Monday 11 June 2018

Fitri, Pembantuku 6

Setelah selesai bertarung dengan fitri, aku ketiduran di kamarnya. Aku terbangun cukup malam, dan masih telanjang. Kucari-cari handphone, tak kutemui, sampai akhirnya aku teriak memanggil asmi. “Mii,... miii... sini bentar..” teriakku dari kamar fitri. Alangkah kagetnya, saat kulihat asmi datang dengan telanjang tanpa sehelai benang. “Ada apa a?” tanya asmi polos. Aku hanya melongo, melihat dada Asmi yang baru menyembul kecil, rambutnya yang sebahu, kulitnya yang mulus, putih dan muda, serta memeknya yang menyembul lucu dengan garis samar tergaris tanpa bulu. Memek tembem, putih, mulus, cukup membuat sinyalku kembali tegang.

[​IMG]

“aa.. ada apa? ih titit nya jadi gede a! mau dimasukin?” tanya asmi membuyarkan kebengonganku.

“eu.. eu.. engga.. tolong bawain, HP aa dikamar..” aku masih menahan untuk tidak dulu memakai tubuhnya. Jujur, aku ingin dijepit memek abg lucu ini.. tapi, ia masih perawan, dan juga masih terlalu kecil. Belum tega sebetulnya aku entot memeknya. Hmmm.. tapi enak kali ya make memek kecil.

Tak lama kemudian Asmi kembali dengan membawa HP ku. “Ini a, HP nya.. kata teh fitri, teh fitri mau beli makanan dulu buat makan malem.. beli sate kambing katanya,” kata asmi polos. Tak biasanya Fitri beli makanan diluar, biasanya dia masak sendiri, tapi kenapa sate kambing ya? Hmm.. mungkin biar aku kembali pulih dan bisa memakainya lagi semaleman. Aku malah senyum sendiri, Fitri sekarang sudah mulai ketagihan jatahnya. Atau entah dia masih cemburu sama Anis? Ah entahlah.. memikirkannya bikin aku semakin horni.

“A, kenapa senyum sendiri? Asmi balik nonton tv ya?” katanya sambil hendak berlalu. “Eh bentar mii!, sini temenin aa” aku menarik tangan Asmi, mencegahnya pergi. Aku duduk di pinggir kasur, dan Asmi berdiri telanjang didepanku. Aku mulai mengusap lembut pipi asmi yang lucu, ku usap usap, dan Asmi tersenyum tersipu. Aku balas senyumnya tanpa sepatah kata, lalu tanganku mulai meraba kelehernya, turun menuju susunya yang baru saja tumbuh.

[​IMG]

“Mii.. mau ngentot sama aa nggak? Kaya sama teh fitri tadi?” aku masih mengelus susunya, menekan-nekan putingnya. “Eu.. terserah aa.. Amii juga pengen nyoba kaya teteh..” jawab asmi ragu-ragu. Aku hanya membalas dengan senyuman. Tanganku mulai merabai perutnya, terus hingga ke bukit memeknya yang mulus. “Agak ngangkang sayang, biar memeknya kebuka..” ujarku pada Asmi yang melihat jariku mulai mengelus belahan memeknya. “A, memek asmi gatel..mmh..” asmi terlihat merem melek, saat jariku mulai mengelusi memeknya yang lembut.

[​IMG]

Jariku terus menjelajahi memek asmi, kelihatan asmi mulai berkeringat dengan nafas yang memburu. “euhh,,aa..” lenguh asmi saat aku mengelus-ngelus itilnya dengan jempol. Kontolku tegang mendengar lenguhan asmi, ingin rasanya aku tusuk memeknya yang mulus ini dengan kontolku, dan crot di dalam rongga memeknya yang sempit.

“Sini mi, bobo..” aku menepuk-nepuk kasur meminta Asmi terlentang di ranjang. Asmi pun segera menuju ranjang dan tiduran, dengan matanya yang tak lepas dari pandanganku. Aku segera mendekatinya yang sedang terlentang melihat wajahku. Kontolku semakin tegang melihat Asmi terlentang telanjang saat ini. Aku mengusap keningnya, hingga rambutnya, Asmi hanya terdiam, dengan kedipan mata yang semakin melambat.

Kucubit lembut hidungnya yang agak mancung, wajah manisnya lalu tersenyum, seolah pasrah hendak kunikmati tubuhnya. Aku balas senyum pada Asmi kecilku ini, yang tengah berbaring pasrah telanjang diatas kasur Fitri. Tempat dimana aku sering melampiaskan nafsu birahiku kepada tubuh Fitri. Akankah hari ini, aku juga menikmati tubuh Asmi yang belum lama tinggal dirumahku ini. Jujur, aku degdegan, melihat tubuh mulus kuning langsat milik Asmi. “Aa, lagi pengen? Sama Asmi aja a.. kan boleh kata teh Fitri juga,,” bisiknya saat aku mengelus pipi dan telinganya.

“Pelan ya a..” lanjut Asmi sambil memegang tanganku yang mulai turun ke susunya yang mungil. Aku tak menjawab, hanya meneruskan rabaanku ke payudara asmi yang belum tumbuh sempurna. Aku elus susunya lembut, putingnya sedikit mengeras tanda ia sudah mulai horny. “hmmhh..hhh..” nafas Asmi mulai berat ketika ku pelintir dan raba-raba susunya. Sesekali ku remas-remas susu Asmi yang pas di kepalanku. “Duh, a..remesnya pelan..hmmhh..” lenguhnya.

