Monday 6 March 2017

Me & U - PRIVATE SECRET 11

ALFRIZZY YUDHA PRATAMA

[​IMG]


REVALIAN DWINSYIRAH

[​IMG]




BAB 10 - HOUSEMATES STUPID



Malam hari di Pantai Tanjung bunga nampak Al dan rahma sedang duduk di atas mobil milik Rahma.

" Zy, Makasih yah udah mau nemenin gw ".

" Gak papa kok, lagian kan kamu juga lagi sedih. Jadi mungkin aku hanya bisa bantu dengan cara ini supaya kesedihan kamu sedikit berkurang ".

" Hufhhhh, Zy lu tau gak? Mas Reza itu dijodohin ama gw tau. Papa yang ngejodohin sesama suku gitu ".

" Iya i know lah, lagian kan kamu juga sayang kan ama dia? ".

" Gak tau juga Zy ". Jawab Rahma sambil menatap kaca depan mobil dengan tatapan kosongnya.

" Kamu harus mengambil sikap ma, kalo sayang kamu harus mempertahankan sesuatu yang sudah kalian bangun sampai sekarang. Dan kalo sebaliknya kamu juga harus berterus terang dengan apa yang kamu rasakan ".

" Tapi, gw gak tau Zy. Kalo dia berada di dekat gw sepertinya emosi gw sering gak ke kontrol. Tapi kalo dia jauh gw jadinya kangen banget ama dia ".

" Gimana yah, kamu tau gak? Aku itu gak punya pengalaman masalah cinta ma. Jadi aku gak bisa banyak memberikan masukan ama kamu ".

" Lu serius? Emang lu gak pernah sama sekali pacaran? ".

" Yang aku anggap sebagai pacar sih gak pernah sama sekali, tapi kalo hanya TTM gitu yah lumayan banyak sih ".

" Dasar, sama aja kali ".

" Menurut aku sih berbeda ma. Kalo bagi aku sekali mencintai seseorang maka tak akan pernah ada yang kedua. Dan kamu tau? Siapa wanita yang sudah mengisi hatiku sejak dulu? Kamu ma. Kamulah wanita yang selalu menjadi motivasiku untuk bergerak maju ".

" Maafkan Rahma yah Zy ". Ujar Rahma yang menoleh ke Al lalu menatapnya sendu.

" Memang udah jalanku ma seperti ini, dan aku gak akan pernah membuka isi hati ini untuk wanita lain selain kamu ".

" Maaf ".

" Its Ok, lupakan saja. Mungkin aku malam ini terbawa emosi ".

" Zy, kenapa gak cari kerjaan? ".

" Belum dapat ma ".

" Berusaha Zy ".

" Kalo aku kerja apakah kamu mau menjadi kekasihku kelak? ".

" Kok gitu sih, jangan jadikan gw sebagai satu alasan untuk suatu pekerjaan. Tapi itu untuk masa depan lu Zy ".

" Bulsyit ma dengan masa depan, masa depanku udah suram sesuram cintaku saat runtuh di atas panggung malam perpisahan kita dulu ".

Al menatap tajam wajah Rahma setelah mengeluarkan semua unek - uneknya yang telah lama dia pendam, sedangkan gadis itu hanya bisa menunduk dan terlihat diwajahnya seakan menahan tangisnya.

" Zy. Hikz. Hikz. Maaf ".

" Gak papa ma, mungkin sudah takdirku untuk tersakiti ".

" Hikz. Hikz. Hikz. Lu itu tampan, pintar, sangat mudah mendapatkan wanita manapun yang kamu inginkan ".

" Aku maunya kamu ma ".

" Zy, tapi.. Tapi ". Ujar Rahma terpotong.

" Iya aku tau, kamu gak mencintaiku kan? ".

" Bukan gitu ".

" Halaahhhh, udah ah antarin aku balik dah. Aku kalo ama kamu bawaannya emosi ma ".

" Zy, ". Ujar Rahma lalu meraih jemari Al lalu digenggamnya membuat ketenangan buat Al.

