Kisahku yang sebenarnya terjadi pada saat aku duduk di bangku SMA. Aku
bergabung dalam sebuah grup yang bergerak di bidang bertualang di alam
terbuka.
Mendaki gunung, menjelajah, berkemah adalah aktifitas grupku dan di grup itulah aku mengenal salah seorang seniorku.
Usianya waktu itu 35 tahun, sudah beristri dan punya anak dua. Namanya
Kak Dani. Orangnya baik, pandai bergaul, pintar memainkan gitar dan
keyboard dan Kak Dani sering menghibur kami semua ketika beristirahat di
arena kegiatan.
Beliau sangat berwibawa dan menyayangi kami semua dan dari seringnya aku
bergiat dengan dia, dalam hatiku sering muncul perasaan lain
kepadanya. Sungguh, aku menyukai dia sebagai seorang lelaki ketimbang
sebagai senior tetapi aku pendam dalam-dalam saja perasaan itu karena
aku takut akan menghancurkan rumah tangganya dan aku juga malu pada
kawan-kawanku.
Lama ku simpan perasaan itu dan semakin hari semakin besar menyesak dalam hatiku tapi tetap saja ku pendam.
Hingga pada suatu ketika grupku merencanakan kegiatan pengembaraan
melewati daerah Pantai Selatan ( Sindangbarang ke Cidaun ) dan untuk
kegiatan tersebut harus melakukan survey medan terlebih dahulu. Kak Dani
akan melakukan survey medan dan menawarkan siapa yang mau ikut dalam
survey ? Semua tidak ada yang siap karena mereka tau bahwa Kak Dani
kalau sudah berjalan, dia sering berjalan cepat sehingga sering kami
tertinggal.
Iseng-iseng aku mengacungkan tangan sambil berkata Saya siap, Kak. Kak
Dani melihat padaku lalu bertanya Kamu gak kan rewel nanti di jalan,
Er ?. Siap, saya janji gak kan rewel dan aku disoraki oleh
teman-temanku. Kak Dani menyetujui keinginanku dan sungguh, aku merasa
bahagia sekali karena itu berarti aku akan berjalan hanya berdua
dengannya.
Pada hari yang sudah ditentukan, berangkatlah aku dengan Kak Dani. Dari
Bandung perjalanan dimulai dengan menggunakan motor menuju
Sindangbarang.
Selama di jalan Kak Dani bercerita tentang asal muasalnya menjadi
petualang, tentang hobbynya bermain musik dan diapun meminta aku
bercerita tentang keluargaku, hobbyku dan semua. Katanya supaya tidak
ngantuk karena perjalanan ke Sindangbarang itu cukup jauh.
Rencananya, setibanya di Sindangbarang, motor akan dititipkan pada
kawannya yang suka ke Bandung dan kami akan berjalan kaki ke Cidaun.
Tiga kilometer sebelum kota Kecamatan Sindangbarang hari sudah
menunjukkan pukul 15.30, cuaca mendung menyambut kehadiran kami dan
sesuai rencana motor Kak Dani akhirnya dititipkan. Temannya sempat
menyuruh kami bermalam di rumahnya tetapi Kak Dani bilang tanggung,
untuk mempersingkat waktu jadi kami tetap jalan saja. Teman Kak Dani
akhirnya melepas kepergian kami dengan janji akan membawa motor Kak Dani
kembali ke Bandung.
Kami kemudian mulai berjalan menuju titik pertama dalam rencana peta.
Sepanjang jalan kami ngobrol ngalor ngidul sehingga tiba-tiba saja hujan
turun dan kami berlarian mencari tempat berteduh. Kebetulan saat itu
kami berada di jalan yang sepi banyak pepohonan dan akhirnya kami
menemukan sebuah dangau yang agak menjorok ke dalam menjauhi jalan.
Kesanalah kami tuju untuk berteduh.
Baju kami agak basah dan aku menggigil kedinginan sehingga Kak Dani lalu
berinisiatif memelukku dan aku diam saja saat tangannya merengkuh
tubuhku dan merapakan tubuhku ke tubuhnya.
