Namaku Yudha. Kini aku berumur 29 tahun. Aku bekerja di salah satu
perusahaan swasta di Jakarta. Aku memiliki kisah menarik. Kisah ini
bermula 5 tahun yang lalu.
Aku memiliki tetangga seorang wanita cantik yang waktu itu berumur 38
tahun. Aku biasa memanggilnya Mpok Ria. Karena dia orang Betawi. Mpok
Ria adalah istri kedua dari suaminya yang sekarang. Sebelumnya ia sudah
pernah menikah dan memiliki anak perempuan, yang biasa kupanggil Ati.
Aku dan Mpok Ria bertetangga sangat akrab. Sejak aku SD, keluarga Mpok
Ria dekat dengan keluargaku. Kedua orang tuaku yang sudah tua dianggap
sebagai orang tua oleh keluarga Mpok Ria. Hubungan kami tetap akrab
meski kedua orang tuaku telah meninggal.
Aku sebenarnya sudah nafsu melihat Mpok Ria sejak SMP. Bodinya seksi dan
kencang. Buah dada dan pantatnya besar. Sering kali jika aku bermain ke
rumahnya, Mpok Ria hanya menggunakan daster atau, dengan cuek setelah
mandi, hanya dengan menggunakan handuk, melenggok di depanku. Aku
menjadi terangsang dan pulangnya langsung beronani. Aku tidak berani
berbuat lebih jauh karena hubungan yang sudah terlalu akrab itu. Apalagi
Mpok Ria melihatku yang masih SMP hanya menganggapku sebagai adiknya.
Tapi ketika aku semakin dewasa, segalanya mulai berubah. Tepatnya ketika
usiaku 25 tahun. Aku sebenarnya pria yang tampan dan menarik. Tapi aku
agak malas pacaran. Sementara nafsu seksku yang tinggi biasa kusalurkan
melalui onani. Soalnya aku takut berhubungan seks dengan pelacur. Selain
karena bahaya penyakit, aku males keluar duit. Selama ini fantasi
onaniku selain bintang Porno adalah Mpok Ria dan anaknya, yang kini
sudah beranjak dewasa. Umurnya 18 tahun. Kulitnya putih mulus bodinya
bener-bener proposional. Meskipun pantat dan Buah dadanya tidak terlalu
besar. Wajahnya juga cantik seperti Shu Qie bintang film cina.
Suatu ketika aku mendapatkan telepon dari seseorang yang ingin berbicara
dengan Ati. Rumah Mpok Ria tidak ada telepon jadi mereka menumpang di
rumahku. Aku segera bergegas ke rumahnya. Rupanya Ati sedang mandi.
Karena teleponya penting dan ditunggu, maka dia bergegas berganti
pakaian. Ati hanya menggunakan daster yang tipis dan membentuk seluruh
tubuhnya yang seksi. Ati bergegas menuju ke rumahku sementara aku
mengikuti dari belakang. Pinggulnya yang bergoyang-goyang membangkitkan
gairahku.
Sampai di rumahku, Ati duduk menerima telepon dengan posisi duduk yang
menantang. Bagian bawah dasternya tersingkap, sehingga terlihat jelas
pahanya yang putih mulus. Aku duduk di sofa didepanya dan mataku
menjelajahi seluruh tubuhnya. Aku baru tahu ternyata Ati tidak sempat
memakai BH. Kulihat putingnya tercetak di bagian dada dasternya. Ati
menyadari bahwa aku sedang mengamatinya. Dia tersipu dan berusaha
memperbaiki posisi duduknya. Namun dasternya yang pendek membuat posisi
duduknya tetap saja merangsang. Tak berapa lama dia selesai menelepon.
Dia berdiri dan siap-siap untuk pamit. Aku langsung memegang tangannya.
"Mau kemana? Sini dulu dong temenin gue ngobrol."
"aduh.. Ati mau pergi nanti jam 1 ke blok M. Udah janjian ama temen."
"ya udah nanti aja siap-siapnya. Kita ngobrol dulu.."
"aduh... mas Yudha.. Ati harus siap-siap"
"Iya deh. Sekarang Ati sombong. Gak mau ngobrol sama aku lagi."
"Kok mas Yudha gitu. Emang mau ngobrol apaan?"
Ati duduk di sebelahku. Harum tubuhnya habis mandi semakin merangsangku.
"Ati mau ke Blok M ama siapa ? ama pacar ya ?"
