Dan, aku pulang sekarang ya, kamu istirahat.. kata Anis buru-buru meninggalkanku di kamar.
Nis... Anis hanya berlalu saat aku memanggil dan perlahan tangannya terlepas dari genggaman.
Perasaanku campur aduk sekarang. Antara kaget, kentang, dan sedih
memikirkan Anis yang pergi begitu saja padahal memeknya baru berhasil ku
tembus. Baru satu tusukan memang di liang memek Anis, tapi sudah
kurasakan kenikmatan berbeda. Sepintas kuingat, betapa mencengkramnya
memek anis, tak terlalu becek, lembut, pokoknya legit dan sulit
digambarkan. Ditambah, wajah manisnya yang begitu ayu, merem meleknya
yang imut, dan gigitan kecil di bibirnya saat perlahan kumasukkan
kontolku ke memeknya, membuatku merasa menyesal tak segera ku entot
memeknya sampai crot. Ahh..siaal.. aku hanya mengutuk sendiri dan
menggaruk kepalaku meski tak gatal.
Lalu aku ingat Fitri. Ia tadi mungkin mengintipku sedang indehoy dengan
Anis cukup lama, namun Anis saja yang baru menyadari. Aku sih
sebenarnya, fine-fine aja kalaupun Fitri sedang ngintip. Toh, Fitri juga
tiap hari melayani nafsuku, jadi tak perlu ada yang ditutupi.
Aku beranjak dari ranjangku yang kusut, sisa pertempuran tak selesai nan
tanggung. Kalaulah, fitri tidak ngintip, sudah pasti berjuta spermaku
sedang berenang menuju rahim Anis dan membuahi sel telurnya. Karena
memang aku berniat pengen crot di memek anis, biar dia hamil dan bisa
menikah denganku. Siapa yang tak mau dengan kemolekan, kemulusan,
kenikmatan tubuhnya, ditambah dengan kecerdasannya juga yang bikin aku
semakin nyut-nyutan.
Dengan masih telanjang, aku berjalan perlahan menuju kamar Fitri di
belakang. Di dapur kudapati Asmi sedang mencuci dan mengiris sayuran,
Mi, Teh Fitri kemana? tanyaku pada Asmi. Saat Asmi berbalik melihatku,
ia sedikit melohok melihat tubuh telanjangku, eu..euh..ke kamar tadi
mah a.. kata Asmi terbata-bata dan sedikit menunduk. Abis motongin
sayur, bawain aa minum ya Mi, tanpa kupedulikan, aku lalu menuju kamar
Fitri.
Aku buka perlahan pintu kamarnya. Tak ku tutup, aku melihat Fitri duduk
tertunduk di bibir kasur, meremas-remas kedua jemari tangannya. Aku
menghampirinya, dan duduk disampingnya. Untuk beberapa saat, kami berdua
terdiam. Kulihat wajahnya semakin tertunduk seolah ketakutan. Kulihat
dari pinggir, wajah manisnya sedikit muram. Lalu kemudian, setetes
airmata mengalir dari matanya membasahi ujung hidungnya. Fit, kamu
kenapa? tanyaku sambil mengusap punggung dan rambutnya.
Hiks..hiks.. Aa kenapa ngentot sama teh Anis.. tanyanya sambil
sesenggukan menangis. Hmm?? Yaa, karena aa pengen, Fit, jawabku
mengerutkan kening. Ada rasa bersalah, ada rasa cuek, juga sedikit
kaget, bercampur saat kujawab pertanyaan Fitri. Aa, kan tiap hari
ngentotin memek Fitri, malah tiap malem ampe beberapa kali, kenapa aa
gak puas sama Fitri, a? hiks,..hikkss.. Fitri bertanya bernada
menyudutkan namun masih berbalut kepolosan.
