seluruh rahim Irene.

Irene mendesah diantara gemelut ciuman mereka , Ia merasakan rasa panas berhamburan di dalam perutnya. Membanjir dan memenuhi seluruh rongga rahimnya diantara gejolak orgasmenya. Geli gatal nikmat merasuki tubuh Irene. Keduanya sedang berpelukan meresapi kenikmatan orgasme, seakan terbang sampai langit ke tujuh, dan kemudian tubuh bugil keduanya terasa terhempas kencang kembali di atas kasur empuk itu.

Ardi kini sudah menghentikan goyangan pinggangnya. Tapi kontol Ardi yang masih agak keras tetap bersarang di dalam vagina Irene, seakan tidak mau keluar dari liang lembut dan basah itu. Keduanya tidak henti-hentinya saling melumat bibir saling melepaskan rasa rindu yang sudah bertahun tidak dirasakan. Rindu yang berbalut hubungan sex terlarang antara tante dan keponakan. Nafas keduanya tidak beraturan seperti habis lari marathon. Tubuh tante dan keponakan itu saling berpelukan dan banjir keringat padahal AC kamar menyala. Ardi merasakan kembali empuknya toket tantenya di dadanya yang tengah menggagahi tubuh bugil mulus itu.

Tidak berapa lama, kontol Ardi yang masih terbenam di vagina lembut dan legit itu kembali mengeras kencang. Ardi kembali menggoyang pinggangnya, memulai ronde kedua. 

Romansa Masa Remaja 5

“kamu ngapain disini?” tanya Irene.

Irene sudah lama tidak bertemu dengan Ardi. Tapi Ia mengenalinya dari foto-foto yang dikirim oleh kakaknya. Ditambah lagi, Ardi sangat mirip dengan almarhum kakak ipar nya.

Ardi gugup. Ia sama sekali tidak menyangka kalau akan bertemu tantenya di kos Diana. Tante yang sudah lama dirindukannya. Tante yang ingin segera dipeluk dan disetubuhi lagi dan lagi dan lagi. Tante Irene yang merupakan guru sex nya.

Wajah tante Irene tidak banyak berubah sejak terakhir mereka bertemu. Bahkan potongan rambutnya masih sama hanya sedikit panjang. Kulit putihnya, toket kencang dan body sintal nya masih terlihat sama, bahkan lebih berbentuk lagi sekarang. Saat itu ia mengenakan tank top hitam dan short pants. Sehingga belahan toket dan paha putih mulusnya kemana-mana.

“anu..anter itu..Diana.” Kata Ardi sambil menunjuk asal.

Irene menengok ke lorong tepat pas di depan pintu Diana. Ia tahu anak-anak itu baru pulang dugem, karena sebelumnya ia berbicara dengan Novia, ketika melihat anak-anak lelaki menggotong Diana dan Sari yang pingsan masuk ke dalam kamar.

“itu teman-teman kamu?” kata Irene.

Ardi menengok ke arah kamar yang ditunjuk Irene. Terlihat Boncel, Bule dan Doni berdiri di depan pintu kamar. mereka memperhatikan Ardi dan Irene.

“Tante ngapain disini?” tanya Ardi.

“Aku kos disini.” Kata Irene.

“lho, kata mama, bukannya tante di apartement central park?” tanya Ardi.

“Disewain ke orang. Bosen di apartemen, bengong sendirian.” Kata Irene ketus. “eh, aku mau ke wc dulu. Sebentar ya aku mau ngomong.”

Ardi mengangguk. Irene ngeloyor pergi ke wc yang terletak di samping tangga. Rupanya kamar mandi kost itu sharing. Terlihat pintu 4 kamar mandi berjejer di dekat tangga. Tidak ada kamar mandi dalam kamar. Herannya tante nya mau saja tinggal di kost murahan seperti ini, padahal mengingat statusnya di perusahaan, bisa saja dia sewa kost lebih mahal dengan kamar mandi dalam. Atau memang tantenya biasa hidup sederhana, entahlah.

Ardi menghampiri teman-temannya yang berdiri di depan kamar Diana.

“siapa, Di?” tanya Doni.

“tante gue.” kata Ardi.

“tante lo?” Boncel dengan nada kaget. “serius lo!”

“beneran, kelees. Suer.” Kata Ardi. Ia melirik Novia yang juga berdiri di balik pintu yang ikut memperhatikan Ardi tadi dengan pandangan tajam, curiga.

“anjrit!! cakep banget.” Kata Boncel. “seksiiiii,bro.”

“jangan keras-keras, kampret!” Doni mengeplak bahu Boncel.

Ardi melihat ke dalam kamar. dilihatnya Reggie di dalam kamar, duduk bersandar di tembok sambil memperhatikan tubuh Diana dan Sari yang tergeletak tidak sadar di kasur. Mungkin kalau tidak ada teman-temannya sudah di bugilin oleh Reggie kedua gadis itu.

“tante lo tinggal di kos ini?” tanya Doni.

“gue juga heran.” Kata Ardi. “setau gue dia tajir juga, punya apartemen 3 biji.”

“ah seriusan.” Kata Doni

Terdengar pintu kamar mandi dibuka. Tidak lama Irene keluar dan berjalan ke arah mereka.

“kenalin tante ini tante aku” kata Ardi ketika Irene nimbrung bersama mereka.

Boncel yang sedari tadi melotot melihat keseksian Irene, langsung menjulurkan tangan duluan. Diikuti oleh Doni, Bule, dan Novia.

