Monday 6 March 2017

Me & U - PRIVATE SECRET 16

ALFRIZZY YUDHA PRATAMA AKA Mr. A Y P

[​IMG]


NOSTRA AJIE PRASTEYO AKA Mr. Nos

[​IMG]


LARA YUDHISTIRA AKA Mr. L

[​IMG]




BAB 15 - NEW PROJECT



Sebuah Sedan Audi berwarna putih metalic berpapasan dengan sebuah SUV Ford New Everest di pintu masuk gedung PT. TIGA MANDIRI PERKASA, TBK. Dari dalam mobil sedan nampak L baru saja turun lalu melangkah mendekat ke arah SUV yang tak lain milik Nos pagi ini.

Ternyata dua security telah stand by di dekat mobil mereka, lalu L tersenyum ke arah mereka membuat mereka menundukkan kepalanya menandakan sebuah penghormatan buat si bos.

"Mas, nih gw titip kunci ma mobil yah sekalian" ujar L saat memberikan kunci mobil kepada salah satu security tersebut untuk diparkirkan mobilnya diparkiran khusus direksi yang telah tersedia buat masing-masing orang.

"Nih gw juga yah pak, awas ampe lecet ye... gw kepret lu orang" celetuk Nos yang juga menitipkan kuncinya. "Apalagi mobilnya si Bigboss yang masih terparkir dari minggu lalu, bisa-bisa kami juga kena PHK euy" lanjutnya sambil bercandaan membuat kedua security itu hanya tersenyum melihat tingkah kedua bosnya.

"Morning Mr. L, Morning Mr. Nos" sapa Elsya didepan pintu masuk karyawan yang juga sudah berdiri memberi penghormatan kepada keduanya yang baru saja masuk menuju ke lift khusus jajaran direksi.

"Morning beib, udah sarapan belom?" Sapa Nos membuat Elsya tersipu malu dan menundukkan kepalanya.

"Bentar lagi pak, Elsya sarapannya" jawab Elsya membuat L hanya menggelengkan kepalanya atas tingkah sahabatnya tersebut.

"Lagak lu Nos nos... kalo lu diliat ama sibos bakalan di ledekin ntuh ampe bulan-bulanan lu" ujar L yang akhirnya mereka bertiga tertawa membuat suasanan pagi ini cukup nyaman. Khususnya buat Elsya yang entah mengapa dalam hatinya sangat senang bertemu pagi ini dengan sang direksi yang juga tanpa disadari telah mengisi ruang di hatinya saat ini.

"Pagi L, Nos... masih pagi-pagi udah godain nak front office... emang gak ada kerjaan lain yah?" Sapa Citra tiba-tiba yang baru saja masuk.

"Eh neng Citra, si L ntuh rada genit godain si Elsya ntuh" jawab Nos sambil cengengesan.

Plakk!

"Sialan lu Nos, elu yg godain malah nunjuk ke gw... hilang dah citra gw sebagai pria maskulin yang gak suka ngelirik cewek lain selain dia ntuh" jawab L setelah mengeplak kepala Nos dan memainkan alisnya mengisyaratkan orang yang dimaksud itu adalah si Citra adik kandung si Al.

"Pagi Ibu Citra" sapa Elsya saat Citra membuka beberapa map yang terletak dimeja si Elsya.

"Pagi Elsya, ada yang menarik gak pagi ini?" Tanya Citra.

"Belum ada sih ibu, kalo ada berkas atau apapun yang urgent akan Elsya infokan ke sekertaris ibu" jawab Elsya sambil tersenyum.

"Oke deh... woiy kalian berdua masih mau bengong disini godain Elsya atau naik bareng gw nih?" Ujar Citra saat pintu lift terbuka.

"Hehehe... bisa aja lu Cit" jawab Nos dan L bersamaan. "Yuk L" lanjut Nos lalu kemudian mereka naik ke atas lift. Meninggalkan Elsya yang hanya bisa menggelengkan kepalanya mengingat kejadian yang baru saja terjadi.

Suasana kantor yang nyaman tentunya bisa menambah semangat kerja para karyawan untuk bekerja lebih baik. Dengan adanya beberapa fasilitas menarik seperti arena bermain, ruangan santai, kursi pijat dan lain-lain tentunya membuat betah para karyawan di kantor dalam menjalankan pekerjaan. Semua ini adalah buah pemikiran dari ketiga pentolan 3MP, yang menerapkan hal tersebut dengan menciptakan kantor yang cool dan fun.

Contohnya di lantai 2 terdapat ruangan GYM buat para karyawan yang bisa digunakan baik pagi hari sebelum jam kantor maupun sore hari selepas jam kantor usai. Di lantai 6 terdapat beberapa hiburan, misalkan disediakan beberapa permainan baik itu game PS3 lengkap kaset, LCD TV maupun meja bilyar buat mereka saat diwaktu senjang.

