Mungkin aku lebih suka terhadap perempuan yang lebih tua dari pada yang
seusia denganku.*Penampilan yang menggairahkan dan kelembutan mereka
senantiasa membuat aku menoleh.*
Aku saat ini 23 tahun, Dari semenjak remaja, aku diajarkan untuk
menghormati perempuan.*Aku dibesarkan oleh ibuku setelah ayah meninggal,
dan dia pula yang menanamkan rasa hormat kepada perempuan dalam
diriku.*Itu saja, aku pikir itulah mengapa aku cenderung untuk
memperhatikan perempuan yang lebih tua.*Sebagian besar dari hidupku, aku
lebih banyak berkencan dengan perempuan yang lebih tua.*Perbedaan usia
mereka denganku bervariasi tergantung pada kepribadian mereka, tetapi
sebagian besar berada di kisaran 5 sampai 10 tahun lebih tua.*
Itulah sebabnya mengapa tetangga baruku, janda berusia 49, benar-benar
mulai mengganggu imajinasiku.*Dia bertubuh matang, seksi yang tampaknya
merindukan sentuhan lembut.*Bisa dikatakan, aku bukan anak lelaki yang
memikirkan diri sendiri dan tega meninggalkan seorang perempuan
frustrasi hehehehe.*
Sebaliknya, aku ingin membuatnya merasa dihargai, dipahami, dan senang
tanpa batas.*Aku bisa menghabiskan waktu berlama-lama membelai lembut
bahunya, samping, dan belakang di mana tali bra-nya berada
seharian.*Bahkan sampai ke depan payudaranya, untuk menghilangkan
ketegangan dari bra-nya hehehehe.
Tante Rahmi, tetanggku, pindah sekitar setahun yang lalu.*Dia senang
berkebun di depan dan samping rumahnya, selalu tampak seksi dengan
celana pendek, bra olahraga, dan kemeja ketat.*Aku biasa memandanginya
berjam-jam setiap minggu hanya untuk berharap mendapatkan sekilas
penampakan payudara maupun pantat bulat-nya.*Dia nampaknya tidak
peduli akan busananya kaos ketat dan sepertinya senang menampakkan
tubuhnya ketika aku berhenti untuk menyapa ....*Dia memenuhi syarat
sebagai MILF, dan mampu membuat para perempuan model majalah "Over
40ies" di Amrik sono cemburu.
Kisahku ini dimulai ketika dia datang meminjam alat untuk berkebun di
halaman rumahnya.*Dia datang dengan sedikit keringat di dadanya, dan
banyak kotoran di tangannya.*
Bim, punya cetok tanah kecil gak sama garpu tanah kecil. Punya tante
besar dak muat buat pot kecil, katanya sembari menyeka peluh di
dahinya. Ketiaknya yang putih terangkat menebarkan bau sedap tiada
terkira.
ada tante, sebentar ya. Masuk dulu dong, gak enak di depan pintu gini,
kataku. Kamipun masuk ke rumah. Aku meletakkan sepatu yang sedianya
akan kupakai untuk pergi ke luar.
Sepi Bim,. Mama ke mana? tanyanya
Mama ke Salatiga, ke tempat Oma, beliau sedikit kurang enak badan.
Pulang baru lusa, kataku sambil mencari cari di rak sebelah garasi.
nah ini dia, kataku. Tante boleh pinjam apapun yang Bimo punya, kataku sedikit mencari kesempatan.
mmm, apapun ya...mmm kalo pinjem Bimo boleh nggak...hahahahaha,
katanya menyambut uluran cetok dan garpu tanah-ku dengan tertawa. Gigi
putih dan gingsulnya nampak dan menambah manis wajahnya yang sedikit
bergurat kedewasaan.
ya kalo Tante mau sih..., aku mengambil kesempatan ini mencoba
memancing reaksinya.Masuk Tan, mau Bimo buatkan sirup, atau tante mau
buat sendiri, tawaranku sedikit menjebak. Aku sudah konak melihat
keringat dan busana yang dia gunakan saat ini.
