Ini ceritaku lagi masih dengan Robert atau Obet Kuda begitu
kawan-kawannya menjuluki. Sejak peristiwa di rumah beberapa waktu lalu,
dimana karena birahi dan keisenganku aku memuaskan Obet dengan handjob,
Obet sering datang ke rumah dengan berbagai alasan. Aku tahu, sebenernya
dia ingin mengulang kejadian beberapa waktu itu, tapi dia takut atau
malu kepadaku.
Seperti siang itu misalnya, waktu liburan sekolah dia datang ke rumah.
Fira anakku sedang tidak ada di rumah karena dia menghabiskan liburan di
tempat Papa-nya di Rotterdam, Belanda.
Aku tahu kalo Obet pura-pura tidak tahu kalo Fira lagi ke luar negeri. Sebab Fira pernah bilang:
Mam, besok Juliet (kawan Fira pen) mau ambil buku. Ini bukunya, kata
dia sambil menyeret keluar travelbag-nya. hari itu dia siap ke bandara.
Emang, nggak ketemu kemarin di rumah Yanu (kawannya yang lain pen), kataku
Enggak, Jul datang telat, jadi aku pulang dia baru datang. Obet yang bilang lewat telpon, katanya.
Udah ya Mam, Fi berangkat, mmucah, katanya sambil mencium pipi.
Jadi Obet pasti tahu kalau Fira ndak ada di rumah.
Kembali ke cerita
Aku saat itu baru saja selesai berbelanja, sudah berganti baju yang
nyaman di rumah favorite tanktop dengan hotpant jeans. Aku sudah tidak
punya pembantu. Asih, pembantuku dulu sudah ijin pulang untuk menikah
dengan kekasihnya, dan aku piker Aku serta Fira sudah tidak begitu perlu
pembantu.
Bel rumah berbunyi dan aku segera beranjak. Dari balik korden aku lihat
Obet ada di balik gerbang rumah. Aku keluar dan membukakan gemboknya.
Hei Bet, apa kabar. masukin aja motornya, kataku sambil membuka gerbang.
makasih tante, katanya sambil menuntun motornya masuk ke halaman.
Aku tutup kembali gerbang dan aku gembok.
Fira ada tante? katanya dan aku tahu dia itu pura-pura
lho memang nggak bilang ya kalo Fi ke Belanda. Ayo masuk Bet, kataku membukakan pintu ruang tamu.
enggggg
.e-enggak itu tan, katanya pura-pura bego
.dan ketahuan kalo muka dia memerah.
iya, Fi bilang kalo bukunya Juliet ada di rumah dan sewaktu-waktu mau diambil. Duduk Bet, kataku.
i-iya Tan, terima kasih, katanya malu-malu.
mau minum apa? kataku
apa saja deh tan. yang penting segar
e-e- kayak tante, katanya bercanda
ah bisa aja kamu. sebentar ya, kataku beranjak ke dapur
tak lama kemudian
Aku keluar membawa segelas es sirup dan camilan. Seperti kukatakan di
depan, kostum yang kukenakan sungguh kostum santai, karena pikirku aku
akan sendirian di rumah. Karenanya ada banyak bagian terbuka, terutama
lengan dan leher tanktop-ku.
Karena harus menunduk ketika meletakkan gelas dan toples, maka Obet
dengan leluasa melihat bagian payudaraku yang masih terbungkus Bra. Aku
tidak peduli, karena sejak dia datang ada niat iseng dariku mengerjai
dia lagi.
di minum Bet, ayo
jangan bengong aja lihat payudara tante, kataku menggoda dia
ah-eh-eee
i-iya tan. Tadi tante ngomong apa, katanya malu. mukanya makin memerah.
di minum,
jangan melototin payudara tante aja, kataku sambil memegang dua buah dadaku
e-e-e..habisnya tante nunduk dan kelihatan sih, katanya mulai berani
mm..kan waktu itu sudah pernah lihat punya tante, kataku
e-e-e..i-iya sih tan. tapi nggak banyak
tante kan cuma ngasih lihat sebagian..i-i-ni, katanya mulai berani menunjuk dadaku.
jadi pengin lihat semuanya ya? iiihhh
nggak usah ya, kataku pura-pura cemberut.
ya-ya-yaaahhhh. sudah Tan, nggak papa sih, kata Obet terlihat kecewa.
