Wednesday 23 May 2018

Aryni

Sudah merupakan rutinitas jika dalam liburan panjang Aku menginap dirumah Om Hendra dan Tante Anis di Jakarta Selatan. Karena kebetulan juga, tempat kerjaku adalah di sebuah yayasan di Surabaya. Jadi, kalau pas liburan panjang, otomatis aku juga libur kerja. Tapi sudah sekitar 3 tahun Aku tak pernah lagi liburan ke Jakarta karena sibuk mengurusi kerjaan yang menumpuk. Baru pada tahun 2010 ini Aku bisa merasakan nikmatnya liburan panjang. Rumah Om Hendra bisa digolongkan pada rumah mewah yang besar. Walaupun begitu, rumahnya sangat nyaman. Itulah sebabnya aku senang sekali bisa liburan ke sana.

Aku tiba di rumah Om Hendra pada pukul 22.00. karena kelelahan aku langsung tidur pulas. Besok paginya, aku langsung disambut oleh hangatnya nasi goreng untuk sarapan pagi. Dan yang bikin aku kaget, heran bercampur kagum, ada sosok gadis yang dulunya masih kelas 2 SMP, tapi kini sudah tumbuh menjadi remaja yang cantik jelita. Namanya Arinie Ary. Kulitnya yang putih, matanya yang jernih, serta tubuhnya yang indah dan seksi, mengusik mataku yang nakal.

“Hallo Kak..! Sorry, tadi malam Ary kecapean jadi tidak menjemput kakak. Silahkan di makan nasi gorengnya, ini Ary buat khusus dan spesial buat Kakak.” Katanya sembari menebarkan senyumnya yang indah. Aku langsung terpana.

“Ini benar Ary yang dulu, yang masih ingusan?” Kataku sambil ngeledek.
“Ia, Ary siapa lagi! Tapi udah enggak ingusan lagi, khan?” katanya sambil mencibir.

“Wah..! Udah lama enggak ketemu, enggak taunya udah gede. Tentu udah punya pacar, ya? sekarang kelas berapa?” tanyaku.

“Pacar? Masih belum dikasih pacaran sama Papa. Katanya masih kecil. Tapi sekarang Ary udah naik kelas tiga SMA, lho! Khan udah gede?” jawabnya sambil bernada protes terhadap papanya.

“Emang Ary udah siap pacaran?” tanyaku. Ary menjawab dengan enteng sambil melahap nasi goreng.

“Belum mau sih..! Eh ngomong-ngomong nasinya dimakan, dong. Sayang, kan! Udah dibuat tapi hanya dipelototin.” Aku langsung mengambil piring dan ber-sarapan pagi dengan gadis cantik itu. Selama sarapan, mataku tak pernah lepas memandangi gadis cantik yang duduk didepanku ini.

“Mama dan Papa kemana? koq enggak sarapan bareng?” tanyaku sambil celingak-celinguk ke kiri dan ke nanan.

Ary langsung menjawab, “Oh iya, hampir lupa. Tadi Mama nitip surat ini buat kakak. Katanya ada urusan mendadak”.

Ary langsung menyerahkan selembar kertas yang ditulis dengan tangan. Aku langsung membaca surat itu. Isi surat itu mengatakan bahwa Om Hendra dan Tante Anis ada urusan Kantor di Surabaya selama seminggu. Jadi mereka menitipkan Ary kepadaku. Dengan kata lain Aku kebagian jaga rumah dan menjaga Ary selama seminggu.

“Emangnya kamu udah biasa ditinggal kayak gini, Ary?” tanyaku setelah membaca surat itu.

“Wah, Kak! seminggu itu cepat. Pernah Ary ditinggal sebulan” jawabnya.

“Oke deh! sekarang kakak yang jaga Ary selama seminggu. Apapun yang Ary Mau bilang saja sama kakak. Oke?” kataku.

“Oke, deh! sekarang tugas kakak pertama, antarkan Ary jalan-jalan ke Mall. Boleh, Kak?” Ary memohon kepadaku.

“Oh, boleh sekali. Sekarang aja kita berangkat!” setelah itu kami beres-beres dan langsung menuju Mall.

Siang itu Ary kelihatan cantik sekali dengan celana Jeans Ketat dan kaos oblong ketat berwarna merah muda. Semua serba ketat. Seakan memamerkan tubuhnya yang seksi.

