Meskipun seorang sarjana dari kampus negeri ternama di kota kelahiranku,
tapi sulitnya mencari pekerjaan membuatku bekerja hanya menjadi supir
pribadi di keluarga Gunawan seorang pengusaha keturunan di jakarta
tepatnya di daerah pluit jakarta utara, Adit namaku, umurku 27 tahun,
dan berasal dari Jogja. Aku sudah bekerja selama 2 tahun pada juraganku
ini, dan aku sedang menabung untuk melanjutkan kuliah S2 siapa tau bisa
tercapai, juraganku pun tahu kalo aku seorang sarjana bahkan juraganku
juga kadang mengajak ngobrol ttg ekonomi selama di perjalanan. Wajahku
sih kata orang ganteng, ditambah dengan tubuh proporsional, futsal,
jogging yang sangat aku gemari.
Mungkin memang sudah normal bila seseorang tertarik dengan ras yang
lain. Juraganku punya seorang anak tunggal, gadis berumur 19 tahun,dia
masih kuliah di kampus yg berada di daerah grogol. Namanya diana. kadang
aku mengantarnya ke kampus. Aku kadang hampir tidak tahan melihat
tubuhnya yang seksi sekali. Tingginya kira-kira 172 cm (aku sendiri 179
cm), payudaranya besar dan kelihatannya kencang sekali. Ukurannya
kira-kira 36C. Ditambah dengan penampilannya dengan rok mini dan baju
kemejanya yang tipis, membuatku ingin sekali menyetubuhinya. Setiap kali
mengantarnya ke sekolah, ia duduk di bangku depan di sampingku, dan
kadang-kadang aku melirik melihat pahanya yang putih mulus dengan
bulu-bulu halus atau pada belahan payudaranya yang terlihat dari balik
seragam tipisnya itu.
Tapi aku selalu ingat, bahwa dia adalah anak juraganku. Bila aku
macam-macam bisa dipecatnya aku nanti, dan angan-anganku untuk
melanjutkan kuliah bisa berantakan. Siang itu seperti biasa aku jemput
dia di sekolahnya. Mobil BMW biru metalik aku parkir di dekat kantin,
dan seperti biasa aku menunggu Non-ku di parkiran kampusnya.
Tak lama dia muncul bersama teman-temannya.".
"Eh.., dit udah lama nunggu?", katanya sambil mengulurkan tasnya padaku.
"Barusan kok Non..", jawabku.
"Na.., ini toh supirmu yang kamu bicarain itu. Lumayan ganteng juga
sih.., ha.., ha..", salah satu temannya berkomentar. Aku jadi rikuh
dibuatnya.
"Hus..", sahut Non-ku sambil tersenyum. "Jadi malu dia nanti..".
Segera aku bukakan pintu mobil bagi Non-ku, dan temannya ternyata juga ikut dan duduk di kursi belakang.
"Kenalin nih dit, temanku", Non-ku berkata sambil tersenyum. Aku segera mengulurkan tangan dan berkenalan.
"Adit", kataku sambil merasakan tangan temannya yang lembut.
"Meilani", balasnya sambil menatap mataku.
"dit, antar kita dulu ke rumah Mei di tomang", instruksi Non diana
sambil menyilangkan kakinya terlihat betisnya yang putih bersinar.
"Baik Non", jawabku. Tak terasa penisku sudah mengeras menyaksikan
pemandangan itu. Ingin rasanya aku meraba betis itu, dan kemudian
mengulum payudaranya yang padat berisi, kemudian menyetubuhinya sampai
dia meronta-ronta.., ahh.dasar pikiranku yg lagi oleng...
Tak lama kitapun sampai di rumah Mei yang sepi. Rupanya orang tuanya
sedangke luar kota, dan merekapun segera masuk ke dalam. Tak lama diana
ke luar dan menyuruhku ikut masuk.
"Saya di luar saja Non".
"Masuk saja dit sambil minum dulu.., baru kita pulang".
Akupun mengikuti perintah diana dan masuk ke teras. Ternyata mereka berdua sedang menonton TV diruang keluarga.
"heh ayo masuk kedalem jangan diteras bengong aja!!buyar langsung lamunanku..
"Duduk di sini aja ", kata Mei menunjuk tempat duduk di sofa di sebelahnya.
"Ayo jangan ragu-ragu..", perintah diana melihat aku agak ragu.
"Mulai disetel aja Mei", diana kemudian mengambil tempat duduk di sebelahku.
Tak lama kemudian.., film pun dimulai.., Wowww.., ternyata film porno.
Di layar tampak seorang pria negro sedang menyetubuhi dua perempuan bule
secara bergantian. Napas diana di sampingku terdengar memberat,
kemudian tangannya meremas tanganku. Akupun sudah tidak tahan lagi
dengan segala macam cobaan ini. Aku meremas tangannya dan kemudian
membelai pahanya. Tak berapa lama kemudian kamipun berciuman. Aku tarik
rambutnya, dan kemudian dengan gemas aku cium bibirnya yang mungil itu.