"ah nggak kok. Ati gak punya pacar."
"kok gak punya padahal Ati kan cantik"
Dia terlihat tersipu. Tanganku mulai membelai perlahan rambutnya.
Kemudian turun ke lehernya. Dia masih diam. Akupun memberanikan diri
mengecupnya. Dia nampak canggung menerima ciumanku. Aku makin berani.
Tanganku merayap di pahanya. Ati pun mulai membalas ciumanku
bertubi-tubi. Bibir kami saling berpagutan. Perlahan ku singkap bagian
atas dasternya dan dengan leluas tangan kiriku mengelus Buah dadanya.
Bibir kami masih saling bertautan. Ati sepertinya mulai terhanyut. Aku
mulai menciumi bagian wajah yang lainnya. Pipi, dagu, lehernya yang
jenjang. Ati terlihat terbuai. Aku pun mendesah di telinganya "kamu
cantik sekali Ti". Kemudian kurebahkan tubuhnya. Dasternya sudah
tersingkap sebatas perut. Terlihat buah dada Ati yang membusung.
Ukurannya tidak terlalu besar. Mungkin sekitar 34. Tapi bentuknya bulat
dan padat berisi. Perlahan aku mulai mengulum kedua bukit tersebut
secara bergantian. Putingnya yang kecoklatan kujilati sambil sesekali ku
hisap lembut. Ati memejamkan matanya dan mulai mendesah. Tangannya
berpegangan pada ujung sofa. Sementara tubuhnya terus bergeliat.
"aghhh.. sshhshs.. agghh..". Desahannya membuatku makin lahap mengulum
Buah dadanya. Tangan kiriku bergerilya menuju selangkangannya. Kumasukan
jariku di antara CDnya dan kugesek-gesekan di permukaan vaginanya.
"agh.. mas Yudha.. aghh... sshssh.."
rupanya dia terangsang dengan permainanku. Kuhentikan kulumanku di Buah
dadanya. Sejenak aku kembali mengulum bibirnya sementara tangan kiriku
tetap menggesek-gesek vaginanya. Ati semakin larut dalam permainan ini.
Ciumannya pun menjadi lebih memburu. Akupun mulai melepas CDnya.
Kemudian aku turun menciumi seluruh bagian tubuhnya hingga sampailah aku
di depan lubang vaginanya yang sudah basah. terlihat bibir vaginanya
yang sempit ditumbuhi sedikit rambut yang halus.
"mas Yudha mau ngapain... ?" ujarnya lirih.
Aku tidak menjawab. Bibirku mulai menciumi bibir vaginanya yang sempit
itu. Kemudian ku jilati seluruh permukaan. Sekalli-kali lidahku menusuk
agak dalam menjangkau klitorisnya. Kemudian ku gigit kecil klitorisnya.
Ati terlihat sangat terangsang. Dia merintih sambil berkali-kali
memajukan vaginanya ke depan agar lidahku makin dalam menjangkau
klitorisnya.
"aghh.... hahh... hahh.... enak maaas.. aghh... terus maasss... shhh.."
Cukup lama aku bermain dengan vaginanya. Sementara Penisku semakin mengeras. Kira-kira 10 menit Ati mulai Orgasme.
"aghhhhhhhh....." Cairan putih kental keluar dari vaginanya. Napasnya tersenggal-senggal.
Aku yang masih berpakaian lengkap langsung membuka seluruh pakaianku.
Aku telanjang bulat dengan penis yang sudah menegang sedari tadi. Ati
terpaku melihatku. Sepertinya dia menunggu langkahku selanjutnya. Karena
aku sudah sangat bernafsu, maka aku langsung mengarahkan Penisku yang
berukuran 15 cm itu ke lubang vaginanya. Ku lebarkan selangkangannya
terlihat lubang itu sudah siap menanti untuk ditusuk. Ati terlihat diam
saja dan menunggu penetrasiku.
"Ati diam ya.. agak sakit sedikit.." kata ku sambil mengelus pahanya.
Perlahan ujung Penisku mulai menusuk. Ati meringis. Aku mengelus Buah
dadanya biar Ati bisa merasakan rangsangan seksual pada bagian tubuhnya
yang lain. Penisku pun mulai menusuk makin dalam.
"ah... sakit mas.." ringisnya.