Pulang Jalan-jalan pukul 19. 00 malam, Ary kecapean. Dia langsung pergi mandi dan bilang mau istirahat alias tidur. Aku yang biasa tidur larut pergi ke ruang TV dan menonton acara TV. Bosan menonton acara TV yang kurang menyenangkan, Aku teringat akan VCD Porno yang Aku bawa dari Surabaya. Sambil memastikan Ary kalau sudah tidur, Aku memutar Film Porno yang Aku bawa itu. Lumayan, bisa menghilangkan ketegangan akibat melihat bodinya Ary tadi siang.

Karena keasyikan nonton, Aku tak menyadari Ary udah sekitar 20 menit menyaksikan Aku Menonton Film itu. Tiba-tiba...,
“Akhhh..! Ary memekik ketika di layar TV terlihat adegan seorang laki-laki memasukkan kontolnya ke memek seorang perempuan. Tentu saja Aku pucat mendengar suara Ary dari arah belakang. Langsung aja Aku matikan VCD itu.

“Ary, kamu udah lama disitu?” tanyaku gugup.

“Kak, tadi Ary mau pipis tapi Ary dengar ada suara desahan jadi Ary kemari” jawabnya polos.

“Kakak ndak usah takut, Ary enggak apa-apa koq. Kebetulan Ary pernah dengar dari teman kalo Film Porno itu asyik. Dan ternyata benar juga. Cuma tadi Ary kaget ada tikus lewat”. Jawab Ary. Aku langsung lega.

“Jadi Ary mau nonton juga?” pelan-pelan muncul juga otak terorisku.

“Wah, mau sekali Kak!” Langsung aja ku ajak Ary menonton film itu dari awal.

Selama menonton Ary terlihat meresapi setiap adegan itu. Perlahan namun pasti Aku dekati Ary dan duduk tepat disampingnya.

“Iseng-iseng kutanya padanya “Ary pernah melakukan adegan begituan?”

Ary langsung menjawab tapi tetap matanya tertuju pada TV.
“Pacaran aja belum apalagi adegan begini.”

“Mau ndak kakak ajarin yang kayak begituan. Aysik, lho! Ary akan rasakan kenikmatan surga. Lihat aja cewek yang di TV itu. Dia kelihatannya sangat menikmati adegan itu. Mau ndak?” Tanyaku spontan.

“Emang kakak pandai dalam hal begituan?” tanya Ary menantang.

“Ee..! nantang, nih?” Aku langsung memeluk Ary dari samping. Eh, Ary diam aja. Terasa sekali nafasnya mulai memburu tanda Dia mulai terangsang dengan Film itu.

Aku tak melepaskan dekapanku dan Sayup-sayup terdengar Ary mendesah sambil membisikkan.....,
“Kak, ajari Ary dong!”. Aku seperti disambar petir.

“Yang benar, nih?” tanyaku memastikan. Mendengar itu Ary langsung melumat bibirku dengan lembut. Aku membiarkan Dia memainkan bibirku. Kemudian Ary melepas lumatannya.

“Ary serius Kak. Ary udah terangsang banget, nih!”
Mendengar itu, aku langsung tak menyia-nyiakan kesempatan. Aku langsung melumat bibir indah milik Ary. Ary menyambut dengan lumatan yang lembut.

Tiga menit kemudian entah siapa yag memulai, kami berdua telah melepaskan pakaian kami satu persatu sampai tak ada sehelai benangpun melilit tubuh kami. Ternyata Ary lebih cantik jika dilihat dalam kondisi telanjang bulat. Aku mengamati setiap lekuk tubuh Ary dengan mataku yang jelalatan dari ujung rambut sampai ujung kaki. Sempurna. Ary memiliki tubuh yang sempurna untuk gadis seumur dia. Susunya yang montok dan padat berisi, belum pernah tersentuh oleh tangan pria manapun.

“Koq Cuma dilihat?”
Lamunanku buyar oleh kata-kata Ary itu. Merasa tertantang oleh kata-katanya, Aku langsung membaringkan Ary di Sofa dan mulai melumat bibirnya kembali sambil tanganku dengan lembutnya meremas-remas susunya Ary yang montok itu. Ary mulai mendesah-desah tak karuan.

Tak puas hanya meremas, semenit kemudian sambil tetap meremas-remas, Aku menghisap puting susu yang berwarna merah muda kecoklatan itu, bergantian kiri dan kanan.

“Oh.. Kak.. Kak..! Enak se.. ka.. li.. oh..!” desah Ary yang membakar gairahku.
Jilatanku turun ke perut dan pusar, lalu turun terus sampai ke gundukan kecil milik Ary yang ditumbuhi bulu-bulu halus yang masih sedikit.

