Sore itu selepas Magrib terdengar bel berbunyi dan segera kubukakan
pintu, ternyata yang datang keluarga yang baru saja pindah di sebelah
rumah. Setelah kupersilahkan masuk merekapun memperkenalkan diri Tuan
Van Ass (asli Belanda), kemudian Yuni istrinya, Elen anak sulungnya dan
adiknya Karel. Tuan Van Ass adalah ped****g handy craft antar negara di
Eropa, sedangkan istrinya membantu mencarikan barang-barang d****gan di
Indonesia ini, sebelum pindah di kotaku ini mereka tinggal di Jakarta.
Kemudian akupun memperkenalkan diri, namaku Mardi masih bujangan dan
bekerja sebagai konsultan teknik. Sebagai tetangga baru, mereka aku
persilahkan untuk menghubungiku apabila menemui kesulitan. Tuan Van Ass
langsung meng iyakan tawaranku dan meminta untuk mencarikan informasi
sekolah untuk anak-anaknya. Saat itu Elen masuk ke kelas dua SMA dan
Karel kelas lima SD. Kemudian merekapun berpamitan untuk pulang.
Dua hari kemudian kudatangi rumah tetanggaku itu untuk memberikan
informasi yang diminta, saat pintu kuketuk ternyata Elen yang membukakan
pintu. Oh mas Mardi ayo masuk mas, papa sama mama sedang keluar
sebentar kita omong-omong di sini dulu yuk. Akupun masuk dan duduk di
sofa ditemani Elen, tercium aroma wangi dari tubuhnya yang mengenakan
hotpants warna pink dan t shirt putih tanpa lengan.
Mama, Papa dan Karel baru ke swalayan untuk beli kebutuhan pokok,
demikan Elen membuka pembicaraan. Entah kenapa saat itu hatiku
berdesir-desir melihat wajah Elen yang begitu cantik bersih dan sexy,
mataku selalu tertuju ke buah dadanya yang berukuran jumbo dan
kelihatannya tidak mengenakan bra serta pahanya yang putih muluzz itu,
membikin adikku mulai berkedut-kedut. Melihat aku bengong ia tersenyum
dan bertanya Mas Mardi ke sini mau ketemu papa kan? agak sedikit
terkejut kujawab oh ya aku datang ke sini mau menyampaikan informasi
sekolah yang pernah papamu minta, dan aku sudah dapatkan beberapa
sekolah favorite yang ada di kota ini lengkap dengan segala
persyaratannya. Oh iya ini formulir-formulir yang harus di isi, aku
titip Elen aja ya, nanti disampaikan ke Papa. Loh mas Mardi ngak nunggu
papa aja, di sini aja dulu ngobrol sama Elen. Eh sorry aku belum mandi
mau pulang dulu (padahal ingin segera coli ngak tahan sama keseksianmu).
Setelah dua bulan berlalu perkenalan kami Elen sering main ke rumahku
untuk sekedar ngobrol. Suatu saat aku lagi iseng mencukur jembiku di
kamar, tiba-tiba Elen masuk, karena kamar memang tidak pernah kukunci.
Belum hilang rasa kagetku Ellen berkata hooyy mas Mardi lagi cukur pubic
hair ya??? Eh ...iya jawabku serba salah, boleh dong mas ikutan???
Seketika itu juga adik kecilku bangkit menantang, dan aku jawab boleh,
yuk masuk sini. Ellen tertawa hi...hi...hi kenapa tuh rudalnya langsung
ready? udaah Elen bantuin mas ya ngelanjutin yang belum dicukur?? Tanpa
menjawab Elen langsung mengambil pisau dari tanganku dan mengoleskan
busa ke bagian yang belum dicukur dengan tangan halusnya. Tapi mas Mardi
janji ya, nanti punya Ellen mas cukur juga? tak tahan menahan geli dari
elusan tangan Elen aku jawab sambil berdesis hiyaaa a..ak..ku janjiii.
Elen hanya tersenyum mendengarnya dan bilang geli ya mas? aku hanya bisa
mengangguk sambil meringis keenakan...ha...ha...ha.