Sama halnya di ruang sales & Marketing, saat Nos tiba diruangan tersebut seluruh team menyapa dan memberikan hormat kepadanya.

"Ada yang nyariin gw gak pagi ini?" Tanya Nos ke beberapa teamnya.

"Gak ada pak" jawab sekertarisnya.

"Oh kirain ada, padahal gw udah nyiapin diri mau ketemu ma orang" ujar Nos dengan mimik serius.

"Terus kami apaan pak?" Tanya salah satu manager marketing.

"Oh iya ding, kalian orang yah... hihihi ups sorry kirain" ujar Nos yang sudah dengan muka jahilnya yang hampir tiap pagi ada aja bahan untuk ngeledekin teamnya.

"Kirain apaan pak?" Tanya teamnya yang hampir bersamaan.

"Kirain manusia... heheheheh"

"Gak lucu pak," jawab sekertarisnya yang pagi ini tampil cantik.

"Kalo gak lucu kenapa kalian ketawa?" Tanya Nos.

"Karena gak lucunya itu makanya kami ketawa... hahahahahaha" jawab sekertarisnya lagi dan akhirnya tawa merekapun pecah menampakkan keakraban antara sesama team divisi sales & Marketing di ruangan tersebut.

"Gitu dong, sebuah pekerjaan diawali dengan sebuah senyuman... ya udah gw masuk dulu yah" ujar Nos dan di oke-kan yang hampir bersamaan oleh teamnya. " eh... lupa, SEMANGAT PAGI" Lanjut si Nos lalu teriakkan penyemangat buat semuanya.

"PAGIIIIIIIII PAK" Teriak bersamaan semuanya.

"APA KABAR HARI INI?" Teriak Nos kembali.

"LUAR BIASA, TETAP SEMANGAT DAN HU HA" Balas teamnya kembali dan menyuarakkan bersama-sama dua kata terakhir sambil memperagakan dua tangan bergantian seperti kata 'yes' memaju mundurkan lengan mereka masing-masing.

"Ok, Jer lu pimpin yel-yel dong" ujar Nos menunjuk salah satu Manager marketing lainnya.

"Ok semuanya, kita nyanyikan yel-yel kita pagi ini buat penyemangat kita dalam menjalani pekerjaan kita" kata Jerry yang sudah bersiap-siap memimpin yel-yel mereka.

"1... 2... 3... 3MP didadaku, 3MP kebanggaanku, ku yakin hari ini pasti menang" bersama-sama mereka menyanyikan lagu yel-yel mereka dengan nada seperti garuda didadaku dan tangan kanan mereka didekapkan didada mereka.

"Minggir dong... minggir dong... minggir dong... minggir dong 3MP mau lewat, jangan ditengah-tengah nanti terinjak-injak... minggir dong... minggir dong... minggir dong" lanjutan nyanyian mereka sambil menghentakkan bersama-sama kaki kanan mereka dilantai seperti menginjakkan sesuatu seirama dengan nadanya.

"3MP" Teriak Jerry.

"LUAR BIASA" Teriak balasan seluruh team termasuk si Nos.

"3MP" teriak Jerry kembali.

"HU HAAAAA"

Plak... plak... plakkk...

Setelah yel yel selesai mereka bertepuk tangan, tanda bahwa mereka sangat bersemangat senin pagi ini untuk mengawali pekerjaan mereka masing-masing.

Setelah semuanya selesai Nos segera melangkah masuk kedalam ruangannya yang dimana didepan pintu nampak sebuah tulisan 'Sales & Marketinh Director'. Berbeda dengan ruangan L yang dipenuhi beberapa berkas-berkas dan dokumen keuangan perusahaan. Justru ruangan Nos bisa dikatakan cukup simple, dengan papan white board yang terletak di tengan berhadapan dengan mejanya. Ada sebuah LCD TV juga tentunya. Dan juga ada beberapa foto-foto atcivity team seluruh indonesia yang tertempel di sebuah papan yang telah didesain olehnya. Saat tak lama dia mengecheck beberapa email tiba-tiba sebuah pesan masuk di HPnya dari Al.


"Ada apalagi yah si bos?" Gumam Nos pelan lalu segera mempersiapkan beberapa data yang mungkin akan dipertanyakan oleh Al saat telecon nanti.

Tepat pukul 10.00 wib dimana masing-masing yang dikirimkan sebuah pesan tadi oleh Al sudah stand by di tempat. Tak lama merekapun menerima telfon Al, dan semua team langsung mengangkat telfonnya masing-masing.

"Halo, morning all... sudah ada semua gak?"

"Pagi bos, gw sekarang lagi dikantor... udah stand by sejak tadi" ujar Nos.

"Iya bos, gw sekarang ama Citra dan Kim stand by di meeting room... si Nos doang gak tau dimana" ujar L di telfon.

"Gw diruangan L, lagian lu gak manggil gw euy... mentang-mentang lu diapit ma 2 awewe cakep... bagi-bagi nape" celetuk Nos kembali.