Walaupun pakaian kami agak basah tetapi saat tubuh-tubuh kami serapat
ini, kehangatan itu muncul dan terasa olehku. Aku sandarkan kepalaku
pada dada bidang Kak Dani dan aku resapi pelukan kokoh tangannya dan aku
rasakan degup jantung Kak Dani yang sedikit lebih keras
sungguh aku
merasa bahagia sekali bisa berada di pelukan orang yang selama ini aku
kagumi dan ketika aku sedikit menggigil, Kak Dani menggamit daguku
sehingga aku dapat dekat dengan wajahnya. Nafasnya terasa hangat menerpa
wajahku dan ketika gigiku gemeletuk karena merasa dingin, tiba-tiba
saja Kak Dani menempelkan bibirnya ke bibirku. Ooooh
. Dia menciumku.
Mula mula hanya nempel lalu perlahan-lahan lidahnya berusaha masuk ke
mulutku. Aku pasrah, kubuka sedikit mulutku sehingga lidahnya akhirnya
menggeluti lidahku. Aku pasrah, aku bahagia dan aku rela dicumbu oleh
lelaki ini. Ciumannya membuat tubuhku mulai menghangat. Tangannya yang
tadinya ada di bahuku sekarang mulai bergerak lembut ke dadaku dan
kemudian Kak Dani mulai meremas dengan lembut dan aku menggelinjang
karena geli. Ciumannya sekarang menjalar ke telingaku, leher, tengkukku
sehingga aku terus menggelinjang
. Kaaaakkkk
. Ooohhhh
. Hanya itu
yang keluar dari mulutku karena aku merasa geli tidak ketulungan.
Getaran tubuhku semakin meningkat dan kurasakan sesuatu getaran aneh,
hanya getaran ini lebih dahsyat dari yang pertama, ternyata payudaraku
diremas olehnya. Aku merasa melayang, sengatan kenikmatan yang baru ini
kualami, dipilin-pilinnya putingku, tak sadar desahku semakin mengeras
karena kenikmatan yang melandaku. Tangannya bermain lincah di kedua
dadaku sehingga tubuhku lemas tetapi terkejang-kejang nikmat. Aku sudah
tidak tau lagi ini tempat apa, cuaca bagaimana, otak dan seluruh ragaku
sepenuhnya meresapi kenikmatan cumbuan lelaki ini.
Tiba-tiba Kak Dani menghentikan cumbuannya, dia kemudian menatapku lalu berkata Er, kamu baru ngalami ini ?
Aku tertunduk malu, tak sanggup ku tatap matanya yang lembut menatapku dan akhirnya malu malu kuanggukkan kepalaku.
Maafkan Kakak sudah nakal yaa
sambil dia kecup pipiku lalu
merapihkan bajuku yang ternyata kancingnya sudah terlepas dari
lubangnya. Setelah bajuku tertutup lagi, aku segera duduk bersandar di
tiang dangau sementara Kak Dani segera membuat perapian kecil dengan
menggunakan paraffin, mengeluarkan nesting dan menuangkan air untuk
dipanaskan. Terampil sekali dia melakukannya dan sesekali dia menatapku
sambil tersenyum
. duh, senyumnya, aku membatin.
Setelah air mendidih, Kak Dani membuatkan 2 cangkir teh lalu dia berikan
segelas kepadaku. Dia lalu mematikan api dan mengembalikan alat-alat ke
ranselnya lalu dia duduk di sebelahku, menghisap rokok dan menikmati
air teh yang hangat.
Er, kamu gak nyesel dengan apa yang terjadi tadi ? tanyanya memecah
keheningan. Aku kaget tetapi kemudian ku jawab Tidak Kak, Er tidak
apa-apa.
Kakak gak tau kenapa jadi senakal itu yaa ? katanya lagi sambil
memandang jenaka padaku. Aaaahh .. kakak
. kataku sambil memukul
bahunya tapi hatiku sennaaaanng sekali.
Tanganku dipegangnya lalu dia genggang dan dia kecup dengan lembut. Aku
tergetar, jantungku kembali berdebar
.. tapi kemudian Kak Dani bilang
Sebentar lagi hujan reda
yuk, kita siap-siap. Mau ganti baju dulu
dengan yang kering ? tanyanya. Aku menggeleng karena bajuku tidak
terlalu basah karena bahannya agak sedikit tebal.
