Aku masih menggenjot memek umy ketika BEL PINTU di rumahku berdenting.
Sekertarisku yang dalam posisi terlentang itu terlonjak lonjak seirama
dengan kayuhanku. Kakinya yang sebelumnya menjuntai juntai ke samping
ranjangku kini terangkat angkat seiring meningkatnya RPM sodokanku.
Tubuhnya yang chubby meliuk, tangannya mencengkeram dadaku dan
teriakkannya gaduh. Memang Umy selalu berteriak teriak heboh ketika kami
bersenggama.
Kamarin sore mbak yun harus kembali ke kotanya setelah mendapat kabar
bahwa surat cerainya sudah turun dan ada beberapa berkas yang harus di
tanda tangani. Aku mengantarkannya ke pul travel dan memberinya uang
saku yang cukup. Sebelum dia berangkat, dengan mesra dia memagut bibirku
dan membuatku berjanji untuk mengunjunginya suatu saat. Dan aku pun
menawarkan padanya untuk tinggal di semarang dan mencoba mencari
pekerjaan di sini. Mungkin dia bisa tinggal di rumahku sementara dia
mencari pekerjaan. Bahkan aku berencana mengenalkan ke salah satu
kolegaku untuk dapat di terima bekerja di perusahaan dia. Dia
menyetujuinya sambil tersenyum penuh arti.
“OOOOHHHHH…PAAAAKKKKK…!!!”
Umy mengejang ngejang sementara maniku ku semprotkan semuanya ke relung
vaginanya. Kontolku ku benamkan sedalam dalamnya. Sementara Umy langsung
tergeletak lemas, aku masih menyodok nyodokkan penisku untuk menikmati
sisa sisa orgasme yang masih menggelayut di ujung batang zakarku. Umy
kembali tergoncang. Aku mengecup bibirnya dalam dalam.
“ada yang pencet bel” kataku di sela engahan.
“AGHH…”
Erangnya pelan saat aku mencabut senjataku dari liang memeknya. Sekilas
kulihat spermaku meleleh keluar dari bibir vaginanya yang memerah
setelah hampir setengah jam ku genjot tadi. Pagi itu Umy, sekertarisku,
memang kuminta datang ke rumah sambil membawakan materi rapat untuk
nanti siang, karena aku bilang padanya bahwa hari itu aku akan berangkat
siang, kemaren kelelahan ‘mengurusi’ kakak ipar ponakanku yang sedang
dalam proses perceraian. Tentu aku tidak menjelaskan dengan detail
maskud dari ‘mengurusi’ tersebut.
Umy datang sesaat setelah aku keluar dari kamar mandi. Karena aku tahu
kalau yang datang dia, tanpa repot repot memakai baju aku langsung
membukakan pintu. Tanpa di komando, dia mengikutiku ke kamar dan kita
ngesex. Kita memang sering banget ngesex tak tahu tempat, kadang di
kantor, di sela sela break rapat, di apartemen dia, di hotel, bahkan
pernah di parkiran kantor.
Dengan hanya memakai kimono sembarangan aku bergegas kea rah pintu
“siapa?” tanyaku
“pah, ini aku Latri…” jawab suara dari luar
Eh? Latri?? Pintupun ku buka sambil kubenahi kimonoku yang serampangan.
“lho, gak menunggu rombongan yang dari mbak yun gedhe lat?”
“enggak pah, jadwal rombongan mama masih TIGA HARI lagi, latri udah bosen di kampung”
......
Well?
......
===
No comments:
Post a Comment