" Kalo jodoh gak akan kemana kok, percaya ama gw yah. Hikz.. Hikz ". Lanjutnya lalu makin erat menggenggam kedua tangan Al.

" Maafkan aku yah ma, masih ada gak secuil kesempatan buatku untuk mendapatkan hati kamu? ".

" Gak tau Zy, hikz. Hikz ".

" Hufhhhhh, ya udah yuk kita balik aja ".

" Maafkan gw yah ".

" Its ok ".

Akhirnya Rahma memutar mobilnya untuk mengantar Al yang duduk di sebelahnya.

Saat diperjalanan Hp rahma berdering tanda panggilan masuk.

" Sttttt, Zy mas Reza. Lu diem dulu yah ".

" Hemm ". Ujar Al sedikit gondok.

" Ya halo mas ".

" Nih lagi dijalan ".

" Oh gitu, ya udah Rahma segera kesana yah ".

" Bye, luv u muachhh ".

Akhirnya Rahma menutup telfonnya dan Al hanya menatap jalan raya dengan emosinya yang saat ini sedang tertahan.

" Al, maaf sebelumnya. Lu gw turunin di depan Hotel Arya Duta boleh gak? ".

" Kenapa? ".

" Gw disuruh jemput ama mas Reza di kantornya. Karena malam ini dia lembur dan mobilnya lagi di service dibengkel ".

" Up to you ".

Dengan kesal Al turun dari citycar milik Rahma dan segera berjalan mencari taksi disepanjang jalan Penghibur.

°°°​

Pukul 10.30 Al tiba di appartementnya lalu segera membuka pintu dengan menggunakan smartcardnya.

Kriekk...

" Loh ". Al terkejut saat melihat meja makan yang penuh dengan makanam yang disajikan oleh Reva sedari tadi.

Al berjalan menuju ruang tengah lalu mendapatkan Reva tertidur diatas sofa, Al kemudian berdiri di samping sofa lalu berjongkok menatap wajah cantik gadis itu.

" Dasar gadis bodoh ".

" Va ". Bisik Al mengusap lembut rambut gadis itu.

Reva hanya menggeliat tapi tidak sadar dari tidurnya membuat Al tersenyum lalu mengangkat tubuh Reva untuk dibawa ke dalam kamar. Tetapi saat setengah jalan gadis itu terbangun lalu mendapatkan dirinya di atas gendongan Al membuatnya terkejut.

" Kamu dah bangun, sorry tadi gak tega ngebangunin. Jadi aku pikir mending aku menggendongmu masuk ke kamar ".

" Lu dah makan? ". Tanya Reva tapi tak berusaha turun.

" Udah, kamu? ".

" Hehe, belum ".

" Ya udah kamu makan dulu yah, ntar maag loh ".

" Ya udah, turunin donk ".

" Kalo aku gak mau? ".

" Yeh, sok romantis padahal maho. Hehe ". Ujar Reva malah melingkarkan tangannya ke leher Al.

" Emang salah yah kalo aku pengen menggendongmu? ".

" Hihihi, andai kamu normal Al. Pasti gw mau klo lu jadi cowok gw ".

" Bawel, udah yuk makan dulu ".

" Lepasin ".

" Gak mau ". Ujar Al lalu melangkah ke meja makan sambil menggendong gadis itu.

" Gimana caranya gw mau makan kalo lu gak nurunin gw? ".

" Kamu makan aja di pangkuanku ". Ujar Al yang langsung duduk sambil tak melepaskan pelukan Reva, kemudian mengatur tubuh gadis itu membuat Al memangkunya.

" Ihhh, sok romantis ".

" Udah bawel, makan aja. Atau mau aku suapin ? ".

" Gak usah Al, btw makasih yah ".

" For what? ".

" Makasih aja ".

°°°​

Malam minggu di ball room Clarion Hotel sedang di adakan malam perpisahan manajemen Lestari jaya, Karena besoknya semua aset kepemilikan Lestari jaya akan berpindah tangan ke pihak 3MP.

" Halo Cit, kata Al lu di makassar yah? ". Tanya Nos yang saat ini sudah tiba di Ball room beserta jajaran manajement Clarion Hotel, tak lupa juga pak Ferdinant beserta pak Toto hadir di meja depan VIP.