Aku duduk di samping Obet. Aku lihat bagian depan celananya menonjol.
Bet, tante mau tanya, kenapa sih kamu bisa terangsang begini waktu lihat Tante? kataku sambil mengelus bagian depan celananya.
e-e-e
m-m-m
nggak tahu Tan. Obet terangsang aja
u-u-uh..geli Tan,
jangan digosok-gosok dong, jawabnya terus menggeliat kegelian.
uupss
maaf, kataku melepaskan tanganku
e-e-e..mak-mak-sud Obet, jangan cuma digosok, dikeluarin dan dibuat
kayak waktu itu juga dong Tan, katanya sambil menahan tanganku yang aku
tarik tadi.
Tante sudah buat Obet terangsang
jadi tante harus bertanggung jawab,
katanya menuntun tanganku sementara tangannya satu lagi membuka
resleting jeans yang dia pakai.
Tanganku dihantarkannya masuk ke dalam jeans untuk mengeluarkan
p**s-nya. Ya ampun, ternyata anak ini tidak pakai CD dan karenanya
segera keluar p**s-nya yang setengah bangun. Gila anak ini.
ke-kenapa kamu nggak pakai CD? tanyaku penasaran.
e-e-e..boleh Obet jujur Tante? tanyanya balik
iya..kenapa? kataku sambil mulai mengurut p**s Obet yang sudah keluar dari jeans.
u-u-usssshhh
a-anu
sebenernya Obet ta-ta-huuuu
kalo Fira tidak di
rumah..s-s-sstthhhh
ja-jadi
Oh-h-h-bet sengahhhjaaa datang
si-si-apa
tahhuuuu bisa di-dipuas-in tante ka-kaya duhhhh---luuuuuhhh, katanya
terbata menahan nikmat.
ooohhh
tante tahu koq kalo kamu sudah tahu Fira ke luar negeri, kataku terus mengurut dengan ritmis.
tante juga tahu kamu pengin dipuaskan kayak waktu itu
tapiiiiii ada
syaratnya
kataku sambil memandang wajah-nya yang kian memerah
a-appaaahhh syaratnya tanhhhh,..Obet siap ke-ekoq, katanya makin belingsatan.
syaratnyaaaaa
kamu gentian muasin tante, kataku sambil tersenyum genit
okkhh keeehh Tan
sssshhhh
, jawabnya setengah mendesis lirih.
obb-beth harusss gih-manh-ah?tanyanya
gini ajah
sekarang relaks
kamu nikmati aja dulu ini
nanti tante
ajarin, kataku sambil menahan nafsu yang semakin tinggi. Gimana
tidak
sembari ngobrol pe**s di tanganku seakan semakin keras dan besar.
Lebih kurang tiga menit aku memperlakukan pe**s Obet dengan tanganku
dan
belum ada tanda-tanda keluar sampai menit ke empat.. akhirnya aku coba
garap juga dengan mulutku. Aku cium-cium dulu
.baru kemudian aku jilati
batang pe**snya. Segera Obet menggeliat ketika pertama kali lidahku
menelusuri batangnya.
aaarrrrhhhh
..,erangnya lirih
Aku lakukan semakin intensif sekitar satu menit sebelum akhirnya aku
rapatkan bibirku mengunci batang pe**snya sambil menghisap kuat.
goooossshhhhhh
.aaahhhhhhhh
,setengah membuka matanya yang tadi terpejam dia melirik aku.
oocchhh Tanhhh..hhh
Obe-beth tak menyangka tanteeehhhh
jago menghisappp
kayak di filmmmmm be-be----ooohhhh, katanya tak mampu meneruskan
ucapannya.
aku semakin percepat hisapan dan kocokanku diselingi urutan ke dua bola
Obet. Obetpun makin kelojotan. Beberapa detik kemudian dengan lenguhan
keras..pantatnya mengencang dia tahan kepalaku di batangnya.
inihhh tan-teeehhh..Ob-bethhh keluuu------aaarrrrrrhhhhhhhhh, lenguhnya
Aku bisa merasakan batangnya berkejat-kejat dan tiga-empat kali tembakan
pejuhnya mengenai rongga mulut belakangku. Ku hisap dan aku telan
semua
Gila
banyakl banget santan anak muda ini
penuh rasanya mulut dan
tenggorokanku
Di kejatan terakhir meleleh santan di sudut bibir mulutku.
