Kami makan makanan yang tadi di bawa ama rika di ruang makan, sambil
makan aku liahatin mulut sexy adik iparku itu mengunyah makanan. Dan
belahan dadanya yang mengintip nakal Dari kaos U can See istriku yang
dia pinjem dan sedikit kekecilan. Sedangkan pinggul montok cubby dia
hanya di bungkus hot pants ketat dan kekecilan yang juga punya istriku,
tanpa memakai CD, jadinya memeknya nampak nyeplek dan sedikit basah,
mungkin sisa spermaku yang masih sedikit demi sedikit mengalir keluar
dari memeknya.
“kamu tadi ke sini naik apa rik?” tanyaku memecah keheningan
“di antar temen” jawabnya
“pulang apa mo bobo sini?” tanyaku sambil masih jelalatan ngelihatin tubuh adik iparku itu
“balik ah, besok masuk pagi, ga bawa sragam lagi” jawabnya
“lagian, kalo di sini, alamat ga isa bobo sampe pagi..hihihihi…”tambahnya lagi
“prêt, macam sexy aja kau” kataku sok berlogat batak, sambil ngeloyor ke depan TV, karena aku emang dah selese makan.
“mo minta anter pulang?” lanjutku lagi
“ya iyalah, masa tega biarin aku naik taxi malam malam gini, ntar kalo di perkosa orang gimana?” Jawabnya mulai selebor
“weks!” balasku
Rika masih beres beres piring bekas makan kita tadi, lalu di bawanya ke
tempat cuci piring dan mulai mencucinya. Adik iparku ini walau selebor
tapi rajin orangnya, untuk urusan kecil seperti nyuci piring dll, di
paling ogah kalau harus ngerepotin pembantu. Padahal latri…LATRI…!!!
“latri…” pikirku, tadi kami bertempur cukup seru, dan rika pun teriak
teriak semau sendiri, mustahil kalau latri sampai gak denger. Gaswat bin
syahwat! Kalau sampai di laporin ama istriku, bisa ancur ancuran aku.
Sambil berfikir, aku melirik adik iparku yang masih cuci piring. Dari
belakang, karena lampu dapur, celana hot pants kekecilan milik istriku
yang dia pakai hamper tidak dapat menutupi benda apapun yang ada di
baliknya. Pantatnya nampak nyeplak penuh, bergoyang goyang seiring
kegiatan dia mencuci piring. Kekhawatiran ku tentang latri yang mungkin
mendengar aktivitas kami tadi seolah langsung musnah, seiring libidoku
yang terbakar dengan cepat melihat body adik iparku yang baru saja aku
entotin tadi.
“satu ronde lagi yuk rik” aku tiba tiba sudah di belakangnya,
menempelkan kontolku yang sudah ¾ tegang ke belahan pantatnya dan
berbisik tepat di telinga. Aroma rambut yang habis keramas menusuk
sekali ke hidungku membuat libido ku tambah gak karu karuan.
Rika menoleh ke arahku, menempelkan bibirnya di bibirku menggigitnya
kecil, lalu sambil masih menempel dia berkata “ogah ah, aku merasa
bersalah banget ama mba ine”
“ayolah, kalau kita simpan ini di antara kita aja mana ada yang tau?” sanggahku sambil bibir kita masih menempel.
“gak mau” katanya pendek, sambil menjulurkan lidah hangat dia, menyentuh ujung lidahku.
Libidoku tambah terbakar abis abisa, aku nyosor bermaksud untuk French
kiss dia dalam dalam, tapi rika lebih cepat menarik kepalanya kesamping
berlawanan, sehingga aku nyosor angin. Melihat aku menyosor angin
begitu, dia cekak cekikik sambil menjulur julurkan lidahnya, mengejek.
Tangannya lalu menjulur meremas kontholku dan bilang “mbok coba
kendaliin ni junior sedikit to mas, kan kasihan mba ine, mas selain sama
aku pasti sudah ngesex ama puluhan wanita selama pernikahan dengan mba”
“hayo ngaku ma rika, dah berapa wanita mas entot selama nikah ama mba ine?” katanya lagi
“mmm” aku gak langsung menjawab, cuman manyunin mulut.
