Saturday 26 May 2018

Fantasiku dimalam tahun baru 2011

Hari Jum’at ini benar-benar melelahkan dan jadwal hari ini adalah bagi raport sekaligus remidi ubuntu server, (PW)huh. Pagi ini aku sudah berada didepan ruang apache bersama teman-teman yang lain untuk bersiap ujian PW. Tapi ternyata aku belum dipanggil, sampai menjelang pukul 11.00 belum juga dipanggil, akhirnya justru disuruh setelah sholat jum’at, waduh, akhirnya salat jumat dulu lah, setelah solat jumat pas lagi jalan kaki menuju gerbang sekolah yah, malah ketemu ayam-ayam simpang tiga keluar, hehehe, pemandangan indah dulu lah gan, “panorama”, ujian boy ingaaat. Astahgfirullah, kembali menuju ruang apache, yang tak usai-usai juga anak-anak didalam mengerjakan tugas PW nya. Seperti GBK kemarin saja antri untuk mendapatkan tiket, lah ini belum juga, RUSUH !!!.
Menjelang sore pukul 03.47 pengawas mengatakan bagi yang belum ujian PW untuk hari ini ditunda dulu sampai minggu depan atau pas hari senin tanggal 13, aduuuuh. Tambah pusing daaah, padahal mau tahun baruan ni bareng teman-teman, hehehe, kalau tau hari ini kayak gini mending tidur aja dirumah sambil Ng*c*K. HEHEHEHEH. 
Capek juga padahal tapi, apa boleh buat, malam tahun baru, aku dataaaang, mendekati maghrib santai aja lah dulu , toh acara puncaknya kan jam 12.00, hehehe, sambil main laptop, hp ku berdering, kulihat sms dari sahabatku namanya Eci, begini tulisan smsnya, “Zul taun bAru Mw KemaNa? Ajak2 dNk.” Maklum sms cewek-cewek suka diukir-ukir, Aku balas gini “yaudah gimana lau kita jalan-jalan aja dulu, ya kan”. Ada balasan lagi, “thank u Zul, mmmmuuuuaaach”. Dalam hati aku berpikir, ciiihhhhuuuuyy, enak punya punya sahabat cewek gini bisa diajak jalan, ni momennya pas banget Eci kan baru putusan, tapi kalau dia mau jadi pacarku aku, aku piker gak ah, Eci tu banyak banget mantannya udah bekas, tapi ternyata perawannya tetap terjaga, kalau bibirnya udah dicium dan payudaranya udah dijamah, heh, gak ah, bagaimana dengan keperawanannya ya? Mungkin aku yang menikmati nanti, loh kenapa aku jadi berpikir seperti ini, husss. Udah jam 20.30 aku jemput Eci di cendana, enak aja dekat ama tepian Mahakam, heheh, ya jalan-jalan di tepian, makan-makan jagung, tiup-tiup terompet, heheheh, asyyiiiik. Apalagi bareng Eci, lumayan lah apalagi pas ngebonceng susunya tu kerasa banget, heheh jadi konak pas ngebawa motor, hehehe, tahan ah, Eci kan cuman sahabat aku aja. Sambil dengerin lagu lewat speaker ku yang sengaja aku bawa, lagunya ungu, waduh romantic apalagi lagunya “percaya padaku”. Aku ajak Eci ke sudut yang agak jauh dari orang-orang yang kebetulan agak gelap juga, tanpa sadar kami saling menatap dan mengapa wajah kami saling mendekat dan kami pun berciuman, emmmm, “manis rasanya bibir kamu Ci”, bilang ku padanya,” iiih, dasar” Eci memukul ku genit. “Tapi, ciuman lagi ya”. Pintaku, “gak ah”, Eci berpaling. “Kenapa?” tanyaku. “disini risih” jawab Eci. Yaelah, dalam benakku mengumpat tapi gak papa udah ngerasain bibir Eci, pakai Lipgloss lagi si Eci tambah manis aja rasanya.
