Sunday 16 August 2015

Pembantuku itu 2

Kami makan makanan yang tadi di bawa ama rika di ruang makan, sambil makan aku liahatin mulut sexy adik iparku itu mengunyah makanan. Dan belahan dadanya yang mengintip nakal Dari kaos U can See istriku yang dia pinjem dan sedikit kekecilan. Sedangkan pinggul montok cubby dia hanya di bungkus hot pants ketat dan kekecilan yang juga punya istriku, tanpa memakai CD, jadinya memeknya nampak nyeplek dan sedikit basah, mungkin sisa spermaku yang masih sedikit demi sedikit mengalir keluar dari memeknya.

“kamu tadi ke sini naik apa rik?” tanyaku memecah keheningan
“di antar temen” jawabnya
“pulang apa mo bobo sini?” tanyaku sambil masih jelalatan ngelihatin tubuh adik iparku itu
“balik ah, besok masuk pagi, ga bawa sragam lagi” jawabnya
“lagian, kalo di sini, alamat ga isa bobo sampe pagi..hihihihi…”tambahnya lagi
“prêt, macam sexy aja kau” kataku sok berlogat batak, sambil ngeloyor ke depan TV, karena aku emang dah selese makan.
“mo minta anter pulang?” lanjutku lagi
“ya iyalah, masa tega biarin aku naik taxi malam malam gini, ntar kalo di perkosa orang gimana?” Jawabnya mulai selebor
“weks!” balasku

Rika masih beres beres piring bekas makan kita tadi, lalu di bawanya ke tempat cuci piring dan mulai mencucinya. Adik iparku ini walau selebor tapi rajin orangnya, untuk urusan kecil seperti nyuci piring dll, di paling ogah kalau harus ngerepotin pembantu. Padahal latri…LATRI…!!!

“latri…” pikirku, tadi kami bertempur cukup seru, dan rika pun teriak teriak semau sendiri, mustahil kalau latri sampai gak denger. Gaswat bin syahwat! Kalau sampai di laporin ama istriku, bisa ancur ancuran aku. Sambil berfikir, aku melirik adik iparku yang masih cuci piring. Dari belakang, karena lampu dapur, celana hot pants kekecilan milik istriku yang dia pakai hamper tidak dapat menutupi benda apapun yang ada di baliknya. Pantatnya nampak nyeplak penuh, bergoyang goyang seiring kegiatan dia mencuci piring. Kekhawatiran ku tentang latri yang mungkin mendengar aktivitas kami tadi seolah langsung musnah, seiring libidoku yang terbakar dengan cepat melihat body adik iparku yang baru saja aku entotin tadi.

“satu ronde lagi yuk rik” aku tiba tiba sudah di belakangnya, menempelkan kontolku yang sudah ¾ tegang ke belahan pantatnya dan berbisik tepat di telinga. Aroma rambut yang habis keramas menusuk sekali ke hidungku membuat libido ku tambah gak karu karuan.

Rika menoleh ke arahku, menempelkan bibirnya di bibirku menggigitnya kecil, lalu sambil masih menempel dia berkata “ogah ah, aku merasa bersalah banget ama mba ine”

“ayolah, kalau kita simpan ini di antara kita aja mana ada yang tau?” sanggahku sambil bibir kita masih menempel.
“gak mau” katanya pendek, sambil menjulurkan lidah hangat dia, menyentuh ujung lidahku.
Libidoku tambah terbakar abis abisa, aku nyosor bermaksud untuk French kiss dia dalam dalam, tapi rika lebih cepat menarik kepalanya kesamping berlawanan, sehingga aku nyosor angin. Melihat aku menyosor angin begitu, dia cekak cekikik sambil menjulur julurkan lidahnya, mengejek. Tangannya lalu menjulur meremas kontholku dan bilang “mbok coba kendaliin ni junior sedikit to mas, kan kasihan mba ine, mas selain sama aku pasti sudah ngesex ama puluhan wanita selama pernikahan dengan mba”