"Bercandanya bentar dulu yah, ada beberapa hal yang ingin aku diskusikan sama kalian"

"Siap bos"

"Oke bos"

"Jadi gini, aku mau nanya sama kalian... bagaimana pandangan kalian terhadap bisnis kuliner saat ini?"

"Eh busyet... jangan bilang lu mau buka bisnis kuliner bos?" Ujar Nos yang nyeletuk duluan.

"Nos serius dikit napa" L menegur Nos.

"Ok, ada yang tidak mengerti dengan pertanyaanku?"

"Ngerti bos... ok kalo menurut gw bisnis kuliner saat ini sedang berkembang... banyak pengusaha kecil berlomba-lomba mencoba bisnis Kuliner di tiap daerah dengan berbagai menu dan jenis tema yang mereka buat" ujar L.

"Kalo menurut Citra sih pak, bisnis kuliner itu menjanjikan margin yang besar dan tentu saja membuat para pebisnis menginvestasikan uangnya ke bisnis kuliner tersebut" Ujar Citra yang juga ikut menjawab.

"Tak banyak juga sih yang gulung tikar bos" L menambahkan.

"Menurut saya bisnis kuliner bukan hanya di indonesia saja yang menjanjikan sebuah keuntungan besar buat si ownernya, tetapi hampir di semua negara saat ini" giliran Kim menambahkan jawabannya.

"Kayaknya semua udah dijawab ama yang lain Al, kalo gw hanya menambahkan pengkategorian masing-masing bisnis kuliner tersebut" ujar Nos yang mulai akan menjelaskan opininya saat ini. "Jadi gini, bisnis kuliner dibagi menjadi 3 bisnis model, pertama sudah jelas Resto yang berkelas premium... yang harga permenunya di atas 50 ribu perporsi, ada yang western food misal Steak, pizza, chinese food, japanese food dan lain-lain... dimana disekitaran jakarta cukup ramai pengunjugnya saat ini... tapi kalo masalah tempat sih kategori premium tidak bisa di lihat dari bangunannya yah... karena ada juga yang di mall, di hotel, atau berdiri sendiri... nah model yang kedua itu misalnya kayak RM padang, atau mungkin kayak di daerah selatan Al... walaupun modelnya kayak tenda gitu akan tetapi harga permenunya lumayan juga kan... maksud gw masih di atas 20 ribuan perporsi... nah model ketiga itu Lokal in Lower Al yang gw bisa bilang inilah yang saat ini sedang menjamur diberbagai daerah... gw bisa bilang harga permenunya dibawah 20ribu dan tidak menyediakan menu yang banyak... biasanya hanya nasi goreng, warteg, bakso, atau bisa juga dikatakan kayak warung singgah dibeberapa jalan trans jawa misalnya, atau mungkin kayak ikon di masing-masing daerah kayak di surabaya rawon setan, atau di makassar Coto gagak, kayak dimanado Tinutuan wakeke atau dimedan RM Nelayan atau kaki lima lah misalnya... nah sasaran lu dimana Al?

"Hemm... menarik"

"Busyet dah... gw dah panjang kali lebar ngejelasin lu cuma nyeletuk simple Al" ujar Nos sambil menggelengkan kepalanya.

"So?" Ujar Kim dan L.

"Oke gini... aku gak tertarik untuk membuka bisnis kuliner saat ini... tapi aku ingin mempunyai bisnis yang bisa mengsupport atau menyupplay apa yang di inginkan mereka saat ini" Ujar Al kayak menggantung ucapannya barusan.

"Kan sampai saat ini kita juga sudah menyupllay ke beberapa Horeca Al, misal Tissue kita" Ujar L.

"Bedanya yang aku maksud itu, adalah fokus ke bisnis mereka... berapa omset kira-kira rata-rata resto yang ramai saat ini perday nya?"

"Relatif sih Al" Ujar L kembali.

"Wah itu harus disurvey dulu pak" Jawab Citra.

"Gak perlu disurvey... gini aja, gw bilang minimal 200ribuan perhari... itu gw ambil angka terkecil dengan asumsi perporsi 10 ribu dengan pelanggan perharinya 20 orang... simple kan... dan gw tau apa yang akan lu tanyakan selanjutnya Al... tapi lu lanjut dulu lah" ujar Nos yang sudah mulai menangkap arah ucapan si Al.

"Emang gak salah kamu pegang posisi Sales & Marketing Nos... jadi gini, kira-kira jika 20 orang memakai tissue kita... perharinya omset kita berapa?" Tanya Al kembali.