Aku tau dan bisa kutebak kenapa, aku buru buru menenangkan dan mengusap
lembut Fitri. Bukan gitu sayang, aa kan juga pengen ngerasain memek teh
Anis, itu temen aa dari SMP, baru ketemu, aa Cuma pengen ngerasain aja
gimana rasa memek teh Anis, kan yang tiap hari aa entot mah tetep
Fitri, aku mengusap lembut air matanya, dan mengelus kepalanya lembut.
Maafin Fitri, a.. harusnya Fitri ga boleh bilang gini ke aa.. ia
memelukku dan menyandarkan kepalanya ke dadaku. Duh, dasar ABG, pake
cemburu segala.. pikirku. Tapi, melihat tigkah lucu nya ini, aku malah
jadi bergairah. Kontolku yang tadi sempat mengecil, tiba-tiba perlahan
bangkit dan mengaceng keras. Otomatis, keadan kontolku yang jadi ngaceng
tegak ini terlihat oleh Fitri yang sedang disamping memelukku.
Aku biarkan saja, meski jadi nafsu, tapi aku masih tak enak sama Fitri.
Aku hanya diam memeluknya sambil mencium kepalanya. Namun, kurasakan,
tangan kiri Fitri berpindah. Perlahan dan lembut, Fitri malah mengelus
kepala kontolku yang semakin tegak dengan ujung jarinya penuh
kelembutan. Aku hanya mengelus kepalanya saja, belum berani melakukan
apa-apa, meski kuakui rasa kentang tadi bersama Anis harus kuselesaikan.
Sempat kufikir, kalau Fitri belum mau, ya terpaksa aku crotin di memek
Asmi saja.
Namun, Fitri memang luarbiasa pengertian. Ia melepaskan dirinya dari
pelukanku, membimbingku berhadapan denganku. Lalu ia mencium bibirku,
dengan lembut. Akupun merespon ciumannya yang lembut dengan emutan di
bibirnya dengan lembut pula. Perlahan tanganku masuk ke roknya, hendak
mengelus memeknya. Aku elus belahan memeknya dengan lembut dibalik
celana dalamnya, menelusuri gari memeknya yang basah.
Lalu ia beranjak menuju tengah-tengah kasur, tanpa sepatah kata dan mata
yang masih basah. Ia lalu tidur terlentang. Tangannya lalu memelorotkan
celana dalamnya dibalik rok motif bunga-bunga. Ia lalu melemparkan
celana dalemnya ke keranjang cucian. Selanjutnya Fitri mengangkat rok
panjangnya hingga pinggang, sampai terbukalah celah memeknya yang putih
dengan garis memerah mengkilat.
Ia belum bicara apa-apa, ia hanya memegang tanganku, dan melihatku yang
sedang memandangi tubuhnya. Hayu, a? ajaknya dengan wajah polos dan
memandang wajahku yang terpesona dengan belahan memeknya yang muda.
Padahal memek ini tiap hari ku pakai, kujilat, tapi tetap saja aku
terpesona dengan bentuknya yang lucu dan mulus. euh.. emang aa boleh,
Fit? tanyaku, takutnya ia sakit hati karena tadi. Mmm, ya boleh atuh
a.. ini kan memek punya aa, Fitri tau aa lagi pengen ngentotin memek
kan? Tapi Fitri males buka baju a, gapapa ya Cuma angkat roknya aja?
Kalo nggak, aa aja ntar yang buka sendiri, ujarnya dengan nada yang
masih saja polos.
Tak, berlama-lama, aku pun naik ke ranjang untuk menuntaskan hasratku
yang sudah diubun-ubun. Gapapa ga pake pemanasa ya Fit, aa udah
tanggung banget pengen buru- buru bucatin mani aa,,, kataku mulai
memasang posisi diantara dua pahanya yang mengangkang. Iya a, memek
Fitri juga udah basah da.. tadi pas liat aa ngentotin teh Anis, Fitri
sange banget,sempet elusin memek.. jadi udah becek.. ewe langsung aja
a.. Fit juga pengen.. katanya sambil memegang tanganku.