“emang ine pernah cerita, apa aja?” tanyaku lanjut, perbincangan ini
terjadi dalam posisi aku masih belum melepaskan pelukanku dari belakang
kepada adik iparku itu. Dan kontolku juga masih dalam kondisi setengah
tegang, menempel erat di belahan pantatnya yang hanya di alasi oleh
celana hotpants ketat, tanpa celana dalam.
“jawab dulu, pertanyaan rika, dah berapa cewek mas entotin?” dia mendesak
“well, cuman ama kamu” gurauku
“wekksss…” katanya sambil menggoyang goyangkan pantatnya yang masih di tempeli sama kontolku, membuatnya semakin keras menegang.
“berapa?” desaknya lagi
“napa sih?” aku masih mencoba ngeles
“say it straight like a man, berapa?” rika terus mendesak
“jujur ma rika, kalo mas jujur, gak akan merubah pandangan rika ke mas,
malah rika akan membantu mencari jalan keluar, kalau memang libido
adalah masalah mas selama ini”
“ok, gw akan jujur, tapi jawab dulu tiga pertanyaan mas dengan jujur pula” kataku menantang.
“ok, tanyakan langsung ke tiga pertanyaan itu di awal, rika ga mau
pertanyaan berikutnya adalah pengejaran dari pertanyaan sebelumnya”
jawab rika. Sudah aku certain dari awal kan kalo adik iparku ini emang
cerdas, dan dia adalah salah satu tempat curhatku (dan istriku,
mungkin). Dan tentunya gak pernah terlintas sedikitpun di otakku bahwa
akhirnya aku entotin juga dia…well, let’s call it a human error.
“fine” kataku “pertama: apa pandangan kamu tenatang aku? I mean, selama
ini, sampai…emmm, ok deh, including sampai aku ngentotin kamu barusan”
lanjutku.
“ok, itu yang pertama” jawab rika
“yang kedua?”
“yang kedua; ine pernah cerita ke kamu ga, dia pernah ato belum
selingkuh…emmm, ok deh, gw frankly aja, ML sama cowok lain, selama kita
menikah?”
“trus yang ke tiga; apa pertimbangan kamu kok sampai mau ML sama aku
tadi, soalnya aku tau kamu orang yang selalu penuh pertimbangan” dah itu
aja.
“hihihi…” rika ketawa kecil
“pertanyaan mas, gak seperti biasanya, kurang tajam, kurang berbobot,
cuman seputaran ngentot aja, agak susah ya mikir pas horny?” lanjutnya
sambil masih ketawa tawa sambil goyang goyangkan pantatnya menggoda.
“ok rika jawab; pertama, pandangan ku tentang mas…ma situ orangnya
sebenernya penyayang, bertanggung jawab, sedikit ganteng, jangan GR lho,
tapi mas punya masalah besar, mas gampang horny, dan masalah
lanjutannya, waktu mas horny, mas selalu berhasil mendapatkan pelampisan
instant dengan memanfaatkan kecerdikan, kata kata manis mas, pesona,
bahkan uang mas, walau mas akhirnya menyesalinya tapi toh siklus ini
berulang tanpa mas mampu menghentikannya, entah kenapa, jadi di mataku,
mas bukan orang yang harus di benci, melainkan harus di tolong”
“Kedua; yup, mbak ine pernah ML sama cowo lain, selain mas selama
pernikahan, rika harap mas tidak egois dan tetap mencintai dan menerima
mba ine apa adanya, selain mas juga harus introspeksi, juga mba ine
menyesal…menyesal krena BEBERAPA cowok yang pernah dia goda, dan tiduri
tidak ada yang seberingas mas…heheheh…”
“sumpe lo?” tanyaku menyela.
“ga juga, aku cuman ngarang kok, jangan langsung GR gitu kenapa sih,
makanya besok lagi kalo ngentotin mba ine, tunjukin kalo mas jantan
perkasa dan unforgettable, jadi mba ine cuman ML ama co lain kalo butuh
variasi, bukan ngejar butuh..hihihi…”
“omongan lo mulai ga enak rik!, ni kita bicarain istriku lho, kakak kamu lho...”