“Ah.. Geli sekali, Kak.. Ohhhh.. nikmaaattttt..!” desah Ary waktu Aku jilat Kelentitnya yang mulai mengeras karena rangsangan hebat yang aku ciptakan. Tanganku tak pernah lepas dari Susu Ary yang montok itu.
"Oooouugghhhhh kkaaakkkk " Tiba-tiba, Ary memekik dan melenguh tertahan sambil mengeluarkan cairan memek yang banyak sekali.
“Akh.. ah.. oh.. e.. nak.. Kak.. oh..!”
Itulah orgasme pertamanya. Aku langsung menelan seluruh cairan itu. Rasanya gurih dan nikmat.

“Gimana Enak, Ary?” tanyaku sambil mencubit putting susunya.

“Wah, Kak! Nikmat sekali. Rasanya Ary terbang ke surga.” Jawabnya sambil meraih baju dalamnya.
Melihat itu, Aku langsung mencegahnya.

“Tunggu, Masih ada yang lebih nikmat lagi.” Kataku.

“Sekarang kakak mau ajarin Ary yang kayak begitu” sambil menunjuk adegan di TV dimana serang perempuan yang sedang menghisap kontol laki-laki.

“Gimana, mau?” Tanyaku menantang.
“Oke deh!” Ary menjawab dan langsung meraih kontolku yang masih tertidur. Ary mengocok perlahan kontolku itu seperti yang ada di TV. Lalu dengan malu-malu Dia memasukkannya ke mulutnya yang hangat sambil menyedot-nyedot dengan lembut. Mendapat perlakuan demikian langsung aja kontol ku bangun. Terasa nikmat sekali diperlakukan demikian. Aku menahan Air maniku yang mau keluar. Karena belum saatnya. Setelah kurang lebih 15 menit diemut dan dibelai olah tangan halus Ary, kontolku udah siap tempur.

“Nah sekarang pelajaran yang terakhir” Kataku. Ary menurut aja waktu Aku angkat Dia dan membaringkan di atas karpet. Ary juga diam waktu Aku mengesek-gesek kontolku di mulut memeknya yang masih perawan itu. Karena udah kering lagi, Aku kembali menjilat kelentit Ary sampai Memeknya banjir lagi dengan cairan surga. Ary hanya pasrah saja ketika Aku memasukkan kontolku ke dalam memeknya.

“Ah.. Sakit, Kak.. oh.. Kak..!” jerit Ary ketika kepala kontolku menerobos masuk. Dengan lembut Aku melumat bibirnya supaya Ary tenang. Setelah itu kembali Aku menekan pinggulku.

“Oh.. Ary.. sempit sekali.. Kamu memang masih perawan, oh..!” Ary hanya memejamkan mata sambil menahan rasa sakit di memeknya.

Setelah berjuang dengan susah payah akhir nyaa, Blessssss..!
“Akh.. Kak.. sakit..!” Ary memekik tertahan ketika Aku berhasil mencoblos keperawanannya dengan kontolku. Terus saja Aku tekan sampai mentok, lalu Aku memeluk erat Ary dan berusaha menenangkan Dia dengan lumatan-lumatan serta remasan-remasan yang lembut di payudaranya. Setelah tenang, Aku langsung menggenjot Ary dengan seluruh kemampuanku.

“Oh.. e.. oo.. hh.., ss.. ah..!” Ary mendesah tanpa arti. Kepalanya kekanan-kekiri menahan nikmat. Nafasnya mulai memburu. Tanganku tak pernah lepas dari payudara yang sejak tadi keremas-remas terus. Karena masih rapat sekali, kontolku terasa seperti di remas-remas oleh memeknya Ary,

“Oh.. Ary, enak sekali memekmu ini, oh..!” Aku mendesah nikmat.

“Gimana, enak? nikmat?” tanyaku sambil terus menggenjot Ary.

“enak.. sekali, Kak.. oh.. nikmat. Te.. rus.. terus, Kak.. oh..!” Desah Ary.

Setelah kurang lebih 25 menit Aku menggenjot Ary, tiba-tiba Ary mengejang.

“K.. Kak..! Ary udah enggak tahan. Ary mau pi.. piss.. oh..!” Kata Ary sambil tersengal-sengal.

“Sabar, Ary! Kita keluarkan Bersama-sama, yah! Satu..” Aku semakin mempercepat gerakan pinggulku.

“Dua.., Ti.. nggak.. oh.. yess..!” Aku Menyemburkan Spermaku, croot.. croot.. croott..! Dan bersamaan dengan itu Ary juga mengalami orgasme.