Ah,, iya sayang.. sini memeknya buka.. aku mulai mendekatkan kontolku
ke memeknya. Ah, iya a... masukin pelan-pelan...aah.. Fitri mulai
mendesah saat kontolku mulai masuk ke memeknya yang memang sudah licin.
Tak sulit ku tembus memeknya, karena pelumasnya sudah banyak akibat
terangsang melihatku tadi. ahhh..aa... enaakkhhh aaaahhhh.... Fitri
mendesah saat sedikit-sedikit kepala kontolku menyeruak memeknya.
ahhh.. aa... aaahhhhhhhh...uuuunggghhh...awwhhh... kepala Fitri
mendongak keatas saat kontolku mulai keluar masuk memeknya.
Uhh,,, fit,,,kakinya angkat,.. aku mengangkat kakinya keatas pundakku.
Posisiku semi jongkok, dan kontolku menghentak menggenjot memek Fitri
yang sempit. Aduuuhh.. aa... ini enak banget,, aahh dalem banget
masuknya... aahhh..aa memek Fitri enak gini,,,sshh uuuhhh aaaahhhh....
ceracau Fitri saat ku entotin memeknya, memang ini adalah posisi favorit
Fitri saat ku entotin. Walau sering melakukan gaya ini, aku berikan
lansung posisi ini sebagai hadiah agar fitri tak bersedih lagi. aduuhh
aa.. kontol aa enak bangetthh... dalem pisann..aaahhhhhh..cepetiiiiinn
aa...uuhh uuhhh,,uuhhh.. aku terus menikmati memek fitri disela
desahannya.
ahh.. enak Fit..mmhh..ahh.. jangan sedih yah..aahh.. aku mulai
mempercepat kocokanku di memeknya. Kecipak-kecipuk tubrukan paha dan
kelamin kami, menambah suasana semakin bergairah. Ahh.. maafin,
fitth...aahh,,rii, aa....aa jadi ga ngentot teh Anishh aahh.. tadii..
puashh ahh puassin sama Fitriiiii aajaaaahhh aaaaaahh aa,,,fit bentar
lagi keluar aahh,,oohhh terus aa... Fitri jadi terus berteriak
menikmati kontolku dengan gaya favoritnya ini. ahh..Fit..ahhh
ahhh..ahhh Fitriii,,,uuchh... aku mulai menggenjot memeknya dengan
kecepatan tinggi.
Ditengah genjotanku yang lagi nikmat-nikmatnya, begitupun fitri yang
terlihat hampir orgasme, kemudian Asmi ke kamar, A,,, ini airnya..
sambil melohok melihat kami berdua yang sedang mendesah-desah. Aku
otomatis menghentikan genjotanku di memek Fitri, dan kami berdua
memandang Asmi yang berdiri di depan pintu. Aku dan Fitri sempat saling
pandang sejenak dengan posisi yang sangat erotis. Duh, Mi, sini sini
airnya simpen aja di meja deh.. aa nya lagi ngentotin teteh dulu.. hayu a
lanjutin genjot lagi.. aaah.. aku mengerutkan dahi tanpa bicara, dan
perlahan kembali mengentoti Fitri lagi karena tanggung hampir crot.
Ahhh... aa.. aduuhh enaaaakk..cepetin a.. kuat-kuatin masukinnyah,,
uuuhhhh aduuuhhh aa,,, Fitri mau sampe...aduuhhh,,,aahhhhhhh kuatin
lagiiii aaahhhhhhhh...ahh ahhhhh... Fitri hanya lanjut mendesah
berteriak saat aku entoti dia lagi. Fitri sepertinya tak peduli ada
Asmi, akupun jadi tak terlalu peduli dan terus menikmati memeknya yang
mulai berkedut-kedut.