“yang ini pacar aku” kata Ardi.

“wah kamu sudah punya pacar rupanya?” kata Irene. “jadi kapan?”

“apanya kapan?” kata Ardi.

“undangannya.” Kata Irene sambil tertawa menggoda.

“sekolah aja belum kelar, Tante.” kata Ardi.

“bercanda kog.” Kata Irene sambil meremas lengan Ardi.

Bule mendadak langsung masuk kamar ngeloyor berusaha ngumpet dari pandangan Irene. Ardi yakin banget kalau temannya itu sudah ngaceng liat toket putih menggoda. Boncel juga dari tadi hanya terdiam matanya tertuju ke arah belahan toket putih ranum. Sedangkan Doni berlagak sopan, matanya melihat sekeliling tapi sedikit-sedikit ngintip belahan toket kencang Irene.

“kamu makin kencang.” Kata Irene. “rajin fitness ya?”

“aku sekarang kapten team basket, Tante.” kata Ardi.

“wah hebat. Undang-undang donk kalau tanding. Tante pengen lihat kamu main basket.” Puji Irene.

“ah tante kan sibuk, main kerumah aja sudah nggak pernah.” Kata Ardi.

“kamu yang kelayapan terus. Kapan hari tante kerumah, kamu nggak pernah ada.”

“Ah Masa, Mama nggak bilang.” Ardi kaget karena ternyata tantenya selama ini sering kerumahnya.

“iyalah, kamu pulang pas mama kamu sudah tidur.” Kata Irene. “kalian mau kemana habis ini?”

“wah nggak tau. Pulang kerumah kali.” Kata Ardi.

“anak muda malem minggu kok pulang sore? Baru jam 1 pagi.” Irene tertawa. “ke MekDi yuk. Tante traktir.”

Ardi melihat ke arah Doni dan Boncel, keduanya mengangguk kencang tanda setuju. Kalau Novia hanya menggoyangkan alis saja, maklum itu cewe masih bete.

“boleh tante.” kata Ardi.

“sebentar ya, Aku ambil dompet dulu.” Kata Irene sambil berjalan ke arah kamarnya yang letaknya dua kamar di seberang kamar Diana.

Ardi menengok ke dalam kamar. Terlihat Reggie tidur sambil bersandar di tembok. Ardi yakin “si bangsat” itu tidak bakal mau ikut, dan modus pura-pura tidur supaya bisa menggarap mangsa entah Diana atau Sari. Sedangkan dilihatnya Bule sedang berjongkok menghadap ke tembok sambil tangannya berada di selangkangan. Bule sedang coli. Ardi nggak tega juga ganggu Bule, kalau diajak pergi bareng tante Irene, bisa-bisa wc MekDi jadi korban bacol si Bule.

“ayuk!” kata tante Irene sambil membawa tas kulit kecil selempangnya. Ia berjalan di depan, diikuti oleh Doni dan Boncel. Ardi menarik dan menggandeng tangan Novia.

“itu anak dua nggak diajak?” kata Irene. Yang ia maksud adalah Reggie dan Bule.

“biarin aja. Udah pada teller gitu.” Jawab Ardi singkat.

Irene meneruskan langkahnya ke tangga.

“lho kalau temanku diapa-apain gimana?” kata Novia berbisik.

“Biar pada jadian, daripada jomblo ntar malah jadi maho.” Bisik Ardi, “abis dari MekDi kita check in yuk. Pengen nih.”

Novia hanya terdiam, Ia pun berjalan mengikuti Ardi meninggalkan kamar Diana.

Bule menengok ke pintu ketika langkah kaki teman-temannya menjauhi tangga.

OK OCE aman semua, kata Bule dalam hati. Ia yakin Ardi dan teman-temannya tahu dan sengaja nggak ganggu dia dan Reggie. Apalagi pejunya belum keluar. Memang toket tante Irene benar-benar menggairahkan sehingga tidak tahan melihatnya si Bule langsung coli di tempat.

Bule menutup pintu kamar dan mengunci grendelnya. Ia menengok ke kasur dimana tergeletak Diana dan Sari. Mangsa, pilih yang mana ya? Akhirnya ia bisa merasakan memek perempuan juga.

Pucuk di cinta teh pun jadi. Bule bingung. Tapi tunggu, ngapain bingung, cicipin aja dua-duanya, begitulah kata setan yang berbisik di telinga Bule, entah kemana malaikat pelindung Bule, mungkin lagi coli juga di pojokan gara-gara liat toket tante Irene.

Bule langsung melepaskan celana yang masih nyangkut di pahanya. Ia membuka pula bajunya sehingga bugil dengan kontolnya yang berukuran normal yang sedang ngaceng kencang.

Perlahan-lahan ia menghampiri Sari. Waktu itu, seminggu lalu, dirumah Ardi, betapa tanggung, udah telanjangin itu cewek tapi nggak bisa dipakai. Kali ini Bule akan memakai Sari. Dalam hati Bule girang banget, Ia mulai melepaskan celana jeans Sari. Yang punya badan nggak berontak, hanya menggeliat sebentar ketika celananya lolos dari pinggangnya.

“anjrit, lo curi start.” Bisik Reggie yang bangun.

Bule memberi tanda isyarat supaya Reggie garap Diana saja. Sama seperti kawannya, Reggie melucuti pakaian yang dipakainya. Kedua remaja itu telanjang bulat, siap menghabisi dua gadis yang sedang mabuk berat itu.