“hayo ngaku ma rika, dah berapa wanita mas entot selama nikah ama mba ine?” katanya lagi
“mmm” aku gak langsung menjawab, cuman manyunin mulut.
“emang ine pernah cerita, apa aja?” tanyaku lanjut, perbincangan ini terjadi dalam posisi aku masih belum melepaskan pelukanku dari belakang kepada adik iparku itu. Dan kontolku juga masih dalam kondisi setengah tegang, menempel erat di belahan pantatnya yang hanya di alasi oleh celana hotpants ketat, tanpa celana dalam.
“jawab dulu, pertanyaan rika, dah berapa cewek mas entotin?” dia mendesak
“well, cuman ama kamu” gurauku
“wekksss…” katanya sambil menggoyang goyangkan pantatnya yang masih di tempeli sama kontolku, membuatnya semakin keras menegang.
“berapa?” desaknya lagi
“napa sih?” aku masih mencoba ngeles
“say it straight like a man, berapa?” rika terus mendesak
“jujur ma rika, kalo mas jujur, gak akan merubah pandangan rika ke mas, malah rika akan membantu mencari jalan keluar, kalau memang libido adalah masalah mas selama ini”

“ok, gw akan jujur, tapi jawab dulu tiga pertanyaan mas dengan jujur pula” kataku menantang.
“ok, tanyakan langsung ke tiga pertanyaan itu di awal, rika ga mau pertanyaan berikutnya adalah pengejaran dari pertanyaan sebelumnya” jawab rika. Sudah aku certain dari awal kan kalo adik iparku ini emang cerdas, dan dia adalah salah satu tempat curhatku (dan istriku, mungkin). Dan tentunya gak pernah terlintas sedikitpun di otakku bahwa akhirnya aku entotin juga dia…well, let’s call it a human error.

“fine” kataku “pertama: apa pandangan kamu tenatang aku? I mean, selama ini, sampai…emmm, ok deh, including sampai aku ngentotin kamu barusan” lanjutku.
“ok, itu yang pertama” jawab rika
“yang kedua?”

“yang kedua; ine pernah cerita ke kamu ga, dia pernah ato belum selingkuh…emmm, ok deh, gw frankly aja, ML sama cowok lain, selama kita menikah?”
“trus yang ke tiga; apa pertimbangan kamu kok sampai mau ML sama aku tadi, soalnya aku tau kamu orang yang selalu penuh pertimbangan” dah itu aja.

“hihihi…” rika ketawa kecil
“pertanyaan mas, gak seperti biasanya, kurang tajam, kurang berbobot, cuman seputaran ngentot aja, agak susah ya mikir pas horny?” lanjutnya sambil masih ketawa tawa sambil goyang goyangkan pantatnya menggoda.

“ok rika jawab; pertama, pandangan ku tentang mas…ma situ orangnya sebenernya penyayang, bertanggung jawab, sedikit ganteng, jangan GR lho, tapi mas punya masalah besar, mas gampang horny, dan masalah lanjutannya, waktu mas horny, mas selalu berhasil mendapatkan pelampisan instant dengan memanfaatkan kecerdikan, kata kata manis mas, pesona, bahkan uang mas, walau mas akhirnya menyesalinya tapi toh siklus ini berulang tanpa mas mampu menghentikannya, entah kenapa, jadi di mataku, mas bukan orang yang harus di benci, melainkan harus di tolong”

“Kedua; yup, mbak ine pernah ML sama cowo lain, selain mas selama pernikahan, rika harap mas tidak egois dan tetap mencintai dan menerima mba ine apa adanya, selain mas juga harus introspeksi, juga mba ine menyesal…menyesal krena BEBERAPA cowok yang pernah dia goda, dan tiduri tidak ada yang seberingas mas…heheheh…”

“sumpe lo?” tanyaku menyela.