" Nih gw bareng adek gw dah diparkiran hotel, lu juga kan? ".

" Eh lu bareng Eci? ".

" Iya lah, emang adek gw ada berapa ".

" Hehe, ok gw tunggu di dalam yah ".

Tak begitu lama para tamu undangan sudah lumayan banyak yang datang, mulai dari level staf sampai ke level para managerpun sudah mengisi beberapa kursi kosong dengan pasangan masing - masing.

Dari arah pintu nampak 2 gadis dengan penampilan yang begitu anggun membuat beberapa mata tamu yang hadir langsung menoleh kemereka.

" Hai Cit ". Sapa Nos mengangkat tangannya.

" Yuk ci ". Ujar Citra mengajak Eci masuk.

" Malam Pak Ferdi dan pak Toto ".

" Malam ibu Citra, wah saya jadi kaget atas kehadiran ibu di acara saya malam ini ". Ujar Pak Ferdi sambil menjabat tangan Citra.

" Ah Pak Ferdi bisa aja, oh iya kenalin adik saya. Namanya Deacy Widya Hayer ".

" Ferdi ".

" Decy ".

" Toto ".

" Ci kenal gak ama kang Nos? ".

" Kenal donk, hai Kang kumaha damang? ".

" Alhamdulillah damang neng ". Ujar Nos saling berjabat tangan lalu kedua gadis itu dipersilahkan duduk.

" Ibu Citra, kok Pak Al gak datang yah ? ". Tanya pak Ferdi.

" Lagi ada urusan dijakarta pak, Citra juga udah ngajakin kemarin. Tapi diakan baru pulang ke makassar 4 hari yang lalu ".

" Iya Bu, Pak Al sempat kesini dan melihat - lihat sekitaran areal Hotel ". Ujar Pak Toto.

" Oh iya, Decy katanya ikut kontes miss celebrity yah? ". Tanya Pak Ferdi.

" Hehe, iya pak. Nyoba - nyoba aja ".

" Ohh, yakinlah pasti menang ".

" Eci gak berharap menang sih pak, lagian masih muda. Pengen nyoba - nyoba aja sebelum kerja di tempat kak Al ". Ujar Eci sambil tersenyum.

Saat ini mereka ber 6 sedang duduk di meja bundar posisi didepan panggung, dan Nos tepat berada di depan Eci tak henti - hentinya menatap wajah cantik dengan kulit exotis si Eci.

" Kang, kok liatin Eci melulu sih ". Ujar Eci membuat Nos gelagapan dan salah tingkah dihadapan mereka membuat semuanya tertawa.

" Hahaha, Ci. Kang Nos kayaknya naksir ama lu tuh ". Ujar Citra.

" Apaan sih Kak Cit ".

Akhirnya acara pembukaanpun dimulai, nampak tamu yang hadir sudah hampir memenuhi meja dalam ruangan.

Dering hp Citra bergetar tanda panggilan masuk.

" Eh Kak Al ci ". Ujar Citra.

" Bentar yah pak, ada telfon dari kak Al ". Lanjutnya dan melangkah menjauh dari mejanya karena keadaan ruangan saat ini sangat berisik.

" Halo yah Kak ".

" Kamu dimana? ".

" Nih dah di acara ".

" Kakak boleh minta tolong? ".

" Apapun yang kakak minta akan Citra turutin dan sebisa mungkin Citra akan bantu, kenapa gitu kakakku yang tampan ".

" Gaya kamu, keluar bentar temuin aku di lounge yah ".

" Loh Kak Al ada dimakassar? ".

" Gak usah banyak nanya, buruan kesini ".

" Siap bos ".

Tut... Tut.. Tut...

Tak lama Citra segera melangkah keluar menuju lounge hotel.

" Kak, kok gak masuk sih ".

" Duduk dulu ". Ujar Al.

" Yap, ada apa kak ? ". Tanya Citra yang udah duduk didepannya.