"Cakep... gw ngerti maksud lu Al, jadi gini teman-teman... kalo tissue kita kan mungkin pemakaiannya gak sampai habis perpack perharinya... karena orang pake tissue hanya dua sampai tiga lembar saja perorang, jadi jika omset Restonya 200rbu kita hanya kebagian 1500 perak doang... coba bayangkan kalo di tiap menu sebuah resto kita bisa support didalamnya 10 - 20% dari bahan bakunya... itukan yang lu maksud Al?" Ujar Nos yang sudah mampu menangkap apa yang dipikirkan Al saat ini.

"Cakep Nos, yap betul... dan aku lagi dapat tawaran memegang produk untuk pendistribusian ke HorecaBa (Hotel, Restoran, Catering dan Bakery)" Ujar Al mulai menggantung lagi ucapannya.

"Produknya apaan Bos?" Tanya Kim.

"SatuLever Kim, Khusus divisi Food Servicenya dan aku disuruh megang seluruh Indonesia... gimana menurut kalian?"

"Deal Al... gw udah bisa ada gambaran pola kerja dan strategy kita akan seperti apa nantinya" ujar Nos lagi.

"Berapa yang harus gw persiapkan untuk Bank Garansinya Al?" Ujar L menjawab dari sisi Financenya"

"Apakah kita akan merekrut karyawan baru pak?" Ujar Citra.

"Kalo saya bisa menambahkan, ada baiknya masing-masing divisi mempersiapkan semua persentasinya dan kita coba persentasikan ke bos untuk masing-masing plan kalian" ujar Kim.

"Khususnya Kang Nos, tolong buatkan aku persentasi BSPnya (Bussines Strategy Plan) yah... tenang, karena aku juga akan buat... jadi nanti kita satukan apa yang kamu buat dan aku buat"

"Beres Al, serahin ama gw dah... gw yakin tuh pihak SatuLever akan terkesimah dengan presentasi BSP gw nantinya... oh iya kapan kita ketemu dengan pihak manajemen mereka?" Ujar Nos dengan sangat percaya diri.

"Dua minggu depan kang, insya allah kalo gak ada halangan" Jawab Al.

"Amiinnnn..." jawab mereka bersamaan.

"Ok akhir kata aku hanya mau bilang thanks banget atas kerja samanya selama ini"

"Sama-sama bos"


○●○​


Ke-esokan harinya dengan menggunakan SUV kesayangannya, Nostra saat diperjalanan pulang menuju appartementnya. Tiba-tiba saja mendapatkan telfon dari Elsya. Beberapa saat dia mengernyitkan alisnya karena heran kenapa gadis itu meneflonnya. Walaupun beberapa kali sudah sering jalan berdua diluar jam kerja, tetapi selama ini yang menghubungi adalah Nostra.

"Yah Sya"

"Assalamualaikum wr wb Pak" ujar Elsya diseberang.

"Eh... walaikumsalam Sya, maaf tadi lupa beri salam" jawab Nos sambil cengingisan ditelfon.

"Maaf pak, apa Elsya mengganggu bapak?" tanya Elsya.

"Gak kok Sya, gw lagi menuju pulang sih"

"Bapak sibuk gak malam ini?"

"Sesibuk apapun gw, kalo buat lu sih gw balakan cancel semua kesibukan gw"

"Bisa ketemuan sekarang gak pak? Ada yang Elsya ingin katakan"

"Sejam lagi gw jemput yah Sya, lu lagi dirumah kan?"

"Iya pak, ya udah Esya tunggu yah dirumah" ujar Elsya dan segera Nos memutar arah Mobilnya menuju rumah gadis itu.

Beberapa menit kemudian...

Saat diperjalanan Elsya nampak diam diatas mobil, karena memang kebiasaan karena aura kepemimpinan Noslah yang membuat Elsya selalu gugup berhadapan dengan Mr. Nos. Berbeda dengan Nos yang sengaja diam menganalisa apa yang akan dikatakan olehnya.

"Katanya tadi mau ngomong sesuatu Sya?" Ujar Nos membuka obrolannya.

"Eh anu pak" jawab Elsya gugup.

"Udah gak usah gugup ama gw lah Sya, kan udah sering juga kita jalan berdua kek gini"

"Iya sih pak, tapi Elsya gak tau harus memulai dari mana mengatakannya" ujar Elsya yang menunduk malu.

Nampak Nos melirik kesamping sebentar, dan mendapatkan sebuah wajah yang sedih karena memegang sebuah beban dipundaknya saat ini. Ada suatu masalah tentunya yang akan dikatakan oleh gadis itu. Maka Nos segera menggenggam tangan kanan gadis itu untuk memberikan kekuatan agar dia mampu mengatakan masakahnya saat ini.

"Gak usah sedih, udah sekarang cerita ke gw yah... apa masalah Elsya saat ini"

"Gini pak, saat ini ibu Elsya dibandung sedang sakit... dan Elsya gak pu..." ucapan Elsya terpotong oleh Nos.

"Sekarang kita kebandung, gw dah tau apa masalah lu saat ini" ujar Nos makin menggenggam erat tangan gadis itu. "Dan gak usah nangis, karena Nostralah orang paling tepat yang bisa membantu Elsya dengan ikhlas" lanjutnya.