Oke, tante buat sendiri dech, biar akrab bukan, hehehee, katanya. Dia
berjalan ke wastafel dan mulai mencuci tangannya.*Posisi tubuhnya
mempertontonkan pantat bulatnya, payudara yang dibungkus bra sport dan
kemeja ketatnya semakin menonjol dan membuat aku keras dalam sekejap.*
Kami terus ngobrol sambil dia mencuci tangan. Dia bercerita tentang
anaknya Fira yang segera berangkat ke Amsterdam ke tempat mantan
suaminya dan pekerjaannya sebagai penulis. Pantas saja aku nggak pernah
lihat dia keluar rumah untuk kerja, tetapi sebulan sekali dia pasti
berbelanja ke dept. store dekat kompleks rumah kami.
Dan entah bagaimana mulanya, ia bercerita tentang bapak-bapak tukang
bangunan yang melakukan beberapa pekerjaan di sekitar rumahnya.*Dia
bilang orang-orang itu sedikit kasar, bahkan sering memaki ngentot"
ketika berbicara dengan kawannya.*hal-hal semacam itu mengejutkanku,
bukan tentang para tukang itu, tapi cara dia berbagi pengalaman.*
Pada titik ini aku tidak tahu apakah dia sedang menguji atau
menggoda.*Aku pikir sekarang atau tidak untuk menggoda dia, jadi aku
pindah di belakangnya sehingga ia bisa merasakan aku ada di sana.*Aku
mulai menyentuh sekitar bahunya dan berbisik di telinganya
"Apakah Tante ingin aku untuk menggunakan kata itu?"kataku sedikit berbisik di belakang telinganya.
aaa..aappaa ini Bim, katanya namun sama sekali tidak beranjak
posisinya, badannya gemetar karena hembusan napasku di kuduknya. Aku
beranikan untuk menyentuh pundaknya.
tante, tante tahu nggak kalo dari tadi busana tante mengganggu
kelaki-lakian Bimo, aku membuka bagian atas kemejanya, dan tanganu kiri
meluncur ke depan menemukan kancing-kancing kemeja dan membuka satu
persatu.
Dia bergoyang sedikit, mendorong pantatnya ke arah tonjolan di celanaku
dan sedikit mendesis saat aku terus menggosok bahunya.*Bau rambutnya
dicampur dengan keringat sangat memabukkan.*Tanganku terus bergerak,
perlahan-lahan dan dengan sedikit tekanan di bahu dan ke bawah garis
lehernya sedikit.Pada titik ini ia memberi tekanan pada p***sku yang
mengeras dengan pantatnya.
Aku tidak percaya ini terjadi, tapi aku menikmatinya detik demi
detik.*Aku meluncurkan tanganku turun ke lengannya kemudian ke bawah
menggosok sisi tubuhnya, sedikit menyentuh tepi payudaranya. Dia menoleh
ke belakang. Tangan kiriku sudah berada pada kancing branya yang ada di
depan, tak menunggu lama, kancing itu aku buka, payudaranya yang cukup
besar segera menggelantung bebas. Aku bisa melihat putingnya yang
mengeras.
Sekarang mulutku mencium sisi lehernya saat aku meluncurkan tanganku dan
menangkup kedua payudara di tanganku.*Ini jelas lebih daripada
harapanku.*Payudaranya begitu berisi, namun sungguh lembut.*Aku
memastikan untuk tidak menyentuh putingnya, tapi hanya sekedar meremas
sedikit kemudian aku lepaskan.*Aku melakukan ini setidaknya tiga atau
empat menit sebelum aku akhirnya menyentuh putingnya.
Sekarang, kami bekerja pada satu sama lain, aku di lehernya dengan mulut
dan tangan aku di payudaranya dan ia mendorong lebih keras kembali ke
penisku.*Putingnya yang sedikit gelap mengundangku untuk lembut
menggosoknya, aku tidak ingin memutar atau menarik terlalu keras. Saat
aku menurunkan tangan aku untuk bergerak di bawah bajunya dia menggeliat
sedikit dan sekarang berbalik menghadapi aku.