Aku tersenyum melihat Obet terbaring lemas di sofa. Aku tidak khawatir
ada orang yang meilihat karena praktis cuma aku dan Obet di rumah. Aku
tinggalkan Obet setengah terlelap di sofa menuju toilet dekat ruang
keluarga itu.
Di toilet aku segera ke kamar untuk mempersiapkan rangsangan
selanjutnya. Termasuk mempersiapkan diriku yang akan dipuasi oleh Obet.
Di kamar aku copot tanktopku juga bra-ku. Aku ambil gaun rumah dengan
tali bahu satu jari dan
.no-bra. karena gaun rumah ku itu panjangnya
sampai 10 cm di atas lutut..untuk semakin merangsang kembali Obet aku
copot juga jeans hotpant ku hingga aku hanya mengenakan tong-ku.
Aku keluar kamar dan berjalan ke ruang keluarga di mana tadi Obet
terkapar. Aku lihat sofa dan ternyata dia sudah duduk sambil mengatur
nafasnya.
gimana
capek ya saying, kataku dengan suara kumanja-manjakan
iyah
tan..tante hebat
badan Obet seperti di lolosi, katanya sambil merapikan kaos dan celananya.
ah bisa ajah
,kataku tersenyum.
ayo di minum lagi..habiskan saja
kalo kurang di kulkas masih ada,
kataku menunjuk minuman di meja dan memalingkan muka ke dapur.
iya Tan..makasih
fieeehhh
.gluk..gluk..ahhhh, katanya sembari kemudian minum.
Tante kenapa ganti pakaian, katanya meletakkan gelas.
kenapa
ndak suka, tanyaku mengerling
eh..eng
enggak koq
.Obet suka
makin hot
apalagi itu kelihatan, katanya nyengir nakal sambil menunjuk putting payudaraku.
iihhh
udah berani nakal ya, kataku pura-pura merengut, membetulkan
tali gaun rumahku yang sempat melorot memperlihatkan sedikit pentil
susuku.
mm
Tan
mmm, katanya kesulitan menemukan kata-kata.
kenapa sayang, kataku sambil duduk di sebelah kiri dia. aku tumpangkan
kaki kanan ke kaki kiri. gaunku terangkat naik dan memperlihatkan
sebagian paha putihku.
mm..ta-tadi tan-tante bilang mau dipuaskan
gimana caranya sih, tanyanya sambil memandang bolak balik ke wajah-dada-paha-ku.
begini lho
sini mendekat tante sini, kataku sambil menepuk sofa di
antara kami. Obet pun beringsut mendekat dan menempel ke aku.
Setelah dia mendekat aku pegang lengannya.
Bet
kamu tahu kalo perempuan
seperti tante ini
seneng kalo lihat anak
muda cakep dan keren seperti kamu, kataku sambil membelai pipinya
ke-kenapa memang Tan, tanyanya heran
karena
energinya besar
.sshhh
.dan masih malu-malu
ssshhh
kayak kamu, kataku separuh mendesis.
Aku kecup pipinya. Matanya memejam. Aku sudah semakin terbakar birahi.
Aku rasakan miss V ku makin bergetar dan cairannya semakin banyak. Aku
ciumi pipi dan cuping telinganya. Tanganku satu di belakang
kepalanya
satu lagi di pahanya dan merayap mencari batang pe**snya.
woooowwwww
ternyata segera menggeliat batang besar-nya yang ekstra di
banding dengan kawan-kawannya bahkan eks-hubby-ku. Benar-benar anak muda
yang energinya besar.
Aku sudahi menciumnya. Aku tersenyum melihat tangannya gemetar tidak
tahu harus memegang apa. matanya masih terpejam. Dan waktu matanya
terbuka aku tertawa kecil. Mukanya lucu. kegairahan yang terputus.
Kupeluk dan kuelus-elus kepalanya. Perlahan lorotkan tali gaun-ku.
Kutarik ke bawah dan kurapatkan pentil teteku ke mulutnya. Obet masih
menutup matanya. Tak sabar, kulepaskan pakaianku, hingga aku setengah
telanjang. Kugesek-gesekkan kedua buah dadaku ke pipinya.
"Isap tetek tante.." kataku berbisik. Perlahan Obet membuka mulutnya dan
mengisap pentil tetekku dengan lembut. Uh... gila bener. Tubuhku terasa
bergetar.
