Sunday 3 June 2018
Vina daun muda
Hmm, kisah ini terjadi di tahun 1999. Usia saya boleh dibilang masih
cukup muda untuk mengenal yang namanya sex. Tetapi apa mau dikata,
karena sex itu enak maka saya menjadi ketagihan. Anyway, kembali ke
cerita saya. ..... Saya mempunyai seorang temen cewek, sebut saja
namanya Vina. Dari postur tubuhnya boleh dijamin semua laki-laki yang
melihatnya pasti akan tergiur untuk mencicipinya. Vina mempunyai tinggi
kurang lebih 165 cm, 47 kg dan menggunakan bra ukuran 34B (hal itu saya
ketahui ketika saya ML sama dia), dan kulitnya kuning langsat. Dengan
wajah layaknya cewek kampus, dan tidak terlihat sama sekali kalau dia
juga seorang pecinta sex bebas, sama seperti saya. ..... Beruntung saya
memiliki wajah dan badan yang cukup lumayan, sehingga saya tidak
mengalami kesulitan dalam mencari teman untuk melepas birahi, apalagi
ditambah dengan ukuran saya yang boleh dibilang lebih dari rata-rata.
Wajar saja kalau teman cewek saya rajin mengontak saya disaat mereka
butuh dan begitupun juga sebaliknya. ..... Suatu hari, Vina menelpon
saya. Dia cerita bahwa dia punya teman kost baru, dan cakep pula. Dia
juga bilang kalau temannya itu mirip artis ternama di ibukota, yang
namanya sudah terkenal. Dia janji mau mengenalkan saya ke dia. Maka
kemudian saya dan Vina membuat suatu janji pertemuan di hari Sabtu.
..... Pada hari yang telah di janjikan, saya telah membuka sebuah kamar
di daerah Juanda, dan seperti yang telah direncanakan, Vina datang
membawa seorang temannya yang bernama Santi. ..... "Tok.. tok.. tok..!" 3
kali saya dengar ketokan pintu, maka secara otomatis saya membukakan
pintu.Begitu pintu terbuka, terlihatlah Vina yang sedang tersenyum
kepada saya, dan di belakangnya tampak temannya yang akan dikenalkan ke
saya. Dan benar saja, temannya itu menang benar mirip sekali dengan
artis ibukota yang Vina ceritakan. ..... "San, kenalin donk.. ini loh
temen gue yang gue mau kenalin ke elu." begitu ucap Vina sambil masuk ke
kamar."Oh iya, gue Santi.. dan elu sapa..?" sapanya ramah.Saya sempat
terdiam sewaktu Santi menjulurkan tangannya, karena saya tidak habis
pikir kalau cewek ini begitu cantiknya, dan saya harus dapat
mencicipinya hari ini juga. ..... "Hmm, nama gue A.." begitu saya sadar,
langsung saya merespon dengan julurkan tangan.Hmm, kulitnya halus juga,
pikir saya. Kalau dari yang saya lihat, Santi ini sedikit lebih pendek
dari Vina, tetapi dia mempunyai buah dada yang lebih besar daripada
Vina. Kira-kira tingginya 160 cm, 45 kg, dan saya rasa ukuran dadanya
34C, soalnya dadanya besar sekali. ..... "Eh, loe berdua jangan diem
gitu donk, kasih gue minum kek..!" tiba-tiba suara Vina memecahkan
kesunyian yang ada."Oh iya, sori Vinn, tuh loe ambil aja deh di
kulkas..!" jawab saya sekenanya."Gini..," kata Vina. "Temen gue Santi
ini seorang janda anak satu, tapi loe pikir deh, umurnya baru 23 dan
body-nya masih segini, ngga kecewa donk loe gue bawain yang kaya gini."
lanjut Vina lagi."Ah elu bisaan aja Vin," sahut Santi dengan tersipu,
sehingga tampaklah wajahnya yang sedikit memerah.Aduh.., ini membuat
saya jadi horny saja. ..... Tiba-tiba saja Santi menarik Vina ke kamar
mandi."Ikut gue bentar deh Vin..!" kata Santi.Lalu Vina dengan terburu
buru juga ikut dan sambil bicara kepada saya, "Dah loe tiduran aja dulu
di ranjang, temen gue mau bilang sesuatu kali nih ke gue." ..... Tidak
lama mereka keluar dari kamar mandi."Eh sori yach tadi sempet bikin loe
kaget." kata Santi."Eh, ngga apa-apa kok." jawab saya masih
bingung."Emangnya kenapa sih tadi..?" saya masih bingung."Udah deh loe
ngga usah tau, urusan perempuan kok barusan, yang penting sekarang loe
santai aja di ranjang loe dan ikutin permainan gue." timpalnya lagi.