Setelah hujan benar-benar reda, kami lanjutkan perjalanan dan akhirnya pukul 18.30 kami tiba di Kota Kecamatan Sindangbarang.
Kami cari tempat untuk makan dan setelah kami temukan, makanlah kami di
sana. Usai makan, sambil merokok, Kak Dani bertanya padaku apakah aku
siap untuk jalan malam sampai jam 21 atau bagaimana ?
Jujur ya Kak, Er pegel seharian duduk di motor
jadi kalau boleh, Er
ingin malam ini istirahat di sini saja, besok kita lanjutkan. Kakak juga
tentunya cape kan nyetir motor dari pagi ? jawabku.
Ya sudah, kita cari penginapan. Disini ada beberapa yg harganya tidak mahal, jawabnya.
Setelah membayar ke pemilik warung nasi, kami jalan lagi mencari
penginapan dan akhirnya ketemu. Tidak mewah memang tetapi bersih dan
asri sehingga aku setuju ketika Kak Dani .memilih penginapan ini.
Kami membayar sewa kamar untuk semalam dan setelah mengisi buku administrasi, kami diantar pegawai penginapam menuju kamar.
Di kamar itu ranjangnya ada 2, kamar mandi di dalam tapi tidak ada tv
dan pegawai penginapan hanya mengantarkan sebuah teko plastik dan 2
gelas kosong. Tidak masalah, toh kami membawa perlengkapan untuk mandi
dan masak ringan.
Kakak lalu mempersilahkan aku untuk mandi dengan pesan jangan lama-lama
karena hari sudah malam dan akupun segera membawa pakaian ganti dan alat
kebersihan lalu mandi.
Ketika keluar kamar mandi, aku melihat Kak Dani tengah tertidur di
ranjang hanya memakai celana panjang bertelanjang dada. Aku sempat
menatap wajahnya yang begitu tenang meski terlihat kelelahan. Perlahan
ku bangunkan dia Kak
kak
sambil ku goyang-goyangkan lengannya. Dia
terbangun, menatapku sebentar lalu dia meminta handuk dan tas kecil
alat kebersihan lalu pergi ke kamar mandi. Tak lama kemudian kudengar
guyuran air. Aku sendiri segera memasak air dengan menggunakan paraffin.
Tiba-tiba terdengar suaranya memanggilku Er
maaf, ambilkan kaos
oblong sama sarung Kakak di ransel
Aku segera membuka ranselnya, kuambil apa yang dia minta. Ku ketuk pintu
kamar mandi dan ketika terbuka sedikit, tangannya menerima kaos dan
sarung lalu pintu tertutup lagi.
Tak lama kemudian Kak Dani keluar dari kamar mandi lalu menggantungkan
handuk basah di kapstok dan menyerahkan tas kebersihan padaku.
Saat dia tengah duduk di beranda, aku hampiri dia sambil menyerahkan minuman kopi instant kesukaannya.
Makasih Er, duduklah
. dia mempersilahkan aku duduk di kursi kosong di sebelahnya.
Aku duduk kemudian kami ngobrol tentang rencana jalan besok dilanjutkan
dengan obrolan ringan. Kadang aku tertawa, cemberut mendengar
guyonannya.
Tak terasa, waktu sudah menunjukkan pukul 21 sehingga Kak Dani mengajakku masuk kamar.
Aku berbaring di ranjangku dan Kak Dani kulihat sedang menulis buku catatan.
Er
kamu pegal ndak badannya ? tanyanya sambil menutup buku catatannya.
Iya Kak
jawabku singkat.
Mau sama Kakak dipijetin ? dia bertanya lagi.
Mau Kak tapi
Kakak juga cape kan ? jawabku sambil balik bertanya.
Ya gantian dong jawabnya sambil berjalan ke arahku.
Mula-mula tangannya memijati bahuku yang pegal terbebani ransel
seharian, lalu tengkukku. Pijatannya terasa nyaman lalu Er, ada body
lotion ? Kalau pake bodylotion lebih enak, jadi tidak kesat kulitnya
katanya. Aku bilang saja ada di tas dan kemudian dia mengambilnya.
Er
kaosnya Kakak angkat yaa ? tanyanya. Deg
aku kaget tapi benar
juga, bagaimana lotion mau dibalurkan kalau aku masih pakai kaos ?
