Sunday 16 August 2015

Pembantuku itu 3

Hari bergulir kembali, memang paginya aku merasa ada pandangan aneh di mata latri waktu mengganti sprei ranjangku yang sangat basah karena permainan ku dengan rika. Di sana juga ada sisa sisa cairan memek rika dan sedikit pejuhku. Tapi dia diam dan tidak tanya macam macam. Aku bertanya dalam hati, ancaman apa yang di pakai oleh rika?
But what the hell, aku gak mau memikirkannya lebih lanjut, fakta bahwa rika memang jagonya memanipulasi pikiran orang lain adalah suatu hal yang somehow menakutkanku sekaligus membangkitkan libidoku setiap kali aku memikirkan dia.

Ine kembali dari kampung membawa banyak berita, pertama mbah sudah agak baikan. Lalu masalah kakak keponakan kami, andri yang di gugat cerai oleh istrinya, mbak yuni kecil (kami menyebutnya begitu, karena kakak nya mas andri juga mempunyai nama sama, yuni dan kita menyebutnya yuni gedhe) padahal mereka sudah di karuniai dua anak. Dan dia bilang mbak yuni gedhe juga pulang kampung. Serta dalam waktu dekat, pas liburan anak kami, istriku pengin main ke rumah mbak yuni gedhe yg ada di kota lain, bersama rombongan dari kampung. Selain dalam rangka peresmian rumah baru mbak yuni, juga istriku ingin ngajak anakku main di Trans Studio. So be it. Untuk urusan berlibur memang aku selalu memanjakan dan menuruti keinginan istri tercintaku, walau tentunya budget yang harus ku keluarkan tidak selalu sedikit.

---
Malam itu setelah membacakan dongeng kesukaan anakku, aku mengantarkannyua tidur, besok adalah hari besar buat dia. Naik pesawat ke rumah budhenya. Dia selalu suka pesawat, dan sedikit terobsesi dengannya. Dari gambar wallpaper di kamarnya, game game kesukaan dia, mainan remote control sampai paper craft kerajinan tangan dia (well dalam hal ini aku yang bikin, atas supervisinya hehehe) semua tentang pesawat. Dan aku juga selalu encourage apapun yang menjadi passion dia, aku tidak pernah membatasi, malah selalu aku dorong dengan info info dan hal hal yang membuatnya lebih bisa mengekplorasi kreativitas di hal apapun yang dia sukai. Dan di umurnya yang baru 4 tahun itu, dia juga termasuk salah satu penggebuk drum terbaik di tempat les dia. Setiap kali melihatnya, kebanggan selalu mengharuku. Tak bisa aku berhenti bersyukur karenanya.

Malam itu juga, setelah anakku tidur. Sebagai ritual karena akan meninggalkanku seminggu, aku menggenjot dengan semangat istriku di sofa ruang tamu, kita memang sering sembarangan dalam melakukan kegiatan sexual. Mungkin juga karena tampat tempat itu terasa lebih erotis sehingga membuat libido kami lebih terpancing. Dan seperti kejadian dahulu, latri mengintip kami sambil masturbasi. Kali ini pandangan mata kami bertemu, dan dia hanya tersenyum penuh arti kepadaku sambil mengobel memeknya dengan…SHIT!! itu dildo milik istriku! Dildo itu sengaja aku beli untuk variasi sex kami. Anak kecil yang nakal!!

Keesokan harinya, istriku berangkat. Dia akan terbang dari kota S bersama beberapa orang dari rombongan dari kampung. Di antar oleh mas dedy, latri kali ini ikut juga sekalian pulang ke kampung karena dia bilang orangtuanya juga sakit. Heran, banyak banget yang sakit akhir akhir ini.

So here I am, home alone, bukan karena aku tidak bisa mengajukan cuti dari kantor, tapi aku prefer mengambil cuti itu pada hari lebaran. Kurasa itu lebih logis dari pada menghabiskannya di tempat mbak yuni dengan kegiatan yang itu itu aja. Sebenernya aku mengharapkan rika datang menemaniku pada masa ini, hanya pada detik terakhir dia menginformasikan bahwa permohonan cutinya dari kantor di ACC, so, dia ikut dalam rombongan wisata keluarga tersebut. That makes me really home alone. Walau, tidak menutup kemungkinan aku mengajak sekertarisku, Umy untuk bobo nemenin aku di rumah, atau sebaliknya di apartemen dia, atau dalam sekali call aku dapat mengundang ABG ABG simpananku kalau sewaktu waktu libidoku bangkit, so it’s not a big deal for my sexual life actually.

No comments:

Post a Comment