..... "Wah-wah-wah, permainan apa lagi nih..?" pikir saya dalam
hati.Tapi saya sudah senang sekali, apalagi saya melihat Vina tersenyum
nakal ke arah saya. Duh, saya jadi tambah horny saja deh."Sebelum gue
kasih loe ijin, jangan sekali kali loe sentuh gue, ok..?" kata
Santi."Ok-ok deh..," jawab saya meskipun saya masih agak bingung dengan
arah permainannya. ..... Tiba-tiba saja Santi langsung mendekati ke
ranjang dan segera menciumi saya di bibir. Yach sudah otomatis saya akan
merespon juga donk. Lidah kami saling 'bergerilya', sedangkan saya
hanya boleh telentang saja di ranjang. Kemudian ciuman Santi turun ke
leher saya, hm.. enaknya pikirku. Dijilatinnya leher saya, terus dia
juga menjilati kuping saya.Tanpa sadar saya mendesah, "Ahh, enak, San,
terusin dong..!" ..... "Sekarang gue bukain baju loe, tapi inget..!
Tangan loe tetep diam aja yach, jangan sentuh gue sebelum gue kasih
ijin..!" sahutnya lagi."Aduh sengsara banget nih..! Masa mau ML tapi
tangan gue ngga boleh megang-megang sih..!" pikir saya dalam hati. .....
Dengan cepet Santi membuka baju saya dan langsung dilempar. Dengan
sigapnya Santi langsung bergerilya di dada saya, bagaikan seseorang yang
lama tidak mendapatkan tubuh laki-laki. Digigitnya kedua puting
saya."Ahh, enak gigitan loe," saya mendesah pelan.Samar-samar saya
melihat Vina duduk di samping saya sambil memperhatikan wajah saya dan
dia tersenyum. ..... Tanpa sadar tangan saya mencoba mencari buah dada
Santi untuk saya remas-remas. Eh tanpa saya duga, tiba-tiba saja tangan
saya ditepis oleh Santi dan Vina."Gue kan udah bilang, kalo belum gue
kasih ijin jangan sentuh gue..!" kata Santi."Iya, loe tuh gimana sih..?"
kata Vina, "Ikutin donk permainannya Santi..!" lanjut Vina."Yach habis
gimana donk..? Namanya juga reflek..!" timpal saya sambil mendesah dan
agak kecewa. ..... "Pokoknya loe sabar deh..!" kata Santi sambil membuka
celana saya."Hmm.., CD model low cut dengan warna hitam nih..!" ujar
Santi sambil bergumam sendiri."Loe tau aja kesukaan gue..!" kata Santi,
"Dan loe seksi banget dengan CD warna gini, bikin gue horny juga tau..!"
kalimat Santi yang terakhir sebelum dia mulai ber-'karaoke'."Oohh,
enak, sedot lagi donk yang kuat San..!" kata saya sambil mendesah. .....
Kurang lebih 5 menit Santi telah ber-'karaoke' terhadap penis saya.
Kemudian Santi dengan sigapnya melepas seluruh baju, celana dan pakaian
dalamnya."Nah, sekarang loe baru boleh sentuh gue..!" kata Santi.Maka
karena dari tadi saya sudah menahan mau nyentuh dia tapi tidak boleh,
maka kesempatan ini tidak saya sia-sia kan. Langsung saja saya rebahkan
Santi di ranjang dan gantian saya ciumi bibirnya, dan Santi juga
membalasya dengan tidak kalah ganasnya. Kemudian saya turuni ciuman saya
ke daerah lehernya. Hmm, lehernya yang bersih itu saya ciumi dan saya
jilati. Samar-samar saya mendengar Santi mulai mendesah. ..... Kali ini
saya turun ke buah dadanya, saya menjilati dulu pinggirnya secara
bergantian, dari kanan ke kiri. Tetapi saya tidak menyentuh sedikit pun
putingnya Santi.Dan Santi kemudian bicara, "Ayo donk isepin puting gue,
please..!""Wah ini saatnya balas dendam nih..!" pikir saya dalam
hati."Hah..? Loe minta diisepin puting loe, sabar yach sebelum gue mood,
gue ngga bakal isep puting loe..!" jawab saya sambil tersenyum.Saya
lihat Vina juga ikut tersenyum melihat temannya terkapar pasrah. .....
Tidak lama setelah saya memainkan buah dadanya, saya turun ke vaginanya.