Saat itu, kubuka bajunya, hinga Obet juga setengah telanjang. Bergantian kuberikan pentil tetekku untuk diisapnya.
"Kamu pasti mau ini, kan?" tanyaku berbisik. Obet tak menjawab. Dia terus mengisap-isap tetekku.
Aku sudah tak tahan. Kulepas gaun-ku. Aku sudah telanjang bulat. Kuminta
Obet melepas celananya pula. Obet dengan sigap mengikuti permintaanku.
Aku memeluknya dan perlahan membimbingnya ke karpet dekat kursi tamu.
Kurebahkan diriku.
"Naik ke tubuh tante," pintaku. Obet menaki tubuhku. Kutuntun burungnya
yang mengeras ke arah lubang vaginaku. Burung berukuran sedang itu
dengan cepat hilang tertelan vaginaku. Kubiarkan sesaat. Nyatanya, Obet
tak lama bertahan. Dia mulai menarik-cucuk jalan tolnya di vaginaku. Aku
merasakan sensasi yang luar biasa. Baru beberapa kali dia menarik-cucuk
jalan tolnya itu,. dia sudah merangkulku dengan kuat. AKu tahu dia
pasti orgasme. Benar... crooot...croot...croot, maninya tumbah dalam
liang vaginaku. Sebenarnya aku sangat kecewa. Tapi aku harus sabar,
kalau aku ingin menikmati tubuh Obet. Usianya memang masih sangat
mentah.
Obet terkulai di atas tubuhku. Perlahan aku mendorongnya ke samping dan
menyelimutinya. Sepuluh menit kemudian dia berdiri dan pipis ke kamar
mandi. Aku tersenyum.
"Bagaimana... enak?" tanyaku. Obet tak menjawab. Wajahnya tertunduk.
Kubimbing dia naik ke tempat tidur di kamar. Kuselimuti tubuhnya,
menungu dia segar kembali. Obet membelakangi tubuhku. Dia menghadap ke
dinding. Mungkin dia masih malu dan sungkan. Setelah 20 menit, aku
perlahan memeluknya dari belakang dan membelai-belai dadanya. Kurapatkan
buah dadaku ke punggungnya.
"Kamu hebat.." kataku. Obet diam saja. Tanganku terus mengelus sekujur
tubuhnya. Sampai ke jalan tolnya dan buah jakarnya. Walau Obet masih
tetap membelakangi tubuhku, namun aku merasakan jalan tolnya mulai
bangkit. Dengan sabar aku terus mengelusnya, sementara, vaginaku sudah
basah berlendir. Dan jalan tol Obet sudah mulai keras. Cepat kulepaskan
selimutnya. Kutarik tubuhnya agar telentang. Langsung aku menaiki tubuh
itu. Kuarahkan jalan tolnya menusuk lubang vaginaku. Aku yang sudah
sangat horny, mengguyang tubuhnya dari atas. Sebelah tetekku kuarahkan
ke mulutnya dan Obet mengisapnya. Aku sepertai kesetanan. Terus kuguyang
dan kugoyang dari atas. Tubuh kami benar-benar rapat bersentuhan dan
bergesekan. Akhirnya kutekan semakin dalam tubuhku, hingga jalan tolnya
benar-benar hilang dan aku bergetar. Aku benar benar orgasme.
Dengan cepat kubaliknya tubuhku. Kini Obet sudah berada di atas tubuhku.
Aku tak mau, dia kehilangan kenikmatan. Kukangkankan kedua kakiku.
Obet mulai menarik-cucuk jalan tolnya dalam lubangku yang sudah basah
dan becek. Makin lama, Obet mengocok lubang vaginaku semakin cepat dan
cepat. Aku tahu, tak lama lagi dia pasti orgasme. Walau sebenarnya aku
sudah lemas, tapi aku tak mau mengecewakan Obet. Kujepit kedua kakiku ke
punggungnya.
"Aaaakkkhhh..." Obet berteriak pelan, sembari amenekan jalan tolnya
sekuat-kuatnya ke dalam vaginaku dan memelukku kuat sekali. Tanpa sadar,
dia menggigit pentil tetekku, membuat aku blingsatan.
Croooot...crooot...croot... Terasa mani Obet memasuki rahimku. Kupeluk
dia dan kucium pipinya.
"Kamu hebat Obet. Kamu hebat..." bisikku ke telinganya.
--end--
No comments:
Post a Comment