Tapi Kakak janji gak kan nakal
jawabku sambil melihat ke tembok karena aku malu melihat wajahnya.
Ya, kakak tidak akan nakal
. asal
dia potong kata-katanya.
Asal apa
hayo
?? jawabku sambil membalikkan tubuhku sehingga
setengah terlentang dan kupegang tangannya dengan kedua tanganku.
Asal Er tidak menggoda Kakak dengan wajah cantikmu
.. jawab kakak sambil merebahkan tubuhku.
Aku tertawa ( senang dan bahagia ) dengan jawabannya lalu ketika Kak Dani menyuruhku untuk berbaring telungkup.
Kembali Kak Dani memijat bahuku tapi kemudian dia bertanya
Er, bagaimana lotion ini bisa Kakak gunakan kalau kamu masih pakai baju
? Kakak buka yaa bajunya
. Sambil dia membuka bajuku dan aku yang
masih merasakan keindahan tadi di dangau diam saja, bahkan ku angkat
tanganku agar bajuku mudah terlepas.
Saat bajuku terlepas, aku segera tengkurap karena aku mrasa jengah berpakaian setengah terbuka di hadapan lelaki ini.
Saat aku tengkurap lagi, Kak Dani mulai membalurkan lotion di bahu dan
punggunggku dan saat dia mulai memijat aku terpejam merasakan kenikmatan
dan
terasa pengait bhku dilepaskan olehnya
Kakkk
. janji gak kan nakal
. ucapku tanpa melihat wajahnya.
Iya
ndak, Kakak gak akan nakal jawabnya.
Pijatannya merambat turun dari bahu ke punggungku dan aku merasakan
enaknya pijatannya. Saat tangannya memijat punggungku,sesekali jemarinya
menyentuh tepian buah dadaku dan aku merasa seperti tersengat tetapi
aku diam saja karena memang enak. Agak lama tangan kakak
menyenggol-nyenggol bagian ini kemudian baru bergerak ke bawah.
Er, mau dipijat semuanya atau cukup sampai sini ? tanyanya.
Erni takut Kak
. jawabku menggantung dan Kak Dani melihat keraguanku
sehingga akhirnya pijatannya mulai menurun mengarah ke bongkahan
pantatku. Otomatis celana piyama dan cdku turun terdorong dan aku tidak
tahu harus bagaimana, antara malu, suka, takut, bercampur aduk dalam
hatiku tetapi karena aku percaya lelaki ini baik, akhirnya aku diam
saja. Kutahan erangan kenikmatanku saat tangannya memijiti/meremas
pantatku lalu turun ke pahaku sambil terus menurunkan pakaian bagian
bawahku hingga ketika pijatannya sampai ke betisku, aku tersentak kaget
karena tubuhku sudah telanjang.
Kakaaakkkk
. ?!! aku segera mengambil bantal menutupi dada dan
kemaluanku dan segera aku bergerak ke sudut ranjang. Aku panik, malu dan
bingung karena meski bagaimana, aku belum pernah bertelanjang di depan
lelaki manapun. Aku sampai ingin menangis karena malu yang luar biasa.
Er, kenapa ? Kakak tidak mencelakakan kamu kan ? dia bertanya sambil
mendekatiku. Aku semakin merungkut ke sudut ranjang tapi karena aku
sudah terpojok akhirnya Kak Dani dapat menyentuhku dan menarik tubuhku
untuk masuk dalam pelukannya. Agak memaksa memang karena aku masih
merasa takut tapi karena sentuhannya begitu lembut, akhirnya aku masuk
juga dalam pelukannya.
Kak Dani lalu memelukku, melindungi tubuhku sambil membelai kepala dan rambutku.
Er, jangan takut
. Kakak tidak akan berbuat yang tidak kamu suka.
Kakak tau bahwa kamu anak yang baik dan kewajiban Kakak menjagamu agar
tetap baik. Dah
jangan takut lagi yaa ? tanyanya sambil mengecup
rambutku.
Aku diam karena masih bingung lalu akhirnya Kak Dani membaringkan
tubuhku. Aku masih memeluk bantal untuk menutupi ketelanjanganku. Kak
Dani kemudian berbaring di sebelahku dan memeluk tubuhku hingga posisiku
menjadi miring terhalangi oleh bantal.