Aku mulai mencium bibirnya agar dia bisa melupakan rasa sakitnya
sedikit. Penetrasi ku hentikan sejenak dan aku konsentrasi menciumi
bibirnya. Setelah Ati terlihat hanyut, aku mulai melanjutkan kembali
penetrasi. Perlahan-lahan Penisku masuk seluruhnya ke dalam vaginanya.
Kurasakan otot vaginanya memijit pelan pangkal Penisku. Sambil tetap ku
kulum bibirnya, kugoyangkan pantatku perlahan-lahan. Naik turun makin
lama makin cepat. Ati terlihat mulai menikmati gesekan Penisku di
vaginanya. Aku segera mempercepat goyangan pantatku. Terasa nikmaaat
sekkaalii. Seluruh permukaan vaginanya yang sempit habis dijelajahi
Penisku. Penisku terasa seperti di urut-urut. Kadang agak sepet kadang
licin. Yang jelas nikmaaat....
Ceplak.. cplak... cplak... cplak.
Terdengar suara dari bagian bawah. Sementar Ati terlihat terengah-engah. Matanya memejam dan bibirnya mendesah tak karuan.
"aghh.. enaaakkkk maaasss.... terussss shhhhhh... terusss... ahhhh... ahhhh. aahhhhh.... !!!"
"aduh Ti... Memek loe... enak banget. Aghh.. shhhh... sempit.... Enak... ahhhh.. ahhhh....." Kataku di sela desahannya.
Ati merem melek dan berkali-kali menggigit bibirnya diantara desahan-desahannya.
Tiba-tiba kurasakan otot vaginanya semakin keras menjepit.
"mass akuuu mauuu piii piiis..." Aku sadar dia mau orgasme kembali. Ku
percepat ayunan pantatku sambil ku angkat pantatnya sedikit ke atas. Dia
mulai menggelinjaaang.
"aghhhh massss... aaaahhhhggghhhh...." teriaknya di ujung orgasmenya.
Aku berhenti menggoyang. Kubiarkan Penisku di dalam vaginanya. Terlihat
Ati sangat menikmati orgasmenya. Wajahnya tersenyum puas. Aku yang belum
orgasme mencabut Penisku dari vaginanya. Ku minta Ati untuk berbalik
dan menungging. Dia pasrah menuruti. Terlihat pantatnya yang montok
menantang. Dari sini vaginanya terlihat lebih sempit. Kembali ku masukan
Penisku dari belakang. Kali ini terasa lebih mudah. Ati pun tidak
meringis lagi. Penisku perlahan mulai masuk ke dalam vaginanya. Kemudian
mulai ku goyangkan pantatku maju mundur. Gesekan vaginanya terasa lebih
sempit dibandingkan sebelumnya. Pantatnya yang montok ku remas-remas.
Ati kembali mendesah.
"aduh... ahh... ahhh"
Perlahan tanganku merayap menuju Buah dadanya yang bulat menggantung.
Kemudian kuremas-remas dengan nafsu. Ati tambah terangsang dengan hebat.
Desahannya makin tidak teratur. Aku pun makin bernafsu. Goyangan
pantatku makin cepat. Napas kami sama-sama memburu. Remasan tanganku di
Buah dadanya makin keras. Kugigit telinga dan bahunya dari belakang.
Secara refleks Ati membalikan wajahnya dan mencium bibirku. Kami terus
berpagutan. Goyangan pantatku makin cepat..
"aghhhh... aghhhh.. shhhh... hhhhhhahhgghh.. iyyyaaa..." kurasakan aku
akan orgasme. Tapi rupanya Ati orgasme kembali. Dia menggelinjang
hebat.. ahhhhhhh.... aku mencabut Penisku dan menggesek-gesekan diantara
pantatnya yang montok. Kuremas dan kutekan kedua belah pantatnya.
Gesekan Penisku semakin cepat dan akhirnya aku ejakulasi ahhhhhhh....
ahhhh...
Crooot... Croooot.. Crooot.... air maniku muncrat dengan hebaatnya di
atas punggung Ati. Aku terkulai dan langsung duduk sambil meremas-remas
pantat Ati yang seksi. Ati terkulai dengan Posisi telungkup. Ku lap
punggungnya dengan CDku. Ku lihat Ati tersenyum. Aku memeluknya dan
mencium keningnya.
"aku sayang kamu Ti.." Bisikku.