“Akh.. oh.. yess..!” Ary menyiram kepala kontolku dengan cairan orgasmenya. Terasa hangat sekali dan nikmat. Kami saling berpelukan menikmati indahnya orgasme. Setelah kontolku menciut di dalam memek Ary, aku mencabutya. Dan langsung terbaring di samping Ary. Kulihat Ary masih tersengal-sengal. Sambil tersenyum puas, Aku mengecup dahi Ary dan berkata

“Thank’s Ary! Kamu telah memberikan harta berhargamu kepada kakak. Kamu menyesal?” Sambil tersenyum Ary menggelengkan kepalanya dan berkata,

“Kakak hebat. Ary bisa belajar banyak tentang Sex malam ini. Dan Ary Serahkan mahkota Ary karena Ary percaya kakak menyayangi Ary. Kakak tak akan Aryggalin Ary. Thank’s ya Kak! Yang tadi itu nikmat sekali. Rasanya seperti di surga.”

Kemudian kami membenahi diri dan membersihkan darah perawan Ary yang berceceran di karpet. Masih memakai BH dan celana dalam, Ary minta Aku memandikan Dia seperti yang Aku lakukan sekitar enam tahun yang lalu. Aku menuruti kemauannya. Dan kamipun madi bareng malam itu. Sementara mandi, pikiran ngereskupun muncul lagi ketika melihat payudara Ary yang mengkilat kena air dari shower. Langsung aja kupeluk Ary dari belakang sambil kuremas payudaranya.

“Mau lagi nih..!” Kata Ary menggoda. Birahiku langsung naik digoda begitu.

“Tapi di tempat tidur aja, Kak. Ary capek berdiri” kata Ary berbisik. Aku langsung menggendong Ary ke tempat tidurnya dan menggenjot Ary di sana. Kembali kami merasakan nikmatnya surga dunia malam itu. Setelah itu kami kelelahan dan langsung tertidur pulas.

Pagi harinya, aku bangun dan Ary tak ada disampingku. Aku mencari-cari tak tahunya ada di dapur sedang menyiapkan sarapan pagi. Maklum tak ada pembantu. Kulihat Ary hanya memakai kaos oblong dan celana dalam saja. Pantatnya yang aduhai, sangat elok dilihat dari belakang. Aku langsung menerjang Ary dari belakang sambil mengecup leher putihnya yang indah. Ary kaget dan langsung memutar badannya. Aku langsung mengecup bibir sensualnya.

“Wah.. orang ini enggak ada puasnya..!” kata Ary Menggoda. Langsung saja kucumbu Ary di dapur. Kemudian Dia melorotkan celana dalamku dan mulai menghisap kontolku. Wah, ada kemajuan. Hisapannya semakin sempurna dan hebat. Aku pun tak mau kalah. Kuangkat Dia keatas meja dan menarik celana dalamnya dengan gigiku sampai lepas. Tanganku menyusup ke dalam kaos oblongnya. Dan ternyata Ary tak memakai BH. Langsung aja kuremas-remas susunya sambil kujilat-jilat kelentitnya. Ary minta-minta ampun dengan perlakuanku itu dan memohon supaya Aku menuntaskan kerjaanku dengan cepat.

“Kak.. masukin, Kak.. cepat.. oh.. Ary udah enggak tahan, nih!” Mendengar desahan itu, langsung aja kumasukkan kontolku kedalam lubang surganya yang telah banjir dengan cairan pelumas. Kontolku masuk dengan mulus karena Ary sudah tidak perawan lagi kayak tadi malam. Dengan leluasa Aku menggenjot Ary di atas meja makan.

Setelah sekitar 15 menit, Ary mengalami orgasme dan disusul dengan Aku yang menyemburkan spermaku di dalam memek Ary.

“Oh.. enak.. Kak.. akh..!” desah Ary. Aku melenguh dengan keras

“Ah.. yes..! Ary, kamu memang hebat..”

Setelah itu kami sarapan dan mandi sama-sama. Lalu kami pergi ke Mall. Jalan-jalan.

Begitulah setiap harinya kami berdua selama seminggu. Setelah itu Om Hendra dan Tante Anis pulang tanpa curiga sedikitpun kamipun merahasiakan semuanya itu. Kalau ada kesempatan, kami sering melakukkannya di dalam kamarku selama sebulan kami membina hubungan terlarang ini. Sampai Aku harus pulang ke Surabaya. Ary menangis karena kepergianku. Tapi Aku berjanji akan kembali lagi dan memberikan Ary Kenikmatan yang tiada taranya.

No comments:

Post a Comment