"Hmm.. Eh", Suara itu yang terdengar dari mulutnya, dan tangankupun tak mau diam beralih meremas-remas payudaranya.
Kubuka kancing kemejanya satu persatu sehingga tampak bongkahan daging
kenyal yang putih mulus punya diana. Aku singkap BH-nya ke bawah
sehingga tampaklah putingnya yang merah muda dan kelihatan sudah
menegang.
"Ayo.., hisap dit.., ahh". Tak perlu dikomando lagi, langsung aku jilat
putingnya, sambil tanganku meremas-remas payudaranya yang sebelah kiri.
Aku tidak memperhatikan apa yang dilakukan temannya di sebelah, karena
aku sedang berkonsentrasi untuk memuaskan nafsu birahi diana. Setelah
puas menikmati payudaranya, akupun berpindah posisi sehingga aku jongkok
tepat di depan selangkangannya. Langsung aku singkap rok, dan aku jilat
CD-nya yang berwarna pink. Tampak bulu vaginanya yang masih jarang
menerawang di balik CD-nya itu.
"Ayo, jilatin memekku dittt", diana pun mendesah sambil mendorong
kepalaku. Langsung aku sibak CD-nya yang berenda itu, dan kujilati
kemaluannya.
"Ohh.., nikmat sekali..", erangan demi erangan terdengardari mulut
Non-ku yang sedang aku kerjai. Benar-benar beruntung aku bisa menjilati
kemaluan seorang gadis anak konglomerat. Tanganku tak henti mengelus,
meremas payudaranya yang besar dan kenyal itu.
"Aduh, cepetan dong, yang keras.., aku mau keluar.., ehhmm ohh..".
Tangan diana meremas rambutku sambil badannya menegang. Bersamaan dengan
itu keluarlah cairan dari lubang vaginanya yang langsung aku jilat
habis. Akupun berdiri dan membuka ritsluiting celanaku. Tapi sebelum
sempat aku buka celanaku, diana telah ambil alih.
"Biar gw yang buka dit", katanya.
Tangannya yang mungil melepas kancing celana jeansku, dan membantuku
membukanya. Kemudian tangannya meremas-remas penisku dari luar CD-ku.
Dijilatinya CD-ku sambil tangannya meremas-remas pantatku. Akupun sudah
tak tahan lagi, langsung aku buka CD-ku sehingga penisku yang berukuran
21 cm dan lebar 5 cm itu sudah tegak, bergelantung ke luar.
"Ih, besar sekali", desisnya, sambil tangannya mengelus-elus penisku.
Tak lama kemudian dijilatinya buah pelirku terus menyusuri batang
kemaluanku. Dijilatinya pula kepala penisku sebelum dimasukkannya ke
dalam mulutnya. Aku remas rambutnya yang berbando itu, dan aku gerakkan
pantatku maju mundur, sehingga aku seperti menyetubuhi mulut anak
juraganku ini. Rasanya luar biasa.., bayangkan.., penisku yang berukuran
21 cm itu dan berwarna cokelat sedang dikulum oleh mulut seorang gadis
manis. Pipinya yang putih tampak menggelembung terkena batang
kemaluanku.
"Punyamu besar sekali dit.., gw suka.., ehmm..", katanya sambil kemudian kembali mengulum kemaluanku.
Setelah kurang lebih 10 menit diana menikmati penisku, dia suruh aku
duduk di sofa. Kemudian dia menghampiriku sambil membuka seluruh
pakaiannya sehingga dia tampak telanjang bulat. Dinaikinya pahaku, dan
diarahkannya penisku ke liang vaginanya.
"Ayo.., fuck me dit..", katanya memberi instruksi, aku tahu dia ingin
merasakan nikmatnya penisku yang besar itu. Diturunkannya pantatnya, dan
peniskupun masuk perlahan ke dalam liang vaginanya.
Kemaluannya masih sempit sekali sehingga masih agak sulit bagi penisku
untuk menembusnya. Tapi tak lama masuk juga separuh dari penisku ke
dalam lubang kemaluan anak juraganku ini.
"Ahh.., yeah.., sekarang masukin deh penis loe yang besar itu di
memekku", katanya sambil naik turun di atas pahaku. Tangannya meremas
dadanya sendiri, dan kemudian disodorkannya putingnya untukku.
"Yah, begitu dong dit", Tak perlu aku tunggu lebih lama lagi langsung
aku lahap payudaranya yang montok itu. Sementara itu diana masih terus
naik turun sambil kadang-kadang memutar-mutar pantatnya, menikmati penis
besar sopirnya ini.