[​IMG]

Tanganku sedikit demi sedikit turun, meraba perutnya, mengelus-elus udelnya, sampai menelusuri bukit memeknya yang tembem dan mulus. Nafas Asmi semakin berat, saat aku mulai mengelus-elus belahan memeknya yang lembut. “A..ahhh,,mmhh..gelii..” racau Asmi ketika telunjukku mengorek itilnya yang tenggelam dibelahan memek yang basah. Kontolku ngaceng penuh bukan main. Semakin semangat aku mengorek-ngorek, mengelus, dan ngoprek memek ABG yang mulus ini. “Ahhh...aa.. udah nyo’o memek asminya.. macukiinn..” ceracau Asmi manja saat aku terus mengorek-ngorek memeknya.

Aku beringsut, menuju ke sela pahanya. Asmi mengangkangkan kakinya lebar, “huu..hu.,,,pengen dimacuukiinn..” Asmi merengek dan merenggangkan pahanya hingga memek sempitnya terbuka. Aku melongo melihat memek sempit putih tembemnya terbuka. Itilnya menyembul pink lucu dibelahan atas liang memeknya. Kini, nafasku yang memburu, ingin segera menikmati lubang sempit Asmi yang kini milikku. Aku mengorek-ngorek lagi memeknya yang terbuka dan memperlihatkan garis pink. “Uhh,, aa...uuhh..” asmi kembali melenguh menikmati tarian jariku di memeknya.

[​IMG]

“Atuuuhh,,, masukinn aa... cepeeett,,, Asmi gatahaann.. baoong iihh aa maaahh uuuuhh...” Asmi kini merengek tak tahan menikmati elusanku di itilnya yang kini mengeras. “aahhhhhhhhh..uuuhhh..” desah Asmi saat jariku sedikit demi sedikit mencolok liang memeknya, meski tak terlalu dalam. Rasanya memek asmi sudah basah, jepitan lembut hangatnya di jariku, membuatku terbayang saat kontolku masuk ke memek Asmi. “Pake titit aa..atuhh aa,, uuhh..ja..ngaanhh pakee jari teruuusshh aaahh,,” asmi terus saja berceracau saat ku keluar masukkan jariku ke liang memeknya.

Kini ak tengkurap dengan wajah didepan memek Asmi. “Aa ngapain? Hmmmhh,,,huhh,,,” kulihat asmi berkeringat. “Bentar, aa pengen jilatin memek Asmi yah..” jawabku. “Ih, aa..Asminya belum cebok.. ga jiji gitu aa..” Asmi bangkit melihatku. “Eh.. tidur lagi, gapapa sayang, Asmi ga usah cebok dulu.. ntar juga kalo asmi pengen pipis..pipis aja, jangan ditahan..” kataku sambil mengelus memeknya. “Ih, gimana atuh ntar Asmi pipisin aa..” tanyanya polos. “Gapapa sayang, pipis aja yah kalau mau pipis..” aku meyakinkan asmi. “Iya deh a.. Aa suka banget ya sama memek, memek asmi buat aa deh...”.

[​IMG]

Aku pandangi memek Asmi yang begitu mulus ini. Perlahan kudekatkan wajahku ke depan memeknya, dan lidahku mulai menjilati memek Asmi yang masih legit ini. “Aduuuhhh...aaahh..aa gelii iihhh...ahhhhh sshhhhhh..” Asmi berteriak saat aku menjilati lembut belahan memeknya dari lubangnya hingga ke itilnya. “Slllurrppphhh...Sllluurrrppphh..aah..” aku menjilat dengan lembut dan dalam ke belahan memek Asmi. Aku cium lembut memek asmi yang tembem.. “mmmuah,,”.. “aduh...aa..asmi gelii aaah...pngen pipiss..uuhh...”

[​IMG]

[​IMG]

[​IMG]

[​IMG]

“sllrpphh..slllrppphhh..pipis aja sayang..ssllpphhh..” aku semakin mempercepat jilatanku di memeknya. “aduh,, auuhhhh,,,aahh,,aa,,,aaaaahhhh,,,aaahhhhhhh,,,assshh miiiihhh,,aaaahhh” mendengar desahan manja abg ini..aku semakin bersemangat menjilati memeknya. “aaahhh aa,,,pipis nih,,,pipis nihh aa,,,aa,,,,,,auuuuuuuuuuuuuhhhhhhhhhhhhhhh...” dan serrrr....serrrr... cairan mancur dari mata air memek asmiku. Asmi menggelinjang hebat, menekan memeknya ke mulutku. Aku hanya menyedoti itil dan cairan yang keluar di memek asmi. “aaahhh...aa..asmi lemeess..aaahhh..enaaakkkhh..aa...uuuhhhhh..” mata asmi merem melek menikmati sisa-sisa orgasmenya.

[​IMG]

Aku menghentikan aktivitasku. Aku hanya melihat tubuh telanjang asmi, dan melihatnya masih merem melek menikmati orgasmenya. Memeknya ku elus lembut.. terutama didaerah ujung belahan atas memeknya yang sekarang menyembul. Putingnya pun aku plintir-plintir. Ah.. gak tahan aku pengen ngeluarin mani di memek asmi. “mi, aa masukin yah kontol aa ke memeknya asmi?” tanyaku sambil ngorek-ngorek liang memeknya. Asmi hanya mengangguk lemah. Akupun segera mengarahkan kontolku ke memek asmi yang masih sempit. Kepala kontolku ku elus di belahan memeknya. Setelah licin dan basah, kucoba kepala kontolku, kumasukkan ke liang memek sempit asmi. “mmhh..” aku memejamkan mata menikmati kepala kontolku mulai tertelan bibir memek asmi.

[​IMG]

[​IMG]

[​IMG]

“aaaawwwhhhh! Sakiitthhh!” asmi berteriak saat kepala kontolku menyeruak liang memek sempitnya. Dan..

“AA!” spontan aku menoleh, dan melihat Fitri didepan pintu..

Bersambung

No comments:

Post a Comment