" Bentar anggap kalian gak ngenalin aku yah, dan tanya ke Nos bilang dia seakan - akan tidak mengenaliku lagi ".

" Loh aneh, kenapa gitu ? ".

" Pengen aja, kamu tau akukan? Malas dengan media ".

" Hehe, gak pernah berubah. Selalu ingin jadi sosok yang misterius ".

" Gak salah kan? ".

" Iya sih, ya udah. Tapi kak Al masuk juga? ".

" Iya, nih lagi nungguin teman ".

" Hemm, boleh Citra tebak? Teman special kah? ".

" Gak usah banyak nanya, ya udah buruan kamu masuk ".

" Oce deh, tapi papa ama mama tau gak kalo kakak pulang ? ".

" Gak, tapi bentar aku kerumah ".

" Ya udah Citra tinggal yah ".

" Satu lagi ". Ujar Al saat Citra baru berdiri dari duduknya.

" Kenapa ? ".

" Baju kamu lain kali agak tertutup dikit yah, bukan kayak gini terbuka depan belakang ".

" Maaf kak, hehe. Tapi tenang aja. Citra masih tau batas. Dan hehehe. Masih segel donk ".

" Hussshhh, ngomong apaan kamu, ya udah buruan masuk ".

" Ok bos.. Bye ".

Didalam ball room nampak Al dan Reva baru saja masuk lalu memilih meja paling belakang di antara para teman - temannya.

" Hai Va, sini ".

" Eh kalian bareng yah. Cie cie ada yang udah jadian nih ". Ujar Sinta.

Nampak Rahma yang duduk dimeja yang sama memasang muka tak senang akan kehadiran Reva dan Al.

" Al duduk yuk ".

" Eh kalian udah jadian? ". Tanya Rio suami Sinta teman sekolah Al.

" Kepo banget sih kalian ". Ujar Reva menjawabnya.

" Eh si miss jutek tuh, spv kita yang terhormat ibu Indah ". Ujar Sinta melihat sepasang muda mudi yang tak lain Indah dan Rian baru saja tiba.

Nampak Reva menoleh ke arah yang sama dan langsung mengepalkan kedua tangannya menahan amarahnya saat ini. Al nampak diam saja dan sepertinya malam ini dia sengaja berpakaian santai dengan kaos berkerah dengan jeans hitam sedang duduk di sebelah Reva.

" Kamu baik - baik aja Va? ". Bisik Al yang langsung meraih tangannya dibawah meja.

" Its ok Al ".

" Hai boleh gabung? ". Ujar Indah menyapa mereka.

" Eh Pak Reza kok gak join ama anak - anak marketing sih, malah gabung ama anak - anak front office ". Lanjutnya.

" Kan ada Rahma bu ". Jawab Rahma membuat indah lumayan keki.

" Kenalin nih cowok gw ". Ujar Indah memperkenalkan Rian kemereka.

Selama acara berjalan nampak Rahma mencuri pandang ke Al dan begitu juga sebaliknya, sedangkan Reva hanya melirik Rian sesekali lalu menoleh ke Al yang saat ini tersenyum ke arahnya.

" Eh Al dia? ". Ujar Reva terputus dan menoleh ke Al saat melihat Nos memberikan kata sambutan bersama pak Ferdinant sebagai simbol penyerahan perusahaannya ke pihak 3MP.

" Hushh, udah putus ". Ujar Al.

" Hehe, kasian. Eh jadi lu sekarang lagi jomblo donk? ".

" Grrrrrr ".

" Lucu deh lu Al kalo kayak gitu, hihi. Btw lu mau gak gw jodohin ama si Rian? ".

" Grrrrr. Stop gak usah bawel ".

" Hahahahahaha ".

" Lu kenapa Va ketawa sendiri? ". Tanya Sinta.

" Kepo amat sih Lu non ".

" Kalian jangan ribut, gak tau apa tuh bos baru kita lagi memberikan kata sambutan ". Ujar Indah.

" Eh btw liat gak tuh dua cewek di meja bos bos ? ".

" Iya, gw juga dri tadi perhatikan mereka ".

