Sunday, 16 August 2015

Pembantuku itu 6

Aku masih menggenjot memek umy ketika BEL PINTU di rumahku berdenting. Sekertarisku yang dalam posisi terlentang itu terlonjak lonjak seirama dengan kayuhanku. Kakinya yang sebelumnya menjuntai juntai ke samping ranjangku kini terangkat angkat seiring meningkatnya RPM sodokanku. Tubuhnya yang chubby meliuk, tangannya mencengkeram dadaku dan teriakkannya gaduh. Memang Umy selalu berteriak teriak heboh ketika kami bersenggama.

Kamarin sore mbak yun harus kembali ke kotanya setelah mendapat kabar bahwa surat cerainya sudah turun dan ada beberapa berkas yang harus di tanda tangani. Aku mengantarkannya ke pul travel dan memberinya uang saku yang cukup. Sebelum dia berangkat, dengan mesra dia memagut bibirku dan membuatku berjanji untuk mengunjunginya suatu saat. Dan aku pun menawarkan padanya untuk tinggal di semarang dan mencoba mencari pekerjaan di sini. Mungkin dia bisa tinggal di rumahku sementara dia mencari pekerjaan. Bahkan aku berencana mengenalkan ke salah satu kolegaku untuk dapat di terima bekerja di perusahaan dia. Dia menyetujuinya sambil tersenyum penuh arti.

“OOOOHHHHH…PAAAAKKKKK…!!!”

Umy mengejang ngejang sementara maniku ku semprotkan semuanya ke relung vaginanya. Kontolku ku benamkan sedalam dalamnya. Sementara Umy langsung tergeletak lemas, aku masih menyodok nyodokkan penisku untuk menikmati sisa sisa orgasme yang masih menggelayut di ujung batang zakarku. Umy kembali tergoncang. Aku mengecup bibirnya dalam dalam.

“ada yang pencet bel” kataku di sela engahan.

“AGHH…”

Erangnya pelan saat aku mencabut senjataku dari liang memeknya. Sekilas kulihat spermaku meleleh keluar dari bibir vaginanya yang memerah setelah hampir setengah jam ku genjot tadi. Pagi itu Umy, sekertarisku, memang kuminta datang ke rumah sambil membawakan materi rapat untuk nanti siang, karena aku bilang padanya bahwa hari itu aku akan berangkat siang, kemaren kelelahan ‘mengurusi’ kakak ipar ponakanku yang sedang dalam proses perceraian. Tentu aku tidak menjelaskan dengan detail maskud dari ‘mengurusi’ tersebut.

Umy datang sesaat setelah aku keluar dari kamar mandi. Karena aku tahu kalau yang datang dia, tanpa repot repot memakai baju aku langsung membukakan pintu. Tanpa di komando, dia mengikutiku ke kamar dan kita ngesex. Kita memang sering banget ngesex tak tahu tempat, kadang di kantor, di sela sela break rapat, di apartemen dia, di hotel, bahkan pernah di parkiran kantor.

Dengan hanya memakai kimono sembarangan aku bergegas kea rah pintu

“siapa?” tanyaku

“pah, ini aku Latri…” jawab suara dari luar

Eh? Latri?? Pintupun ku buka sambil kubenahi kimonoku yang serampangan.

“lho, gak menunggu rombongan yang dari mbak yun gedhe lat?”

“enggak pah, jadwal rombongan mama masih TIGA HARI lagi, latri udah bosen di kampung”

......
Well?
......
===

No comments:

Post a Comment