“justru itu, makanya kita harus membicarakannya secara terbuka dan apa
adanya, kebutuhan kebutuhannya, kelebihan dan kelamahannya, mengingat
dia adalah orang yang sama sama kita sayangain”
“ic...ic…” jawabku sekenanya
“dan yang ke tiga?” tanyaku lagi
“o? apa tadi pertanyaan ke tiga?” katanya
“ngeles lo, pertanyaan ke 3: pertimbangan lo mau ngentot ama aku tadi?
Gak mungkin kalau kamu khilaf, I know u too well…” jawabku
“lha ini, baru berbobot…percaya apa ga, kalau aku sudah minta ijin mba
ine buat menguji mas, apa sampai hati ngentotin aku, adik ipar sendiri,
dan kalau memang mas tega dan sampai hati, ini menjadi pertimbangan buat
dia ngajuin gugatan cerai…dan…ternyata…mas sampai hati…”
“sumpe lo? Boong abis! yang bener? loe...” sergahku…
“hahahaha…takut niy…” banyolnya selebor
“kurang ajar lo rik!” sergahku
“hihihi…ok, yang tadi boong…sejujurnya, aku emang khilaf, aku lagi punya
masalah ama cowoku, ngelihat junior mas, body mas lalu nempel nempel,
masuk separo, akhirnya ya sudahlah…ngentot ngentot dah…lumayan dapet
kuda gratisan…hahahaha…” rika ketawa terbahak bahak.
“gila lo rik, ampir aja aku jantungan ma jawaban kamu sebelumnya, kalo
sampe bener seperti itu, bisa mati beneran aku, aku gak ngebayangin
hidupku kalo mbak mu sampe ninggalin aku”
“mmm, aku seneng mas masih mikirin keutuhan pernikahan ama mba ine”
“Ya iyalah! Gila apa, mbak kamu itu masa depanku, satu satunya yang aku mau untuk tua dan mati, ya cuman di samping dia”
“dan kelihatannya mba ine gitu juga, aku ngiri sama kalian berdua” kata
rika lagi “walo kalian ni gila gilaan soal ngentot sama orang lain
hahaha…” lanjutnya
“so…” katanya lagi
“kalo, aku bilang, demi mba ine, aku ga mau satu ronde lagi, apa mas
masih mau maksa, bujuk atopun seduce aku?” kata dia lagi. smart move
girl!
“nope” kataku sambil mencium kilat pipi dia lalu mundur, dan mau
berbalik ke depan TV lagi. tetapi tangan rika tiba tiba menjulur kea rah
kontolku dan bilang
“trus ni konti, mau di biarin berdiri tersiksa gini aja? Beneran ni isa nahan? Ntar latri lagi jadi pelampiasan…” godanya.
“gila lo! dia emang kalo udah berdiri susah di suruh duduk, tapi biarin
aja, ntar di bawa tidur juga dah kalem sendiri” jawabku. Rika tersenyum
penuh misteri.
Rika menyusulku ke sofa.
“kliatanya rika bobo sini aja deh, sembari ngawasin, jangan sampe mas nakal nakalan ama latri…hihihi…”
“prêt, tai lo!” kataku ketus
“eh, menurutmu latri tadi denger kita gak ya?” tanyaku
“denger, tadi dia sempet nanya aku, tapi dia sudah ku kondisiin untuk
tutup mulut dan di makanannya yang tak kasih ke dia tadi sudah ku campur
sesuatu, dia pasti sudah tidur pulas sekarang” jawabnya
“rika...rika…bisa aja lo sis, trus katanya lo ga bawa baju seragam?” sambungku
“ya besok pagi aja anterin ke kost pagi pagi…”
“iye, pricess!! eh btw emang kamu tau apa tentang latri? Maksudnya,
kelakuan asli dia kalo di kampung? Kan dia dari kampung lo yang nun jauh
di mato…hehehe…”
“mmm…kalau masalah latri di kampung, aku ga gitu tau, soalnya kan beda
desa, cuman satu kecamatan doang…tapi kalau tentang dia sama 'manusia
hornian' yang ada di sini…hmmm…” katanya sambil nyolek kontolku dan
melirikku binal
“maksudlo???!!!” kataku tanggap atas sindiran dia dan menepiskan tangan dia yang dah mulai akan meremas kontolku.
“please deh mas…seakan mas bisa sembunyiin ini dari aku...”