Ati tersenyum. Memang ku tahu sejak SMP Ati sudah naksir kepadaku. Tapi
aku cuek karena aku lebih bernafsu kepada ibunya. Kini Ati sudah jatuh
dipelukanku. Ku lihat jam dan aku baru menyadari bahwa kami telah
bermain selama hampir satu jam. Ati pun memakai CDnya dan memakai
dasternya. Dia pamit pulang.
Sejak itu aku dan Ati berpacaran. Kami sering melakukan hubungan sex.
Biasanya di tempatku karena aku tinggal sendiri. Ibunya, Mpok Ria
mengetahui hubungan tersebut. Dia tampak setuju dan merestuinya. Dia
semakin ramah kepadaku dan semakin tidak canggung dalam berpakaian di
hadapanku. Sering dia hanya mengenakan bra melenggang di depanku jika
aku bertamu ke rumahnya di siang hari yang panas. Aku semakin bernafsu
melihatnya.
Suatu hari Mpok Ria bertengkar hebat dengan suaminya. Kemudian dia kabur
dari rumahnya dan tinggal di sebuah rumah kontrakan di daerah depok.
Suaminya tidak lagi peduli sehingga dibiarkan saja Mpok Ria pergi. Aku
dan Ati pernah mengunjunginya dan meminta Mpok Ria untuk pulang. Tapi
Mpok Ria menolak dan tetap tinggal di kontrakannya. Sejak itu Ati dan
Mpok Ria tinggal terpisah. Ati tetap tinggal di rumahnya dan menemani
ayahnya.
Suatu hari aku mengunjungi rumah Mpok Ria. Waktu itu hari libur dan Ati
harus menjaga rumah. Aku dimintanya untuk mengunjungi ibunya. Karena
sudah akrab Mpok Ria tidak malu menerimaku. Setelah ngobrol ngalor
ngidul, angin sepoi-sepoi dan perjalanan yang jauh membuatku mengantuk.
Waktu itu sudah jam 3 sore.
"mpok aye tidur dulu ye. Ntar jam lima bangunin aye." Karena Mpok Ria
orang betawi maka aku berdialek betawi jika ngomong dengannya.
"ya udah tidur deh. mau di sini ape di kamar?"
"di sini aje deh. Anginnye enak sih."
Aku pun mulai tiduran sementara Mpok Ria pergi ke dapur.
Sejam kemudian aku terbangun oleh suara bising sebuah motor di pinggir
jalan. Aku bangun dan mencoba mencari Mpok Ria. Kulihat ke dalam
kamarnya, sepi. Aku pun pergi ke dapur, tidak ada. Kayaknya Mpok Ria
sedang mandi. Kulihat di depan kamar mandi disebelah dapur ada
sendalnya. Aku menghampiri mencoba mengintip ke dalam melalui salah satu
celah dari pintu kamar mandi yang terbuat dari papan. Ternyata benar
Mpok Ria ada di dalam. Tapi ia tidak sedang mandi. Ku lihat tangan
kanannya yang sedang menggesek-gesek vaginanya sementara tangan kirinya
meremas-remas Buah dadanya yang besar. Terdengar desahan kecil dari
mulutnya. Pemandangan ini membuatku terangsang. Aku pun mulai mengocok
Penisku. Tiba-tiba aku sadar bahwa ini adalah kesempatan bagiku. Mpok
Ria memang sudah lama tidak berhubungan seks dengan suaminya. Hampir 8
bulan. Sejak suaminya sering sakit dan tinggal dirumah istri tuanya.
Pasti Mpok Ria sangat haus sentuhan pria.
Aku berdiri dan mengetuk pintu kamar mandi.
"mpok lagi ngapain ? aye mau ke kamar mandi nih" kayaknya Mpok Ria kaget. Dari dalam kudengar ia menjawab dengan gugup.
"ehh.. gue lagi maandi.."
"aduh Mpok aye sakit perut nih mpok..." kataku sambil berpura-pura.
"ya udah... tunggu sebentar..." kudengar suara air disiram dan tidak
berapa lama Mpok Ria keluar dengan mengenakan handuk. Tubuhnya yang
seksi terlihat sangat merangsang. Buah dadanya yang besar membusung
tertutup sebagian oleh handuknya. Ku rasakan Penisku bangun pelan-pelan.
"katanya lagi mandi, kok gak basah." Godaku
"yee kan gak jadi mandi"
"lagi mandi apa lagi ngapain.."