“eci, karaoke an yuk” aku raih tangannya yang mungil, “kamu kan pintar nyanyi, Ci” sambungku. “ayuk” Eci pun semangat sambil menggengam tanganku erat. Hehehe, pas naik motor juga dipeluknya erat aku, hehehe, walaupun Eci bukan pacarku, aku jadi teringat sama pacarku ku yang dibalikpapan, maafin aku mah, Eci cuman sahabatku aja. Sayang baik-baik ya disana, padahal disini aku main-main sama cewek, hehehe. Sampai di NAV, main sejam sajalah ini sudah jam 21.00. Eci pun setuju. “pilih lagu apa ya?” tanyaku. “lagu Rossa ja yang judulnya malam pertama, gimana?”. Eci mengusulkan idenya. “ gak papa deh”. Jawabku. “Ci, disini gak risih lagi kan?”. Aku tatap matanya dalam. “iya” jawabnya sambil mendekat dan kami pun berciuman kembali, emmmmlmlmlmlmm, sambil memainkan lidah, hehehe, disini Eci beringas, DAMN! Aku konak, kami masih berciuman juga berpelukan aku kini menindih Eci, di Sofa, karaoke kayaknya agak sepi, semua orang pada diluar untuk berpesta didetik-detik menjelang tahun baru, sedangkan aku dan Eci, melampiaskan hasrat di VIP room Karaoke. Aku mengelus dada Eci, payudaranya yang cukup besar dibalik baju dan kutangnya, terus aku elus dengan lembut, kami pun masih berciuman, nafas kami sama-sama memburu. Eci merangkulku, aku ingin melepaskan bibirku, tapi Eci dengan cepat menahan kepalaku, dan semakin lengket saja bibirku. Hehehe. Aku kini berani mulai meremas payudaranya dengan lembut tapi gemas juga, benda yang aneh, kenyal, unik ada pentilnya yang kini mulai tegang, terus saja aku remas dengan gemas tapi tidak terlalu ganas nanti si Eci menjerit lagi. Dalam alunan lagu yang tidak ada yang nyanyi, lagunya terus berputar dari lagu kelagu, aku dan eci belum juga usai menyudahi permainan Kissing-kissingan juga elus-elusan, remas-remasan, heheheh. “Eci, udahan deh yuk, udah mau habis ni waktunya, gimana kita lanjutin di…. Dimana ya?”. Aku jadi bingung. “Udah diri ya, tadi kontolnya?” Tanya Eci malu-malu. “hehehe udah” jawabku cengengesan.
Kami pun meninggalkan NAV, jalan-jalan tanpa arah, yang penting bisa lama-lama sama sahabatku ini, hehehe, pas dimotor tiba-tiba tangan Eci meraba selangkanganku dan mendapati kontolku, Eci bilang “nah, aku dapat nih ZuL punyamu”. “Waduh”. Mukaku memerah malu. “ayo donk, ntar masukin ya” pinta Eci manja. “ya tapi, kita mau kemana nih Ci,?”. “gimana kerumah aku aja ZuL,”. “gak papa kah?” tanyaku heran. “ya, kamu sembunyi-sembunyi donk, supaya gak ketahuan sama mamaku”. Ide yang sangat bagus, pikirku apakah aku cowok yang pertama yang akan menikmati perawannya Eci, padahal aku kan bukan pacarnya, tapi kalau aku nanti ML dengan Eci, apa nanti dia meminta aku tanggung jawab dan aku disuruh jadi pacarnya dan suaminya, waduh, gak mau ah aku.
Sesampainya di rumah Eci, orang-orang masih rame diluar, waduh gimana aku masuk kerumah Eci, kalau banyak orang kayak gini didepan rumah Eci, akhirnya kami pun merencanakan strategi untuk aku bisa masuk rumah Eci, juga kamarnya, Eci terlebih dulu masuk kerumah, dan aku masuk lewat pintu belakang rumah Eci, Rumah Eci berada di gang, jadi agak sempit, mau menuju kedapurnya Eci, tapi harus penuh perjuangan, lalu Eci membukakan pintu belakang, dan aku bisa masuk rumah Eci tanpa ada yang mengetahui karena semua orang dirumah Eci keluar melihat kembang api yang meletup di udara nan indah. Aku masuk kamar Eci, dan merebahkan diri dikasurnya, aku lihat jam dinding dikamarnya menunjukkan pukul 22.55, Eci pun menutup pintu kamarnya dan menguncinya, Eci kini menindihku susunya begitu terasa didadaku sampai aku konak, dan kontolku berdiri menyentuh selangkangan Eci. Kami Kissing kembali, beringas, ganas, bertukar air liur, setelah cukup puas berciuman, sampai-sampai habis lipglossnya Eci. Permainan pun dimulai .