Tampaklah bulu-bulu vagina Santi yang begitu halus dan dicukur rapih.
Dengan sigap saya langsung menghisap vagina santi."Ohh.., ohh..,
enakk..! Terusin donk Sayang..!" sahut Santi sambil mendesah.Kalimat itu
membuat saya tambah semangat, maka saya tambah liar untuk menghisap
vaginanya. ..... "Sayang, aku mau keluar," lirih santi.Dan tiba-tiba
saja cairan vagina Santi keluar diiringin teriakan dari Santi yang
kemudian saya telan semua cairan vagina Santi."Duh Say, kamu kok hebat
sih maenin memekku..?" tanya Santi.Yang saya lakukan hanya tersenyum
saja."Please donk, masukin punya kamu sekarang..!" pinta Santi dengan
memelas."Nanti dulu, puting kamu belum gue hisap..!" jawab saya.Maka
dengan cepat langsung puting yang berwarna coklat muda itu saya hisap
dengan kencanganya secara bergantian, kiri dan kanan. ..... "Ahh, enakk
Sayang, terusin..! Tambah kenceng donk..!" teriak Santi.Hmm, mendengar
suara cewek lagi terangsang begitu membuat saya tambah horny lagi,
apalagi si 'adik' sudah dari tadi menunggu giliran 'masuk'. Maka
langsung saja saya memasukkan penis saya ke vaginanya."Shit..! Sempit
banget nih memek..!" pikir saya dalam hati.Setelah sedikit bersusah
payah, akhirnya masuk juga barang saya ke vaginanya."Gila bener San,
barang loe enak dan sempit banget sih..?" jawab saya dengan napas yang
mulai tidak teratur.Dan kalimat saya dibalas dengan senyum oleh Santi
yang sedang merem melek. ..... Begitu masuk, langsung saya goyangkan.
Yang ada hanya suara Santi yang terus mendesah dan teriak."Ahh terus
Sayang, tambah cepet donk..!"Dan sekilas di samping saya tampak Vina
sedang meremas-remas buah dadanya sendiri. ..... "Sabar Vin, akan tiba
giliran loe, sekarang gue beresin dulu temen loe ini..!" jawab saya
sambil sambil menggoyangkan Santi.Vina hanya dapat menganggukan kepala,
soalnya dia tahu ini bagian dalam permainan yang mereka buat, jadi Vina
juga tidak boleh ikut sedikit pun dalam permainan saya dan Santi. .....
Tidak lama kemudian Santi minta gantian posisi, kali ini dia mau di
atas."Gue cepet keluar kalo di atas..!" katanya santai.Kami pun berganti
posisi. Berhubung Santi tadi sudah keluar, maka kali ini ketika kami
'main' vagina Santi sudah becek."Ahh.., enakk.., barang lo berasa banget
sih..!" jawab Santi sambil merem melek. ..... 5 menit kemudian Santi
teriak, "Ahh.., gue keluar lagi..!" dan dia langsung jatuh ke pelukan
saya.Tetapi saya kan belum keluar, wah tidak begini caranya nih. Ya
sudah akhirnya saya gantian dengan gaya dogy.Kali ini kembali Santi
menjerit, "Terusiin Sayang..!"Tidak lama kemudian saya merasa kalau saya
sudah mau keluar."San, mau keluarin dimana..?" tanya saya."Di muka gue
aja." jawabnya cepat. ..... Kemudian, "Croott.., crott..!" sperma saya
saya keluarkan di wajah Santi.Kemudian Santi dengan cepat membersihkan
penis saya, bahkan saya saja sampai ngilu dengan hisapannya. Tidak lama
saya pun jatuh lemas di sampingnya. Dan saya tetep melihat Vina tetap
meremas dadanya dan dia pun melihat saya dengan tatapan ingin mendapat
perlakuaan yang sama seperti temannya. ..... "Vin, ke kamar mandi dulu
yuk, gue mau bersih-bersih nih..!" jawab saya sambil mengajak
Vina.Kemudian Vina dengan cepat menarik saya ke kamar mandi. Di kamar
mandi kami saling membersihkan satu sama lain."Vin, gue istirahat dulu
yach, gue cape banget soalnya," timpal saya dengan suara lemas tapi
penuh dengan kebahagiaan."Ok deh, tapi jangan lama- lama yach, gue udah
ngga tahan nih..!" jawab Vina sambil membersihkan penis saya. .....