Bagian terlarang Sari sudah tidak tertutup sehelai benang pun. Terlihat jembut lebat Sari menghiasi lubang memek yang tembem dan membentuk garis. Bule membelai paha mulus gadis itu, Sari hanya menggeliat menggerakkan kakinya.

Sementara Reggie sudah memposisikan kontolnya di depan lubang memek Diana. Reggie mudah, karena Diana hanya pakai rok mini, tinggal angkat sedikit, pelorotin celdam dan enjoy.

Kontol Reggie yang besar digesek-gesek di depan lubang kemaluan Diana. Reggie hanya mencontohkan film bokep yang sering dilihatnya, Kedua anak itu baru kali ini ingin merasakan seks. Diana menggeliat lemah akibat perlakuan kontol milik Reggie di depan pintu liang kenikmatan dunia miliknya.

Reggie mengarahkan kontol besarnya dengan tangan supaya pas dengan lubang milik Diana. Sesekali Reggie melihat ke arah memek itu, mencari-cari pintu masuk lubang kenikmatan milik Diana. Setelah yakin kepala kontolnya terjepit di pintu surga dunia, Reggie mendorong kontolnya masuk. Vagina Diana berasa seret karena tidak terlumasi sempurna sehingga kepala kontol besarnya terasa terjepit. Pelan-pelan Reggie memasuki tubuh Diana, dan kontol Reggie mentok di dalam liang vagina Diana. Sempit,lembab dan bergerinjal, baru kali ini Reggie merasakan kontolnya masuk ke dalam memek. Perempuan itu mendesah kecil di sela-sela tidurnya, dengan mata masih tertutup setengah sadar. Reggie membiarkan sebentar, takut membangunkan pemilik memek.

Sedangkan Bule sedari tadi menekan-nekan kepala kontolnya di memek Sari, Ia mencoba memasuki vagina Sari.

Ia melihat Reggie mulai bergoyang pantatnya di atas tubuh Diana. Mata Diana terbuka pelan-pelan. Reggie kaget karena Diana sadar. Tapi kedua tangan Diana malah dilingkarkan di leher Reggie. Ia tersenyum kecil. Reggie sadar kalau Diana memang sudah tidak perawan lagi, terbukti, dan kini kedua kaki Diana dilingkarkan di pantat Reggie, dan pinggang gadis itu berputar-putar memberikan perlawanan, semakin membuat remaja pria itu tambah bernafsu. Goyangan pinggul Diana membuat kontol Reggie terasa di plintir dan di keyot-keyot. Memek Diana terasa bertambah basah dan licin, sehingga Reggie mempercepat kocokan kontol besar nya di memek hangat Diana.

Reggie terpejam, geli gatal nikmat menguasai seluruh tubuhnya. Air mani keluar dari lubang kontol Reggie, tidak terbendung lagi dan disemburkannya di dalam memek Diana. Memek hangat dan basah itu terasa sangat licin bagi Reggie ketika peju nya berhamburan mengisi rahim gadis remaja itu. Gossip dari teman-teman kelasnya, kalau Diana adalah jablay kini sudah terbukti.

Sementara si Bule masih berusaha memasuki lobang memek Sari. Sari tampaknya mabuk berat sehingga tidak dirasakannya perbuatan bejat Bule yang sedari tadi sibuk menekan-nekan kepala kontolnya karena nggak masuk-masuk. Bahkan Bule mencoba membuka memek tembem itu dengan jarinya sambil menusuk kontolnya, tapi tetap saja gagal. Kontolnya seperti membentur tembok saja.

Reggie bertindihan dengan Diana disela-sela selesainya hubungan seks mereka. Nafas Reggie ngos-ngosan seperti habis lari marathon 10 km.

“lain kali kalau mau bilang aja.” Bisik Diana di kuping Reggie. Tangan Diana masih melingkari punggung Reggie yang basah karena keringat, menenangkan teman sekelasnya itu.

“Iya.” Jawab Reggie. Reggie bangkit dan mengeluarkan kontolnya yang lemas dari memek Diana. Diana menunjuk lemah ke arah meja kecil. Reggie segera mengambilkan tissue yang tergeletak di sana. Diana mengelap bibir memeknya yang meleleh peju Reggie di lubang memeknya.

Bule dengan tampang putus asa melihat kearah Reggie yang juga memandangnya. Bule putus asa, kontolnya susah masuk ke memek Sari sedari tadi.

Diana mengambil tube warna biru dari meja dan diberikannya ke Bule. cairan pelumas vagina. Bule bingung dengan pemberian Diana. Diana memberi isyarat untuk melumasi kontol si Bule pakai pelumas itu.

sedangkan Reggie dengan wajah bego memperhatikan memek Sari. Pengen ia mencicipi memek tembem Sari juga, tapi Reggie setia kawan, dibiarkannya si Bule menikmati perempuannya.

Diana melepas tank top nya dan bra hitamnya. Kini ia telanjang bulat di hadapan Reggie yang masih berlutut. Damn, bagus banget toketnya, kata Reggie dalam hati.

Ia langsung menjamah toket bak papaya gantung dengan putting coklat kecil. Body Diana kurus tapi toketnya bagus. Toketnya terasa kenyal di tangan Reggie. Diana bersimpuh meraih kontol besar Reggie, dan kemudian di jilatinya kepala kontol yang mulai mengeras kembali itu. lidah Diana bermain di lubang kontol Reggie, memberikan sensasi geli.

Sementara Bule akhirnya sudah mulai bisa menyelipkan kepala kontolnya di lubang memek Sari. Bule langsung menusukkan kontolnya dengan kencang, sehingga Sari terbangun, dengan matanya yang langsung melotot. Bule merasakan kontolnya terjepit dengan ketat oleh memek Sari, agak sakit juga seperti dibetot.

Sari melihat Bule sedang menindihnya, Wajah Bule tepat di depan mukanya dan nafas bau alcohol tercium di depan hidungnya. Tapi bukan itu yang membuatnya terbangun, melainkan rasa sakit di sekitar selangkangannya. Rasa yang sangat pedih dan perih. Sari sadar keperawanannya sudah diambil oleh Bule. Sari mau berontak tapi tubuhnya terasa lemas dan berat, dibiarkannya Bule yang memulai goyangan dan gesekan kontolnya di dalam memeknya, walaupun ia harus menahan rasa sakit dan perih. Air mata mulai mengalir di pipi Sari. Menyesal. Karena tadi mau saja ia diajak mabuk lagi oleh teman-temannya.

Sari melihat ke arah Diana dan Reggie yang sedang dalam posisi WOT. Diana membelakangi Sari. Sari melihat lubang memek Diana sedang dimasuki kontol Reggie yang besar berurat, sehingga terlihat bibir memek Diana yang memerah dipenuhi oleh kontol Reggie. Goyangan Diana diatas kontol Reggie terlihat sangat professional. Pinggang Diana berputar dan bergerak maju mundur seakan menikmati betul kontol besar yang merangsek di dalam memeknya. Tampak cairan putih mengalir di sepanjang batang kontol sampai biji Reggie. Kedua tangan Reggie terlihat berada di toket Diana. Desah manja Diana terdengar mengisi ruangan kamar kecil itu.

Sari merasakan rasa panas di sekitar perutnya. Dilihatnya Bule dengan matanya yang merem melek dengan mulut terbuka. Bule sedang mengeluarkan pejunya di dalam memek Sari, membuahi rahim gadis itu. Bule ambruk menindih tubuh Sari setelah selesai ejakulasi. Nafasnya tidak teratur terdengar di kuping Sari.

Sari menangis ketika bule mencabut kontolnya yang sudah lemas. Betapa tidak, ia baru saja diambil kehormatannya, bukan itu saja, rasa perih dan nyeri masih terasa banget di selangkangannya, serta takut hamil akibat perbuatan temannya itu. Bule yang panik berusaha menenangkan Sari, Ia berjanji akan bertanggung jawab, tapi tetap saja Sari nangis sesengukan sambil menutup wajahnya dengan kedua tangan.

Sementara Reggie dan Diana masih asyik tidak peduli dengan kedua temannya, posisi sudah berganti dari WOT ke posisi doggy style. Gadis itu merem melek orgasme akibat kocokan kontol Reggie di memeknya.
 

Romansa Masa Remaja 4

Ardi mengendarai motornya, sehabis makan siang, Ia pun mengantar pulang Vini. Tidak diantar kerumah tapi cuma sampai di ujung gang rumah Vini.

Motornya memasuki komplek perumahan elit. Melintasi rumah-rumah besar di sepanjang sisi jalan. Rumah-rumah yang terkesan sepi seperti tidak ada penghuninya. Motornya membelok di gang tempat rumahnya berada. Ardi melihat sosok di depan rumahnya, sosok yang sudah dikenalnya, Novia.

Untung udah dianter pulang si Vini, selamet-selamet, Ardi bergumam dalam hati. Ia menghentikan motornya. Dan membuka helm nya.

“lho katanya pergi sama papi-mami?” kata Ardi.

“itu minggu depan,kan.” Kata Novia. “kamu darimana? Aku telpon nggak diangkat.”

“tadi dari bengkel, kamu telpon pasti aku lagi di jalan.” Ardi beralasan. “kamu udah lama?"

“udah setengah jam.” Kata Novia.

Setelah masuk rumah dan menaruh motornya di garasi. Mereka masuk ke dalam rumah. Ardi merangkul pinggang ramping Novia sambil mencium pipi gadis itu.

“tumben kamu kemari?” kata Ardi.

“kangen say, pengen nih.” Kata Novia.

Mampus deh! baru tiga ronde sama Vini, sekarang ada lagi cewek minta jatah, keluh Ardi. Entah keberuntungan atau penyiksaan, tapi yang jelas Ia sama sekali tidak menyangka kalau Novia bakal datang.

“ntar malam anak-anak mau datang.” Kata Ardi.

“ya udah terus kenapa?” kata Novia. “aku sudah izin mau nginep.”

“nginep disini?” kata Ardi kaget.

“ya nggak lah. Izin nginep di rumah Sari.” Kata Novia.

“lah kalo Sari di telpon?” kata Ardi.

“ntar sore Sari aku suruh kesini, bilang dia nginep rumah Diana.” Kata Novia.

“lah kalo Diana dicari juga?” kata Ardi.

“udah kompakan sama Diana. Kan dia nge-kost, mana ada yang tau.” Kata Novia.

“Emang, mau ikut party mabok-mabokan ntar malem?” Kata Ardi.

“iya donk, masa kamu sendiri yang party, kalau ntar selingkuh gimana.” Kata Novia mendekap manja lengan Ardi.

Ardi melepas jaketnya. Sedangkan Novia duduk diranjang Ardi.

“mau mulai?” kata Ardi sambil melepas celana panjangnya.