Mpok Ria terlihat memerah wajahnya menahan malu. Dia mencoba membenarkan handuknya yang agak melorot.
"mpok, aye tahu mpok lagi pengen begituan. Aye mau kok nolongin mpok."
kataku sambil maju dan menarik ke bawah handuknya. Seketika itu juga
Mpok Ria telanjang bulat di hadapanku. Berbeda dengan anaknya, Buah dada
Mpok Ria besar. Ukurannya mungkin 36. Di usianya yang sudah 38 tahun
ini badannya masih kenceng. Meskipun dia tidak pernah fitness ataupun
minum jamu. Wajahnya yang cantik, hanya memiliki sedikit kerutan di
ujung matanya.
Mpok Ria berusaha menutupi tubuhnya dengan tangannya. Dia terlihat akan
marah. Aku pun segera mencium bibirnya biar dia tidak bersuara. Dia
nampak gelagapan. Dengan sekuat tenaga ku rangkul dan ku angkat Mpok Ria
masuk kembali ke kamar mandi. Dia berontak dan berusaha melepaskan
diri. Aku melepaskannya dan langsung mengunci pintu kamar mandi. Sekitar
rumah Mpok Ria cukup sepi. Sehingga jika dia berteriak belum tentu ada
yang mendengar. Tapi aku tidak mau memperkosanya. Ku biarkan Mpok Ria
yang gemetaran di tepi bak mandi.
"Yud, loe mau ngapaain..?" ujarnya agak gemetar.
Aku tidak menjawab. Dengan tenang ku buka pakaianku satu per satu.
Akhirnya aku telanjang bulat dihadapannya. Penisku yang sedari tadi
menegang mengacung dihadapannya. Aku tersenyum melihat Mpok Ria yang
gemetar dan memandangi Penisku. Aku tahu dia pasti menginignkannya. Ku
permainkan Penisku naik turun di hadapannya. Ku lihat dia menelan ludah.
Penisku yang panjangnya 15 cm sudah ereksi sempurna. Sehingga terlihat
kokoh sekali. Aku maju ke depan mendekatinya. Kulihat napasnya mulai
memburu. Matanya terus menatap Penisku. Aku yakin tidak akan ada
perlawanan darinya. Tanganku mulai membelai bahunya perlahan bergerak
kebawah menuju Buah dadanya yang besar. Kedua telunjukku bergerak
mengikuti lekuk Buah dadanya yang bulat. Kemudian kuplintir putingnya
yang belum mengeras layaknya sedang memutar gelombang radio. Mata Mpok
Ria tetap tak lepas melihat Penisku. Perlahan-lahan dia mulai menutup
matanya. Mpok Ria sudah pasrah. Segera ku lumat kedua Buah dadanya
dengan rakus. Bergantian kiri dan kanan sambil tanganku meremasnya juga
bergantian. Lidahku bermain-main dengan leluasa di kedua putingnya dan
menyapu seluruh permukaan Buah dadanya. Sekali-kali ku gigit kecil Buah
dadanya. Mpok Ria mulai memiringkan kepalanya. Mulutnya agak terbuka dan
mengeluarkan rintihan yang pelan hhheh.. ssshh.. tangan kanannya
berpegangan pada pinggir bak mandi sementara tangan kirinya memegang
kepalaku sambil beberapa kali menekan ke dalam dadanya.
Tangan kiriku mulai turun ke bawah menuju selangkangannya sementara
tangan kananku meremas-remas pantatnya. Mulutku masih sibuk melahap Buah
dadanya. Setelah sampai divaginanya, jari tengahku langsung masuk ke
dalamnya. Dengan cepat ku gesek-gesekan jariku di dalamnya. Mpok Ria
langsung terangsang dengan hebat. Tangan kirinya makin kencang menjambak
rambutku dan kepalaku ditekan makin dalam.
"Aghh.. aghhhhh... aghhhh.... terus yud.... terus.... shhh.. aghhhh.... aghhhh.... yaaah... ahhhh"
Mpok Ria terus meracau tak karuan. Selama sekitar 5 menit aku korek
habis-habisan vaginanya. Kemudian aku merasakan cairan bening mengalir
dari vaginanya melalui jariku. Rupanya dia sudah terangsang hebat. Aku
menghentikan permainan jariku dan mulai merambat mencium ke bawah menuju
vaginanya. Ku lihat vaginanya yang ditumbuhi bulu-bulu agak lebat
disekitar lobangnya sudah basah. Aku siram dengan air agar vagina itu
menjadi lebih bersih. Lalu aku mulai menjilati seluruh permukaannya.