Tidak lama kemudian Santi masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri,
saya dan Vina kemudian keluar dari kamar mandi. Begitu sampai di
ranjang, tiba-tiba saja Vina mencium saya dengan ganasnya. Secara
otomatis pula saya membalasnya. Kemudian ciuman Vina mulai turun ke
leher saya dan dada saya. Saya hanya pasrah diperlakukan seperti itu.
Dada saya diremas-remas oleh Vina dan sapuan lidahnya mulai turun ke
daerah bawah. ..... "Hmm.., barang loe bakal gue paksa berdiri lagi
nih..!" kata Vina dengan suara menggoda.Kemudian tanpa diperintah Vina
segera mencium dan mengulum penis saya dengan lahapnya seperti orang
yang kelaparan."Ahh.. ahh.. ahh.., enak Vin..!" timpal saya.Sekilas saya
melihat Santi baru keluar dari kamar mandi dan sedang memakai
bajunya."Loe ngga mau ikutan lagi San..?" tanya saya."Ngga ah, gue lemes
banget, gantian loe urus temen gue aja deh, gue mau istirahat dulu,"
jawabnya santai. ..... Kemudian saya tidak mau kalah, segera saya raih
buah dada Vina dan segera saya hisap. Saya mulai dari putingnya yang
kanan, kemudian beralih ke yang kiri, saya remas-remas juga
dadanya."Ahh, yang kenceng Sayang..!" jawab Vina lirih.Kurang lebih 5
menit saya memainkan dadanya, kemudian saya turun ke vaginanya.
Tampaklah vagina Vina ditumbuhi bulu- bulu halus yang rapih itu sudah
tampak basah. ..... "Hmm.., udah basah loe Vin, dah ngga tahan yach..?"
kata saya sambil tersenyum.Vina hanya menangguk saja tanpa mengeluarkan
suara sedikit pun. Kemudian saya mendekatkan mulut saya ke depan vagina
Vina, dan langsung saya hisap dan saya jilat vaginanya."Ohh.., ohh..,
teruss..! Enak..!" itulah suara yang terdengar dari mulut Vina. .....
Setelah 10 menit saya memainkan vaginanya, saya ingin melakukan gerakan
lebih jauh. Dan dengan segera saya memasukkan penis saya ke dalam vagina
Vina."Hmm, pelan-pelan yach..!" jawab Vina.Saya hanya tersenyum dan
segera mencium Vina, dan dia pun membalasnya dengan penuh semangat.
..... Bless, seluruh penis saya kini berada di dalam vagina Vina. Dan
tanpa dikomando lagi saya segera bergerak diikuti goyangan pinggul Vina.
Tanpa sadar Vina memeluk saya begitu eratnya dan saya memperhatikan
wajah Vina yang sedang merem melek seakan-akan tidak ingin berhenti
memperoleh kenikmatan. ..... 5 menit kemudian Vina ingin berganti
posisi."Eh, gantian dogy yuk..!" pinta Vina.Ya sudah, saya turuti saja
kemauan Vina."Bless, bless.., bless..!" sedikit terdengar suara penis
dan vagina yang sedang berlomba, karena vagina Vina sudah basah dan
menurut saya Vina tidak lama lagi akan keluar. ..... Dan benar saja
dugaan saya, tiba-tiba saja Vina teriak, "Ah.., ahh.., ahh.., gue
keluar..!"Kemudian Vina langsung jatuh lemas dengan posisi telungkup,
sementara penis saya masih tertancap dalam vagina Vina. Maka saya segera
menggerakkan penis saya supaya saya juga dapat keluar. Tidak lama saya
terasa bahwa saya ingin keluar."Keluarin di mana Vin..?" tanya saya."Di
dalam ajalah, biar loe enak..!" jawabnya dengan suara yang terbata-bata.
..... Lalu, "Crott, crott..!" penis saya segera mengeluarkan semburan
spermanya."Ahh..!" saya bersuara dengan keras, "Enak banget..!" lanjut
saya.Kemudian saya langsung rebah di sebelah kanan Vina, sementara Santi
sedang tersenyum memperhatikan kami berdua."Wah-wah-wah, cape loe yach
berdua..?" kata Santi.Saya yang sudah lemas hanya dapat tersenyum dan
tiduran di samping Vina. ..... Setelah istirahat beberapa menit,
kemudian saya dan Vina ke kamar mandi untuk bersih-bersih. Setelah itu
kami bertiga pulang ke rumah masing-masing dengan membawa kenangan indah
bersama. Nah, nantikan cerita saya di periode berikutnya, mohon para
pembaca memberi saran dan komentar terhadap cerita saya. ..... TAMAT
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment