Friday 8 June 2018

Romansa Masa Remaja 3

Suara handphone berbunyi mengagetkan Ardi. Ia dengan malas meraih handphonenya yang terletak disamping tempat tidur. Suara ring tone sudah berhenti, Ardi melihat ke layarnya. Miss call dari Vini. Ardi membuka whatsapp nya, dilihatnya pesan dari Vini.

Aku diluar depan pagar.

Ardi segera bangkit dari tempat tidurnya. Diliriknya jam dinding, jam 9 pagi lewat 15 menit. Ardi berjalan keluar kamar dan menuruni tangga menuju pintu depan. Melintasi halaman luas yang memisahkan antara rumah dan pagar depannya.

Ardi membukakan pintu pagar. Terlihat Vini berseragam sekolah, sambil tertawa cengengesan melihat wajah Ardi masih kusut.

“kebo! Bangun malu sama ayam.” Kata Vini sambil tertawa ceria.

Vini memang supel dan pembawaannya ceria. Sebenarnya banyak lelaki di sekolah yang suka kepadanya, tapi Vini sudah berpacaran dengan Bary.

“lo sendirian?” kata Ardi sambil menutup pagar.

“iyalah masa bareng cowo gue ke rumah lo.” Kata Vini.

Vini segera meraih pipi Ardi dan memberikan ciuman kangen.

“Bau! blom mandi.” Kata Vini

“hush, ntar dilihat tetangga.” Kata Ardi. “masuk dulu!”

Mereka berdua masuk ke dalam rumah.

“serius nih nggak ada siapa-siapa?” kata Vini begitu memasuki ruang tamu rumah Ardi.

Vini mengagumi arsitektur rumah orang tua Ardi. Tidak hanya sekedar besar tapi tertata dengan artistic.

“nggak.” Ardi mengunci pintu. “Ibu gue udah pergi dari semalam. Pulang senin.”

“pembantu?” tanya Vini.

“Bi Ami pulang kampung. anaknya baru jatuh dari pohon.” Kata Ardi.

Ardi langsung meraih pinggang Vini dan menarik gadis itu ke pelukannya. Bibir Ardi langsung menyerbu bibir mungil Vini. Tapi gadis itu mendorong wajah Ardi.

“sikat gigi dulu!” kata Vini. “bau tau!.”

“ntar aja sikatnya.” Kata Ardi.

“nggak! Pokoknya mandi dulu.”

“Mandiin dong.” Rayu Ardi.

“iih..mandi sendiri emangnya anak TK.” Kata Vini melepaskan pelukan Ardi. “sana gih!”

“mau minum apa?” tanya Ardi.

“Air putih aja.” Kata Vini.

Rumah Ardi memang kosong weekend itu. Ibu nya pergi ke Singapura mengurus bisnisnya. Memang hari itu Ardi sudah merencanakan pesta mabuk-mabukan dengan teman-temannya, tapi pestanya nanti akan diadakan di malam hari. Ia sendiri tidak menyangka kalau Vini beneran datang di pagi hari. Padahal malam sebelumnya ia cuma bercanda untuk menyuruh Vini datang pagi-pagi. Maklum, Vini memang tidak bisa menginap karena pasti dilarang bokapnya yang colonel angkatan darat itu.

“Gue mandi dulu ya.” Kata Ardi sembari memberikan segelas air putih kepada Vini.

“Ya udah sana” Vini mengambil gelas dari tangan Ardi.

Ardi berjalan menaiki tangga menuju kamarnya yang terletak di lantai dua. Vini mengikutinya.

“kog lo pakai baju seragam sih? Kan libur hari ini.” tanya Ardi.

“Alesan keless. kalo nggak mana boleh keluar sama bokap gue.” jawab Vini. “alesan kegiatan OSIS.”

“cowok lo nggak tau?” tanya Ardi sambil meraih handle pintu kamarnya.

Ardi membuka pintu kamarnya. Vini mengikutinya masuk ke dalam kamar.

“nggak lah. Ya keless.” Vini mengikuti Ardi memasuki kamar Ardi. “itu anak paling masih tidur.”

Vini memasuki kamar Ardi. Kamar yang cukup besar dengan jendela besar yang disinari matahari pagi. Kamar Ardi berantakan, maklum kamar cowok. Ranjang besar terlihat di tengah kamar. Baru kali ini ia main ke rumah Ardi. Biasanya mereka hanya bertemu di sekolah. Vini juga tau rumah Ardi karena send location di whatsapp. Dan untungnya ada ojek online, jadi gampang menemukan lokasinya.

