Aku ajak kenalan saja dia, siapa tahu bisa dapat. Tidak usah
aku kasih tahu proses kenalannya ya, soalnya.. ya gitu deh.. pokoknya akhirnya
aku tahu itu anak kelas 6 SD dan aku tahu nomor teleponnya. Oh iya, namanya
adalah Ima, aku jadi lumayan sering menelepon dia. Habis ternyata anaknya asyik
juga. Kami sering ngobrol tentang Boys Band yang dia suka, (bukan berarti aku
suka Boys Band, kebetulan adikku banyak tahu, jadi aku ikut-ikutan tahu).Aku
sudah beberapa kali ajak dia jalan-jalan ke Mall, tapi jarang mau. Sepertinya
tidak dibolehi sama ibunya. Tapi akhirnya bisa juga. Sepertinya aku memang
sedang falling in love sama si Ima. Setiap pulang sekolah, dia sering aku
jemput, lucu deh, jadi seperti jemput adik sendiri, nanti aku dikira pembantu
pribadinya sama temennya. Biarin deh, yang penting aku sayang sama Ima. Nah,
pada suatu hari waktu dia pulang sekolah, aku ajak saja ke rumahku. Ternyata
dianya mau. Asyik, pikirku. Habis dia tidak pernah mau aku ajak ke rumahku. Dan
pas ketika kuajak ke kamarku, dianya mau saja dan untung tidak ada yang
melihatku bawa-bawa anak SD, kan malu juga kalau ketahuan punya cewek anak SD.
Setelah beberapa kali aku ajak ke rumah, baru kali ini dia mau dan mau lagi ke
kamar. Kan kalau di kamar
suasananya jadi lebih romance dan tenang karena berdua saja. Di kamar kustel
kaset West Life, khan lumayan lembut tuh musiknya. Dia suka banget sama itu
Boys Band. Pertama-tama kami ngobrol biasa tentang sekolahnya, guru-gurunya,
temen-temennya, biasalah anak SD. Eh, kami akhirnya ngobrol tentang pacaran,
aku tanya saja. “Pacar kamu siapa sih..?” sambil senyum. “Bukannya kamu..”
jawabnya. Waduh, nih anak SD polos amat.. tapi aku seneng sih, dia ngakuin aku.
“Iya nih Ma, aku sayang banget ama kamu,” rayuku. Dianya diam sambil menatapku
malu. Waduh wajahnya itu lho, masih Fresh dan dia manis sekali. Tiba-tiba,
gara-gara meliat parasnya yang cute itu, aku jadi ingin mencium bibirnya, tapi
dia mau tidak ya? “Sayang, kamu pernah ciuman belum?” tanyaku. “Belum, tapi
suka deh ngeliat orang ciuman di film-film,” katanya. “Mau nyobain tidak?”
tanyaku, to the point saja. Dia diam saja. “Sama kamu? nggak ah, takut..
malu..” kata Ima. “Nggak apa-apa lagi..” jawabku. “Coba ya.. enak kok,” kataku
lagi. “Coba deh merem!” kataku. Dia mencoba merem, tapi melek lagi, takut
katanya. Jantungnya terasa deg-degan, katanya. “Santai saja, tidak usah
tegang,” kataku.
Dia mulai merem, perlahan aku dekati wajahnya, mulai terasa
hembusan nafasnya. Lalu perlahan kusentuh bibirku dengan bibirnya. Ketika bibir
kami mulai bersentuhan, bibirku mulai bermain di bibirnya, dia belum merespon.
Dia hanya membiarkan bibirku memainkan bibirnya, terasa sekali hembusan
nafasnya, bibirnya yang begitu lembut tapi akhirnya dia juga mulai memainkan
bibirnya. Sekitar lima menit kami
berciuman. Nafas dia terengah-engah ketika selesai berciuman. “Gimana enak
tidak?” tanyaku. Dia cuma tersenyum malu-malu, “Mau lagi tidak? tapi sekarang
lebih seru lagi, kumasukkan lidah ke mulut kamu, terus kamu nanti isep lidahku
di dalem mulut kamu ya.. dan nanti gantian kamu yang masukin lidah ke mulutku,
nanti kuisep,” kata aku. Dia merem lagi, aku dekati bibirku. Begitu kena
bibirnya, langsung aku masukkan lidahku, dia langsung menghisap, ah enak, geli
dan nikmat, terasa di mulut. Setelah itu dia masukkan lidahnya ke mulutku,
kuhisap lidahnya lengkap beserta ludah yang ada di mulutnya. Ketika sedang
asyik berciuman itu, timbul ide nakal, aku mencoba meraba dadanya yang masih
baru tumbuh. Ternyata dia tidak menolak, dia masih terus menikmati berciuman
dengan aku. Aku masih terus meraba-meraba dadanya yang kalau dibilang sih masih
kecil untuk ukuran buah dada, tapi aku suka sekali sama buah dada yang semacam
itu, runcing dengan puting yang baru tumbuh. Aku mulai nekat, kucoba masukkan
ke dalam balik bajunya, di balik kaus singletnya (dia belum pakai BH, tapi
karena tidak pakai BH, putingnya yang baru tumbuh itu jadi menonjol keluar,
jadi kelihatan agak runcing dadanya) terdapat gundukan kecil imut nan segar.