Dengan lembut dia belai kepalaku dan dengan kondisi kamar yang hening membuatku berangsur merasa tenang serta nyaman.
Belaiannya sekarang bergerak ke belakang telingaku, jari-jarinya bermain
di belakang telingaku sehingga aku merinding, terus dari telingaku
jarinya bergerak ke tengkukku
aku menggelinjang dan mendesah kegelian.
Kkkaaakkkkk
.. akhirnya desahku keluar.
Jarinya masih terus bermain di situ sehingga aku mulai merasa ada yang
aneh dalam tubuhku, aku merintih perlahan merasakan tarian jarinya.
Mataku sesekali melihat wajahnya tetapi lebih banyak ku pejamkan mataku
karena merasakan kenikmatan jemarinya.
Lalu kurasakan hembusan nafas di wajahku, aku melirik, ternyata wajah
Kak Dani sudah begitu dekat dengan wajahku, matanya begitu tajam
menatapku dan akhirnya ku pejamkan mataku saat bibirnya menyentuh
bibirku. Tak terasa aku memejamkan mata dan menikmati kecupan dan
kulumannya di bibirku. Kenikmatan yang tadi terjadi di dangau kembali
terulang dan suasana disini lebih nyaman daripada di dangau. Kubuka
sedikit mulutku hingga akhirnya lidahnya bergerak lembut menggeluti
lidahku. Getaran-demi getaran kurasakan dan tubuhku terasa melayang,
tidak mempunyai beban, terasa ringan sekali seolah terbang. Otakku
seakan buntu, tidak dapat berpikir jernih, yang kutahu aku mengikuti
saja karena pengalaman ini belum pernah aku rasakan seumur hidup, antara
takut dan nikmat. Perlahan tapi pasti tangannya menyentuh payudaraku.
Mulanya hanya rabaan lembut lalu akhirnya jadi remasan yang membut aku
merasa melayang hebat, dimana kedua tangan Kak Dani meraih payudaraku
dari bagian atas turun ke bawah, sesampai di putingku remasan berubah
menjadi pilinan dengan jari, aku sempat membuka mata, tetapi hanya
sesaat, getaran aneh berubah menjadi sengatan. Sengatan kenikmatan yang
baru ini kualami, tak sadar ku keluarkan desahan pelan.
Perlahan sekali, sangat perlahan bantal yang menghalangi tubuhku dengan
tubuhnya ditariknya perlahan dan aku sudah tidak peduli lagi karena aku
sedang merasakan kenikmatan yang baru ku alami. Ciumannya lalu mulai
bergerak perlahan ke leherku dan disana lidahnya menari dengan tarian
yang mampu membuatku terkejang-kejang nikmat sehingga dari mulutku
keluar sudah desah dan rintihan tiada henti dan kenikmatan itu semakin
bertambah dengan remasan lembut tangannya di payudaraku. Aku sudah tidak
bisa menolak lagi, kubiarkan saja semua berjalan apa adanya. Aku hanya
mampu terpejam, merintih, menggelinjang dalam kenikmatan sehingga
akhirnya akupun balas memeluk tubuhnya.
Sekarang
.. oooohhhhh
. Lidah mulai turun ke buah dadaku dan tangannya
masih bermain lembut di dada yang satu. Aku terbeliak dan meremas
rambutnya ketika lidahnya mencucupi putingku
. Addduuuhhhh
.
Kakkkaaaakkkkk
.. oooohhhhh
. racauku. Setelah menelentangkan
tubuhku, giliran dadaku yang sebelah kiri diperlakukan yang sama
..
aaaaahhhhhhh
. aku sudah terbakar, terbakar oleh kenikmatan yang
disodorkan oleh seniorku.
Lidahnya terus bergerak ke bawah, menuju pusarku dan kembali aku
terkejang-kejang. Aku sudah kehilangan akal sehat, hanya bisa diam dan
menikmati setiap jilatannya. Takut bercampur geli, nikmat yang tak
terkira berkecamuk di dalam dadaku.