“lo ngapain ikut gue ke kamar?” tanya Ardi.

“katanya semalem ngajak ngentot?” Kata Vini sembari duduk di ranjang empuk Ardi.

“ya sekarang aja ngentot nya.” Kata Ardi. “abis itu baru gue mandi.”

“nggak! Sikat gigi dan mandi dulu gih!” kata Vini sambil membuka isi tasnya mencari-cari sesuatu.

“mandiin lah.” Kata Ardi sambil menjulurkan lidah.

Ia ngeloyor ke kamar mandi tapi tidak menutup pintunya, sengaja memancing Vini. Tak lama terdengar suara pancuran dan suara orang sedang menyikat gigi.

Vini sedang membuka strip pil kb yang baru di belinya di apotik. Hari ini memang ia merencanakan untuk nggak pakai kondom. Pengen ia merasakan semprotan peju Ardi. Konon kata teman-temannya, rasanya hangat ketika peju lelaki keluar di dalam memek dan memberikan sensasi berbeda. Vini memang hyperseks, ia memiliki jadwal seks sendiri dengan Bary, seminggu dua kali, dan dilakukan di rumah Bary sepulang sekolah, karena kedua orang tua Bary kerja kalau siang. Tapi belum pernah ia mencoba untuk tidak pakai kondom sama Bary, mungkin karena sebenarnya Vini tidak pernah puas maen sama Bary. Bary selalu keluar duluan, berbeda dengan Ardi yang memiliki stamina seperti pemain bokep. Mampu membangkitkan gairah perempuan sampai titik puncak.

Pintu kamar mandi mendadak terbuka. Ardi menengok, memang sengaja ia tidak mengunci pintunya. Benar dugaannya, Vini berdiri di depan pintu, dan sudah telanjang bulat. Rambut Vini di kuncir ke atas.

Ardi mengagumi sejenak body Vini. Yahuudd, buah dada yang besar dan bulat dengan body bak gitar spanyol. Jembutnya dicukur walau tesisa sedikit rambut tipis di sekitar selangkangan. Body Vini memang seksi seperti dugaannya selama ini. Selama main dengan Vini, tidak pernah sedikitpun Ardi melihat Vini dalam keadaan bugil total. Maklum mereka bermain di sekolah, tidak cukup waktu untuk bugil total, apalagi takut ketahuan guru atau teman-teman mereka. Bahkan tidak pernah sekalipun Ardi melepas bra Vini untuk sekedar meremas kenyal nya buah dada gadis itu.


Ardi hanya melemparkan senyum ketika Vini menghampirinya di bawah pancuran. Ardi segera meraih pinggang ramping itu di tempelkannya tubuh gadis bugil itu ke pelukannya. Keduanya pun langsung terlibat ciuman. Lidah mereka langsung saling membelit dan menghisap. Tangan Ardi langsung menggerayangi Vini, meremas toket kenyal itu. jemari Ardi mempermainkan putting susu kecil milik Vini. Gadis itu mendesah disela-sela belitan liar kedua lidah mereka.

Tangan Vini juga meraih kontol Ardi yang sudah menegang itu. sama seperti Ardi, baru kali ini Vini melihat tubuh atletis lelaki itu dalam keadaan telanjang. Kalau kontolnya sih sudah sering. Tapi melihat perut six pack dan dada bidang Ardi belum pernah. Tangan kanan Vini bermain menelusuri dada bidang Ardi.

Didorongnya tubuh gadis itu sampai bersandar ke tembok, kemudian Ardi menelusuri toket besar dan kenyal itu dengan lidahnya, kemudian menghisap dan menyusu di toket gadis itu. Vini menggeliat kegelian ketika lidah Ardi berputar-putar di putting susunya. Tangan kiri Ardi menyelip di antara paha Vini, jadinya dimainkan di lubang kemaluan Vini. Sementara Vini mendesah-desah sambil tangan kanannya masih bermain mengocok kontol Ardi. Suara Vini mendesah-desah sambil menggelinjang kegelian.

Ardi mengangkat kaki kiri Vini. Vini segera melingkarkan kaki kirinya ke pinggang Ardi. Vini segera menyingkirkan tangan kanannya dari kontol keras Ardi, dan meraih pinggang lelaki atletis itu.

Ardi segera memposisikan kontolnya di lubang memek Vini. Ia melakukan gerakan menusukan kontol kerasnya memasuki tubuh Vini. Kepala kontol itu membuka lubang vagina, menyeruak kedalam menelusuri lorong vagina Vini, sampai mentok di pintu uterus. Gadis itu mendesah sambil terbelalak ketika dengan kencang kontol lelaki itu memasukinya.