Setelah meletakkan air putihku, Asmi berdiri disamping ranjang melihat
kami berdua sedang mendesah-desah. Ia seperti memperhatikan bagaimana
ekspresi fitri dan aku, saat kami sedang berhubungan intim ini. Teh,
dientotin teh sakit?? Asmi bertanya dengan polosnya kepada Fitri yang
tubuhnya sedang melipat dengan kedua kaki dipundakku dan ku genjot keras
memeknya. Ahhhh... ehhh...engga saakkiith,,ahh enaak banget mi... Ntar
asmi rasain sendiri deh.. oooouuuuh aa.. aduhhh aa.. uuuuuuhhh... Asmi,
udah sana bawain air buat teteh, teteh bentar lagi keluarrhh,, aaahhh
aa...lebih keras aaa..............uuuuuuhhhhhh.. Fitri menyuruh Asmi
keluar ditengah desahannya yang tak seperti biasanya. Biasanya fitri
menahan-nahan desahan, tapi sekarang jauh lebih liar.
Kulihat asmi memasukan tangannya ke celananya, entah mengelus memeknya
mungkin. Aku tak begitu perhatikan, Asmi lalu perlahan keluar, ia sempat
melihat bagaimana kontolku keluar masuk memek Fitri yang nikmat ini.
ahhh.. aa... fit mau keluar a,,,, aaahhh ahhhh ahhhh...aduuuhhhh..aa
jago banget aaaaaahhhh,,,, Fitri mulai tak bisa diam dan mendesah-desah
khas mulai dekat dengan orgasme. ahh,,,Fitri... aa juga mau muncrat
sayang.. ahhh.. aku pun terus mempercepat entotanku di memek Fitri.
Ahh iya aa,,,,ayo barengan aa... aduh aduhh,,aduuuuhhhh,,auuuuhhh fit
mau keluar..fit mau keluarrhhhhhh aaaahhhh aa!aaaaaaahhhh Fitri
menggelinjang hebat dan berteriak keras.. Aduhh.. aa juga mau
croottt,,, aaahhhhh...fitttt,,,,,aaaagghhhhhhHH! Uuuhhhhh,,,uuhhhh..
seluruh tubuhku ambruk menindih Fitri yang sedang menggelinjang hebat.
Ia memelukku erat, dan mendesah keras,
aaahhhhhh,,,haahh...haahh...haahhh... Fitri dan aku ngos-ngosan.
Hihi.. aa beda sekarang.. semangat banget... karena ga jadi ngentot teh
Anis yah.. hihi..ahh...aduhhh.. jangan dikeluarin dulu kontolnya..
Fitri memujiku, menyindirku, dan menahan pantatku untuk mencabut
kontolku. Aku hanya tersenyum, mencium bibirnya, dan memeluknya. aa
jago banget.. meski aa mau ngentot sama teh Anis.. Fitri jangan lupa
dikasih jatah juga ya a? Jangan dilupain.. katanya lembut sambil
mengelus pipiku.
Pikiranku campur aduk, sisa-sisa ejakulasiku masih menyisakan ngilu dan
lemas. Kemudian Asmi datang, Teh udahan ngentotnya? Seneng banget ih
teteh kayaknya.. Ntar ajarin Asmi yah..asmi juga pengen ngentot sama
aa... kata Asmi polos, dan menyimpan air putih di meja.
Udah mi.. lemes ih teteh.. di entot sama aa yang jago ini..
huuw..mmuah, Fitri mencium pipiku. Eh..Asmi kenapa bawa-bawa timun
kesini? tanya Fitri. Eh,, ini..Asmi pengen ngerasain yang teteh
rasain, pengen nyoba nyolokin memek ami pake ini.. tapi takut sakit,
Asmi menunjukkan timun dengan polosnya.
Aku dan Fitri saling pandang, dan hahahahahhaa... meledaklah tawa kami berdua melihat tingkah lucu Asmi.
Setelah tawa kami mereda, Iya, asmi siap-siap aja mandi.. cuci memeknya.. ntar malem ikut teteh ngentot sama aa.. boleh kan a?
Hah? aku kaget mendengarnya, Cuma bisa melongo.
asyik! Asmi teriak gembira.
No comments:
Post a Comment