“ayuk.” Kata Novia. “aku baru beli kondom baru lho, rasa pisang.”

Novia menunjukkan kondom kepada Ardi. Ardi yang sudah bugil langsung menyergap dan mendorong Novia ke ranjang.

*************************************************************************************

Gundukan gunung kembar yang legit itu terus diremas-remas oleh tangan Ardi. Pinggangnya bergoyang maju mundur naik turun, mengocok kontol nya di vagina legit dan basah itu. kulit putih yang mulus terasa licin dirasakan Ardi ketika perutnya bergesekan dengan perut Irene.

Desah Irene terdengar lembut. Kedua kaki wanita itu melingkar di pinggang Ardi, mendorong pantat Ardi dan mengontrol goyangan anak itu yang sudah mulai brutal. Penis Ardi terus menghujam tiada ampun di dalam liang kenikmatan tantenya itu.

Tiba-tiba pintu terbuka, dan muncullah Ibu Ardi dari balik pintu. Ardi dan Irene kaget setengah mati melihat ibunya Ardi. Ardi gugup ia ingin berbicara tapi seakan tenggorokannya tercekat, tidak mampu mengeluarkan satu kata pun.

“bangun!!..Oii…”

Sebuah suara mengagetkan Ardi.

“ngigo aja. Udah siang.” Kata Novia.

Ardi duduk diranjangnya. Dilihatnya Novia disampingnya. Memakai kaos yang kebesaran sehingga terlihat seperti daster. Di samping Novia tampak Sari yang tidur dipinggir ranjang, masih berpakaian lengkap.

Ardi bangun dari tempat tidur, menuju wc yang terletak di pojok kamarnya. Ia ingat sekarang, semalam mereka party mabok-mabokan. Ia ingat Sari yang mabok dan di grepe habis-habisan. Untungnya ada Novia, kalau tidak mungkin Sari sudah habis diperkosa teman-temannya. Hampir saja gadis itu kehilangan keperawanan oleh 4 kontol pemuda sange yang sedang mabuk. Sari sudah setengah bugil kemarin, kedua tangannya dipegangi oleh Boncel, kaos gadis itu sudah terlepas dan celana panjangnya sudah mau ditarik oleh Doni, dan Reggie meremas-remat toket Sari yang sudah tanpa bh, toket kecil segengaman yang terlihat kenyal. Memang Sari cukup manis, kulitnya sawo matang dan berbody bagus, makanya teman-temannya nafsu liatnya. Ia ingat betul, si Bule yang suka ngacengan udah keluarin titit nya yang sudah keras. Walaupun akhirnya Bule masturbasi di kamar mandi bawah, ketika Sari sudah diamankan oleh Novia ke dalam kamar Ardi.

Novia sendiri tidak mabuk parah kemarin oleh karena itu mampu mengendalikan nafsu para laki-laki muda yang brutal. Ardi pun terpaksa tidur di kamar bersama Novia dan Sari untuk mencegah teman-temannya bertindak lebih brutal, setidaknya walau mabuk berat mereka tampaknya masih menghormati tuan rumah.

Ardi membuka pintu kamarnya, dilihatnya teman-temannya masih tidur. Doni, Boncel dan Bule tidur di karpet. Sedangkan Reggie tidur di sofa. Yang paling aneh adalah Reggie tidur dalam keadaan bugil. Memang Reggie memiliki kelainan yaitu eksibisionis. Kalau di sekolah kadang-kadang suka kumat gilanya, dia buka celana sekedar memperlihatkan pantatnya walaupun itu dilakukan di tengah lapangan. Ardi berjalan menuruni tangga

Ardi menuang segelas air putih di dapur. Tiba-tiba muncul Bule. Bule mengambil gelas di rak piring, dan menuang air putih dari dispenser.

“Parah lo semalem.” Kata Ardi sambil meletakkan gelasnya.

“sorry nggak control gue.” kata Bule. “badan bagus gitu mana gue tahan liatnya. Apalagi udah kena Vodka sama chimenk.”

“ya lain kali control aja sob. Nggak enak gue sama cewe gue juga.” Kata Ardi. “Dia yang ajak si Sari soalnya.”

“iya, Sorry Di.” Kata Bule.

“ngomong-ngomong kog si Reggie bisa tidur bugil begitu?” tanya Ardi.

“pas lo masuk kamar, itu anak kumat gilanya.” Kata Bule. “tai banget kan! lagi mabok tapi liatnya Reggie joget striptease. Lo enak tidur sama cewe, dua biji pula.”

“Gue kan nggak ngapa-ngapain juga.” Kata Ardi.

“elo ngapa-ngapain juga emangnya kita pada tau. Pada langsung tepar, males liat Reggie kumat.” Kata Bule sambil terkekeh.

Tiba-tiba terdengar teriakan wanita dari lantai atas. Ardi dan Bule bergegas berlari meninggalkan dapur menuju lantai atas. Terdengar suara pintu dibanting.

Ardi dan Bule tiba di lantai atas. Dilihatnya Reggie yang masih terlentang sambil megangin titit nya yang ngaceng, dengan wajah bloon. Dilihatnya Doni dan Boncel yang duduk di karpet, baru bangun tidur dengan muka nggak kalah leceknya.

“ada apa lagi sih?” tanya Ardi kepada teman-temannya.

“eeh, si Sari keluar dari kamar. liat Reggie lagi coli di sofa.” Kata Doni menjelaskan.