Udah selesai mas gantian donk!!! Segera kubuka mataku dan kuteliti
memang sudah benar benar bersih dan rudalku sangat tegang, kelihatan
lebih perkasa . Elen segera membuka hotpants dan cd-nya dan berbaring di
tempat tidurku , hualah rudalku makin meloncat-loncat aja. Segera
kuambil spray busa dan aku semprotkan ke jembinya yang lebat di sekitar
ling kenikmatannya, kemudian aku ratakan dengan jari-jariku sambil
sesekali ku sentuh clitnya . Kuperhatikan wajah Elen memerah, mengangkat
kepalanya dan menggigit bibir bawahnya auff. Aku tersenyum dan segera
kucukur seluruh jembinya. Setelah habis semua bulu jembinya Elen aku
ajak mandi, Elenpun menurut saja segera melepas blouse dan branya. Aku
hidupkan shower dan aku semprotkan ke seluruh tubuh Elen, saat kusemprot
nonoknya iya menggelinjang kegelian dan langsung memelukku...waow toket
jumbonya melekat di dadaku Saat itu juga kukulum bibirnya yang indah
dan g****g shower kulepaskan agar tanganku dapat meremas-remas dua bukit
yang benar-benar sangat indah. Sambil melakukan french kiss kuremas
toketnya dan sedikit kupelintir puting kecilnya yang berwarna pink,
sementara tangan satunya kugunakan meremas pantatnya yang padat dan
berisi. Ellenpun menggelinjang -gelinjang dan saat rudalku kugesekkan di
perut bawah pusar, Ellen mengangkat kaki kanannya untuk disandarkan di
pinggangku dan melepas ciumannya dan berteriak aaahhh...aaahhhh
...wonderful ...give me more please ahhh...uuuh ...ssssttt, segera
ciuman kuarahkan ke belakang telinga danterus turun ke leher dan turun
lagi kuhisap putingnya gerakan dan desisan Ellen semakin liar
sssssss....augh yeeeess I love it, tangan Ellen menjambakku dan satu
tangan yang lain memegang rudalku.
Kulepas tangan ellen dari kepala dan rudalku untuk bisa jongkok dan
menghisap miss V nya. Kujilat dan kupermainkan clitsnya dengan lidahku
Ellen berteriak Haah ...aaaaaaah....ouuuugh my God...aaahhh ouuugh
kembali kedua tangannya menjambakku dan membenamkan kepalaku ke
selangkangan dan menjepit keras dengan kedua pahanya. Terus ku hisab
cairan-cairan yang berasa asin sampai akhirnya jepitan pahanya makin
melemah dan ketegangan otot-ototnya pun mengendur, sampai-sampai dari
kedua matanya pun keluar air mata kenikmatan. Elen tersandar lemas di
dinding dan ku semprot lagi dengan air agar segar kembali, sementara
rudalku masih sangat tegang tak sabar untuk segera ditangani. Setelah
kurang lebih lima menit Ellen menggenggam rudalku Ough...uuugh nyaman
rasanya setelah kocokan-kocokan dari tangan lembut Ellen. Kami melakukan
French kiss lagi sementara tangan ellen masih mengurut-urut rudalku.
Ellen menurunkan ciumannya ke arah dada dan menghisap kedua putingku
bergantian, kemudian menurunkan ciumannya ke arah pusar dengan
jilatan-jilatan yang lincah Ouugh...ough...oughh terr...uuus babe enak
banget pintaku terbata-bata sampai rudalku menusuk-nusuk dagunya yang
indah. Kemudian Ellen menjilat-jilat kedua pahaku dan eitsss aarrgggh
ough dia menghisap kedua buah pelirku...huuuuh mak nyos rasanya dihisap
oleh mulut yang sangat indah. Setelah puas menghisab buah pelirku, Ellen
menjilat-jilat kepala rudalku aaah....ough...oughh argghh, terrr...usss
ough...Elen memasukkan ke mulutnya, walaupun tersentuh giginya tapi
tapi wao nikmat sekaleee, dan akhirnya setelah mulutnya puluhan kali
mengurut rudalku crot deh spermaku muncrat ke dalam mulutnya, Huh asiiin
kata Ellen sambil tersenyum.
Setelah bersih-bersih Ellen ku ajak balik ke kamar lagi, dia langsung
berbaring di tempat tidurku tanpa sehelai benangpun, akupun langsung
tidur di sebelahnya. Melihat kesempurnaan tubuh Ellen rudalkupun
menegang lagi, tanpa minta ijin lagi langsung kujilati clits Ellen,
diapun terkejut dan membuka matanya haah masih kurang ya mas??? Iya
jawabku. Elen tersenyum sambil berkata ...tapi jangan dimasukin ya mas,
Haaah kenapa Ell??? langsung kuhentikan aktivitasku, Ellen menjawab kata
papanya kalau usianya sebelum 18 tahun belum boleh melakukan coitus dan
kalaupun usiaku sudah 18 tahun kalau berhubungan sex harus pakai
kondom. Walaupun nafsu sudah di ubun-ubun aku batalkan untuk ronde
selanjutnya, karena aku sudah jatuh cinta kepadamu Ellen.
No comments:
Post a Comment