Kedua tanganku meremas-remas pantatnya yang montok dengan sekali-kali
mengagaruk belahan pantatnya. Kedua tangan Mpok Ria menjambak kepalaku
dengan keras sambil mendesah panjang dan tak beraturan.
"Aghhhh... yaaa... yaaa.... Teruuusss yud... terus shhhh ahh.. ahhghhh...."
Lidahku makin dalam menjangkau ke dalam vaginanya sambil sekali-kali
menyentuh klitorisnya. Terkadang kuhisap dan ku gigit kecil klitorisnya.
Ku jilat, hisap, jilat, hisap, gigit, jilat demikian berulang ulang ku
permainkan vaginanya. Makin lama desahannya makin memburu.
"yd... gue... mao... keluaaar... aghhh"
Terlihat cairan putih meleleh keluar dari lubang vaginanya. Kulihat Mpok
Ria merem melek dan nafasnya terengah-engah. Aku berdiri dan mencium
bibirnya.
Kemudian aku berbisik.. "mpok sepongin aye dong.."
Mpok Ria langsung berjongkok. Tangan kanannya memegang Penisku dan mulai
mengocoknya sambil sesekali dikecupnya. Seluruh permukaan Penisku dan
bijinya dikecupnya pelan-pelan. Aku menikmatinya tapi Mpok Ria belun
juga menghisap Penisku.
"mpok ayo dong diisep.." Pintaku sambil membelai rambutnya.
Dia pun mengisap hanya kepala Penisku. Kemudian dengan cepat dia
menjilati seluruh permukaan Penisku layaknya sedang menjilati es krim.
Meskipun rasanya nikmat tapi aku ingin Penisku dihisap. Tanganku
memegang kepalanya dan ku pencet hidungnya. Seketika itu dia membuka
mulutnya. Aku langsung memasukan Penisku ke dalam mulutnya. Tanpa
melepas cengkramanku di kepalanya aku mulai menggoyangkan pantatku.
Penisku keluar masuk dengan cepat di dalam mulutnya. Nikmatnya luar
biasa. Kurasakan kepala Penisku menyentuh langit-langit mulutnya dan
terkadang menyentuh ujung kerongkongannya.
'mmmghhh..... mmmhhgghhh... ' kulihat Mpok Ria memberontak. Aku
melonggarkan cengkramanku. Mpok Ria langsung melepaskan mulutnya dari
Penisku.
"uhuugg... uuhhuggg... heeegghh..." rupanya Mpok Ria tersedak.
"Aduuuh... maaf mpok kekencengan." Kataku sambil membelai rambutnya.
Mpok Ria teresenyum dan langsung menghisap Penisku lagi. Kali ini aku
tidak memegangi kepalanya lagi karena dia mulai menghisap seperti yang
aku inginkan. pertama-tama pelan lalu semakin lama bertambah cepat.
Diselingi dengan kecupan, jilatan dan kocokan tangan. Terlihat Mpok Ria
bernafsu sekali melahap Penisku. Setiap kali dihisap serasa Penisku
diurut pelan-pelan dan licin. Aku serasa melayang. Nikmat sekali.
Seluruh batang penisku berada di dalam mulutnya.
"aghhhh.... yes... aghhh... yes.." desahku.
Tak lama kemudian aku merasa aku akan ejakulasi. Segera ku pegang kepala
Mpok Ria dan aku mulai menggoyangkan pantatku dengan cepat. Sleep...
sleeeep.... sleeep.... sleeep.
Bunyi Penisku beradu dengan pinggir mulutnya.
Mpok Ria mencoba memberontak "mmmhhh.... mmmmmhhhh..."
tapi hal itu malah membuat nikmat karena Penisku jadi menelusuri seluruh
rongga mulutnya. Akhirnya aku ejakulasi di dalam mulutnya. Mpok Ria
mencoba melepaskan mulutnya dari Penisku. Tapi aku malah semakin menekan
dan memaksanya menghisap lebih dalam
"isep mpok.... iseeep.... enak kok mpok.... banyak proteinnya..." Akhirnya dia pasrah dan menelan semua air maniku.
Setelah habis semua air maniku. Penisku menurun ereksinya. Mpok Ria ku
lihat tersenyum sambil membersihkan air mani yang meleleh keluar dari
mulutnya.