" Yang make baju merah katanya adiknya pemilik perusahaan yah? ". Tanya Reva.

" Iya sih, dia ntar HRD direktur kita ". Ujar Reza.

" Ohh, trus yang di atas tadi ama pak Ferdi siapa? ". Tanya Sinta.

" Itu Mr. Nostra, gw gak tau sih dia jabatannya apaan. Yang jelas dia bukan owner ".

" Paling ownernya sombong dan udah tua gitu ". Ujar Reva.

Glekkk...
Al mendengar ucapan Reva langsung keselek.

" Lu kenapa Al? ".

" Uhuk. Uhuk. Gak kok gak apa - apa ". Jawab Al yang langsung mengambil minumnya dan meneguknya.

" Jadi cowok lu dulu bos besar yah Al ". Bisik Reva.

" Grrrrr... ".

" Hihihi, ada yang deg degan nih hatinya lihat mantan cowoknya di atas. Eh tapi yang cowok itu elu atau dia yah? ".

" Gak tau ". Jawab Al ketus.

" Hahaha ".

Setelah beberapa acara sudah berlalu akhirnya acara makan malampun tiba dan semua tamu dipersilahkan menikmati hidangan malam ini oleh MC yang berada di atas panggung.

" Yuk Al ".

" Kenyang ".

" Ya udah, gw aja yah ngambil makanan ".

" Sipp ". Ujar Al dan akhirnya Reva melangkah ke meja makan untuk mengambil makanan.

" Hai Va, kamu keliatan cantik malam ini ". Sapa Rian saat bertemu di meja makan.

" Makasi ian, kamu masih jalan ama Indah? ".

" Yah gitu deh, maaf yah ".

" Hei Rian Reva ngapain kalian? ". Hardik Indah yang tiba - tiba muncul dihadapan mereka.

" Kok lu kasar gitu sih ndah ama gw ? ". Ujar Reva saat tubuhnya di dorong oleh Indah.

Byurrrr....

" Apa salah gw?? mengapa lu nyiram gw dengan air? ". Hardik Reva saat mukanya basah akibat siraman segelas air putih oleh Indah.

" Lu jangan coba - coba ngerebut Rian dari gw yah ".

" Malam, kok pada berantem? ". Sapa Citra tiba - tiba mengejutkan mereka.

" Eh Ibu, saya Indah bu Spv Front Office ".

" Hei ndah, gw Citra ". Ujar Citra mengulurkan tangannya mengajak berkenalan mereka.

" Loh kok basah? ". Tanya Citra melihat Reva masih berdiri mematung dengan wajahnya yang basah dan bajunya juga sedikit basah akbita terkena siraman air tadi.

" Gak kok bu Cit, tadi dia nabrak Indah jadi gitu deh. Dia numpahin sendiri air minum dibajunya ". Ujar Indah yang langsung memotong untuk menjawabnya.

" Nama kamu siapa? ". Tanya Citra.

" Reva bu ". Ujar Reva menjabat tangan Citra.

" Dia anak baru bu, baru trainning minggu lalu ". Ujar Indah mencari perhatian.

" Oh, ya udah gw tinggal dulu yah. Mau nyapa yang lain ".

Saat Citra meninggalkan mereka, Reva kemudian melangkah menuju toilet membuat Indah tersenyum penuh kemenangan terhadapnya. Di toilet nampak Reva mengeringkan wajahnya dan tiba - tiba saja dia memegang perutnya karena sakit, ia langsung masuk ke kamar mandi dan ternyata saat dia membuka rok dan CDnya.

" Ooo..hehe penyakit bulanan gw datang lagi ". Gumam Reva lalu meraih tasnya untuk mengambil sesuatu.

Kembali ke ball room nampak Rian sedang mendekati Al yang saat ini sedang berdiri di sudut ruangan dan memperhatikan jalannya acara tersebut.

" Kelihatannya Reva menderita yah karena berkencan denganmu? ". Tanya Rian.

" Pria yang memutuskan sepihak dan saat ini lebih memilih kencan dengan teman baiknya seharusnya tidak memusingkan hal ini, iya kan? ". Ujar Al balik bertanya.