"Tapi pak?"

"Gak ada tapi-tapian... sekali lagi lu nanya, gw bakalan cium lu" ujar Nos membuat Elsya tersenyum dan sekilas air matanya mengalir di kedua pipinya.

"Kenapa bapak baik banget ama Elsya?"

"Karena gw sayang ama lu tau... ah kok pake nangis segala sih Sya?" Tanya Nos saat melihat air mata gadis itu.

"Gak pak... Elsya bingung mau ngomong apa" sambil menunduk tiba-tiba Nos memberika tissue kepada gadis itu.

"Nih hapus air mata lu... dan sekarang kita ke bandung"

"Beneran nih pak mau kebandung sekarang?"

"Iya kenapa emangnya? Besok gw bakalan nelfon ibu Citra minta izin kalo lu lagi kebandung karena orang tua sedang sakit"

"Tapi kan Elsya gak ada pakaian ganti... apa sebaiknya kita pulang dulu ambil pakaian ganti?"

"Ada toko baju disana kan? Ada mini market juga kan? Semua keperluan kita beli disana aja... gitu aja kok repot" jawab Nos dengan entengnya.

"Iya tapi kan Elsya gak punya duit"

"Ada Nostra Elsya... dan kalo mau lu pinjam aja duit gw... ntar lu balikin nyicil aja tiap bulannya 10rbu dan juga ntar biaya pengobatan ibu Elsya juga dicicil aja 10rbu perbulan"

"Kok 10ribu sih pak?"

"Anggap aja formalitas... atau mau ganti aja denga cara nikah ma gw?" Tanya Nos sambil cengingisan membuat suasana didalam mobil udah nyaman lagi.

"Ih bapak... sukanya becanda terus"

"Kalo gw suka ma elunya tuh serius kali Sya" jawab Nos.

"Tapi kan bapak punya tunangan"

"Iya kan hanya tunangan doank... belom resmi juga kan?"

"Ada aja jawaban dari bapak untuk ngeles"

"Hahahaha... udah mending lu bobo aja dulu... ntar kalo dah nyampe dibandung gw bangunin deh"

"Iya pak gak papa, kasian bapaknya nyetir sendirian gak ada yang nemenin ngobrol" ujar Elsya tapi mulutnya sering saja menguap membuat Nos tertawa.

"Hahaha... gaya lu Sya, padahal udah ngantuk berat... udah gih sana bubu aja yah"

"Makasih pak, ntar lagi deh"

"Ya udah terselah Elsya aja deh kalo gitu"

"Pak Nos, sekali lagi makasih yah"

"Sami-sami neng"


○●○​


Kota Bandung dengan udaranya yang sejuk membuat orang yang kesana seakan ingin berlama-lama tinggal disana. Begitupula yang terjadi kepada Nostra saat ini, diapun banyak mengingat semua kenangan dulunya saat masih bersekolah di kota tempat kelahirannya.

Saat tiba dirumah sakit yang sebelumnya sudah dijelaskan oleh Elsya sebelum dia tertidur. Maka saat diparkiran Nos segera membangunkan gadis disebelahnya yang sudah terlelap tidur sejak masuk di tol Cikampek. Hadeh... cukup lama juga si Nos menyetir sendirian.

"Sya... sya... udah sampe nih" ujar Nos saat membangunkan Elsya.

"Hoaemmm... aduh maaf pak, Elsya ketiduran" ujar Elsya saat terbangun dan mengumpulkan nyawanya kembali ke kesadarannya.

"Biasa aja kali Sya, memang seharusnya lu tidur"

"Yuk pak kita turun"

"Tau kamarnya?" Tanya Nos.

"Tadi barusan di sms sama si teteh pak"

"Oh ya udah yuk" ujar Nos lalu mereka berdua masuk kedalam rumah sakit menuju kamar bangsal yang sudah di infokan oleh kakaknya si Elsya melalui sms tadi.

Sebuah kamar yang lumaya luas, ada beberapa ranjang pasien yang full terisi oleh pasien yang sakit. Nampak seorang ibu setengah baya sedang terbaring ditemani seorang pria juga yang tak lain adalah ibu dan ayah si Elsya saat ini.

"Assalamualaikum yah" sapa Elsya lalu menyalim tangan ayahnya.

"Eh Elsya... kok datang gak bilang-bilang sih nak?" Tanya ayahnya kaget melihat anak gadisnya sudah tiba dibandung.

"Iya yah, tadi tiba-tiba aja pak Nos ajakin ke bandung"

"Oh iya siapa nak?" Tanya ayahnya melihat Nos masih berdiri disebelah putrinya.

"Oh iya hampir lupa, kenalin yah... pimpinan diperusahaan Elsya bekerja" ujar Elsya memperkenalkan Nos ke ayahnya.