"Mpok kita lanjutin di kamar yuk.." ajakku.
Mpok Ria langsung berdiri berjalan mendahuluiku menuju kamar tidurnya.
Goyangan pantatnya yang montok perlahan mulai membangkitkan kembali
Penisku. Aku siram dengan segayung air biar lebih segar dan aku
mengikuti Mpok Ria menuju kamarnya.
Mpok Ria langsung rebahan di tempat tidurnya. Dadanya semakin terlihat
membusung merangsang. Jarinya memainkan vaginanya. Aku langsung rebah
disamping kirinya. Ku hisap kedua Buah dadanya yang menantang tersebut
sementara tangan kiriku mulai bermain di dalam vaginanya. Tangan kanan
Mpok Ria mengocok-ngocok Penisku yang tampaknya akan segera ereksi
dengan sempurna kembali. Bibir kami kemudian saling berpagutan dan
tangan kami makin cepat bergerak. Jariku keluar masuk dengan cepat
demikian juga tangannya yang mengocok Penisku dengan cepat. Tak berapa
lama kurasakan Penisku sudah kembali ereksi dengan sempurna. Masih
dengan posisi rebahan di sampingnya, aku memasukan Penisku ke dalam
vaginanya. Kaki kiri Mpok Ria melintang di badanku sehingga
selangkangannya terbuka lebar. Karena sudah sering dipakai maka aku tak
kesulitan memasukan Penisku ke vaginanya. Dengan cepat kugoyangkan
pantatku. Tangan kiriku sibuk meraba bagian depan tubuhnya. Buah
dadanya, perutnya, permukaan vaginanya. Sementara bibirku juga sibuk
bergerilya ke bahu, leher dan bibirnya. Tidak seperti anaknya yang
cenderung pasif kalo sedang berhubungan, Mpok Ria tampak lebih aktif.
Dia ikut menggoyangkan pantatnya ketika Penisku keluar masuk di
vaginanya. Seluruh dinding vaginanya serasa keras menjepit penisku.
Terdengar desahan-desahan kecil dari mulutnya. "shhh.... ahhhh... ehhh..
shhhhh"
Selanjutnya kami melakukan banyak variasi gaya. Kedua kakinya kuangkat
kebahuku dan pahanya kurapatkan. Dengan begini bukaan lobang vaginanya
menjadi lebih sempit. Sehingga jepitannya lebih terasa di Penisku.
Ayunan pinggulku yang ritmis, membuat gesekan penis dan vagianya menjadi
lebih nikmat. Kemudian ku rebahkan pahanya ke samping kanannya dan
dengan posisi menyamping aku melakukan penetrasi. Vaginanya terasa agak
longgar tapi kuat mencengkram Penisku. Rasanya benar-benar nikmat...
ohhhh... yeeeahh.. desahku seiring goyanganku yang cepat menusuk-nusuk
vaginanya. Mpok Ria terlihat meremas-remas sprai tempat tidur. Matanya
terpejam dan dari mulutnya keluar rintihan-rintihan yang merangsang
"ooughhh.... yaaahh... ouuhhh.... aghhhh... hahhhhgghhh... yaaahh..."
Selama hampir satu jam aku menghujamkan penisku ke vaginanya. Posisiku
di atas membuatku leluasa melakukan manuver. Tanganku dengan leluasa
meremas-remas buah dada dan pantatnya.
Kemudian aku menyelipkan bantal dibawah pantatnya sehingga vaginanya
terangkat ke atas dan penetrasiku bisa lebih dalam. Mpok Ria terlihat
makin menggila. Kepalanya bergerak ke kiri dan kanan. Sementara
pinggulnya menggelinjang ke atas merepotkan aku menahannya.
Selama satu jam itu pula Mpok Ria sudah dua kali mengalami orgasme. Aku
pikir tenaganya sudah habis. Sementara aku masih belum orgasme juga.
Tiba-tiba Mpok Ria mendorongku kesamping dan dia langsung berada di
atas. Kemudian secara menggila dia goyangkan pantatnya naik turun maju
mundur. Penisku berputar-putar mengikut gerakan dan isapan vaginanya.
Luar biasaa wanita ini. Ternyata tenaganya masih banyak. Buah dadanya
yang bergoyang bergelantungan segera kuhisap. Sementara goyangannya
makin liar..