“kirain ada apaan.” Kata Bule.

“lah gue kan lagi coli, emang tiap bangun tidur pasti gue coli.” Kata Reggie membela diri.

“lu pake baju dulu gih!.” Doni melempar baju yang tergeletak di lantai kepada Reggie.

“anjing! Sue banget gue, bangun tidur liat cowok bugil.” Boncel menimpali.

“lo coli di wc aja sono! Njing!” Ardi memungut celana Reggie yang tergeletak di lantai di dekatnya.

“ya udah gue pinjem WC.” Reggie bangun. boro-boro berpakaian, sambil pegang kontol besarnya yang setengah ngaceng, ia hendak menuju kamar Ardi.

“kampret! WC bawah lah!” Ardi menepuk pundak Reggie.

“iya, sori-sori.” Reggie segera berjalan melintasi Ardi dan ngeloyor menuruni tangga.

“Pret! Baju sama celana lo nih!” kata Doni.

“ntar aja abis coli.” Reggie berteriak dari bawah tangga.

“wong gendeng!” Celetuk Boncel.

*********************************************************************************

Teman-teman Ardi sudah pulang setelah makan siang. mereka terpaksa pulang, karena Sari sampai nggak berani keluar kamar untuk makan siang, tampaknya gadis itu shock. Semalam hampir diperkosa, dan paginya ,Ia lihat kontol Reggie. Novia berkali-kali berusaha menenangkan Sari sahabatnya itu.

“udah pada balik tu.” Kata Ardi. “sana makan dulu!”

“udah ah gue mau pulang juga.” Kata Sari.

“ya udah makan dulu aja, gue mandi dulu.” Kata Novia. “abis itu kita balik.”

Sari bangkit berdiri dan berjalan keluar kamar. Ardi mengambil kotak KFC di meja. Sari pun duduk di sofa, tempat tadi pagi ia melihat Reggie bugil. Sofa tempat semalam dia hampir diperkosa oleh teman-temannya. Ardi menyalakan TV supaya Sari bisa sedikit tenang.

“gue mandi dulu ya Sar.” Kata Novia.

Sari menoleh dan mengangguk sambil tangannya memegang sambal sachet. Novia menarik lengan kaos Ardi, sebagai tanda mengajak Ardi untuk berhubungan badan sebelum pulang. Ardi pun mengikuti Novia masuk ke dalam kamar.

Setelah makan, Sari mencuci tangannya di wastafel dapur. Ia tahu kalau Novia lagi indehoi dengan Ardi di kamar. kemudian Sari mengambil segelas air putih. Ia shock dengan kejadian semalam dan hari ini. tidak menyangka kalau teman-teman sekolahnya brutal seperti itu. Nggak mau diajak mabok lagi deh.

Sari melintasi pintu kamar Ardi, terdengar suara desahan dan suara per ranjang berderit-derit. Dahsyat juga si Novia sama cowoknya main. Sari tiba-tiba penasaran. Sebagai seorang gadis remaja yang sedang pubertas, ia juga penasaran dengan hubungan sex. Apalagi Novia sahabatnya sering banget bercerita soal hubungannya dengan Ardi. Selain itu ia juga pernah mendengar gossip soal Tasya, anak kelas sebelah yang juga mantan Ardi.

Sari mencari celah untuk mengintip, tapi tidak ada. Sari melihat sebuah tongsis tergeletak di meja di bawah TV. Sari memasangkan HP nya dengan tongsis. Ia menaikkan tongsis nya untuk mengambil gambar dari celah kusen kamar Ardi. Sari melihat gambar yang terpampang di layar smartphonenya.

Novia dalam keadaan nungging, dan Ardi menusukkan kontolnya dari belakang. Keduanya dalam keadaan bugil dan sedang dalam posisi doggie style. Kedua tangan Ardi terlihat meremas-remas toket Novia. Tapi tidak berlangsung lama. Ardi menghentikan tusukannya. Pantat lelaki itu terkedut-kedut. Novia bangkit, Ardi memeluknya dari belakang sambil kedua tangannya masih di toket Novia. Kepala Novia menyamping dan Ardi melumat bibir Novia dari belakang. Keduanya tampak berciuman sebentar. Kemudian Ardi mencabut kontolnya yang tertutup kondom warna kuning. Novia melepaskan kondom dari kontol Ardi.

Sari menurunkan tongsisnya. Ia berjalan menuju sofa, takut kena gep. Tapi Sari merasakan dadanya dan nafsunya bergemuruh melihat adegan sex live tadi.
 “Malem minggu besok dugem yuk!” ucap Reggie kepada teman-temannya.

Reggie, Boncel, Bule, Doni dan Ardi sedang nongkrong di warung padang, depan sekolah setelah bubaran. Mereka masih menunggu dimulainya jam les fisika yang akan dimulai satu jam setelah sekolah usai.

“gue kagak ada duit.” Kata Boncel.

“Sama. apalagi gue. lo pada tau kan bapak gue kerjanya apaan.” Kata Doni.

“Masuk doank sih gampang bro. ada abang sepupu gue. dia kan DJ.” Kata Reggie.

“Boleh juga tuh.” Cetus Bule bersemangat. “kapan lagi nih daripada cuma bengong doank. Ardi sih enak, malem minggu udah ada cewenya.”

“Makanya lo pada cari cewe. Betah amat sih pada nge-jomblo.” Ujar Ardi seraya menyedot es teh manis-nya.