"Nostra aji om" ujar Nos memperkenalkan diri lalu membalas jabat tangan ayahnya Elsya.

"Maafin putri bapak yah Pak Nostra, sudah merepotkan bapak"

"Gak kok pak, ini juga Nos yang ngajakin Elsya untuk menjenguk ibu dirumah sakit" ujar Nos sambil tersenyum ramah.

"Kamu Sya, ngerepotin aja pak Nostra nya"

"Iya pak, habisnya pak Nos yang maksa kebandung" jawab Elsya yang sudah menggenggam tangan ibunya yang masih tertidur pulas.

"Sya bentar dulu yah... gw mau keluar bentaran" ujar Nos sedang memikirkan sesuatu.

"Emangnya mau kemana pak?" Tanya ayahnya Elsya.

"Gak kok pak, bentar doang" jawab Nos.

"Temenin atuh neng si bapaknya keluar" ujar ayahnya menyuruh Elsya.

"Ya udah yuk pak Nos"

"Gak usah Sya, bentar doang kok... ya udah Nos permisi dulu yah pak" ujar Nos yang sudah pamitan lalu kekuar menuju suatu tempat.

Tiba-tiba tak lama dua orang suster dan juga Nos sudah kembali kekamar, lalu segera si sister seperti mempersiapkan sesuatu.

"Pak... Nos minta maaf sebelumnya, dan Nos mohon bapak jangan tersinggung yah... Nos pindahin ibu ke ruangan VVIP yah pak" ujar Nos membuat Elsya dan ayahnya terkejut.

"Loh pak Nos, kami gak punya biaya buat bayarin di ruangan VVIP" jawab ayahnya bingung.

"Semuanya Nos yang nanggung pak" ujar Nos tersenyum sambil membantu para suster mengangkat beberapa barang.

"Aduh jangan deh pak, biar di..." ujar Elsya sudah terpotong karena Nos sudah melototkan matanya dihadapannya.

"Maaf pak Nos, jadi makin merepotkan pak Nostra lagi nih" ujar ayahnya yang tak henti-hentinya mengucapkan kata terima kasih ke Mr.Nos.

Setelah mengurus dan membereskan perpindahan kamar ibunya Elsya dan Nos berjalan-jalan keluar kamar sambil mengobrol sesuatu.

"Makasih yah Pak atas bantuannya" ujar Elsya saat mereka sudah keluar kamar VVIP.

"Sudah seharusnya gw sebagai calon mantu membantu ibu loh Sya" ujar Nos.

"Ih mulai lagi deh pak Nos" ujar Elsya sambil mencubit ringan pinggang pria disebelahnya.

"Emangnya lu gak mau jadi bini gw Sya?" Tanya Nos.

"Bukan gitu pak tapi..." jawab Elsya terputus.

"Udah... berarti gw anggap lu gak mau jadi bini gw yah?"

"Aduh kan serba salah lagi" ujar Elsya bingung.

"Semuanya serahin sama aa yah Sya, kalo jodoh pasti kita akan menyatu kok" ujar Nos yang sudah memegang tangannya dan dibalas pula oleh gadis itu.

Tanpa sadar sepasang mata melihat keduanya dari arah kejauhan, untuk memastikan apalah pria itu adalah pria yang dia kenal. Maka diapun mendekat ke arah Nos dan Elsya.

"Aduh beneran dia tunangan Hellen, duh kasian banget si Hellen" gumam orang itu pelan.

Akhirnya tak lama Nos pamit untuk mencari hotel untuk tempatnya menginap malam ini.

"Ya udah gw pamit dulu yah Sya, lu nginap sini aja... biar gw nyari hotek aja yg gak jauh dari sini" ujar Nos.

"Ya udah... hati-hati yah pak, dan ingat jangan nangal ama mojang-mojang disini" ujar Elsya tersipu malu setelah mengucapkan kalimatnya barusan.

"Hahahaha... cemburu yah?"

"Ahhh bapak... udah ah sana pergi" ujar Elsya mendorong Nos untuk menjauh karena dia sangat malu dihadapan bosnya saat ini.

"Ya udah... aa pamit yah neng"

"Ti ati ya a Nos"

"Hihihi... gitu donk" ujar Nos sambil memegang pipi kiri Elsya.

"Sekali lagi makasih yah a"

"Iya neng... ya udah deh byeeee... kalo ada apa-apa langsung nelfon aja yah"


○●○​


Pagi ini Bandung diguyur hujan dari tadi Subuh. Hujan rintik-rintik ini terus-menerus mengguyur kota Bandung, hingga terasa cuaca menjadi lebih dingin. Keadaan seperti ini ternyata membuat orang semakin malas untuk pergi bekerja. Mereka lebih senang menarik selimutnya kembali untuk menikmati dinginnya cuaca di pagi hari.