Terasa hangat kontol Ardi di memeknya. Baru kali ini Vini merasakan kontol laki tanpa kondom. Terasa sekali bentuk kontol yang terasa memenuhi lubang dalam vagina.

“di dalam aja keluarnya.” Desah Vini. Ketika Ardi memulai gerakan tusukan kontolnya dari bawah. Mendesak-desak rahim Vini seakan hendak menghujam jantung gadis itu.

“ntar kalo hamil?” kata Ardi sambil menjilati kuping gadis itu.

Vini kegelian sampai ke ubun-ubun. Vini tidak menjawab, tapi diraihnya kepala Ardi, dan diserbunya bibir remaja itu. keduanya bergelut lidah lagi.

Dada Ardi yang bidang menekan toket besar Vini. Dada yang bergerak naik turun itu seakan memberikan sensasi geli di kedua putting susu Vini yang sedang mengencang karena nafsu birahi.

Bukan pertama kali bagi Ardi menikmati memek perempuan tanpa kondom. Tapi memang memek Vini terasa beda, lebih rapet, bergerinjal, dan legit di bibir memeknya.

Tangan Vini mengerumasi rambut ikal Ardi. Kaki kiri Vini menekan pantat lelaki itu, seiring tubuh Vini yang mengejang. Ardi merasakan semburan hangat di sekitar kontolnya, tanda gadis yang lagi di entot nya itu sedang orgasme.

Ardi mempercepat tempo kocokan kontolnya. Vini melepaskan ciumannya, Ia menatap wajah lelaki itu dengan matanya yang melotot. Karena Vini menahan geli gatal di sepanjang lorong vagina nya. Benda bulat keras dan panas milik Ardi itu terasa berusaha menjebol pintu rahimnya.

“bener nih di dalam?” Kata Ardi.

Vini hanya mengangguk.

Tapi Ardi berasa ragu, walau terasa berat di ujung kontolnya menahan pejunya supaya tidak langsung keluar. Ia berasa tanggung untuk mencabut kontolnya. Ya,sudahlah. Pikir Ardi dalam hati mungkin emang rezekinya.

Dengan sekali sentakan Ardi mengerang,sambil mendesak pintu rahim Vini. Vini tiba-tiba merasakan rasa panas dan hangat di sekitar perutnya ketika Ardi sudah menyemprot pejunya di dalam.

Benar kata teman-temannya. Beda rasanya kalau peju keluar di dalam. Apalagi dirasakannya peju panas menyemprot-nyemprot mengisi rahimnya dengan semprotan kencang. Dan banyak sekali rasanya peju Ardi yang keluar di dalam menyemprot rahim Vini. Rasa hangat itu mereda, sebagai tanda rahim Vini sudah terbiasa dengan cairan bibit manusia yang baru dilepas oleh Ardi.

Keduanya terdiam sejenak. Menenangkan diri mengatur nafas. Pancuran kamar mandi itu masih menyala membasahi tubuh telanjang mereka berdua.
Vini terus memutar-mutar pinggangnya. Rasa geli gatal nikmat sudah sampai di ubun-ubunnya. Kedua tangannya direntangkannya ke belakang. Tubuh gadis itu melenting. Kepalanya mendongak keatas menahan gelombang kejut kenikmatan yang bertubi-tubi menghantam tubuh seksinya. Perutnya tampak berkontraksi kembang-kempis,seperti sedang mengurut kontol di dalam memeknya. Dadanya membusung mempertontonkan kedua buah toket besar bundar dengan putting coklatnya yang sedang mengeras,sehinggga lingkaran putingnya terlihat mengkilap. Vaginanya terasa membanjir, cairan hangat membasahi kontol dan biji Ardi, mengalir melalui sela-sela buah pelir lelaki itu. entah orgasme keberapa yang sedang Vini nikmati di ronde ketiga ini. jembut Ardi basah kuyup di banjiri air dari kelamin perempuan itu.

[​IMG]

Vini benar-benar merasakan hubungan seks yang paling enak dan sangat enak di hari itu. bukan hanya sekedar kerasnya kontol Ardi, dan banyaknya semburan peju si pemuda itu, tapi lebih dari itu, yaitu kenikmatan belasan orgasme yang belum pernah dirasakannya, bahkan sejak keperawanannya diambil oleh Bary, pacarnya.