"ahhh... oughhh... yahhh... ayo... yud.... rasain memek gue.." Mpok Ria
meracau gak karuan. "iseepp tookeet gue yud... ahh terus yud.."
Aku memeluk punggungnya keras sambil mulutku terus menghisap Buah
dadanya dengan nafsu. Sepertnya aku akan keluar. Segera ku pegang
pinggulnya dan ku goyangkan tubuh Mpok Ria dengan cepat
"ahhh... gue mao keluar Yud.."
"aye juga mpookk.... ahhhhh"
Akhirnya aku ejakulasi bersamaan dengan orgasme Mpok Ria yang ketiga
kalinya. Kurasakan denyut Penisku yang cepat bersamaan dengan
disemburkannya air maniku ke dalam vagina Mpok Ria. Kami berpelukan
sangat erat. Sementara otot vagina Mpok Ria terasa keras memijit-mijit
Penisku. Kami pun berciuman. Dan Mpok Ria rebah di pelukanku.
"mpok.. sorry aye nggak ngeluarinnye diluar. Soalnya kagok."
"gak ape-ape Yud. sebenarnya mpok udah di vasektomi 3 bulan yang lalu. Jadi mpok gak bakal hamil."
Betapa senang aku mendengarnya. Dengan begini aku bisa puas ngentotin
Mpok Ria tanpa takut dia hamil. Sementara dengan anaknya, aku lebih
sering mengeluarkan diluar. Sore itu kami melakukannya berulang-ulang,
sampai jam 9 malam aku pamit pulang.
Sejak saat itu aku sering melakukan hubungan badan dengan Mpok Ria dan
anaknya, Ati, secara bergantian. Mpok Ria mengatakan bahwa hubungan
denganku sebatas rekreasi dan pemuasan kebutuhan. Karena ia tidak ingin
terikat apa-apa denganku. Lagi pula dia tahu anaknya Ati sangat
mencintaiku. Dia nggak mau mengambil kebahagiaan anaknya. Tak lama
kemudian Mpok Ria resmi bercerai dengan suaminya karena suaminya lebih
peduli dengan Istri tuanya. Mpok Ria benar-benar hidup sendirian. Aku
pun akhirnya melamar Ati untuk ku jadikan Istri. Setelah itu dengan
alasan untuk menemani istriku, aku minta Mpok Ria untuk tinggal serumah
bersama kami. Padahal ini akal-akalan aku dan Mpok Ria biar bisa lebih
sering berhubungan sex. Karena biarpun serumah aku bisa berselingkuh
dengan Mpok Ria. Biasanya kami melakukan hubungan saat istriku belanja
ke pasar atau pada saat malam ketika ia tidur. Bahkan pernah kami
melakukannya ketika istriku ada di rumah.
Waktu itu dia sedang menyetrika di ruang depan sambil menonton tv. Mpok
Ria di dapur sedang mencuci piring. Aku yang kebetulan hendak ke kamar
mandi di dekat dapur, terangsang melihat Mpok Ria yang hanya mengenakan
daster tipis. Tubuhnya yang seksi berbayang dibalik daster tersebut. Aku
langsung menghampiri dan mencium bibirnya. Mpok Ria yang malamnya belum
mendapat jatah dariku langsung membalas dengan penuh nafsu juga.
kemudian bagian atas dasternya dibuka sedikit dan dia menurunkan BHnya
sehingga Buah dadanya yang montok muncul keluar. Aku pun mengulumnya
dengan penuh nafsu sementara tanganku mengelus-elus pahanya. Mpok Ria
berpegangan pada pinggir bak cuci piring. Cuma sekitar 5 menit kami
melakukan fore play. Aku langsung melorotkan sedikit celanaku sehingga
Penisku bisa keluar dengan leluasa. Mpok Ria menyingkap bagian bawah
dasternya dan menggeser sedikit bagian tengah CDnya sehingga terlihatlah
lubang vaginanya. Tanpa menanggalkan pakaian, kami melakukannya sambil
berdiri. Meskipun demikian kami lakukan dengan sangat membara. Tentu
saja karena dilakukan dengan khawatir dan terburu-buru, maka hubungan
sex itu berlangsung cepat juga. Hanya sekitar 10 menit. Setelah itu aku
langsung ke ruang depan menemani istriku, seolah-olah tak terjadi
apa-apa.
TAMAT
No comments:
Post a Comment