“ga juga, aku cuman ngarang kok, jangan langsung GR gitu kenapa sih, makanya besok lagi kalo ngentotin mba ine, tunjukin kalo mas jantan perkasa dan unforgettable, jadi mba ine cuman ML ama co lain kalo butuh variasi, bukan ngejar butuh..hihihi…”

“omongan lo mulai ga enak rik!, ni kita bicarain istriku lho, kakak kamu lho...”
“justru itu, makanya kita harus membicarakannya secara terbuka dan apa adanya, kebutuhan kebutuhannya, kelebihan dan kelamahannya, mengingat dia adalah orang yang sama sama kita sayangain”
“ic...ic…” jawabku sekenanya
“dan yang ke tiga?” tanyaku lagi

“o? apa tadi pertanyaan ke tiga?” katanya
“ngeles lo, pertanyaan ke 3: pertimbangan lo mau ngentot ama aku tadi? Gak mungkin kalau kamu khilaf, I know u too well…” jawabku

“lha ini, baru berbobot…percaya apa ga, kalau aku sudah minta ijin mba ine buat menguji mas, apa sampai hati ngentotin aku, adik ipar sendiri, dan kalau memang mas tega dan sampai hati, ini menjadi pertimbangan buat dia ngajuin gugatan cerai…dan…ternyata…mas sampai hati…”
“sumpe lo? Boong abis! yang bener? loe...” sergahku…
“hahahaha…takut niy…” banyolnya selebor
“kurang ajar lo rik!” sergahku

“hihihi…ok, yang tadi boong…sejujurnya, aku emang khilaf, aku lagi punya masalah ama cowoku, ngelihat junior mas, body mas lalu nempel nempel, masuk separo, akhirnya ya sudahlah…ngentot ngentot dah…lumayan dapet kuda gratisan…hahahaha…” rika ketawa terbahak bahak.

“gila lo rik, ampir aja aku jantungan ma jawaban kamu sebelumnya, kalo sampe bener seperti itu, bisa mati beneran aku, aku gak ngebayangin hidupku kalo mbak mu sampe ninggalin aku”
“mmm, aku seneng mas masih mikirin keutuhan pernikahan ama mba ine”
“Ya iyalah! Gila apa, mbak kamu itu masa depanku, satu satunya yang aku mau untuk tua dan mati, ya cuman di samping dia”
“dan kelihatannya mba ine gitu juga, aku ngiri sama kalian berdua” kata rika lagi “walo kalian ni gila gilaan soal ngentot sama orang lain hahaha…” lanjutnya

“so…” katanya lagi
“kalo, aku bilang, demi mba ine, aku ga mau satu ronde lagi, apa mas masih mau maksa, bujuk atopun seduce aku?” kata dia lagi. smart move girl!

“nope” kataku sambil mencium kilat pipi dia lalu mundur, dan mau berbalik ke depan TV lagi. tetapi tangan rika tiba tiba menjulur kea rah kontolku dan bilang

“trus ni konti, mau di biarin berdiri tersiksa gini aja? Beneran ni isa nahan? Ntar latri lagi jadi pelampiasan…” godanya.
“gila lo! dia emang kalo udah berdiri susah di suruh duduk, tapi biarin aja, ntar di bawa tidur juga dah kalem sendiri” jawabku. Rika tersenyum penuh misteri.

Rika menyusulku ke sofa.

“kliatanya rika bobo sini aja deh, sembari ngawasin, jangan sampe mas nakal nakalan ama latri…hihihi…”
“prêt, tai lo!” kataku ketus
“eh, menurutmu latri tadi denger kita gak ya?” tanyaku
“denger, tadi dia sempet nanya aku, tapi dia sudah ku kondisiin untuk tutup mulut dan di makanannya yang tak kasih ke dia tadi sudah ku campur sesuatu, dia pasti sudah tidur pulas sekarang” jawabnya
“rika...rika…bisa aja lo sis, trus katanya lo ga bawa baju seragam?” sambungku
“ya besok pagi aja anterin ke kost pagi pagi…”
“iye, pricess!! eh btw emang kamu tau apa tentang latri? Maksudnya, kelakuan asli dia kalo di kampung? Kan dia dari kampung lo yang nun jauh di mato…hehehe…”

“mmm…kalau masalah latri di kampung, aku ga gitu tau, soalnya kan beda desa, cuman satu kecamatan doang…tapi kalau tentang dia sama 'manusia hornian' yang ada di sini…hmmm…” katanya sambil nyolek kontolku dan melirikku binal

“maksudlo???!!!” kataku tanggap atas sindiran dia dan menepiskan tangan dia yang dah mulai akan meremas kontolku.
“please deh mas…seakan mas bisa sembunyiin ini dari aku...”
“ine tau soal ini?” tanyaku lagi dengan sangat gugup
“nah kan bener! Gila lo mas! Masa latri sih? Dia kan masih anak anak!!” teriaknya sambil melotot ke arahku
Sadar telah masuk ke dalam jebakannya, aku gak berusaha ngeles lagi...What did I tell u? she’s damn freaking smart. Shit!!