“ine tau soal ini?” tanyaku lagi dengan sangat gugup
“nah kan bener! Gila lo mas! Masa latri sih? Dia kan masih anak anak!!” teriaknya sambil melotot ke arahku
Sadar telah masuk ke dalam jebakannya, aku gak berusaha ngeles lagi...What did I tell u? she’s damn freaking smart. Shit!!
“ga terjadi apa apa, jujur !!…aku mergokin dia nonton bokep di kompi ku,
trus terjadi sedikit pembicaraan, lalu tiba tiba dia ato aku entah
siapa yang mulai, kita French kiss, but that’s all, saat itu aku bener
bener bisa kendaliin diri…entah malaikat apa yang masih menjaga ku…dan
serius, aku nyesel seribu nyesel…” jelasku panjang lebar seakan malah
curhat.
“Gila lo mas...I don’t know, apa yang kamu punyain mas, tapi klitanya
kok hampir semua cewe bertekuk lutut di depan kamu, makanya kamu jadi
gede kepala trus jadi brengsek gini…”
“hus, jaga bicaramu” sergahku
“serius! Saat kamu apel pertama kali, aku sempet minta ke mba ine, buat
iklasin kamu buat aku, tapi mba ine bersikeras, padahal dengan cowo2
dia yang lain, mba ine asik asik aja”
“eh? Ngomong apa sih kamu rik? Jadi…halah, boong banget lo! I’m not your type kale…”
“hmm” rika hanya menjawabku dengan senyuman
“hehehe, cuman mo ngetes sePD apa mas…” lanjutnya ngeles
“prêt!”
Rika merebahkan kepalanya di pangkuanku, denga begitu, otomatis tanganku
melingkar di perut dia, sambil terus cerita cerita mata dia
memperhatikan acara TV yang kita tonton, dan aku? aku memperhatikan dua
tonjolan di puncak bukit dadanya. Putting itu seakan berlomba ingin
melompat ke luar dari You can see tipis tanpa BH yang dia kenakan. Naik
turun seirama dengan aliran nafasnya yang entah kenapa menurutku masih
sedikit kurang teraur. Sengaja ku pindahkan tanganku dari perut ke
dadanya, walau tidak tepat diatas kedua putingnya. Rika masih cuek dan
terus bercerita tentang dia dan pacarnya yang seakan ‘kurang mengerti’
kebutuhan dia dan apa yang sebenarnya dia inginkan.
Gairahku kambali naik ke ubun ubun, aku tahu sebentar lagi aku tidak
akan dapat menahan gejolah birahi yang selalu mengasaiku begitu ia
terbangkitkan. Tangankupun secara otomatis mulai melakukan remasan
remsan lembut terhadap payudara adik iparku yang sekal itu. Dan remasan
itu semakin keras, semakin keras lalu berubah menjadi gerakan gerakan
jari melingkar lingkr di seputar putingnya. Melingkar dan sesekali
mencolek dengan lembut ujung puncak putting yang terasa semakin mengeras
itu. Lalu gerakan itu berubah menjadi pilinan terhadap putting rika.
Seperti sedang mencari chanel radio, aku memilin milin putting yang
semakin keras itu. Kontolku sudah ngaceng 100% entah kenapa, sensasi ini
benar banar membakar birahiku, membara panas dan liar.
Rika sendiri seperti tidak ada tindakan untuk menghentikan permainan
remasan dan pilinan jari jariku terhadap dadanya. Malah sesekali aku
mendengar desahan desahan halus keluar dari mulutnya. walaupun aku
orangnya suka tidak control terhadap birahi, tetapi aku dapat menjadi
orang yang sangat sabar apabila melakukan tidakan foreplay dan
merangsang pasangan. Bisa di bilang aku selalu mengerti dimana titik
lemah seorang cewek, perlakuan apa yang paling dia sukai dan apa yang
dapat membakar birahinya. Masih bermain main dengan keterampilan jariku,
dengan tangan kanan meremas dan memilin dada rika, rangan kiriku dari
bawah bergerak kearah pangkal lehernya, menyusur belakang telinganya
lalu berbali ke depan dan mengusap lembut bibirnya.