Eci melepaskan bajunya juga kutangnya, kulihat buah dadanya menggantung menggelayut indah, aku elus dan kuhisap tu putting Eci yang agak kemerah-merahan, ternyata belum ada yang menghisap putting Eci, warnanya aja masih kemerah-merahan dan juga dadanya begitu mulus sehingga aku tidak akan bosan bermain didada nya Eci, si Eci malah keenakan, matanya merem, menikmati hisapan demi hisapan ku diputingnya, ku elus payudaranya Eci, sesekali kuremas dengan gemasnya ku goyang-goyangin payudaranya Eci, kuciumin lehernya Eci sampai kebelakang telinga, Eci hanya bisa menggelinjang keenakan sambil terus saja mengerang “ahhh….hhhhmmm,” dan juga sesekali memanggil namaku “zull….ahh…eemmmmmmmmmmhhhhh…. zull”. Semakin membuatku terangsang saja nih desahan Eci yang membuai ku kedalam kenikmatan tubuh Eci. Oh…
Kali ini kulepasakan celana jeans Feedback ku, juga cd, (bukan pindah direktori loh). Cd ! sempak itu nah, cd /etc/bind upppssss, masih kebawa-bawa PW nih, hehehehe,. Kontolku mencuat keatas Eci tertegun melihat benda yang begitu panjang dan mempunyai kepala yang begitu sensitive, dan memiliki sejumlah rambut, “Nah, sekarang kamu udah liat kontolku, aku liat pepe mu pang Ci,”. Kataku. Eci hanya diam dia melepaskan begitu saja celana pendeknya yang dipakainya sedari tadi, juga sempaknya yang berwarna putih tapi agak berwarna merah muda. (Hehehe, detil bujur bekisahnya, heheheh) kulihat memeknya yang tidak begitu berbulu, namun tetap saja menggodaku, (hehhehe). Ku bimbing Eci untuk mengangkangkan kakinya, dan kini kontolku sudah siap tepat berada didepan memeknya, “pelan-pelan ya, ZuL”. Kenapa? Aku Tanya. “iya, soalnya masih sempit.” “oh”. Kataku tanpa menghiraukan kata Eci tadi , aku langsung saja menusuk memeknya dengan kontolku, “aaaahhh…” teriakan Eci. Tentu saja ini benar-benar sempit, kontolku terjepit dinding memek Eci yang mulai agak basah tapi ketika aku mulai menggoyang-goyang masih sedikit kesat, aku goyangin pelan-pelan, kontolku ini belum masuk semua ke memeknya Eci,setelah agak lama, aku menekan lebih dalam lagi kontolku hingga pangkalnya. Dan “aaaahhhhhh…” Eci berteriak matanya terpejam menahan rasa sakit yang dirasakannya, sebab saat aku menekan tadi darah perawannya keluar, kontolku jadi merah sedikit, aku cabut lagi kontolku dan kubersihkan dengan sprei yang ada di kasurnya Eci. Eci masih terdiam saja, mungkin dia berpikir perawannya sudah hilang justru ditahun baru 2011. Tapi tidak apalah, yang penting dilanjutkan lagi, dan aku Tanya sama Eci. “tadi apa rasanya Ci, pas aku tekan dalam-dalam?”. “perih ZuL”. “maafin aku ya, Ci”. “gak papa” jawabnya melas. Aku mencium kening Eci, juga menciumi lehernya sampai ke payudaranya, Eci kembali mendesah, kali ini desahannya lebih menggodaku membangkitkan hasrat seks ku. “aahhhh…emmmmhhh.aahhhh.. zull…terus..zull enak…emmmhhhhh..”. kupikir Eci ni mungkin meranyau, hahaha..
Kembali ku masukkan kontolku yang sudah keras, dan tegang ini, dan tidak sampai satu detik seluruh batang kontolku masuk ke memek Eci. Eci kembali mendesah “ahhhhmm…ahhhh… zul..ah.zul…ahhhh emmmhhhh….zul”. desahan Eci semakin membakar semangat ku. Aku terus goyang-goyangin Eci, dan terus menghentak tubuh Eci, Payudaranya ikut bergoyang seirama hentakan ku, semakin lama semakin cepat saja goyangan ku, penetrasi ku hampir mencapai klimaks, namun langsung kucabut untuk menghindari keluar didalam, aku tenangkan sejenak dulu kontolku, dan kubimbing Eci untuk menungging, waow, pantatnya yang bulat semakin membuka gairah untuk kembali mengentot Eci yang kini terus saja diburu kenikmatan duniawi diatas kasur dikamar Eci, dimalam tahun baru 2011.