Tiba-tiba setelah Nos bangun segera diapun hanya bermodalkan gosok gigi dan mencuci muka, tanpa mandi karena mengingat pakaiannya masih sama dengan pakaian semalam. Maka diapun keluar hotel untuk mencari pakaian ganti.

Setelah berbelanja keperluan selama dibandung baik itu pakaian maupun keperluan mandi, maka diapun segera balik hotel untuk mandi.

Setelah selesai semuanya pria itupun segera bergegas kembali ke Rumah sakit karena mengingat Elsya belum mempunyai perlengkapan sama sekali. Dan ternyata begitu tiba didalam kamar, nampak orang yang begitu dikenalnya mengejutkannya pagi ini.

"Eh si eneng... ngapain disini?" Tanya Nos saat melihat Hellen pagi ini dikamar VVIP tempat ibu Elsya dirawat.

"Bener yah kata temen Hellen a" ujar Hellen yang mengetahui bahwa ucapan temannya semalam itu benar adanya.

"Mana Elsya?" Tanya Nos karena tak melihat Elsya dikamar.

"Dia lagi pergi nyari sarapan a" jawab Hellen.

"Ibunya belum bangun yah?" Tanya Nos karena melihat ibu Elsya masib tidur dan tak mendapati ayahnya dikamar. Hanya Hellen sendiri menemani ibu Elsya pagi ini.

"A... Hellen pengen ngomong ama aa sekarang" ujar Hellen dengan wajahnya yang sedih.

"Hilangkan pikiran negatif kamu saat ini yah neng... apa yang kamu fikirkan itu semua hanyalah sebuah kesalah pahaman doang" ujar Nos yang sudah mengetahui apa yang dirasakan oleh tunangannya saat ini.

"Jangan ngomong disini a... gak enak ama Elsya kalo ketahuan... karena biar gimana dia adalah sahabat Hellen dari kecil" ujar Hellen dan diiyakan oleh Nos.

Sebuah cafe kecil yang tak jauh dari Rumah sakit menjadi pilihan Nos dan Hellen pagi ini untuk mengobrol sesuatu. Setelah menelfon Elsya dan minta izin bahwa Hellen sedang ada keperluan mendadak maka diapun pergi bersama Nos untuk mendapatkan penjelasan dari tunangannya.

"Hikz... hikz... ayo a, kenapa aa berselingkuh dibelakang Hellen?" Tanya Hellen yang tiba-tiba saja sudah mengeluarkan air matanya dihadapan tunangannya.

"Hadehhhh... ini nih yg bikin gw puyeng" ujar Nos bingung.

"Ayo a... hikzz... hikz... jelasin ama Hellen sekarang"

"Oke gini... Elsya karyawan aa dikantor... dan dia minta tolong di antar kebandung semalam... dia gak punya duit makanya aa nolongin dia... udah gitu aja"

"Bohong a... bohong banget... dan dia itu sahabat Hellen aa... Arghhhhhhh, kenapa sih aa sekingkuh??" Masih saja menangis gadis itu tak menerima perselingkuhan tunangannya bersama dengan sahabatnya.

"Gini neng... kamu percaya sama aa gak nih?" Tanya Nos yang mencoba menjelaskan ke Hellen, sambil memegang kedua tangannya Nos mulai memberikan ketenangan kepada Hellen.

"Sakit a... sakit banget hati Hellen saat ini... hikz... hikz... hikz"

"Aa tau... pasti saat ini perasaan kamu lagi sakit, tapi mau gimana lagi neng? Aa kan bilang aa dan dia gak ada hubungan apapun... tak lebih dari rekan kerja doang" ujar Nos.

"Bohong... ayo ngaku aa"

"Neng tau sifat aa kek gimana?" Ujar Nos yang sudah merubah nada suaranya menjadi nada kesal.

"Iya a... tapi sakit loh a dikhianati kek gini" ujar Hellen masih tersendu.

"Kalo aa udah bilang sekali klo dia bukan siapa-siapa aa, neng kudu percaya yah... karena aa orangnya sekali ngomong doang, malas ngejelasin panjang kali lebar lagi" ujar Nos.

"Iya a... tapi... tapi kok aa ke bandung gak ngomong sih ama eneng?" Ujar Hellen yang sudah mulai menghapus air matanya, karena dia sangat kenal betul sifat tunangannya saat ini. Sekali ngomong dan dengan tegas maka itulah yang sebenarnya terjadi.

"Karena aa kebandung itu ngantarin Elsya doang... dan kalo aa ngasih tau kamu, pastinya kamu akan marah karena jalan dengan cewek lain.... benerkan?"

"Iya... tapikan lebih sakit lagi kalo neng taunya dari orang lain"

"Gak penting loh neng diperpanjang masalah ini... dan aa cuma mau ngomong sekali aja, percaya sama aa yah"

"Iya a... neng percaya banget ama aa Nos" ujar Hellen yang sudah menyandarkan kepalanya dibahu tunangannya.