“Lo enak ganteng. Lah gue apa gitu.” Celetuk Boncel.

“Bukan elu. Tuh Doni, Reggie, Bule.” Kata Ardi. “kalo elo sih udah jelek, gendut, homo pula.”

“Taek lo!” umpat Boncel.

Teman-temannya ngakak mendengar Boncel kena ledekan lagi.

“Udah homo, kecil pula tititnya. Mending lo jadi bahan tusbolan guru kimia baru tuh, rada maho dia.” Bule menimpali.

“Tai! Kayak punya lo gede aja. Si Reggie tuh gede.” Kata Boncel. “Daripada lo, Bule. udah tampang indo, idung mancung, motor CBR, tapi sama cewe takut.”

“Eh, gue memilih jadi pelajar yang baik kagak kayak elo.” Kata Bule.

“Pelacur elo mah! Mana ada, jam pelajaran fisika malah coli dibelakang gara-gara liat Eva ngongkong.” Boncel dengan nada meledek.

“Eh itu pengendalian nafsu. Kampret!” Bule membela diri.

“Alesan lo! kancut! Bilang aja nafsu liat tompel di paha itu cewe.” Kata Boncel.

“Lah kog lo tau ada tompel?” timpal Bule. “Hayoo…elo itu yang suka liat paha Eva.”

“Ngentiaw lo!” umpat Boncel.

Teman-temannya tertawa keras-keras mendengar ceng-cengan Bule dan Boncel. Memang kedua anak itu kalau sudah ledek-ledekan parah. kalau keduanya tidak bersahabat dari SD mungkin sudah sering berantem.

“oke deh, gimana nih?” kata Reggie. “pada mau dugem nggak?”

---------------------------------------------------------------------------

Memasuki diskotik di kawasan senayan. Musik hingar-bingar terdengar memberikan energi pada para pengunjung untuk bergoyang. Asap rokok dan aroma alcohol bercampur wangi parfum para pengunjung yang berbaur memenuhi ruangan diskotik. Pria dan wanita asyik bercengkrama, sebagian asyik bergoyang di dance floor.

Boncel dengan gaya sok asyik-nya menggoyang-goyangkan kepala mengikuti irama. Ia berjalan mengikuti teman-temannya, mengikuti langkah Jimmy, saudara sepupu Reggie yang merupakan DJ malam itu, dan juga sebagai tiket masuk gratis bagi mereka. Beruntungnya masuk bareng dengan DJ, kelima sahabat itu mendapat minuman gratis pula atas nama Jimmy, sehingga kelimanya makin bergembira. Maklum baru kali itu mereka masuk diskotik.

Malam semakin larut. Ardi tampak duduk di meja bulat menikmati minumannya, ditemani Doni yang asyik menghisap rokok menthol nya. Sedangkan Bule, Boncel dan Reggie masih asyik berbaur di dance floor. Bule tampak dikerumuni gadis-gadis yang bergantian mengajaknya berdansa sambil gesek-gesek. Maklum si Bule memang punya tampang ganteng karena berdarah campuran, Ayahnya orang German dan ibunya Jawa. Sedangkan Boncel dengan gaya nggak tau malu nya asyik melakukan modus nge-dance sambil “gesek-gesek” dengan para wanita di dance floor, herannya para wanita di diskotik tidak risih di lecehkan oleh para pria karena selain Boncel banyak pria yang melakukan hal serupa, kalau di jalan sudah pasti kena gampar. Reggie terlihat bergoyang di samping Jimmy yang sedang memainkan turn table, sambil ia memilihkan beberapa disk kepada sepupunya. Rupanya perjanjian masuk gratis adalah, salah satu dari mereka harus jadi asisten Jimmy nge-DJ malam itu.

Tiba-tiba Ardi kaget, Ia memicingkan matanya. ia melihat sosok yang dikenalnya diantara kerumunan pengunjung. Ardi mencolek Doni untuk mencoba meyakinkan kalau ia tidak salah lihat.

“itu kan cewe lo.” Kata Doni.

Mereka melihat Novia diantara para pengunjung.

“kamu sendiri asyik enak-enakan sama teman-teman kamu!” kata Novia dengan nada keras.

Sehingga orang yang melintasi parkiran mobil melihat ke arah mereka berdua.

Ardi kehabisan kata-kata. Sudah satu jam mereka berdebat mulut di parkiran.

Novia sendiri kaget ketika melihat Ardi di dalam diskotik. Hari itu ia bersama Diana dan Sari memang dapat free entry dari Lucy teman kos-nya Diana yang memang punya kenalan owner diskotik tersebut. Walaupun Novia, Sari dan Diana tidak merencanakan, karena malam minggu itu ketiganya sedang ngumpul di kos Diana. Dilanda kebosanan akhirnya Diana mengajak mereka dugem.

“woi tolongin nih teman lo mabok.”

Suara Doni mengagetkan Ardi dan Novia.

Doni terlihat membopong Sari yang setengah sadar. Sari bergumam ngalor-ngidul. Karena sejam sebelumnya mereka minum-minuman keras di traktir oleh Lucy yang teman kos Diana.

“mau ditaroh mana nih?”

Boncel dan Reggie muncul dari belakang Doni. mereka tampak menggotong Diana yang pingsan karena kebanyakan minum. Beruntung Diana bertemu teman-temannya kalau tidak pasti sudah diangkut om-om.