Dia menatap mataku dan berkata, "Kamu yakin tentang hal ini Bim?" dia
melanjutkan, usia tante kan hampir sepantaran mama kamu, sssshhhh
aaaacccchhhhh tanganmu nakal Bim.... katanya campur aduk karena aku
sudah memilin putingnya.
Aku segera menutup mulutnya dengan mulutku dan lidah kita bertemu. Cukup
lama kami berpagutan liar lidah-ketemu lidah. Pada saat yang sama, ia
merogoh celana pendekku dan sebaliknya aku ke dalam celana pendek
longgarnya.*Dia meraih penisku, menarik mulutnya menjauh dan berkata,
"Sudah begitu lama tante nggak berhubungan Bim." dia masih sungkan
menggunakan kata ngentot.
Jari-jariku meluncur di bawah kaki celana pendeknya dan bergerak ke arah
miss V-nya, sementara dia mengocok penisku bolak balik; cairan
pre-cum-ku membuat tangannya juga miss V-nya basah aku bisa rasakan
dengan jariku.*Aku bergerak perlahan, mencoba untuk membuat dia semakin
panas.*Tante Rahmi membiarkan tanganku masuk ke dalam celana dalam
halusnya.*Cukup banyak cairan yang keluar dari miss V-nya. Aku pikir aku
akan menuntaskan dan memberi dia orgasme dengan kocokan tanganku.
hssssstttt...aaaarrrcccchhhh Bim, sudah, masukin penis kamu
sayangggghhhh, katanya dengan mata sayu. Aku tidak mempedulikannya. Aku
tahu dia akan segera mencapai orgasme yang berarti langkah mudah
selanjutnya untuk posisi lain.
Bimmmm,,,,aaaaaahhhh, nakallllhhh bener neehhh....aaaarrrhhh
ah..ah..ah...ahh...aaarrrrrhhhhhh, tante keluarrrhhhhhhhhh, dengan
erangan panjang penisku tetap digenggamannya, badannya terkejat-kejat
aku memeluknya agar tidak jatuh di lantai dapur
Sambil tetap berpelukan aku menggeser posisi dan merebahkannya ke meja
dapur rumahku yang lebar. Dia mengerang lembut merasakan sisa orgasmenya
dan mencoba santai berbaring di meja.*Aku kemudian sedikit berlutut dan
menarik celana pendek Tante Rahmi dan celanaku juga.*Aku mendekatkan
wajah ke miss V-nya dan mulai menciumi aroma yang sangat memabukkan!*Aku
benar benar tak menduga pagi ini mendapat pengalaman yang lama aku
fantasikan. Aku mendekat dan menjulurkan lidahku keluar.*Dimulai pada
ujung bawah celah, aku menggoyangkan lidah aku antara bibirnya dan mulai
bergerak perlahan-lahan sampai ke klitorisnya.*
Bim,sssshhhttttt...oooohhhhh kamu pintar sayang.....sudah sering ya,
katanya sambil membelai tepatnya meremas-remas rambutku.Aku tidak
menjawab, mulutku penuh dengan bibir miss v-nya.
Dia membenamkan jari-jarinya ke rambutku sementara lidahku mulai
berputar-putar pada klitorisnya.Aku bisa merasakan dia mengangkat dua
kakinya dan memberi ruang lebih untuk aku.*Di sini aku serasa di
surga.*Tante Rahmi mulai menggerakkan gundukannya melawan aku dan
lidahku.Gerakannya semakin cepat naik turun dan akhirnya gemeratan. Aku
bisa memastikan itu salah satu orgasme terbaik yang ia pernah rsakan.
aaaaarrrhhhhh, Bimmmhhhh, aku keeellllllllllllllll aaaaaahhhhh, kata-katanya tidak tuntas disapu gelombang orgasme kedua.
Oral adalah keahlianku, beberapa perempuan yang aku kenal memuji kemampuanku ini.
Dalam lemas Tante Rahmi tersenyum dan berkata, "kita belum selesai Bim"
Dia lemas tetapi mencoba bangkit dari terlentang di meja.
No comments:
Post a Comment