Ku masukkan lagi ni kontol, aku merasa geli pada kepala kontolku,,, ahhh… hsssttt, FUCK! DAMN ! AW! Lezzzat sekaleee booo… gila bener, nih posisi yang mantap buat ku, kontolku ini serasa kuat banget dijepit ama memeknya Eci, Sumpah Gile,,, boy.. aku mulai kembali menggoyang Eci maju mundur, begitu Eci sambil menungging dia memaju mundurkan pantatnya seirama dengan goyanganku, stand ini cukup lama, sampai Eci mencapai Orgasmenya yang pertama, “aaaahhhh zul….. aku ini ngerasa apa.. zul…ennak banget… tub…tubuh.. aa..aa..ku ini bergetar…ahhh… enak…mmmhhhh..”. Kontolku ku rasanya disiram cairan memek Eci yang tadi Orgasme, wah tambah licin aja nih, tambah kuat goyangan aku,, “ahhh…ahh.ahha….awwwhhh…”. terus saja Eci mendesah seiring aku menggoyangnya. Dan kini aku mencapai klimaks, aku cepat-cepat mencabutnya dan kusemburkan di pantatnya Eci, Eci cepat juga berbalik, kini semprotan spermaku mengenai payudaranya dan sebagian perut Eci. Ada sedikit tersisa sperma dikontolku, Eci meraih kontolku dan menghisap kontolku dan menjilatinya dan terus saja mengemut kontolku, seperti halnya lollipop saja, Eci juga sambil mengocok-ngocok kontolku, aku merasa sungguh geli, kontolku basah dengan air liur Eci, Sperma ku habis dijilatinya. Dan sampai aku ngerasa mau keluar lagi, “Ci, Eci aku keluaaar. Ahhh..”. keluar lagi sperma ku gara-gara dihisap, diemut, dkocok-kocok sama Eci, mulut Eci yang mungil kini menjilatinya lagi, sperma ku kembali dijilatinya dan diteguknya sebagian, sebagian lagi aku usapkan didada nya Eci, sehingga payudaranya Eci mengkilat kebasah-basahan. Aku terkulai disamping Eci. Eci langsung memelukku, dan mendekapku erat. Hingga kami tertidur pulas. tanpa tahu padahal orang diluar sana meniup terompet dengan meriahnya.
Aku merasa geli-geli didaerah selangkangan ku, saat ku buka mata kulihat Eci menjilati daerah selangkanganku, kontolku yang tadinya lemas, menjadi begitu keras, saat Eci melihat kontolku keras kembali Eci memainkan kontolku, setelah Eci merasa cukup puas, Eci pun jongkok diatas ku, lalu Eci pun mengarahkan Kontolku untuk masuk ke memeknya, dan.. Clep.. seluruh bagian kontolku masuk, seiring desahan Eci “ahhhh….zul, ahhhh…mmmmmhh”. Eci pun menghentakkan badannya berirama, sekitar 7 menitan Eci mendesah panjang “aaaaahhhhh….zul..ahhh…mmmhhh…zul….”. Eci terus saja memanggilku dan mendesah terus “zul….ahhh..aaaaaahhhhh…mhhh”. Eci merasakan getaran yang hebat di sekujur tubuhnya. Payudaranya bergoyang seiring hentakan tubuhnya. Kontolku serasa mau patah yang terus saja dihentak oleh Eci, aku merasa sudah mentok, tapi Eci terus saja menghentak dengan kencang, kontolku menyentuh G-spot Eci, cairan Orgasme Eci membanjiri selangkangan ku, hentakan Eci kini pun berkurang, Eci lunglai, Ia lemas, dan jatuh ke pelukanku, aku baringkan Eci, matanya kulihat sayu, dan kini ku regangkan kakinya, dan mudah saja bagiku memasukkan lagi kontolku karena cairan orgasme Eci membasahi kontolku, dan kulakukan penetrasi selama 10 menit, dan akhirnya Eci kembali Orgasme, Eci begitu pasrah, Eci terus saja mendesah, mengerang, desahan dan erangan Ecilah yang membuat ku semakin saja membuat ku bernafsu. Tangan Eci mencengkeram sprei kasurnya. Begitu penetrasi ku hampir mencapai klimaks, aku langsung mencabut kontolku dan menyemburkan sperma ku di wajah Eci, mata Eci terpejam menghindari semprotan sperma ku tapi mulutnya terbuka dia ingin sekali meneguk semua spermaku, “oh my ghost”. Ucapku, kontolku dihisapnya begitu dalam hingga mendekati pangkalnya, telak rasanya seperti ingin kencing, untung aku tahan. Aku usap wajah imut Eci yang berlumuran spermaku, aku menciuminya.
Kulihat jam dinding menunjukkan pukul 04.18 pagi, sontak aku bergegas mengenakan pakaian ku, Eci pun masih terbaring dikasur, Ia lemas, Eci menarik selimut menutupi tubuhnya yang telanjang. Aku berbisik pada Eci. “Ci, aku mau pulang”. “iya, pintunya ditutup ya, eh zul, ntar law dah nyampe rumah sms aku ya”. “iya”. Jawabku sambil menuju pintu kamarnya dan cepat-cepat keluar dari rumah Eci, siapa tau ada orang yang memergoki ku keluar dari kamar Eci, dan kini aku mendapati motorku, langsung saja aku tancap gas untuk pulang. Dalam pikiran ku kali ini adalah, Malam ini malam tahun baru yang paling mengesankan.

No comments:

Post a Comment