Namun kesadaranku sempat muncul ketika jilatannya sudah mendekati
selangkanganku. Kurapatkan kedua pahaku karena takut tetapi ketika
matanya menatapku, akhirnya aku diam saja. Ku jambak rambutnya dan lama
kelamaan tanpa kusadari kedua pahaku membuka dan semakin lebar. Posisi
ini memudahkannya untuk mencumbu kemaluanku yang berbulu meski tidak
terlalu lebat. Mula-mula jilatannya hanya di bagian atas tetapi ketika
tiba di belahan bawah, tubuhku sontak terbangun merasakan sesuatu yang
sulit aku ungkapkan. Aku semakin mendesah dan tanganku menjambak
rambutnya, menarik-narik kaosnya, meremas sprei dan apa saja yang bisa
ku gapai. Aku terlonjak, menahan rasa yang tak bisa ku bendung dan
akhirnya aku merasakan sesuatu yang tidak bisa kuungkapkan
..
Kakkkkkaaaaakkkkkk
oooooouuuuuhhhhhh aku mengejan untuk menahan
itu tapi akhirnya aku merasakan sesuatu itu keluar dari dalam
kemaluanku, kemaluanku basah
bahkan banjir
Tubuhku langsung terhempas dan aku tak perduli pahaku terbuka
mempertontonkan kemaluanku. Lemas, nikmat dan aahhh
aku tak bisa
mengungkapkannya.
Kemudian Kak Dani membaringkan tubuhnya di sebelahku dan baru ku sadari
ternyata dia sudah bertelanjang dada dan saat ku lirik sekilas ke bawah,
dia hanya menggunakan celana dalam saja
entah kapan dia membukanya.
Kulihat Kak Dani menatapku dengan lembut, tersenyum dan membelai
rambutku.
Sakit Er
.? tanyanya sambil menatapku.
Tidak Kak tapi
.. aaahhhh, Kakak
.. Er maluuuu
.. lalu ku peluk
tubuhnya, kususupkan kepalaku ke lehernya. Kurapatkan dadaku ke dada
bidangnya dan ku belit kakinya dengan sebelah kakiku. Pahaku merapat ke
pahanya dan aku sempat menyentuh sesuatu yang tegang tapi aku tak begitu
perhatikan.
Er, yang barusan kamu rasakan itu adalah apa yang dicari oleh
pasangan-pasangan yang memadu asmara katanya saat aku rebahkan kepalaku
di dadanya dan tangannya membelai punggung telanjangku.
Er merasa aneh Kak
. koq begitu sih rasanya kataku.
Bukan sesuatu yang aneh. Itu terjadi karena kamu sudah terangsang oleh
cumbuan Kakak sehingga akhirnya kamu sampai pada puncaknya yang disebut
orgasme jelasnya.
Or
.apa Kak tanyaku karena bahasa asing ini.
Orgasme, Sayang katanya sambil mengecup bibirku.
Er takut Kak
. kataku
Takut kenapa ?
Takut
. Eeeeuuuu
. Hamil jawabku ragu.
Kak Adi terkekeh lalu dia kembali kecup bibirku lalu berkata Er
. Er
. mana mungkin kamu hamil kalau tidak adanya kontak kelamin diantara
kita tadi ? Kan Kakak hanya memainkan lidah Kakak di kemaluanmu lalu
kamu
gituu deh kembali dia terkekeh dan aku mencubit dadanya karena
malu dan lega.
Eh
aduh, sakit Er
tubuhnya terlonjak karena cubitanku.
Kakak dah ingkar janji
. Kakak ternyata nakal kataku sambil
menyandarkan daguku ke dadanya sehingga aku bias menatap wajahnya.
Tapi kamu suka kan ? jawabnya sambil mencium bibirku. Ku sambut
ciumannya dengan rasa bahagia dan ku balas lumatannya tanpa rasa malu
lagi.
Setelah ciuman terlepas, Kakak lalu menjelaskan tentang berbagai hal
soal sex dan bersetubuh sehingga akhirnya aku mengerti. Kami ngobrol di
ranjang sambil berbaring lalu akhirnya Kak Dani kembali menggeluti
tubuhku dan yang kali ini ku balas gulatannya dengan penuh gelora.
Tapi aku sempat kaget juga ketika Kak Dani membimbing tanganku untuk
memegang batang kemaluannya
aku sempat menggeleng tapi karena
bujukannya akhirnya aku pegang juga batang kemaluannya.