Eh, ternyata dia mulai sadar dan menghentikan ciumannya. “Jangan dimasukkin
dong tangannya,” kata dia. Wah, tampaknya dia belum berani. “Maaf deh.. aku
terlalu nafsu,” kataku. “Eh, udah sore nih, kamu aku anter pulang dulu ya,”
kataku. Anak SD ,
kalau belum pulang sampai sore nanti dicariin, kan
gawat kalau ibunya sampai tahu dia di kamarku. Akhirnya hari pertama dia di
rumahku diakhiri dengan belajar ciuman. Besok-besoknya dia tidak pernah bisa
main ke rumahku. Soalnya ibunya menjemput terus. Nah, seminggu setelah dia main
ke rumahku, akhirnya dia mau lagi diajak ke rumahku. Pas pulang sekolah aku
ajak masuk lagi ke kamarku. “Gimana sayang? masih mau terusin pelajaran ciuman
kita minggu kemaren?” tanyaku. Dia tersenyum. “Mau dong.. yang pakai masukin
lidah ya..” kata Ima. “OK deh..” jawabku.
Dan mulailah kami ber-French kissing. Kami berciuman
sampai beberapa menit. Tapi aku kepikiran lagi sama dada dia. Karena saking
nafsunya aku ingin sekali merasakan dada cewekku ini. Aku mencoba minta ke Ima.
“Ma.. aku pengen liat.. liat dada kamu boleh nggak..? Entar enak deh, bisa
lebih enak dari pada ciuman,” kataku. Dia diam saja sambil menatap ke arahku.
Akhirnya dia mau juga setelah kubujuk. Dia aku suruh duduk di tempat tidurku.
“Kamu tenang aja ya..” dia mengangguk. Aku perlahan-lahan membuka baju kemeja
sekolahnya, satu per satu kancingnya kubuka. Dia menatapku dengan perasaan yang
tegang. “Rilex aja lagi.. jangan tegang gitu.. tidak sakit kok,” kataku.
Akhirnya dia agak tenang. Begitu kebuka semua, wah, ternyata masih ada kaus
singletnya yang menghalangi buah dada mininya itu. “Aku buka semua ya..”
kataku. Dia mengangkat tangannya ke atas, lalu kubuka singletnya.Wow.. ternyata
indah sekali man..! Kulitnya yang putih mulus, masih halus sekali, buah dadanya
yang baru muncul itu menampakkan suatu kesan yang amat indah, putingnya
berwarna pink itu, membuat lidahku ingin mengulumnya. Dengan perlahan
kusentuhkan lidahku ke putingnya yang berwarna pink itu. (PS: Kalau mau mencoba
sama anak yang baru tumbuh buah dadanya, hati-hati, soalnya daerah itu masih
sensitif sekali. Kalau kesentuh keras sedikit saja, terasa sakit sekali sama
dia. Bener tidak?). Lalu mulai kujilati dan tanganku mencoba menyentuh puting
yang satu laginya. Dia merem ketika aku menjilati putingnya, dia tinggal
memakai rok merah, seragamnya. Dia merem ketika aku menjilat, menghisap,
menyentuh, meraba buah dada imutnya itu, dan dia mulai mendesah kenikmatan,
“Ssshhssh.. mm..” desahnya, aku makin horny saja mendengarnya dan aku makin
lancar mengerjai dadanya itu. Aku jilati bergantian kanan dan kiri, dan aku
juga menjilati perutnya dan pusarnya. Sedang menjilati tubuhnya itu, eh, timbul
lagi benak nakal. Bentuk vaginanya gimana ya? aku jadi penasaran gitu. Aku
masukkan tanganku ke dalam roknya. Kuusap-usap CD-nya yang melapisi vagina
imut-imut milik seorang anak kelas 6 SD yang manis itu. “Ima.. kamu mau tidak
membuka rok kamu..?” tanyaku. “Mau
No comments:
Post a Comment