Senyum kepuasan tampak menghiasi wajah Vini yang lepek berminyak karena keringat. Baru kali ini, Ia bermain dengan Ardi sampai tiga ronde. Setelah selesai di kamar mandi, mereka melanjutkan pertempuran ronde ke 2 di ranjang Ardi. Bahkan Ardi tidak mengeluarkan kontol nya setelah muncrat di dalam memek Vini, tapi membiarkannya sesaat didalam sambil bercumbu, sampai kontol itu ngaceng lagi. Setelah itu dilanjut ke ronde ketiga tanpa sedikit pun Ardi mengeluarkan kontolnya dari memek legit Vini. Di ronde ketiga ini sensasi yang dirasakan Vini sungguh luar biasa. Jumlah orgasme paling banyak yang pernah dirasakannya sepanjang pengalaman seksnya.

Kalau begini Vini rela menjadi budak seks Ardi seumur hidup. Kocokan kontol Ardi terasa menusuk dan memberikan sensasi luar biasa di G-spotnya. Kini mereka sudah berganti posisi dari wot jadi missionary. Ardi mempercepat tusukan kontolnya. Kepala kontol bulat itu menusuk-nusuk ganas seperti mata bor tumpul. Seakan-akan ingin menjebol pintu rahim Vini. Hingga, geli gatal nikmat kembali dirasakan Vini mengalir dari bawah cakra kelamin, menuju cakra perut, menyusuri cakra jantung, leher, jidat dan berakhir di ubun-ubunnya.

Vini tidak malu berteriak-teriak, ketika orgasme dashyat menghantam tubuhnya lagi. Seperti dibawa terbang dan kemudian di banting kencang ke tanah. Tubuh seksi itu mengejang-ngejang. Kedua tangan Vini mencengkeram punggung Ardi, kuku-kuku nya menancap di punggung pemuda itu. Ardi mengeram bukan karena rasa sakit di punggungnya, melainkan desakan tai macan yang keluar dari lubang kepala kontolnya. Peju Ardi kembali menyembur di rahim Vini yang sudah sangat becek itu, menambah becek sampai banjir mengisi rahim Vini. Sehingga Vini pun squirt membasahi kontol yang sedang bergetar-getar mengeluarkan isinya.

Ardi menindih tubuh Vini. Toket kenyal perempuan itu terasa menyangga dada nya. Tubuh keduanya banjir keringat. Keduanya masih mendesah-desah mengatur nafas setelah melepaskan nafsu birahi, nafsu masa remaja mereka.

Ardi melirik ke jam dinding yang menempel di tembok. Jarum jamnya menunjukkan angka 1. sudah 4 jam nonstop mereka bertempur.

Ardi jadi teringat tante Irene. Ketika pertama kali Ia merasakan nikmatnya memek perempuan, hari dimana selama 8 jam Ardi tidak sedikitpun mengeluarkan kontol kerasnya dari liang yang hangat, basah dan rapat. dan menyembur sampai 5 kali di dalam memek sempit tantenya itu.

Ardi menatap mata bening Vini, senyum manis gadis itu terpampang di hadapannya. Vini menciumi bibir dan pipi Ardi, gadis itu tampak benar-benar puas.

“lanjut ronde keempat, sayang.” Bisik Vini.

Heran tidak capai gadis itu walau sudah dihantam belasan orgasme, pikir Ardi dalam hati.

“pegel pinggang aku.” Kata Ardi beralasan.

“iihh, kamu gitu sih.” Rengek Vini manja. “kapan lagi kita bisa begini?”

“Dua minggu lagi rumah aku sepi juga kog.” kata Ardi sambil mencium pipi Vini. “datang aja.”

“serius?” kata Vini.

“iya, tapi kalau hari biasa mau?”

“hari biasa kan ada Bary.” Kata Vini sambil membelai-belai rambut Ardi.

“ya kita threesome aja sama dia.” Canda Ardi.

“ngaco ah kamu.” Vini menepuk pundak Ardi.

“sana mandi dulu.” Kata Ardi kemudian ia mencium bibir mungil Vini.

“lepasin kontolnya dulu donk.” Rengek Vini manja.

Ardi lupa kalau kontolnya masih bersarang di memek hangat itu. Ia menarik kontolnya yang masih setengah ngaceng itu. pejunya sebagian ikut ketarik keluar sehingga membasahi lubang memek Vini. Mengalir sepanjang garis memek melewati lubang pantat dan menetes di seprai. Vini segera bangkit dan berjalan ke kamar mandi sambil memegangi memeknya takut peju Ardi menetes-netes di lantai. Ardi berjalan mengikuti Vini masuk ke kamar mandi. Keduanya mandi bareng, saling membersihkan tubuh masing-masing. 

No comments:

Post a Comment