Tiba - tiba dering Iphone Al mengagetkan mereka lalu segera Al meninggalkan Rian yang sedikit kesal akan tingkahnya.

" Halo, Va kamu dimana? Apakah kamu baik - baik aja? ". Tanya Al ditelfon.

" Gw gak apa - apa kok, tapi gw ingin minta tolong.. Gw perlu itu.. Hemm, lu tahu.. Hemm itu sesuatu dengan sayap ".

" Apa yang punya apa? Siapa yang punya sayap? ". Tanya Al bingung.

" Itu loh Al, aahhh lu bego amat sih. Itu loh pembalut ".

" Ohhh, eh dimana aku nemuin pembalut? Emang kamu gak bawa apa? ".

" Hehe, lupa. Plisss yah cariin gw donk ".

" Aisssshhh, bentar ".

Tut.. Tut.. Tut..

Al bergegas melangkah untuk menemukan sesuatu yang saat ini dia cari. Ia pun langsung menemukan apa yang ia cari. Al saat ini berada di Lobby lalu mendekati 3 gadis manis yang saat ini berdiri di dekat tangga dan mereka memandang Al dengan penuh kekaguman. Al menahan malu, lalu diapun melangkah kehadapan ke 3 gadis tersebut.

" Hai ".

" Hai tampan ". Jawab ke 3 nya bersamaan.

" Aku boleh minta tolong gak?".

" Kenapa gitu? ".

" Hehe, kalian punya pembalut gak? ".

" What? ".

" Hah? "

Ketiganya terkejut lalu menggeleng - gelengkan kepala mereka mendengar ucapan Al barusan.

" Mau ngapain ? ".

" Mau balut pantatku, habis ngompol tadi ".

" Are u serious? ".

" Hahahahaha ".

" Gak lah, serius amat sih kalian. Buat temanku ".

" Oh kirain, nih ". Ujar salah satunya lalu mengeluarkan pembalut dalam tasnya dan memberikan ke pria dihadapannya.

" Ok cantik, matur thank you yah ".

" Sama - sama tampan ".

" Boleh gak, eh ? ". Ujar salah satunya lagi lalu terhenti karena Al sudah berlari meninggalkan mereka.

Al menyelipkan pembalut itu di bawah pintu kamar mandi.

" Va, di pintu yah pembalutnya ". Teriak Al dari luar toilet.

" Makasih yah ".

Tak begitu lama akhirnya Reva keluar dengan wajah jahilnya tersenyum ke Al.

" Kamu ini katanya wanita, tapi tidak menyiapkan hal - hal seperti itu ". Ujar Al kesal.

" Hehe hei kadang - kadang kita cewek juga suka kelupaan tau ". Jawab Reva ngeles.

" Aishhhh, Hei ngapain kamu ". Hardik Al saat Reva memasukkan sisa pembalutnya di kantong celana belakang Al.

" Lumayan tau gratis, dari pada beli ".

" Udah buang aja, ntar beli yang baru ".

" Tapi gw dah habis duit ". Ujar Reva memohon.

" Ntar aku beliin, ok sekarang mending kita pulang aja ".

" Ayuk, malas juga gw liat tuh acara ".

Saat mereka di lobby tiba - tiba Reva mengingat sesuatu.

" Eh bentar, dompet gw ketinggalan didalam ".

" Aissshhh, dasar gadis ceroboh. Ya udah buruan ".

" Ok my Gay ". Ujar Reva lalu berlari menuju kedalam ballroom.

Saat di Ballroom Rian melihat Reva mengambil dompetnya diapun mengejarnya sebelum keluar.

" Va, bentar ".

" Eh ian, kenapa? ".

" Gw tau kamu dekat ama dia karena mau manas - manasin gw kan? ".

Tanpa mereka sadari Al datang lalu ia mendengar apa yang Reva dan Rian bicarakan, Al mau membela Reva tapi tiba - tiba niatnya terhenti.

" Kamu jangan salah paham bahwa gw patah hati denganmu, gw baik - baik saja tanpa dirimu ".