“ga terjadi apa apa, jujur !!…aku mergokin dia nonton bokep di kompi ku, trus terjadi sedikit pembicaraan, lalu tiba tiba dia ato aku entah siapa yang mulai, kita French kiss, but that’s all, saat itu aku bener bener bisa kendaliin diri…entah malaikat apa yang masih menjaga ku…dan serius, aku nyesel seribu nyesel…” jelasku panjang lebar seakan malah curhat.

“Gila lo mas...I don’t know, apa yang kamu punyain mas, tapi klitanya kok hampir semua cewe bertekuk lutut di depan kamu, makanya kamu jadi gede kepala trus jadi brengsek gini…”
“hus, jaga bicaramu” sergahku
“serius! Saat kamu apel pertama kali, aku sempet minta ke mba ine, buat iklasin kamu buat aku, tapi mba ine bersikeras, padahal dengan cowo2 dia yang lain, mba ine asik asik aja”

“eh? Ngomong apa sih kamu rik? Jadi…halah, boong banget lo! I’m not your type kale…”
“hmm” rika hanya menjawabku dengan senyuman
“hehehe, cuman mo ngetes sePD apa mas…” lanjutnya ngeles
“prêt!”

Rika merebahkan kepalanya di pangkuanku, denga begitu, otomatis tanganku melingkar di perut dia, sambil terus cerita cerita mata dia memperhatikan acara TV yang kita tonton, dan aku? aku memperhatikan dua tonjolan di puncak bukit dadanya. Putting itu seakan berlomba ingin melompat ke luar dari You can see tipis tanpa BH yang dia kenakan. Naik turun seirama dengan aliran nafasnya yang entah kenapa menurutku masih sedikit kurang teraur. Sengaja ku pindahkan tanganku dari perut ke dadanya, walau tidak tepat diatas kedua putingnya. Rika masih cuek dan terus bercerita tentang dia dan pacarnya yang seakan ‘kurang mengerti’ kebutuhan dia dan apa yang sebenarnya dia inginkan.

Gairahku kambali naik ke ubun ubun, aku tahu sebentar lagi aku tidak akan dapat menahan gejolah birahi yang selalu mengasaiku begitu ia terbangkitkan. Tangankupun secara otomatis mulai melakukan remasan remsan lembut terhadap payudara adik iparku yang sekal itu. Dan remasan itu semakin keras, semakin keras lalu berubah menjadi gerakan gerakan jari melingkar lingkr di seputar putingnya. Melingkar dan sesekali mencolek dengan lembut ujung puncak putting yang terasa semakin mengeras itu. Lalu gerakan itu berubah menjadi pilinan terhadap putting rika. Seperti sedang mencari chanel radio, aku memilin milin putting yang semakin keras itu. Kontolku sudah ngaceng 100% entah kenapa, sensasi ini benar banar membakar birahiku, membara panas dan liar.

Rika sendiri seperti tidak ada tindakan untuk menghentikan permainan remasan dan pilinan jari jariku terhadap dadanya. Malah sesekali aku mendengar desahan desahan halus keluar dari mulutnya. walaupun aku orangnya suka tidak control terhadap birahi, tetapi aku dapat menjadi orang yang sangat sabar apabila melakukan tidakan foreplay dan merangsang pasangan. Bisa di bilang aku selalu mengerti dimana titik lemah seorang cewek, perlakuan apa yang paling dia sukai dan apa yang dapat membakar birahinya. Masih bermain main dengan keterampilan jariku, dengan tangan kanan meremas dan memilin dada rika, rangan kiriku dari bawah bergerak kearah pangkal lehernya, menyusur belakang telinganya lalu berbali ke depan dan mengusap lembut bibirnya.