Seorang wanita mengikuti mereka. Rambutnya coklat panjang, cantik berwajah oriental, kulitnya putih dan tubuhnya tinggi semampai bak gitar spanyol, dengan buah dadanya yang menyembul dibalik kaus ketatnya. Bisa ditebak dari penampilannya , pasti para pria di dalam tadi sudah banyak “gesek” dengan perempuan ini. Wanita itu adalah Lucy, teman kos Diana. Diikuti oleh Jimmy yang berjalan menyusul mereka.

“buka mobil lo, Reg!” kata Doni.

“kuncinya di kantong gue.” kata Reggie, “Di, tolongin donk.”

Ardi segera menghampiri Reggie. Ia merogoh saku Reggie, mengambil kunci mobil. Kemudian mereka segera memasukkan Sari dan Diana ke mobil Reggie.

“terus gimana nih kita?” tanya Reggie.

“pulang aja!” Novia dengan nada bete.

Novia berjalan menghampiri Lucy.

“mbak Lucy gimana? mau ikut pulang?” tanya Novia.

“gue lanjut deh, ada teman-teman juga di dalam.” Kata Lucy.

“ya udah mbak, terima kasih traktirannya. Sorri ngerepotin.” Kata Novia.

“santai aja, biasa kali.” Kata Lucy sambil tertawa kecil. “lain kali jangan kapok ya.”

“Sip.” Novia berpelukan dengan Lucy. Kemudian ia naik ke mobil Reggie. Dilihatnya teman-temannya sedang berpamitan dengan Jimmy.

Mobil melaju meninggalkan parkiran, meninggalkan Jimmy dan Lucy yang memperhatikan anak-anak itu pergi.

Jimmy menengok ke samping. “sorry belum kenalan.” Jimmy menjulurkan tangan ke Lucy.

“Lucy, kamu?” Lucy menjabat tangan lelaki itu.

“Jimmy.” Kata Lelaki itu sambil menatap mata indah Lucy.

------------------------------------------------------------------------------------------

Suasana di dalam mobil Avanza itu terlihat kaku dan tegang. Ardi yang menjadi sopir, sedangkan Novia duduk di samping sopir. Reggie duduk kursi tengah di samping Diana dan Sari yang tertidur. Sedangkan dibangku belakang Bule,Doni dan Boncel.

Ketiga anak di belakang memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Dimulai dari si Boncel yang iseng meremas toket Diana. Karena Diana tidak bergeming akhirnya, Bule ikut minta jatah, Karena nggak dikasih akhirnya Bule remas-remas toket si Sari. Sedangkan Reggie diam-diam juga sudah mengobel-ngobel selangkangan Diana yang saat itu mengenakan rok mini.

Biarin aja si Ardi ngobrol sama Novia, entah apa yang di bicarakan, yang penting kursi belakang dapet jarahan. Begitu pikiran si Reggie. Entah mungkin sama dengan pikiran teman-temannya di bangku belakang.

Reggie mulai memberanikan diri menyelipkan tangan di balik celana dalam Diana. Karena yang bersangkutan juga tidak bergeming. Dirasakannya jembut Diana yang lebat ketika jemarinya menjamah bagian terlarang dari gadis itu. Reggie terus mencari lobang Diana kemudian digesek-gesekan jari tengahnya di belahan vagina gadis itu. Regie mencari klitoris di belahan vagina rapat itu, ditekan-tekannya klitoris Diana. Gadis itu tidak bergeming, sehingga Reggie dengan leluasa memainkan jari tengahnya.

Sementara tangan Boncel sudah memasuki tank top Diana. Tangannya sudah meremas-remas toket kenyal gadis berkulit coklat manis itu. toket Diana terasa lebih besar dari kepalan tangan boncel, kenyal dan keras.

Hanya Doni doank yang nggak kebagian jatah. Bagaimana bisa ikut beraksi, karena yang duduk di depannya adalah Reggie, ia hanya melihat ulah Boncel dan Bule. Si Bule udah coli sambil remas-remas toket Sari. Doni diem aja, karena nggak mau mengganggu keasikan teman-temannya.

Mobil memasuki halaman kos Diana setelah dibukakan pintu oleh penjaga gerbang. Karena sudah jam 2 pagi, dan Novia juga sudah izin sama orang tuanya menginap di kos Diana.

Reggie segera mencabut tangannya dari balik celana dalam Diana. Jari tengahnya basah oleh cairan vagina Diana. Ia mengelap jarinya di rok Diana. Kemudian mencium jari tengahnya. Reggie berasa mau muntah dengan bau memek Diana yang menempel di jari tengahnya.

Sedangkan Boncel dan Bule juga menghentikan aksinya dan duduk manis seperti tidak pernah melakukan apa-apa. Sedangkan si Bule sibuk mengelap pejunya yang tumpah di jok mobil dengan tissue.

Reggie menurunkan Diana dan Sari. Dibantu dengan Doni, Boncel dan Bule.

“kamarnya dimana?” kata Doni kepada Novia yang masih duduk di bangku depan.

Novia menuntun mereka ke lantai 2 tempat kamar Diana berada. Sedangkan Ardi berbicara dengan penjaga gerbang kos, memberikan selembar kertas biru supaya tutup mulut.

Ardi berjalan menaiki tangga, menuju kamar Diana. Ardi kaget karena hampir bertabrakan dengan seorang wanita di ujung tangga. “sorry.” Kata Ardi. Wanita itu juga kaget sambil menatapnya. Ardi tambah kaget. Karena wanita tersebut sangat dikenalnya.

Tante Irene.