Rika mulai lebih jauh terpancing, lidahnya mulai terjulur menyambut jari
jariku yang bermain main di bibirrnya. Sejurus kemudian, jariku telah
bertarung dengan sengit melawan lidahnya yang menjilat jilat liar.
Seiring dengan puntiran putingnya dengan tangan kananku, aku masukkan
kedua jariku ke mulutnya dan menjepit lidahnya…
“aghhh…”
Rika menggelinjang lalu tiba tiba mengubah posisinya menjadi terlentang.
Ia kangkangkan kedua kakinya, aku tidak menyadari kapan tangannya sudah
masuk ke celana hot pants yang ia kenakan dan mengobel memeknya sendiri
dengan kedua tangannya. Aku keluarkan tanganku dari mulutnya, dan
kugunakan keduanya untuk memproses buah dada dan putingnya. Rika semakin
seperti kesetanan mengobel dalam memeknya. Akupun semakin tidak tahan,
dengan nafsu ku tarik U can see nya ke atas, tarpampanglah buah dada
adik iparku yang montok itu, lalu dengan segera aku menuduk dan
mempermainkannya dengan mulut dan lidahku.
Rika sekamin menjadi jadi, di obelnya sendiri memeknya dengan kedua
tangannya dengan RPM tinggi sambil mendesah desah tidak karuan.
Jilatanku pun semakin turun, kearah perutnya lalu kusodok sodok pusarnya
dan kupermainkan dengan lidahku. Erangan dan lenguhan rika semakin
keras, akupun semakin bergerak kearah bawah dari tubuhnya. Dengan posisi
merangkak di atas badannya dalam gaya 69, ku pelorotkan hotpants yang
menutupi memeknya tanpa CD itu, aku tercengang tiga jarinya sudah masuk
ke lobang memeknya sendiri yang sudah sangat basah itu. Aku segera
mencabut jari jari itu, menyingkirkan tangannya dan menggantikannya
dengan mulut dan lidahku. Baru beberapa jilatan dan hispan, rika
melejang lejang dengan keras dan menyemburkan cairan orgsmenya beberapa
kali ke mulutku. Tanpa menyianyiakan cairan favoritku yang beraroma
sangat aku sukai itu,aku menyedotnya habis tanpa ampun. Rika pun
akhirnya menggelosoh lemas seusai orgasme.
Terengah engah dia berkata “hehehe..thanks ya mas…”
“it’s OK, kamu enak?”
“banget…”
“good, mau mandi lagi?”
“ah, entar aja degh, masih mau menikmati sisa orgasmeku dulu”
Aku kembali duduk dan memegang kontolku.
“kalo gak keberatan, tetep posisi itu ya, tak pake ngocok bentar”
“he’eh…” jawabnya
Akupun segera mengeluarkan kontolku dan dengan posisi mengangkang di
antara kepalanya aku mulai mengocok sambil memperhatikan matanya yang
sayu menatap kontolku yang ku kocok dengan tanganku sendiri. Praktis
kontolku hanya berjarak beberapa cm dari mukanya. Lalu sengaja aku
menurunkan sedikit posisiku sehingga biji pelirku menggesek hidung dan
mulutnya. Aku berharap dia sedikit terangsang lagi lalu membantu ku
dengan sedikit menjilat buah pelir maupun batang kontolku, sialnya rika
tidak bereaksi. Aku tahu dia sengaja tidak melakukan itu. Tapi tidak
masalah, dengan pemadangan itu, matanya yang tidak berkedip menatap
kontolku yang sedang ku kocok, dadanya yang terpampang indah dan
memeknya yang masih kelihatan licin mengkilap, tidak butuh waktu lama
sebelum aku menyamburkan spermaku. Aku memang tidak berniat menahannya
terlalu lama, walau aku mempunyai kemampuan untuk itu. Dan kecrotan
spermaku sengaja aku rahkan ke atas bibir dia. Rika pun tidak protes
ataupun mengubah posisinya, sehingga spermaku sukses membanjiri
bibirnya.
Dia tersenyum dan menjilat sedikit pejuh yang belepotan di bibirnya itu.
Hanya itu yang terjadi malam harinya, keesokan hari aku mengantarkan dia
pagi pagi ke kos. Dan aku yakin kejadian kemarin akan tersimpan rapi di
memory kita berdua.
No comments:
Post a Comment