Nampak Rian tidak menyerah dan meletakkan tangannya ke bahu Reva.

" Gw tahu kamu masih menyukaiku ". Ujar Rian.

Sebelum Reva menjawab, Al sudah mendekati mereka dan mendorong Rian ke samping.

" Sudah tidak ada lagi yang tersisa diantara kalian ". Ujar Al dingin Lalu segera menggandeng tangan gadis itu dan menuntunnya keluar. Reva hanya diam membisu saat Al menariknya keluar dari hotel.

Saat di luar, Al kaget sendiri dan mungkin ia tidak menyangka reaksinya bisa seperti itu.

" Makasih ".

" Ur Welcome ".

" Huhhhfff, gw senang dan puas udah buat Rian seperti itu ". Ujar Reva yang tak menyadari bahwa sedari tadi mereka masih bergandengan tangan.

Saat sudah berada di depan Lobby Reva tiba - tiba tersadar kemudian menyadarinya lalu melepaskan tangan dengan sedikit aneh.

" Kenapa ? ".

" Gak ". Jawab Reva lalu menunduk dan wajahnya sedikit merah.

" Yah itulah gunanya teman, saat ada teman yang lagi sedih maka teman yang lainnya harus mampu menggandeng tanganya dan menghiburnya kala dia sedih ".

" Makasih ".

°°°​

Saat mereka tiba di appartemen nampak Reva langsung masuk kedalam kamar mandi karena kebelet pipis.

" Eh Va, aku dulu ".

" Gw duluan tau yg nyampe ". Ujar Reva berebut didepan pintu toilet.

" Udah bareng aja masuknya ".

" Ya udah ". Ujar Reva cuek lalu segera masuk dan membuka celananya dan duduk di closed.

Piiiiisssssssss.....

" Widih banyak amat pipisnya Va ".

" Bawel, dari tadi tau ".

Al tak melepas pandangannya dari arah selangkangan Reva yang saat ini memejamkan matanya menikmati tetes terakhir aliran kencingnya.

" Ngapain lu liat - liat memek gw? Mau ? ". Tanya Reva.

" Ogahh ".

" Eh, Al gw boleh liat kontol lu gak? Gede gak? ".

" Ihh, ngapain kamu mau liat? ".

" Kan lu dah sering liat tuh memek gw, masa iya gw gak pernah liat kontol lu. Kan gak imbang tau ".

" Gak boleh ".

" Eit dah ". Ujar Reva yang langsung berdiri dan melangkah mendekat ke arah Al.

" Ma. Ma. Mau ngapain kamu Va ? ".

" Kok lu jadi gugup gitu sih ? ".

" Lagian ".

" Udah lu bawel amat sih, gw cuman pengen liat aja. Kontol gay itu seperti apa sih ".

" Eh ". Ujar Al terpekik saat Reva mulai membuka resleting celananya.

Toeenngggggg.....

Keluarlah penis milik Al yang sudah berdiri kokoh dan panjang dihadapan Reva.

" Loh kok berdiri sih Al? ".

" Eh, nganu. Itu tadi mau kencing tapi tertahan makanya berdiri ".

" Ohhhh, ya udah kencing gih ".

" Keluar aja ".

" Gak mau, pengen liat kamu pipis. Pipis gay itu seperti apa sih? Jangan - jangan lu jongkok juga kayak gw? ".

" Grrrrrrr ".

Pissssssss....

Akhirnya Al mengeluarkan kencingnya di closed dan membersihkannya pake air saat tetesan terakhir air seninya di ujung kepala penisnya

" Eit yang nyuruh masukin siapa ? ". Ujar Reva menahan tangan Al.

" Maksud kamu ".

" Kan lu dah kencing? Kok masih berdiri aja ? Tapi gede banget loh Al. Uhhhh andai lu normal gw pengen banget lu entotin gw ".

" Grrrrrr ".

" Gw boleh nyentuh gak? ".

" Gak eh. Stttttt ". Ujar Al tertahan saat jemari Reva mulai menyentuh batang kemaluannya dengan lembut.


Still Continued...

No comments:

Post a Comment