Kak Dani ajari aku bagaimana memperlakukan batang kemaluan lelaki bila
kondisinya sudah begini dan memang aku merasa aneh dan geli dengan
bagian tubuh lelaki yang baru kulihat sedekat ini. Keras tapi tidak
seperti kayu, lembek tapi tidak membengkok karena keras.
Mulanya tangaku digenggam, diajarkan cara menggerakan tanganku naik
turun naik turun dan lama-ama aku jadi lancar juga melakukannya. Ku
lihat ekspresinya begitu kenikmatan dan aku berusaha memainkan batang
kemaluannya lebih cepat.
Tenang Er, jangan keras-keras. Perlahan saja
. bisiknya sambil membelai punggung telanjangku.
Ada desiran lagi saat tangannya membelai-belai punggungku dan meremas
bongkahan pantatku. Lalu Kak Dani kembali menciumku, meremas dadaku dan
aku menyambut itu dengan penuh gairah Karena aku sudah merasakan
kenikmatan yang tadi kuraih saat digelutinya.
Kali ini Kak Dani suka terkejang-kejang sambil sesekali menyebut namaku
perlahan di sela-sela cumbuannya dan kemudian tubuhku kembali
ditelentangkan. Sekarang dengan posisi seperti ini, Kak Dani mencumbuku
lebih panas dari yang pertama dan aku membalasnya karena aku ingin
merasakan kenikmatan yang tadi lagi.
Saat aku sudah sangat terbuai lalu Kak Dani membuka pahaku dan menahannya dengan kedua lututnya. Aku tersadar
Kak
. Jangan
. Jangan Kak
aku mendorong tubuhnya dan sebelah tanganku menutup kemaluanku.
Er
ndak apa-apa, Kak cuma ingin melakukan petting saja
. Gak apa-apa
Kakak tidak akan mencelakaimu
.. ayolah jawabnya dengan nafas
memburu dan menarik tanganku untuk tidak menutupi kemaluanku.
Dengan ragu aku akhirnya melepaskan tanganku dan kemudian Kak Dani menempelkan kepala kemaluannya di belahan lubang kemaluanku.
Kurasakan kepala kemaluannya bergerak menggesek bibir kemaluanku,
menyentuh daging kecil di atasnya terus kembali lagi ke bawah dan
berulang-ulang hingga akhirnya aku kembali kegelian.
Ku peluk tubuhnya, ku ciumi bibirnya sambil kumasukan lidahku sementara
gerakan kemaluannya terus menerus menggesek belahan lubang kemaluanku
sehingga aku juga merasakan sensasi yang sama seperti waktu lidahnya
membelai-belai belahan kemaluanku. Sadar atau tidak, pinggulkupun
kemudian bergerak perlahan mengimbangi gerakan kemaluannya dan akhirnya
aku kembali mengejang
seperti ada yang meledak di selangkanganku, rasa
nikmat tadi kembali terulang. Ku rengkuh tubuhnya sambil ku gigit
bahunya dan tak lama kemudian Kak Danipun meregang. Dia kocok batang
kemaluannya dan
.. kusaksikan ada cairan putih kental keluar dari
lubang kencingnya, berjatuhan di perutku. Aku yang masih merasakan
nikmat tidak bisa berbuat apa-apa ketika melihat tubuh Kak Dani meregang
sambil mengocok batang kemaluannya dan kemudian menyemburlah cairan
itu.
Setelah Kak Dani terbaring dengan nafas memburu, aku raba cairan itu
kental tapi tak sekental putih telur lalu kulihat batang kemaluannya
mulai mengendur ketegangannya.
Kemudian, Kak Dani memelukku dan berkata Makasih Er, maafkan Kakak mengotori tubuhmu.
Gak apa Kak
. Er senang melihat Kakak seperti tadi jawabku sambil mengecup bibirnya.
Kami sempat istirahat sejenak lalu kemudian kami berdua ke kamar mandi membersihkan tubuh telanjang kami.
Malam itu, kami melakukan sekali lagi ( baru ku tahu bahwa itu namanya
petting ) dan kali kedua kami lakukan itu, aku sudah tidak ragu dan
takut lagi karena aku percaya bahwa Kak Dani memang sayang padaku
..
No comments:
Post a Comment