"Nah gitu dong baru dibilang ratunya Nostra aji prasetyo... hehehe" ujar Nos membuat suasana makin menyenangkan.

"Ihh aa... hehehehe, btw a... neng kangen banget ama aa" ujar Hellen manja dipelukan Nos.

"Baru juga dua minggu lalu ketemuan neng... kok kangen lagi sih" ujar Nos.

"Ihhhh... neng itu maunya ketemuannya tiap hari a"

"Siapa yg memilih kuliah dibandung?" Tanya Nos.

"Hellen sih a... tapi tapi kan... maksdnya" ujar Hellen.

"Udah... jadi bukan salah aa dong kalo kita berjauhan... padahalkan diJakarta kampusnya juga banyak dan gak kalah bagus dengan dibandung"

"Iya a... tapi neng sukanya dibandung atuh a"

"Ya udah... btw berapa lama lagi kamu selesai kuliah?" Tanya Nos sambil meminum kopinya.

"2 tahunan lagi a selesai"

"Ya udah, setelah kamu wisuda kita nikah aja... udh gak sabar pengen merawanin kamu sayang"

Damm!

Sedetik Hellen terdiam. Ucapan Nos cukup membuatnya bersedih apabila Nos mengetahui kenyataan pahit tentang dirinya saat ini. Menyesal, tapi diapun juga menikmatinya selama berhubungan dengan Nickolai.

"Emangnya aa kuat kalo malam pertama? Hihihi" ujar Hellen mencoba berbicara dan mengalihkan kesedihannya. Kali aja emang Nos payah diranjang. Itulah pikirannya saat ini.

"Ya elah nih anak... udah nakal yah sekarang?" Ujar Nos makin mengeratkan pelukannya.

"Ihhh aa... kan Hellen udah dewasa juga kali a... kan sering baca-baca di internet atau gak, dengar dari teman-teman"

"Iya tapi awas... jangan sampai kebablasan... ingat kata-kata aa kan? Sekali kamu berbuat salah, maka aa akan meninggalkanmu tanpa menoleh sedikitpun kebelakang" ujar Nos.

"I... iya... aa, Hellen akan jaga kepercayaan aa selama ini dan gak akan mengecewakan aa dikemudian hari"

"Gitu dong... hehehe"

"Oh iya kapan aa balik jakarta?"

"Tergantung si Elsya aja neng... aa mah ngikut aja"

"Aa... hemmm, boleh Hellen minta sesuatu?" Tanya Hellen makin manja.

"Apaan lagi nih sayangku" ujar Nos mencubit hidung tunangannya.

"Minta sangunya a"

"Hahahaha... kirain mau bulan madu ama aa... sabaraha neng?"

"Emang aa berani bulan madu sekarang?"

"Husshhh... ngawur kamu neng kalo ngomong... nanti aja kalo udah nikah yah" ujar Nos tapi dalam hatinya pengen banget mengatakan iya sama tunangannya.

"Hehehehe... aa gak normal yah?"

"Hei... Nosta Ajie Prasetyo itu normal senormal-normalnya yah... aa ngelakuin itu semata-mata hanya ingin menjaga kehormatan neng aja... aa bisa aja mengambil virginnya si eneng... tapi aa masih berfikir bahwa betapa bahagianya aa jikalau semuanya aa dapatkan saat dimalam pertama kita nanti" jawab Nos.

"I... iy... iya sih a"

"Ya udah... eh ngomong-ngomong kamu gak kuliah yah hari ini?"

"Kuliah dong a... nih neng udah bbm temen neng, kali aja bisa numpang ke kampus bareng"

"Mau aa anterin?" Tanya Nos.

"Udah... gak usah a, mending aa temenin Elsya gih di rumah sakit... ada teman Hellen otw kesini... cowok sih a... namanya Nickolai teman kampus eneng" jawab Hellen.

"Hemm... ya udah hati-hati aja, jangan sampai yang aa bilang tadi yah"

"Beres deh aa ku sayang... muachhhh" ujar Hellen lalu mengecup pipi kanan Nos.

Tak lama menunggu sebuah honda Brio baru saja tiba dicafe tersebut. Tiba-tiba teman yang dimaksud Hellen tadi turun karena di telfon sebelumnya Hellen menyuruhnya sekalian turun aja dan dikenalin ama tunangannya.

"A... kenalin teman Hellen... yg suka jadi ojekan Hellen dan temen-temen cewek lainnya" ujar Hellen memperkenalkan Nickolai saat tiba di cafe.

"Hai brad... gw Nos yah"

"Nick bang" balas Nick menjabat tangan Nos.

"Ya udah... masih mau mesen kopi atau mau langsung ngampus?" Tanya Nos.

"Langsung aja deh a... takut telat"

"Ya udah kalian hati-hati yah"

"Rebeesss bang" ujar Nickolai dan akhirnya keduanya meninggalkan Nos dicafe.





Still Continued...

No comments:

Post a Comment