Rika mulai lebih jauh terpancing, lidahnya mulai terjulur menyambut jari jariku yang bermain main di bibirrnya. Sejurus kemudian, jariku telah bertarung dengan sengit melawan lidahnya yang menjilat jilat liar. Seiring dengan puntiran putingnya dengan tangan kananku, aku masukkan kedua jariku ke mulutnya dan menjepit lidahnya…

“aghhh…”

Rika menggelinjang lalu tiba tiba mengubah posisinya menjadi terlentang. Ia kangkangkan kedua kakinya, aku tidak menyadari kapan tangannya sudah masuk ke celana hot pants yang ia kenakan dan mengobel memeknya sendiri dengan kedua tangannya. Aku keluarkan tanganku dari mulutnya, dan kugunakan keduanya untuk memproses buah dada dan putingnya. Rika semakin seperti kesetanan mengobel dalam memeknya. Akupun semakin tidak tahan, dengan nafsu ku tarik U can see nya ke atas, tarpampanglah buah dada adik iparku yang montok itu, lalu dengan segera aku menuduk dan mempermainkannya dengan mulut dan lidahku.

Rika sekamin menjadi jadi, di obelnya sendiri memeknya dengan kedua tangannya dengan RPM tinggi sambil mendesah desah tidak karuan. Jilatanku pun semakin turun, kearah perutnya lalu kusodok sodok pusarnya dan kupermainkan dengan lidahku. Erangan dan lenguhan rika semakin keras, akupun semakin bergerak kearah bawah dari tubuhnya. Dengan posisi merangkak di atas badannya dalam gaya 69, ku pelorotkan hotpants yang menutupi memeknya tanpa CD itu, aku tercengang tiga jarinya sudah masuk ke lobang memeknya sendiri yang sudah sangat basah itu. Aku segera mencabut jari jari itu, menyingkirkan tangannya dan menggantikannya dengan mulut dan lidahku. Baru beberapa jilatan dan hispan, rika melejang lejang dengan keras dan menyemburkan cairan orgsmenya beberapa kali ke mulutku. Tanpa menyianyiakan cairan favoritku yang beraroma sangat aku sukai itu,aku menyedotnya habis tanpa ampun. Rika pun akhirnya menggelosoh lemas seusai orgasme.

Terengah engah dia berkata “hehehe..thanks ya mas…”

“it’s OK, kamu enak?”
“banget…”
“good, mau mandi lagi?”
“ah, entar aja degh, masih mau menikmati sisa orgasmeku dulu”

Aku kembali duduk dan memegang kontolku.

“kalo gak keberatan, tetep posisi itu ya, tak pake ngocok bentar”
“he’eh…” jawabnya

Akupun segera mengeluarkan kontolku dan dengan posisi mengangkang di antara kepalanya aku mulai mengocok sambil memperhatikan matanya yang sayu menatap kontolku yang ku kocok dengan tanganku sendiri. Praktis kontolku hanya berjarak beberapa cm dari mukanya. Lalu sengaja aku menurunkan sedikit posisiku sehingga biji pelirku menggesek hidung dan mulutnya. Aku berharap dia sedikit terangsang lagi lalu membantu ku dengan sedikit menjilat buah pelir maupun batang kontolku, sialnya rika tidak bereaksi. Aku tahu dia sengaja tidak melakukan itu. Tapi tidak masalah, dengan pemadangan itu, matanya yang tidak berkedip menatap kontolku yang sedang ku kocok, dadanya yang terpampang indah dan memeknya yang masih kelihatan licin mengkilap, tidak butuh waktu lama sebelum aku menyamburkan spermaku. Aku memang tidak berniat menahannya terlalu lama, walau aku mempunyai kemampuan untuk itu. Dan kecrotan spermaku sengaja aku rahkan ke atas bibir dia. Rika pun tidak protes ataupun mengubah posisinya, sehingga spermaku sukses membanjiri bibirnya.

Dia tersenyum dan menjilat sedikit pejuh yang belepotan di bibirnya itu.

Hanya itu yang terjadi malam harinya, keesokan hari aku mengantarkan dia pagi pagi ke kos. Dan aku yakin kejadian kemarin akan tersimpan rapi di memory kita berdua.

No comments:

Post a Comment