"Sekarang setubuhi saya dalam posisi nungging..", instruksinya. Diapun turun dan menungging menghadap ke sofa.
"Ayo dit.., setubuhi saya dari belakang", seraya menjelaskan maksudnya
padaku. Akupun segera berdiri di belakangnya, dan mengelus-elus
pantatnya yang padat.terasa sekali liang senggama yang sangat becek
seperti orang bilang kalau gadis keturunan umumnya becek..
Kemudian kuarahkan penisku ke lubang vaginanya, tetapi agak sulit
masuknya saking licinnya meleset. Tiba-tiba tak kusangka ada tangan
lembut yang mengelus penisku dan membantu memasukkannya ke liang vagina
diana. Aku lihat ke samping, ternyata Meilani, yang membantuku
menyetubuhi temannya. Dia tersenyum sambil mengelus-elus pantat dan
pahaku.
Aku langsung menyetubuhi diana dari belakang. Kugerakkan pantatku maju mundur, sambil memegang pinggulnya.
"Ahh.., di.., dittt.., Terus.., nikmat sekali", mengerang nikmat.
Tubuhnya tampak berayun-ayun, dan segera kuremas dari belakang.
Kupilin-pilin puting susunya, dan erangan diana makin hebat.
Mei sekarang telah berdiri di sampingku dan tangannya sibuk menelusuri
tubuhku. Ditariknya rambutku dan diciumnya bibirku dengan penuh nafsu.
Lidahnya menerobos masuk ke dalam mulutku. Sambil berciuman dibukanya
kancing baju seragamnya sehingga tampak buah dadanya yang tidak terlalu
besar, tetapi tampak padat.
"Ohh.., terus dong dit yang cepat", diana mengerang makin hebat. Tak berapa lama terasa cairan hangat membasahi penisku.
"Non.., gw juga hampir keluar..", kataku yg sdh mulai lupa daratan kalo diana itu anak juraganku.
"Tahan sebentar dit.., jgn keluar di dlm..", kata diana.
"Ayo, goyang yang keras dit..", diana memberiku instruksi sambil menelentangkan tubuhnya di atas karpet ruang keluarga.
"Ayo penisnya taruh di sini dit", kata Non Mei lagi. Akupun segera
menaruh berlutut di atas dada Non-ku dan menjepit penisku di antara dua
bukit kembarnya. Segera aku maju mundurkan pantatku, sambil tanganku
mengapitkan buah dadanya.
"Oh, nikmat sekali..".
Sementara Mei sibuk menjilati dada dan perutku yang basah karena
keringat. Tak berapa lama kemudian, akupun tak tahan lagi. Secepat kilat
dan refleks seperti di film bokep kuarahkan penisku ke dalam mulut
diana, dan reaksi dianapun seperti tanpa jijik dikulumnya sambil
meremas-remas buah pelirku.
"Ahh..,.., ahh", jeritku dan air manikupun menyembur ke dalam mulut
mungil diana. Akupun tidur menggelepar kecapaian di atas karpet,
sementara diana dan Mei sibuk mencari tisue dan segera berpakaian,
akupun langsung kebelakan mencari kamar mandi pembantu sekedar mebasuh
muka dan penisku yg belepotan.
Setelah itu mereka pun sibuk berpakaian, karena jam sudah menunjukkan
pukul 19.00. kamipun pulang ke pluit agar tidak kemalaman. Di mobil
dalam perjalanan pulang, diana memberiku uang Rp 500.000,-.
"Ambil dit, buat loe, Tapi janji jangan bilang siapa-siapa tentang yang
tadi ya", katanya sambil tersenyum. Akupun mengangguk senang.
"Besok kita ulangi lagi ya dit.., soalnya Mei minta bagian".
Demikian kejadian ini terus berlanjut. setiap pulang kuliah, diana akan
pura-pura belajar bersama temannya. Tetapi yang terjadi adalah dia
menyuruhku untuk memuaskan nafsu birahinya dan juga teman-temannya,
Meilani, Linda, Nini, dll.
Yang paling seru adalah ketika aku diajak berlibur oleh diana ke villa
seorang sahabatnya di puncak sana. Di sana aku dikeroyok oleh 5 orang
gadis mahasiswa keturunan sekaligus. Wawww... bisa dibayangkan betapa
dahsyatnya fivesome itu... Mana kelimanya nggak pernah puas bercinta
dengan hanya beberapa gaya saja. Untunglah aku rajin berolahraga. Kalau
tidak aku akan cepat jebol dikeroyok gadis-gadis Tionghoa yang cantik,
seksi, dan binal seperti mereka.
Tapi akupun senang karena selain mendapat penghasilan tambahan dari
diana, akupun dapat menikmati tubuh gadis gadis kampus yang terkenal
dengan keseksiannya.
No comments:
Post a Comment